dengan keluhan utama kelemahan anggota gerak sejak 5 hari yang lalu. Klien merasa kelemahan anggota
geraknya semakin memberat. Makan dan minumnya baik. Klien tampak menggunakan colar neck.
Satu bulan sebelum masuk pasien mengalami kecelakaan. Mobil yang ditumpangi pasien masuk ke
lubang, dan kepala pasien terbentur atap mobil sampai 4x. Saat itu pasien pingsan, lamanya kira-kira 20
menit, perdarahan THT tidak ada, muntah tidak ada dan pasien masih mengingat peristiwa sebelum
kejadian. Pasien mengalami kelemahan pada keempat anggota gerak, nyeri hebat di area leher bagian
. Jika buang air kecil (BAK) pasien ngompol, pasien juga tidak bisa buang air besar (BAB), klien
dirawat selama 10 hari. Pasien masih menggunakan kateter sejak pulang dari RS sampai saat ini dan
untuk bisa BAB dibantu dengan klisma. Sejak pulang dari RS Soedono, pasien menjalani fisioterapi
sebanyak 9 kali yang dilakukan oleh fisioterapist agar bisa berjalan lancar. Saat difisioterapi, kepala
pasien ditarik. Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung disangkal. Riwayat pemberian steroid tidak
diketahui.
Pemeriksaan Diagnostik
mm Ureum 23 mg/dL Kreatinin darah 0.6 mg/dl GDS 126 mg/dL Na 105 meq/l K 4,2 meq/l Cl
73 meq/l
c. MRI : fraktur C1 dengan dislokasi ke posterior, stenosis berat medulla spinalis setinggi CI-CII.
pH 7.607
pO2 84.7 mmHg
SO2 % 92.2 BE 0.0 mmol/L
: O2
Metilprednisolon tab 4 x 8 mg
Diagnosis klinis : Tetraparesis, inkontinensia uri dan retensi alvi, hiponatremi, hipoklorida, alkalosis
respiratorik, leukositosis.
Diagnosis topis : servikal 1, proccesus odontoid, medulla spinalis Diagnosis patologi : Fraktur, dislokasi