Anda di halaman 1dari 14

Anggota Kelompok

1.Abiyyu
2.M.Rifan Aidha
3.Nadaa Izzathul Jannah
ALKOHOL
A.Rumus Umum
Rumus umum alkohol adalah R – OH atau juga ditulis sebagai
CnH(2n+2)O. Senyawa alkohol dapat dibedakan berdasarkan jumlah
gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Monoalkohol adalah
alkanolyang mempunyai satu gugus –OH dengan rumus molekul secara
umum yaitu CnH2n+1OH. Contohnya metanol yang memiliki struktur
CH3-OH. Dialkohol adalah alkanol yang mempunyai dua gugus –OH
biasa disebut diol. Rumus molekul dialkohol secara umum yaitu
CH2n(OH)2 dengan n = 2, 3, 4,… Contoh dialkohol yaitu 1,2-etanadiol
dengan struktur HO-CH2– CH2-OH. Alkhol yang memiliki tiga gugus
fungsi –OH disebut trialkohol. Polialkohol adalah senyawa alkanol yang
memiliki banyak gugus –OH.
B.Tata Nama
Alkanol adalah tata nama IUPAC turunan alkana dengan gugus fungsi berupa gugus hidroksil (-OH).
Tata nama alkohol yang sesuai dengan IUPAC untuk alkanol, yaitu dengan mengganti akhiran –a
pada nama alkana rantai induk menjadi –ol. Alkohol adalah nama lazim untuk alkanol. Cara
penulisan nama lazim alkohol (nama trivial) yaitu alkil alkohol. Contoh senyawa alkanol dan
penamaannya sebagai berikut.

Tabel contoh senyawa alkanol

Nama senyawa alkanol Struktur molekul alkanol


Metanol CH3-OH
Etanol C2H5-OH
Propanol C3H7-OH
Butanol C4H9-OH
Pentanol C5H11-OH
Heksanol C6H13-OH
Heptanol C7H15-OH
Oktanol C8H17-OH
C.Sifat Senyawa
1. SIFAT FISIKA ALKOHOL
Sebagai senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksi (-OH)
alkanol bersifat polar, namun semakin panjang gugus alkilnya maka
semakin berkurang kepolarannya. Jadi, alkanol dengan gugus alkil lebih
pendek akan bersifat lebih polar sehingga lebih mudah larut dalam air
dan dalam pelarut polar lainnya. Selain bersifat polar, alkanol juga dapat
membentuk ikatan hidrogen.
Adanya ikatan hidrogen menyebabkan alkanol memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan alkana pembentuknya atau dengan eter
pada berat molekul yang sama. Sifat alkanol lainnya adalah mudah
terbakar.

2. SIFAT KIMIA ALKOHOL


Sifat kimia alkohol berhubungan dengan sifat kereaktifan (dapat
tidaknya bereaksi).
D.Identifikasi Senyawa
Gugus hidroksil (-OH) pada alkanol mengakibatkan sifat polar dari molekul alkanol
dan memberikan kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen yang
dimiliki alkanol memudahkannya larut dalam air. Rantai alkil pada alkohol yang semakin
pendek dan bercabang akan meningkatkan kelarutan. Ikatan hidrogen antar molekul alkanol
meningkatkan titik didih alkohol. Alkohol yang memiliki alkil pendek dan sedikit gugus –
OH berwujud cairan encer pada suhu kamar, semakin banyak gugus –OH yang dimiliki
makawujudnya semakin mengental ataau bahkan berbentuk padatan.
Indentifikasi jenis alkanol dapat dilakukan dengan reaksi logam alkali, contohnya
dengan menggunakan natrium dan kalium. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi –
oksidasi. Logam alkali dioksidasi menjadi ion positif, sedangkan gugus –OH pada alkanol
direduksi menjadi gas H2. Contoh reaksinya berikut.
CH3-OH + Na → CH3ONa + ½ H2(g)
Semakin pendek rantai atom karbon pada senyawa alkanol maka kereaktifannya
terhadap logam alkali makin besar. Kereaktifan senyawa alkanol dapat dilihat dari
banyaknya gas H2 yang dihasilkan pada reaksi dengan logam alkali.
Uji identifikasi alkohol dapat juga dilakukan dengan menggunakan PCl5. Alkanol
bereaksi dengan PCl5 membebaskan gas HCl berupa kabut putih tipis. Reaksinya sebagai
berikut:

R-OH + PCl5(aq) → R-Cl + POCl3(aq) + HCl(g)


E.Sumber Dan Kegunaan
Alkohol dibuat dari proses fermentasi karbohidrat (pati) melalui 3 (tiga)
tahapan, yaitu : (1) pembuatan larutan nutrien, (2) fermentasi, (3)
destilasi etanol.
1.Alkanol banyak dimanfaatkan sebagai pelarut, misalnya pelarut
kosmetik (astringent) dan bedak cair.
2.Bahan antiseptik, misalnya untuk sterilisasi alat – alat kedokteran.
3.Bahan bakar, misalnya spirtus yang merupakan campuran etanol dan
metanol. Spirtus diberi zat warna untuk menandai bahwa spirtus bersifat
racun agar tidak diminum, sebab metanol merupakan senyawa alkanol
yang beracun dan dapat menimbulkan kebutaan.
4.Sebagaai bahan baku untuk membuat senyawa kimia lainnya,
misalnya pembuatan asam cuka.
5.Etilen glikol (etanadiol) digunakan sebagai zat anti beku yang
ditambahkan pada air radiaator mobil di negara dengan empat musim.
ETER
A.Rumus Umum
Alkohol dan eter merupakan turunan dari senyawa karbon alkan. Jika
struktur alkohol ada gugus OH beda halnya dengan eter. Struktur
senyawa eter diperoleh dengan menggabungkan dua buah alkil dengan
atom oksigen. Oleh sebab itu, eter juga dikenal pula dengan nama
alkoksi alkana.
Alkohol Dan Eter,Kedua senyawa karbon ini memiliki rumus
molekul yang sama. Misalkan untuk etanol CH3CH2OH memiliki total
atom C2H6O. Rumus molekul ini sama dengan Dimetil eter CH3 — O
— CH3, C2H6O. Jadi dapat disimpulkan bahwa alkohol dan eter
memiliki rumus molekul yang sama namun memiliki gugus fungsi yang
berbeda.
1.Dimetil Eter

2.Etil Metil Eter


B.Tata Nama
Tata Nama IUPAC
Jika mengacu pada sistem IUPAC eter disebut dengan nama alkoksi
alkana. Tata nama dilakukan dengan dua cara menetapkan alkil yang
lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar sebagai alkana.

Tata Nama Trivial


Sedangkan tata nama dengan sistem trivial dilakukan dengan
menyebutkan nama alkil berdasarkan urutan abjad dan kemudian
diakhiri dengan eter.Jika kemudian kedua alkil merupakan alkil yang
serupa maka digunakan awalan di.
C.Sifat Senyawa
Sifat Fisik Eter.
Titik Didih
Berbeda dengan struktur senyawa alkohol yang dapat membentuk ikatan hidrogen sesama
molekulnya, pada eter kedua alkil yang terikat pada atom oksigen tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen sehingga senyawa ini memiliki titik didih yang lebih kecil dibandingkan dengan
senyawa alkohol. Rumus molekul yang sama tapi jika gugus fungsi berbeda bisa menghasilkan
titik didih yang berbeda pula.
Kelarutan
Ikatan hidrogen dan polaritas sangat menentukan besar kecilnya kelarutan eter di dalam air.
Ketika membahas kelarutan kita mengenal prinsip “like dissolves like” yang bermakna pelarut
polar melarutkan zat terlarut polar dan pelarut non polar melarutkan zat terlarut non polar.
Eter tidak memiliki ikatan hidrogen antar molekulnya. Akan tetapi jika ia dicampur dengan
air eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karea ikatan hidrogen dengan H2O inilah
yang menyebabkan kelarutan dietil eter hampir sama dengan 1-butanol.

Sifat Kimia Eter.


Eter memiliki sifat inert yang mirip dengan alkana. Eter tidak bereaksi dengan oksidator,
reduktor dan juga basa. Karena sifat inertnya ini eter banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pelarut organik.
D.Identifikasi Senyawa
Alkohol dan eter merupakan senyawa turunan alkana yang saling
berisomer fungsi dengan rumus molekul CnH2n+2O. Karena
mempunyai rumus molekul yang sama, perlu suatu cara untuk
membedekan antara alcohol dengan eter yang itu dengan suatu pereaksi
khas. Berikut disajikan secara ringkas reaksi-reaksi yang digunakan
untuk membedakan antara alcohol dan eter yang saling berisomer
fungsi.
Reaksi dengan logam reaktif
Alcohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas hydrogen,
sementara eter tidak dapat bereaksi. Contoh logam reaktif adalah
Natrium.

Alcohol: 2R - OH + 2Na --> 2R - ONa + H2


Eter: R - O - R’ + Na --> tidak dapat bereaksi
E.Sumber Dan Kegunaan
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan
natrium alkoksida.
1) Eter digunakan sebagai pelarut.
2) Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.
3) Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka
oktan bensin.

Anda mungkin juga menyukai