TINJAUUAN TEORI
1. Teori-teori biologi
a. Teori genetic dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
sepesies-sepesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi sehingga terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(rusak).
c. Relaksasi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
g. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang
signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran,
contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.
h. Sistem saraf
i. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus terjadi atropi payudara. Pada
laki-laki testis masih dapat memproduksi permatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
2. Perubahan Kognitif :
(1)Daya ingat (memory); (2) IQ (Intellegent Quotient); (3)
Kemampuan pemahaman (Comprehension); (5) pemecahan
Masalah (Problem Solving); (6) Pengambilan Keputusan
(Decision Making); (7) Kebijaksanaan (Wisdom); (8)
Kinerja (Performance); (9) Motivasi (Motivation)
3. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
a. Pertama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Keturunan (hereditas).
e. Lingkungan.
f. Gangguan syaraf panca indera, muncul kebutaan dan
ketulian.
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan keluarga.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. Perubahan
spiritual agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya. Lansia semakin matang (mature) dalam
kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak sehari-hari.
4. Perubahan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat
meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan
kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan
mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau
bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahannan
jiwa yang telah rapuh pada lansia hal tersebut dapat
memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan mengakibatkan
perasaan kosong, lalu diikuti dengan keinginan untuk
menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi.
Depresi juga dapat disebabkan karena stress lingkungan
dan menurunnya kemampuan adaptasi.
d. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panic,
gangguan cemas umum, gangguan stres setelah trauma dan
gangguan obsesif kompulsif, gangguan-gangguan tersebut
merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan
dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu
obat.
e. Parfreniia
Suatu bentuk Skizofrenia pada lansia, ditandai
dengan waham (curiga)
2.2.3 SOP
Tahap Persiapan
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam
2. Menjaga privasy klien dengan menutup pintu dan jendela/gorden
3. Mengklarifikasi kegiatan Back Massage
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur Back Massage
5. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
6. Imfromed consent
7. Mendekatkan alat ke klien
Tahap Pelaksanaan
a. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki angka
kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
b. Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta. Dan
stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan
menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih dominan
sehingga estrogen dan progesteron mempunyai efek yang berlawanan terhadap
perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009).
c. Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk semang
(host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya
penyakit RA (Suarjana, 2009). d. Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah
merokok dan aktifitas yang berat sehari-harinya (Longo, 2012)
Kutipan:
No
Apakah hasil dari semua
Komentar :
studi termasuk Yes Hasil studi diceritakan
ditampilkan dengan jelas? berdsarkan studi
Apakah hasilnya serupa pendahuluan. Hasil yang
dengan yang ditemukan ditemukan serupa pada
oleh penelitian lain pada topik yang sama
topik yang sama?
No
Apakah kesimpulan
Komentar :
penulis dibenarkan? Yes Terdapat hasil
Apakah ada hasil perhitungan secara
konklusif? statistik dan dijelaskan di
Apakah ada hasil bagian pembahasan satu
numerik? persatu.
Critical Appraisal :
Proses Menua
Etiologi/penyebab
1. Faktor Usia
2. Perubahan fisiologis
(hormonal dan resorpsi Berkurangnya
tulang) kualitas hidup lansia
3. Adanya faktor
pencetus yaitu berupa
autoimun atau infeksi
Massage
4. Kurang beraktivitas Rheumatoid
fisik Athritis
menyebabkan
nyeri Mekanisme penurunan nyeri ini
dapat dijelaskan dengan teori
gate control yaitu intensitas
nyeri diturunkan dengan
dengan memblok transmisi
nyeri pada gerbang (gate) dan
teori Endorphin yaitu
menurunnya intensitas nyeri
dipengaruhi oleh meningkatnya
kadar endorphin dalam tubuh.
Dengan pemberian terapi back
massage dapat merangsang
serabut A beta yang banyak
terdapat di kulit dan berespon
terhadap masase ringan pada
kulit sehingga impuls
dihantarkan lebih cepat.
Pemberian stimulasi ini
membuat masukan impuls
dominan berasal dari serabut A
beta sehingga pintu gerbang
menutup dan impuls nyeri tidak
dapat diteruskan ke korteks
Keterangan :
: diteliti : Berhubungan