Anda di halaman 1dari 10

.

PENJELASAN BENGKEL LAS

Bengkel Las adalah salah satu bangunan komersial yang umunya beradi di kawasan
perkotaan atau berada di pinggir pinggir jalan raya yang ada, di Indonesia ini sudah mayoritas
tahu bahwa bengkel las adalah tempat untuk mengelas, membuat berbagai macam benda
yang terbuat dari besi, contohnya semisal : pagar, kursi, meja, kerangka gerobak, kerangka
motor, dan lain sebagainya.

Pengelasan (welding) adalah adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.Lingkup
penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalajembatan,
rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal
bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya. Dibalik itu terdapat
berbagai dampak dari bengkel las, yaitu ada dampak positif dan ada dampak negatif antara
lain:

DAMPAK NEGATIF DARI BENGKEL LAS TERHADAP LINGKUNGAN:

Asap Las

Asap ini jika terkena mata tidak kalah sakitnya seperti terkena sinar yang ditimbulkan, bisa
mengakibatkan rasa pedih dan sakit. Karena asap ini bukan sembarang asap yang sekedar
asap biasa yang ditimbulkan, tapi dibalik asap ini ada semacam debu yang ikut terbawa
kepulan asap yang mengakibatkan asap menjadi tajam di bola mata. Dan jika terhirup juga
sangat bahaya, karena butiran-butiran debu sangat tidak baik di paru-paru.

Sinar Ultraviolet

Sinar Ultraviolet ini akibatnya bisa dirasakan secara langsung ketika kita sedang secara
langsung ketika kita sedang melakukan / pada proses pengelasan. Jika terkena kulit, akan
mengakibatkan kulit menjadi terbakar dan mengelupas. Dan jika terkena mata, maka akan
mengakibatkan sakit luar biasa yang sangat menyiksa.
Sinar Inframerah

Bahaya sinar Inframerah ini juga tidak kalah bahayanya dari sinar ultra violet. Jika pada sinar
Ultraviolet akibatnya bisa langsung dirasakan, maka pada sinar Inframerah ini menyerang
secara pelan-pelan dan jangka panjang.

Fume (debu/asap las).

Dalam melakukan pengalasan menggunakan elektroda, fume merupakan salah satu hal yang
membahayakan bagi lingkungan, karena didalamnya terdapat kandungan karbonmonoksida,
karbondioksida, nitrogen yang apabila terhirup dapat menyebabkan penyakit, cara untuk
mengatasi fume adalah dengan memperbaiki sirkulasi saat melakukan pengelasan, agar asap
las yang dihasilkan saat pengelasan tidak menyebar pada lingkungan sekitar,

Gas.

Pengelasan dengan menggunakan gas asetelin, juga membahayakan, karena didalam gas
tersebut juga terdapat kandungan yang sama seperti elektroda yang telah di jelaskan
sebelumnya dan dapat membahayakan bagi masyarakat sekitar, selain itu tabung gas las yang
tidak dirawat dengan baik juga dapat menyebabkan ledakan apabila terjadi kebocoran, dan
kebakaranya dapat merembet ke rumah warga sekitar, cara untuk mengatasinya adalah
dengan memperbaiki sirkulasi dan selalu mengecek kondisi peralatan las.

Suara.

Suasana suara bising yang ditimbulkan oleh pekerja las dapat mengganggu masyarakat yang
berada disekitar tempat las tersebut, untuk megatasinya dapat membuat struktur bangunan
yang dapat menahan suara yang dihasilkan dari pekerja yang berada di dalam.

Percikan Las.

Pengelas yang sering kali melakukan pengelasan diluar dapat mengganggu masyarakat
karena sering kali percikan yang di hasilkan mengenai pengendara ataupun pejalan kaki yang
melewati tempat tersebut.

DAMPAK POSITIF DARI BENGKEL LAS TERHADAP LINGKUNGAN:


Memberi lapangan pekerjaan

Masyarakat sekitar yang mempunyai kemampuan dasar mengelas dapat menjadi pekerja pada
bengkel las, sehingga mengurangi jumlah pengangguran di lingkungan tersebut.

Mempermudah masyarakat sekitar

Mempermudah segala rencana pembuatan barang ataupun reparasi barang yang berkaitan
dengan pengelasan, bengkel las menjadi solusi untuk mempermudah suatu pengerjaan yang
tidak bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat lingkungan.

Seiring dengan kebutuhan komponen dan suu cadang otomotif, perusahaan dituntut untuk
terus melakukan pembenahan kemampuan SDM. Salah satunya melalui peningkatan
keterampilan karyawan di bidang pengelasan. Pengelasan merupakan salah satu proses dari
proses manufaktur, dimana fungsi dari dasar pengelasan adalah menggabungkan bagian satu
dan bagian lainnya dengan menggunakan energi panas.

Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam berbagai situasi yang mungkin berbeda. Menurut
CAN/ CSA W 117.2-M87 Safety in Welding, Cutting, and Allied Processes bahaya secara
umum dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasannya. Namun secara umum bahaya
dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena
listrik, api/ panas (terbakar), radiasi busur las, fume, bising juga karena kendaraan/ alat
angkat serta gerakan material. Disamping itu masih terdapat bahaya yang bersifat laten
(tersembunyi), yang secara umum kurang menjadi perhatian juru las walaupun sebenarnya
merupakan bahaya yang cukup potensial, sebagai contoh :

Bekerja dengan menggunakan alat yang tidak biasa dipergunakan atau bukan menjadi
tanggung jawabnya.

Bekerja pada lingkungan yang terbatas (ruang tertutup, tangki, dll)

Koneksi listrik atau gas yang kurang baik,

Logam panas tanpa tanda, dll

Bahaya Listrik
Tubuh manusia dapat dikatakan sebagai bahan yang konduktif. Sehingga apabila tegangan
listrik terkena bagian badan, arus dapat mengalir dan dapat menimbulkan kejut, terbakar,
kelumpuhan atau kematian. Apabila terjadi kecelakaan karena listrik, beberapa langkah yang
harus diambil antara lain adalah :

Jangan mencoba menarik korban dari kontak (kecuali tidak ada alternative lain). Bila
terpaksa penolong harus menarij korban dari kontak, ia harus mempergunakan insulasi bagi
dirinya missal sarung tangan atau proteksi lain yang sejenis.

Putus aliran dan matikan sumber dahulu baru kemudian pindahkan korban dari
kontak.

Bila korban tidak bernafas berikan CPR (cardiopulmonary resuscitation/ rangsangan


jantung dan paru-paru).

Letakkan korban pada posisi horizontal dan usahakan tetap hangat.


Minta segera bantuan dokter terdekat.

Untuk menghindari terjadinya bahaya akibat listrik yang mungkin terjadi disarankan agar :

Tidak mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi bidang kerjanya atau karena tidak
berkualifikasi dalam bidangnya. Misalnya untuk pekerjaan penyambungan instalasi haruslah
dikerjakan oleh ahli listrik yang berkualifikasi.

Kabel tegangan tinggi harus selalu dijaga dan diusahakan sependek mungkin serta setiap
saat mendapat perlindungan yang cukup. Misalnya dengan melindungi diri dari kemungkinan
tertimpa logam/ baja atau terinjak kendaraan.

Sebelum memasang atau melepaskan koneksi (Steker) arus listrik harus dimatikan terlebih
dahulu.

Bila menghidupkan tombol (switch) harus dari sisi yang sama.

Yakinkanlah bahwa koneksi kabel mesin las dalam kondisi yang baik.

2. Radiasi

Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan
oleh busur las ini mempunyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra merah.
Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka terbakar,
kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye,
welder’s eye atau arc flash. Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam setelah terekspose,
oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.

Fume (debu/ asap las)

Fume biasanya terlihat pada setiap operasi pengelasan.Elektroda merupakan penghasil fume
yang paling utama. Diameter debu dalam asap las (fume) berkisar antara 0,2 mikrometer s/d 3
mikrometer. Butiran debu dengan ukuran > 0,5 mikrometer bila terhisap akan tertahan oleh
bulu hidung dan bulu pada pipa pernapasan, sedangkan yang lebih halus akan terbawa masuk
ke dalam paru-paru. Sebagian akan dihembuskan kembali, sedangkan sebagian lain akan
tertinggal dan melekat pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli) sehingga bila sudah
terakumulasi akan dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan.

Fume dapat juga di hasilkan dari pelapisan residu pada logam. Sebagai contoh logam yang di
galvanis (pelapisan seng) akan menghasilkan asap pada saat di las.
Berbagai gas berbahaya terkandung dalam fume yang terjadi pada pekerjaan pengelasan
antara lain adalah karbon monoksida, karbon dioksida, ozon, dan nitrogen dioksida,
disamping gas-gas lain yang terbentuk dari penguraian bahan pelapis, karat dan lain-lain.
Untuk itu haruslah diingat pada saat pengelasan di dalam ruangan tertutup atau tida cukup
sirkulasi udaranya, diperlukan adanya ventilasimekanik.

4. GAS

Terdapat 2 (dua) tipe gas yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

Gas yang dipergunakan untuk keperluan pengelasan, pemotongan, antara lain


oksigen, karbon monoksida, acetylene, gas alam, hydrogen, propan, butan dan gas untuk
pelindung seperti argon, helium, carbon dioksida dan nitrogen.

Gas yang ditimbulkan selama proses pengelasan, antara lain ozon, nitrogen dioksida,
carbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen chloride dan phosgene.

Pengaruh gas-gas tersebut diatas terhadap tubuh manusia adalah sebagai berikut :

Gas karbon monoksida. Gas karbon dioksida diubah menjadi karbon monoksida
dengan konsentrasi yang menurun pada jarak semakin jauh dari tempat pengelasan. Gas
karbon monoksida mempunyai sifat afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin yang dengan
sendirinya akan mengurangi daya penyerapan oksigen.

Gas karbon dioksida. Di dalam udara sudah terdapat gas ini dengan konsentrasi
sebesar 300 ppm. Gas karbon dioksida ini sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh manusia
bila konsentrasinya tidak terlalu tinggi.

Gas ozon. Gas ozon ini terjadi karena reaksi foto kimia dari sinar ultra violet. Bila
seseorang bernafas dalam udara yang mengandung 0,5 ppm ozon selama 3 jam akan merasa
sesak nafas. Pada konsentrasi 1 – 2 ppm dalam waktu 2 jam orang akan merasakan pusing,
sakit dada dan kekeringan pada saluran nafas.

Gas nitrogen monoksida. Gas ini bila masuk ke dalam saluran pernapasan tidak
merangsang tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin seperti halnya gas carbon
monoksida.Hal ini akan dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah yang
membahayakan system syaraf.

Gas nitrogen dioksida. Gas ini dapat memberikan rangsangan yang kuat terhadap
mata dan pernapasan

5. Bunyi / Suara

Tingkat bising yang tinggi dalam pekerjaan pengelasan dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang. Guna mengurangi pengaruh bahaya terhadap juru las atau orang yang bekerja di
dekat pekerjaan pengelasan disarankan penggunaan pelindung telinga.

Pelindung telinga harus dipergunakan pada waktu mengerjakan arc gauging atau pekerjaan
lain yang menimbulkan tingkat kebisingan (dB) yang cukup tinggi.

6. Bahaya Lain

Bahaya lain yang dapat terjadi misalnya :

Material panas akibat proses pengelasan,

Spark atau spatter yaitu titik kecil material cair yang memercik dari daerah
pengelasan dan menyebar cukup jauh. Spatter ini akan menimbulkan bahaya terbakar bila
terkena kulit yang tak terlindungi atau menimbulkan bahaya api bila kontak dengan material
yang mudah terbakar.

Guna mengurangi akibat bahaya karena material panas juru las harus dilengkapi dengan baju
dan sarung tangan pelindung dan baju pelindung yang sesuai. Disarankan tidak memakai
cincin pada waktu bekerja (mengelas). Untuk sebelum melakukan pengelasan harus
diyakinkan tidak ada material yang mudah terbakar di sekeliling tempat kerja termasuk korek
api gas. Pada pengelasan di tempat tinggi perlu diperhatikan bahwa spatter kemungkinan
jatuh ditempat yang cukup jauh. Harus selalu diingat bahwa di dalam pekerjaan pengelasan
api sewaktu-waktu dapat timbul di sekeliling lokasi sehingga APAR harus selalu tersedia dan
pekerja harus diberi tahu cara penggunaannya. Setelah pekerjaan pengelasan selesai periksa
apakah di daerah tersebut tidak ada api atau material panas yang ditinggalkan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik. Dimana masyarakat tinggal, disanalah berbagai jenis limbah
akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Sedangkan pengertian dari limbah
Bengkel adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh bengkel yang dapat berupa sisa-
sisa potongan besi ataupun sisa sisa gram dari proses pengelasan tersebut yang
jumlahnya bisa dibilang sangatlah banyak.

Macam-macam limbah yang terdapat pada bengkel las :

Gram dari hasil potongan besi (sekrap besi yang ada akibat memotong besi)

Terak las (sisa dari bagian bahan tambah pada saat pengelasan yang tidak menempel pada
sambungan besi/ percikan pada saat pengelasan)

Besi-besi yang sudah tidak bisa digunakan (terlalu pendek)

Karbit las

Kardus-kardus yang didapat saat pembelian alat-alat

Kaleng-kaleng cat

Sisa-sisa dempul

Amplas-amplas bekas

Limbah asap hasil dari pengelasan

Dll

Dari macam-macam limbah diatas sering sekali ditemui khususnya pada bidang
perbengkelan las, mungkin masih banyak lagi limbah yang dihasilkan dari bengkel las
tersebut. Kita semua tahu bahwa limbah yang dihasilkan dalam bidang komersial baik itu
perusahaan besar maupun hanya CV harus memiliki cara untuk mencegah terjadinya limbah
yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dan hal tersebut sudah diatur dalam peraturan
perundang-undangan dalam bidang Analis Dampak Lingkungan yang sudah diatur oleh
pemerintah dan juga bidang komersial yang akan dibangun sudah mendapatkan ijin
membangun suatu usaha pada daerah tersebut.

Mungkin untuk perbengkelan las yang berada ditengah lingkungan warga sudah
mendapatkan ijin dari Ketua RT setempat dan warga sekitar dalam ijin mendirikan suatu
usaha. Tetapi biasanya ijin tersebut sudah harus disepakati dalam mencegah bahaya limbah
terhadap lingkungan.

2.2 Pengaruh Limbah

A. Dampak Ekonomi

Dampak positif bengkel las dari aspek ekonomi bagi masyarakat :

1. Dapat meningkatkan ekonomi di lingkungan sekitar melalui : mengurangi


pengangguran di l lingkungan sekitar masyarakat yang akhir-akhir ini semakin bertambah.

2. Masyarakat dapat terbantu karena untuk pembuatan pagar rumah atau keperluan
rumah tangga yang memerlukan pengelasan dapat dengan mudah untuk request ke tukang
las dan biasanya dapat potongan harga karena tetangga sendiri.

B. Aspek Sosial

Dampak Positif.

Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya
sarana dan prasarana yang dibutuhkan :
1. Perubahan demografi melalui terjadinya tingkat pengangguran, yaitu dalam
pembuatan usaha tersebut tentunya pihak pengusaha membutuhkan tenaga kerja yang mana
dapat diambil dari lingkungan masyarakat sekitar.

2. Perubahan budaya yang dapat berdampak pada perubahan sikap masyarakat,


yaitu masyarakat akan mendapatkan sebuah gambaran tentang berwirausaha.

Dampak Negatif.
Dampak negatif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah polusi udara
yang berasal dari asap las yang nantinya akan berakibat buruk bagi masyarakat sekitar
antara lain menggangu kesehatan masyarakat.

C. Aspek Lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu aspek yang harus dipikirkan lebih jauh
sebelum menentukan sebuah usaha. Hal ini dilakukan semata-mata agar seorang pengusaha
dapat mengetahui dampak- dampak positif maupun negatif yang akan timbul dari sebuah
usaha yang dilakukan.

Dampak Positif :
Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang bertambah yang mana itu dapat mengurangi
tingkat pengangguran khususnya di lingkungan masyarakat, dan membantu perekonomian
tersebut. Dampak Negatif :
Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat walaupun tidak begitu signifikan.
Polusi udara yang mana dapat mengganggu tingkat kesehatan masyarakat.
Polusi suara yang berasal dari mesin produksi. Dapat mengganggu kenyamanan masyarakat
sekitar dan kebisingan yang di sebabkan oleh bengkel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai