Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada waktu ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam
penyambungan batang-batang pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang
dibuat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi lebih ringan
dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya keseluruhannya
menjadi lebih murah.

Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas, terlebih dalam


dunia Perkapalan proses pengelasan sangat diperlukan pada kontruksi suatu kapal.
Pada proses pengelasan kita harus mematuhi prosedur yang ditetapkan. Pada
galangan kapal kerap terlihat proses pengelasan pada pembuatan kapal. Tetapi
akibat penggunaan pengelasan yang kurang baik, struktur las dan hasil las banyak
masalah-masalah yang dihadapi. Selain masalah pada hasil lasan, masalah
keselamatan dan kesehatan pada pengelasan semakin menjadi-jadi.

Akhir-akhir ini kontruksi las banyak sekali digunakan, sehingga


pelaksanaan pekerjaan las juga menjadi makin besar dan dengan sendirinya
kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan pengelasan juga menjadi makin
banyak. Kecelakaan-kecelakaan tersebut pada umumnya disebabkan karena
kurangnya kehati-hatian, cara memakai alat yang salah, pemakaian pelindung
yang kurang baik. Untuk menghindari kecelakaan-kecelakaan tersebut, kita
sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat keselamatan
kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara – cara
pencegahan bahaya akibat proses las. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang
cukup mengenai K3.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian kecelakaan kerja
1.2.2 Macam-macam Kecelakaan yang terjadi di tempat serta dampak dan
pencegahan nya

1.3 Tujuan
1.3.1 Pembaca dapat mengetahui pengertian kecelakaan kerja
1.3.2 Pembaca dapat mengetahui macam-macam kecelakaan yang terjadi di
tempat las serta dampak dan pencegahan nya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kecelakaan kerja

Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga,


semula tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik bagi manusia dan atau
harta benda, Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan
tidak diharapkan dan tidak terencana yang mengakibatkan luka, sakit,
kerugian baik pada manusia, barang maupun lingkungan. Kerugian-kerugian
yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa banyak hal yang mana telah
dikelompokkan menjadi 5, yaitu :

 Kerusakan
 Kekacauan organisasi
 Keluhan, kesakitan dan kesedihan
 Kelainan dan cacat
 Kematian

Bagian mesin, alat kerja, tempat dan lingkungan kerja mungkin rusak oleh
kecelakaan, Akibat dari itu, terjadilah kekacauan organisasi (biasanya pada proses
produksi), Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluh dan menderita, sedangkan
keluarga dan kawan-kawan sekerja akan bersedih hati, kecelakaan tidak jarang
berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat, bahkan tidak jarang
kecelakaan merenggut nyawa dan berakibat kematian.

Berikut Beberapa Definisi Kecelakaan Kerja :


Menurut Per 03/Men/1994 mengenai Program JAMSOSTEK, pengertian
kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja , termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.( Bab I pasal 1 butir 7 ).

3
Sedangkan menurut Direktur Teknik MIGAS selaku Kepala Inspeksi Tambang
MIGAS mendefinisikan Kecelakaan Kerja Tambang adalah setiap kecelakaan
yang menimpa pekerja tambang, pada waktu melakukan pekerjaannya di tempat
kerja pada pada WKP nya yang mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran,
memerlukan perawatan medis, mengalami luka2, kehilangan anggota badan, atau
kematian. Pekerjaan tambang adalah semua kegiatan yang dilakukan sehubungan
dengan tugas atau kepentingan perusahaan termasuk kegiatan insidentil, kegiatan
sukarela dan kegiatan lain yang dilakukan atas perintah/izin perusahaan.

Menurut OSHA adalah kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau pulang dari
kerja, yang biasa disebut commuting, bukan termasuk kecelakaan kerja

2.2 macam-macam kecelakaan kerja yang terjadi di tempat las serta dampak
dan pencegahan nya

a. Kecelakaan Karena Cahaya dan Sinar

Dalam proses pengelasan tidak luput adanya cahaya dan sinar sewaktu kita
mengelas. Namun cahaya dan sinar ini dapat membahayakan juru las dan pekerja
lain sewaktu di sekitar pengelasan. Cahaya dan sinar las ini meliputi:

 Sinar Ultraviolet
 Cahaya Tampak
 Sinar Inframerah

Cahaya dan sinar ini cukup berbahaya jika mata menerima dengan
berlebih.

Pelindung Mata dan Muka

 Pelindung mata tersebut harus mampu menurunkan kekuatan cahaya


tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran
sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata

4
harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau
hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau goegle yang mempunyai
nomor warna dan penggunaan seperti di tunjukkan pada tabel di bawah ini
:

Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle

No.warna Las busur listrik Las gas


2,5 - Untuk cahaya rendah
3 - Untuk cahaya rendah
4 - Untuk cahaya rendah
5 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya sedang
6 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya sedang
7 Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A Untuk cahaya kuat
8 Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A Untuk cahaya kuat

 Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap


kebakaran kulit sebagai akibat cahaya busur, percikan yang tidak dapat
dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari
pelindung muka bermacam-macam dapat berupa helmet dan dapat berupa
pelindung yang harus dipegang.

b. Kecelakaan Karena Listrik

Kecelakaan ini sangat rentan terjadi pada pekerja las yang melakukan
pekerjaan mengelas tidak pada tempat yang benar. Banyak juru las menganggap
kejutan listrik yang kecil merupakan hal sepele. Namun kejutan listrik yang kecil
tersebut bisa saja membuat para pekerja las mengalami gangguan pada peredaran
darah, bahkan mengalami kematian.

Pencegahan Bahaya Listrik

Listrik cukup berbahaya pada juru las, tetapi bahaya listrik ini dapat
dicegah dengan beberapa cara yaitu:

5
 Penggunaan Wearpack atau perlengkapan yang sesuai untuk pengelasan.
 Penggunaan pemegang elektroda berisolator.
 Penggunaan alat penurunan tegangan otomatik.
 Penggunaan kabel pengelasan yang sesuai.

c. Bahaya Percikan dan Terak Las

Percikan terjadi sewaktu berlangsungnya pengelasan, dan percikan ini juga


berbahaya jika terkena pada mata dan pada kulit. Biasanya kulit akan mengalami
luka bakar jika terkena percikan api las ini. Terak las juga berbahaya jika terkena
ke kulit dan mata. Ini terjadi sewaktu juru las membersihkan hasil las maupun
mengkikis terak las tersebut. Untuk mencegah bahaya percikan dan terak las ini
perlu yang dinamakan dengan pelindung yaitu:

 Pelindung Mata.
Pelindung ini berfungsi menghindari percikan maupun pecahan terak las
masuk ke mata. Jika juru las sudah menggunakan pelindung ini, percikan-
percikan akan memantul ke pelindung mata yang berbentuk kacamata
maupun gogel yang berkaca bening.
 Pelindung Kulit.
Percikan las bila mengenai kulit akan menyebabkan luka bakar. Karena itu
juru las harus dilindungi terhadap hal ini terutama apabila harus
melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Untuk itu juru las harus
menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit dimana bagian dalam
sarung tangan ini dilapisi sarung tangan yang terbuat dari katun, agar
menghindari bahaya listrik.

d. Bahaya Lainnya

 Bahaya Ledakan.

6
Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang
berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan –
bahan yang mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan /
pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk
menghindari bahaya ledakan , seperti :
 Pembersihan bejana atau tangki.
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki
perlu dibersihakan dengan : Air untuk bahan yang mudah larut, uap
untuk bahan yang ,mudah menguap dan soda kostik untuk
membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.
 Pengisian bejana atau tangki.
Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana
dengan air sedikit di bawah bagian yang akan dilas/dipotong.
 Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan.
Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana
harus dalam keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada
proses pemanasan gas dapat keluar.
 Penggunaan gas lain.
Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air
mengalami kesulitan maka sebagai gantinya dapat digunakan gas
CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara .
 Bahaya Jatuh.
Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi
bangunan lainnya yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang
mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh atau kejatuhan yang berakibat
fatal . Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator
untuk menghindari bahaya ini :
 Menggunakan tali pengaman.
 Menggunakan topi atau helm proyek pengaman untuk
mencegah terjadinya kejatuhan benda – benda atau kena panas
matahari.
 Bahaya Kebakaran.

7
Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya
kebakaran sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat
berhubungan erat dengan api dan gas yang mudah terbakar, untuk itu
operator perlu sekali mengambil langkah – langkah pengamanan seperti :
 Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu,
bensin, solar, minyak atau bahan – bahan lain yang mudah terbakar
atau meledakharus ditempatkan di tempat khusu yang tidak akan
terkena percikan las.
 Jauhkan tabung – tabung dan generator dari percikan api las, api
gerinda atau panas matahari.
 Perbaikan pada sambungan – sambungan pipa atau selang – selang
terutama saluran Asetilen.
 Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah
dijangkau seperti bak air, pasir, hidrant .
 Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Dalam pengelasan ada 3 cahaya dan sinar yang berbahaya pada mata yaitu:
Sinar Ultraviolet, Cahaya Tampak dan Sinar Inframerah.
 Listrik tidak boleh disepelekan karena listrik merupakan sesuatu yang
cukup mematikan.
 Pada proses pengelasan juru las harus mengerti bahaya-bahaya apa saja
yang terdapat dan bagaimana cara untuk mencegah ataupun mengatasinya.

3.2 Saran

 Penulis berharap agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini.
 Pemberian penyuluhan kepada juru las tentang Keselamatan & Kesehatan
Kerja dalam bidang pengelasan
 Juru las dapat menjalani pekerjaan dengan baik, dan menghindari
kecelakaan-kecelakaan kerja dengan cara memahami pencegahannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9348129/Keselamatan_and_Kesehatan_Kerja_K3_Pen
gelasan

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-faktor-
kecelakaan-kerja.html

10

Anda mungkin juga menyukai