Anda di halaman 1dari 204

Untuk

Peserta Pendidikan dan Latihan


Bidang Keahlian Teknik Mesin
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2004
MELAKSANAKAN PROSEDUR PENGELASAN,
PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS
DAN PEMANASAN

Penyusun :

Dadang Hidayat, Drs


R. Sabar Santana .

Editor :

LPPM ITB

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2004
Modul Mekanik Otomotif

KATA PENGANTAR

Modul ini disusun menggunakan sistem pelatihan yang berbasis kompetensi


untuk mengajarkan keterampilan di tempat kerja. Pelatihan berdasarkan standar
kompetensi yaitu suatu cara yang sudah disepakati secara nasional tentang
penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang digunakan untuk tugas
pekerjaan tertentu dengan penekanan utama pada aspek apa yang dapat
dilakukan seseorang sebagai hasil dalam mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan.
Salah satu karakteristik yang penting tentang pelatihan berbasis kompetensi
adalah titik berat pada pelatihan bersifat individual untuk pekerjaan aktual di
tempat kerja.
Modul ini dapat digunakan oleh peserta pendidikan dan pelatihan serta
instruktur/pengajar untuk memberikan aktivitas Pembelajaran pada peserta
pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan unit kompetensi menurut standar
kompetensi industri logam IAPSD (Indonesia Australia Partnership for Skill
Development) metals project dengan judul unit kompetensi Melakukan Rutinitas
Las Oksi-asetilin (las karbit) yang berisikan pengetahuan dan keterampilan
untuk pekerjaan pembentukan. Unit kompetensi ini merupakan salah satu unit
kompetensi yang mendukung penampilan yang efektif sehubungan dengan
kompetensi pembentukan yang digunakan di lingkungan kerja atau industri.
Secara umum isi modul ini mempertimbangkan secara penuh kondisi
pelatihan keterampilan dan organisasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
yang disesuaikan dengan kebutuhan industri tanpa ada bias pada sektor
individual. Untuk mendukung hal tersebut, pada modul ini akan dipertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
Kebutuhan peserta pendidikan dan pelatihan.
Persyaratan-persyaratan organisasi.
Waktu yang tersedia untuk melakukan pendidikan dan pelatihan.
Situasi pelatihan.
Strategi penyampaian yang digunakan dan teknik-teknik penilaian yang
disajikan dalam modul unit kompetensi ini tidaklah bersifat wajib tetapi

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan i


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

merupakan prasyarat minimum yang harus digunakan sebagai pedoman


penggunaan modul. Pengguna modul ini didorong untuk menggunakan berbagai
pengalaman belajar sebelumnya yang meliputi pengetahuan, keterampilan serta
pengalaman-pengalaman belajar yang lainnya untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan yang termuat dalam modul ini serta agar dapat
memastikan relevansi kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan
pekerjaan di industri.

Penyusun,

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan ii


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ................................................................................ vi
GLOSARIUM ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Judul Modul ...................................................................... 1
B. Prasyarat ......................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................. 2
D. Tujuan Akhir ..................................................................................... 7
E. Kompetensi dan Sub Kompetensi ....................................................... 8
F. Pengecekan Kemampuan .................................................................. 13
BAB II PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat .......................................................... 16
B. Kegaiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1 Peralatan Utama Las Oksi-asetilin dan Cara
Penggunaannya ........................................................................... 19
a. Tujuan kegiatan belajar ........................................................... 19
b. Uraian materi Pembelajaran ..................................................... 19
c. Rangkuman materi Pembelajaran ............................................ 45
d. Tugas Pembelajaran .............................................................. 51
e. Tes formatif .......................................................................... 52
f. Kunci jawaban formatif .......................................................... 53
g. Lembar kerja ........................................................................ 55
2. Kegiatan Belajar 2 Alat bantu las dan peralatan keselamatan
kerja ......................................................................................... 58
a. Tujuan kegiatan belajar .......................................................... 58
b. Uraian materi Pembelajaran .................................................... 58

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan iii


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

c. Rangkuman materi Pembelajaran ............................................ 72


d. Tugas Pembelajaran .............................................................. 77
e. Tes formatif .......................................................................... 77
f. Kunci jawaban formatif .......................................................... 78
3. Kegiatan Belajar 3 Teknik dan prosedur pengelasan
pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan ................ 80
a. Tujuan kegiatan belajar .......................................................... 80
b. Uraian materi Pembelajaran ................................................... 80
c. Rangkuman materi Pembelajaran ........................................... 93
d. Tugas Pembelajaran ............................................................. 97
e. Tes formatif ......................................................................... 97
f. Kunci jawaban formatif .......................................................... 98
g. Lembar kerja ....................................................................... 100
Lembar kerja 1 Membuat rigi las tanpa bahan tambah ........... 100
Lembar kerja 2 Membuat rigi las dengan bahan tambah ......... 104
Lembar kerja 3 Membuat sambungan I ................................ 109
Lembar kerja 4 Membuat sambungan tumpang ..................... 114
Lembar kerja 5 Membuat sambungan T ................................ 119
Lembar kerja 6 Membuat jalur las posisi mendatar ................ 124
Lembar kerja 7 Sambungan I posisi mendatar ....................... 129
Lembar kerja 8 Membuat jalur las posisi tegak arah naik ........ 135
Lembar kerja 9 Membuat sambungan I posisi tegak arah
naik ................................................................................... 140
Lembar kerja 10 Membuat rigi las posisi atas kepala .............. 146
Lembar kerja 11 Mengelas pipa posisi tegak.......................... 151
Lembar kerja 12 Mengelas pipa posisi datar .......................... 156
Lembar kerja 13 Membuat sambungan tumpang
(patri keras)........................................................................ 161
Lembar kerja 14 Membuat sambungan bahan
alumunium ......................................................................... 166
Lembar kerja 15 Memotong dengan panas dan
pemanasan ......................................................................... 171

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan iv


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

BAB III EVALUASI


Tes Tulis .............................................................................................. 176
Tes Ujuk Kerja ..................................................................................... 178

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................... 190

DAFTAR PUSTAKA

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan v


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

PETA KEDUDUKAN MODUL

Modul ini merupakan dasar dari keseluruhan program Pembelajaran pada


program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, sehingga kedudukannya adalah
bahwa sebelum mengikuti atau mempelajari modul yanng lain harus
menyelesaikan modul ini terlebih dahulu.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan vi


Pemanasan
Modul Mekanik Otomotif

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan vii
Modul Mekanik Otomotif

Sertifikat Level Jenjang


Kode Kompetensi Kualifikasi
Kompetensi Pendidikan

II. OPKR-10- Pelaksanaan pemeliharaan/servis


001B komponen Teknisi Yunior SMK
III. OPKR-10- Pemasangan sistem hidrolik
002B
IV. OPKR-10- Pemeliharaan/servis sistem
003B hidrolik
V. OPKR-10- Pemeliharaan/servis dan
005B perbaikan kompresor udara dan
komponen-komponennya
VI. OPKR-10- Melaksanakan prosedur
006B pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas dan
pemanasan
VII. OPKR-10- Pembacaan dan pemahaman
009B gambar teknik
VIII. OPKR-10- Penggunaan dan pemeliharaan
010B alat ukur
IX. OPKR-10- Mengikuti prosedur kesehatan
016B dan keselamatan kerja
X. OPKR-10- Penggunaan dan pemeliharaan
017B peralatan dan perlengkapan
tempat kerja
XI. OPKR-10- Pelaksanaan operasi penanganan
19B secara manual
XII. OPKR-40- Melepas, memasang dan
017B menyetel roda
XIII. OPKR-40- Pembongkaran, perbaikan dan
019B pemasangan ban luar dan ban
dalam
XIV. OPKR-50- Pengujian, pemeliharaan/servis
001B dan penggantian baterai
XV. OPKR-10- Konstribusi komunikasi di tempat
018B kerja
XVI. OPKR-20- Pemeliharaan/servis sistem
010B pendingin dan komponen-
komponennya
XVII. OPKR-20- Perbaikan sistem pendingin dan
011B komponen-komponennya
XVIII. OPKR-20- Pemeliharaan/servis sistem
014B bahan bakar bensin
XIX. OPKR-20- Pemeliharaan/servis sistem
017B injeksi bahan bakar diesel
XX. OPKR-30- Pemeliharaan/servis unit kopling
001B dan komponen- komponen serta
sistem pengoperasiannya

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan viii
Modul Mekanik Otomotif

Sertifikat Level Jenjang


Kode Kompetensi Kualifikasi
Kompetensi Pendidikan

XXI. OPKR-30- Perbaikan kopling dan


002B komponen-komponenya Teknisi Yunior SMK
XXII. OPKR-30- Pemeliharaan/servis transmisi
004B manual
XXIII. OPKR-30- Pemeliharaan/servis poros
013B penggerak roda
OPKR-40-001B Perakitan dan pemasangan
sistem rem dan komponen-
komponenya
OPKR-40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem
OPKR-40-008B Pemeriksaan sistem kemudi
OPKR-40-012B Pemeriksaan sistem suspensi
OPKR-50-002B Perbaikan ringan pada
rangkaian/sistem kelistrikan
OPKR-50-007B Pemasangan, pengujian dan
perbaikan sistem penerangan
dan wiring
OPKR-50-009B Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan (Aksesoris )
OPKR-20-001B Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya
OPKR-20-012B Overhaul komponen sistem
pendingin
OPKR-30-003B Overhaul kopling dan
komponennya
OPKR-30-007B Pemeliharaan/servis transmisi
otomatis
OPKR-30-010B Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan
XXIV. OPKR-30- Perbaikan poros penggerak roda
014B
XXV. OPKR-40- Perbaikan sistem rem
003B
XXVI. OPKR-40- Overhaul komponen sistem rem
004B
XXVII. OPKR-40- Perbaikan sistem kemudi
009B
XXVIII. OPKR-40- Pemeliharaan/servis sistem
014B suspensi
XXIX. OPKR-40- Balans roda/ban
016B
XXX. OPKR-50- Pemasangan, pengujian dan
008B perbaikan sistem pengaman
kelistrikan dan komponennya
XXXI. OPKR-50- Perbaikan sistem pengapian
011B
XXXII. OPKR-50- Memelihara atau servis sistem AC
019B (Air Conditioner)

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan ix


Modul Mekanik Otomotif

GLOSARIUM

Elemen Kompetensi

Elemen atau sub kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun


sebuah unit kompetensi.

Kompeten

Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien di tempat
kerja serta seusai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kriteria Kinerja

Patokan-patokan yang digunakan untuk mengukur apakah seseorang sudah mencapai


suatu kompetensi pada unit kompetensi tertentu.

Penilaian

Proses formal yang memastikan peserta pendidikan dan pelatihan memenuhi standar-
standar yang dibutuhkan oleh standar kompetensi industri. Proses penilaian ini dilakukan
oleh seorang penilai yang memenuhi persyaratan (cakap dan berkualitas) dalam
kerangka yang telah disepakati secara formal.

Penilai

Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh pihak yang berkompeten untuk melakukan
kegiatan penilaian/pengujian kepada peserta pendidikan dan pelatihan untuk suatu area
tertentu.

Penilaian

Kegiatan pengukuran tingkat keberhasilan kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan


menggunakan alat pembanding standar-standar yang telah ditetapkan.

Penilaian Formatif

Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama kegiatan pendidikan dan
pelatihan untuk membantu memastikan kegiatan Pembelajaran berjalan sesuai dengan
rencana Pembelajaran dan memberikan umpan balik kepada peserta pendidikan dan
pelatihan tentang kemajuan belajar yang mereka capai.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan x


Modul Mekanik Otomotif

Penilaian Sumatif

Kegiatan penilaian yang dilakukan setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam satu
unit kompetensi telah diselesaikan yang bertujuan untuk memastikan apakah peserta
pendidikan dan pelatihan sudah mencapai kriteria Kinerja dalam satu unit kompetensi
tertentu.

Siswa/peserta Pendidikan dan Pelatihan

Orang yang menerima/mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan.

Guru/pembimbing

Orang yang memberikan pelatihan keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam kegiatan
pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan Pelatihan

Kegiatan belajar yang menyajikan pmbelajaran keterampilan, pengetahuan dan sikap


secara simultan, terstruktur dan terarah pada tujuan tertentu.

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi

Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam penguasaan suatu area
kompetensi/keahlian secara teratur dan mengacu pada standar yang ditetapkan.

Unit Kompetensi

Satu unit keterampilan tertentu yang membangun sebuah kompetensi.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan xi


Modul Mekanik Otomotif

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Judul Modul


Unit kompetensi ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta diklat menjadi
pelaksana las oksi-asetilin memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan
rutinitas las oksi-asetilin dengan kondisi Pembelajaran sebagai berikut :
Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan las
oksi-asetilin.
Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses
pengelasan oksi-asetilin yang ada di industri maupun di bengkel-bengkel kerja,
meliputi :
- Menyiapkan material untuk pengelasan.
- Mengeset peralatan.
- Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat bantu.
- Melakukan pengelasan.
Penekanan Pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal praktik tentang melakukan
rutinitas las oksi-asetilin pada bahan pelat baja lunak, besi tuang dll.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus selalu diperhatikan.
Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
Setelah selesai mempelajari modul ini siswa/peserta diklat dapat mampu
melakukan rutinitas pengelasan, pematrian, pemotongan, dengan panas dan
pemanasan, dengan kode modul F.

B. Prasyarat
Kemampuan awal yang harus dimiliki oleh peserta diklat yang akan mempelajari
modul ini adalah telah menguasai dan lulus pada Pembelajaran modul D yaitu
mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja pada modul E yaitu
penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 1


Modul Mekanik Otomotif

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Kompetensi

Pada bagian ini memuat uraian kompetensi yang akan dipelajari terdiri dari
kode kompetensi, kompetensi, sub kompetensi, kriteria Kinerja dimana peserta
diklat akan menemukan unit-unit kompetensi yang akan membimbing dalam
pencapaian pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kompetensi.
Bagian ini sangat penting bagi peserta diklat. Setiap peserta diklat harus
mengikuti setiap Tahap Belajar (sesuai urutan) sehingga akan mencapai
kompetensi. Ingat: tanggung jawab untuk proses belajar ada pada diri dan
usaha dalam penyelesaian tahapan belajar akan dihargai melalui kemampuan
peserta diklat untuk mencapai kompetensi.

2. Cek kemampuan

Pada bagian ini, siswa/peserta diklat diperkenankan mengidentifikasi


kemampuan awal terhadap penguasaan kompetensi yang akan dipelajari pada
modul ini tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai
dari awal sampai selesai. Tahapan ini disusun dalam urutan Kinerja.

3. Bagaimana peserta diklat akan dinilai


Dalam sistem berdasarkan kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti
dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan Kinerja
tugas-tugas dan sikap peserta diklat terhadap pekerjaan. Peserta diklat akan
dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan
standar yang dijelaskan dalam Kriteria Kinerja.
Pada pelatihan berdasarkan kompetensi, pendekatan yang banyak
digunakan untuk penilaian adalah Penilaian Acuan Patokan/Criterion-Referenced
Assessment. Pendekatan ini mengukur Kinerja terhadap sejumlah standar.
Standar yang digunakan dijelaskan dalam Kriteria Kinerja.
Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan
belajar.Tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang
berjalan.
Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah peserta
diklat telah mencapai hasil program belajar (contohnya pencapaian kompetensi
dalam unit), tipe penilaian ini adalah sumatif, merupakan penilaian akhir.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 2


Modul Mekanik Otomotif

Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat kerja) atau di lembaga


pelatihan (di luar tempat kerja) kapanpun memungkinkan.

4. Tipe penilaian

a. Tes tertulis

Tes tertulis akan menilai pengetahuan peserta diklat dan pemahaman


konsep dan prinsip yang merupakan dasar Kinerja tugas-tugas peserta diklat.
Tes tertulis biasanya berupa seri pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa
bentuk tes tertulis objektif lainnya yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki
satu atau beberapa jawaban.
b. Tes unjuk kerja

Tes Kinerja akan menilai kompetensi peserta diklat dalam menampilkan


tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan dalam kriteria Kinerja.
Maka, setiap peserta diklat akan menerapkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap Kinerja tugas-tugas.

Guru/pembimbing biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai


pedoman untuk menentukan kompetensi peserta diklat dan akan memberikan
umpan balik mengenai Kinerja dan jika perlu, merencanakan pelatihan
lanjutan jika belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama.

5. Strategi belajar yang disarankan


Belajar dalam sistem berdasarkan kompetensi berbeda dengan yang
diajarkan di kelas oleh guru. Pada sistem ini, peserta diklat akan bertanggung
jawab terhadap kegiatan belajar sendiri. Artinya bahwa setiap peserta diklat perlu
merencanakan belajar sendiri dengan guru/pembimbing dan kemudian
melaksanakannya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Proses yang disarankan untuk belajar:

1. Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang telah
direncanakan.

2. Buat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 3


Modul Mekanik Otomotif

3. Pikirkanlah bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan


dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4. Rencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

5. Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada
tahap belajar.

6. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan


pengetahuan yang telah dimiliki.

7. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh


guru/pembimbing, orang yang telah berpengalaman lainnya atau rekan
sesama siswa yang telah memiliki kemampuan yang lengkap tentang
kompetensi yang sedang dipelajari.

8. Ajukan pertanyaan kepada guru/pembimbing tentang konsep sulit yang


ditemukan.

9. Menerapkan praktik kerja yang aman.

10. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.

11. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

12. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar.

Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada penggunaan modul ini, tanyakan
pada guru/pembimbing untuk membantu kelancaran pelaksanaan Pembelajaran
yang dilakukan. Pusatkan pada pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru.

6. Metode penyampaian
Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan, dan hal
tersebut dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode
mungkin sesuai. Modul ini telah didesain sebagai sumber belajar utama dalam
ketiga situasi.

a. Belajar bebas

Belajar bebas membolehkan peserta diklat untuk belajar secara individu,


sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, setiap peserta diklat disarankan untuk menemui

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 4


Modul Mekanik Otomotif

guru/pembimbing setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan


mengatasi kesulitan belajar.

b. Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta diklat untuk datang bersama


secara teratur dan berpartisipasi dalam belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing,
belajar berkelompok memberikan interaksi antara peserta, guru/pembimbing
dan pakar/ahli dari tempat kerja.

c. Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan


oleh guru/pembimbing atau ahli lainnya. Kegiatan belajar terstruktur
umumnya mencakup topik-topik tertentu.

7. Orang yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit standar


kompetensi ini
Siswa/peserta diklat akan dipertemukan oleh seseorang yang dapat
membantu dalam proses belajar termasuk guru/pembimbing dan teman belajar.
a. Guru/pembimbing
Guru/Pembimbing adalah orang yang telah berpengalaman dalam
kompetensi tertentu. Peran guru/pembimbing dalam Pembelajaran adalah :
Membantu peserta diklat untuk merencanakan proses kegiatan belajar.
Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap kegiatan belajar.
Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan
menjawab pertanyaan mengenai proses belajar setiap peserta diklat.
Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 5


Modul Mekanik Otomotif

Melaksanakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap peserta


diklat.
Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari satu
kompetensi yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana
kegiatan belajar peserta diklat selanjutnya.
Mencatat pencapaian kemajuan belajar peserta diklat.

b. Teman belajar/sesama peserta diklat

Teman belajar/sesama peserta diklat juga selain merupakan sumber


dukungan dan bantuan juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan
mereka. Pendekatan ini dapat menjadi sesuatu yang berharga dalam
membangun kerjasama dalam lingkungan kelas belajar dan dapat
meningkatkan pengalaman belajar peserta diklat.

8. Tahapan Pembelajaran
a. Kegitan belajar
Setiap peserta diklat dapat meneruskan pada kegiatan belajar selanjutnya
apabila :
Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu kegiatan
belajar.
Telah melakukan seluruh tugas-tugas Pembelajaran.
Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.
Dapat menyelesaikan dan mampu memjawab semua pertanyaan dengan
benar yang disajikan dalam tes formatif.
Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar penilaian)
pada setiap Kinerja yang ditampilkan melalui penyelesaian lembaran kerja.
b. Penyelesaian kegiatan belajar.
Seorang peserta diklat dianggap telah lulus pada setiap kegiatan belajar atau
modul apabila :
Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu kegiatan
belajar pada satu modul.
Telah melakukan seluruh tugas Pembelajaran setiap kegiatan belajar.
Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 6


Modul Mekanik Otomotif

Dapat menyelesaikan dan mampu menjawab semua pertanyaan yang


disajikan dalam lembar evaluasi akhir.
Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar penilaian)
pada setiap Kinerja yang ditampilkan melalui tes Kinerja.

D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang melakukan
rutinitas las oksi-asetilin.
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan rutinitas las oksi-asetilin, yang terdiri dari :
a. Menyiapkan bahan untuk pengelasan.
b. Menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan.
c. Menentukan peralatan las, pengesetan dan alat bantu yang digunakan.
d. Melakukan rutinitas pengelasan.
3. Penekanan Pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan rutinitas
las oksi-asetilin.
4. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan dengan
persyaratan.
5. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup memadai.
6. Tersedia sumber-sumber belajar dan media Pembelajaran.
7. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
8. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
9. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
10. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
memadai.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 7


Modul Mekanik Otomotif

E. Kompetensi
Unit Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan
Kode : OPKR-10-006B
Alokasi Waktu : 80 Jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 - 1 - 1 2 2

1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan bidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
Spesifikasi pabrik kendaraan.
SOP (Standard Operation Procedures).
Spesifikasi pabrik produk (contoh : lembar data keamanan pabrik).
Kode area tempat kerja.
3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi :
Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
KONDISI KINERJA Penghargaan di bidang industri.
4. Sumber-sumber dapat termasuk :
Peralatan tangan/hand tool, perlengkapan pengelasan, perlengkapan pematrian, perlengkapan pemotongan dengan
panas dan perlengkapan pemanasan.
Perlengkapan pengelasan harus meliputi : oxy acettylene dan arc metal secara manual (las busur manual) dan dapat
juga meliputi : gelas logam arc (MIG) dan tungsten arc (TIG).
Perlengkapan pematrian harus termasuk satu atau lebih : listrik, flame heated irons, kompor.
Sumber lainnya meliputi : perlengkapan pengukuran, perlengkapan penandaan, perlengkapan pengangkatan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 8


Modul Mekanik Otomotif

5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk :
Pengelasan, pemotongan dengan panas, pemanasan, pematrian lunak dan termasuk pematrian dengan perak,
pematrian keras.

MATERI POKOK PEMBELAJARAN


SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Pelaksanaan Prosedur pengelasan Prosedur pengelasan Teliti dalam Memahami macam- Melaksanakan kalibrasi
prosedur dilaksanakan tanpa (Oxy-Asitilen). pengaturan oksigen macam bahan campuran untuk
pengelasan menyebabkan kerusakan Penggunaan peralatan dan asitilin. pengelasan. pengelasan.
terhadap komponen atau dan perlengkapan yang Teliti dalam bahaya Memahami peralatan Melaksanakan
sistem lainnya. sesuai. kebocoran gas. pengelasan dan pengelasan dasar
Informasi yang benar Undang-undang tentang Memakai pakaian keselamatan kerja. berdasarkan SOP.
diakses dari spesifikasi K3. kerja/peralatan kerja Memahami prosedur Menerapkan
pabrik dan dipahami. Persyaratan keselamatan yang sesuai. cara-cara pengelasan. keselamatan kerja.
Seluruh kegiatan kerja. Memahami jenis
pengelasan dilaksanakan pengelasan.
berdasarkan SOP Memahami undang-
(Standard Operation undang K3.
Procedures), undang-
undang K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 9


Modul Mekanik Otomotif

MATERI POKOK PEMBELAJARAN


SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pelaksanaan Prosedur pematrian Prosedur pematrian. Menghindari bahaya Memahami peralatan Melaksanakan
prosedur pematrian dilaksanakan tanpa Penggunaan peralatan gas pematrian. pematrian dan pematrian mengacu
menyebabkan kerusakan dan perlengkapan yang Memakai pakaian keselamatan kerja. pada SOP.
terhadap komponen atau sesuai undang-undang kerja/peralatan kerja Memahami prosedur Menerapkan
sistem lainnya. tentang K3. yang sesuai. cara pematrian. keselamatan kerja.
Informasi yang benar Persyaratan keselamatan Memahami undang-
diakses dari spesifikasi kerja. undang K3.
pabrik dan dipahami.

Seluruh kegiatan
pematrian dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-
undang K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 10


Modul Mekanik Otomotif

MATERI POKOK PEMBELAJARAN


SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Pelaksanaan Prosedur pemotongan Prosedur pemotongan Penghindaran bahaya Memahami peralatan Melaksanakan
prosedur dengan panas dilaksana- dengan panas. panas. pemotongan dengan pemotongan mengacu
pemotong-an kan tanpa menyebabkan Penggunaan peralatan Memakai pakaian panas dan keselamatan pada SOP.
dengan panas kerusakan terhadap dan perlengkapan yang kerja/peralatan kerja kerja. Menerapkan
komponen atau sistem sesuai undang-undang yang sesuai. Memahami prosedur keselamatan kerja.
lainnya. tentang K3. cara pemotongan.
Informasi yang benar Persyaratan keselamatan Memahami undang-
diakses dari spesifikasi kerja. undang K3.
pabrik dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pemotongan dengan
panas dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-
undang K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 11


Modul Mekanik Otomotif

MATERI POKOK PEMBELAJARAN


SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4. Pelaksanaan Prosedur pemnasan Prosedur pemanasan. Penghindaran bahaya Memahami peralatan Melaksanakan
prosedur dilaksanakan tanpa Penggunaan peralatan panas. sitem pemanas dan pemanasan mengacu
pemanasan menyebabkan kerusakan dan perlengkapan yang Memakai pakaian keselamatan kerja. pada SOP.
terhadap komponen atau sesuai undang-undang kerja/peralatan kerja Memahami prosedur Menerapkan
sistem lainnya. tentang K3. yang sesuai. cara pemanasan. keselamatan kerja.
Informasi yang benar Persyaratan keselamatan Memahami undang-
diakses dari spesifikasi kerja. undang K3.
pabrik dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pemanasan dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-
undang K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan 12


Modul Mekanik Otomotif

F. Pengecekan Kemampuan
Isi daftar cek kemampuan di bawah ini untuk mengukur sejauh mana
siswa/peserta diklat telah menguasai kompetensi yang akan dipelajari pada modul
ini, dan apabila siswa/peserta diklat telah mengusai kompetensi pada setiap tugas
belajar maka dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya.
1. Tahap belajar I. Pelaksanaan Prosedur pengelasan

Dapat melaksanakan
Tugas-tugas
tugas dengan kompeten
1. Identifikasi peralatan las oksi asetilin.
2. Melakukan tindakan pengamanan pada
waktu menghubungkan dan mengeset
peralatan las.
3. Memasang regulator pada tabung gas
sesuai dengan jenis regulator.
4. Memasangkan selang las pada regulator
sesuai dengan macam selang las.
5. Mamasang pembakar pada selang las
dengan aman.
6. Menentukan ukuran mulut pembakar
sesuai dengan ukuran tebal bahan.
7. Menentukan alat keselamatan kerja yang
digunakan sesuai dengan standar.
8. Mempersiapkan alat bantu dalam
pengelasan sesuai dengan prosedur
operasi standar.
9. Menetukan jenis dan ukuran bahan
tambah.
10. Membuka dan mengatur tekanan kerja.
11. Mempersiapkan bahan yang akan dilas.
12. Mengatur nyala las.
13. Melakukan pengelasan.
14. Membersihkan bahan setelah dilas.
15. Mengamankan peralatan las setelah
selesai digunakan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 13
Modul Mekanik Otomotif

Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap telah
kompeten adalah :
Peralatan pengelasan diidentifikasi berdasarkan spesifiksi peralatan
pengawasan.
Menghubungkan dan mengeset peralatan las dengan memperhatikan
tindakan pengamanan sesuai dengan prosedur operasi standar.
Memasang setiap unit peralatan las dengan benar.
Pemilihan ukuran mulut pembakar dan kawat las yang sesuai dengan bahan
yang digunakan.
Pemilihan alat keselamatan kerja sesuai dengan standar keselamatan.
Pemilihan alat bantu las sesuai dengan prosedur operasional standar.
Pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur.
Hasil lasan dibersihkan sesuai dengan prosedur operasi standar.
Peralatan las diamankan setelah digunakan sesuai dengan prosedur
pengamanan peralatan las.

2. Tahap belajar II. Pelaksaan Prosedur Pematrian

Dapat melaksanakan
Tugas-tugas
tugas dengan kompeten
1. Mengidentifikasi peralatan dan bahan patri
keras sesuai tuntutan pengelasan.
2. Menyetel nyala api las sesuai tuntutan
pengelasan.
3. Mematri keras sambungan tumpang sesuai
tuntutan pengelasan.

Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap telah
kompeten adalah :
Peralatan dan bahan patri keras diidentifikasi berdasarkan spesifikasi
peralatan pengelasan.
Perencanaan nyala api dilakukan sesuai dengan tuntutan benda kerja.
Pematrian dilakukan dengan aman dan sesuai prosedur.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 14
Modul Mekanik Otomotif

3. Tahap belajar III. Pelaksanaan Prosedur Pemotongan dengan Panas

Dapat melaksanakan
Tugas-tugas
tugas dengan kompeten
1. Mengatur dan mematikan nyala api.
2. Proses pemotongan dilakukan berdasarkan
SOP.
3. Memotong berbagai bentuk.
4. Mesin potong gas.
5. Permukaan potong dan sebab-sebabnya.

Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap telah
kompeten adalah :
Persyaratan pemotongan ditentukan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
pengelasan.
Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan teknik
yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

4. Tahap belajar IV. Pelaksanaan Prosedur Pemanasan

Dapat melaksanakan
Tugas-tugas
tugas dengan kompeten
1. Mengatur dan mematikan nyala api.
2. Proses pemanasan dilakukan sesuai SOP.
Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap kompeten
adalah :
Persyaratan pemotongan ditentukan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
pengelasan.
Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan teknik
yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 15
Modul Mekanik Otomotif

BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat


Buatlah rencana kegiatan belajar untuk mempermudah melakukan setiap
tahapan kegiatan belajar yang berkaitan dengan jenis kegiatan yang harus
dilakukan untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi tertentu, tanggal
kegiatan dilaksanakan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi
atau sub kompetensi tertentu, tempat kegiatan belajar yang mungkin dapat
digunakan serta perubahan-perubahan kegiatan belajar yang dilaksanakan. Untuk
membuat rencana kegiatan belajar gunakan format isian di bawah ini. Lakukanlah
konsultasi secara kontinyu kepada guru/pembimbing.
Kompetensi : Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan
dengan panas dan pemanasan.
Alokasi Waktu : 80 jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran : ./

Jenis Kegiatan Tempat Alasan Paraf


Tanggal Waktu
Belajar Perubahan guru
A. Pelaksanaan
prosedur
pengelasan

Menyiapkan bahan
untuk pengelasan
1. Memahami spesifikasi
pengelasan.
2. Memahami jenis
sambungan dan kode
pengelasan.
3. Mengidentifikasi ben-
tuk sambungan dan
kampuh.
4. Menyiapkan bahan
yang akan dilas sesuai
dengan ukuran.
5. Menyiapkan kampuh

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 16
Modul Mekanik Otomotif

dan sambungan.
Menghubungkan dan
mengeset peralatan
pengelasan

1. Mengidentifikasi pe-
ralatan las.
2. Melakukan tindakan
pengamanan pada
waktu menghubung-
kan dan mengeset
peralatan las.
3. Memasang regulator
pada tabung gas
sesuai dengan jenis
regulator.
4. Memasang selang las
pada regulator.
5. Memasang pembakar
pada selang las
dengan aman.
Menentukan peralatan
las, pengesetan dan
alat bantu yang
digunakan

1. Menentukan ukuran
mulut pembakar se-
suai dengan tebal
bahan.
2. Menentukan alat
keselamatan kerja.
3. Mempersiapkan alat
bantu.
4. menentukan jenis dan
ukuran bahan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 17
Modul Mekanik Otomotif

B. Melaksanakan
prosedur
pematrian

1. Memahami teknik
pematrian.
2. Mempersiapkan
bahan.
3. Mengatur tekanan
kerja.
4. Mengatur nyala las.
5. Melakukan pematrian.
C. Melaksanakan
prosedur
pemotongan
dengan panas dan
pemanasan

1. Memahami teknik
pemotongan dan
pemanasan.
2. Mempersiapkan
bahan.
3. Mengatur tekanan
kerja.
4. Mengatur penyalaan
las.
5. Melakukan
pemotongan dengan
panas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 18
Modul Mekanik Otomotif

1. KEGIATAN BELAJAR 1
PERALATAN UTAMA LAS OKSI-ASETILIN DAN CARA PENGGUNAANNYA
a. Tujuan kegiatan Pembelajaran
Mengetahui macam-macam alat-alat utama dan alat bantu las oksi-
asetilin sesuai dengan jenis peralatan dan macam peralatan yang
digunakan.
Memahami fungsi dan kegunaan alat-alat utama dan alat bantu las oksi-
asetilin sesuai dengan macam dan jenis alat utama dan alat bantu.
Menggunakan alat-alat utama dan alat bantu las gas sesuai dengan
fungsi dan kegunaan alat utama dan alat bantu.
Mengeset alat-alat utama las oksigen-asetilin sesuai dengan prosedur
operasi standar.

b. Uraian materi Pembelajaran


1. Peralatan las oksi-asetilin
Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-
asetilin yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas
pembakar dan gas asetilin sebagai bahan bakar digunakan alat-alat
khusus yang perlu dipahami jenis, fungsi dan kegunaannya serta cara
penanganan dari alat-alat tersebut. Sehingga pada penggunaannya
tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang pada akhirnya akan
menimbulkan kecelakaan. Untuk itu, ada beberapa alat utama las
oksigen asetilin yang akan dijelaskan jenis, fungsi serta kegunaan dari
alat tersebut seperti di bawah ini :
a. Tabung gas oksigen
Gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam
botol (silinder gas) yang berbentuk tinggi langsing dan berwarna
biru, terbuat dari baja, dengan volume gas oksigen pada tekanan
150 kg/cm adalah 6000 liter. Pada bagian atas botol gas terdapat
katup pengeluaran gas yang terbuat dari bahan tembaga dengan
roda tangan dan socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas
yang menggunakan ulir kanan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 19
Modul Mekanik Otomotif

Kap pelindung

Roda katup Pengaman

Keran
regulator

Gambar 1. Katup pengaman tabung gas oksigen [3]

Pada bagian bawah botol


Katup
gas terdapat keping pengaman
lumer dengan maksud apabila
ada kelebihan tekanan akibat
panas yang ditimbulkan oleh
nyala balik yang terjadi pada
proses pengelasan atau akibat
dari tabung gas terjatuh, maka
keping pengaman akan terbuka
secara otomatis.
Kerusakan pada katup
tabung gas akibat dari
kesalahan penggunaan tabung
gas akan mengakibatkan mudah
terjadinya kebakaran di
sekeliling tempat kerja. Untuk
itu perlu kiranya memperhatikan
prosedur yang benar tentang
pemakaian tabung gas.
Gambar 2. Tabung gas oksigen [3]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 20
Modul Mekanik Otomotif

b. Tabung gas asetilin


Gas asetilin untuk proses
pengelasan las gas disimpan dalam
botol (silinder gas) yang pendek
gemuk dan berwarna merah, terbuat
dari baja dengan volume gas oksigen
pada tekanan 15 kg/cm adalah 6000
liter. Bagian dalam botol gas asetilin
dilapisi dengan bahan berpori yang
terbuat dari asbes atau sutera tiruan
yang berfungsi untuk menyimpan
cairan aseton, yaitu cairan kimia di
mana gas asetilin dapat larut dengan
baik dan aman di bawah pengaruh
tekanan di dalamnya.

Gambar 3. Tabung gas asetilin [3]

Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang
terbuat dari bahan tembaga dengan pembuka gas menggunakan kunci
gas khusus, serta socket yang terdapat pada katup pengeluaran gas
menggunakan ulir kiri. Pada bagian bawah botol gas terdapat keping
pengaman lumer dengan maksud apabila ada kelebihan tekanan akibat
panas yang ditimbulkan oleh nyala balik yang terjadi pada proses
pengelasan, maka keping pengaman akan terbuka secara otomatis.
Cara penggunaan tabung gas asetilin secara aman adalah sebagai
berikut :
1. Letakkan tabung dengan posisi berdiri tegak.
2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.
4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.
5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada
tabung gas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 21
Modul Mekanik Otomotif

Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin


adalah sebagai berikut :
Tabung gas Tabung gas
Perbedaan
oksigen asetilin
Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk
Tekanan isi maksimum 150 kg/cm 15 kg/cm
Katup/pembuka katup Roda tangan Kunci shock
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri

c. Generator pembangkit gas asetilin


Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan untuk
mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara mencampurkan air dengan
kalsium karbida atau karbit (CaC2) dengan reaksi kimia sebagai berikut :
CaC2 + 2H2O -------- C2H2 + Ca(OH) 2 + Panas
Generator asetilin digunakan apabila proses pengelasan tidak
menggunakan tabung gas asetilin.
Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit gas
asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :
1. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.
2. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari
0,03 0,2 bar.
3. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 1,1 bar.
Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator
dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Generator asetilin sistem tetes
Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah
karbit disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit
bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar melalui
pipa pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas asitilin dapat
dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang las.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 22
Ruang gas

Modul Mekanik Otomotif


Pipa pengaman

Bagian-bagian utama genarator sisitem tetes adalah : Pembersih gas

a. Ruang karbit dan retor, berfungsi


untuk menyimpan karbit yang
akan dicampurkan dengan air
dengan cara diteteskan. Pada
ruang karbit terdapat laci karbit
tempat penyimpanan karbit.

Kunici air
Air

Laci karbit
Retor

Gambar 4. Generator sistim tetes [3]

b. Ruang air
Digunakan untuk menempatkan air yang befungsi untuk
mengkonsumsi air pencampur karbit dan penyaring gas asetilin yang
didapat dari hasil pencampuran.
c. Ruang gas asetilin
Berfungsi untuk menyimpan gas asetilin sementara sebelum
dikeluarkan melalui kunci air.
d. Kunci air
Berfungsi sebagai keran pengeluaran gas pada saat akan digunakan
untuk pengelasan.
e. Pengukur tekanan gas/manometer
Berfungsi untuk melihat besarnya tekanan gas asetilin yang dihasilkan
dari pencampuran di dalam ruang gas.

Cara melayani generator sistim tetes :


a. Isilah ruang air sampai batas lubang cerat.
b. Isi kunci air sampai batas lubang cerat kunci air, kemudian tutup rapat-
rapat katup cerat pada kunci air.
c. Keluarkan laci karbit dari dalam retor kemudian masukkan karbit dan tutup
retor dengan rapat.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 23
Modul Mekanik Otomotif

d. Buka keran pengeluaran air sehingga air dari dalam ruang air menetes ke
dalam retor.
e. Perhatikan manometer pada generator, apabila jarum penunjukkan tekanan
sudah bergerak menandakan gas hasil pencampuran karbit dan air sudah
masuk ke dalam ruang gas.
f. Bukalah keran pengeluaran gas menuju ke tabung pembersih dan ke kunci
air.
g. Gas yang berada di dalam kunci air sudah dapat digunakan untuk
pengelasan.

2. Generator asetilin sistim lempar (celup)


Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit
disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup, karbit
dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air, sehingga karbit bereaksi
dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan berkumpul di ruang
gas. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke
selang dan pembakar las.
Katup karbit

Katup pengaman

Ruang karbit Gas keluar

Manometer Kunci air

Ruang gas
Keran cerat

Jatuhan karbit

Pemasukan air

Ruang air Asetilin

Pengaduk

Gambar 5. Generator sistim lempar (celup) [3]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 24
Modul Mekanik Otomotif

Untuk menggunakan generator yang aman digunakan pada


pengelasan, ada beberapa langkah penempatan dan pengamanan
generator yang disarankan, yaitu :
1. Tempatkan generator agak jauh dari tempat pengelasan.
2. Hindarkan dari nyala api, benda-benda panas dan terik
matahari.
3. Periksa secara berkala tinggi air di dalam kunci air.
4. Berhati-hatilah terhadap kebocoron gas, periksalah dengan
air sabun bagian yang diindakasikan mengalami kebocoran.
5. Buanglah selalu sisa gas di dalam generator bila selesai
digunakan.

d. Regulator las
Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan
pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya
sesuai dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua
alat pengukur tekanan atau manometer, yaitu :
1. Manometer tekanan isi yang berfungsi untuk mengetahui jumlah
tekanan isi yang terdapat dalam silinder.
2. Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui
besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.

Gambar 6. Regulator las [1]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 25
Modul Mekanik Otomotif

Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis, yaitu :


1. Regulator satu tingkat, dimana tekanan isi dalam tabung gas
dturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.
2. Regulator dua tingkat, dimana untuk mendapatkan tekanan
kerja yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung
diturunkan secara bertingkat.

Manometer trkanan isi Manometer tekanan kerja

G Katup C

Gas masuk

Gas keluar

Gambar 7. Bagan regulator [3]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 26
Modul Mekanik Otomotif

Prinsip kerja regulator yang digunakan pada pengelasan dengan las


oksigen-asetilin adalah sebagai berikut :
1. Bila katup tabung gas dibuka, maka gas akan masuk ke dalam
ruang A dengan jumlah tekanan gas dapat dilihat pada
manometer G.
2. Apabila katup pengeluaran gas pada regulator F diputar searah
jarum jam, maka pegas E menekan membran D yang akan
mendorong katup C sehingga terbuka.
3. Gas yang berada di ruang A akan masuk ke dalam ruang B
dengan besarnya tekanan gas pada ruang B dapat dilihat pada
manometer B. Gas yang keluar dari ruang B dapat dilakukan
dengan memutarkan keran pengeluaran F.
4. Bila keran pengeluaran gas F dibuka, maka gas yang berada di
ruang B akan keluar menuju pembakar las melalui selang las.
5. Apabila keran F diputar berlawanan dengan jarum jam, maka
gas yang berada di ruang A akan menekan katus tertutup.
Untuk memungkinkan regulator terhindar dari kerusakan pada saat
pemasangan dan pelaksanaan pengelasan, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan pada saat menggunakan regulator yaitu :
1. Jangan memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan
yang berminyak.
2. Jangan memegang regulator pada bagian manometer tetapi
peganglah pada bagaian badan regulator.
3. Pasang regulator tabung gas oksigen pada tabung gas oksigen
dan regulator gas asetilin untuk tabung gas asetilin.
4. Sebelum membuka katup tabung gas, pastikan regulator dalam
keadaan tertutup.
5. Putar secara perlahan baut pengatur pengeluaran gas pada
regulator agar jarum pengatur pada manometer tidak menerima
hentakan tekanan gas yang tinggi secara tiba-tiba.
6. Berdirilah di samping tabung gas, jangan berada persis di atas
regulator dan katup tabung gas pada saat mengatur tekanan
kerja regulator.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 27
Modul Mekanik Otomotif

7. Jangan menggunakan regulator yang sudah rusak agar


pengaturan gas melalui regulator berjalan normal.
Perbedaan regulator gas asetin dan regulator gas asetilin pada
umumnya adalah sebagai berikut :
Regulator gas Regulator gas
Perbedaan
oksigen asetilin
Warna dasar Biru, hitam dan atau abu- Merah
abu
Skala ukuran tekanan 250 kg/cm 30 kg/cm
isi maksimum
Skala ukuran tekanan 12 kg/cm 3 kg/cm
kerja maksimum
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri dengan tanda
keratan pada bagian
tengah mur pengikat

b. Selang las
Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau
generator ke pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan
terhadap tekanan gas 10 kg/cm tetapi tidak kaku. Selang las
umumnya memiliki ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau
7,5 mm.
Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru
atau merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk
selang gas oksigen, sedangkan selang yang berwarna merah
digunakan untuk gas asetilin dengan pemasangan selang pada
tabung gas diikat menggunakan klem dan pada kedua ujung selang
las baik yang akan disambungkan dengan pembakar maupun yang
disambungkan dengan tabung gas melalui naple atau alat
penyambung selang.
Untuk menghindarkan selang las dari kerusakan pada saat
digunakan, maka selang las harus dipelihara dan diamankan dari
penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur. Ada hal-hal penting
yang harus diperhatikan pada saat menggunakan selang las di
antaranya adalah :

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 28
Modul Mekanik Otomotif

1. Penggunaan selang las hendaknya tidak mengganggu lalu lintas


dan tidak terlipat pada saat digunakan.
2. Tidak diperkenankan menggunakan kawat atau isolasi untuk
mengikat dan menutup kebocoran pada sambungan dan selang
las.
3. Gunakan alat penyambung dan pengikat selang las khusus.
4. Hindarkan selang dari kontak dengan sumber panas, percikan
bunga api, kejatuhan benda panas, benda tajam serta dari
minyak.
5. Tidak diperkenankan menekuk selang las untuk menghentikan
aliran gas pada selang.
6. Tiup terlebih dahulu selang untuk menghilangkan debu dengan
tekanan udara sebelum selang dipasangkan.
7. Periksa secara berkala kondisi selang yang digunakan dari
kebocoran, hangus atau dari sambungan yang longgar.
8. Periksalah kebocoran selang las dengan mencelupkan selang ke
dalam air pada tekanan kerja biasa.
9. Potong bagian selang yang bocor dan gunakanlah alat
penyambung selang untuk menyambungkan kembali selang
yang telah dipotong.
10. Apabila terjadi nyala balik pada saat melakukan pengelasan,
periksalah bagian dalam selang. Apabila terjadi kerusakan,
gantilah selang dengan yang baru.
11. Gulung selang dengan baik dan gantungkan pada gantungan
selang apabila selang telah selesai digunakan.

c. Pembakar
Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi
sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta
mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar
dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.
1. Pembakar las
Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem
pemcampuran gas di dalam pembakar yaitu :

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 29
Modul Mekanik Otomotif

a. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector


Pada pembakar jenis ini, tekanan kerja gas oksigen lebih
besar dibandingkan dengan tekanan gas asetilin. Gas oksigen
masuk ke dalam mulut pembakar melalui injector sehingga
kecepatan gas oksigen bertambah, yang akan menarik gas
asetilin ke dalam pipa pencampur. Campuran gas tadi akan
keluar melalui mulut pembakar dan siap dinyalakan untuk
pengelasan.
Pembakar tekanan rendah biasanya digunakan untuk
pengelasan menggunakan generator pembangkit gas asetilin.
Pada bagian pangkal mulut pembakar tertera nomor mulut
pembakar, kapasitas mulut pembakar dan besarnya tekanan
kerja gas oksigen. Sedangkan tekanan gas asetilin tidak
tercantum karena pada penggunaan generator, tekanan gas
yang ada di dalam generator tidak tetap tergantung dari
sedikit banyaknya jumlah gas di dalam generator.
b. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer
Pembakar tekanan rata dipergunakan untuk pengelasan
dengan konsumsi gas tekanan tinggi atau tekanan sedang.
Pada penggunaan pembakar jenis ini, tekanan gas oksigen
dengan asetilin yang digunakan sama. Kedua macam gas
masuk ke dalam pencampur gas atau mixer dan bercampur
dengan sendirinya kemudian keluar ke mulut pembakar
melalui pipa pencampur gas.
Pada pembakar tekanan rata atau pembakar mixer hanya
tertera nomor mulut pembakar saja, kapasitas pembakar,
besarnya tekanan gas oksigen yang digunakan dan gas
asetilin biasanya tertera pada daftar pemakaian alat yang
menyertai tersebut.
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gambar masing-
masing jenis pembakar seperti disebutkan di atas dan alur
pencampuran gas yang terjadi di dalam kedua pembakar
sehingga terlihat jelas perbedaan secara prinsip
pencampuran gas yang terjadi di dalam pembakar, baik itu

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 30
Modul Mekanik Otomotif

untuk pembakar tekanan rendah atau pembakar ijector


maupun pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.

Ruang pencampur

Nosel injektor Asetilin

Gambar 8. Pembakar tekanan rendah [10]

Gambar 9. Pembakar tekanan rata [10]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 31
Modul Mekanik Otomotif

Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut


pembakar (tip), dimana dalam penggunaannya mulut
pembakar dapat diganti sesuai dengan kebutuhan
pengelasan. Besarnya ukuran mulut pembakar diukur
berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui mulut
pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis tengah
lubang mulut pembakar.
Pemilihan ukuran mulut pembakar pada pengelasan
tergantung pada tebal bahan yang akan dilas.

Gambar 10. Mulut pembakar las [12]

2. Pembakar potong
Pembakar potong berfungsi untuk :
a. Memanaskan bahan yang akan dipotong sampai temperatur
lumer.
b. Memotong bahan yang telah lumer melalui penekanan tinggi
gas oksigen.
Bentuk pembakar potong berbeda dengan pembakar las karena
pada pembakar potong terdapat tiga katup gas yaitu :
a. Katup gas asetilin yang berfungsi untuk mengeluarkan gas
asetilin pada waktu pemanasan awal sebelum melakukan
pemotongan bahan.
b. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk
pemanasan awal.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 32
Modul Mekanik Otomotif

c. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk


pemotongan.
Ada beberapa bentuk pembakar potong yang sering
digunakan untuk memotong pelat tipis maupun pelat tebal. Pada
gambar di bawah ini akan ditunjukkan beberapa macam bentuk
pembakar potong tangan yang umum digunakan.

Campuran gas Injektor

Gambar 11. Macam bentuk pembakar potong [10]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 33
Modul Mekanik Otomotif

3. Pemeliharaan pembakar
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada
waktu menggunakan pembakar yaitu :
a. Jangan memegang pembakar dengan tangan atau
menggunakan sarung tangan yang berminyak atau bahan
mudah terbakar lainnya.
b. Bagian mulut pembakar tidak dipergunakan untuk memukul.
c. Apabila mulut pembakar tersumbat pada waktu pengelesan,
bersihkan bahan yang menyumbat lubang mulut pembakar
dengan menggunakan jarum pembersih khusus dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran lubang mulut pembakar.
d. Bersihkan bagian bibir mulut pembakar dengan
menggosokkan bibir mulut pembakar pada kayu atau
menggunakan kikir pembersih khusus.
e. Apabila terjadi nyala balik, deteksi semua kemungkinan
termasuk kelonggaran yang ada pada setiap sambungan
pembakar.
f. Untuk menghindari terjadinya nyala balik, gunakan selalu
anti nyala balik yang dipasangkan pada naple pembakar.

Gambar 12. Cara membersihkan mulut pembakar

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 34
Modul Mekanik Otomotif

2. Memasang dan menggunakan peralatan las


Di bawah ini ditunjukkan gambar rangkaian peralatan utama las gas
(oksi-asetilin) lengkap pada proses pengelasan :

4
2

Keterangan gambar.
3
1. Tabung gas asetilin
2. Tabung gas oksigen
3. Regulator gas asetilin 5
4. Regulator gas oksigen 1
5. Selang las
6. Pembakar las 6

Gambar 13. Seperangkat alat las oksi-asetilin

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 35
Modul Mekanik Otomotif

a. Memasang regulator
Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan
baut) pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat
sehingga terhindar dari botol terjatuh.
3. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas
yang akan dipasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-
ciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.
4. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut)
pengikat dalam keadaan bersih dan baik.
5. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan
socket kuat dan tidak terjadi kebocoran.
6. Memegang regulator jangan pada bagian manometer, tetapi
pada bagian badan regulator.
Adapun langkah-langkah pemasangan regulator pada tabung gas
adalah sebagai berikut :
1. Bukalah katup botol sebentar untuk membersihkan katup tabung
gas dari debu yang akan menyumbat katup.
2. Balutkan seal tape pada bagian ulir socket yang ada pada
regulator secukupnya.
3. Masukkan leher naple regulator pada katup tabung gas dengan
posisi leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas.
4. Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan socket, sesuai
dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas atau
kunci inggris sampai socket terkunci dengan kuat.
5. Cek socket dari kebocoran dengan mengeluarkan gas dalam
tabung dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan
cairan sabun.
6. Apabila ada kebocoran, maka cairan sabun akan bergelembung.
Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada ulir
socket.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 36
Modul Mekanik Otomotif

7. Ulangilah pemasangan dari kegiatan awal sampai regulator


terpasang dengan benar pada tabung gas.

Gambar 14. Cara memasang regulator

b. Memasang selang las


Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian
pasangkanlah selang las pada bagian naple pengeluaran gas yang
ada pada regulator. Ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam memasang selang las yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih
baik dan tidak ada yang bocor.
3. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada regulator dalam
keadaan bersih dan baik.
4. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang
pada naple regulator.
Langkah-langkah pemasangan selang las pada tabung gas :
1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang,
kunci pas dan alat-alat bantu lainnya.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 37
Modul Mekanik Otomotif

2. Masukkan klem pengikat selang ke dalam selang untuk


mempersiapkan pengikatan selang pada nepel regulator.
3. Baluri naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk
memudahkan memasukkan nepel kedalam selang.
4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara
bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple
regulator.
5. Masukkan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah
tertutup selang.
6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan
menggunakan obeng atau kunci pas.
7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah
sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan
cairan sabun.
8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna
yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali
klem untuk mengencangkan ikatan.

Gambar 15. Cara memasang selang las

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 38
Modul Mekanik Otomotif

c. Memasang pembakar las


Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah
pembakar las dengan memasukkan ujung selang las pada naple
pembakar las. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
dalam memasang selang las, yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam
keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.
3. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang
pada naple regulator.
Langkah-langkah pemasangan selang las pada pembakar las :
1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang,
kunci pas dan alat-alat bantu lainnya.
2. Masukkan klem pengikat ke dalam selang untuk mempersiapkan
pengikatan selang pada naple pembakar.
3. Baluri naple yang ada pada pembakar dengan cairan sabun
untuk memudahkan memasukkan nepel ke dalam selang.
4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara
bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal nepel
regulator.
5. Masukkan pengikat selang pada pangkal nepel yang sudah
tertutup selang.
6. Putar baut pengencang pada klem pengikat selang dengan
menggunakan obeng atau kunci pas.
7. Untuk mengecek apakah pemasangan yang dilakukan sudah
sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan
cairan sabun.
8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna
yang ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali
klem untuk mengencangkan ikatan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 39
Modul Mekanik Otomotif

Gambar 16. Cara memasang pembakar

d. Menggunakan peralatan las oksi-asetilin


Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk menggunakan
peralatan las gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang
diperlukan telah terpasang dengan aman yaitu :
1. Mengatur tekanan kerja
Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan
pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena
ketepatan pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu
faktor penentu pada keberhasilan proses pengelasan serta
ketercapaian hasil lasan yang sempurna. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a. Sebelum membuka katup tabung gas tutup katup
pengeluaran gas pada regulator dengan memutar baut
pengatur berlawanan arah jarum jam sampai terasa
longgar.
b. Berdirilah disamping tabung gas, jangan berdiri dengan
posisi kepala tepat di atas regulator dan katup tabung gas
agar terhindar dari bahaya apabila katup tabung gas
terloncat keluar akibat longgar atau regulator pecah.
c. Bukalah katup tabung gas dengan perlahan. Untuk katup
tabung gas oksigen harus dibuka sampai putaran penuh,
sedangkan untuk tabung gas asetilin dibuka dengan
memutar katup -1 putaran. Jumlah tekanan isi tabung

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 40
Modul Mekanik Otomotif

gas dapat dilihat dalam regulator pada manometer tekanan


isi.
d. Aturlah tekanan kerja dengan memutar baut pengatur
regulator searah jarum jam secara perlahan sambil
memperhatikan penunjuk jarum pada manometer tekanan
kerja sampai menunjukkan angka besarnya tekanan kerja
yang diinginkan.

Gambar 17. Mengatur tekanan kerja

2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las


Sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu
akan dijelaskan tentang jenis-jenis nyala las yang digunakan
pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin.
Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan
dengan las oksigen-asetilin yaitu :
a. Nyala netral
Jenis nyala ini digunakan untuk pengelasan baja lunak,
baja tahan karat, tembaga dan alumunium. Jumlah tekanan
gas oksigen dan asetilin yang keluar dari tabung gas melalui
pembakar las sama dengan ciri-ciri nyala las yaitu :
Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.
Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 41
Modul Mekanik Otomotif

Nyala luar

Nyala inti

Gambar 18. Nyala netral [10]

b. Nyala karburasi
Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas
asetilin. Jenis nyala ini digunakan untuk pelapisan
permukaan dan patri keras. Ciri yang ditunjukkan oleh jenis
nyala ini adalah :
Terdapat tiga bentuk nyala yaitu nyala inti, nyala amplop
dan nyala luar.
Bentuk nyala inti hampir sama pada jenis nyala netral
tetapi bentuknya lebih pendek.

Nyala luar

Nyala inti
Nyala amplop

Gambar 19. Nyala karburasi [10]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 42
Modul Mekanik Otomotif

c. Nyala oksidasi
Nyala oksidasi adalah nyala api las kelebihan gas oksigen.
Jenis nyala ini digunakan untuk mengelas kuningan atau las
patri menggunakan kawat las kuningan atau perunggu. Ciri-
ciri nyala las oksidasi adalah :
Bentuk nyala las ada dua yaitu nyala inti dan nyala luar.
Bentuk inti nyala kecil dan runcing.
Pada saat nyala las terjadi berbunyi desis.

Nyala luar

Nyala inti

Gambar 20. Nyala oksidasi [10]

Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las


sesuai dengan jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang
digunakan, dilakukan pengaturan pembakar untuk penyalaan
dan mematikan api las dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini :

a. Bukalah katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar


yang berwarna merah secara perlahan, kemudian goreskan
korek api las pada ujung mulut pembakar sampai terbentuk
nyala api.
b. Aturlah nyala api asetilin sampai ujung nyala bergoyang dan
tidak timbul gejela pada ujung nyala, dengan memperbesar
atau memperkecil katup pengeluaran gas asetilin pada
pembakar.
c. Pakailah kacamata las
yang telah
dipersiapkan terlebih
dahulu.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 43
Modul Mekanik Otomotif

d. Bukalah katup gas oksigen pada


pembakar las yang berwarna biru
secara perlahan sehingga warna
nyala las berubah dari warna
kuning sampai berwarna biru.
e. Perbesar pengeluaran gas oksigen
dengan memutar katup
pengeluaran gas oksigen sampai
nyala ekor menghilang yang
merupakan tanda nyala netral.
f. Apabila katup pengeluaran gas
oksigen diputar seterusnya, inti
nyala akan berubah memendek
dan berbentuk runcing serta
berbunyi desis, maka nyala yang
didapatkan adalah nyala oksidasi
(nyala kelebihan oksigen).
g. Setelah terbentuk nyala netral,
pengeluaran gas asetilin
diperbesar. Hal ini menyebabkan
nyala ekor akan bertambah
membesar dan didapat adalah
nyala karburasi (nyala kelebihan
gas asetilin).

Gambar 21. Mengatur nyala las

3. Mematikan nyala las dan menutup tabung gas


a. Mematikan nyala las
1. Tutup katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las, maka
nyala las akan mati dengan sendirinya.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 44
Modul Mekanik Otomotif

2. Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera mungkin


setelah nyala las mati.
3. Setelah selesai digunakan, pembakar las sebaiknya disimpan pada
tempat yang aman agar tidak terjatuh atau terganggu yang dapat
mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka.

Gambar 22. Mematikan nyala las


b. Menutup tabung gas
1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung gas
asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betul-betul
tertutup rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada manometer
tekanan isi akan turun sampai ke skala nol.
2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada pembakar
las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las sampai jarum
penunjuk tekanan kerja pada manometer menunjukkan skala nol.
3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan aman.

c. Rangkuman materi Pembelajaran


Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi-asetilin yang
menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas pembakar dan gas asetilin
sebagai bahan bakar menggunakan alat-alat khusus, perlu dipahami jenis, fungsi
dan kegunaannya serta cara penanganan dari alat-alat tersebut. Untuk itu ada
beberapa alat utama las oksigen asetilin yang digunakan :

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 45
Modul Mekanik Otomotif

1. Tabung gas oksigen


Tabung gas digunakan untuk menyimpan gas oksigen yang
berbentuk tinggi langsing dan berwarna biru terbuat dari baja dengan
volume gas oksigen pada tekanan 150 kg/cm adalah 6000 liter. Pada
bagian atas botol gas terdapat katup.
2. Tabung gas asetilin
Gas asetilin untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol
(silinder gas) yang berbentuk pendek gemuk dan berwarna merah
terbuat dari baja dengan volume gas oksigen pada tekanan 15 kg/cm
adalah 6000 liter. Bagian dalam botol gas asetilin dilapisi dengan bahan
berpori yang terbuat dari asbes atau sutera tiruan yang berfungsi untuk
menyimpan cairan aseton. Cairan aseton yaitu cairan kimia dimana gas
asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan
di dalamnya.
Cara aman menggunaan tabung gas asetilin adalah sebagai berikut :
1. Letakkan tabung berdiri tegak.
2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas
4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.
5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung
gas.
Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin
adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tabung gas oksigen Tabung gas asetilin
Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk
Tekanan isi maksimum 150 kg/cm 15 kg/cm
Katup/pembuka katup Roda tangan Kunci sok
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri

3. Generator pembangkit gas asetilin


Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan
untuk mendapatkan gas asetilin (C2H2) dengan cara mencampurkan air
dengan kalsium karbida atau karbit (CaC2).

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 46
Modul Mekanik Otomotif

Menurut besarnya kapasitas tekanannya generator pembangkit gas


asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :
a. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.
b. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari
0,03 0,2 bar.
c. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 1,1 bar.
Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator
dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Generator asetilin sistim tetes
Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah,
karbit disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit
bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar
melalui pipa pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas
asetilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan
pembakar las.

b. Generator asetilin sistim lempar (celup)


Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah,
karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup,
karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air sehingga karbit
bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan
berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asetilin dapat dikeluarkan
melalui kunci air menuju ke selang dan pembakar las.

4. Regulator las
Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan
pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai
dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat
pengukur tekanan atau manometer yaitu :
a. Manometer tekanan isi yang befungsi untuk mengetahui jumlah
tekanan isi yang terdapat dalam silinder.
b. Manometer tekanan kerja yang berfungsi untuk mengetahui
besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.
Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis yaitu :
a. Regulator satu tingkat, di mana tekanan isi dalam tabung gas
diturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 47
Modul Mekanik Otomotif

b. Regulator dua tingkat, di mana untuk mendapatkan tekanan kerja


yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan
secara bertingkat.
Regulator gas Regulator gas
Perbedaan
oksigen asetilin
Warna dasar Biru, hitam dan atau abu-abu Merah
Skala ukuran tekanan isi 250 kg/cm 30 kg/cm
maksimum
Skala ukuran tekanan 12 kg/cm 3 kg/cm
kerja maksimum
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri dengan tanda
keratan pada bagian
tengah mur pengikat

5. Selang las
Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator
ke pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan
gas 10 kg/cm, tetapi tidak kaku. Pada umumnya selang gas memiliki
ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.
Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru
atau merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang
gas oksigen sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk
gas asetilin. Pemasangan selang pada tabung gas diikat menggunakan
klem dan pada kedua ujung selang las baik yang akan disambungkan
dengan pembakar maupun yang disambungkan dengan tabung gas
melalui naple atau alat penyambung selang.
6. Pembakar
Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi
sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta
mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke melalui mulut
pembakar dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.
a. Pembakar las
Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem
pencampuran gas di dalam pembakar yaitu :
1. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 48
Modul Mekanik Otomotif

2. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.


Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip)
di mana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti
sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut
pembakar diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui
mulut pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis tengah
lubang mulut pembakar. Pemilihan ukuran mulut pembakar pada
pengelasan tergantung pada tebal bahan yang akan di las.
b. Pembakar potong
Pembakar potong berfungsi untuk memanaskan bahan yang
akan dipotong sampai temperatur lumer dan memotong bahan yang
telah lumer melalui penekanan tinggi gas oksigen.
Sebelum melakukan pengelasan dilakukan pemasangan dan pengesetan
peralatan las. Untuk memperlancar serta memberikan rasa aman pada
pelaksanaan pengelasan diperlukan pemasangan dan pengeseten peralatan las
yang benar, seperti :
1. Memasang regulator
Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan baut)
pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum memasang regulator pada tabung gas, yaitu :
a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat sehingga
terhindar dari botol terjatuh.
c. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang
akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-ciri regulator
yaitu warna dan socket yang digunakan.
d. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut) pengikat
dalam keadaan bersih dan baik.
e. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan socket
kuat dan tidak terjadi kebocoran.
f. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi pada bagian
badan regulator.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 49
Modul Mekanik Otomotif

2. Memasang selang las


Setelah regulator terpasang pada tabung gas, pasangkanlah selang las
pada bagian nepel pengeluaran gas yang ada pada regulator. Ada beberapa
hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang las yaitu :
a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih baik dan
tidak ada yang bocor.
c. Periksalah terlebih dahulu apakah naple l pada regulator dalam keadaan
bersih dan baik.
d. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada
naple regulator.
3. Memasang pembakar las
Setelah selang las terpasang pada regulator, kemudian pasangkanlah
pembakar las dengan memasukkan ujung selang las pada naple pembakar
las. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang
selang las, yaitu :
a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam keadaan
bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.
c. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada
naple regulator.
Setelah semua peralatan pengelasan dipasang dan diset dengan benar dan
aman, selanjutnya dapat dilakukan pengelasan dengan mengoperasikan
berbagai macam peralatan pengelasan seperti diuraikan di atas.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk melayani peralatan las gas
(oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah terpasang
dengan aman yaitu :
1. Mengatur tekanan kerja
Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan
pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan
pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu pada

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 50
Modul Mekanik Otomotif

keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan yang


sempurna.
2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las
Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai
dengan jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan, maka
dilakukan penyalaan las. Pengaturan nyala las dengan menggunakan
berbagai jenis nyala las yaitu :
a. nyala las netral.
b. nyala las karburasi.
c. nyala las oksidasi.
Setelah peralatan digunakan, langkah yang harus dilakukan adalah
mematikan dan menyimpan kembali peralatan las yang telah digunakan dengan
aman.

d. Tugas Pembelajaran
Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan, peserta diklat
dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang
disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada peserta
diklat selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam melaksanakan
suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar,
yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :
1. Peralatan utama las oksi-asetilin diketahui sesuai dengan bentuk dan
fungsinya.
2. Prosedur dan teknik pengesetan peralatan utama las oksi-asetilin
dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar yang sesuai
berdasarkan prosedur operasi standar.
3. Peralatan utama las digunakan sesuai dengan prosedur operasional
peggunaan alat utama las oksi-asetilin.
Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah ini :
1. Identifikasi semua peralatan utama pengelasan baik jenis, bentuk
maupun fungsi serta kegunaannya.
2. Pahami prosedur pengesetan peralatan las sesuai dengan prosedur
operasional standar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 51
Modul Mekanik Otomotif

3. Lakukan pengesetan peralatan las sesuai dengan urutan pengesetan


masing-masing peralatan utama las.
4. Lakukan penyalaan las untuk berlatih mengoperasikan perlatan las
dengan berbagai bentuk nyala las.

e. Tes formatif
1. Sebukan macam jenis peralatan utama las yang digunakan pada
pengelasan oksi-asetilin !
2. Sebutkan perbedaan antara tabung gas oksigen dan asetilin !
3. Sebutkan cara pengamanan tabung gas pada waktu melakukan
pengelasan !
4. Sebutkan fungsi generator dalam pengelasan !
5. Sebutkan macam generator las baik menurut besarnya kapasitas
generator maupun sistem pencampuran karbit di dalam generator !
6. Sebutkan fungsi regulator las !
7. Sebutkan bagian utama regulator las yang menunjukkan fungsi
regulator las !
8. Sebutkan langkah pengamanan regulator pada waktu digunakan pada
proses pengelasan !
9. Sebutkan perbedaan antara regulator tabung gas oksigen dan asetilin !
10. Sebutkan jenis pembakar las !
11. Bagaimanakah cara memelihara mulut pembakar agar pada
penggunaannya lubang pembakar tidak tersumbat ?
12. Bagaimanakah cara mengecek socket regulator yang telah terpasang
dalam keadaan tidak bocor ?
13. Bagaimanakah posisi berdiri pada saat membuka katup botol gas ?
14. Bagaimanakah cara memutar katup botol gas agar aman dalam
pelaksanaan pengelasan ?
15. Sebutkan macam jenis nyala las !
16. Sebutkan ciri-ciri yang dapat dilihat pada jenis nyala las netral !
17. Sebutkan urutan penyalaan api las !
18. Sebutkan urutan mematikan nyala las setelah proses pengelasan
dilaksanakan !

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 52
Modul Mekanik Otomotif

f. Kunci jawaban
1. a. Tabung gas c. Selang las
b. Regulator d. Pembakar las
2. Perbedaan tabung gas oksigen dan asetilin
Perbedaan Tabung gas oksigen Tabung gas asetilin
Bentuk Tinggi lansing Pendek gemuk
Tekanan isi maksimum 150 kg/cm 15 kg/cm
Katup/pembuka katup Roda tangan Kunci shock
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri

3. a. Letakkan tabung berdiri tegak.


b. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
c. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.
d. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.
e. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
f. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung
gas.
4. Membangkitkan gas asetilin melalui pencampuran karbit dan air di dalam
generator.
5. a. Menurut kapasitas tekanan :
generator tekanan rendah
generator tekanan sedang
generator tekanan tinggi
genetaror sistem tetes
b. Menurut prinsip pencampuran gas :
genetaror sistem tetes
generator sistem lempar (celup)
6. a. Mengetahui tekanan isi tabung gas
b. Megatur tekanan kerja yang konstan
7. a. Manometer tekanan isi
b. Manometer tekanan kerja
8. a. Tempatkanlah botol gas dengan posisi berdiri tegak dan terikat
dengan kuat sehingga terhindar dari botol terjatuh.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 53
Modul Mekanik Otomotif

b. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang
akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciri-ciri
regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.
c. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi pada
bagian badan regulator.
9.
Regulator gas Regulator gas
Perbedaan
oksigen asetilin
Warna dasar Biru, hitam dan atau abu-abu Merah
Skala ukuran tekanan isi 250 kg/cm 30 kg/cm
maksimum
Skala ukuran tekanan 12 kg/cm 3 kg/cm
kerja maksimum
Baut dan mur pengikat Ulir kanan Ulir kiri dengan tanda
keratan pada bagian
tengah mur pengikat

10. a. Pembakar tekanan rendah (injector).


b. Pembakar tekanan rata (mixer).
11. a. Pada bagian ujung pembakar digosok dengan kayu atau kikir
khusus.
b. Menggunakan jarum pembersih untuk lubang pembakar.
12. Dengan mengoleskan cairan sabun pada bagian sambungan.
13. Berdiri di samping tabung gas.
14. Memutar dengan hanya satu pertiga putaran.
15. a. Nyala netral.
b. Nyala karburasi.
c. Nyala oksidasi.
16. a. Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.
b. Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.
17. a. Buka katup pengeluaran asetilin pada pembakar.
b. Nyalakan dengan menggunakan korek api las.
c. Atur nyala asetilin sampai hilang gejala dan bergoyang pada
bagian ujung.
d. Atur pengeluaran gas oksigen sampai membentuk nyala tertentu.
18. a. Tutup katup gas asetilin pada pembakar las.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 54
Modul Mekanik Otomotif

b. Tutup katup gas oksigen.


c. Tutup katup gas yang ada pada tabung gas asetilin maupun
oksigen.

g. Lembar kerja
1. Nama pekerjaan :
Latihan Penyalaan Las
2. Tujuan :
Setelah berlatih pada pekerjaan ini peserta diklat diharapkan mampu :
a. Menggunakan peralatan las dengan benar.
b. Mengatur tekanan kerja dengan benar.
c. Melakukan penyalaan las.
d. Mengatur berbagai bentuk nyala las.
e. Mematikan nyala las.
3. Alat praktik :
a. Seperangkat peralatan las oksigen-asetilin.
b. Alat bantu pengelasan.
c. Seperangkat alat keselamatan kerja.
4. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan selalu alat kesalamatan kerja.
b. Periksalah setiap kebocoran gas yang mungkin terjadi.
c. Pergunakan alat-alat sesuai dengan prosedur operasional standar
alat bersangkutan.
d. Bekerjalah dengan hati-hati dan selalu berkonsultasi dengan guru/
pembimbing.
5. Langkah kerja :
a. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja yang
digunakan.
b. Buka botol gas asetilin dan oksigen.
c. Atur tekanan kerja gas sesuai dengan jenis dan nomor ukuran mulut
pembakar yang digunakan.
d. Lakukan penyalaan las untuk nyala las netral, karburasi dan
oksidasi.
e. Lakukan langkah mematikan nyala las.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 55
Modul Mekanik Otomotif

f. Lakukan berulang kali sampai beberapa kali untuk mendapatkan


pemahaman dan keterampilan menyalakan dan mematikan nyala
las.
g. Tutup tabung gas setelah menyelesaikan latihan penyalaan las.
h. Buang sisa gas di dalam selang dengan membuka keran gas pada
pembakar las.

6. Gambar kerja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 56
Modul Mekanik Otomotif

7. Instrumen penilaian
Check list
No Aspek yang dinilai Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat Baju las, kaca mata
keselamatan kerja. las, sarung tangan
las.
2 Alat bantu yang Jarum pembersih,
dipersiapkan. korek api las.
3 Pembukaan katup 1/3 putaran katup
tabung gas. tabung gas.
4 Pengaturan tekanan tekanan gas sama
kerja. antara 0.5-0,7
kg/cm untuk
Penggunaan
pembakar mikser.
tekanan gas oksigen
1,5 2,5 Kg/cm
dan asetilin 03 0,5
kg/cm untuk
penggunaan
pembakar injector.
5 Penyalaan awal melalui keran gas asetilin,
pembukaan keran gas penyalaan,
pada pembakar untuk pengaturan nyala
penyalaan. las.
6 Penyalaan las. nyala las netral,
karburasi, oksidasi.
7 Mematikan nyala las. Keran gas setilin,
keran gas oksigen.
8 Penutupan tabung gas. Langkah penutupan.
Membuang sisa gas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 57
Modul Mekanik Otomotif

2. KEGIATAN BELAJAR 2
ALAT BANTU LAS DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA
a. Tujuan kegiatan Pembelajaran
Mengetahui macam-macam peralatan las.
Memilih nomor dan jenis pembakaran sesuai dengan bahan yang
digunakan.
Mengetahui alat-alat bantu las yang digunakan pada pengelasan.

b. Uraian materi Pembelajaran


1. Macam pembakar
Sebelum melakukan pengelasan, perlu diketahui jenis dan macam
pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat sesuai
dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.
Secara umum pada pengelasan oksi-asetilin, pembakar las berfungsi :
a. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.
b. Mengatur pengeluaran gas melalui keran pengeluaran pada pembakar
las.
c. Menyalakan api las.
Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam
pembakar dibedakan atas dua jenis, yaitu :
a. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor)
b. Pembakar tekanan rata (pembakar mixer)
Perbedaan kedua penggunaan pembakar di atas adalah :
Pembakar tekanan rendah Pembakar tekanan rata
Digunakan untuk pengelasan Digunakan untuk pengelasan dengan
dengan konsumsi gas asetilin dari konsumsi gas asetilin dari tabung gas
generator
Tertera nomor mulut pembakar, Hanya tertera nomor mulut
kapasitas dan tekanan kerja gas pembakar
oksigen

Tabel 6. Perbedaan pembakar las

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 58
Modul Mekanik Otomotif

Adapun penjelasan tentang macam dan bentuk pembakar serta ciri-ciri


dari kedua pembakar secara lengkap telah dijelaskan pada kegiatan belajar
1 sebelumnya.
Pada umumnya setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan
beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu dapat
diganti sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.
Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
1) Tebal bahan yang akan dilas.
2) Jenis bahan yang akan dilas.
3) Proses las yang akan dilakukan.
Pemilihan nomor mulut pembakar yang digunakan pada proses
pengelasan yang akan dilakukan selanjutnya mempengaruhi jumlah
konsumsi gas yang harus dikeluarkan dari tabung gas serta dapat dibaca
batasan ukurannya pada manometer tekanan kerja pada regulator las.
Di bawah ini ditunjukan hubungan antara besarnya nomor mulut
pembakar yang dipilih untuk pengelasan dan tebal bahan yang dilas.

Pembakar Injector Pembakar Mixer


Ukuran
Tebal bahan (mm) Ukuran Pembakar Tebal bahan ( mm)
Pembakar

1 0,5 1 8 0,5 2,0


2 12 10 24
3 24 12 46
4 46 15 69
5 69 10 95
6 14 20
7 20 30

Tabel 7. Pemilihan mulut pembakar

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 59
Modul Mekanik Otomotif

2. ALAT-ALAT BANTU LAS


Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan maka pada
proses pengelasan dengan menggunakan las oksigen-asetilin digunakan
alat-alat Bantu. Alat-alat bantu tersebut diantaranya adalah :
a. Jarum pembersih
Selama proses pengelasan, ada
kalanya saluran gas pada mulut
pembakar tersumbat. Untuk itu
diperlukan alat pembersih. Dengan
menggunakan jarum pembersih
diharapkan lubang pada mulut
pembakar tidak bertambah lebar.
Mulut pembakar yang bersih akan
menghasilkan pekerjaan yang baik.

Gambar 23. Jarum pembersih

b. Korek api las


1. Fungsi korek api las
Ada berbagai macam bentuk korek api las yang digunakan,
tetapi secara umum fungsi korek api las adalah untuk menyalakan
campuran oksigen dan asetilin yang keluar dari mulut pembakar. Hal
ini dapat dilakukan dengan satu tangan saja.
2. Prinsip kerja
Menggoreskan batu korek api pada permukaan yang keras dan
kasar, sehingga didapatkan bunga api yang dapat digunakan untuk
membakar campuran gas yang keluar dari mulut pembakar. Bila
batu korek habis, bisa diganti dengan batu korek api yang baru.
Bentuk korek api las ada bermacam-macam. Sebagai contoh selain
bentuk korek yang biasa dipakai di bengkel, juga bentuk korek api
seperti gambar di bawah ini.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 60
Modul Mekanik Otomotif

Gambar 24. Korek api las


c. Penjepit
Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat untuk menjepit benda
pekerjaan yang panas akibat pengelasan. Oleh karena bentuk benda
yang dilas bermacam-macam, misal bentuk datar dan bulat, maka hal
ini memerlukan bentuk mulut penjepit yang berbeda.

Gambar 25. Tang penjempit [12]

Bentuk mulut penjepit ada 3 macam yaitu:


1. Mulut bulat yang berfungsi untuk menjepit benda-benda yang bulat.
2. Mulut datar untuk menjepit benda-benda yang berbentuk datar.
3. Mulut serigala untuk benda datar maupun bentuk lainnya, kerena
daya cekamnya lebih kuat dibandingkan dengan penjepit di atas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 61
Modul Mekanik Otomotif

d. Sikat baja
Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi degan
kawat baja karbon. Fungsinya adalah untuk membersihkan kotoran
yang ada pada permukaan benda kerja. Kotoran yang berada di
permukaan benda kerja adalah karat, lapisan oksida dan kerak yang
dihasilkan dari pengelasan.

Gambar 26. Sikat baja [3]

3. Alat Keselamatan Kerja


a. Kacamata las
Di dalam proses pengelasan terdapat sinar yang membahayakan
terhadap anggota badan terutama pada bagian mata dan kulit.
1. Jenis-jenis sinar pada pengelasan
a. Sinar ultraviolet
Adalah pancaran yang mudah teresap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang ada
pada tubuh. Bila sinar ultraviolet terserap oleh lensa dan kornea
mata melebihi jumlah tertentu maka pada mata akan terasa
seakan-akan ada benda asing di dalamnya. Dalam waktu antara
6 sampai 12 jam kemudian, mata akan sakit selama 6 sampai 24
jam dan rasa sakitnya akan hilang setelah 24 jam.
b. Sinar cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata diteruskan oleh
lensa dan kornea ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat,
maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 62
Modul Mekanik Otomotif

mungkin akan terjadi sakit. Rasa lelah ini sifatnya hanya


sementara.
c. Sinar infra merah
Adanya sinar ini tidak segera terasa oleh mata, oleh karena
itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat
dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata
sama dengan pengaruh panas yaitu mengakibatkan
pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea,
dan terjadi kerabunan.
2. Fungsi kacamata las
a. Untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, infra merah dan
cahaya tampak yang dipancarkan oleh nyala.
b. Untuk melindungi mata dari percikan api.
3. Bagian-bagian kacamata las
a. Rumah kaca, tempat untuk menyimpan kaca.
b. Kaca las, terdiri dari dua macam yaitu :
Kaca penyaring yang berwarna hijau dan cokelat.
Kaca bening sebagai pelindung kaca penyaring.
4. Syarat-syarat kaca penyaring
a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya
tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

Gambar 27. Kacamata las [12]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 63
Modul Mekanik Otomotif

Untuk mengelas dan memotong dengan las oksi-asetilin biasanya


menggunakan nomor kaca penyaring dengan daya saring No. 4 sampai
dengan 6. Tebal kaca penyaring 1,5 dan 2,5 mm, sedangkan garis
tengah kaca penyaring adalah 50 mm.
b. Baju las (apron)
Fungsi apron ialah untuk
menghindari terbakarnya pakaian
kerja karena percikan cairan
logam, goresan benda-benda
panas dan cahaya yang timbul dari
lasan. Bahan apron harus terbuat
Bajulas/apron dari kulit campur asbes. Bahan ini
paling baik untuk alat pelindung
akibat panas, karena mempunyai
daya serap panas yang lambat.

Gambar 28. Baju las (apron) [3]

c. Topi Las
Topi las perlu digunakan, hal ini
untuk menghindari :
1. Tumbukan langsung benda keras
dengan kepala.
2. Percikan api akibat ledakan kecil
dari cairan las.
3. Kejatuhan langsung benda keras
terhadap kepala.
Gambar 29. Topi las [12]

Syarat-syarat pelindung kepala


1. Nyaman dipakai.
2. Terbuat dari Fiber Glass.
3. Kuat dan tahan dari benturan, panas, dan goresan benda tajam.
4. Daya hantar panasnya kecil.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 64
Modul Mekanik Otomotif

d. Sepatu las
Bengkel las bukan hanya tempat mengerjakan las, melainkan juga
alat seperti pemotong dan alat mekanik lainnya. Dengan demikian
bukan hanya benda-benda panas saja yang terdapat di bengkel las,
akan tetapi juga banyak benda tajam yang kecil atau serpihan-serpihan
terak yang berbahaya bila terinjak oleh kaki. Oleh karena itu perlu alat
khusus untuk melindungi kaki yaitu sepatu las. Sepatu las harus terbuat
dari bahan yang baik kualitasnya dan alasnya harus terbuat dari karet
pejal yang kuat.

Gambar 30. Sepatu las [12]

e. Sarung tangan las


Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan. Bahan
sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu meredam
panas pada proses pengelasan akibat cipratan cairan las dan
terkelupasnya terak yang ada pada bagian luar logam. Sarung tangan
harus terbebas dari oli atau bahan pelumas karena dapat terjadi
persenyawaan dengan oksigen pada tekanan rendah sehingga
menimbulkan ledakan keras. Bahan sarung tangan terbuat dari kulit
yang dicampur asbes atau bahan anti panas.

Gambar 31. Sarung tangan [5]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 65
Modul Mekanik Otomotif

f. Pakaian kerja
Berada dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian
kerja. Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau bahan
campuran sejenisnya.
Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila bersentuhan dengan
panas, sedangkan kalau polyester atau sejenisnya akan cepat bereaksi
dan mudah menempel pada kulit badan.
Syarat-syarat pakaian kerja :
a. Jangan terlalu sempit sehingga akan mengurangi gerak anggota
tubuh.
b. Jangan banyak bagian yang terbuka.
c. Kantung harus tertutup.
d. Bagian kancing harus cukup kuat.
e. Bahan kain harus mempunyai daya serap panas yang baik, sehingga
tidak menimbulkan kegerahan pada pemakai.
Selama pakaian kerja dipakai untuk bekerja, jangan sekali-kali
mengantongi :
a. Benda-benda yang mudah terbakar seperti kertas, korek api, zat
kimia dan bahan yang mudah terbakar lainnya.
b. Benda-benda tajam.
g. Keselamatan kerja waktu mengelas
Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan waktu
bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang operator las.
Apalagi pada pekerjaan-pekerjaan las, kemungkinan timbul bahaya
sangat besar bila tidak berhati-hati serta tidak mengindahkan peraturan
tentang keselamatan kerja.
Kecelakaan yang terjadi di bengkel las, biasanya karena
kecerobohan, maka dari itu ingatlah kegunaan masing-masing alat dan
cara pemeliharaannya.
Kesalahan menggunakan peralatan dan berbuat ceroboh akan
menimbulkan kerusakan dan bahaya baik bagi peralatannya maupun
bagi operator las itu sendiri.
1. Pencegahan bahaya waktu bekerja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 66
Modul Mekanik Otomotif

a. Pakailah kacamata las untuk melindungi mata dari sinar tajam,


percikan bunga api agar dapat melihat benda kerja dengan baik.
b. Kancingkan leher baju, saku dan lipatan baju agar tidak
kemasukan bunga api.
c. Pakailah baju las atau apron, sarung tangan, topi dan
perlengkapan pelindung lain.
d. Pakailah tabir penghalang untuk menghalangi sinar tajam dan
percikan bunga api, supaya tidak mengganggu orang lain.
e. Letakkan benda kerja pada posisi yang aman agar tidak mudah
jatuh pada waktu dikerjakan.
f. Pergunakan korek api las untuk menyalakan pembakar.
g. Hati-hati ketika menyalakan pembakar, jangan tertuju kepada
orang atau benda yang mudah terbakar.
h. Matikan pembakar dan letakkan dengan baik bila tidak dipakai.
i. Janganlah menggantungkan pembakar yang menyala pada
silinder.
j. Tutuplah katup tabung gas oksigen dan asetilin, buanglah
gasnya hingga manometer menunjukan nol bila pengelasan telah
selesai atau pada waktu istirahat.
2. Mengangkat tabung gas
a. Tabung gas terbuat dari baja, karena itu mempunyai bobot
yang cukup berat, berhati-hatilah bila akan mengangkatnya.
b. Pergunakanlah kereta dorong untuk mengangkut tabung gas,
agar terasa lebih ringan dan aman.
c. Ikatlah tabung gas dengan kokoh waktu mengangkutnya dengan
kereta dorong.
d. Gerobak dorong tanpa sandaran dan pengikat, tidak tepat
dipakai untuk mengangkut silinder.
e. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta, bukalah
dahulu regulatornya dari silinder.
3. Pencegahan bahaya api
Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan
bunga api yang terjadi waktu mengelas atau memotong dan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 67
Modul Mekanik Otomotif

berloncatan jatuh serta menyimpan panas beberapa saat, dapat


menyebabkan kebakaran.
Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius
8 meter, sebelum memulai pekerjaan mengelas. Tempatkanlah alat
pemadam kebakaran di dalam bengkel pada tempat yang mudah
dicapai.
Bila terpaksa harus mengelas atau memotong diatas lantai
papan, lindungilah papan dengan asbes atau pelat logam.
Tampunglah sisa-sisa pembakarannya dengan bak logam yang
berpasir.
4. Nyala balik dan nyala letup.
a. Nyala balik
Nyala balik adalah nyala api kembali ke dalam pembakar
atau pembakaran gas terjadi di dalam pembakar.
Nyala balik akan terjadi bila gas oksigen dan asetilin berada
dalam satu tempat atau satu saluran dimana keduanya dapat
bercampur, menjadi peka terhadap api dan mudah meledak
yang terjadi dengan serentak dan tiba-tiba.
Nyala balik dapat terjadi di dalam pembakar, selang las,
regulator bahkan mungkin sampai silinder.
Agar nyala balik yang terjadi tidak mencapai selang las maka
antara selang dan pembakar haruslah dipasangi katup anti nyala
balik.
Sebab-sebab terjadi nyala balik :
Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut
pembakar yang digunakan.
Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau lepas
sama sekali.
Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas
terganggu.
Pembakar las kotor atau berminyak.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 68
Modul Mekanik Otomotif

b. Nyala letup
Nyala letup dapat terjadi pada saat mengelas. Letupan yang
terjadi sangat mengganggu jalannya pengelasan. Gejala letupan
ini biasanya disebabkan oleh :
1. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut
pembakar yang dipergunakan.
2. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama dipakai.
3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat pada
kawah las.
4. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara di
dalam lubang mulut.

2. Kawat Las Dan Fluksi


a. Kawat las
Kawat las pada pengelasan dengan las oksi-asetilin digunakan
sebagai bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil yang
berfungsi untuk menambah kekuatan sambungan las yang dibuat.
Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan
karat, kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900 mm
dan bergaris tengah 1,5 mm, 2,6 mm, 3,2 mm sampai berukuran
diameter 9,5 mm. Untuk kawat las alumunium biasanya dibuat
berbentuk gulungan sedangkan yang berselaput fluksi dengan panjang
700 mm.
Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American Welding
Society) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan penggunaan
kawat las, penggunaan kawat las dan kekuatan tarik maksimum hasil
pengelasan dengan kode GB 45, GA 50, GA 60, GA 66, GB 65. Huruf G
berarti gas, huruf B menandakan kawat las untuk mengelas bahan yang
mempunyai keliatan yang tinggi dan huruf A untuk bahan dengan
keliatan rendah. Sedangkan angka dibelakang huruf menunjukkan
kekuatan tarik maksimum hasil pengelasan dikalikan 1000 dalam satuan
pon per inchi kuadrat ( 1 Kg/cm = 14,7 psi).
Untuk memelihara kondisi kawat las agar terhindar dari kerusakan
akibat karat dan bahan kimia maka kawat las disimpan di tempat

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 69
Modul Mekanik Otomotif

khusus. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk


menggunakan dan menyimpan kawat las yang aman :
Bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.
Tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.
Gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah pendek
akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu
menggunakannya.
Simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada
bungkus kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis
kawat las.
Bahan yang dilas Proses Kawat Las Bahan yang Proses Kawat Las
las dilas las
BESI TEMABAGA DAN
Besi tempa Las cair Baja lunak PADUAN TEMBAGA
Las patri HI-BOND Maganese Tembaga Las cair Tembaga
Besi karbon rendah Las cair Baja lunak Las patri Perunggu tobin
Las patri HI-BOND Maganese Commercial bronze Las cair Perunggu tobin
Las patri HI-BOND Maganese Dan tallow brass
Muntz metal, tobin, Las cair Perunggu tobin
BAHA KARBON bronze, naval baras
Baja karbon rendah Las cair Baja high trst Spring,admiralty dan Las cair Perunggu tobin
Las patri HI-BOND Maganese yellow brass
Baja karbon sedang Las cair Baja super Perak nikel Las cair Perunggu nikel
Las patri Perunggu, nikel Perunggu phospor Las cair Perunggu tobin
Baja karbon tinggi Las cair Band saw Perunggu alumunium Las cair Perunggu alm
Las patri Perunggu, nikel
Baja perkakas Las cair Baja, perak ALUMUNIUM DAN
Las patri Perunggu, nikel PADUAN
ALUMUNIUAM
BAJA TUANG Las patri Alumunium murni Las cair Alm murni
Plain karbon Las patri Baja high test Las patri Alm silicon
Las cair HI-BOND Maganese Alumunium mangan Las cair Alm murni
Paduan rendah Las patri Baja super Las patri Alm silicon
Perunggu, nikel Alumunium silicon Las cair Alm silicon

BESI TUANG Magnesium Las patri Alm silicon


Besi tuang abu-abu Las cair Besi tuang Alumunium magnesium Las cair Alm 5%
Las patri HI-BOND Maganese Magnesium
Melleable iron Las patri HI-BOND Maganese
NIKEL DAN
BAHAN TEGANGAN PADUANNYA
TINGGI Las cair Nikel Las cair Nikel
Umum Baja super Onel Las cair Monel
Baja karbon chrom Las cair Inconel Las cair Inconel
Molibden Baja karbon,
Las cair molibden LOGAM LAIN
Baja mangan Baja super Timah hitam Las cair Timbel
Magnesium (pelat) Las cair Magnesium
BAJA TAHAN KARAT Las cair Magnesium (tuang) Las cair Magnesium
Baja tahan karat (12-28% Die cast (zing base) Las cair Die cast
C) Las cair Baja tahan karat Evendur Las cair Cusilman
Baja tahan karat (18% Cr- Las patri Tobin
8% Ni) Baja tahan karat Culisman Las cair Cusilman
Las patri Tobin

Tabel 8. Hubungan antara bahan kawat las dan proses las

b. Fluksi
Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau cairan
bahkan dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan pada kawat
las baik itu di dalam maupun di luar kawat las Fluksi pada pengelasan
dengan las oksigen-asetilin berfungsi untuk :

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 70
Modul Mekanik Otomotif

Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.


Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap oksidasi
dengan udara luar.
Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam teroksidasi
dengan udara luar (lapisan oksida logam).
Fluksi sangat diperlukan untuk melakukan pematrian dan mengelas
bahan-bahan seperti paduan perak, paduan tembaga, baja tahan karat
dan bahan non fero lainnya. Fluksi pada penggunaannya diklasifikasikan
sesuai dengan proses pengelasan yang akan dilaksanakan dan
dibedakan pula untuk tiap jenis bahan tertentu.
1. Untuk mematri
Alumunium, paduan tembaga, pelat galvanis, pelat baja dan baja
tahan karat.
2. Untuk mematri keras dan las patri
Alumunium, baja, besi tuang, paduan tembaga dan baja paduan.
3. Untuk mengelas
Alumunium, besi tuang dan baja tahan karat
Setiap proses pengelasan yang dilakukan memerlukan fluksi
yang berbeda. Di bawah ini ditunjukkan hubungan antara bahan
yang dilas dengan proses pengelasan yang dilaksanakan serta jenis
fluksi yang digunakan.
Bahan yang Proses Kawat Las Bahan yang Proses Kawat Las
dilas las dilas las
BESI TEMABAGA DAN
Besi tempa Las cair - PADUAN TEMBAGA
Las patri Tembaga-kuningan Tembaga Las cair Tembaga-
Besi karbon rendah Las cair - Las patri kuningan
Las patri Tembaga-kuningan Commercial bronze Las cair Tembaga-
Las patri Tembaga-kuningan Dan tallow brass kuningan
Muntz metal, tobin, Las cair Tembaga-
BAHA KARBON bronze, naval baras kuningan
Baja karbon rendah Las cair - Spring,admiralty dan Las cair
Las patri Tembaga-kuningan yellow brass Tembaga-
Baja karbon sedang Las cair - Perak nikel Las cair kuningan
Las patri Tembaga-kuningan Perunggu phospor Las cair
Baja karbon tinggi Las cair - Perunggu alumunium Las cair Tembaga-
Las patri Tembaga-kuningan kuningan
Las cair - ALUMUNIUM DAN
Baja perkakas Las patri Tembaga-kuningan PADUAN Tembaga-
ALUMUNIUAM kuningan
Alumunium murni Las cair Tembaga-
BAJA TUANG Las patri - Las patri kuningan
Plain karbon Las patri Tembaga-kuningan Alumunium mangan Las cair Perunggu-
Las cair - Las patri alumuniu
Paduan rendah Las patri Tembaga-kuningan Alumunium silicon Las cair
Magnesium Las patri
Alumunium magnesiu Las cair
BESI TUANG Las cair Besi tuang
Besi tuang abu-abu Las patri Perunggu Alumunium
Las patri Perunggu NIKEL DAN Alumunium-
Melleable iron PADUANNYA brazing
Nikel Las cair Alumunium
BAHAN TEGANGAN Onel Las cair Alumunium-
TINGGI Las cair - Inconel Las cair brazing
Umum Alumunium
Baja karbon chrom Las cair - LOGAM LAIN Alumunium-
Molibden Timah hitam Las cair brazing

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 71
Modul Mekanik Otomotif

Las cair - Magnesium (pelat) Las cair Alumunium


Baja mangan Magnesium (tuang) Las cair
Die cast (zing base) Las cair
BAJA TAHAN KARAT Las cair Evendur Las cair
Baja tahan karat (12- Baja tahan karat Las patri
28% C) Las cair Culisman Las cair -
Baja tahan karat (18% Baja tahan karat Las patri Tembaga-
Cr-8% Ni) kuningan
inconel

-
Elektron
elektron
-
Tembaga-
kuningan
Tembaga-
kuningan
Tembaga-
kuningan
Tembaga-
kuningan

Tabel 9. Hubungan antara bahan, proses las dan jenis fluksi

c. Rangkuman Materi Pembelajaran


Sebelum melakukan pengelasan perlu diketahui jenis dan macam pembakar
serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat sesuai dengan
kondisi pengelasan yang akan di lakukan .
Secara umum pada pengelasan oksigen-asetilin pembakar las berfungsi:
1. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.
2. Mengatur pengeluaran gas melalui kran pengeluaran pada pembakar las.
3. Menyalakan api las.
Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam
pembakar dibedakan atas dua jenis
1. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor).
2. Pembakar tekanan rata (pembakar mikser).
Pada umumnya pada setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan
beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu dapat
diganti sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.
Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor
1. Tebal bahan yang akan di las.
2. Jenis bahan yang akan di las.
3. Proses las yang akan dilakukan.
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan, maka pada proses
pengelasan dengan menggunakan las oksigen-asetilin digunakan alat-alat bantu

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 72
Modul Mekanik Otomotif

dan alat-alat keselamatan kerja serta keselamatan waktu bekerja diantaranya


adalah :
1. Jarum pembersih
Selama proses pengelasan, ada kalanya saluran gas pada mulut
pembakar tersumbat. Untuk itu diperlukan alat pembersih berupa jarum
pembersih dan diharapkan lubang pada mulut pembakar tidak bertambah
lebar. Mulut pembakar yang bersih akan menghasilkan pekerjaan yang baik.
2. Korek api las
Fungsi korek api las adalah untuk menyalakan campuran oksigen dan
asetilin yang keluar dari mulut pembakar dengan cara menggoreskan batu
korek api pada permukaan yang keras dan kasar, sehingga didapatkan
bunga api yang dapat digunakan untuk membakar campuran gas yang
keluar dari mulut pembakar. Bila batu korek habis, bisa diganti dengan batu
korek api yang baru.
3. Penjepit
Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat, untuk menjepit benda
pekerjaan yang panas akibat pengelasan.
4. Sikat baja
Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan
kawat baja karbon yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang ada
pada permukaan benda kerja.
5. Kacamata las
Fungsi kacamata las
a. untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, inframerah, cahaya tampak
yang dipancarkan oleh nyala.
b. untuk melindungi mata dari percikan api.
Syarat-syarat kaca penyaring
a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

6. Baju las (apron)

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 73
Modul Mekanik Otomotif

Fungsi apron menghindari terbakarnya pakaian kerja karena percikan


cairan logam, goresan benda-benda panas dan cahaya yang timbul dari
lasan. Bahan apron harus terbuat dari kulit campur asbes. Bahan ini paling
baik untuk alat pelindung akibat panas, karena mempunyai daya serap
panas yang lambat.
7. Topi las
Topi las perlu digunakan, hal ini untuk menghindari :
a. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala.
b. Percikan api akibat ledakan kecil dari cairan las.
c. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala.
8. Sepatu las
Sepatu las harus terbuat dari bahan yang baik kualitasnya dan alasnya
harus terbuat dari karet pejal yang kuat untuk melindungi kaki kejatuhan
benda panas.
11. Sarung tangan las
Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan. Bahan
sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu meredam panas
pada proses pengelasan akibat cipratan cairan las dan terkelupasnya terak.
12. Pakaian kerja
Dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian kerja. Bahan
pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau bahan campuran
sejenisnya.
Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila bersentuhan dengan
panas, sedangkan kalau pollyester atau sejenisnya akan cepat bereaksi dan
mudah menempel pada kulit badan.
Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan waktu
bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang operator las.
Pencegahan bahaya waktu bekerja meliputi :
a. Pemakaian alat keselamatan kerja pelindung badan kacamata, baju las,
topi las, sarung tangan serta alat pelindung badan lainnya.
b. Penggunaan tabir penghalang untuk menghindari sekeliling dari sinar
dan percikan logam panas.
c. Lakukan pengelasan sesuai dengan prosedur standar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 74
Modul Mekanik Otomotif

Untuk keamanan pengangkatan tabung gas dilakukan prosedur sebagai


berikut :
a. Pergunakanlah kereta dorong .
b. Ikatlah tabung gas dengan kokoh.
c. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta bukalah dahulu
regulatornya dari silinder.
d. Pencegahan bahaya api
Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan bunga
api yang terjadi waktu mengelas atau memotong dan berloncatan jatuh
serta menyimpan panas beberapa saat, dapat menyebabkan kebakaran.
Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius 8
meter, sebelum memulai pekerjaan mengelas. Tempatkanlah alat
pemadam kebakaran di dalam bengkel pada tempat yang mudah
dicapai.
e. Nyala balik
Nyala balik adalah nyala api kembali kedalam pembakar atau
pembakaran gas terjadi di dalam pembakar. Hal ini disebabkan oleh gas
oksigen dan asetilin berada dalam satu tempat atau satu saluran
dimana keduanya dapat bercampur yang disebabkan oleh :
1. Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut pembakar
yang digunakan.
2. Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau lepas sama
sekali.
3. Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas terganggu.
4. Pembakar las kotor atau berminyak.
f. Nyala letup
Gejala letupan biasanya disebabkan oleh :
1. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut pembakar
yang dipergunakan.
2. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama dipakai.
3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat pada kawah las.
4. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara di dalam
lubang mulut.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 75
Modul Mekanik Otomotif

Kawat las pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin digunakan


sebagi bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil berfungsi
untuk menambah kekuatan sambungan las yang dibuat.
Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan karat,
kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900 mm dan
bergaris tengah 1,5 mm, 2,6 mm, 3,2 mm sampai berukuran diameter 9,5
mm. Untuk kawat las alumunium biasanya dibuat berbentuk gulungan,
sedangkan yang berselaput fluksi panjangnya 700 mm.
Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American Welding
Society) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan penggunaan kawat
las, penggunaan kawat las dan kekuatan tarik maksimum hasil pengelasan
dengan kode GB 45, GA 50, GA 60, GA 66, GB 65. Huruf G berarti gas,
huruf B menandakan kawat las untuk mengelas bahan yang mempunyai
keliatan yang tinggi dan huruf A untuk bahan dengan keliatan rendah.
Angka dibelakang huruf menunjukkan kekuatan tarik maksimum hasil
pengelasan dikalikan 1000 dalam satuan pon per inchi kuadrat (1 Kg/cm =
14,7 psi).
Untuk memelihara kondisi kawat las agar terhindar dari kerusakan
akibat karat dan bahan kimia, maka kawat las disimpan di tempat khusus.
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menggunakan dan
menyimpan kawat las yang aman
bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.
tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.
gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah pendek
akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu menggunakannya.
simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada bungkus
kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis kawat las.
Untuk penggunaan kawat las tertentu diperlukan penggunaan fluksi.
Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau cairan bahkan
dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan pada kawat las baik itu di
dalam maupun di luar kawat las. Fluksi pada pengelasan dengan las
oksigen-asetilin berfungsi untuk :

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 76
Modul Mekanik Otomotif

Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.


Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap oksidasi
dengan udara luar.
Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam teroksidasi
dengan udara luar (lapisan oksida logam).

d. Tugas Pembelajaran
Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan peserta diklat dipersyaratkan
menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam
analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada peserta diklat selalu
berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan
revisi terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang
harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :
1. Lakukan pemilihan mulut pembakar sesuai dengan tebal bahan dan proses
pengelasan yang dilakukan.
2. Lakukan identifikasi terhadap alat-alat bantu las yang digunakan.
3. Lakukanlah identifikasi terhadap alat-alat keselamatan kerja yang
digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin.
4. Amati macam-macam jenis kawat las, lalu identifikasi ukuran diameter dan
panjang kawat las.
5. Lihat tabel yang terdapat pada bungkus kawat las untuk mengetahui
spesifikasi kawat las.

e. Tes formatif
1. Sebutkan fungsi pembakar las pada pengelasan dengan las oksigen-
asetilin !
2. Sebutkan macam jenis pembakar yang dibedakan atas cara pencampuran
gas di dalam pembakar !
3. Sebutkan hal-hal yang mepengaruhi pemilihan nomor ukuran mulut
pembakar pada pengelasan !
4. Sebutkan alat-alat bantu yang digunakan pada pengelasan oksigen-asetilin !
5. Sebutkan macam alat keselamatan kerja yang digunakan pada pengelasan
oksigen-asetilin !

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 77
Modul Mekanik Otomotif

6. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kaca penyaring pada kaca
mata las !
7. Sebutkan fungsi baju las atau apron !
8. Sebutkan fungsi kawat las pada pengelasan oksigen-asetilin !
9. Sebutkan pengertian dari kode kawat las GB 45 dan GA 50 menurut AWS
(American Welding Society) !
10. Sebutkan fungsi fluksi pada pengelasan oksigen-asetilin !

f. Kunci jawaban
1. a. Mencampur gas oksigen dan asetilin
b. Mengatur pengeluaran gas
c. Menyalakan api las
2. a. Pembakar tekanan rata (mikser)
b. Pembakar tekanan rendah (injektor)
3. a. Tebal bahan yang dilas
b. Jenis bahan yang dilas
c. Proses las yang dilakukan
4. a. Jarum pembersih
b. Korek api las
c. Penjepit
d. Sikat baja
5. a. Kacamata las
b. Baju las
c. Topi las
d. Sepatu las
e. Sarung tangan las
6. a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
7. a. Melindungi badan dari percikan logam las.
b. Melindungi badan dari cahaya las.
8. Sebagai bahan pengisi sambungan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 78
Modul Mekanik Otomotif

9. a. G = berarti gas.
b. B = Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan tinggi.
c. A = Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan rendah.
d. Angka dibelakang huruf menandakan kekuatan tarik dikali 10000 dalam
satuan pon per inchi kuadrat.
10. a. Membersihkan permukaan bahan yang akan di las.
b. Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap oksidasi
dengan udara luar.
c. Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam teroksidasi
dengan udara luar (lapisan oksida logam).

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 79
Modul Mekanik Otomotif

3. KEGIATAN BELAJAR 3
Teknik Dan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan
Dengan Panas Dan Pemanasan
a. Tujuan kegiatan Pembelajaran
Memahami teknik pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas
dan pemanasan berbagai jenis bahan menggunakan berbagai bentuk
sambungan dan posisi pengelasan dengan tepat.
Memahami prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan, dengan
panas dan pemanasan sesuai dengan jenis bahan logam maupun non
logam yang dilas.
Mampu mengelas berbagai jenis bahan dengan bentuk-bentuk
sambungan dan berbagai posisi pengelasan sesuai dengan prosedur
pengelasan.

b. Uraian materi Pembelajaran


Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi nyala
las terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat di akukan dengan gerakan
pembakar las. Tujuan menggerakkan pembakar untuk mengatur
pemanasan pengelasan agar kedua tepi sambungan mendapatkan panas
yang merata, sehingga keduanya dapat mencair dalam waktu yang sama.
Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan untuk
mengatur bentuk rigi ialah dengan mengatur cairan kawah las yang terjadi
agar betul-betul berpadu dan menembus ke dalam celah sambungan hingga
menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan kuat.
Pembakar tidak hanya bergerak maju tetapi kadang-kadang harus
melingkar atau siksak tergantung dari lebar dan bentuk kampuh las.
Pada pengelasan bahan-bahan yang titik cairnya rendah seperti alumunium
atau waktu mengelas patri pembakar biasanya digerakkan turun naik untuk
menghindari pemanasan bahan dasar yang berlebihan.
Selain pembakar, kawat las juga digerakkan turun naik ialah untuk
mengatur pengisian kampuh las atau lapisan las.
Tinggi rendahnya lapisan las tergantung dari cepat atau lambatnya
gerakan turun naik kawat las tersebut.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 80
Modul Mekanik Otomotif

1. Arah pengelasan
a. Mengelas arah kiri atau maju
Bila pembakar dipegang
Gerakan pembakar
dengan tangan kanan maka
pengelasan dimulai dari ujung
kanan menuju ke kiri. Teknik
las arah kiri terutama
dipergunakan untuk mengelas
baja yang tebalnya sampai
4,5 mm. Cara ini dipergunakan
pula untuk mengelas besi
tuang dan bahan-bahan non
ferro. Pembakar las sambil
maju digerakkan melingkar
atau setengah lingkaran.
Gambar 32. Teknik las maju [3]

b. Mengelas arah kanan atau mundur


Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk
mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan
kawat las 40 - 50 terhadap permukaan benda kerja. Sudut
pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan
yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada
kawat las yang digerakkan sambil mengatur kawah las pada
sambungan. Pengelasan arah kanan atau mundur biasanya hanya
dilakukan pada baja.

Gambar 33. Teknik las mundur [3]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 81
Modul Mekanik Otomotif

Pada tabel di bawah ini ditunjukkan posisi pembakar dan kawat las
pada saat pengelasan berdasarkan bahan yang dilas.
Bahan yang Posisi kawat las Posisi pembakar Jarak inti nyala (c)
akan dilas (a) (b) Inchi mm
Baja lunak 30 - 40 60 - 70 1/16-1/ 8 1,5-3,2
Baja tahan 60 - 70 70 - 80 dikenakan dikenakan
karat
Tembaga 40 - 50 50 - 70 1/8-3/ 8 1,5-9,5
Monel 40 - 50 50 - 60 1/16-1/ 8 1,5-3,2
Inconel 40 - 50 60 - 80 1/16-1/ 8 1,5-3,2
Alumunium 30 - 40 30 - 40 3/32-1/ 8 2,4-3,2
Cusilman 40 - 50 60 - 70 1/ 8-3/16 3,2-4,5
Evendur 40 - 50 60 - 70 1/ 8-3/16 3,2-4,5
Kuningan 40 - 50 40 - 70 1/ 8-3/16 3,2-4,5

Tabel 10. Posisi pembakar dan kawat las

Kawat las

90

60-70

30-40

Gambar 34. Posisi pembakar dan kawat las [3]

c. Mengelas posisi tegak


Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh
seorang atau dua orang operator sekaligus. Pengerjaan kampuh
sambungan pada pelat-pelat yang tebalnya sampai 3,2 mm,
biasanya cukup dengan kampuh I bila pengelasannya dilakukan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 82
Modul Mekanik Otomotif

oleh seorang operator. Tetapi bila pengelasan dilaksanakan oleh


dua operator sekaligus, maka kampuh I dapat dipergunakan
pada pelat yang tebalnya sampai 15 mm.

Bahan yang akan Posisi kawat Posisi Jarak inti nyala


dilas las (a) pembakar (b) (c)
Baja lunak 1,5 mm 30 25 1,5 - 3,2 mm
2,4 mm 30 35 1,5 - 3,2 mm
3,2 mm 30 50 1,5 - 3,2 mm
4,5 mm 30 90 1,5 - 3,2 mm
Alumunium 20 - 30 30 - 35 1,5 - 3,2 mm
Tembaga 20 - 30 60 - 70 3,2 - 9,5 mm

Tabel 11. Posisi kawat dan pembakar untuk mengelas tegak

Gambar 35. Teknik mengelas tegak[3]

2. Teknik mengelas khusus


Pada bagian ini akan dibahas teknik pengelasan tertentu yang
memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan pengelasan.
a. Patri keras
Pada pengelasan dengan patri keras, material yang akan
disambung dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh dengan
temperatur pemanasan yang dibutuhkan hanya mencapai sekitar
2000 hingga 2100F. Temperatur tersebut hanya cukup untuk

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 83
Modul Mekanik Otomotif

mencairkan kawat las atau bahan pengisi dan memanaskan bahan


dasar tanpa mencairkannya. Sambungan yang dilakukan dengan
proses patri keras pada pipa dan flens dapat tahan terhadap daya
tarik aksial sebesar 60.000 pon (sebanding dengan tegangan
gunting yang berkekuatan 3,4 psi).
Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/penyolderan, yakni dengan
cara maju atau forehand dan cara mundur atau backhand, untuk
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Teknik maju Teknik mundur

Gambar 36. Arah pengelasan patri keras


Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan inklusi
oksida (oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang tidak sama
tebal, maka nyala las ditujukan pada bagian yang lebih tebal atau
yang lebih besar/lebar/luas.
Adapun langkah pengelasannya adalah sebagai berikut:
1. Periksa semua persiapan telah benar-benar selesai dan lengkap.
2. Periksa keadaan semua peralatan, perlengkapan, bahan dan
alat-alat bantu lainnya dalam keadaan baik.
3. Periksa semua peralatan keselamatan kerja lengkap dan baik.
4. Pasang pengatur tekanan pada tabung gas asetilin/gas bakar
lainnya.
5. Hubungkan selang gas ke regulator las dan pembakar las.
6. Atur tekanan gas oksigen dan asetilin/gas bakar lainnya.
7. Nyalakan pembakar las setelah katup asetilin dibuka, kemudian
pelan-pelan katup zat asam oksigen dibuka sehingga didapat
bentuk nyala yang dikehendaki.
8. Seandainya diperlukan pemanasan pendahuluan pada bahan
dasar, maka dilaksanakan pemanasan pendahuluan pada pelat

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 84
Modul Mekanik Otomotif

dengan jenis nyala karburisasi sehingga tercapai temperatur


yang dikehendaki.
9. Lakukan penggelasan catat untuk mencegah pergerakan bahan
dasar (metal upsetting).
10. Pengelasan gerak maju atau mundur tergantung keahlian juru
las masing-masing.
11. Selama pengelasan supaya diperhatikan nyala las, dan jika
dipergunakan fluks maka diusahakan agar penggunaannya
sebanyak dan serata mungkin untuk mencegah terjadinya
oksidasi.

b. Pengelasan Aluminium
Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan baja.
Aluminium secepat ia diletakkan terbuka di udara, segera tertutup dengan
lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya sangat kuat .
Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk kembali
lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh pada suhu di atas
2000 C. Titik cair/leburan aluminium paduan dianggap lebih rendah,
lapisan oksida menghalangi pencairan bahan pengisi dan bahan induknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan flux sangat
diperlukan ketika mengelas bahan aluminium karena flux mempunyai tujuan
ganda yaitu untuk melarutkan lapisan oksida pada logam.
1. Suhu Pengelasan
Aluminium murni mencair pada suhu 658 C tenggang cair
aluminium paduan berkisar antara 520 - 650 C. Temperatur tersebut
di atas masih di bawah warna panas merah sehingga pada pengelasan
aluminium tidak mungkin dapat ditentukan kondisi pengelasan
berdasarkan warna logam tersebut, tetapi hal itu lebih banyak
ditentukan oleh mencairnya bidang sambungan sebelum dimulai
pengelasan.
2. Peralatan pengelasan
Kacamata las yang digunakan pada pengelasan baja terlalu gelap.
Ketika mengelas aluminium, dianjurkan penggunaan kacamata yang

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 85
Modul Mekanik Otomotif

terang dengan warna kaca abu-abu, biru atau hijau yang dengan
mudah mampu untuk membaca/melihat cairan alumunium.
Pembakar yang digunakan pada pengelasan alumunium disarankan
sesuai dengan tabel di bawah ini
Untuk ketebalan bahan Ukuran mulut pembakar
(mm)
1 0,5 1
2 1 - 2
3 2 - 4
4 4 - 6
5 4 - 6
6 6 - 9
15 9 - 30

3. Kawat las dan fluksi


Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah
menggunakan material kawat yang sama dengan material yang dilas
atau menggunakan material yang mirip komposisinya dengan material
yang dilas.
4. Persiapan bahan
Untuk mendapatkan hasil lasan yang sempurna diperlukan persiapan
bahan yang baik dengan membersihkan bagian permulaan yang akan
dilas menggunakan kikir, sikat, kikir atau pembersih celup dari lemak,
kotoran dan minyak karena akan mempengaruhi perpaduan dalam
pengelasan.

Untuk pelat kurang 10 mm Untuk pelat lebih 10 mm


Gambar 37. Jenis kampuh sambungan las

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 86
Modul Mekanik Otomotif

5. Teknik mengelas
a. Jenis nyala las yang digunakan adalah nyala karburasi atau nyala
kelebihan gas asetilin.
b. Pemanasan awal pada bagian permukaan bahan yang akan di
sambung dengan cara menggerakkan pembakar secara berputar.
Untuk alumunium paduan pemanasan awal bersuhu antara 350-
450C.
c. Untuk mengurangi perubahan bentuk dilakukan dengan las catat
dan dengan urutan pengelasan tertentu

Gambar 38. Teknik mengelas


d. Pengelasan dilakukan dengan pengelasan arah maju atau kiri posisi
pembakar antara 45 80 dan kawat las 45 dengan jarak inti
nyala antara 2-3 mm dari permukaan bahan. Gerakan pembakar
cepat untuk pencegahan kelebihan panas serta memungkinkan
semua permukaan las panas pada saat dilakukan pengelasan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 87
Modul Mekanik Otomotif

3. Kesalahan las dan perubahan bentuk


a. Kesalahan las

Panjang kaki lasan Posisi pembakar dan kawat las tidak


tidak sama tepat

Las terlalu tipis Kecepatan las tinggi (cepat)


Las terlalu gemuk Kecepatan las rendah (lambat)

Permukaan las Pemanasan terlalu banyak,


cekung kecepatan las tinggi

Permukaan las Pemanasan kurang, kecepatan las


cembung rendah, mulut pembakar kecil

Penembusan Sudut pembakar besar, nyala api


terlalu banyak besar, pengelasan lambat.

Rigi las
Posisi pembakar dan kawat las tidak
menumpang
tepat

Terkikis (under Celah sambungan terlalu sempit


cut) pada kaki las atau tidak ada sama sekali

Tepi las meleleh Posisi pembakar tidak tepat

Tidak ada Celah sambungan terlalu sempit


penembusan

Penembusan tidak Persiapan sambungan dan teknik


baik mengelas tidak tepat

Bahan las terkikis Manipulasi sudut pembakar tidak


(undercut) tepat ditengah-tengah

Penembusan akar Pemanasan pada akar lasan tidak


las tidak baik baik

Gambar 39. Kesalahan las [3]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 88
Modul Mekanik Otomotif

b. Perubahan bentuk.
Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena adanya
pencairan, pembekuan, pengembangan termal, perpendekan dan
penyusutan dari konstruksi yang dilas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk
adalah:
a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh
Jumlah pemasukan panas
Cara pengelasan
Suhu pemanasan mula
Tebal pelat
Geometri sambungan
b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las yang
ditentukan oleh :
Bentuk konstruksi sambungan
Ukuran pengelasan
Susunan batang pengaman
Urutan pengelasan

Perubahan bentuk berupa penyusutan pada bahan yang di las

Perubahan bentuk sudut pada bahan lasan

Deformasi memanjang pada bahan lasan

Gambar 40. Perubahan bentuk pada lasan [5]

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 89
Modul Mekanik Otomotif

4. Memotong dengan asetilin


Baja panas lebih mudah teroksidasi oleh zat asam murni
dibandingkan logam baja yang dingin ataupun non fero Oleh karena itu
pemotongan dengan zat asam asetilin lebih sering digunakan untuk
memotong baja. Prinsip pemotongan dengan zat asam adalah setelah
baja dipanaskan sampai berwarna merah terang, kemudian ditiupkan
zat asam murni dengan tekanan yang cukup besar.

Baja panas akan teroksidasi dan hasil pembakarannya akan


tersembur hingga terjadilah pemotongan.

Fungsi nyala api adalah untuk memanaskan bahan yang akan


dipotong dan pemanasannya tidak usah sampai mencair.

Untuk memotong dapat juga digunakan gas lain selain asetilin


seperti gas propana (elpiji) dan metana yang temperaturnya lebih
rendah dari nyala asetilin.

Gambar 41. Pemanasan tepi benda kerja

5. Bentuk-bentuk pemotongan

a. Memotong miring

Tebal pemotongan dengan pemotongan miring tentunya akan


lebih besar bila dibandingkan dengan memotong tegak.

Bila akan memotong miring kecepatan potong harus dikurangi.


Tekanan kerja zat asam dinaikkan atau meningkatkan pemanasan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 90
Modul Mekanik Otomotif

pendahuluan dengan memasang mulut pembakar yang lebih besar


satu tingkat.

Perlu diingat bahwa tebal menentukan besarnya ukuran mulut,


tekanan kerja zat asam dan kecepatan memotong.

Pembakar dipegang miring sesuai dengan sudut yang


dikehendaki.

Gambar 42. Memotong miring

b. Memotong pipa

Untuk melaksanakan pemotongan pada pipa, terlebih dahulu


harus diberi tanda pada bagian yang akan dipotong dengan
menggunakan kapur atau penggores, kemudian salah satu bagian
dari pipa perlu diberi lubang sebagai tempat awal pemotongan.

Gambar 43. Memotong pipa

c. Memotong benda bulat pejal

Untuk memotong benda bulat pejal terlebih dahulu harus diberi


tanda dengan pahat, kemudian bagian yang dipahat hendaklah
dipanasi.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 91
Modul Mekanik Otomotif

Gambar 44. Memotong benda bulat pejal

d. Memotong bahan yang sangat tebal

Bila akan memotong bahan yang sangat tebal, sedangkan


kapasitas mulut pembakar lebih kecil dari bahan yang akan dipotong
maka :

Kurangilah tebal benda tersebut dengan cara memotong terlebih


dahulu bagian bawah benda tersebut.

Selanjutnya potonglah bagian atas benda sampai batas kapasitas


mulut pembakar.

Ulangilah pengurangan tebal bahan yang akan dipotong.

e. Pencegahan dan pelurusan perubahan bentuk

Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya


mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan, tetapi juga akan
menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada hasil lasan
dengan langkah awal meluruskan semua bagian las yang akan dilas,
kemudian melakukan langkah-langkah berikut ini :

a. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan


mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.

b. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.

c. Proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu pemegang.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 92
Modul Mekanik Otomotif

Gambar 45. Penahanan pada pengelasan [5]

Tititp pemanasan

Pemanasan

Pemanasan

Gambar 46. Teknik pelurusan perubahan bentuk [5]

c. Rangkuman materi Pembelajaran


Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi nyala las
terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat dilakukan dengan gerakan pembakar
las. Tujuan menggerakan pembakar untuk mengatur pemanasan pengelasan
agar kedua tepi sambungan mendapatkan panas yang merata sehingga
keduanya dapat mencair dalam waktu yang sama.
Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan untuk
mengatur bentuk rigi yaitu dengan mengatur cairan kawah las yang terjadi agar

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 93
Modul Mekanik Otomotif

betul-betul berpadu dan menembus ke dalam celah sambungan, sehingga


menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan kuat.
1. Mengelas arah kiri atau maju
Bila pembakar dipegang dengan tangan kanan maka pengelasan
dimulai dari ujung kanan menuju ke kiri. Teknik las arah kiri terutama
dipergunakan untuk mengelas baja yang tebalnya sampai 4,5 mm. Cara
ini dipergunakan pula untuk mengelas besi tuang dan bahan-bahan non
ferro. Pembakar las sambil maju digerakkan melingkar atau setengah
lingkaran.
2. Mengelas arah kanan atau mundur
Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk
mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan kawat
las 40 - 50 terhadap permukaan benda kerja. Sudut pembakar lebih kecil
atau miring maksudnya untuk menahan cairan yang mengalir mendahului
pengelasan. Nyala api ditujukan pada kawat las yang digerakkan sambil
mengatur kawah las pada sambungan. Pengalasan arah kanan atau
mundur biasanya hanya dilakukan pada baja.
3. Mengelas posisi tegak
Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh seorang atau dua
orang operator sekaligus. Pengerjaan kampuh sambungan pada pelat-pelat
yang tebalnya sampai 3,2 mm, biasanya cukup dengan kampuh I bila
pengelasannya dilakukan oleh seorang operator. Tetapi bila pengelasan
dilaksanakan oleh dua operator sekaligus, maka kampuh I dapat
dipergunakan pada pelat yang tebalnya sampai 15 mm.
6. Teknik mengelas khusus
a. Patri keras
Pada pengelasan dengan patri keras, material yang disambung
dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh dengan suhu pemanasan
yang dibutuhkan hanya mencapai sekitar 2000 hingga 2100F.
Temperatur tersebut hanya cukup untuk mencairkan kawat las atau
bahan pengisi dan memanaskan bahan dasar tanpa mencairkannya.
Sambungan yang dilakukan dengan proses patri keras pada pipa dan
flens dapat tahan terhadap daya tarik aksial sebesar 60.000 pon
(sebanding dengan tegangan gunting yang berkekuatan 3,4 psi).

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 94
Modul Mekanik Otomotif

Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/ penyolderan, yakni dengan


cara maju atau forehand dan cara mundur atau backhand.
Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan inklusi oksida
(oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang tidak sama tebal, maka
nyala las ditujukan pada bagian yang lebih tebal atau yang lebih
besar/lebar/luas.
b. Pengelasan aluminium
Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan
baja. Aluminium secepat ia diletakkan terbuka di udara, segera tertutup
dengan lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya sangat kuat .
Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk kembali
lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh pada suhu
diatas 2000C. Titik cair/leburan aluminium paduan dianggap lebih
rendah, lapisan oksida menghalangi pencairan bahan pengisi dan bahan
induknya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan flux
sangat diperlukan ketika mengelas bahan aluminium karena flux
mempunyai tujuan ganda,yaitu melarutkan lapisan oksida pada logam.
Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah
menggunakan material kawat yang sama dengan material yang dilas
atau menggunakan material yang mirip komposisinya dengan material
yang dilas.
Penggunaan fluksi pada pengelasan alumunium mempunyai tujuan
menghilangkan lapisan oksida dan mencegah pembentukan kembali.
Fluksi digunakan dengan cara mencampurkan dengan air, kemudian
mengoleskan pada batang kawat las yang digunakan pada kondisi
tertentu fluksi juga dapat dilaburkan pada sambungan yang akan dilas.
7. Kesalahan las dan perubahan bentuk
a. Kesalahan las
Ada banyak bentuk kesalahan las yang terjadi pada hasil lasan di
antaranya adalah :
1. Panjang kaki lasan tidak sama.
2. Rigi las terlalu tipis atau gemuk.
3. Permukaan las cekung.
4. Permukaan las cembung (over lap).

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 95
Modul Mekanik Otomotif

5. Penembusan terlalu banyak.


6. Rigi las menumpang.
7. Terkikis (under cut).
8. Tidak terjadi penembusan.
c. Perubahan bentuk.
Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena
adanya pencairan, pembekuan, pengembangan termal, perpendekan
dan penyusutan dari konstruksi yang dilas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk
adalah:
a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh
Jumlah pemasukan panas
Cara pengelasan
Suhu pemanasan mula
Tebal pelat
Geometri sambungan
b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las yang
ditentukan oleh :
Bentuk konstruksi sambungan
Ukuran pengelasan
Susunan batang pengaman
Urutan pengelasan

Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya


mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan tetapi juga akan
menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada hasil lasan
dengan langkah awal meluruskan semua bagian las yang akan dilas,
kemudian dilakukan langkah-langkah berikut ini :

1. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan


mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.

2. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.

3. Proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu pemegang.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 96
Modul Mekanik Otomotif

d. Tugas Pembelajaran
Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan, peserta diklat dipersyaratkan
menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam
analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada peserta diklat selalu
berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan
revisi terhadap teori yang dipelajari.
Kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus dicapai oleh
peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :
1. Berbagai macam teknik arah pengelasan dipahami sesuai dengan tebal
bahan serta jenis pengelasan yang dilakukan.
2. Prosedur dan teknik pengelasan dengan berbagai arah gerakan pembakar
dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar.
3. Prosedur pengelasan khasus seperti patri keras dan alumunium dipahami
sesuai dengan prosedur operasi standar pengelasan.
4. Perubahan bentuk serta teknik pencegahannya diidentifikasi sesuai dengan
jenis perubahan bentuk dan cara pencegahannya.
5. Prosedur dan teknik pemotongan bermacam-macam bentuk dipahami
sesuai dengan prosedur operasional standar.
Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah ini :
a. Identifikasi teknik menggerakkan pembakar las yang dapat dilakukan pada
pengelasan oksigen-asetilin.
b. Pahami teknik menggerakkan pembakar untuk arah maju, arah mundur dan
arah naik.
c. Lakukan identifikasi terhadap pengelasan khusus.
d. Lakukan pengamatan terhadap perubahan bentuk yang terjadi pada bahan
las dan cara pelurusannya.

e. Tes formatif

1. Sebutkan gerakan pengelasan yang dapat dilakukan pada pengelasan


oksigen-asetilin !

2. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kiri atau maju pada proses
pengelasan !

3. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kanan atau mundur pada


proses pengelasan !

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 97
Modul Mekanik Otomotif

4. Jelaskan prinsip pengelasan patri keras !

5. Berapakah ukuran mulut pembakar yang digunakan untuk mengelas bahan


alumunium dengan tebal bahan 2 mm ?

6. Jenis nyala las yang digunakan untuk pengelasan bahan alumunium adalah
!

7. Jelaskan lasan dilakukan pemanasan awal pada pengelasan alumunium !

8. Sebutkan hasil lasan yang akan didapat apabila dalam pengelasan


pemasukan panas terlalu banyak !

9. Sebutkan kemungkinan kesalahan pengelasan yang dilakukan apabila hasil


lasan yang dilakukan terlalu cembung !

10. Mengapa pada bahan lasan setelah dilakukan pengelasan terjadi perubahan
bentuk ?

11. Sebutkan cara pelurusan yang dapat dilakukan pada bahan lasan apabila
terjadi perubahan bentuk !

f. Kunci jawaban

1. a. Gerakan pembakar arah kiri atau maju.

b. Gerakan arah kanan atau mundur.

2. a. Mengelas baja dengan tebal sampai 4,5 mm.

b. Pengelasan baja tuang.

c. Pengelasan bahan non fero.

3. Mengelas baja dengan tebal lebih dari 4,5 mm.

4. Bahan yang dilas dipanaskan tidak sampai mencair.

5. Nomor 1 s.d. 2.

6. Nyala las karburasi (kelebihan gas asetilin).

7. Untuk memungkinkan perpaduan yang merata pada pengelasan.

8. Akan terjadi kikisan pada bagian akar las (under cut).

9. a. Pemanasan kurang.

b. Kecepatan las rendah.

c. Mulut pembakar yang digunakan terlalu kecil.

d. Kawat las yang digunakan terlalu besar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 98
Modul Mekanik Otomotif

10. Karena adanya pemanasan dan pendinginan pada permukaan bahan yang
tidak sama.

11. a. Pengurangan pemasukan panas.

b. Pengikatan dengan las catat atau dengan pengikatan lainnya.

c. Urutan pengelasan.

12. Setelah baja dipanaskan sampai berwana merah terang, kemudian


ditiupkan zat asam murni dengan tekanan yang cukup besar.

13. a. memotong miring.

b. memotong pipa.

c. memotong benda bulat pejal.

d. memotong benda yang sangat tebal.

14. Ukuran no. 2

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 99
Modul Mekanik Otomotif

g. Lembar Kerja

Lembar Kerja 1
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las Tanpa Waktu Standar : 8 Jam
Bahan Tambah
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu :
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Mengatur tekanan kerja pengelasan sesuai dengan jenis pembakar yang
digunakan.
Memasang tip pada pembakar las.
Mengatur nyala api las netral untuk pengelasan baja lunak.
Membuat jalur tanpa bahan tambah.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan Praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.
4. Langkah kerja
a. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.
b. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.
c. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
d. Pilih ukuran tip dan tekanan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pengelasan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 100
Modul Mekanik Otomotif

e. Atur posisi benda kerja pada meja kerja, kemudian nyalakan pembakar
dan atur nyala apinya hingga netral.
f. Bersihkan benda kerja yang sesuai dan serahkan kepada pembimbing
praktek.
5. Gambar kerja

30
15
15

20

15

120
15

1 Pelat baja lunak 80 x 120 x 2 mm


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT RIGI LAS TANPA Skala
Dilihat

BAHAN TAMBAH Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 101
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama :
Group : ..
a. Proses
Aspek yang Cek list
No Kriteria
dinilai Benar Salah
1. Pemakaian alat Apron, kacamata las dan topi
pelindung. las.

2. Alat bantu yang Tip, pembersih, penjepit dan


dipersiapkan. sikat baja.
3. Arah pengelasan. Maju.

4. Sudut pengelasan. 30 - 60.

5. Jumlah las. 1 buah.

6. Akhir pengelasan. Mematikan api las dan tekanan


manometer = 0.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 102
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
dimiliki 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar jalur. 5 mm 2
dengan
toleransi 1
mm.
2. Bagian yang tidak Mak 5 %. 3
mencair.

3. Penyimpangan. Mak 5. 2
kelurusan jalur.

4. Penetrasi. Tidak 2
melampaui
permukaan
bawah.

5. Kebersihan. Tidak ada 3


terak dan
percikan
logam.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 103
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 2
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las Waktu Standar : 8 Jam
Dengan
Bahan Tambah
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu :
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan.
Mengatur tekanan kerja pengelasan.
Memasang tip pada brander las.
Membuat rigi-rigi las dengan bahan tambah.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan Bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai pengelasan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar serta kawat las terhadap
benda.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.
4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja yang akan dilas, kemudian bersihkan dari kotoran.
b. Lukis garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 104
Modul Mekanik Otomotif

c. Pilih tip yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga sesuai dengan
kebutuhan pengelasan.
d. Atur posisi pembakar sehingga menjadi nyala netral.
e. Atur posisi pembakar dan kawat las sehingga sesuai dengan kedudukan.
f. Mulailah pengelasan dengan mencairkan bahan dasar terkecil dahulu.
g. Masukkan kawat las pada benda yang sudah cair sampai terjadi
perpaduan antara cairan bahan dasar dengan kawat las
h. Kerjakan seperti langkah g untuk rigi-rigi berikutnya hingga selesai.
i. Bersihkan benda kerja yang selesai dan serahkan kepada pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 105
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

30- 50

30 - 40
15
15

20

15

120
15

1 Pelat baja lunak 80 x 120 x 2 mm


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT RIGI LAS DENGAN Skala
Dilihat

BAHAN TAMBAH Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 106
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama :
Group :
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Alat bantu yang Sikat baja, palu
dipersiapkan. dan penjepit.

2. Keselamatan kerja. Kacamata las,


pakaian kerja dan
apron.

3. Tekanan kerja (mixer). 50 70 kpa.

4. Ukuran tip. No. 8.

5. Arah pengelasan. Maju.

6. Sudut pengelasan dan 60 - 70 dan 30 -


bahan tambah. 40.

7. Benda kerja. Didinginkan dan


dibersihkan.

8. Menutup tekanan kerja. Tekanan


manometer = 0
dan semua katup
ditutup.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 107
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor TL/
No. Kriteria Standar
dimiliki 4 3 2 1 0 L
1. Lebar jalur. 6 mm 2
dengan
toleransi
1 mm.

2. Tinggi jalur. 1 mm 3
dengan
toleransi
0,5 mm.

3. Benda Mak 1 2
permukaan jalur. mm.

4. Perpaduan. Min 80 2
%.

5. Kebersihan. Bebas 3
terak.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 108
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 3
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan I Waktu Standar : 8 Jam
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.
Mengatur tekanan kerja pengelasan.
Memasang tip pada brender.
Mengatur nyala api yang sesuai.
Membuat sambungan I.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.
d. Tenangkan perasaan jangan ragu-ragu.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pembimbing.
4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 109
Modul Mekanik Otomotif

b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.


c. Nyalakan pembakar dengan nyata netral dan mulailah dengan las
catat lebih dahulu.
d. Berikan jarak kedua benda kerja 3 mm.
e. Mulailah pengelasan hingga kedua benda mencair dan membentuk
lubang kunci, baru bahan tambahan dimasukan.
f. Setelah selesai satu jalur, potong salah satu sisi samping rigi-rigi dan
sambungkan pada tepi yang lain.
g. Ulangi beberapa kali hingga dapat 4 jalur pengelasan.
h. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan kepada
pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 110
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

30- 50

30 - 40
80

120

1 Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm 2 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
Skala
Dilihat
MEMBUAT SAMBUNGAN I Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 111
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama : ..
Group :
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat pelindung . Apron, kacamata
las dan topi las.

2. Alat bantu yang Tip pembersih,


dipersiapkan. penjepit dan
sikat baja.

3. Diameter kawat las. Maju.

4. Arah pengelasan. 2 mm.

5. Sudut pengelasan dan sudut 60 70 dan


bahan tambah. 30 - 40.

6. Menutup tekanan kerja. Tekanan


manometer = 0
dan semua katup
ditutup.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 112
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar jalur 6 mm 2
luas. dengan
toleransi
1 mm.
2. Tinggi jalur. 1 mm 3
dengan
toleransi
0,5
mm.
3. Beda Mak 1 2
permukaan mm.
jalur.

4. Perpaduan. Min 2
80%.

5. Kebersihan. Bebas 2
terak.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 113
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 4
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Waktu Standar : 8 Jam
Tumpang
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Mengatur tekanan kerja.
Memasang tip pada brender.
Mengatur nyala api yang sesuai.
Membuat sambungan tumpang.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x 3
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat keselamatan kerja dengan tepat.
b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.
d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.
4. Langkah kerja :
a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada
lembar pekerjaan.
b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.
c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungan-
sambungan.
d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat tadi.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 114
Modul Mekanik Otomotif

e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya sampai


selesai.
f. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas dan serahkan kepada
pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 115
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

30 - 50

45

30 - 40

30
60

120

2 Pelat baja linak 60 x 120 x 3 mm 1 buah


1 Pelat baja lunak 30 x 120 x 3 mm 2 buah
Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT SAMBUNGAN Skala
Dilihat

TUMPANG Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 116
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama :
Group : ..
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat pelindung. Apron, kacamata
las dan topi las.

2. Alat bantu yang Tip pembersih,


dipersiapkan. penjepit dan
sikat baja.

3. Tekanan kerja. 50 70 kpa.

4. Arah pengelasan. Maju.

5. Sudut bahan tambah dan 30 - 40 dan


sudut pengelasan. 60 70.

6. Menutup tekanan kerja. Tekanan


manometer = 0
dan semua katup
ditutup.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 117
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Perpaduan. Min 80 %. 2

Tinggi jalur. 1 mm dengan 2


toleransi 0,5
mm.

Kaki lasan. Sama dengan 2


tebal pelat
yang
ditumpangkan.

Rigi-rigi. Awal dan akhir 2


tidak under
cut.

Kebersihan. Bebas terak. 3

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 118
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 5
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Waktu Standar : 12 Jam
T
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Mengatur tekanan kerja pengelasan.
Memasang tip pada brender las.
Membuat sambungan T.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 mm (1 buah) dan ukuran 50
x 120 x 3 mm (1 buah).
Kawat las 3 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan kerja.
b. Gunakan tip sesuai pembakar.
c. Periksa kebocoran gas sebelum mengelas.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pada pembimbing.
4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
b. Siapkan alat keselamatan kerja dan alat bantu.
c. Atur tekanan kerja dan nyalakan pembakar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 119
Modul Mekanik Otomotif

d. Atur nyala api hingga nyala netral.


e. Ikat dengan las bagian-bagian yang akan disambung.
f. Mulai pengelasan jalur pertama sampai selesai.
g. Lanjutkan pada jalur berikutnya sampai selesai.
h. Setelah selesai pengelasan bersihkan secara menyeluruh dan
serahkan hasil kerja kepada pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 120
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

60 - 70

45

30 - 40
50

120

2 Pelat baja linak 50 x 120 x 3 mm 1 buah


1 Pelat baja lunak 30 x 120 x 3 mm 1 buah
Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
Skala
Dilihat
MEMBUAT SAMBUNGAN T Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 121
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama :
Group : ..
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Alat bantu yang Penjepit, sikat
dipersiapkan. baja dan palu.

2. Keselamatan kerja. Kacamata las dan


pakaian kerja.

3. Tekanan kerja mixer. 50 70 kpa.

4. Arah pengelasan. Maju.

5. Las ikat. Min 2 tempat

6. Menutup tekanan kerja. Tekanan


manometer = 0
dan semua katup
ditutupkan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 122
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Ukuran kaki 5x5 2
las. mm.

2. Perpaduan. 80 %. 2

3. Sudut benda 90 %. 3
kerja.

4. Permukaan tidak 3
jalur. cekung.

5. Kebersihan. bebas 3
terak.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 123
Modul Mekanik Otomotif

Lembar kerja 6
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Jalur Las Posisi Waktu Standar : 8 Jam
Mendatar
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi
mendatar dengan memenuhi kriteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimal 1 mm.
Penyimpangan kerusakan jalur maksimum 5 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Scale pada permukaan 0.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 3 mm
Kawat las 3 mm.
3. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat keselamatan kerja
maupun alat bantu.
b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.
d. Memilih ukuran tip yang sesuai dengan tebal bahan kemudian
memasangnya pada pembakar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 124
Modul Mekanik Otomotif

e. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi


mendatar. Tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi mata
pengelas.
f. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
g. Arahkan inti nyala pada satu titik sebelah kanan bagian tengah. Jarak
inti nyala dengan permukaan bahan 2 mm 3 mm. Sudut pembakar
60 70 terhadap garis horizontal dan sudut samping pembakar
antara 80 90 terhadap bidang bawah.
h. Panaskan terus sehingga pusat sasaran mencair atau terbentuk kawah
las. Apabila lebar kawah las sudah mencapai 2 x tebal bahan,
masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan pengisi 30 40
dan sudut samping 80 90 terhadap bidang bawah. Bila peserta
biasa menggunakan tangan kanan maka arah pengelasannya dimulai
dari sisi sebelah kanan ke sisi sebelah kiri. Untuk menyelesaikan jalur
pertama ini perhatikanlah hal-hal sebagai berikut :
Gerakkan pembakar lurus.
Gerakan kawat las (bahan pengisi) naik turun.
Jarak ujung inti nyala dengan permukaan bahan 2 mm 3 mm.
Lebar kawah las 2,5 t.
Sudut pembakar 60 70 dan sudut bahan pengisi 30 40.
Usahakan jalur las tetap sejajar dengan tepi.
i. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi kiri, turunkan secara
berangsur-angsur sudut pembakar atau penambahan kawat las
dipercepat. Langkah ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
peleburan jalur pada tepi sebelah kiri.
j. Setelah selesai satu jalur konsultasikan/diskusikan hasilnya dengan
tutor/pembimbing.
k. Ulangi latihan membuat jalur di bawah jalur pertama sehingga dapat
mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria yang diharapkan.
l. Bersihkan benda kerja yang sudah jadi dan serahkan kepada
pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 125
Modul Mekanik Otomotif

4. Gambar Kerja

60- 70
15

30 - 40
15

80 - 90
20
80

15

120
15

1 Pelat baja lunak 80 x 120 x 3 mm 1 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT JALUR LAS POSISI Skala
Dilihat

MENDATAR Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 126
Modul Mekanik Otomotif

5. Instrumen penilaian :
Nama : .
Group : .

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50


kpa

3. Ukuran tip Nomor 10

4. Nyala api las Netral

5. Sudut pembakar 80 - 90 sudut


samping
6. Sudut bahan tambah 30 - 40 sudut
samping

7. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran Lurus

9. Gerakan bahan tambah Naik turun

10. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat


baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 127
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
0,5
1. Lebar lajur 6 3
3
2,5
2. Penyimpangan 0 3
kulurusan

0,5mm
3. Bentuk jalur Rata 3

10
4. Lubang pada 0 0 3
permukaan

+2,5
5. Perubahan 0 3
bentuk

+2,5 mm
6. Scale pada 0 2
permukaan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 128
Modul Mekanik Otomotif

Lembar kerja 7
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Sambungan I Posisi Waktu Standar : 12 Jam
Mendatar
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas sambungan tumpang pelat baja lunak
posisi mendatar dengan memenuhi kriteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung/rata.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5.
Panjang undercut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 80 %.
Perubahan bentuk maksimum 5.
Scale pada permukaan 0.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping.
Kawat las 3 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutukan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 129
Modul Mekanik Otomotif

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi


pengelasan dan sekitarnya.
e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.
4. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat utama, alat
keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.
b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung
yang tajam.
d. Memilih ukuran tip yang sesuai.
e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang tertulis dalam manometer.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las catat
yang dibuat 3 (tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah kedua bahan
sehingga jaraknya (gap) antara 2,0 2,5 mm dan matikan nyala
api.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
mendatar. Bagian tepi yang akan dilas pertama diletakkan di sebelah
kanan (bila peserta biasa menggunakan tangan kanan), tetapi
apabila peserta biasa menggunakan tangan kiri letakkan bagian
yang akan dilas pertama di sebelah kiri. Tinggi benda kerja kurang
labih setinggi mata pengelasan.
h. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral. Arahkan inti
nyala pada api yang akan dilas sehingga kedua bahan mencair,
kemudian masukkan bahan pengisi.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang
disambung sudah membentuk keyhole yang besarnya kurang lebih 1
kali gap. Selesaikan jalur penyambungan pertama ini dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik turun/keluar masuk.
Sudut pembakar 60 - 70 dan sudut samping 80 - 90.
Sudut kawat 30 - 40 dan sudut samping bawah 80 - 90.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 130
Modul Mekanik Otomotif

Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole yang


besarnya 1 kali gap.
Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung 2 mm
3 mm.
j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai akhir pengelasan,
kurangi/perkecil sudut pembakar secara berangsur-angsur.
k. Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan hasilnya
dengan pembimbing/tutor.
l. Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi
mendatar ini sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria
yang diminta.
m. Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 131
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

60- 70
40


30- 40
80

80 - 90
120

1 Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm 2 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
SAMBUNGAN I POSISI Skala
Dilihat

MENDATAR Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 132
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : .
Group :
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50


kpa

3. Ukuran tip Nomor 10

4. Nyala api las Netral

5. Jumlah las catat 3 buah

6. Gap/celah 1,5 mm 2,0 mm

7. Sudut pembakar 60 - 70 sudut


samping
8. Sudut bahan tambah 30 - 40 sudut
samping

9. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

10. Gerakan pembakaran Lurus

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 133
Modul Mekanik Otomotif

11. Gerakan bahan tambah Naik turun

12. Proses penembusan Terdapat keyhole

13. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat


baja

b. Hasil/produk
Aspek yang Skore Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
0,5mm
1. Lebar lajur 4 4

2. Perpaduan 100% 3

0,5
3. Sambungan Rata 3
jalur

0,5mm
4. Beda 0 3
permukaan
jalur

+5%
5. Panjang 0 3
overlap
+2,5
6. Perubahan 0 3
bentuk

+5mm
7. Scale pada 0 3
permukaan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 134
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 8
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Jalur Las Posisi Waktu Standar : 8 Jam
Tegak Arah Naik
1. Tujuan :
Setelah mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi tegak
arah naik dengan memenuhi kriteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 5 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Scale pada permukaan 0.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 120 x 80 x 2 mm jumlah 1 buah.
Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi
pengelasan dan sekitarnya.
e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 135
Modul Mekanik Otomotif

4. Langkah kerja :
a. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi tegak
arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sejajar dengan muka pengelas.
b. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.
c. Arahkan inti nyala pada bagian tengah bawah, jarak antara ujung inti
nyala dengan permukaan benda kerja 2 3 mm. Sudut pembakar 0 -10
terhadap garis horizontal dan sudut samping pembakar 90.
d. Panaskan terus pusat sasaran intinya sehingga mencair atau terjadi
kawah las. Apabila lebar kawah las sudah mencapai 2 kali tebal bahan,
masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan pengisi 30 - 40
terhadap permukaan. Gerakkan pembakar dan bahan pengisi ke arah
atas.
Dalam proses pembuatan jalur pertahankan kondisi sebagai berikut :
Gerakkan pembakar lurus.
Gerakkan bahan pengisi naik dan turun.
Sudut pembakar 0 - 10.
Sudut bahan pengisi 30 - 40.
Sudut samping pembakar dan bahan pengisi 90.
Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 3 mm.
Lebar kawah las 2 t.
Jalur tetap sejajar dengan tepi.
e. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, turunkan secara berangsur-
angsur sudut pembakar. Ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
pelebaran jalur pada tepi atas.
f. Setelah jalur pertama selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya dengan
tutor/pembimbing.
g. Ulangi latihan membuat jalur las di samping kanan dan kiri jalur pertama
sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria yang diminta.
h. Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing/tutor anda.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 136
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

30- 40
200

10

15
15

20
15
15

1 Pelat baja lunak 80 x 120 x 2 mm 1 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT JALUR LAS POSISI Skala
Dilihat

TEGAK ARAH NAIK Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 137
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama :
Group :

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las
2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50
kpa
3. Ukuran tip Nomor 10

4. Nyala api las Netral

5. Sudut pembakar 60 - 70

6. Sudut bahan tambah 30 - 40

7. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran Lurus

9. Gerakan bahan tambah Naik turun

10. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat


baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 138
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar lajur 7 mm0,5 3

0,5mm
2. Tinggi jalur 1 4

3. Bentuk jalur Cembung 2

4. Sambungan Rata0,5mm 3
jalur

5. Beda 00,5mm 3
permukaan
jalur

6. Penyimpangan 0+2,5 3
kelurusan jalur

7. Perubahan 02,5 3
bentuk

+5mm
8. Scale pada 0 32
permukaan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 139
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 9
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambunga I Waktu Standar : 16 Jam
Posisi Tegak Arah Naik
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat baja
lunak posisi tegak arah naik dengan memenuhi kiteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.
Panjang undurcut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 90 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Kebersihan scale pada permukaan 0.
Tidak overlap.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm jumlah 2 buah.
Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 140
Modul Mekanik Otomotif

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang


mudah terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi
pengelasan dan sekitarnya.
4. Langkah Kerja
a. Gunakan pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah secukupnya.
Bahan pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.
b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ ujung
yang tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat dibuat
pada 3 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang lebih 2,0
mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
tegak arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi
mata pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan
mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti
nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut
pembakar 0 - 10, sudut samping pembakar dan bahan pengisi
90.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole (lubang
kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap. Selesaikan
penyambungan jalur pertama dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan sudut
samping pembakar 90.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 141
Modul Mekanik Otomotif

Sudut bahan pengisi 30 - 40 terhadap benda kerja dan sudut


sampingnya 90.
Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.
Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm 3 mm.
j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara berangsur-
angsur sudut pembakar diperkecil.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 142
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

30- 40
120

10

20

2 Pelat baja linak 50 x 120 x 3 mm 1 buah


1 Pelat baja lunak 30 x 120 x 3 mm 1 buah
Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT SAMBUNGAN I Skala
Dilihat

POSISI TEGAK ARAH NAIK Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 143
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : ..
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50


kpa

3. Ukuran tip Nomor 10

4. Nyala api las Netral

5. Jumlah las catat 3 buah

6. Gap/celah 1,5 mm 2,0 mm

7. Sudut pembakar 80 - 90 sudut


samping

8. Sudut bahan tambah 30 - 40 sudut


samping

9. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

10 Gerakan pembakaran Lurus

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 144
Modul Mekanik Otomotif

11. Gerakan bahan tambah Naik turun

12. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat


baja

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar lajur 31,-0mm 3

+1,-0mm
2. Tinggi jalur 2 3

3. Bentuk jalur Rata+1,-0mm 3

4. Sambungan Rata+0,5mm 3
jalur

5. Beda 00,5mm 3
permukaan
jalur

6. Perubahan 0+2,5 3
sudut

7. Scale pada 0+10mm2 2


permukaan

8. Porositas Luas0+5m 2
0+1b
Jumlah
uah

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 145
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 10
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Rigilas Posisi Waktu Standar : 8 Jam
Atas Kepala
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas baja lunak untuk membuat rigi las posisi
atas kepala memenuhi kiteria :
Kaki lasan yang relatif sama.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.
Panjang undurcut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 90 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Kebersihan scale pada permukaan 0.
Tidak overlap.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm x 1 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 146
Modul Mekanik Otomotif

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang


mudah terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi
pengelasan dan sekitarnya.
4. Langkah Kerja :
a. Gunakan bahan dengan jumlah secukupnya. Bahan pengisi baja
lunak diameter 2,0 mm.
b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ujung
yang tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
tegak arah naik, tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi
mata pengelas.
g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan
mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti
nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut
pembakar 0 - 10, sudut samping pembakar dan bahan pengisi
90.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 147
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

30 -40
60 -70

1 Pelat baja lunak 80 x 120 x 2 mm 1 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT RIGI LAS POSISI Skala
Dilihat

ATAS KEPALA Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 148
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : ..
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50


kpa

3. Ukuran tip Nomor 10

4. Nyala api las Netral

5. Sudut pembakar 60 - 70 sudut


samping

6. Sudut bahan tambah 90 terhadap


pembakara

7. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

8. Gerakan pembakaran Lurus

9. Gerakan bahan tambah Naik turun

10. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat


baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 149
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1.. Lebar lajur 101,-0 mm 3

2. Tinggi jalur 1+1,-0mm

3. Bentuk jalur Rata+1,-0mm

4. Sambungan Rata+0,5mm
jalur

5. Beda 00,5mm
permukaan
jalur

6. Perubahan 0+2,5
sudut

7. Scale pada 0+10mm2


permukaan

8. Porositas Luas0+5m
Jumlah
0+1buah

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 150
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 11
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Mengelas Pipa Posisi Tegak Waktu Standar : 12 Jam
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas pipa posisi tagak memenuhi kiteria :
Lebar jalur las maksimum 10 mm
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.
Panjang undercut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 90 %.
Perubahan bentuk maksimum 5.
Kebersihan scale pada permukaan 0.
Tidak overlap.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pipa baja lunak ukuran 3 x 40 x 1,2 mm x 3 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 151
Modul Mekanik Otomotif

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi


pengelasan dan sekitarnya.
4. Langkah Kerja :
a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ujung
yang tajam supaya dihaluskan.
b. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat dibuat
minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang
lebih 2,0 mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang di atas kepala pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan
mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti
nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut
pembakar 0 - 10, sudut samping pembakar dan bahan pengisi
90.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole (lubang
kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap. Selesaikan
penyambungan jalur pertama dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan sudut
samping pembakar 90.
Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 152
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

1 Pipa baja lunak 3x40 x1.2 mm 3 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MENGELAS PIPA POSISI Skala
Dilihat

TEGAK Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 153
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : ..
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat Kaca penyaring
pelindung diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las
2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50 kpa

3. Ukuran tip Nomor 10


4. Nyala api las Netral

5. Sudut pembakar 0 - 10 sudut


samping
6. Sudut bahan tambah 90 terhadap
pembakar
7. Pengisian bahan tambah Pada kawah las
8. Gerakan pembakaran Lurus
9. Gerakan bahan tambah Naik turun
10. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat
baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 154
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar lajur 61,-0mm 3
+1,-0mm
2. Tinggi jalur 1 3
3. Bentuk jalur Rata+1,-0mm 3
4. Sambungan Rata+0,5mm 3
jalur
Beda
5. permukaan jalur 00,5mm 3
6. Perubahan
bentuk 0+2,5 3

7. Scale pada 3
+10mm2
permukaan 0
8. Porositas
Luas0+5m 2

Jumlah0+1buah 2

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 155
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 12
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Mengelas Pipa Posisi Waktu Standar : 12 Jam
Datar
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas pipa posisi datar dengan memenuhi
kriteria :
Lebar jalur las maksimum 10 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.
Panjang undurcut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 90 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Kebersihan scale pada permukaan 0.
Tidak overlap.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pipa baja lunak ukuran 3 x 40 x 1,2 mm x 4 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan Kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 156
Modul Mekanik Otomotif

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang


mudah terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi
pengelasan dan sekitarnya.
4. Langkah Kerja :
a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ujung
yang tajam supaya dihaluskan.
b. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
d. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
e. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat dibuat
minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang
lebih 2,0 mm.
f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang d iatas kepala pengelas.
g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan
mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti
nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut
pembakar 60 - 70, sudut samping pembakar dan bahan pengisi
90.
h. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole (lubang
kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap. Selesaikan
penyambungan jalur pertama dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Gerakkan pembakar setengah melingkar.
2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
3. Sudut pembakar 60 - 70 terhadap garis horizontal dan sudut
samping pembakar 90.
4. Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 157
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

1 Pipa baja lunak 3x40 x 1,2 mm 4 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MENGELAS PIPA POSISI Skala
Dilihat

MENDATAR Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 158
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : ..
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat Kaca penyaring
pelindung diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las
2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50 kpa

3. Ukuran tip Nomor 10


4. Nyala api las Netral
5. Sudut pembakar 60 - 70 sudut
samping
6. Sudut bahan tambah 90 terhadap
pembakar
7. Pengisian bahan tambah Pada kawah las
8. Gerakan pembakaran Lurus
9. Gerakan bahan tambah Naik turun
10. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat
baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 159
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar lajur 61,-0mm 3
+1,-0mm
2. Tinggi jalur 1 3
3. Bentuk jalur Rata+1,-0mm 3
4. Sambungan jalur Rata+0,5mm 3

5. Beda permukaan 00,5mm 3


jalur

6. Perubahan 0+2,5 3
bentuk

7. Scale pada 0+10mm2 3


permukaan
8. Porositas Luas0+5m 2

Jumlah0+1buah 2

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 160
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 13
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Waktu Standar : 10 Jam
Tumpang (Patri Keras)
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Mengatur tekanan kerja.
Memasang tip pada brender.
Mengatur nyala api yang sesuai.
Membuat sambungan tumpang dengan las patri dengan ketentuan :
1) Sambungan rapat 90%.
2) Perpaduan minimum 90%.
3) Perpaduan rata.
4) Perubahan bentuk 5 %.
5) Bebas kotoran las.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x 3.
Kawat las kuningan 2 mm.
Fluksi kuningan.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat keselamatan kerja dengan tepat.
b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.
d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 161
Modul Mekanik Otomotif

4. Langkah kerja :
a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada
lembar pekerjaan.
b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.
c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungan-
sambungan.
d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat.
e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya sampai
selesai.
f. Lakukanlah pengelasan sebagai berikut :
1. Gerakkan pembakar melingkar pada bagian sambungan yang
dibuat.
2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
3. Sudut pembakar 60 - 70 terhadap garis horizontal dan sudut
samping pembakar 90.
g. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 162
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

30 - 50

45

30 - 40

30
60

120

2 Pelat baja linak 60 x 120 x 3 mm 1 buah


1 Pelat baja lunak 30 x 120 x 3 mm 2 buah
Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT SAMBUNGAN Skala
Dilihat

TUMPANG (PATRI KERAS) Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 163
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama :
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat pelindung. Apron, kacamata
las dan topi las.
2. Alat bantu yang Tip pembersih,
dipersiapkan. penjepit dan
sikat baja.

3. Jenis nyala las Netral sedikit


oksidasi
4. Tekanan kerja. 50 70 kpa.
5. Arah pengelasan. Maju.

6. Sudut bahan tambah dan 30 - 40 dan 60


sudut pengelasan. 70.
7. Menutup tekanan kerja. Tekanan
manometer = 0
dan semua katup
ditutup.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 164
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk :
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Perpaduan Min 90 %. 2
2. Perpaduan Min 90 % 2
rata
3. Sambungan Min 90 % 2
rapat
4. Distorsi yang 5 % 2
terjadi
5. Rigi-rigi Rapih 2

6. Kebersihan Bebas terak 3

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 165
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 14
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Membuat Sambungan Waktu Standar : 10 Jam
Bahan Alumunim
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.
Mengatur tekanan kerja pengelasan.
Memasang tip pada brender.
Mengatur nyala api yang sesuai.
Membuat sambungan I bahan alumunium dengan kriteria :
1) Lebar jalur las maksimum 10 mm.
2) Tinggi jalur las 1 mm.
3) Beda permukaan las maksimum 1 mm.
4) Distorsi yang terjadi 5 %.
5) Hasil lasan rapih.
Memeriksa hasil pengelasan.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat alumunium ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).
Kawat las alumunium 2 mm.
Fluksi alumunium.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 166
Modul Mekanik Otomotif

4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.
b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
c. Nyalakan pembakar dengan nyala karburasi dan mulailah dengan las
catat lebih dahulu dengan memberikan gap pada sambungan 3 mm.
d. Lakukan pemanasan awal pada bagian sambungan dengan cara
menggerakan pembakar memutar.
e. Mulailah pengelasan hingga kedua benda mencair dan membentuk
lubang kunci, baru bahan tambah dimasukan dengan sudut pembakar
45 - 80 dan sudut kawat las 45 dan jarak inti nyala las 2 3 mm
terhadap permukaan bahan.
f. Jangan memasukkan bahan yang telah dilas kedalam air untuk
mendinginkan bahan.
g. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan kepada
pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 167
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

45- 80

45
80

120

1 Pelat alumunium 40 x 120 x 3 mm 2 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT SAMBUNGAN I Skala
Dilihat

ALUMUNIUM Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 168
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama : ..
Group :

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat pelindung Apron, kacamata las
dan topi las
2. Alat bantu yang Tip pembersih,
dipersiapkan penjepit dan sikat
baja
3. Diameter kawat las 2 mm
4. Arah pengelasan Maju

5. Pemanasan awal Seluruh sambungan


dengan gerakan
melingkar
6.. Nyala las Karburasi
7. Sudut pengelasan dan 45 80 dan 45
sudut
8. Bahan tambah dan fluksi Alumunium dan
fluksi dicairkan
dengan air
9. Menutup tekanan kerja Tekanan manometer
0 dan semua katup
ditutup

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 169
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar jalur 6 mm, 2
luar. toleransi
1 mm.
2. Tinggi jalur. 1 mm, 3
toleransi
0,5
mm.
3. Beda Mak 1 2
permukaan mm.
jalur.
4. Perpaduan. Min 2
80%.
5. Distorsi 5% 3
6. Kebersihan. Bebas 3
terak.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 170
Modul Mekanik Otomotif

Lembar Kerja 15
Bidang Keahlian : Teknik Mesin Nomor Pekerjaan :
Program Keahlian : Teknik Pembentukan Tingkat : I (satu)
Nama Pekerjaan : Memotong dengan panas Waktu Standar : 8 Jam
dan pemanasan
1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu:
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.
Mengatur tekanan kerja pengelasan sesuai dengan jenis pembakaran
yang digunakan.
Memasang tip pada pembakar las.
Mengatur nyala api las netral untuk pemotongan plat baja lunak.
Memotong plat baja lunak dengan panas dan pemanasan.
Memeriksa hasil pengelasan.
1. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm
2. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat-alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.
3. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.
b. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan
dipotong.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 171
Modul Mekanik Otomotif

c. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.


d. Pasanglah ukuran mulut potong yang sesuai dengan tebal bahan yang
akan dipotong.
e. Bukalah katup silinder dan aturlah tekanan kerjanya sesuai dengan
daftar data pemotongan.
f. Bukalah katup asetilin pembakar dan nyalakan dengan korek api las.
g. Bukalah katup zat asam perlahan-lahan dan atur apinya hingga netral.
h. Bila nyala netral telah didapatkan, maka lakukan proses pemotongan.
i. Pemotongan harus selalu dimulai dari pinggir, jarak inti nyala ke
permukaan harus tetap, lebih baik menggunakan roda penyangga.
j. Panaskan pinggiran benda kerja dengan nyala api pemanas
pendahuluan hingga berwarna merah terang.
k. Tekanlah tuas katup zat asam potong sambil pembakar digerakkan
mundur sepanjang garis pemotongan. Kecepatan memotong
diusahakan harus tetap.
l. Bila memotong plat tipis, pembakar harus agak dimiringkan ke depan
dan pemotongan dilakukan dari samping.
m. Setelah selesai pemotongan lepaskan tuas katup zat asam potong.
n. Tutuplah katup asetilin pembakar kemudian katup zat asam.
o. Bersihkan benda kerja yang sesuai dan serahkan kepada pembimbing
praktek.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 172
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar kerja

1 Pelat alumunium 40 x 120 x 3 mm 2 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMOTONG DENGAN OKSI- Skala
Dilihat

ASETILIN Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 173
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian :
Nama : ..
Group :
a. Proses
Cek list
No. Aspek yang dimiliki Kriteria
Benar Salah
1. Pemakaian alat pelindung . Apron, kacamata las,
dan topi las.
2. Alat bantu yang Tip pembersih,
dipersiapkan. penjepit, dan sikat
baja.
3. Arah pemotongan. Mundur.

4. Ukuran mulut potong No. 2.

5. Sudut pemotongan 30 60.


6. Jumlah pemotongan 1 buah

7. Akhir pemotongan Mematikan api las


dan tekanan
manometer = 0

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 174
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar jalur 5 mm, 3
potong. toleransi
1 mm.
2. Penyimpangan mak 50 . 4
kelurusan
jalur.
3. Kebersihan Tidak 3
ada
terak
dan
percikan
logam

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 175
Modul Mekanik Otomotif

BAB III
EVALUASI
Tes Tulis
Tes tulis ini digunakan untuk menilai peserta diklat selama Pembelajaran dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan peserta diklat untuk melaksanakan
penilaian Kinerja. Apabila dalam tes ini peserta diklat belum memenuhi syarat
penguasaan kompetensi yang telah dipelajari, maka dapat dilakukan penilaian ulang :

Pilih jawaban yang benar pada soal di bawah ini.


1. Bentuk kampuh yang baik digunakan untuk pelat-pelat tipis adalah :
a. Kampuh I
b. Kampuh V
c. Kampuh X
d. Kampuh K
2. Alat yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur tekanan isi dan tekanan kerja
pada las oksigen-asetilin adalah
a. Regulator c. Karburator
b. Genertor d. Radiator
3. Urutan-urutan pemasangan alat las oksigen-asetilin adalah ..
a. Tabung, selang, regulator, pembakar
b. Tabung, regulator, selang, pembakar
c. Tabung, pembakar, regulator, selang
d. Tabung, selang, pembakar, regulator
4. Ukuran mulut pembakar yang dipakai pada kerja las tergantung pada .
a. Ketebalan bahan yang digunakan
b. Tekanan isi tabung gas
c. Panjang benda kerja yang dilas
d. Bentuk kampuh yang dilas
5. Alat keselamatan kerja yang digunakan untuk melindungi badan dari percikan api
las adalah .
a. Kacamata
b. Sarung tangan
c. Apron
d. Sepatu

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 176
Modul Mekanik Otomotif

6. Alat bantu yang digunakan untuk membersihkan kotoran baik sebelum maupun
setelah mengelas adalah .
a. Palu las b. Kikir
b. Tang penjepit d. Sikat baja
7. Nyala las yang dibentuk dari tekanan gas yang sebanding antara gas oksigen dan
asetilin adalah
a. Karburasi b. Oksidasi
b. Netral c. Luar
8. Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah tangan
arah maju adalah
a. 80 - 90 c. 45 - 60
b. 60 - 70 d. 20 - 40
9. Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah tangan
arah mundur adalah
a. 20 - 30 c. 60 - 70
b. 40 - 50 d. 80 - 90
10. Untuk mengakhiri proses pengelasan maka gas sisa yang terdapat dalam selang
sebaiknya ..
a. Dibiarkan dalam selang
b. Dikongkan dari selang
c. Dibuang oksigennya
d. Dibuang asetilinnya

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 177
Modul Mekanik Otomotif

Tes Kinerja
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif
Program Spesialisasi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,
Pematrian, Pemotongan dengan Panas
dan Pemanasan
Tingkat : I (satu)
Waktu Standar : 8 Jam
1. Jenis Tes :
Pengelasan sambungan tumpang pelat baja lunak posisi mendatar dengan
memenuhi kiteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung/ rata.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5.
Panjang undercut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 80 %.
Perubahan bentuk maksimum 5.
Scale pada permukaan 0.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali
tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping
Kawat las 3 mm
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah terbakar.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 178
Modul Mekanik Otomotif

d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/ lokasi pengelasan dan
sekitarnya.
e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.
4. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat utama, alat keselamatan
dan kesehatan kerja maupun alat bantu.
b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang tajam.
d. Memilih ukuran tip yang sesuai.
e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan satuan
tekanan yang tertulis dalam manometer.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las catat yang dibuat 3
(tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah kedua bahan sehingga jaraknya (gap)
antara 2,0 2,5 mm dan matikan nyala api.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi mendatar.
Bagian tepi yang akan dilas pertama diletakkan di sebelah kanan (bila peserta
biasa menggunakan tangan kanan), tetapi apabila peserta biasa menggunakan
tangan kiri letakkan bagian yang akan dilas pertama di sebelah kiri. Tinggi
benda kerja kurang lebih setinggi mata pengelas.
h. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral. Arahkan inti nyala
pada api yang akan dilas sehingga kedua bahan mencair, kemudian masukkan
bahan pengisi.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang disambung
sudah membentuk key hole yang besarnya kurang lebih 1 kali gap.
Selesaikan jalur penyambungan pertama ini dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik turun/ keluar masuk.
Sudut pembakar 60 - 70 dan sudut samping 80 - 90.
Sudut kawat 30 - 40 dan sudut samping bawah 80 - 90.
Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk key hole yang besarnya 1
kali gap.
Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung 2 mm 3 mm.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 179
Modul Mekanik Otomotif

Kira-kira 15 mm sebelum mencapai akhir pengelasan, kurangi/perkecil


sudut pembakar secara berangsur-angsur.
Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan hasilnya dengan
pembimbing/tutor.
Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi mendatar ini
sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria yang diminta.
Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 180
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

60- 70
40


30- 40
80

80 - 90
120

1 Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm 2 buah


Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
SAMBUNGAN I POSISI Skala
Dilihat

MENDATAR Diperiksa
Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 181
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : .
Group :

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las
2. Tekanan kerja O2 = C2H2 = 50
kpa
3. Ukuran tip Nomor 10
4. Nyala api las Netral
5. Jumlah las catat 3

6. Gap/celah 1,5 mm 2,0 mm


7. Sudut pembakar 60 - 70 sudut
samping

8. Sudut bahan tambah 30 - 40 sudut


samping
9. Pengisian bahan tambah Pada kawah las
10. Gerakan pembakaran Lurus
11. Gerakan bahan tambah Naik turun
12. Proses penembusam Terdapat key hole
13. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat
baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 182
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
+0,5mm
1. Lebar lajur 4 4
2. Perpaduan 100%+0-5% 3
3. Sambungan Rata0,5 3
jalur
4. Beda 00,5mm 3
permukaan
jalur
5. Panjang 0+5%
overlap 3
6. Perubahan 0+2,5 3
Bentuk
7. Scale pada 0+5mm 3
permukaan

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 183
Modul Mekanik Otomotif

Bidang Keahlian : Teknik Mesin


Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif
Program Spesialisasi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,
Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan
Pemanasan
Tingkat : I (satu)
Waktu Standar : 8 Jam
1. Jenis Tes :
Pengelasan sambungan tumpul kampuh I pelat baja lunak posisi tegak arah naik
dengan memenuhi kiteria :
Lebar jalur 7 mm.
Tinggi jalur 1 mm.
Bentuk jalur cembung.
Sambungan jalur rata.
Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.
Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.
Panjang undurcut maksimum 10 %.
Tinggi penetrasi 0,5 mm.
Panjang penetrasi minimum 90 %.
Perubahan bentuk maksimum 5 %.
Kebersihan scale pada permukaan 0.
Tidak overlap.
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali tip/
mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm, jumlah 2 buah.
Kawat las, jenis baja lunak berdiameter 2,0 mm.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 184
Modul Mekanik Otomotif

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan
benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah
terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi pengelasan
dan sekitarnya.

4. Langkah Kerja
a. Gunakan pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah secukupnya. Bahan
pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.
b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ ujung yang
tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan
satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang benar
kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
f. Membuat las catat pada posisi dibawah tangan. Las catat dibuat pada 3
tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang lebih 2,0 mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi tegak
arah naik; tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi mata
pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan mencair,
kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti nyala dan
permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut pembakar 0 - 10, sudut
samping pembakar dan bahan pengisi 90.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole (lubang kunci)
yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap. Selesaikan penyambungan jalur
pertama dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 185
Modul Mekanik Otomotif

Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan sudut samping


pembakar 90.
Sudut bahan pengisi 30 - 40 terhadap benda kerja dan sudut
sampingnya 90.
Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.
Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm 3 mm.
j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara berangsur-angsur sudut
pembakar diperkecil.

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 186
Modul Mekanik Otomotif

5. Gambar Kerja

30- 40
120

10

20

2 Pelat baja linak 50 x 120 x 3 mm 1 buah


1 Pelat baja lunak 30 x 120 x 3 mm 1 buah
Nama bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Pengganti dari :

Diganti dengan :
Non Digambar
MEMBUAT SAMBUNGAN I Skala
Dilihat

POSISI TEGAK ARAH NAIK Diperiksa


Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 187
Modul Mekanik Otomotif

6. Instrumen penilaian
Nama : ..
Group : ..

a. Proses
Cek list
No. Aspek yang diamati Kriteria
Benar Salah
1. Penggunaan alat pelindung Kaca penyaring
diri dengan nomor 4 6
Pakaian kerja
Sepatu las
2. Takanan Kerja O2 = C2H2 = 50 kpa
3. Ukuran tip Nomor 10
4. Nyala api las Netral
5. Jumlah las catat 3 buah
6. Gap/celah 1,5 mm 2,0 mm
7. Sudut pembakar 80 - 90 sudut
samping
8. Sudut bahan tambah 30 - 40 sudut
samping
9. Pengisian bahan tambah Pada kawah las

10. Gerakan pembakaran Lurus


11. Gerakan bahan tambah Naik turun
12. Pembersih hasil las Penjepit dan sikat
baja

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 188
Modul Mekanik Otomotif

b. Hasil/produk
Aspek yang Skor Standar TL/
No. Kriteria
diminta 4 3 2 1 0 minimal L
1. Lebar lajur 31,-0mm 3
+1,-0mm
2. Tinggi jalur 2 3
3. Bentuk jalur Rata+1,-0mm 3
4. Sambungan Rata+0,5mm 3
jalur
5. Beda 00,5mm 3
permukaan
jalur
6. Perubahan 0+2,5 3
sudut
7. Scale pada 0+10mm2 3
permukaan
8. Porositas Luas0+5m 2
Jumlah0+1buah 2

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 189
Modul Mekanik Otomotif

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Tanggal: ..

Peserta Pelatihan telah dinilai dan dinyatakan (coret yang tidak diperlu)

KOMPETEN BELUM KOMPETEN

Nama Peserta Pendidikan Pelatihan Nama Penilai


Tanda Tangan Tanda Tangan

Komentar/Saran
(Penilai akan membuat komentar tambahan yang akan menjelaskan tentang
penilaian yang diberikan)

Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan 190
DAFTAR PUSTAKA

1. Gatot Bintor, Dasar-dasar Pekerjaan Las, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,


1999.

2. Dikmenjur Depdiknas, Pedoman Evaluasi Belajar Sekolah


Direktorat
menengah Kejuruan, Jakarta, 1999.

3. Didikh Suryana, Djaedar Sidabutar, Petunjuk Praktek Las Listrik 1,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1978.

4. Engineering Industry Training Board, Modul D21 Thick Plate Working II ,


Clarendon Road, Watfrod WD1 11LB, 1977.

5. Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan Logam,


Pradnya Paramita, 1979.

6. Indonesia Australia Partnership for Skills Development Metals Project, Metals


Project Competence Based Training Conference, Jakarta, 2001.

7. Indonesia Australia Partnership for Skills Development Metals Project, Meta &
Engeenering Competency Standard, Jakarta, 2001.

8. Jaenudin, Wahyu M. Sueb, Gambar Fabrikasi Logam, Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan, 1993.

9. Sri Widharto, Buku Pedoman Ahli Pemasangan Pipa, Pradnya Paramita,


2001.

10. Sri Widharto, PetKinerja Las, Pradnya Paramita, 2001.

11. Tim KBM Mesin, Lembaran Kerja Untuk Tingkat Satu Bidang Keahlian
Teknik Mesin, Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan, 2003.

12. Untung W, Yusuf Tinting, Modul : DJ Las Gas, Pusat Pengembangan Penataran
Guru Teknologi Bandung, 1997.

Anda mungkin juga menyukai