II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan Komunitas
Topik : Hipertensi
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Hipertensi
Sasaran : Lansia di
Hari/Tanggal : Tahun 2012
Jam : 11.00-11.40 WIB
Waktu : 40 menit
Tempat : di Posyandu “CAHAYA”
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
3. 10 menit Evaluasi :
Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan
Menyampaikan secara singkat mendengarkan
materi penyuluhan
Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan Menjawab salam
yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena orang yang terserang
cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta mempunyai konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah.
The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure. (komite deteksi,
evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan hipertensi dalam tabel di bawah ini :
Tabel Stadium Hipertensi
F. Komplikasi
1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan hipertensi dalam
keluarga.
4. Tidak merokok.
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
9. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.
Beras, kentang, ubi, mie, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.
Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe,
tahu tawar, oncom.
Minyak gorng, margarine tanpa garam.
Sayuran dan buah-buahan tawar.
Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, lombok, salam,
sere, cukak.
http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.html
hafifahparwaningtyas.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-pada lansia dengan. html/m=1
www.godiabetescare.com/hipertensi.html
materi SAP dari puskesmas Turi, Sleman
I . Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan
persendian dan pergerakan.Oleh karenanya apabila persendian terkena asam urat maka
pergerakan menjadi terbatas,dan lama-kelamaan bila dibiarkan akan menjadi tofi dimana terjadi
penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada daging
yang menonjol terutama pada daerah persendian. hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa.
Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan makanan yang banyak
mengandung purin atau karena proses pengeluaran purin lewat urin yang kurang. Berdasarkan
hasil pengkajian pada Ny R keluarga didapatkan keterangan bahwa Ny R menderita kelebihan
asam urat dan kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada pinggang sampai
bawah kaki bila mau tidur atau istirahat pada malam hari.
II. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan klien mampu dan mengerti mengenai Asam Urat.
V. Materi :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Stadium penyakit Asam Urat
5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Asam Urat
6. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
7. Penatalaksaanaan Asam Urat
8. Pencegahan Asam Urat
9. Cara perawatan Asam Urat secara mandiri.
10. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
11. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
12. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat.
VI. Metode :
1. Diskusi
2. Tanya jawab
X. Pengorganisasian.
a. Pembicara/Fasilitator : Sapto adi asis S. S.Kep. ( Mahasiswi STIKES MB stase keperawatan
komunitas)
A. PENGERTIAN
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam urat di tubuh.
Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4) mengatakan asam urat ialah terjadinya
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian metabolisme purin.
Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal asam urat akan menumpuk dalam
jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian
sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
B. PENYEBAB
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam
urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu lama.
C. TANDA DAN GEJALA
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa
juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan asam urat muncul
sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di
mana kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 - 6
mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang
pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah,
mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan
persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut
yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun,
gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-
lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri atau
pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak
dengan cara mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1) Kesemutan dan linu.
2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3) Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa
pada malam dan pagi.
4) Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5) Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan serta
siku.
6) Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan bergerak.
7) Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal serta dalam jangka
waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen hingga diperlukan cuci darah seumur hidup.
Kadar asam urat yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus
(kencing manis) dan hipertensi.
8) Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat seperti demam,
menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat
cepat bisa juga terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk
pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah menopause. Serangan
asam urat berupa gejala awal yang terasa pada persendian biasanya akan berlangsung selama
beberapa hari dan kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat
harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat yang lebih parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat ditandai dengan
nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang
hebat tersebut berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai
menghilang dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan
menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari
berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga
terjadi serangan nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari
tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain pada tangan,
dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam. Sendi yang terserang akan tampak
merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan.
Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung
berdebar. (Silvia 2009).
F. KOMPLIKASI-KOMPLIKASI
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya menurun
drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di kemudian hari, seperti benjolan pada
bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan
tulang,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah
tinggi (hipertensi).
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang, dan
pencegahan komplikasi.
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg
(dalam NaCl intravena), phenilbutazone, Indomethacin.
2. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh
netrofil sampai nyeri berkurang.
7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan.
9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hari
atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
H. PENCEGAHAN
1) Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati, lidah
ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
2) Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan
berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi
kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya
badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
3) Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam
urat melalui urine.
4) Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,
misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
5) Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak
sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6) Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas,
belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7) Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal
ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
8) Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi
serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu, olahraga
memberi efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah.
Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga untuk mengatasi rematik
dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam
tubuh.
Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat, Cetakan V. Jakarta :
Puspa Swara, Anggota IKAPI
Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakarta :Media Aeskulapius
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan Stroke, Cetakan
1, Jogjakarta : A Plus Books
Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1. Nopember, Araska Publisher
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8
Vol 2, EGC, Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS
1. Bidang Studi : Penyakit Degeneratif
2. Topik : Osteoporosis
3. Sub Topik : Cara Mencegah Osteoporosis
4. Sasaran : Lansia
5. Hari/ Tanggal :
6. Jam : 16.00 WIB
7. Waktu : 30 menit
8. Tempat : Balai Desa
Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam
kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya
tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia
sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung
sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional Osteoporosis Foundation,
lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat
osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah dalam
tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor, yang melakukan
penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu
dari lima perempuan mengalami osteoporosis pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki
umur 55 tahun. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan
laki-laki (14,8 %). ( Siswono, 2003 )
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho,
2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat
multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan
mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan
sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan
tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan kemunduran produksi
beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti Kalsitonim dan hormone seks. Dengan
bertambahnya usia, produksi beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan
produksi beberapa osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan
mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah
testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan muncul juga jika terjadi
gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang terjadi pada osteoporosis. Dalam
osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses
meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam
jumlah besar sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan
begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 – 3
kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak
seimbang bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan
hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU)
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Tahap/
Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
Waktu
Pendahuluan Memberi salam pembuka dan Menjawab salam &
(5 menit) memperkenalkan diri memperhatikan
Menginformasikan materi yang akan Memperhatikan
disampaikan Memperhatikan
Menjelaskan tujuan yang hendak di capai Memperhatikan &
pada akhir penyuluhan menjawab pertanyaan
Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki peserta
Penyajian Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
Materi pengertian osteoporosi. memperhatikan
(15 menit) Menyebutkan tanda dan gejala Bertanya
osteoporosis. Menjawab pertanyaan
Menyebutkan faktor resiko yang Mendengarkan dan
memperhatikan
mempengaruhi osteoporosis.
Menjelaskan makanan yang dianjurkan
untuk mencegah osteoporosis.
Menjelaskan cara mencegah osteoporosis.
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya seputar materi yang
disampaikan
Memberi kesempatan kepada peserta lain
untuk menjawab pertanyaan
Menjelaskan dan menjawab pertanyaan
Evaluasi Memberikan pertanyaan kepada peserta Menjawab pertanyaan
(5 menit) seputar materi yang telah diberikan
Penutup Menyimpulkan Materi Mendengarkan
(5 menit) Menutup pertemuan & mengucapkan Mendengarkan dan
salam penutup menjawab salam
F. MEDIA PENYULUHAN
H. KRITERIA EVALUASI
I. MATERI
J. MATERI
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights afforded
by epidemiology.".
Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral
Fractures".JAMA 298: 2761–2767.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PASIEN DIMENSIA
OLEH
Diana Z. Nisa 1201100119
Ghea Maharani 1201100121
Rindang Fahmawati 1201100122
Abdul Nizar 1101100083
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat ceptnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 dikatakan bahwa
batasan lanjut usia adalah pada umur 60 tahun, terjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan
Berdasarkan hasil pengkajian pada lansia secara umum di PSLU Siloam Malang terdapat
21 0rang kelayan/penghuni. Sebagian besar pasien mengeluh mengalami nyeri dan sakit/pegal-
pegal pada ekstremitas bawah. Kondisi kelayan yang masih baik ini tentunya perlu
dipertahankan dan dilakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan kognitif maupun
mencegah keluhan fisik dari kelyaan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan
penyuluhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
termasuk fungsi kognitif dan kesehatan fisik. Senam otak merupakan temuan baru yang sudah
dibuktikan melalui penelitian dapat digunakan sebagai upaya pencegahan atau dapat mengatasi
masalah kesehatan kognitif, mencegah demensia, sehingga senam otak merupakan topik yang
menarik untuk dilakukan pada acara penyuluhan bersama dengan penghuni Panti PSLU Siloam
Malang.
mampu :
D. MATERI
(Terlampir)
b. Apersepsi Memperhatikan
c. Perkenalan
d. Mengkomunikasikan tujuan
2. Kegiatan inti : “SENAMMemperhatikan penjelasan 25 Menit
OTAK” penyuluh dengan cermat
c. Demonstrasi dan
pelaksanaan Senam Otak
d. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk
bertanya
e. Menjawab pertanyaan
3. Penutup Memperhatikan 15 menit
kesimpulan materi
a. Menyimpulkan kegiatan yang Menjawab
telah disampaikan pertanyaan
mengajukan pertanyaan
c. Mengakhiri kegiatan
F. METODE
1. Praktek senam otak
H. EVALUASI
a. Evaluasi struktur :
Daftar Pustaka
Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006. Brain Gym (Senam Otak) Buku Panduan Lengkap.
Terjemahan Bene Ridianto PS. Jakarta: Grasindo
Senam otak adalah serangkaian aktivitas sederhana yang di desain untuk meminimalkan stres,
dan dapat membuat koordinasi otak menjadi maksimal (Dennison, 2004).
Senam otak adalah serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan dengan menggunakan seluruh otak (Dennison, 2004).
Indikasi
· Kerusakan memori ringan dan sedang
Tujuan
1. Menurunkan proses kepikunan
2. Meningkatkan koordinasi otak dengan tubuh
3. Meningkatkan kewaspadaan dan perhatian
4. Meningkatkan kebugaran fisik
5. Mengkatkan kemampuan pernapasan, kelenturan, keseimbangan, panca indera dan emosional.
Petugas
Mahasiswa semester 6
Pengkajian
1. Cek status daya ingat pasien
2. Cek status kesehatan fisik pasien
3. Sarankan pasien untuk berpartisipasi dengan baik
4. Anjurkan latihan dilakukan dengan rileks (santai). Jangan menahan nafas ketika otot
berkontraksi (teregang), tetapi buanglah nafas. Sewaktu otot rileks, tariklah nafas.
Persiapan lingkungan
Lingkungan yang nyaman untuk melakukan latihan senam otak.
Persiapan alat
1. Peluit
2. Kursi tanpa sandaran
3. Kursi dengan sandaran
4. Air putih
5. Bendera warna merah, biru, hijau, dan putih.
Prosedur
PEREGANGAN
1. Peregangan leher
a. Posisi badan menghadap lurus kedepan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala.
Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala tetap dipertahankan menghadap lurus kedepan.
Otot leher akan teregang melawan dorongan tangan. Lakukan 8 kali hitungan. Ulangi cara ini
dengan telapak tangan kiri pada sisi kiri kepala (8 hitungan).
b. Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan perlahan dekatkan telinga kanan ke arah bahu
kanan. Akan ada peregangan pada otot leher bagian kiri. Pertahankan 8 hitungan. Kemudian
lakukan pada sisi kiri (telinga kiri pada arah bahu kiri) dengan 8 hitungan juga.
2. Peregangan bahu dan lengan atas
a. Luruskan tangan kanan ke atas, disamping telinga dengan telapak tangan menghadap ke
depan. Tangan kiri melewati belakang kepala di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus
digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satu lagi menahan (mendorong ke depan).
Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan
tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas masing-masing 2 kali.
b. Luruskan tangan kanan ke atas, disamping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam.
Tangan yang lurus digerakkan keluar (ke kanan), sedangkan tangan yang satu lagi menahan
tangan kanan (menarik kearah dalam). Lakukanlah bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas
masing-masing 2 kali.
c. Posisi sama seperti (b), tetapi tangan kanan yang lurus menekan ke arah dalam (ke arah
telingan kanan) dan tangan yang satu lagi menahan (mendorong ke arah luar). Lakukanlah
bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas masing-masing 2 kali.
3. Peregangan lengan atas dan bawah
a. Regangkan ke dua telapak tangan lurus ke depan, telapak tangan lurus menghadap ke luar,
dengan jari-jari kedua tangan saling berkait. Pertahankan posisi ini sampai 8 kali hitungan.
Dalam latihan ini jika peluit berbunyi 1 kali, maka gerakan ini yang di lakukan.
b. Regangkan ke dua tangan lurus ke atas, dengan jari-jari kedua tangan saling berkait.
Pertahankan posisi ini sampai 8 kali hitungan. Jika peluit berbunyi 3 kali maka gerakan ini
yang dilakukan.
4. Peregangan pinggul
Dengan kaki silang, angkat dan bengkokkan kaki kiri ( hitungan 1 dan 2), silangkan di atas lutut
kanan (hitungan 3 dan 4), kembali ke posisi semula (hitungan 5 dan 6) dan letakkan kaki kiri
kembali ke lantai dapa hitingan 7 dan 8. Lakukanlah dengan hitungan 2 kali 8.
5. Rotasi pinggul
Luruskan kaki kiri ke depan dengan ujung jari kaki ke atas. Putar kaki ke arah luar, gerakkan
putar berasal dari pinggul, bukan dari kaki. Kembalilah ke posisi semula, putar ke dalam dan
kembali keposisi semula. Lakukan dengan kaki kanan masing-masing hitungan 2 kali 8.
6. Peregangan pinggul
Letakkan pergelangan kaki kiri di atas lutut kanan dan tangan kanan di pergelangan kaki kiri.
Secara perlahan tekan lutut kiri ke bawah dengan tangan kiri. Akan terasa regangan pada
pinggul kiri. Pertahankan 8 hiungan. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki kanan.
7. Peregangan ungkai bawah dan pompa betis
Berdiri dengan kaki lurus ke depan dan telapak kaki di lantai. Kaki kanan di belakang dengan
tumit terangkat. Kedua tangan lurus kedepan, memegang sandaran kursi. Sambil
menghembuskan nafas gerakkan tumit menyentuh lantai dan lutut kiri dibengkokkan. Akan
terasa regangan pada betis. Kemudian tarik nafas dan tumit diangkat seperti semula. Lakukan
dengan kaki yang lain masing-masing 8 kali hitungan.
PEMANASAN
1. Sakelar otak
Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah
perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, keatas, ke bawah dan memutar dari kiri
atas ke kanan atas. Lakukan 6 kali pernapasan dengan tangan bergantian.
2. Gerakan jalan di tempat
a. Lakukan jalan kaki di tempat, jika kaki kanan di angkat tangan kiri juga di angkat. Sebaliknya
jika kaki kanan yang di angkat maka tangan kanan juga di angkat. Lakukanlah dalam 2 kali 8
hitungan.
b. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kedua tangan ke atas. Setiap salah satu kaki di
angkat, kedua tang juga di angkat. Kemudian tangan diluruskan lagi disamping tubuh,
lakukanlah dalam 2 kali 8 hitungan.
3. Gerakan menyilang garis tengan tubuh
kaki kanan menyilang tubuh ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan. Sebaliknya jika
kaki kiri menyilang ke tubuh kanan, kedua tangan bergerak lurus kekiri. Lakukan dalam
hitungan 2 kali 8.
4. Gerakan alternatif atau kolateral
Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan lurus ke kanan atas. Sebaliknya jika kaki kanan
bergerak ke kanan, tangan kiri bergerak lurus ke kiri atas, lakukan dalam 3 kali 8 hitungan.
5. Hook-ups
Merupakan suatu rangkaian gerakan sebagai berikut:
Anda boleh duduk atau berdiri. Pergelangan kaki kanan disilangkan ke atas pergelangan
kaki kiri. Kedua tang lurus kedepan dengan ibu jari ke arah bawah. Kedua pergelangan tangan
disilangkan, jari-jari kedua tangan dikaitkan, putar ke bawah, lalu keatas, dan tarik sampai di
depan dada. Tutup mata dan tarik napas dalam sambil rileks selama 1-2 menit. Pada saat
menarik napas, lidah ditempelkan di langit-langit mulut, 2cm dibelakang gigi. Pada waktu
membuang nafas panjang memalui mulut, lidah dilepaskan lagi. Lakukan rangkaian gerakan ini
dengan menyilangkan kaki kanan bergantian.
6. Variasi Hook-ups
Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai, ujung-ujung jari kedua tangan disentuhkan secara
halus, sambila melakukan pernapasan dalam selama 1 menit.
LATIHAN INTI
1. Gerakan silang
a. Lakukan gerakan silang ini secara perlahan. Ketika tangan kanan menyentuh lutut kiri, tangan
kiri harus diam di samping tubuh agar dapat dirasakan bagian tubuh yang diam. Ketika tangan
kiri bergerak menyentuh lutut kanan, maka tangan kanan harus diam di samping tubuh.
Lakukan dalam hitungan 4 kali 8.
b. Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai, tangan berada di samping tubuh (posisi netral).
Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba warna bendera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika
bendera hijau dinaikkan, maka kaki kanan kesamping kanan dan kedua tangan kesamping
kiri.jika bendera merah dinaikkan maka kaki kiri ke samping kiri dan ke dua tangan ke samping
kanan. Jika bendera purih dinaikkan, posisi kaki dan kanan kembali ke posisi netral.lakukanlah
gerakan ini minimal dalam 2 kali 8 hitungan.
c. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua tangan menyentuh belakang telinga. Kaki kanan di
angkat bersamaan dengan siku kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga sebaliknya, kaki kiri
diangkat, siku kanan mneyentuh lutut kiri. Bagi orang tua dengan kondisi terbatas, kalau tidak
bisa menyentuh lutut, usahakan mendekatkan siku ke lutut. Lakukanlah dalam hitungan 2 kali 8.
2. Gerakan pelangi
Berdiri tegak, tangan kanan lurus ke depan dengan ibu jari ke atas. Gerakkan ibu jari ke kiri
dan ke kanan membentuk setengah lingkaran. Seperti pelangi. Sewaktu ibu jari bergerak ke kiri
dan ke kanan, bola mata mengikutu gerakan ibu jari. Tetapi kepala tetap menhadap lurus ke
depan.lakukan dengan tangan bergantian, masing-masing dalam 1 kali 8 hitungan.
3. Delapan tidur
Mula-mula berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari
menghadap ke atas dengan posisi ibu jari kira-kira di depan hidung. Gerakkan tangan kiri ke
atas, kebawah, kembali ke tengan lalu ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke bawah.
Gerakan ini dalam imajinasi kita seolah-olah membentuk angka 8 tidur. Lakukan gerakan ini
tanpa diikuti gerakan bola mata. Setiap bentuk gerakan sesuai dengan bunyi peluit yang ditiup
oleh pelatih. Dalam gerakan ini jika peluit di tiup 2 kali maka gerakan tangan harus
berlawanan dengan arah gerakan semula, tetapi tetap membentuk angka 8 tidur.
4. Variasi delapan tidur
Gerakan ini sama dengan gerakan delapan tidur, tapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan
bola mata. Latihan ini dilakukan bergantian dengan tangan kanan, kiri dan kedua tanga saling
berkaitan dalam hitungan masing-masing 2 kali 8.
5. Burung hantu
Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan sambil kepala menoleh kesamping kanan dan kiri.
Tarik napas pada saat kepala berada di pisisi tengan dan hembuskan napas sewaktu kepala
menoleh kesamping. Lakukan hal yang sma dengan mengurut otot bahu yang kanan dengan
tangan kiri dan kepala menoleh kesamping kiri dan kanan masing-masing 10 kali dengan
tangan bergantian.
6. Pasang kuda-kuda
Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus kedepan. Arahkan kaki kanan ke kanan, kaki kiri tetap
lurus ke depan, kedua tangan tetap di pinggang. Tarik napas dengan kepala lurus ke depan,
tekuk lutut kanan sambil menghembuskan napas dan memalingkn kepala ke kanan pinggul dan
bau tetap menghadap depan. Lakukanlah dengan kaki yang lain bergantian dalam hitungan
masong-masing 1 kali 8.
7. Gerakan homolateral
a. Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua tangan juga ke kanan. Begitu juga ketika kaki kiri
diarahkan ke kiri, kedua tangan mengikuti ke arah kiri. Perlu diperhatikan bahwa dalam
gerakan (b dan c), bentuk gerakan disesuaikan denganm warna bendera yang di angkat oleh
pelatih.
b. Dalam gerakan ini, ketika bendera biru dinaikkan, kaki kanan ke kanan, tangan kanan
mengarah ke kanan dan tangan kiri tetap di smping tubuh serta kaki kiri tetap di lantai. Bisa
juga kaki kanan ke depan dan tangan kanan juga ke depan.
c. Ketika bendera kuning dinaikkan, kaki kiri ke kiri, tangan kiri mengarah ke kiri dan tangan
kanan di samping tubuh serta kaki kanan tetap di lantai. Ketika bendera putih dinaikkan, posisi
kaki sejajar, kedua tangan di samping tubuh dalam posisi yangn netral. Lakukan dalam
hitungan 2 kali 8.
8. Gerakan spinal
Kedua tangan lurus kedepan, punggung tegak, tangan seolah-olah meraih atau menjangkau
sesuatu di depan anda semampunya, dengan punggung tetap lurus tegak. Jangan paksakan
membungkuk karena berbahaya bagi penderita osteoporosis.
9. Pasang telinga
Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan ibu jari, tarik ke luar, lalu digerakkan ke atas, ke
samping dan ke bawah dengan pelan. Dengarlah suatu suara sambil memusatkan perhatian
pada suara tersebut. Lakukan sebanyak lima kali
10. Pernapasan perut
Letakkan kedua tangan di atas perut. Kosongkan paruparu dengan cara membuang napas
pendek-pendek seperti seolah-olah sedang meniup bulu ayam yang ada di depan kita. Tarik
napas panjang dalam (3 hitungan), tahan napas (3 hitungan), lalu buang napas perlahan (3
hitungan). Tangan secara pasif mengikuti gerakan perut sewaktu menarik dan membuang nafas.
Lakukan selama 2 menit.
GERAKAN PENUTUP
1. Gerakan silang
a. Lakukan gerakan silang ini secara perlahan. Ketika tangan kanan menyentuh lutut kiri, tangan
kiri harus dian disamping tubuh agar dapat dirasakan bagian tubuh yang diam. Ketika tangan
kiri bergerak menyentuh lutut kanan, maka tangan kanan harus diam disamping tubuh. Lakukan
dalam hitungan 4 kali 8.
b. Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai serta tangan di samping tubuh (posisi netral).
Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba warna bendera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika
bendera hijau dinaikkan, maka kaki kiri ke samping kiri. Jika bedera merah dinaikkan, maka
kaki kiri ke samping kiri dan kedua tangan ke samping kanan. Jika bendera putih dinaikkan
posisi kaki dan tangan kembali ke posisi netral. Lakukanlah gerakan ini minimal dalam 2 kali 8
hitungan.
c. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua tangan menyentuh belakang telinga. Kaki kanan
diangkat bersamaan dengan siku kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga sebaliknya, kaki kiri
diangkat, siku kanan menyentuh lutut kiri. Bagi orang tua dengan kondisi terbatas, kalau tidak
bisa menyentuh lutut, usahakan mendekatkan siku ke lutut. Lakukanlah dengan hitungan 2 kali
8.
2. Tarik nafas dalam
Sebagai penutup lakukan nafas dalam dan keluargan sebanyak 3 kali.
EVALUASI
1. Subjektif
a. Tanyakan perasaan pasien setelah melakukan latihan senam otak
b. Pasien merasa rileks
c. Pasien berkeringat
d. Pasien merasa lebih segar
e. Pasien tidak merasa pusing
2. Objektif
a. Observasi tekanan darah dan nadi pasien setelah melakukan latihan senam otak
b. Pasien waspada dan perhatian dalam melakukan latihan senam otak
c. Pasien mampu berkonsentrasi, meningkatkan kemampuan pernapasan dalam latihan, mampu
meningkatkan kelenturan persendian, meningkatkan keseimbangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STROKE
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Gangguan Sistem Persarafan
Topik : Stroke
Sasaran : Keluarga Tn. B
Tempat : Angin raya
Hari/Tanggal : Minggu, Juni 2013
Waktu : 1x25 menit
Latar Belakang
Penyakit yang berhubungan dengan saraf sangat banyak terjadi jaman sekarang ini, seperti
stroke. Stroke sudah di kenal sejak lama, penyakit ini terjadi bisa diakibatkan karena hipertensi
sehinga menyebabkan tubuh menjadi lumpuh baik sebagian maupun semuanya. Namun sekarang
stroke tidak hanya menyerang anggota badan namun sudah menyerang otak yaitu stroke
hemoragik. Stroke hemoragik menyerang otak sehingga terjadi perdarahan di otak.
Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran mampu memahami tentang
penyakit stroke.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran mampu :
- Menjelaskan pengertian penyakit stoke
- Menjelaskan gejala stroke
- Menjelaskan penyebab stroke
- Menjelaskan pencegahan stroke
Karakteristik Sasaran
Keluarga Tn. B yang khususnya pada Tn. B.
Waktu Pelaksanaan
Hari Minggu, pukul 09.00 – 09.25 WIB
Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
Media
a. Leaflet
b. Flip Chart
Materi Pendidikan Kesehatan
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
1. a.Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
keluarga 2.
2. b.Memperkenalkan diri kepada Memperhatikan penyuluh
keluarga
5 menit Pendahuluan3. c.Menyampaikan topik, maksud dan
3. Mendengarkan penyuluh
tujuan penkes kepada keluarga menyampaikan topik dan
tujuan.
4. d.Kontrak waktu untuk kesepakatan
4. Menyetujui kesepakatan
pelaksanaan penkes dengan waktu pelaksanaan penkes
keluarga
15 menit Kegiatan inti1. a.Menggali kemampuan keluarga
1. Menyampaikan
tentang materi yang akan pengetahuannya tentang
disampaikan. materi penyuluhan
2. b.Memberikan penjelasan tentang
2. Mendengarkan penyuluh
materi yang akan diberikan kepada menyampaikan materi
keluarga dengan menggunakan
leaflet
3. c.Memberikan kesempatan kepada
3. Bertanya tentang materi
keluarga untuk bertanya. yang telah diberikan
4. d.Memberikan pertanyaan kepada
4. Menjawab pertanyaan
sasaran tentang materi yang sudah
disampaikan penyuluh
1. a.Menyimpulkan dan
1. Mendengarkan
mengklarifikasi materi penyuluhan
yang telah disampaikan kepada
sasaran
2. b.Membuat perencanaan dari
2. Menyepakati perencanaan
5 menit Penutup
materi yang telah disampaikan tindak lanjut.
3.
3. c.Menutup acara dan mengucapkan Mendengarkan penyuluh
salam serta terima kasih kepada menutup acara dan
sasaran. menjawab salam
MATERI STROKE
1. Pengertian Penyakit Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian.( Batticaca, Fransisca B.2008hlm:56)
2. Gejala Stroke
Kenali gejala stoke dengan kata “WASPADA”
- Wajah perot
- Anggota gerak lemah
- Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh
- Pelo atau bicara tidak jelas
- Afasia atau sukar berkomunikasi
- Disorientasi atau bingung mendadak
- Apabila ada salah satu gejala diatas segera ke RS
3. Penyebab Stroke
- Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
- Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
- Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
- Faktor resiko medis : hipertensi (tekanan darah tinggi), Kolesterol, Gangguan Jantung, Diabetes,
Riwayat stroke dalam keluarga.
- Faktor resiko perilaku : merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang olahraga.
Evaluasi
a. Jenis
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanan.
- Peran peserta sesuai perencanaan.
b. Bentuk
- Pelaksanan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
- Peseta mengikuti penyuluhan dari awal sampe akhir.
- Peserta berperan aktif selama penyuluhan.
c. Soal
- Sebutkan gejala stoke ?
- Bagaimana cara pencegahan stoke ?
- Apa saja yang menyebabkan stroke ?
Daftar Pustaka
Batticaca, Fransisca B.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
persarafan.Jakarta:Salemba Medika
http://www.scribd.com/doc/99962574/54419951-Sap-Stroke
http://detikhealth.com
http://pengobatanstroke.net/
C. Pelaksanaan
N Kegiatan Kegiatan
o Penyuluh (Mahasiswa) Masyarakat
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan maksud dan
tujuan - Menyimak,
mendengarkan dan
memahami penjelasan
yang diberikan
2. Inti - Menyebutkan pengertian - Menyimak,
(10 menit) dari Penyakit Jantung mendengarkan dan
Koroner memahami penjelasan
- Menyebutkan penyebab yang diberikan
Penyakit Jantung
Koroner
- Menyebutkan tanda dan
gejala Penyakit Jantung
Koroner
- Menyebutkan diagnosis
Penyakit Jantung
Koroner
- Menyebutkan
pengobatan Penyakit
Jantung Koroner
- Menyebutkan
pencegahan Penyakit
Jantung Koroner
3. Penutup - Memberikan kesempatan - Mengajukan pertanyaan
(5 menit) bertanya pada
masyarakat tentang
materi yang dibahas
- Memberikan pertanyaan - Menjawab pertanyaan
evaluasi - Mendengarkan
- Menyimpulkan hasil - Mengucapkan
kegiatan evaluasi hamdalah, dan
- Mengucapkan hamdalah, menjawab salam.
terima kasih dan salam
D. Metode
Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan kesehatan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media
a. Leaflet tentang Penyakit Jantung Koroner
F. Sumber
Brunner, sunddart. (2001). Keperawatan medical bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta :
EGC
G. Evaluasi
1. Bentuk
Pada evaluasi menggunakan bentuk lisan yang dilaksanakan langsung pada
kegiatan diskusi untuk menilai apakah tujuan pendidikan kesehatan dapat berhasil
atau tidak.
2. Jenis
Jenis evaluasi bentuk lisan berupa tanya jawab yang berjumlah 4 soal dan harus
dijawab langsung oleh masyarakat pada saat itu juga. Pertanyaan evaluasi antara
lain :
a. Apa pengertian Penyakit Jantung Koroner ?
b. Sebutkan 4 dari 10 penyebab Penyakit Jantung Koroner ?
c. Sebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala Penyakit Jantung Koroner ?
d. Sebutkan 3 dari 6 pencegahan Penyakit Jantung Koroner ?
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
1. Pengertian
3. Materi
Terlampir
4. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
5. Media
- Flipchart
- Leaflet
6. Kegiatan belajar mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Pemberi Materi Kegiatan sasaran Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. menjawab salam Flichart
(Orientasi) 10 2. Memperkenalkan diri 2. mendengarkan Leaflet
Tahap kerja menit 3. Menjelaskan TIU,TIK 3. memperhatikan
Penutup 4.Kontak waktu dan bahasa 4. Menjawab
(Terminasi) 5menit 5. Apersepsi 5. menjawab apa yang
diketahui
1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan/
tentang memperhatikan
- Pengertian DM 2. Mendengarkan
3. Bp.Bambang
DM mengajukan
- Resiko terkena DM pertanyaan
- Komplikasi DM 4. Mendengarkan
5. Menjawab
Dan Pncegahan DM pertanyaan apa yang
diberikan presentator
2. Memberikan 1. Mendengarkan
reinforcement positif 2. Mendengarkan
3. Memberikan 3. Menjawab salam
kesempatan
untuk bertanya
4. Menjelaskan atau
menjawab pertanyaan
5. Memberi evaluasi
1.Menyimpulkan
2.Kontrak waktu
3.Menutup dengan salam
7. Evaluasi
Prosedur Evaluasi
Klien menjawab pertanyaan
a. Apa pengertian DM?
b. Jelaskan Macam dan Penyebab DM?
c. Sebutkan Tanda dan Gejala DM?
d. Siapa saja yang beresiko terkena DM?
e. Apa saja Komplikasi DM?
f. Bagaimana Pencegahan dan pengobatan DM?
g. Bagaimana pemberian gizi pada penderita DM
8. Kriteria Evaluasi
Evaluasi struktur : - menyiapkan SAP
- menyiapkan materi dan media
- kontrak waktu dengan sasaran
- menyiapkan tempat
- menyiapkan pertanyaan
Evaluasi proses :
a. Sasaran memperhatikan
b. Aktif bertanya
b. Menjawab atau mengulang kembali
Evaluasi hasil
- Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab ≥ 80%
pertanyaan yang diberikan.
- Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab 50 – 80%
pertanyaan yang diberikan.
- Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran hanya mampu menjawab <
50% pertanyaan yang diberikan.
9. Hasil Evaluasi
Klien mampu menjawab pertanyaan antara 50%-80% dan pendkes dikatakan cukup berhasil
LAMPIRAN
Diabetes Mellitus
A. Pengertian
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart 2001)
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Suyono, 2002).
Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh
sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.
B. Macam DM dan Penyebabnya
1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor
genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel
beta.Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I.
kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA(human leucocyt
antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga
lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA tersebut.
Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah
jaringan asing. Factor-faktor ;lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)
2. Diabetes tipe II
Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2 .EGC:
Jakarta.
Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran UNAIR RSUD
Dr Sotomo, Surabaya
Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja Bandung.
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit , FKUI, Jakarta
Sidarwan, S, 2002, Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU pn Cipto Jakarta.