Anda di halaman 1dari 13

KASUS KORUPSI DI INDONESIA

(GAYUS TAMBUNAN)
Disusun oleh kelompok 4 psik 4.1 :

1. Uswatun hasanah
2. Cici indrayani
3. Selfi tantika
4. Syafira hanifah
5. Mutiara girsang
6. Suryati
7. Halimah tusakdiah
8. Wahyu cristoper
9. Wina yustika
PENGERTIAN KORUPSI
 Korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sebuah
maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran-kebenaran
lainnya (black law dictionary)

 Korupsi yaitu setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan


diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara (pasal
3 undang-undang nomor 31 tahun 1999)
BENTUK BENTUK KORUPSI
Terdapat tujuh kelompok besar dalam tindak pidana
korupsi yaitu:
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Grafitasi
PROSES PENANGANAN TINDAK PIDANA
KORUPSI DI KPK

1. Tahapan pengaduan
2. Tahapan penyelidikan
3. Tahapan penyidikan
4. Tahapan penuntutan
5. Asset tracing
6. Eksekusi
KASUS KORUPSI GAYUS TAMBUNAN
kasus Gayus Tambunan bermua ketika pusat pelaporan san analisis transaksi
keuangan (PPATK) mencurigai rekening Rp. 25 milyar milik seorang staf
direktoral jenderal pajak Gayus Tambunan . Hal tersebut sangat mencuri
perhatian karena Gayus Tambunan hanyalah seorang PNS golongan III A yang
mempunyai gaji berkisar antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.

Lelaki yang memiliki nama lengkap Gayus Halomoan Tambunan ini bekerja di
kantor pusat pajak dengan menjabat bagian Penelaah Keberatan Direktorat
Jenderal Pajak. Posisi yang sangat strategis, sehingga ia dituduh bermain
sebagai makelar kasus (markus). Kasus pun berlanjut karena di duga banyak
pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam kasus Gayus. Gayus dijadikan tersangka
oleh Polri pada November 2009 terkait kepemilikan uang yang mencurigakan di
rekeningnya mencapai Rp 25 miliar. Gayus terindikasi melakukan pidana
korupsi, pencucian uang, dan penggelapan senilai Rp 395 juta.
PIHAK YANG TERLIBAT
 Andi kosasih (pengusaha asal batam yang menggunakan jasa pihak kedua
untuk melakukan penggandaan tanah, yang setelah ditelusuri ternyata berkas
tersebut belum lengkap).
menerima dana dari Gayus tambunan sebesar Rp 1,9 miliar.

 Roberto Santonius
Gayus menerima suap sebesar Rp 925.000.000 ,- dari Roberto Santonius,
konsultan pajak terkait dengan kepengurusan gugatan keberatan pajak PT.
Metropolitan Retailmart.

 Petugas Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok, serta kepala Rutan Iwan
Susanto
sejumlah petugas Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok, serta kepala Rutan
Iwan Susanto yang jumlahnya sebesar Rp 1.500.000 ,- hingga Rp 4.000.000
 Penyidik Mabes Polri M Arafat Enanie, Sri Sumartini, dan
Mardiyani.
Gayus melakukan penyuapan sebesar $ 760.000

 Hakim Muhtadi Asnus, Ketua Majelis Hakim


menangani perkara Gayus di Pengadilan Negeri Tangerang.
Gayus memberikan uang sebesar US $ 40.000.

 Istri Gayus (Milana Anggraeni)


menerima dana dari suaminya (Gayus Tambunan) sebesar 3,6
miliar.
Selaku pegawai Ditjen Pajak, Gayus dinilai terbukti melakukan empat
perbuatan korupsi.

Pertama, menerima uang Rp 925 juta dari Roberto Santonius terkait


kepengurusan gugatan keberatan pajak PT Metropolitan Retailmart dan
menerima 3,5 juta dollar AS dari Alif Kuncoro terkait kepengurusan pajak
tiga perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Arutmin, PT Kaltim Prima Coal, dan
PT Bumi Resource.

Kedua, menerima gratifikasi terkait kepemilikan uang 659.800 dollar AS


dan 9,68 juta dollar Singapura.

Ketiga, melakukan pencucian uang dengan menyimpan uang gratifikasi


tersebut dalam safe deposit box Bank Mandiri Cabang Kelapa Gading.

Keempat, menyuap sejumlah petugas Rumah Tahanan Mako Brimob,


Kelapa Dua, agar dapat keluar-masuk tahanan.
DAMPAK KORUPSI YANG DILAKUKAN GAYUS

 Korupsi yang dilakukan oleh Gayus Tambunan mengakibatkan


negara harus menanggung kerugian sebesar Rp 645,99 Milyar
dan US $ 21,1 juta dan dua wajib pajak yang terkait dengan
sunset policy dengan potensi kerugian sebesar Rp 339 Milyar.
PENANGANAN YANG DILAKUKAN PADA KASUS
DENGAN PUTUSAN SEBAGAI BERIKUT:

1. Dalam dakwaan pertama, Gayus dijerat Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 jo. Pasal 18
Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
jo.Undang-Undang No 20 Tahun 200116 tentang perubahan atas Undang-Undang No.
31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP.
2.Dakwaan kedua terkait dengan suap yang diberikan oleh Gayus kepada penyidik dari
Mabes Polri dengan maksud agar penyidik tidak melakukan penahanan pada dirinya,
sehingga penyidik tidak melakukan penyidikan dan pemblokiran dari beberapa
rekening milik Gayus di Bank Mandiri dan bahwa penyidik tidak melakukan penyitaan
terhadap rumahnya sendiri. Gayus memberikan sejumlah uang kepada para peneliti
Investigasi Kriminal Kepolisian, yaitu Kompol Enanie Arafat dan AKP Sri Sumartini.
_x0000_ _x0000_
 Untuk dakwaan kedua, kejahatan Gayus dijerat berdasarkan Pasal 5 ayat (1)
huruf a, Pasal 13 Undang-Undang No 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
3. Dalam dakwaan ketiga, Gayus dihukum berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf
a
KESIMPULAN
 Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki kewenangan penuh untuk menangkap
dan menyelidiki kasus tindak pidana korupsi. Namun demikian, ada beberapa
kendala yang mempengaruhi pemberantasan tindak pidana korupsi, antaranya
adanya campur tangan dari pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dalam berbagai
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam kasus Gayus Halomoan P.
Tambunan campur tangan dilakukan oleh pihak yudikatif antara lain hakim
yang disuap oleh Gayus Halomoan P. Tambunan agar penyidik tidak melakukan
penahanan, penyitaan terhadap rumahnya serta pemblokiran atas rekening
miliknya.

 Lemahnya efek jera dalam penegakan hukum kasus korupsi menjadi salah satu
faktor terbesar adanya perilaku tindak pidana korupsi. Hal ini disebabkan oleh
buruknya integritas penegak hukum, serta kurangnya pengawasan yang
dilakukan kepada lembaga pemerintahan yang bertugas melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi dan kurangnya peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan negara yang bersih.
T HANK YOU

Anda mungkin juga menyukai