Dosen Pengampu :
Budi Nur Iman, S.Si, M.Kom
Penyusun :
Rian Adi Putra Pradono
NRP 1103121015
D3 ELEKTRONIKA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam
penyambungan batang-batang logam terutama baja, pada kontruksi bangunan,
konstruksi jembatan, kontruksi mesin, dan lain-lain. Material dari bahan logam
memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih baik dari material lain seperti kayu
atau plastik. Mesin las dipilih untuk menyambungkan logam daripada mur baut,
atau lem besi. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan
dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini
menjadi lebih kuat dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga
biaya keseluruhannya menjadi lebih murah.
Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas, dari mulai
pengelasan pagar rumah, bodi mobil, pipa gas dan minyak, terlebih dalam
dunia perkapalan dan perkereta apian proses pengelasan sangat diperlukan pada
kontruksi suatu kapal dan kereta api karena sebagian besar bagian moda
transportasi tersebut terbuat dari besi dan baja. Pada proses pengelasan kita
harus mematuhi prosedur yang ditetapkan. Pada galangan kapal atau depo
kereta api kerap terlihat proses pengelasan pada pembuatan ataupun perbaikan
kapal atau kereta api. Tetapi akibat penggunaan pengelasan yang kurang baik,
struktur las dan hasil las banyak masalah-masalah yang dihadapi. Selain
masalah pada hasil las, masalah keselamatan dan kesehatan pada pekerja
pengelasan juga semakin mengancam.
Akhir-akhir ini kontruksi las banyak sekali digunakan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan las juga menjadi makin besar namun sangat disayangkan
kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan pengelasan juga menjadi
semakin banyak. Kecelakaan-kecelakaan tersebut pada umumnya disebabkan
karena kurangnya kehati-hatian, cara memakai alat yang salah, dan pemakaian
pelindung yang kurang baik. Untuk menghindari kecelakaan-kecelakaan
tersebut, sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan
alat
dunia K3.
Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang
K3.
Memajukan teknologi di bidang K3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2.1.1.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang sangat penting untuk
suatu sumber bahaya, maka lebih besar pula daya absorbsi untuk sinar itu
yang harus dipunyai kacamata las. Untuk keperluan ini maka kacamata las
harus mempunyai warna tranmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau
hijau.
Lensa kacamata tidak boleh terlalu gelap, karena tidak dapat melihat
benda kerja dengan jelas, tetapi juga tidak boleh terlalu terang, sebab akan
menyilaukan.
Bahan dari kacamata las (goggle) dapat terbuat dari plastik yang
transparan dengan lensa yang dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya
radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan kesilauan atau lensa
yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari
radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih goggle adalah:
1) Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
2) Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
3) Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
4) Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah.
5) Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
kita mengelas. Namun cahaya dan sinar ini dapat membahayakan juru las
dan pekerja lain sewaktu di sekitar pengelasan. Cahaya dan sinar las ini
meliputi:
Sinar Ultraviolet
Cahaya Tampak
Sinar Inframerah
Cahaya dan sinar ini cukup berbahaya jika mata menerima dengan berlebih.
2.1.3
pekerjaan mengelas tidak pada tempat yang benar. Banyak juru las
menganggap kejutan listrik yang kecil merupakan hal sepele. Namun
kejutan listrik yang kecil tersebut bisa saja membuat para pekerja las
mengalami gangguan pada peredaran darah, bahkan mengalami kematian.
2.1.4
pengelasan.
Penggunaan pemegang elektroda berisolator.
Penggunaan alat penurunan tegangan otomatik.
Penggunaan kabel pengelasan yang sesuai.
juga berbahaya jika terkena pada mata dan pada kulit. Biasanya kulit akan
mengalami luka bakar jika terkena percikan api las ini. Terak las juga
berbahaya jika terkena ke kulit dan mata. Ini terjadi sewaktu juru las
membersihkan hasil las maupun mengkikis terak las tersebut. Untuk
mencegah bahaya percikan dan terak las ini perlu yang dinamakan dengan
pelindung yaitu:
Pelindung Mata
Pelindung ini berfungsi menghindari percikan maupun pecahan
terak las masuk ke mata. Jika juru las sudah menggunakan
pelindung ini, percikan-percikan akan memantul ke pelindung mata
yang berbentuk kacamata maupun gogel yang berkaca bening.
Pelindung Kulit
Percikan las bila mengenai kulit akan menyebabkan luka bakar.
Karena itu juru las harus dilindungi terhadap hal ini terutama
apabila harus melakukan pengelasan tegak dan atas kepala. Untuk
itu juru las harus menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit
dimana bagian dalam sarung tangan ini dilapisi sarung tangan yang
terbuat dari katun, agar menghindari bahaya listrik.
2.1.6 Bahaya Lainya
Bahaya Ledakan.
Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk
yang berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan
bahan yang mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan /
pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk
menghindari bahaya ledakan , seperti :
Pembersihan bejana atau tangki.
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki
perlu dibersihakan dengan : Air untuk bahan yang mudah larut, uap
untuk bahan yang ,mudah menguap dan soda kostik untuk
2.2.2
cahaya tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari
pancaran sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka
pelindung mata harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya
abu-abu, coklat atau hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau
goggle yang mempunyai nomor warna dan penggunaan seperti di
tunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Nomor warna penggunaan goggle
No.warna
Las gas
2,5
s.d. 70 A
8
s.d. 70 A
2.2.4
Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting
agar orang yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya
las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi
dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja
Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar
agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh
percikan terak las dan bunga api.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tinjauan pustaka dan melakukan analisa mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tentang pengelasan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pengelasan sangat bermanfaat terutama pada industri konstruksi dan
mekanik, namun juga menyimpan potensi kecelakaan kerja yang
cukup besar.
Aturan K3 tentang pengelasan wajib dilaksanakan oleh juru las pada
khususnya dan pekerja pada umumnya untuk menghindari
kecelakaan kerja.
Pada proses pengelasan juru las harus mengerti bahaya-bahaya apa
saja yang terdapat di dalamnya dan bagaimana cara untuk mencegah
ataupun mengatasinya.
3.2 Saran dan Rekomendasi
Pemberian penyuluhan kepada juru las tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam bidang pengelasan
Juru las dapat menjalani pekerjaan dengan baik, dan menghindari
kecelakaan-kecelakaan
kerja
dengan
cara
memahami
pencegahannya.
Penerapan lengan robot otomatis diperlukan untuk melakukan
pengelasan yang mudah dan kontinyu agar juru las tidak jenuh dan
mengurangi resiko kecelakaan kerja.
Daftar Pustaka
Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam, Pradnya Paramita, Jakarta.
Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung
Agung, Jakarta.
http://dokter-las.blogspot.com/2013/04/k3-pengelasan-logam.html
http://www.bengkelbangun.com/2013/01/pakaian-pelindung-atau-pengamantukang.html
http://bambangpriambodo.blogspot.com/2012/01/mengelas-1.html
http://safelindo.blogspot.com/2008/12/peraturan-perundang-undangan-dibidang.html
https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2014/06/20/berbagai-resiko-kecelakaan-padaproses-pengelasan/