Anda di halaman 1dari 4

Pengelasan (Welding)

proses pengelasan adalah “proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan


bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan
dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi”. Energi pembangkit panas dapat
dibedakan menurut sumbernya: listrik, kimiawi optis, mekanis, dan bahan semi konduktor.
Panas digunakan untuk mencairkan logam dasar dan bahan pengisi agar terjadi aliran bahan
atau terjadi peleburan. Selain itu, panas dipakai untuk menaikkan dektilitas sehingga aliran
plastis dapat terjadi walaupun bahan tidak mencair, lebih jauh lagi, pemanasan membantu
penghilangan kotoran pada bahan

Lingkup penggunaan tekhnik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi perkapalan,
pembuatan rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, dan lain sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses Las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi lubang-lubang pada coran, pembuat lapisan Las pada perkakas, mempertebal
bagian-bagian yang sudah aus, dan macam-macam reparasi lainnya.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan
cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai


mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak
turut mencair.

LAS BUSUR LISTRIK


Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.

Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama
dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.

Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair,
setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proses Pengelasan

Faktor yang paling dominan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proses pengelasan
adalah kecelakaan, tindakan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman.

1. Kecelakaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik seseorang
bahkan dapat berakibat fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan harta benda.
Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energy diatas nilai ambang batas dari badan atau
bangunan. Kecelakaan juga merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat
menurunkan efisiensi operasional suatu usaha.

2. Tindakan yang tidak aman (Berbahaya)

 Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD)

 Tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku di bidang pengelasan (ceroboh)

 Pengetahuan dan keterampilan operator pengelasan yang belum mumpuni

 Mental dan fisik operator las yang belum siap

3. Kondisi tidak aman

 Lokasi kerja yang kumuh dan kotor

 Alokasi pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh
beberapa pekerja yang sangat menimbulkan potensi bahaya

 Fasilitas dan sarana kerja yang tidak memenuhi standar, seperti scaffolding yang tidak aman,
atau tidak tersedianya exhaust blower pada lokasi pengelasan

 Terjadinya pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja pengelasan, missal debu,
tumpahan oli, minyak dan limbah B3 sehingga sangat berpotensi merusak komponen dan
peralatan pengelasan

Selain keselamatan kerja, perlu diperhatikan juga sumber energi yang dapat digunakan untuk
pengelasan. Hal ini termasuk penyalaan gas, busur listrik, laser, berkas elektron, gesekan, dan/atau
ultrasound.  Meskipun sering merupakan proses industri, pengelasan dapat dilakukan di berbagai
lingkungan, termasuk di udara terbuka, di bawah air, dan di luar angkasa. Pengelasan adalah
tindakan berbahaya dan tindakan pencegahan diperlukan untuk menghindari luka bakar, sengatan
listrik, kerusakan penglihatan, penghirupan gas dan asap beracun, dan paparan radiasi ultraviolet
yang intens.

 
Pengelasan dengan mesin las busur listrik

1. Bahaya-bahaya dalam pengelasan busur listrik 

 Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik

 Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti gas asetilin

 Cedera pada mata akibat penyinaran

 Silau nyala api gas

 Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan

 Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan

 Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon

2. Sebab-sebab utama kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik 

 Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las, maka tegangan listrik
AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi

 Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel las

 Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang pengisian pada
terminal penghubung kabel mesin las

 Isolasi yang tidak efektif pada gagang batang las

 Pengelasan busur listrik pada lokasi dikelilingi oleh material konduksi seperti bejana tekan
atau struktur dasar ganda dari kapal

3. Cara-cara mencegah bahaya kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik 

Pencegahan arus listrik mengalir ke seluruh tubuh manusia

 Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air

 Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung jari

 Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.

 Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis atau mesin las
busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar 60V 2)

 Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik

 Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan lembar kerja yang akan dilas
harus benar-benar “membumi”.
 Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya terbuka, maka tutuplah
dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.

 Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang elektrode dan sisi
gagang elektrode, dan hubungan pada konektor kabel harus sempurna.

 Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan dilas dan logam
dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit khusus.

 Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan bahwa batang


elektrode las telah dilepaskan dari gagang elektrode (holder).

Bahaya-bahaya sinar busur las dan nyala api gas 

1. Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari, kira-kira
5000-60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira 31000C.

2. Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata. Sinar-sinar
tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar ultraviolet (gelombang
elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat mata.

3. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan nyala
api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared menimbulkan
kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar seperti terbakar sinar mata

Setelah membaca mengenai bahaya pengelasan, cara pencegahan dan penanggulangannya


selanjutnya kita perlu juga untuk mempelajari Alat Pelindung Diri (APD) dalam Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada artikel berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai