Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEDOKTERAN INDUSTRI BENGKEL LAS PUTRA JAYA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta

RURUH RAHWATI AGUSTINE BOGITA SATRIA PAMUNGKAS LARA DONI REVAI

20030310122 20060310175

20080310004 20080310011

HENDRI OKARISMAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

A. PERMASALAHAN KESEHATAN YANG TIMBUL Pada kunjungan industri ini kami melakukan kunjungan ke sebuah industri rumah tangga. Industri ini bergerak pada bidang jasa pengelasan. Berupa pembuatan pagar, etalase, teralis, papan reklame, ayunan, dan masih banyak lagi. Semua perabot tersebut terbuat dari besi dan stainless steel. Tata kerja dari industri ini berawal dari mendatangkan bahan baku berupa besi utuh atau stainless yang didatangkan dari pemasok yang sudah menjadi langganan, kemudian dipotong sesuai pesanan, di las, dibentuk sedemikian rupa sesuai pesanan dari konsumen, kemudian dihaluskan (slap), didempul, diberi cat dasar, dan terakhir di oleskan cat besi.

Pasokan besi

Besi dipotong sesuai pesanan

Proses mengelas & dibentuk sesuai pesanan Dicat dasar

Dihaluskan (slapping)

Dicat besi

didempul

Bagan proses pengelasan

Industri ini dimulai setiap pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB, ada waktu istirahat selama 60 menit pada pukul 12.00 sampai 13.00 Dengan jumlah pekerja sebanyak 7 orang, industri ini mampu memenuhi pesanan produk besi untuk daerah lokal, tetapi belum sampai ke tingkat ekspor. Dari hasil observasi ( pengamatan dan wawancara ) yang dilakukan terhadap pemilik, karyawan, dan lingkungan sekitar tidak ada keluhan. Keluhan yang pernah muncul adalah ketika pertama kali bekerja di bengkel las tersebut pendengaran agak terganggu (berdengung) karena suara kompresor dan gerinda yang digunakan pada saat berkerja, terkadang pekerja mengalami sesak napas akibat menghirup serpihan serbuk besi pada saat memotong besi dengan gerinda, terkadang mata para pekerja terkena benda asing berupa butiran besi kecil pada saat mengelas atau saat proses slapping. Juga kadang

karyawan merasa mata cepet lelah bila pada saat melakukan proses mengelas besi dan pengecatan, karena memerlukan konsentrasi dan akomodasi mata yang lebih. Karyawan mengatakan pada hari minggu sering kali harus bekerja untuk memenuhi pesanan dari pelanggan. Alat Pelindung Diri yang disediakan bagi para pekerja berupa kacamata las biasa tidak tertutup rapat, masker tali, serta terkadang memakai topeng tanpa menggunakan sarung tangan khusus. Pada industri di bidang pengelasan ini, karyawan menyatakan tidak ada jaminan kesehatan yang dikhususkan untuk para pekerjanya, namun bila terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha akan membiayai penuh biaya pengobatan.

B. PEMBAHASAN Dalam setiap pekerjaan selalu terkandung bahaya. Demikian juga dialami dalam proses pengelasan. Bahaya yang akan dihadapi dalam pengelasan tidak lebih baik juga tidak lebih buruk dibandingkan pekerjaan pada industry lainnya. Pembangunan di sektor industri akhir akhir ini terus meningkat, baik industri besar, sedang maupun kecil. Pembangunan di sektor industri ditujukan untuk memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan untuk meningkatkan mutu serta perlindungan bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan upah, syarat kerja, serta jaminan sosial lainnya dalam rangka perbaikan kesejahteraan tenaga kerja. Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka-luka pada pekerja, penyakit, cacat, bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya efisiensi dan produktivitas pekerja dan perusahaan. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman atau ketenangan kerja agar tenaga kerja tetap sehat dan selamat bertujuan untuk pencapaian produktivitas kerja yang setinggi tingginya

Pengelasan sendiri merupakan suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan Tukang Las diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisis yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak

pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Beberapa macam bahaya lainnya yang akan dihadapi oleh juru las selama bekerja seperti radiasi, percikan api, asap-asap beracun, bahaya mekanik dan bahaya manual. Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasannya. Bahaya ini dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat-sifat pekerjaannya seperti mesin, listrik, api, radiasi busur las, asap las dan ledakan. Disamping bahaya umum diatas masih terdapat bahaya-bahaya tersembunyi seperti bekerja dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada ruang terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam-logam panas dan lain-lain. Pada keadaan khusus pelindung pernapasan harus digunakan tetapi masker filter tidak akan menolong pada kondisi kekurangan oksigen. Cara yang sangat mungkin dilakukan untuk menghindari resiko yang berhubungan dengan asap las ada beberapa hal antara lain : Tidak membiarkan asap mengepul khususnya pada daerah terbatas (sempit) Terjaminnya ventilasi untuk udara segar Lapisan permukaan harus dibuang sebelum pengelasan dan pemotongan Menghindari posisi kepala tepat diatas asap yang berasal dari pengelasan

Sedapat mungkin diusahakan melakukan pengelasan diluar ruangan Kondisi dermatitis kontak iritan (zat kimia) industri dapat dilihat dari segi zat

fisis yaitu resiko kulit terbakar, zat kimia yaitu terkontaminasi zat-zat kimia pada benda logam dan benda berukuran kecil saat bekerja, tenaga mekanis bila zat kimia ini mengakibatkan alergi pada pekerja yang memiliki efek iritasi pada kulit. Dari hasil wawancara dengan pekerja. Pada saat bekerja pertama kali, pekerja merasakan kebisingan. Namun seiring waktu hal ini sudah menjadi hal yang biasa bagi pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pendengaran pekerja berkurang seiring dengan waktu yang telah dihabiskan dalam pekerjaan ini. Efek yang ditimbulkan oleh kebisingan di lingkungan kerja ini selain penurunan intensitas pendengaran, yaitu efek psikologis yang terjadi seperti kehilangan konsentrasi yang dapat mengganggu pekerjaan. Selain itu gangguan komunikasi juga dapat terjadi yang dapat mengganggu kinerja dan keamanan pekerja. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memindahkan lokasi kerja dan alat pengaman diri. Karyawan juga mengkhawatirkan terjadi ledakan pada kompresor pada saat digunakan saat bekerja. Suara yang ada dalam ruang terbatas dapat mempengaruhi konsentrasi pekerja. Suara tersebut dapat berasal dari orang yang berbicara, pemukulan benda kerja dan suara yang berasal dari mesin dan proses pengelasan. Suara yang melewati batas ambang kemampuan pendengarannya dan akibat yang lebih parah adalah hilangnya pendengaran secara total. Untuk mengatasi bahaya kebisingan maka dianjurkan pada juru las untuk menggunakan pelindung telinga. Pelindung ini akan terasa sekali kegunaanya bila bekerja pada tempat yang terbatas. Misalnya dalam tangki atau bejana tekan.Disamping itu pada pekerja pembongkaran las yang tidak baik yang dilakukan dengan proses penggrindaan atau arc gauging, harus digunakan pelindung telinga, karena tingkat kebisingannya yang sangat tinggi. Radiasi ionisasi mempunyai cukup energi untuk mengionisasi semua materi yang dilaluinya, dan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak terdapatnya radiasi pengion terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las. Radiasi dari non -ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk mengeluarkan elektron dari orbit

atomnya. Radiasi non pengion terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut :

Kerusakan pada retina akibat cahaya dengan intensitas tinggi. Kerusakan pada kornea dan katarak akibat radiasi IR. Arc eye atau welders flash akibat radiasi UV. Mata seperti berpasir, pandangan kabur, mata berair, mata seperti terbakar dan sakit kepala. Temperatur pada lingkungan kerja berkisar di 37 5 0C yang dapat dikategorikan

normal. Dari hasil wawancara pekerja sering merasakan kondisi panas ekstrim saat tengah hari dan sedang mengelas. Pekerjaan mengelas sendiri dapat menghasilkan panas hingga 1500C-2500C. Hal ini dapat menimbulkan efek stress dan stroke, luka serius pada mata akibat ampas panas, kepingan logam, percikan dan elektroda panas. Panas yang tinggi dan percikan api dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika di sekitarnya terdapat bahan-bahan yang mudah dibakar. Menurut wawancara pekerja tukang las panas yang dihasilkan dari las terkadang menimbulkan luka kecil. Efek yang paling sering dirasakan adalah ketika suhu udara sedang panas dan di atas normal. Pekerja sering merasakan kelelahan akibat panas yang ditimbulkan. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menangani material yang mudah terbakar dan alat pengaman diri. Dari hasil survey, maka beberapa hal yang menimbulkan ketidakergonomisan dalam lingkungan kerja yaitu ruangan yang sempit yang memicu pekerja bekerja dalam kondisi yang tidak nyaman seperti terpaksa berjongkok, membungkuk, memiringkan badan dan sebagainya. Hal ini selain mempengaruhi fisik pekerja juga mempengaruhi konsentrasi pekerja yang dibutuhkan saat mengelas. Selain itu penyebab lainnya adalah cara kerja yang salah yakni umumnya pekerja las ini hanya mengandalkan insting kenyamanan mereka dan tidak mau ambil repot untuk membentuk prosedur kerja yang benar. Seringkali mereka juga harus membolak-balikkan benda kerja sehingga beban yang mereka tanggung selain ketidaknyamanan kerja akibat posisi kerja juga posisi membawa beban. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah tata letak ruang kerja, menambah alat bantu serta prosedur kerja yang baik dan benar.

Terdapat beberapa metoda pengamanan umum yang dilakukan terhadap pekerjaan dari seorang Tukang Las, tetapi untuk keamanan diri secara standard adalah penggunaan Personal Protective Equipment Standar yang mudah dioperasikan yang terdiri atas: 1. Pelindung muka berupa helm dengan filter cahaya untuk melindungi muka terhadap kebakaran kulit sebagai akibat dari cahaya busur, percikan yang tidak dapat dilindungi dengan pelindung mata saja 2. Kacamata las khusus untuk melindungi indera penglihatan manusia yaitu mata dimana mata tidak dapat tergantikan 3. Baju keselamatan (lapis dada) / jaket las merupakan alat pengaman untuk melindungi badan dari percikan bunga api pengelasan 4. Celemek / apron lengkap merupakan alat yang berbentuk kain yang dipasang di dada yang berfungsi melindungi dada dan badan dari percikan bunga api serta sinar api las yang akan membahayakan badan (organ dalam) pekerja 5. Sarung tangan (Welding Gloves) merupakan peralatan kerja las yang berfungsi untuk melindungi tangan dari panasnya api las, percikan bunga api dan untuk memegang benda kerja yang telah dilakukan pengelasan 6. Sepatu dengan cap baja / sepatu las merupakan peralatan yang sangat penting dalam keselamatan kerja karena dapat melindungi kaki dari benda-benda tajam yang jatuh atau benda kerja yang terinjak oleh kaki pekerja 7. Proteksi pendengaran supaya terhindar dari kebisingan yang tinggi sehingga menggangu konsentrasi juru las dalam proses pengelasan dan mempengaruhi hasil akhir 8. 9. Masker las Pelindung pernapasan

C. DATA INDUSTRI RUMAH TANGGA Nama Perusahaan Nama Pemilik : Bengkel Las Putra Jaya : Bp. Suranto

Berdiri Jumlah Pekerja Hari kerja Jam kerja Alat Pekerjaan

: 3-5 tahun : 7 orang : Senin - Sabtu : 08.00 16.00 WIB : gerinda cut out off, gerinda potong, alat las karbit, alat las listrik, alat pemotong, genset, kompresor, kacamata las, palu dan tandem

Bahan yang dipakai D. DOKUMENTASI

: Besi & Satinless Steel

Anda mungkin juga menyukai