merupakan perkembangan yang relatif baru. Ilmu kesehatan kerja adalah bidang
tempat kerja. Menurut International Labour Organization (ILO) dan World Health
Organization (WHO) pada tahun 1950 kesehatan kerja merupakan promosi dan
pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja pada jabatan apapun
dengan sebaik-baiknya.
Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu
tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya). Hakikat kesehatan kerja
mencakup dua hal, yaitu : Pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya. Tenaga kerja yang dimaksud adalah buruh
tersebut tidak dipenuhi, maka terjadi gangguan pada kesehatan dan daya kerja
tenaga kerja yang pada akhirnya berpengaruh buruk terhadap produktivitas kerja.
kesehatan dan daya kerja juga dikarenakan oleh berbagai faktor yang bersifat fisik,
kimiawi, biologis, fisiologis dan atau mental psikologis yang terdapat dalam
lingkungan kerja.
2
Bengkel Safir Merupakan usaha mandiri yang bergerak di bidang
berupa besi sehingga menjadi bahan yang bisa di pakai dalam kehidupan sehari-hari
(pagar, teralis, dsb) . secara spesifik para pekerja melakukan pekerjaanya sehari-hari
baku besi tadi menjadi bahan jadi. Maka banyak terdapat risiko, penyakit ataupun
kecelakaan kerja yang akan terjadi akibat dari pekerjaan sebagai tukang las seperti
gangguan kulit, gangguan musculoskeletal, tertimpa benda, memar dan luka. Oleh
karena itu tim berinisiatif untuk melakukan home industry observation ke lokasi
tersebut untuk menilai manajemen, proses produksi, analisa risiko atau penyakit dan
business).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang
disambung dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las juga bisa
didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara
atom.
Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pengelasan Cair
Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga
membentuk sambungan.
2. Pengelasan Tekan
yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga
yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan
b. Pengelasan tahanan
Proses ini meliputi :
1. Las proyeksi
Merupakan proses pengelasan yang hasil
4
pelat yang akan disambung dijepit dengan
3. Pematrian
adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah
menjadi :
a. Pengelasan Laser
Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada
5
Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan
perbandingan 1 : 3
Las cair dan pematrian termasuk ke dalam las fusion. Salah satu las
fusion adalah las termik. Pada las termik ini, panas yang dihasilkan
25000 C, hingga ujung benda kerja yang dituangi besi itu akan
4. LAS LISTRIK
Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari
6
Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi
dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dan cahaya
ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra violet ini,
tersebut.
7
Menggunakan elektroda gulungan kawat yang
sumber listrik )
2. Las listrik DC ( menggunakan arus listrik
BAB III
PEMBAHASAN
8
Keberadaan sektor informal di Kota Jambi ini sangat banyak dan sebagian besar
kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerjanya sehingga dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja bagi para pekerjanya yang dapat berakibat fatal. Usaha
perbengkelan sudah menjadi kebutuhan utama oleh masyarakat hal ini dikarenakan
hampir seluruh masyarakat membutuhkan jasa perbengkelan. Oleh karena itu, di Kota
Jambi ini terdapat sangat banyak bengkel. Salah satu di antaranya adalah bengkel las
Safir yang beralamat di Jerambah Bolong, Paal Merah, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi.
Pengambilan data ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara pada
pemilik dan para pekerja di bengkel tersebut. Dari hasil observasi dan wawancara
diketahui bahwa hasil produksi dari bengkel tersebut kebanyakan merupakan barang
jadi yang telah diolah sebelumnya dengan metoda pengelasan. Pabrik memiliki 11
orang karyawan laki-laki yang rata-rata usianya 19-30 tahun. Penempatan pekerjaan
karyawan semua hampir homogen sama. Informasi lain yang didapatkan bahwa pabrik
ini mempunyai hari kerja, yaitu setiap hari dengan lama kerja 6 jam kerja, mulai dari
pukul 08.00 sampai pukul 15.00 dengan jam istirahat selama 1 jam.
9
Gambar. Pembangkit Arus Listrik
3. Klem Massa
Dipasang pada meja kerja las pada saat proses pengelasan.
4. Meja Las
Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan.
10
Gambar. Meja Las
5. Elektrode
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang
Gambar. Elektroda
6. Tang Penjepit
Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas,
terbuka.
7. Palu Las
Untuk membersihkan kotoran atau kerak pada hasil las-lasan pada
sambungan.
11
Gambar. Palu Las
8. Sikat Baja
Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran pada hasil las-lasan
9. Kipas Blower
Berfungsi sebagai penyedot asap pada saat proses pengelasan agar asap
12
B. Proses Kerja
Langkah-langkah Proses Pengelasan :
las.
3. Taruh benda yang akan di las di atas meja kerja las.
4. Posisikan badan yang benar untuk siap melakukan pengelasan, dilanjutkan dengan
pengelasan titik terlebih dahulu untuk mengikat awal agar tidak terjadi
las.
9. Agar hasil pengelasan lebih kelihatan bersih, maka bersihkan dengan sikat baja.
10. Proses pengelasan selesai, tinggal melihat hasilnya.
11. Serta jangan lupa, bersihkan peralatan dan tata rapi lagi perlengkapan
C.
Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam berbagai situasi yang mungkin berbeda.
13
Processes bahaya secara umum dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasannya.
Namun secara umum bahaya dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat
pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena listrik, api/ panas (terbakar), radiasi
busur las, fume, bising juga karena kendaraan/ alat angkat serta gerakan material.
Disamping itu masih terdapat bahaya yang bersifat laten (tersembunyi), yang secara
umum kurang menjadi perhatian juru las walaupun sebenarnya merupakan bahaya yang
Bekerja dengan menggunakan alat yang tidak biasa dipergunakan atau bukan
Bahaya Listrik
Listrik yang mengalir dalam suatu sirkuit disebut arus listrik (I) dan diukur
dengan satuan ampere (A). Sedangkan tegangan yang menyebabkan adanya aliran
dalam suatu sirkuit diukur dengan volt (V). tubuh manusia dapat dikatakan sebagai
bahan yang konduktif. Sehingga apabila tegangan listrik terkena bagian badan, arus
dapat mengalir dan dapat menimbulkan kejut, terbakar, kelumpuhan atau kematian.
Tegangan listrik yang tidak terlalu tinggi pun dapat menyebabkan kasus tersebut di atas,
namun akibat dari padanya tergantung pada banyak faktor seperti halnya; dibagian
mana arus listrik mengenai bagian tubuh ataupun seberapa efektif kontak dengan
tegangan listrik tersebut. Tegangan listrik (voltage) induk yang masuk ke peralatan
listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk 3 phase dan 240 atau 120 volt
14
untuk single phase. Tegangan ini sering disebut sebagai tegangan primair. Pada
untuk memperoleh tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang dibutuhkan
pada terminal output alat las biasanya sekitar 80 volt bila tidak ada arus (OCV, open
circuit voltage), dan tegangan akan menjadi 20 30 volt bila arus mengalir dan nyala
Perbedaan teganan listrik bagian primair dan sekundair ini sangat penting untuk
diketahui. Tegangan tinggi pada sisi primair dari mesin las sangat berbahaya, namun
tegangan pada sisi sekundair pun tidak boleh diabaikan karena dapat pula menyebabkan
kejut (shock) yang seruis. Beberapa type mesin las seperti halnya plasma
welding mempunyai tegangan sekundair cukup tinggi. Bahaya ikutan yang dapat terjadi
akibat shok yang sebenarnya hanya mengejutkan dapat menjadi fatal karena posisi kerja
juru las, misalnya juru las berada ditempat yang tinggi dapat terjatuh dan lain
sebagainya.
Apabila terjadi kecelakaan karena listrik, beberapa langkah yang harus diambil antara
lain adalah:
1. Jangan mencoba menarik korban dari kontak (kecuali tidak ada alternative lain).
Bila terpaksa penolong harus menarij korban dari kontak, ia harus mempergunakan
insulasi bagi dirinya missal sarung tangan atau proteksi lain yang sejenis.
2. Putus aliran dan matikan sumber dahulu baru kemudian pindahkan korban dari
kontak.
15
4. Letakkan korban pada posisi horizontal dan usahakan tetap hangat.
Untuk menghindari terjadinya bahaya akibat listrik yang mungkin terjadi disarankan
agar :
1. Tidak mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi bidang kerjanya atau karena
2. Kabel tegangan tinggi harus selalu dijaga dan diusahakan sependek mungkin serta
setiap saat mendapat perlindungan yang cukup. Misalnya dengan melindungi diri
3. Sebelum memasang atau melepaskan koneksi (Steker) arus listrik harus dimatikan
terlebih dahulu.
5. Yakinkanlah bahwa koneksi kabel mesin las dalam kondisi yang baik.
Dalam proses pengelasan salah satu kabel dari mesin las dihubungkan dengan
pegangan elektroda (electrode holder) dan arus dari sumber listrik akan mengalir
melewati kabel ini untuk diloncatkan sehingga terjadi busur las yang kemudian
melewati material dan kembali ke mesin las. Material kerja hendaknya dapat diletakkan
pada meja baja atau yang sejenis agar dapat dilewati arus balik ke mesin las.
Untuk mendapat hasil pengelasan yang baik, yang perlu mendapat perhatian
adalah kabel kerja harus mempunyai hubungan yang baik dengan material kerja. Pada
pengelasan saluran pipa, arus listrik dapat melewati struktur yang di las. Pekerjaan
16
seperti ini harus mendapat perhatian khusus terutama apabila di dalam pipa terdapat
Rangka mesin las atau sumber arus listrik, panel control, material kerja dan lain-
lain harus di hubungkan dengan grounding. Grounding material kerja harus terpisah
tetapi dapat pula dihubungkan degan grounding mesin las. Besar diameter kabel
Penggunaan kabel yang lebih kecil dari yang telah direkomendasikan akan dapat
membawa akibat panas yang berlebihan pada kabel (over heating) dan menyala yang
Penggunaan kabel yang panjang harus dengan ukuran lebih besar disbanding
kabel pendek. Penggunaan kabel yang terlalu panjang hendaknya dihindari dan agar
Radiasi
Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang
ditimbulkan oleh busur las ini mempunyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra
merah. Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka
terbakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini
disebut arc-eye,welders eye atau arc flash. Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam
setelah terekspose, oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.
Pengelasan juga merupakan sumber bahaya bagi pekerja lain yang berada di
dekat pekerjaan las sebagaimana juru las itu sendiri. Pekerja tersebut dapat juga
17
Pantulan atau radiasi sinar ultra violet yang besar ini biasanya dari pengelasan
dengan prosesgas tungsten atau gas metal arc welding yang dipergunakan untuk
pengelasan aluminium atau baja stainless. Agar tidak membahayakan lingkungan setiap
aktivitas pengelasan yang berada di dekat lokasi kerja yang lain agar mempergunakan
partisi yang dibuat dari bahan tahan api dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat mengurangi pantulan atau refleksi ataupun melindungi spatter keluar dari
ruangan.
Efek dari sinar las terhadap pekerja yaitu merusak retina mata dan muncul
kebutaan akibat efek termis dari sinar pada retina. Disamping itu dapat mengakibatkan
Fume biasanya terlihat pada setiap operasi pengelasan. Fume ini terdiri dari
komponen yang dihasilkan dari elektroda, loga, dasar dan flux pada saat operasi.
Elektroda merupakan penghasil fume yang paling utama. Diameter debu dalam asap
las (fume) berkisar antara 0,2 mikrometer s/d 3 mikrometer. Butiran debu dengan
ukuran > 0,5 mikrometer bila terhisap akan tertahan oleh bulu hidung dan bulu pada
pipa pernapasan, sedangkan yang lebih halus akan terbawa masuk ke dalam paru-paru.
Sebagian akan dihembuskan kembali, sedangkan sebagian lain akan tertinggal dan
melekat pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli) sehingga bila sudah terakumulasi
tergantung dari proses pengelasan dan elektrodanya. Misalnya pada pengelasan dengan
18
menggunakan elektroda jenis law hydrogen maka di dalam asap las akan terdapat fluor
Fume dapat juga di hasilkan dari pelapisan residu pada logam. Sebagai contoh
logam yang di galvanis (pelapisan seng) akan menghasilkan asap pada saat di las.
Berbagai gas berbahaya terkandung dalam fume yang terjadi pada pekerjaan pengelasan
antara lain adalah karbon monoksida, karbon dioksida, ozon, dan nitrogen dioksida,
disamping gas-gas lain yang terbentuk dari penguraian bahan pelapis, karat dan lain-
lain.
Usaha untuk mengurangi pengaruh fume ini secara praktis adalah apabila fume
masih dapat terlihat bernafaslah di luar kepulan fume tersebut. Hal ini akan sangat
menguntungkan bagi juru las, namun usaha ini sangatlah sulit untuk dilaksanakan
terutama pada pengelasan ditempat yang tertutup/ kurang ventilasi. Untuk itu haruslah
diingat pada saat pengelasan di dalam ruangan tertutup atau tida cukup sirkulasi
Sebagai gambaran kasar kebutuhan udara segar tiap juru las adalah 2000 cuft per menit.
Kecepatan udara yang ditiupkan atau disedot kira-kira 0,5 meter per detik atau 100 feet
per menit.
GAS
lain oksigen, karbon monoksida, acetylene, gas alam, hydrogen, propan, butan
dan gas untuk pelindung seperti argon, helium, carbon dioksida dan nitrogen.
19
2. Gas yang ditimbulkan selama proses pengelasan, antara lain ozon,
phosgene.
Pengaruh gas-gas tersebut diatas terhadap tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1. Gas karbon monoksida. Gas karbon dioksida diubah menjadi karbon monoksida
dengan konsentrasi yang menurun pada jarak semakin jauh dari tempat
pengelasan. Gas karbon monoksida mempunyai sifat afinitas yang tinggi terhadap
2. Gas karbon dioksida. Di dalam udara sudah terdapat gas ini dengan konsentrasi
sebesar 300 ppm. Gas karbon dioksida ini sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh
3. Gas ozon. Gas ozon ini terjadi karena reaksi foto kimia dari sinar ultra violet. Bila
seseorang bernafas dalam udara yang mengandung 0,5 ppm ozon selama 3 jam
akan merasa sesak nafas. Pada konsentrasi 1 2 ppm dalam waktu 2 jam orang
akan merasakan pusing, sakit dada dan kekeringan pada saluran nafas.
4. Gas nitrogen monoksida. Gas ini bila masuk ke dalam saluran pernapasan tidak
merangsang tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin seperti halnya gas carbon
monoksida. Tetapi ikatan gas nitrogen monoksida dengan Hb jauh lebih kuat dan
tidak mudah terlepas bahkan akan mengikat oksigen yang dibawa oleh Hb. Hal ini
system syaraf.
5. Gas nitrogen dioksida. Gas ini dapat memberikan rangsangan yang kuat terhadap
20
Udara mengandung kurang lebih 21 % oksigen dan campuran kurang lebih 79%
nitrogen dengan sejumlah kecil gas-gas lain. Untuk dapat bernafas dengan baik
kandungan oksigen besar dari 21 % juga sangat berbahaya karena akan dapat
Gas pelindung seperti halnya karbon dioksida, helium atau argon akan bercampur
dengan udara bebas setelah dipergunakan dalam proses pengelasan. Apabila gas-gas ini
berada dalam jumlah yang sangat besar akan sangat berpengaruh pada udara yaitu
1. Gas argon lebih berat dari pada udara sehingga cenderung akan berada di bagian
2. Gas helium lebih ringan dari pada udara sehingga mempunyai tendensi akan
mempunyai ventilasi.
21
Ozon dapat timbul sebagai interaksi sinar ultraviolet yang dipancarkan dari busur las
dengan oksigen di udara. Ozon ini mempunyai bau yang sangat menyengat dan dapat
menimbulkan iritasi saluran pernafasan. Ozon akan menjadi probem utama dalam
pengelasan. GMAW alluminium, terutama alluminium silicon filler alloy 4043. namun
pada pengelasan otomatik, busur las sebaiknya ditutup dengan kaca atau plastic yang
dapat mengabsobsi radiasi sinar ultra violet. Gas berbahaya lain yang ditimbulkan
dalam proses pengelasan antara lain adalah gas dari pelapis logam dan pelarut
diijinkan karena disamping menghasilkan hasil yang kurang baik juga pelapis logam
Uap dari solven yang menimbulkan dipergunakan untuk membersihkan cat, atau
campuran cat sendiri dapat menghasilkan phosgene dan hydrogen chloride yang sangat
berbahaya bila terkena sinar ultraviolet. Untuk menghindari hal ini sebelum melakukan
Bunyi / Suara
kesehatan seseorang. Guna mengurangi pengaruh bahaya terhadap juru las atau orang
berikut :
22
- Pengelasan dengan SMAW 62 82 dB
gauging atau pekerjaan lain yang menimbulkan tingkat kebisingan (dB) yang cukup
tinggi.
Bahaya Lain
- Spark atau spatter yaitu titik kecil material cair yang memercik dari daerah
pengelasan dan menyebar cukup jauh. Spatter ini akan menimbulkan bahaya
terbakar bila terkena kulit yang tak terlindungi atau menimbulkan bahaya api
Guna mengurangi akibat bahaya karena material panas juru las harus dilengkapi
dengan baju dan sarung tangan pelindung dan baju pelindung yang sesuai. Disarankan
tidak memakai cincin pada waktu bekerja (mengelas). Untuk sebelum melakukan
pengelasan harus diyakinkan tidak ada material yang mudah terbakar di sekeliling
tempat kerja termasuk korek api gas. Pada pengelasan di tempat tinggi perlu
dapat timbul di sekeliling lokasi sehingga APAR harus selalu tersedia dan pekerja harus
23
diberi tahu cara penggunaannya. Setelah pekerjaan pengelasan selesai periksa apakah di
daerah tersebut tidak ada api atau material panas yang ditinggalkan.
dan benar agar saat melakuka n proses pengelasan las listrik dapat berjalan dengan
aman dan benar, apabila dalam melakukan proses pengelasan las listrik seorang welder
tidak memperhati kan keselamatan kesehatan kerja baik bagi dirinya sendiri, alat-alat
berdam pak buruk bagi pekerjaan dalam proses produksinya, itulah yang menyebabkan
begitu pentingnya keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses
Ada beberapa tahapan dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu;
terjadinya kebakaran.
6. Semua pekerjaan yang berpotensi sebagai sumber kecelakaan
kerja, seperti las, alat listrik, tali crane, dll dipastikan beroperasi
secara aman
7. Ruang kerja disiapkan agar cukup sinar, cukup aliran udara, bersih
24
8. Kendaraan mobil atau kendaraan lain disiapkan untuk membawa
dengan baik.
10. Pencabangan listrik dengan stop kontak secara bertingkat harus
dihindari.
Memakai 1. Semua peralatan kerja yang dipakai disesuaikan dengan
lingkungan sekitar.
5. Peralatan kerja yang dipakai tidak boleh mengganggu
dievaluasi .
4. Semua kejadian yang berhubungan dengan K-3 dilaporkan
25
pekerjaan.
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik
sangat diperlukan karena dalam proses produksi suatu pekerjaan dibutuhkan welder
yang produktivitasnya tinggi tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya,
baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses pengelasan la s listrik banyak
sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las
berikut:
Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las listrik
yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam perangkat-
perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan mengganggu berjalannya
proses produksi.
Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan orang-
welder.
Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun orang-
orang disekelilingnya.
Oleh karena itu dalam melakukan proses pengelasan las listrik setiap welder harus
Dalam melakukan proses pengela san las lirtrik harus mematuhi prosedur yang
benar terutama pada keselamatan kesehatan kerjanya, tapi dibalik semua itu tidak
mematuhi tentang prosedur keselamatan kesehatan kerja yang benar dan sesuai,
26
apabila terjadi kecel akaan baik pada welder dan sesuatu apapun yang ada
berakibat fatal bagi korbannya, dan kemudian diserahkan kepada ahlinya, agar
dengan fungsinya.
Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang
welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan
Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang
berlapis atau baju dan ce lana panjang yang berbahan dasar kain levis untuk
melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra
kerjanya.
Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini
berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan bunga
api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang ditimbulkan oleh
satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari
efek radiasi sinar ultra violet da n ultra merah yang dapat merusak kulit
maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh
meter.
Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini
yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu
27
safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika
digunakan.
Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap
stabil pada saat melakukan proses penge lasan las listrik dari asap las, dan
untuk melindungi asap dan debu yang ber acun masuk ke paru-paru, hal ini
boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sister pembuangan
asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada salahnya
jika diguna kan, karena pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme
manusia.
Hal yang perlu lainnya seperti kamar las, agar welder dapat bekerja tanpa
Dalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat
terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
adalah:
agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las listrik.
Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat
berfungsi standart.
Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik, karena hal
tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam mesin las listrik.
28
Kebisingan juga mempengaruhi baik buruknya suatu proses produksi dalam pengelasan
las listrik, karena Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki , misalnya
yang merintangi terd engarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
sebagai berikut :
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phisik
proses kerjanya
Mngamankan dan memperlancar pengangkitan orang, binatang, tanaman atau
barang
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
Mengamankan dan memperlancar peke rjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
29
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
listrik.
b. Pada proses pengelasan las listrik ha rus selalu memperhatikan prosedur
kesehatan kerjanya.
d. Setiap welder harus mengerti bahaya-bahaya yang diakibatkan las listrik
las listrik.
h. Setiap welder harus mam pu menjaga keselamatan ke sehatan kerja, baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan sesuatu apapun yang ada
disekitarnya.
i. Pada proses pengelasan las listrik setiap orang ha rus saling
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hendaknya dalam setiap melakukan proses pengelasan las listrik selalu
welder itu sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya karena hal tersebut
B. Saran
Semoga dengan ditulisnya laporan ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya, terutama bagi penulis dan pemilik pabrik. Dengan demikian kita bisa
bersama-sama untuk membangun dan melestarikan budaya kesehatan dan
keselamatan dalam bekerja, terutama di bidang industri.
31
Lampiran
32
33