Anda di halaman 1dari 225

Untuk

Peserta Pendidikan dan Latihan


Bidang Keahlian Teknik Mesin
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2004

MELAKSANAKAN PROSEDUR PENGELASAN,


PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS
DAN PEMANASAN

Penyusun :
Dadang Hidayat, Drs
R. Sabar Santana .

Editor :
LPPM ITB

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2004

MODUL BAHAN AJAR

KATA PENGANTAR
Modul ini disusun menggunakan sistem pelatihan yang berbasis kompetensi
untuk mengajarkan keterampilan di tempat kerja. Pelatihan berdasarkan
standar kompetensi yaitu suatu cara yang sudah disepakati secara nasional
tentang penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang digunakan
untuk tugas pekerjaan tertentu dengan penekanan utama pada aspek apa
yang dapat dilakukan seseorang sebagai hasil dalam mengikuti rangkaian
kegiatan pelatihan. Salah satu karakteristik yang penting tentang pelatihan
berbasis kompetensi adalah titik berat pada pelatihan bersifat individual untuk
pekerjaan aktual di tempat kerja.
Modul ini dapat digunakan oleh peserta pendidikan dan pelatihan serta
instruktur/pengajar untuk memberikan aktivitas Pemelajaran pada peserta
pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan unit kompetensi menurut standar
kompetensi industri logam IAPSD (Indonesia Australia Partnership for Skill
Development) metals project dengan judul unit kompetensi Melakukan
Rutinitas Las Oksi- asetilin (las karbit) yang berisikan pengetahuan dan
keterampilan untuk pekerjaan pembentukan. Unit kompetensi ini merupakan
salah satu unit kompetensi yang mendukung penampilan yang efektif
sehubungan dengan kompetensi pembentukan yang digunakan di lingkungan
kerja atau industri.
Secara umum isi modul ini mempertimbangkan secara penuh kondisi
pelatihan keterampilan dan organisasi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri tanpa ada bias pada
sektor individual. Untuk mendukung hal tersebut, pada modul ini akan
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Kebutuhan peserta pendidikan dan pelatihan.
Persyaratan-persyaratan organisasi.
Waktu yang tersedia untuk melakukan pendidikan dan pelatihan.
Situasi pelatihan.

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

Strategi penyampaian yang digunakan dan teknik-teknik penilaian yang


disajikan dalam modul unit kompetensi ini tidaklah bersifat wajib tetapi
merupakan prasyarat minimum yang harus digunakan sebagai pedoman
penggunaan modul. Pengguna modul ini didorong unt uk menggunakan
berbagai

pengalaman

belajar

sebelumnya

yang

meliputi

pengetahuan,

keterampilan serta pengalaman-pengalaman belajar yang lainnya untuk


mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang termuat dalam modul
ini serta agar dapat memastikan relevansi kegiatan pendidikan dan pelatihan
dengan kebutuhan pekerjaan di industri.

Penyusun,

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

ii

MODUL BAHAN AJAR

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ..................................................................... vi
GLOSARIUM ............................................................................................ xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Judul Modul ............................................................. 1
B. Prasyarat ............................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 2
D. Tujuan Akhir ........................................................................... 8
E. Kompetensi dan Sub Kompetensi .............................................. 9
F. Pengecekan Kemampuan ......................................................... 15

BAB II

PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat ................................................. 19
B. Kegaiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1 Peralatan Utama Las Oksi-asetilin dan
Cara Penggunaannya .......................................................... 23
a. Tujuan kegiatan belajar .................................................. 23
b. Uraian materi Pemelajaran.............................................. 23
c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 51
d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 58
e. Tes formatif .................................................................. 59
f. Kunci jawaban formatif .................................................. 60
g. Lembar kerja ............................................................... 62
2. Kegiatan Belajar 2 Alat bantu las dan peralatan keselamatan
kerja................................................................................ 66
a. Tujuan kegiatan belajar ................................................. 66
b. Uraian materi Pemelajaran ............................................. 66
c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 83

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

iii

MODUL BAHAN AJAR

d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 89


e. Tes formatif .................................................................. 89
f. Kunci jawaban formatif .................................................. 90
3. Kegiatan Belajar 3 Teknik dan prosedur pengelasan
pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan ........ 92
a. Tujuan kegiatan belajar .................................................. 92
b. Uraian materi Pemelajaran ............................................. 92
c. Rangkuman materi Pemelajaran ..................................... 107
d. Tugas Pemelajaran ........................................................ 110
e. Tes formatif .................................................................. 111
f. Kunci jawaban formatif ................................................... 112
g. Lembar kerja ............................................................... 114
Lembar kerja 1 Membuat rigi las tanpa bahan tambah .... 114
Lembar kerja 2 Membuat rigi las dengan bahan tambah . 119
Lembar ke rja 3 Membuat sambungan I......................... 124
Lembar kerja 4 Membuat sambungan tumpang ............. 129
Lembar ke rja 5 Membuat sambungan T........................ 134
Lembar kerja 6 Membuat jalur las posisi mendatar ......... 139
Lembar kerja 7 Sambungan I posisi mendatar ............... 145
Lembar kerja 8 Membuat jalur las posisi tegak arah naik. 151
Lembar kerja 9 Membuat sambungan I posisi tegak arah
naik............................................................................ 157
Lembar kerja 10 Membuat rigi las posisi atas kepala ....... 163
Lembar kerja 11 Mengelas pipa posisi tegak .................. 168
Lembar kerja 12 Mengelas pipa posisi datar .................. 174
Lembar kerja 13 Membuat sambungan tumpang
(patri keras) ................................................................ 180
Lembar kerja 14 Membuat sambungan bahan
alumunium.................................................................. 185
Lembar kerja 15 Memotong dengan panas dan
pemanasan ................................................................. 190

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

iv

MODUL BAHAN AJAR

BAB III

EVALUASI
Tes Tulis .................................................................................... 195
Tes Ujuk Kerja ............................................................................ 197

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................. 209

DAFTAR PUSTAKA

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

PETA KEDUDUKAN MODUL


Modul ini merupakan dasar dari keseluruhan program Pemelajaran pada
program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, sehingga kedudukannya adalah
bahwa sebelum mengikuti ata u mempelajari modul yanng lain harus
menyelesaikan modul ini terlebih dahulu.

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

vi

MODUL BAHAN AJAR

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

vii

MODUL BAHAN AJAR

Kode
OPKR -10-001B
OPKR -10-002B
OPKR -10-003B
OPKR -10-005B

OPKR -10-006B

OPKR -10-009B
OPKR -10-010B
OPKR -10-016B
OPKR -10-017B

OPKR -10-19B
OPKR -40-017B
OPKR -40-019B

OPKR -50-001B

Kompetensi
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis
komponen
Pemasangan sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis
sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis
dan perbaikan
kompresor udara dan
komponen komponennya
Melaksanakan
prosedur pengelasan,
pematrian,
pemotongan dengan
panas dan
pemanasan
Pembacaan dan
pemahaman gambar
teknik
Penggunaan dan
pemeliharaan alat
ukur
Mengikuti prosedur
kesehatan dan
keselamatan kerja
Penggunaan dan
pemeliharaan
peralatan dan
perlengkapan tempat
kerja
Pelaksanaan operasi
penanganan secara
manual
Melepas, memasang
dan menyetel roda
Pembongkaran,
perbaikan dan
pemasangan ban luar
dan ban dalam
Pengujian,
pemeliharaan/servis
dan penggantian
baterai

Sertifikat
Kompetensi

Level
Kualifika
si

Jenjang
Pendidik
an

Teknisi
Yunior

SMK

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

viii

MODUL BAHAN AJAR

OPKR -10-018B
OPKR -20-010B

OPKR -20-011B

OPKR -20-014B
OPKR -20-017B
OPKR -30-001B

Konstribusi
komunikasi di tempat
kerja
Pemeliharaan/servis
sistem pendingin dan
komponen komponennya
Perbaikan sistem
pendingin dan
komponen komponennya
Pemeliharaan/servis
sistem bahan bakar
bensin
Pemeliharaan/servis
sistem injeksi bahan
bakar diesel
Pemeliharaan/servis
unit kopling dan
komponen komponen serta
sistem
pengoperasiannya

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

ix

MODUL BAHAN AJAR

Kode
OPKR-30-002B

OPKR-30-004B
OPKR-30-013B

OPKR-40-001B

OPKR-40-002B
OPKR-40-008B
OPKR-40-012B
OPKR-50-002B

OPKR-50-007B

OPKR-50-009B

OPKR-20-001B

OPKR-20-012B
OPKR-30-003B
OPKR-30-007B

Kompetensi
Perbaikan kopling
dan komponenkomponenya
Pemeliharaan/servis
transmisi manual
Pemeliharaan/servis
poros penggerak
roda
Perakitan dan
pemasangan sistem
rem dan komponenkomponenya
Pemeliharaan/servis
sistem rem
Pemeriksaan sistem
kemudi
Pemeriksaan sistem
suspensi
Perbaikan ringan
pada
rangkaian/sistem
kelistrikan
Pemasangan,
pengujian dan
perbaikan sistem
penerangan dan
wiring
Pemasangan
kelengkapan
kelistrikan tambahan
(Aksesoris )
Pemeliharaan/servis
engine dan
komponenkomponennya
Overhaul komponen
sistem pendingin
Overhaul kopling dan
komponennya
Pemeliharaan/servis
transmisi otomatis

Sertifikat
Kompeten
si

Level
Kualifika
si

Jenjan
g
Pendidi
kan

Teknisi
Yunior

SMK

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

OPKR-30-010B

OPKR-30-014B
OPKR-40-003B
OPKR-40-004B
OPKR-40-009B
OPKR-40-014B
OPKR-40-016B
OPKR-50-008B

OPKR-50-011B
OPKR-50-019B

Pemeliharaan/servis
unit final
drive/gardan
Perbaikan poros
penggerak roda
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen
sistem rem
Perbaikan sistem
kemudi
Pemeliharaan/servis
sistem suspensi
Balans roda/ban
Pemasangan,
pengujian dan
perbaikan sistem
pengaman kelistrikan
dan komponennya
Perbaikan sistem
pengapian
Memelihara atau
servis sistem AC (Air
Conditioner)

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xi

MODUL BAHAN AJAR

GLOSARIUM
Elemen Kompetensi
Elemen

atau

sub

kompetensi

adalah

keterampilan-keterampilan

yang

membangun sebuah unit kompetensi.


Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan
sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu secara efektif
dan efisien di tempat kerja serta seusai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kriteria Kinerja
Patokan-patokan yang digunakan untuk mengukur apakah seseorang sudah
mencapai suatu kompetensi pada unit kompetensi tertentu.
Penilaian
Proses formal yang memastikan peserta pendidikan dan pelatihan memenuhi
standar-standar yang dibutuhkan oleh standar kompetensi industri. Proses
penilaian ini dilakukan oleh seorang penilai yang memenuhi persyaratan (cakap
dan berkualitas) dalam kerangka yang telah disepakati secara formal.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh pihak yang berkompeten untuk
melakukan kegiatan penilaian/pengujian kepada peserta pendidikan dan
pelatihan untuk suatu area tertentu.
Penilaian
Kegiatan pengukuran tingkat keberhasilan kegiatan pendidikan dan pelatihan
dengan menggunakan alat pembanding standar-standar yang telah ditetapkan.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama kegiatan pendidikan
dan pelatihan untuk membantu memastikan kegiatan Pemelajaran berjalan
Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xii

MODUL BAHAN AJAR

sesuai dengan rencana Pemelajaran dan memberikan umpan balik kepada


peserta pendidikan dan pelatihan tentang kemajuan belajar yang mereka
capai.
Penilaian Sumatif
Kegiatan penilaian yang dilakukan setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan
dalam satu unit kompetensi telah diselesaikan yang bertujuan untuk
memastikan apakah peserta pendidikan dan pelatihan sudah mencapai kriteria
Kinerja dalam satu unit kompetensi tertentu.
Siswa/peserta Pendidikan dan Pelatihan
Orang yang menerima/mengikuti kegia tan pendidikan dan pelatihan.
Guru/pembimbing
Orang yang memberikan pelatihan keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam
kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan Pelatihan
Kegiatan belajar yang menyajikan pmbelajaran keterampilan, pengetahuan dan
sikap secara simultan, terstruktur dan terarah pada tujuan tertentu.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam penguasaan
suatu area kompetensi/keahlian secara teratur dan mengacu pada standar
yang ditetapkan.
Unit Kompetensi
Satu unit keterampilan tertentu yang membangun sebuah kompetensi.

Mekanik Otomotif
Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

xiii

MODUL BAHAN AJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Judul Modul
Unit kompetensi ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta diklat menjadi
pelaksana

las

oksi-asetilin

memiliki

pengetahuan

dan

keterampilan

melakukan rutinitas las oksi-asetilin dengan kondisi Pemelajaran sebagai


berikut :

Memberikan

dasar-dasar

pengetahuan

dan

keterampilan

tentang

pekerjaan las oksi-asetilin.

Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses


pengelasan oksi-asetilin yang ada di industri maupun di bengkel-bengkel
kerja, meliputi :

Menyiapkan material untuk pengelasan.

Mengeset peralatan.

Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat -alat bantu.

Melakukan pengelasan.

Penekanan Pemelajaran dari unit ini adalah hal-hal praktik tentang


melakukan rutinitas las oksi- asetilin pada bahan pelat baja lunak, besi
tuang dll.

Kondisi

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

harus

selalu

diperhatikan.

Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.

Setelah selesai mempelajari modul ini siswa/peserta diklat dapat mampu


melakukan rutinitas pengelasan, pematrian, pemotongan, dengan panas
dan pemanasan, dengan kode modul F.
B. Prasyarat
Kemampuan awal yang harus dimiliki oleh peserta diklat yang akan
mempelajari modul ini adalah telah menguasai dan lulus pada Pemelajaran
modul

D yaitu mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja pada

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

modul E yaitu penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan


tempat kerja.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Kompetensi
Pada bagian ini memuat uraian kompetensi yang akan dipelajari terdiri
dari kode kompetensi, kompetensi, sub kompetensi, kriteria Kinerja
dimana

peserta diklat akan menemukan unit-unit kompetensi yang

akan membimbing dalam pencapaian pengetahuan dan keterampilan


untuk mencapai kompetensi.
Bagian ini sangat penting bagi peserta diklat. Setiap peserta diklat
harus mengikuti setiap Tahap Belajar (sesuai urutan) sehingga akan
mencapai kompetensi. Ingat: tanggung jawab untuk proses belajar ada
pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar akan dihargai
melalui kemampuan peserta diklat untuk mencapai kompetensi.
2. Cek Kemampuan
Pada bagian ini, siswa/peserta diklat diperkenankan mengidentifikasi
kemampuan awal terhadap penguasaan kompetensi yang akan dipelajari
pada

modul

ini

tahapan/langkah

nyata

yang

diperlukan

untuk

menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan ini disusun
dalam urutan Kinerja.
3. Bagaimana peserta diklat akan dinilai
Dalam sistem berdasarkan kompetensi, penilai akan mengumpulkan
bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman
dan Kinerja tugas -tugas dan sikap peserta diklat terhadap pekerjaan.
Peserta diklat akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai
kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria
Kinerja.
Pada pelatihan berdasarkan kompetensi, pendekatan yang banyak
digunakan untuk penilaian adalah Penilaian Acuan Patokan/CriterionMekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

Referenced Assessment.

Pendekatan ini mengukur Kinerja terhadap

sejumlah standar. Standar yang digunakan dijelaskan dalam Kriteria


Kinerja.
Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan
dukungan belajar.Tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan
proses yang sedang berjalan.
Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah peserta
diklat telah mencapai hasil program belajar (contohnya pencapaian
kompetensi dalam unit), tipe penilaian ini adalah sumatif, merupakan
penilaian akhir. Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat
kerja) atau di lembaga pelatihan (di luar tempat kerja) kapanpun
memungkinkan.
4. Tipe penilaian
a. Tes tertulis
Tes

tertulis

akan

menilai

pengetahuan

peserta

diklat

dan

pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar Kinerja


tugas-tugas peserta diklat. Tes tertulis biasanya berupa seri
pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif
lainnya yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu atau
beberapa jawaban.
b. Tes unjuk kerja
Tes

Kinerja

akan

menilai

kompetensi

peserta

diklat

dalam

menampilkan tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan


dalam kriteria Kinerja. Maka, setiap peserta diklat akan menerapkan
pengetahuan dan pemahaman terhadap Kinerja tugas-tugas.
Guru/pembimbing biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen
sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi peserta diklat dan
akan memberikan umpan balik mengenai Kinerja dan jika perlu,
merencanakan pelatihan lanjutan jika belum mencapai kompetensi
pada usaha/kesempatan pertama.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

5. Strategi belajar yang disarankan


Belajar dalam sistem berdasarkan kompetensi berbeda dengan yang
diajarkan di kelas oleh guru. Pada sistem ini, peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar sendiri. Artinya bahwa
setiap peserta diklat perlu merencanakan belajar sendiri dengan
guru/pembimbing dan kemudian melaksanakannya dengan sungguhsungguh sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Proses yang disarankan untuk belajar:
1. Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang telah direncanakan.
2. Buat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3. Pikirkanlah

bagaimana

pengetahuan

baru

yang

diperoleh

berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah


dimiliki.
4. Rencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.
5. Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
6. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
7. Mengamati

keterampilan

guru/pembimbing,

praktik

yang

didemonstrasikan

oleh

orang yang telah berpengalaman lainnya atau

rekan sesama siswa yang telah memiliki kemampuan yang lengkap


tentang kompetensi yang sedang dipelajari.
8. Ajukan pertanyaan kepada guru/pembimbing tentang konsep sulit
yang ditemukan.
9. Menerapkan praktik kerja yang aman.
10. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

11. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.


12. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar.
Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada penggunaan modul ini,
tanyakan

pada

guru/pembimbing

untuk

membantu

kelancaran

pelaksanaan Pemelajaran yang dilakukan. Pusatkan pada pencapaian


pengetahuan dan keterampilan baru.
6. Metode penyampaian
Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan, dan
hal tersebut dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi
metode mungkin sesuai. Modul ini telah didesain sebagai sumber belajar
utama dalam ketiga situasi.
a. Belajar bebas
Belajar bebas membolehkan peserta diklat untuk belajar secara
individu,

sesuai

dengan

kecepatan belajarnya masing-masing.

Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, setiap peserta


diklat disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
b. Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta diklat untuk datang
bersama

secara

teratur

dan

berpartisipasi

dalam

belajar

berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai


dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok
memberikan

interaksi

antara

peserta,

guru/pembimbing

dan

pakar/ahli dari tempat kerja.


c. Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh guru/pembimbing atau ahli lainnya. Kegiatan
belajar terstruktur umumnya mencakup topik-topik tertentu.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

7. Orang yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit


standar kompetensi ini
Siswa/peserta diklat akan dipertemukan oleh seseorang yang dapat
membantu dalam proses belajar termasuk guru/pembimbing dan teman
belajar.
a. Guru/pembimbing
Guru/Pembimbing adalah orang yang telah berpengalaman dalam
kompetensi tertentu.

Peran guru/pembimbing dalam Pemelajaran

adalah:

Membantu peserta diklat untuk merencanakan proses kegiatan


belajar.

Membimbing peserta diklat melalui tugas -tugas pelatihan yang


dijelaskan dalam tahap kegiatan belajar.

Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik


baru dan menjawab pertanyaan mengenai proses belajar setiap
peserta diklat.

Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses


sumber tambahan lain yang diperlukan untuk kegiatan belajar.

Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja


untuk membantu jika diperlukan.

Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.

Melaksanakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap


peserta diklat.

Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari


satu kompetensi yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan
rencana kegiatan belajar peserta diklat selanjutnya.

Mencatat pencapaian kemajuan belajar peserta diklat.

b. Teman belajar/sesama peserta diklat


Teman belajar/sesama peserta diklat juga selain merupakan sumber
dukungan dan bantuan juga dapat mendiskusikan proses belajar
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

dengan mereka. Pendekatan ini dapat menjadi sesuat u yang


berharga dalam membangun kerjasama dalam lingkungan kelas
belajar dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta diklat.
8. Tahapan Pemelajaran
a. Kegitan belajar
Setiap peserta diklat dapat meneruskan pada kegiatan belajar
selanjutnya apabila :

Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu


kegiatan belajar.

Telah melakukan seluruh tugas-tugas Pemelajaran.

Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.

Dapat menyelesaikan dan mampu memjawab semua pertanyaan


dengan benar yang disajikan dalam tes formatif.

Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar


penilaian)

pada

setiap

Kinerja

yang

ditampilkan

melalui

penyelesaian lembaran kerja.

b. Penyelesaian kegiatan belajar.


Seorang peserta diklat dianggap telah lulus pada set iap kegiatan
belajar atau modul apabila :

Telah menyelesaikan seluruhnya tahapan belajar pada satu


kegiatan belajar pada satu modul.

Telah melakukan seluruh tugas Pemelajaran setiap kegiatan


belajar.

Telah menguasai seluruh kompetensi yang dipersyaratkan.

Dapat menyelesaikan dan mampu menjawab semua pertanyaan


yang disajikan dalam lembar evaluasi akhir.

Telah menyelesaikan dan lulus (sesuai dengan kriteria standar


penilaian) pada setiap Kinerja yang ditampilkan melalui tes
Kinerja.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
1. Memberikan

dasar-dasar

pengetahuan

dan

keterampilan

tentang

melakukan rutinitas las oksi- asetilin.


2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan rutinitas las oksi-asetilin, yang terdiri dari :
a. Menyiapkan bahan untuk pengelasan.
b. Menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan.
c. Menentukan peralatan las, pengesetan dan alat bantu yang
digunakan.
d. Melakukan rutinitas pengelasan.
3. Penekanan Pemelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
rutinitas las oksi-asetilin.
4. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan
dengan persyaratan.
5. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup
memadai.
6. Tersedia sumber-sumber belajar dan media Pemelajaran.
7. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
8. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
9. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
10. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
memadai.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

E. Kompetensi
Unit Kompetensi

Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan

Kode

OPKR -10-006B

Alokasi Waktu

80 Jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI KUNCI

1. Batasan konteks

Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan
bidang perbengkelan.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :

KONDISI KINERJA

Spesifikasi pabrik kendaraan.

SOP (Standard Operation Procedures).

Spesifikasi pabrik produk (contoh : lembar data keamanan pabrik).

Kode area tempat kerja.

3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi :

Undang -undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Penghargaan di bidang industri.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

MODUL BAHAN AJAR

4. Sumber-sumber dapat termasuk :

Peralatan tangan/hand tool, perlengkapan pengelasan, perlengkapan pematrian, perlengkapan


pemotongan dengan panas dan perlengkapan pemanasan.

Perlengkapan pengelasan harus meliputi : oxy acettylene dan arc metal secara manual (las
busur manual) dan dapat juga meliputi : gelas logam arc (MIG) dan tungsten arc (TIG).

Perlengkapan pematrian harus termasuk satu atau lebih : listrik, flame heated irons, kompor.

Sumber lainnya meliputi : perlengkapan pengukuran, perlengkapan penandaan, perlengkapan


pengangkatan.

5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk :

Pengelasan, pemotongan dengan panas, pemanasan, pematrian lunak dan termasuk


pematrian dengan perak, pematrian keras.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

10

MODUL BAHAN AJAR

SUB
KOMPETENSI
1. Pelaksanaan
prosedur
pengelasan

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

Prosedur
pengelasan
dilaksanakan tanpa
menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau
sistem lainnya.
Informasi yang
benar diakses dari
spesifikasi pabrik
dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pengelasan
dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Procedures),
undang-undang K3
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja),
peraturan
perundangundangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Prosedur
pengelasan (OxyAsitilen).
Penggunaan
peralatan dan
perlengkapan yang
sesuai.
Undang -undang
tentang K3.
Persyaratan
keselamatan kerja.

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

Teliti dalam
pengaturan
oksigen dan
asitilin.
Teliti dalam
bahaya
kebocoran gas.
Memakai pakaian
kerja/peralatan
kerja yang
sesuai.

Memahami macammacam bahan


pengelasan.
Memahami
peralatan
pengelasan dan
keselamatan kerja.
Memahami
prosedur cara-cara
pengelasan.
Memahami jenis
pengelasan.
Memahami undangundang K3.

Melaksanakan
kalibrasi
campuran untuk
pengelasan.
Melaksanakan
pengelasan dasar
berdasarkan SOP.
Menerapkan
keselamatan
kerja.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

11

MODUL BAHAN AJAR

SUB
KOMPETENSI
2. Pelaksanaan
prosedur
pematrian

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

Prosedur pematrian
dilaksanakan tanpa
menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau
sistem lainnya.
Informasi yang
benar diakses dari
spesifikasi pabrik
dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pematrian
dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Procedures),
undang-undang K3
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja),
peraturan
perundangundangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Prosedur pematrian.
Penggunaan
peralatan dan
perlengkapan yang
sesuai undangundang tentang K3.
Persyaratan
keselamatan kerja.

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

Menghindari
bahaya gas
pematrian.
Memakai pakaian
kerja/peralatan
kerja yang
sesuai.

Memahami
peralatan
pematrian dan
keselamatan kerja.
Memahami
prosedur cara
pematrian.
Memahami undangundang K3.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

KETERAMPILAN
Melaksanakan
pematrian
mengacu pada
SOP.
Menerapkan
keselamatan
kerja.

12

MODUL BAHAN AJAR

SUB
KOMPETENSI
3. Pelaksanaan
prosedur
pemotong-an
dengan panas

KRITERIA KINERJA

MATERI POKOK PEMELAJARAN

LINGKUP BELAJAR

Prosedur
Prosedur
pemotongan
pemotongan
dengan panas
dengan panas.
dilaksana-kan tanpa Penggunaan
menyebabkan
peralatan dan
kerusakan terhadap
perlengkapan yang
komponen atau
sesuai undangsistem lainnya.
undang tentang K3.
Informasi yang
Persyaratan
benar diakses dari
keselamatan kerja.
spesifikasi pabrik
dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pemotongan
dengan panas
dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Procedures),
undang-undang K3
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja),
peraturan
perundangundangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

SIKAP

PENGETAHUAN

Penghindaran
bahaya panas.
Memakai pakaian
kerja/peralatan
kerja yang
sesuai.

Memahami
peralatan
pemotongan
dengan panas dan
keselamatan kerja.
Memahami
prosedur cara
pemotongan.
Memahami undangundang K3.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

KETERAMPILAN
Melaksanakan
pemotongan
mengacu pada
SOP.
Menerapkan
keselamatan
kerja.

13

MODUL BAHAN AJAR

SUB
KOMPETENSI
4. Pelaksanaan
prosedur
pemanasan

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

Prosedur pemnasan
dilaksanakan tanpa
menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau
sistem lainnya.
Informasi yang
benar diakses dari
spesifikasi pabrik
dan dipahami.
Seluruh kegiatan
pemanasan
dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Procedures),
undang-undang K3
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja),
peraturan
perundangundangan dan
prosedur/kebijakan
perusahaan.

Prosedur
pemanasan.
Penggunaan
peralatan dan
perlengkapan yang
sesuai undangundang tentang K3.
Persyaratan
keselamatan kerja.

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

Penghindaran
bahaya panas.
Memakai pakaian
kerja/peralatan
kerja yang
sesuai.

Memahami
peralatan sitem
pemanas dan
keselamatan kerja.
Memahami
prosedur cara
pemanasan.
Memahami undangundang K3.

Mekanik Otomotif
Modul Mela ksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

KETERAMPILAN
Melaksanakan
pemanasan
mengacu pada
SOP.
Menerapkan
keselamatan
kerja.

14

MODUL BAHAN AJAR

F. Pengecekan Kemampuan
Isi daftar cek kemampuan di bawah ini untuk mengukur sejauh mana
siswa/peserta diklat telah menguasai kompetensi yang akan dipelajari pada
modul ini, dan apabila siswa/peserta diklat telah mengusai kompetensi pada
setiap tugas belajar maka dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya.
1. Tahap belajar I. Pelaksanaan Prosedur pengelasan
Dapat melaksanakan
tugas dengan
kompeten

Tugas-tugas
1. Identifikasi peralatan las oksi asetilin.
2. Melakukan
pada

tindakan

waktu

pengamanan

menghubungkan

dan

mengeset peralatan las.


3. Memasang regulator pada tabung gas
sesuai dengan jenis regulator.
4. Memasangkan
regulator

selang

sesuai

las

pada

dengan

macam

selang las.
5. Mamasang pembakar pada selang las
dengan aman.
6. Menentukan ukuran mulut pembakar
sesuai dengan ukuran tebal bahan.
7. Menentukan alat keselamatan kerja
yang

digunakan

sesuai

dengan

standar.
8. Mempersiapkan

alat

bantu

dalam

pengelasan sesuai dengan prosedur


operasi standar.
9. Menetukan jenis dan ukuran bahan
tambah.
10. Membuka

dan

mengatur

tekanan

kerja.
11. Mempersiapkan

bahan

yang

akan

dilas.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

15

MODUL BAHAN AJAR

12. Mengatur nyala las.


13. Melakukan pengelasan.
14. Membersihkan bahan setelah dilas.
15. Mengamankan peralatan las setelah
selesai digunakan.
Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap
telah kompeten adalah :

Peralatan pengelasan diidentifikasi berdasarkan spesifiksi peralatan


pengawasan.

Menghubungkan dan mengeset peralatan las dengan memperhatikan


tindakan pengamanan sesuai dengan prosedur operasi standar.

Memasang setiap unit peralatan las dengan benar.

Pemilihan ukuran mulut pembakar dan kawat las yang sesuai dengan
bahan yang digunakan.

Pemilihan

alat

keselamatan

kerja

sesuai

dengan

standar

keselamatan.

Pemilihan alat bantu las sesuai dengan prosedur operasional standar.

Pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur.

Hasil lasan dibersihkan sesuai dengan prosedur operasi standar.

Peralatan las diamankan setelah digunakan sesuai dengan prosedur


pengamanan peralatan las.

2. Tahap belajar II. Pelaksaan Prosedur Pematrian


Tugas-tugas
1. Mengidentifikasi peralatan dan bahan

Dapat melaksanakan
tugas dengan
kompeten

patri keras sesuai tuntutan pengelasan.


2. Menyetel nyala api las sesuai tuntutan
pengelasan.
3. Mematri keras sambungan tumpang
sesuai tuntutan pengelasan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

16

MODUL BAHAN AJAR

Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap
telah kompeten adalah :

Peralatan dan bahan patri keras diidentifikasi berdasarkan spesifikasi


peralatan pengelasan.

Perencanaan nyala api dilakukan sesuai dengan tuntutan benda


kerja.

Pematrian dilakukan dengan aman dan sesuai prosedur.

3. Tahap belajar III. Pelaksanaan Prosedur Pemotongan dengan


Panas
Tugas-tugas
1. Mengatur dan mematikan nyala api.
2. Proses

pemotongan

Dapat melaksanakan
tugas dengan
kompeten
dilakukan

berdasarkan SOP.
3. Memotong berbagai bentuk.
4. Mesin potong gas.
5. Permukaan

potong

dan

sebab-

sebabnya.
Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap
telah kompeten adalah :

Persyaratan

pemotongan

ditentukan

berdasarkan

spesifikasi

pekerjaan pengelasan.

Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan


teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

17

MODUL BAHAN AJAR

4. Tahap belajar IV. Pelaksanaan Prosedur Pemanasan

Tugas-tugas
1. Mengatur dan mematikan nyala api.

Dapat melaksanakan
tugas dengan
kompeten

2. Proses pemanasan dilakukan sesuai


SOP.
Catatan :
Kriteria standar yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap
kompeten adalah :

Persyaratan

pemotongan

ditentukan

berdasarkan

spesifikasi

pekerjaan pengelasan.

Bahan dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan alat-alat dan


teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

18

MODUL BAHAN AJAR

BAB II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Buatlah rencana kegiatan belajar untuk mempermudah melakukan setiap
tahapan kegiatan belajar yang berkaitan dengan jenis kegiatan yang harus
dilakukan untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi tertentu,
tanggal kegiatan dilaksanakan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kompetensi atau sub kompetensi tertentu, tempat kegiatan
belajar yang mungkin dapat digunakan serta perubahan-perubahan
kegiatan belajar yang dilaksanakan. Untuk membuat rencana kegiatan
belajar gunakan format isian di bawah ini. Lakukanlah konsultasi secara
kontinyu kepada guru/pembimbing.
Kompetensi

: Melaksanakan
pemotongan

Alokasi Waktu

prosedur

pengelasan,

pematrian,

dengan panas dan pemanasan.

: 80 jam Pemelajaran

Tahun Pelajaran : ./

Jenis Kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat
Belajar

Alasan
Paraf
Perubahan guru

A. Pelaksanaan
prosedur
pengelasan
Menyiapkan
bahan untuk
pengelasan
1. Memahami
spesifikasi
pengelasan.
2. Memahami jenis
sambungan dan
kode pengelasan.
3. Mengidentifikasi
ben-tuk
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

19

MODUL BAHAN AJAR

sambungan dan
kampuh.
4. Menyiapkan
bahan yang akan
dilas sesuai
dengan ukuran.
5. Menyiapkan
kampuh dan
sambungan.
Menghubungkan
dan mengeset
peralatan
pengelasan
1. Mengidentifikasi
pe-ralatan las.
2. Melakukan
tindakan
pengamanan
pada waktu
menghubung-kan
dan mengeset
peralatan las.
3. Memasang
regulator pada
tabung gas
sesuai dengan
jenis regulator.
4. Memasang
selang las pada
regulator.
5. Memasang
pembakar pada
selang las
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

20

MODUL BAHAN AJAR

dengan aman.
Menentukan
peralatan las,
pengesetan dan
alat bantu yang
digunakan
1. Menentukan
ukuran mulut
pembakar sesuai dengan
tebal bahan.
2. Menentukan alat
keselamatan
kerja.
3. Mempersiapkan
alat bantu.
4. menentukan
jenis dan ukuran
bahan.

B. Melaksanakan
prosedur
pematrian
1. Memahami teknik
pematrian.
2. Mempersiapkan
bahan.
3. Mengatur
tekanan kerja.
4. Mengatur nyala
las.
5. Melakukan
pematrian.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

21

MODUL BAHAN AJAR

C. Melaksanakan
prosedur
pemotongan
dengan panas
dan
pemanasan
1. Memahami
teknik
pemotongan
dan pemanasan.
2. Mempersiapkan
bahan.
3. Mengatur
tekanan kerja.
4. Mengatur
penyalaan las.
5. Melakukan
pemotongan
dengan panas.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

22

MODUL BAHAN AJAR

1. KEGIATAN BELAJAR 1
PERALATAN

UTAMA

LAS

OKSI-ASETILIN

DAN

CARA

PENGGUNAANNYA
a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

Mengetahui macam-macam alat-alat utama dan alat bantu las oksiasetilin sesuai dengan jenis peralatan dan macam peralatan yang
digunakan.

Memahami fungsi dan kegunaan alat-alat utama dan alat bantu las
oksi-asetilin sesuai dengan macam dan jenis alat utama dan alat
bantu.

Menggunakan alat-alat utama dan alat bantu las gas sesuai dengan
fungsi dan kegunaan alat utama dan alat bantu.

Mengeset alat-alat utama las oksigen-asetilin sesuai dengan prosedur


operasi standar.

b. Uraian materi Pemelajaran


1. Peralatan las oksi-asetilin
Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksiasetilin yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai
gas pembakar dan gas asetilin sebagai bahan bakar digunakan
alat-alat

khusus

yang

perlu

dipahami

jenis,

fungsi

dan

kegunaannya serta cara penanganan dari alat-alat tersebut.


Sehingga pada penggunaannya tidak terjadi kesalahan-kesalahan
yang pada akhirnya akan menimbulkan kecelakaan. Untuk itu,
ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang akan dijelaskan
jenis, fungsi serta kegunaan dari alat tersebut seperti di bawah
ini :
a. Tabung gas oksigen
Gas oksigen untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam
botol (silinder gas) yang berbentuk tinggi langsing dan
berwarna biru, terbuat dari baja, dengan volume gas oksigen
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

23

MODUL BAHAN AJAR

pada tekanan 150 kg/cm adalah 6000 liter. Pada bagian


atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang terbuat
dari bahan tembaga dengan roda tangan dan socket yang
terdapat pada katup pengeluaran gas yang menggunakan ulir
kanan.

Kap pelindung

Roda katup

Pengaman

Keran
regulator

Gambar 1. Katup pengaman tabung gas oksigen [3]


Pada bagian bawah botol gas
terdapat keping pengaman
lumer

dengan

apabila

ada

Katup

maksud
kelebihan

tekanan akibat panas yang


ditimbulkan oleh nyala balik
yang

terjadi

pada

proses

pengelasan atau akibat dari


tabung gas terjatuh, maka
keping

pengaman

akan

terbuka secara otomatis.


Kerusakan
tabung
kesalahan

gas

pada
akibat

katup
dari

penggunaan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

24

MODUL BAHAN AJAR

tabung

gas

akan

mengakibatkan
terjadinya

kebakaran

sekeliling
Untuk

itu

di

tempat

kerja.

perlu

kiranya

memperhatikan
yang

mudah

benar

prosedur
tentang

pemakaian tabung gas.


Gambar 2. Tabung gas oksigen
[3]
b. Tabung gas asetilin
Gas

asetilin

untuk

proses

pengelasan las gas disimpan dalam


botol (silinder gas) yang pendek
gemuk

dan

berwarna

merah,

terbuat dari baja dengan volume


gas

oksigen

pada

tekanan

15

kg/cm adalah 6000 liter. Bagian


dalam botol gas asetilin dilapisi
dengan bahan berpori yang terbuat
dari asbes atau sutera tiruan yang
berfungsi untuk menyimpan cairan
aseton, yaitu cairan kimia di mana
gas asetilin dapat larut dengan
baik dan aman di bawah pengaruh
tekanan di dalamnya.
Gambar 3. Tabung gas asetilin [3]
Pada bagian atas botol gas terdapat katup pengeluaran gas yang
terbuat dari bahan tembaga dengan pembuka gas menggunakan
kunci gas khusus, serta socke t yang terdapat pada katup
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

25

MODUL BAHAN AJAR

pengeluaran gas menggunakan ulir kiri. Pada bagian bawah botol


gas terdapat keping pengaman lumer dengan maksud apabila
ada kelebihan tekanan akibat panas yang ditimbulkan oleh nyala
balik yang terjadi pada proses pengelasan, maka keping
pengaman akan terbuka secara otomatis.
Cara penggunaan tabung gas asetilin secara aman adalah
sebagai berikut :
1. Letakkan tabung dengan posisi berdiri tegak.
2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.
4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan
benturan.
5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
6. Jangan mencabut tanda -tanda khusus yang terdapat pada
tabung gas.
Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin
adalah sebagai berikut :
Perbedaan
Bentuk

Tabung gas

Tabung gas

oksigen

asetilin

Tinggi lansing

Pendek gemuk

Tekanan isi maksimum

150 kg/cm

15 kg/cm

Katup/pembuka katup

Roda tangan

Kunci shock

Baut dan mur pengikat

Ulir kanan

Ulir kiri

c. Generator pembangkit gas asetilin


Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan
untuk

mendapatkan

gas

asetilin

(C2 H2 )

dengan

cara

mencampurkan air dengan kalsium karbida atau karbit (CaC 2)


dengan reaksi kimia sebagai berikut :
CaC2 + 2H2O -------- C2 H2 + Ca(OH) 2 + Panas
Generator asetilin digunakan apabila proses pengelasan tidak
menggunakan tabung gas asetilin.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

26

MODUL BAHAN AJAR

Menurut besarnya kapasitas tekanannya, generator pembangkit


gas asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :
1. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.
2. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan
dari

0,03 0,2 bar.

3. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 1,1 bar.


Sedangkan

menurut

prinsip

pencampuran

di

dalamnya,

generator

dibedakan atas dua macam yaitu :


1. Generator asetilin sistem tetes
Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah karbit
disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit bereaksi
dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar melalui pipa
pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas asitilin dapat
dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang las.
Bagian-bagian utama genarator sisitem tetes adalah :

Pipa pengaman

a. Ruang

karbit

dan

retor,

Ruang gas

berfungsi untuk menyimpan


karbit

yang

dicampurka n

dengan

akan

Pembersih gas

air

dengan cara diteteskan. Pada


ruang

karbit

terdapat

laci

karbit tempat penyimpanan


karbit.

Kunici air
Air

Laci karbit
Retor

Gambar 4. Generator sistim tetes [3]

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

27

MODUL BAHAN AJAR

b. Ruang air
Digunakan

untuk

menempatkan

air

yang

befungsi

untuk

mengkonsumsi air pencampur karbit dan penyaring gas asetilin


yang didapat dari hasil pencampuran.
c. Ruang gas asetilin
Berfungsi untuk menyimpan gas asetilin sementara sebelum
dikeluarkan melalui kunci air.
d. Kunci air
Berfungsi sebagai keran pengeluaran gas pada saat akan digunakan
untuk pengelasan.
e. Pengukur tekanan gas/manometer
Berfungsi untuk melihat besarnya tekanan gas asetilin yang
dihasilkan dari pencampuran di dalam ruang gas.
Cara melayani generator sistim tetes :
a. Isilah ruang air sampai batas lubang cerat.
b. Isi kunci air sampai batas lubang cerat kunci air, kemudian tutup
rapat-rapat katup cerat pada kunci air.
c. Keluarkan laci karbit dari dalam retor kemudian masukkan karbit dan
tutup retor dengan rapat.
d. Buka keran pengeluaran air sehingga air dari dalam ruang air
menetes ke dalam retor.
e. Perhatikan manometer pada generator, apabila jarum penunjukkan
tekanan sudah bergerak menandakan gas hasil pencampuran karbit
dan air sudah masuk ke dalam ruang gas.
f. Bukalah keran pengeluaran gas menuju ke tabung pembersih dan ke
kunci air.
g. Gas yang berada di dalam kunci air sudah dapat digunakan untuk
pengelasan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

28

MODUL BAHAN AJAR

2. Generator asetilin sistim lempar (celup)


Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah
karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan katup,
karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air, sehingga
karbit bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas asetilin dan
berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asitilin dapat dikeluarkan
melalui kunci air menuju ke selang dan pembakar las.
Katup karbit

Katup pengaman

Ruang karbit

Gas keluar

Manometer

Kunci air

Ruang gas
Keran cerat
Jatuhan karbit

Pemasukan air

Ruang air

Asetilin

Pengaduk

Gambar 5. Generator sistim lempar (celup) [3]


Untuk menggunakan generator yang aman digunakan pada pengelasan,
ada beberapa langkah penempatan dan pengamanan generator yang
disarankan, yaitu :
1. Tempatkan generator agak jauh dari tempat pengelasan.
2. Hindarkan dari nyala api, benda -benda panas dan terik matahari.
3. Periksa secara berkala tinggi air di dalam kunci air.
4. Berhati-hatilah terhadap kebocoron gas, periksalah dengan air sabun
bagian yang diindakasikan mengalami kebocoran.
5. Buanglah selalu sisa gas di dalam generator bila selesai digunakan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

29

MODUL BAHAN AJAR

d. Regulator las
Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan
pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai
dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat
pengukur tekanan atau manometer, yaitu :
1. Manometer tekanan isi yang berfungsi untuk mengetahui jumlah
tekanan isi yang terdapat dalam silinder.
2. Manometer

tekanan

kerja

yang

berfungsi

untuk

mengetahui

besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.

Gambar 6. Regulator las [1]


Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Regulator satu tingkat, dimana tekanan isi dalam tabung gas
dturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.
2. Regulator dua tingkat, dimana untuk mendapatkan tekanan kerja
yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara
bertingkat.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

30

MODUL BAHAN AJAR

Manometer trkanan isi

Manometer tekanan kerja

Katup C

Gas masuk

Gas keluar

Gambar 7. Bagan regulator [3]


Prinsip kerja regulator yang digunakan pada pengelasan dengan las
oksigen-asetilin adalah sebagai berikut :
1. Bila katup tabung gas dibuka, maka gas akan masuk ke dalam ruang A
dengan jumlah tekanan gas dapat dilihat pada

manometer G.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

31

MODUL BAHAN AJAR

2. Apabila katup pengeluaran gas pada regulator F diputar searah jarum


jam, maka pegas E menekan membran D yang akan mendorong katup C
sehingga terbuka.
3. Gas yang berada di ruang A akan masuk ke dalam ruang B dengan
besarnya tekanan gas pada ruang B dapat dilihat pada manometer B.
Gas yang keluar dari ruang B dapat dilakukan dengan memutarkan
keran pengeluaran F.
4. Bila keran pengeluaran gas F dibuka, maka gas yang berada di ruang B
akan keluar menuju pembakar las melalui selang las.
5. Apabila keran F diputar berlawanan dengan jarum jam, maka gas yang
berada di ruang A akan menekan katus tertutup.
Untuk memungkinkan regulator terhindar dari kerusakan pada saat
pemasangan dan pelaksanaan pengelasan, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan pada saat menggunakan regulator yaitu :
1. Jangan memegang regulator dengan tangan atau sarung tangan yang
berminyak.
2. Jangan memegang regulator pada bagian manometer tetapi peganglah
pada bagaian badan regulator.
3. Pasang regulator tabung gas oksigen pada tabung gas oksigen dan
regulator gas asetilin untuk tabung gas asetilin.
4. Sebelum membuka katup tabung gas, pastikan regulator dalam keadaan
tertutup.
5. Putar secara perlahan baut pengatur pengeluaran gas pada regulator
agar jarum pengatur pada manometer tidak menerima hentakan
tekanan gas yang tinggi secara tiba-tiba.
6. Berdirilah di samping tabung gas, jangan berada persis di atas regulator
dan katup tabung gas pada saat mengatur tekanan kerja regulator.
7. Jangan menggunakan regulator yang sudah rusak agar pengaturan gas
melalui regulator berjalan normal.
Perbedaan regulator gas asetin dan regulator gas asetilin pada
umumnya adalah sebagai berikut :
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

32

MODUL BAHAN AJAR

Regulator gas

Perbedaan
Warna dasar

oksigen
Biru, hitam dan

Regulator gas asetilin


Merah

atau abu-abu
Skala ukuran tekanan

250 kg/cm

30 kg/cm

12 kg/cm

3 kg/cm

Ulir kanan

Ulir kiri dengan tanda

isi maksimum
Skala ukuran tekanan
kerja maksimum
Baut dan mur pengikat

keratan pada bagian


tengah mur pengikat
b. Selang las
Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator
ke pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap
tekanan gas 10 kg/cm tetapi tidak kaku. Selang las umumnya
memiliki ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.
Selang las pada pengelasan las oksi-asetilin berwarna hijau, biru atau
merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas
oksigen, sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk
gas asetilin dengan pemasangan selang pada tabung gas diikat
menggunakan klem dan pada kedua ujung selang las baik yang akan
disambungkan dengan pembakar maupun yang disambungkan
dengan tabung gas melalui naple atau alat penyambung selang.
Untuk

menghindarkan

selang

las

dari

kerusakan

pada

saat

digunakan, maka selang las harus dipelihara dan diamankan dari


penggunaan yang tidak sesuai dengan prosedur. Ada hal-hal
penting yang harus diperhatikan pada saat menggunakan selang las
di antaranya adalah :
1. Penggunaan selang las hendaknya tidak mengganggu lalu lintas
dan tidak terlipat pada saat digunakan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

33

MODUL BAHAN AJAR

2. Tidak diperkenankan menggunakan kawat atau isolasi untuk


mengikat dan menutup kebocoran pada sambungan dan selang
las.
3. Gunakan alat penyambung dan pengikat selang las khusus.
4. Hindarkan selang dari kontak dengan sumber panas, percikan
bunga api, kejatuhan benda panas, benda tajam serta dari
minyak.
5. Tidak diperkenankan menekuk selang las untuk menghentikan
aliran gas pada selang.
6. Tiup terlebih dahulu selang untuk menghilangkan debu dengan
tekanan udara sebelum selang dipasangkan.
7. Periksa secara berkala kondisi selang yang digunakan dari
kebocoran, hangus atau dari sambungan yang longgar.
8. Periksa lah kebocoran selang las dengan mencelupkan selang ke
dalam air pada tekanan kerja biasa.
9. Potong

bagian

selang

yang

bocor

dan

gunakanlah

alat

penyambung selang untuk menyambungkan kembali selang yang


telah dipotong.
10. Apabila terjadi nyala balik pada saat melakukan pengelasan,
periksalah bagian dalam selang. Apabila terjadi kerusakan,
gantilah selang dengan yang baru.
11. Gulung selang dengan baik dan gantungkan pada gantungan
selang apabila selang telah selesai digunakan.
b. Pembakar
Pembakar pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi
sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta
mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke mulut pembakar
dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.
1. Pembakar las
Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem
pemcampuran gas di dalam pembakar yaitu :
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

34

MODUL BAHAN AJAR

a. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector


Pada pembakar jenis ini, tekanan kerja gas oksigen lebih
besar dibandingkan dengan tekanan gas asetilin. Gas oksigen
masuk ke dalam mulut pembakar melalui injector sehingga
kecepatan gas oksigen bertambah, yang akan menarik gas
asetilin ke dalam pipa pencampur. Campuran gas tadi akan
keluar melalui mulut pembakar dan siap dinyalakan untuk
pengelasan.
Pembakar

tekanan

rendah

biasanya

digunakan

untuk

pengelasan menggunakan generator pembangkit gas asetilin.


Pada bagian pangkal mulut pembakar tertera nomor mulut
pembakar, kapasitas mulut pembakar dan besarnya tekanan
kerja gas oksigen. Sedangkan tekanan gas asetilin tidak
tercantum karena pada penggunaan generator, tekanan gas
yang ada di dalam generator tidak tetap tergantung dari
sedikit banyaknya jumlah gas di dalam generator.
b. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer
Pembakar tekanan rata dipergunakan untuk pengelasan
dengan konsumsi gas tekanan t inggi atau tekanan sedang.
Pada penggunaan pembakar jenis ini, tekanan gas oksigen
dengan asetilin yang digunakan sama. Kedua macam gas
masuk ke dalam pencampur gas atau mixer dan bercampur
dengan sendirinya kemudian keluar ke mulut pembakar
melalui pipa pencampur gas.
Pada pembakar tekanan rata atau pembakar mixer hanya
tertera nomor mulut pembakar saja, kapasitas pembakar,
besarnya tekanan gas oksigen yang digunakan dan gas
asetilin biasanya tertera pada daftar pemakaian alat yang
menyertai tersebut.
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan gambar masing-masing
jenis

pembakar

seperti

disebutkan

di

atas

dan

alur

pencampuran gas yang terjadi di dalam kedua pembakar


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

35

MODUL BAHAN AJAR

sehingga terlihat jelas perbedaan secara prinsip pencampuran


gas yang terjadi di dalam pembakar, baik itu untuk pembakar
tekanan rendah atau pembakar ijector maupun pembakar
tekanan rata atau pembakar mixer.

Ruang pencampur

Nosel injektor

Asetilin

Gambar 8. Pembakar tekanan rendah [10]

Gambar 9. Pembakar tekanan rata [10]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

36

MODUL BAHAN AJAR

Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip),


dimana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti sesuai
dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut pembakar
diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui mulut
pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis tengah lubang
mulut pembakar.
Pemilihan ukuran mulut pembakar pada pengelasan tergantung pada
tebal bahan yang akan dilas.

Gambar 10. Mulut pembakar las [12]


2. Pembakar potong
Pembakar potong berfungsi untuk :
a. Memanaskan bahan yang akan dipotong sampai temperatur
lumer.
b. Memotong bahan yang telah lumer melalui penekanan tinggi
gas oksigen.
Bentuk pembakar potong berbeda dengan pembakar las karena
pada pembakar potong terdapat tiga katup gas yaitu :
a. Katup gas asetilin yang berfungsi untuk mengeluarkan gas
asetilin pada waktu pemanasan awal sebelum melakukan
pemotongan bahan.
b. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk
pemanasan awal.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

37

MODUL BAHAN AJAR

c. Katup gas oksigen untuk mengeluarkan gas oksigen untuk


pemotongan.
Ada beberapa bentuk pembakar potong yang sering digunakan untuk
memotong pelat tipis maupun pelat tebal. Pada gambar di bawah ini
akan ditunjukkan beberapa macam bentuk pembakar potong tangan
yang umum digunakan.

Campuran gas

Injektor

Gambar 11. Macam bentuk pembakar potong [10]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

38

MODUL BAHAN AJAR

3. Pemeliharaan pembakar
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada waktu
menggunakan pembakar yaitu :
a. Jangan

memegang

pembakar

dengan

tangan

atau

menggunakan sarung tangan yang berminyak atau bahan


mudah terbakar lainnya.
b. Bagian mulut pembakar tidak dipergunakan untuk memukul.
c. Apabila mulut pembakar tersumbat pada waktu pengelesan,
bersihkan bahan yang menyumbat lubang mulut pembakar
dengan menggunakan jarum pembersih khusus dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran lubang mulut pembakar.
d. Bersihkan

bagian

menggosokkan

bibir

bibir

mulut

pembakar

mulut

pembakar

pada

dengan

kayu

atau

menggunakan kikir pembersih khusus.


e. Apabila terjadi nyala balik, deteksi semua kemungkinan
termasuk kelonggaran yang ada pada setiap sambungan
pembakar.
f. Untuk menghindari terjadinya nyala balik, gunakan selalu anti
nyala balik yang dipasangkan pada naple pembakar.

Gambar 12. Cara membersihkan mulut pembakar


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

39

MODUL BAHAN AJAR

1. Memasang dan menggunakan peralatan las


Di bawah ini ditunjukkan gambar rangkaian peralatan utama las gas
(oksi-asetilin) lengkap pada proses pengelasan :

4
2

Keterangan gambar.
3
1. Tabung gas asetilin

2. Tabung gas oksigen


3. Regulator gas asetilin

4. Regulator gas oksigen


5. Selang las

6. Pembakar las
Gambar 13. Seperangkat alat las oksi-asetilin

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

40

MODUL BAHAN AJAR

a. Memasang regulator
Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan baut)
pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Tempatkanla h botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat
sehingga terhindar dari botol terjatuh.
3. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas yang
akan dipasang

dengan melihat ciri- ciri tabung gas dan ciri- ciri

regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.


4. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut) pengikat
dalam keadaan bersih dan baik.
5. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan
socket kuat dan tidak terjadi kebocoran.
6. Memegang regulator jangan pada bagian manometer, tetapi pada
bagian badan regulator.
Adapun langkah-langkah pemasangan regulator pada tabung gas adalah
sebagai berikut :
1. Bukalah katup botol sebentar untuk membersihkan katup tabung gas
dari debu yang akan menyumbat katup.
2. Balutkan seal tape pada bagian ulir socket yang ada pada regulator
secukupnya.
3. Masukkan leher naple regulator pada katup tabung gas dengan posisi
leher regulator lurus dengan lubang katup tabung gas.
4. Putar socket ke arah yang dapat mengencangkan socket, sesuai
dengan jenis ulir yang digunakan menggunakan kunci pas atau kunci
inggris sampai socket terkunci dengan kuat.
5. Cek socket dari kebocoran dengan mengeluarkan gas dalam tabung
dan regulator dalam keadaan tertutup menggunakan cairan sabun.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

41

MODUL BAHAN AJAR

6. Apabila ada kebocoran, maka cairan sabun akan bergelembung.


Buka kembali socket dan tambahkan balutan seal tape pada ulir
socket.
7. Ulangilah

pemasangan

dari

kegiatan

awal

sampai

regulator

terpasang dengan benar pada tabung gas.

Gambar 14. Cara memasang regulator


b. Memasang selang las
Setelah regulator terpasang pada tabung gas, kemudian pasangkanlah
selang las pada bagian naple pengeluaran gas yang ada pada regulator.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang
selang las yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih baik
dan tidak ada yang bocor.
3. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada regulator dalam
keadaan bersih dan baik.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

42

MODUL BAHAN AJAR

4. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada


naple regulator.
Langkah-langkah pemasangan selang las pada tabung gas :
1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci
pas dan alat -alat bantu lainnya.
2. Masukkan

klem

pengikat

selang

ke

dalam

selang

untuk

mempersiapkan pengikatan selang pada nepel regulator.


3. Baluri naple yang ada pada regulator dengan cairan sabun untuk
memudahkan memasukkan nepel kedalam selang.
4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara
bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal naple
regulator.
5. Masukkan pengikat selang pada pangkal naple yang sudah tertutup
selang.
6. Putar

baut

pengencang

pada

klem

pengikat

selang

yang

dilakukan

dengan

menggunakan obeng atau kunci pas.


7. Untuk mengecek apakah pemasangan

sudah

sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan


cairan sabun.
8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang
ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk
mengencangkan ikatan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

43

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 15. Cara memasang selang las


c. Memasang pembakar las
Setelah selang las terpasang pada regulator, pasangkanlah pembakar
las dengan memasukkan ujung selang las pada naple pembakar las. Ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang selang
las, yaitu :
1. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat bantu
lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
2. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam
keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.
3. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang pada
naple regulator.
Langkah-langkah pemasangan selang las pada pembakar las :
1. Siapkan peralatan pemasangan selang las berupa obeng, tang, kunci
pas dan alat -alat bantu lainnya.
2. Masukkan klem pengikat

ke dalam selang untuk mempersiapkan

pengikatan selang pada naple pembakar.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

44

MODUL BAHAN AJAR

3. Baluri naple yang ada pada pembakar dengan cairan sabun untuk
memudahkan memasukkan nepel ke dalam selang.
4. Masukkan naple ke dalam selang dengan cara memutar secara
bolak-balik sampai ujung selang berada pada pangkal nepel
regulator.
5. Masukkan pengikat selang pada pangkal nepel yang sudah tertutup
selang.
6. Putar

baut

pengencang

pada

klem

pengikat

selang

yang

dilakukan

dengan

menggunakan obeng atau kunci pas.


7. Untuk

mengecek

apakah

pemasangan

sudah

sempurna, cek bagian sambungan selang dengan menggunakan


cairan sabun.
8. Apabila sambungan selang masih bocor atau kurang sempurna yang
ditandai dengan gelembung cairan sabun, putar kembali klem untuk
mengencangkan ikatan.

Gambar 16. Cara memasang pembakar

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

45

MODUL BAHAN AJAR

d. Menggunakan peralatan las oksi-asetilin


Beberapa

langkah

yang

harus

diperhatikan

untuk

menggunakan

peralatan las gas (oksi- asetilin) setelah semua peralatan utama yang
diperlukan telah terpasang dengan aman yaitu :
1. Mengatur tekanan kerja
Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan
pekerjaan pengelasan sangat penting diperhatikan karena ketepatan
pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu
pada keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan
yang sempurna. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Sebelum membuka katup tabung gas tutup katup pengeluaran
gas pada regulator dengan memutar baut pengatur berlawanan
arah jarum jam sampai terasa longgar.
b. Berdirilah disamping tabung gas, jangan berdiri dengan posisi
kepala tepat di atas regulator dan katup tabung gas agar
terhindar dari bahaya apabila katup tabung gas terloncat keluar
akibat longgar atau regulator pecah.
c. Bukalah katup tabung gas dengan perlahan. Untuk katup tabung
gas oksigen harus dibuka sampai putaran penuh, sedangkan
untuk tabung gas asetilin dibuka dengan memutar katup -1
putaran. Jumlah tekanan isi tabung gas dapat dilihat dalam
regulator pada manometer tekanan isi.
d. Aturlah tekanan kerja dengan memutar baut pengatur regulator
searah jarum jam secara perlahan sambil memperhatikan
penunjuk

jarum

pada

manometer

tekanan

kerja

sampai

menunjukkan angka besarnya tekanan kerja yang diinginkan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

46

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 17. Mengatur tekanan kerja


2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las
Sebelum dilakukan pengaturan nyala las, terlebih dahulu akan
dijelaskan tentang jenis -jenis nyala las yang digunakan pada
pengelasan dengan las oksigen-asetilin.
Ada tiga jenis nyala las yang digunakan pada pengelasan dengan las
oksigen-asetilin yaitu :
a. Nyala netral
Jenis nyala ini digunakan untuk pengelasan baja lunak, baja
tahan karat, tembaga dan alumunium. Jumlah tekanan gas
oksigen dan asetilin yang keluar dari tabung gas melalui
pembakar las sama dengan ciri- ciri nyala las yaitu :

Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.

Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.

Nyala luar

Nyala inti

Gambar 18. Nyala netral [10]

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

47

MODUL BAHAN AJAR

b. Nyala karburasi
Nyala api karburasi adalah nyala api kelebihan gas asetilin. Jenis
nyala ini digunakan untuk pelapisan permukaan dan patri keras.
Ciri yang ditunjukkan oleh jenis nyala ini adalah :

Terdapat tiga bentuk nyala yaitu nyala inti, nyala amplop dan
nyala luar.

Bentuk nyala inti hampir sama pada jenis nyala netral tetapi
bentuknya lebih pendek.
Nyala luar

Nyala inti

Nyala amplop

Gambar 19. Nyala karburasi [10]


c. Nyala oksidasi
Nyala oksidasi adalah nyala api las kelebihan gas oksigen. Jenis
nyala ini digunakan untuk mengelas kuningan atau las patri
menggunakan kawat las kuningan atau perunggu. Ciri-ciri nyala
las oksidasi adalah :

Bentuk nyala las ada dua yaitu nyala inti dan nyala luar.

Bentuk inti nyala kecil dan runcing.

Pada saat nyala las terjadi berbunyi desis.


Nyala luar

Nyala inti

Gambar 20. Nyala oksidasi [10]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

48

MODUL BAHAN AJAR

Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai dengan
jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan, dilakukan
pengaturan pembakar untuk penyalaan dan mematikan api las dengan
mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Bukalah
asetilin

katup

pengeluaran

pada

pembakar

gas
yang

berwarna merah secara perlahan,


kemudian goreskan korek api las
pada ujung mulut pembakar sampai
terbentuk nyala api.
b. Aturlah nyala api asetilin sampai
ujung nyala bergoyang dan tidak
timbul gejela pada ujung nyala,
dengan

memperbesar

atau

memperkecil katup pengeluaran gas


asetilin pada pembakar.
c. Pakailah kacamata las yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
d. Bukalah katup gas oksigen pada
pembakar las yang berwarna biru
secara
perlahan

sehingga warna nyala las

berubah dari warna kuning sampai


berwarna biru.
e. Perbesar pengeluaran gas oksigen
dengan memutar katup pengeluaran
gas

oksigen

sampai

nyala

ekor

menghilang yang merupakan tanda


nyala netral.
f. Apabila

katup

pengeluaran

gas

oksigen diputar seterusnya, inti nyala


akan

berubah

memendek

dan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

49

MODUL BAHAN AJAR

berbentuk

runcing

serta

berbunyi

desis, maka nyala yang didapatkan


adalah

nyala

oksidasi

(nyala

kelebihan oksigen).
g. Setelah

terbentuk

nyala

netral,

pengeluaran gas asetilin diperbesar.


Hal ini menyebabkan nyala ekor akan
bertambah membesar dan didapat
adalah

nyala

karburasi

(nyala

kelebihan gas asetilin).


Gambar 21. Mengatur nyala las
3. Mematikan nyala las dan menutup tabung gas
a. Mematikan nyala las
1. Tutup katup pengeluaran gas asetilin pada pembakar las, maka
nyala las akan mati dengan sendirinya.
2. Tutuplah katup gas oksigen pada pembakar las sesegera
mungkin setelah nyala las mati.
3. Setelah selesai digunakan, pembakar las sebaiknya disimpan
pada tempat yang aman agar tidak terjatuh atau terganggu
yang dapat mengakibatkan katup gas pada pembakar terbuka.

Gambar 22. Mematikan nyala las


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

50

MODUL BAHAN AJAR

b. Menutup tabung gas


1. Tutuplah katup pada tabung gas, baik yang terdapat pada tabung
gas asetilin maupun pada tabung gas oksigen sampai katup betulbetul tertutup rapat. Jarum penunjuk tekanan isi silinder pada
manometer tekanan isi akan turun sampai ke skala nol.
2. Bukalah katup pengeluaran gas oksigen maupun asetilin pada
pembakar las untuk membuang sisa gas yang ada pada selang las
sampai

jarum

penunjuk

tekanan

kerja

pada

manomete r

menunjukkan skala nol.


3. Gulungkan selang las dengan baik serta gantungkan dengan
aman.
c. Rangkuman materi Pemelajaran
Untuk melakukan penyambungan logam dengan proses las oksi- asetilin
yang menggunakan pencampuran gas oksigen sebagai gas pembakar dan
gas asetilin sebagai bahan bakar menggunakan alat-alat khusus, perlu
dipahami jenis, fungsi dan kegunaannya serta cara penanganan dari alatalat tersebut. Untuk itu ada beberapa alat utama las oksigen asetilin yang
digunakan :
1. Tabung gas oksigen
Tabung gas digunakan untuk menyimpan gas oksigen yang berbentuk
tinggi langsing dan berwarna biru terbuat dari baja dengan volume gas
oksigen pada tekanan 150 kg/cm adalah 6000 liter. Pada bagian atas
botol gas terdapat katup.
2. Tabung gas asetilin
Gas asetilin untuk proses pengelasan las gas disimpan dalam botol
(silinder gas) yang berbentuk pendek gemuk dan berwarna merah
terbuat dari baja dengan volume gas oksigen pada tekanan 15 kg/cm
adalah 6000 liter. Bagian dalam botol gas asetilin dilapisi dengan bahan
berpori yang terbuat dari asbes atau sutera tiruan yang berfungsi untuk
menyimpan cairan aseton. Cairan aseton yaitu cairan kimia dimana gas

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

51

MODUL BAHAN AJAR

asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan
di dalamnya.
Cara aman menggunaan tabung gas asetilin adalah sebagai berikut :
1. Letakkan tabung berdiri tegak.
2. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
3. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas
4. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan benturan.
5. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
6. Jangan mencabut tanda-tanda khusus yang terdapat pada tabung
gas.
Perbedaan antara tabung gas oksigen dan tabung gas asetilin adalah
sebagai berikut :
Perbedaan
Bentuk
Tekanan isi

Tabung gas oksigen Tabung gas asetilin


Tinggi lansing

Pendek gemuk

150 kg/cm

15 kg/cm

Roda tangan

Kunci sok

Ulir kanan

Ulir kiri

maksimum
Katup/pembuka
katup
Baut dan mur
pengikat
3. Generator pembangkit gas asetilin
Generator atau disebut juga pembangkit gas asetilin digunakan untuk
mendapatkan gas asetilin (C 2 H2) dengan cara mencampurkan air dengan
kalsium karbida atau karbit (CaC2).
Menurut besarnya kapasitas tekanannya generator pembangkit gas
asetilin dibedakan atas tiga jenis yaitu :
a. Generator tekanan rendah, dengan tekanan sampai 0,03 bar.
b. Generator tekanan sedang atau menengah, dengan tekanan dari
0,03 0,2 bar.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

52

MODUL BAHAN AJAR

c. Generator tekanan tinggi, dengan tekanan dari 0,2 1,1 bar.


Sedangkan menurut prinsip pencampuran di dalamnya, generator
dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Generator asetilin sistim tetes
Prinsip pencampuran a ir dan karbit di dalam generator ini adalah,
karbit disimpan pada laci karbit dan ditetesi air, sehingga karbit
bereaksi dengan air dan menghasilkan gas asetilin yang keluar
melalui pipa pengeluaran ke ruang gas asetilin. Selanjutnya gas
asetilin dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan
pembakar las.
b. Generator asetilin sistim lempar (celup)
Prinsip pencampuran air dan karbit di dalam generator ini adalah,
karbit disimpan di ruang karbit kemudian melalui pengaturan
katup, karbit dikeluarkan dan dijatuhkan ke dalam ruang air
sehingga karbit bereaksi dengan air yang akan menghasilkan gas
asetilin dan berkumpul di ruang gas. Selanjutnya gas asetilin
dapat dikeluarkan melalui kunci air menuju ke selang dan
pembakar las.

4. Regulator las
Regulator pada pengelasan berfungsi sebagai alat penurun dan
pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai
dengan yang dikehendaki. Pada regulator las terdapat dua alat
pengukur tekanan atau manometer yaitu :
a. Manometer tekanan isi yang befungsi untuk mengetahui jumlah
tekanan isi yang terdapat dalam silinder.
b. Manometer

tekanan

kerja

yang

berfungsi

untuk

mengetahui

besarnya tekanan kerja yang kita keluarkan untuk pengelasan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

53

MODUL BAHAN AJAR

Menurut jenisnya, regulator las dibedakan atas dua jenis yaitu :


a. Regulator satu tingkat, di mana tekanan isi dalam tabung gas
diturunkan sekaligus menjadi tekanan kerja pengelasan.
b. Regulator dua tingkat, di mana untuk mendapatkan tekanan kerja
yang dikehendaki, tekanan isi gas di dalam tabung diturunkan secara
bertingkat.

Perbedaan
Warna dasar

Regulator gas

Regulator gas

oksigen

asetilin

Biru, hitam dan atau

Merah

abu-abu
Skala ukuran tekanan

250 kg/cm

30 kg/cm

12 kg/cm

3 kg/cm

Ulir kanan

Ulir kiri dengan

isi maksimum
Skala ukuran tekanan
kerja maksimum
Baut dan mur
pengikat

tanda keratan
pada bagian
tengah mur
pengikat

5. Selang las
Selang las berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke
pembakar las. Selang las harus memiliki kekuatan terhadap tekanan gas
10 kg/cm, tetapi tidak kaku. Pada umumnya selang gas memiliki
ukuran standar garis tengah 5 mm, 6 mm atau 7,5 mm.
Selang las pada pengelasan las oksi- asetilin berwarna hijau, biru atau
merah. Selang berwarna biru atau hijau digunakan untuk selang gas
oksigen sedangkan selang yang berwarna merah digunakan untuk gas
asetilin. Pemasangan selang pada tabung gas diikat menggunakan klem
dan pada kedua ujung selang las baik yang akan disambungkan dengan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

54

MODUL BAHAN AJAR

pembakar maupun yang disambungkan dengan tabung gas melalui


naple atau alat penyambung selang.
6. Pembakar
Pembakar

pada pengelasan las oksi-asetilin (las karbit) berfungsi

sebagai alat untuk mencampur gas asetilin dan gas oksigen serta
mengatur pengeluaran gas campuran tersebut ke melalui mulut
pembakar dan dapat digunakan untuk proses pengelasan.
a. Pembakar las
Pembakar mempunyai dua jenis yang dibedakan pada sistem
pencampuran gas di dalam pembakar yaitu :
1. Pembakar las tekanan rendah atau pembakar injector.
2. Pembakar tekanan rata atau pembakar mixer.
Pada bagian ujung pembakar las terdapat mulut pembakar (tip)
di mana dalam penggunaannya mulut pembakar dapat diganti
sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Besarnya ukuran mulut
pembakar diukur berdasarkan banyaknya gas yang keluar melalui
mulut pembakar tiap jam atau berdasarkan besarnya garis
tengah

lubang

mulut

pembakar. Pemilihan

ukuran

mulut

pembakar pada pengelasan tergantung pada tebal bahan yang


akan di las.
b. Pembakar potong
Pembakar potong berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan
dipotong sampai temperatur lumer dan memotong bahan yang telah
lumer melalui penekanan tinggi gas oksigen.
Sebelum melakukan pengelasan dilakukan pemasangan dan pengesetan
peralatan las. Untuk memperlancar serta memberikan rasa aman pada
pelaksanaan pengelasan diperlukan pemasangan dan pengeseten
peralatan las yang benar, seperti :

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

55

MODUL BAHAN AJAR

1. Memasang regulator
Regulator las dipasang pada tabung gas melalui socket (mur dan
baut) pengikat pada katup tabung gas. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum memasang regulator pada tabung gas, yaitu :
a. Periksalah terlebih da hulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Tempatkanlah botol gas berdiri tegak dan terikat dengan kuat
sehingga terhindar dari botol terjatuh.
c. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas
yang akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan ciriciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.
d. Periksalah terlebih dahulu apakah socket (mur dan baut)
pengikat dalam keadaan bersih dan baik.
e. Gunakan seal tape pada ulir socket untuk memungkinkan ikatan
socket kuat dan tidak terjadi kebocoran.
f. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi pada
bagian badan regulator.
2. Memasang selang las
Setelah regulator terpasang pada tabung gas, pasangkanlah selang
las pada bagian nepel pengeluaran gas yang ada pada regulator. Ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasang
selang las yaitu :
a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Pastikan selang las yang akan dipasang dalam keadaan masih
baik dan tidak ada yang bocor.
c. Periksalah terlebih dahulu apakah naple l pada regulator dalam
keadaan bersih dan baik.
d. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang
pada naple regulator.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

56

MODUL BAHAN AJAR

3. Memasang pembakar las


Setelah selang las terpasang pada regulator, kemudian pasangkanlah
pembakar las dengan memasukkan ujung selang las pada naple
pembakar las. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
dalam memasang selang las, yaitu :
a. Periksalah terlebih dahulu apakah peralatan, tangan dan alat
bantu lainnya sudah bersih dari minyak dan kotoran.
b. Periksalah terlebih dahulu apakah naple pada pembakar dalam
keadaan bersih dan terpasang pada pembakar dengan baik.
c. Gunakan cairan sabun untuk memudahkan memasukkan selang
pada naple regulator.
Setelah semua peralatan pengelasan dipasang dan diset dengan benar
dan

aman,

selanjutnya

mengoperasikan

berbagai

dapat
macam

dilakukan
peralatan

pengelasan
pengelasan

dengan
seperti

diuraikan di atas.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk melayani peralatan las
gas (oksi-asetilin) setelah semua peralatan utama yang diperlukan telah
terpasang dengan aman yaitu :
1. Mengatur tekanan kerja
Langkah-langkah pengaturan tekanan kerja sebelum melakukan
pekerjaan pengelasan sangat pe nting diperhatikan karena ketepatan
pengaturan pengeluaran gas merupakan salah satu faktor penentu
pada keberhasilan proses pengelasan serta ketercapaian hasil lasan
yang sempurna.
2. Mengatur, menyalakan dan mematikan api las
Setelah mengatur besarnya tekanan kerja pada regulator las sesuai
dengan jenis pembakar dan nomor mulut pembakar yang digunakan,
maka dilakukan penyalaan las. Pengaturan nyala las dengan
menggunakan berbagai jenis nyala las yaitu :
a. nyala las netral.
b. nyala las karburasi.
c. nyala las oksidasi.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

57

MODUL BAHAN AJAR

Setelah peralatan digunakan, langkah yang harus dilakukan adalah


mematikan dan menyimpan kembali peralatan las yang telah digunakan
dengan aman.
d. Tugas Pemelajaran
Pada

penilaian

Kinerja

yang

akan

dilakukan,

peserta

diklat

dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan


tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu
disarankan kepada peserta diklat selalu berkonsultasi dengan
guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi
terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria
standar, yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap
kompeten adalah :
1. Peralatan utama las oksi-asetilin diketahui sesuai dengan bentuk
dan fungsinya.
2. Prosedur dan teknik pengesetan peralatan utama las oksi-asetilin
dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar yang
sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.
3. Peralatan

utama

las

digunakan

sesuai

dengan

prosedur

operasional peggunaan alat utama las oksi-asetilin.


Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah in i :
1. Identifikasi semua peralatan utama pengelasan baik jenis, bentuk
maupun fungsi serta kegunaannya.
2. Pahami prosedur pengesetan peralatan las sesuai dengan
prosedur operasional standar.
3. Lakukan

pengesetan

peralatan

las

sesuai

dengan

urutan

pengesetan masing-masing peralatan utama las.


4. Lakukan penyalaan las untuk berlatih mengoperasikan perlatan
las dengan berbagai bentuk nyala las.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

58

MODUL BAHAN AJAR

e. Tes formatif
1. Sebukan macam jenis peralatan utama las yang digunakan pada
pengelasan oksi-asetilin !
2. Sebutkan perbedaan antara tabung gas oksigen dan asetilin !
3. Sebutkan cara pengamanan tabung gas pada waktu melakukan
pengelasan !
4. Sebutkan fungsi generator dalam pengelasan !
5. Sebutkan macam generator las baik menurut besarnya kapasitas
generator maupun sistem pencampuran karbit di dalam generator
!
6. Sebutkan fungsi regulator las !
7. Sebutkan bagian utama regulator las yang menunjukkan fungsi
regulator las !
8. Sebutkan langkah pengamanan regulator pada waktu digunakan
pada proses pengelasan !
9. Sebutkan perbedaan antara regulator tabung gas oksigen dan
asetilin !
10. Sebutkan jenis pembakar las !
11. Bagaimanakah cara memelihara mulut pembakar agar pada
penggunaannya lubang pembakar tidak tersumbat ?
12. Bagaimanakah cara mengecek socket regulator yang telah
terpasang dalam keadaan tidak bocor ?
13. Bagaimanakah posisi berdiri pada saat membuka katup botol gas
?
14. Bagaimanakah cara memutar katup botol gas agar aman dalam
pelaksanaan pengelasan ?
15. Sebutkan macam jenis nyala las !
16. Sebutkan ciri- ciri yang dapat dilihat pada jenis nyala las netral !
17. Sebutkan urutan penyalaan api las !
18. Sebutkan urutan mematikan nyala las setelah proses pengelasan
dilaksanakan !

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

59

MODUL BAHAN AJAR

f. Kunci jawaban
1. a. Tabung gas
b. Regulator

c. Selang las
d. Pembakar las

2. Perbedaan tabung gas oksigen dan asetilin


Perbedaan
Bentuk

Tabung gas
oksigen
Tinggi lansing

Tekanan isi

Tabung gas asetilin


Pendek gemuk

150 kg/cm

15 kg/cm

Roda tangan

Kunci shock

Ulir kanan

Ulir kiri

maksimum
Katup/pembuka
katup
Baut dan mur
pengikat

3. a. Letakkan tabung berdiri tegak.


b. Setiap pemakaian gas harus melalui regulator.
c. Tidak boleh diletakkan pada tempat panas.
d. Jauhkan dari sumber api, bahan mudah terbakar dan
benturan.
e. Tidak diperkenankan untuk menggoreskan elektroda.
f. Jangan mencabut tanda -tanda khusus yang terdapat pada
tabung gas.
4. Membangkitkan gas asetilin melalui pencampuran karbit dan air
di dalam generator.
5. a. Menurut kapasitas tekanan :

generator tekanan rendah

generator tekanan sedang

generator tekanan tinggi

genetaror sistem tetes

b. Menurut prinsip pencampuran gas :

genetaror s istem tetes

generator sistem lempar (celup)

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

60

MODUL BAHAN AJAR

6. a. Mengetahui tekanan isi tabung gas


b. Megatur tekanan kerja yang konstan
7. a. Manometer tekanan isi
b. Manometer tekanan kerja
8. a. Tempatkanlah botol gas dengan posisi berdiri tegak dan terikat
dengan kuat sehingga terhindar dari botol terjatuh.
b. Pastikan regulator yang kita pasang sesuai dengan tabung gas
yang akan di pasang dengan melihat ciri-ciri tabung gas dan
ciri-ciri regulator yaitu warna dan socket yang digunakan.
c. Memegang regulator jangan pada bagian manometer tetapi
pada bagian badan regulator.
9.
Perbedaan
Warna dasar

Regulator gas

Regulator gas

oksigen

asetilin

Biru, hitam dan atau

Merah

abu-abu
Skala ukuran

250 kg/cm

30 kg/cm

12 kg/cm

3 kg/cm

Ulir kanan

Ulir kiri dengan

tekanan isi
maksimum
Skala ukuran
tekanan kerja
maksimum
Baut dan mur
pengikat

tanda keratan
pada bagian
tengah mur
pengikat

10. a. Pembakar tekanan rendah (injector).


b. Pembakar tekanan rata (mixer).
11. a. Pada bagian ujung pembakar digosok dengan kayu atau kikir
khusus.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

61

MODUL BAHAN AJAR

b. Menggunakan jarum pembersih untuk lubang pembakar.


12. Dengan mengoleskan cairan sabun pada bagian sambungan.
13. Berdiri di samping tabung gas.
14. Memutar dengan hanya satu pertiga putaran.
15. a. Nyala netral.
b. Nyala karburasi.
c. Nyala oksidasi.
16. a. Terdapat dua bentuk nyala yaitu nyala inti dan nyala luar.
b. Bentuk nyala inti panjang dan tumpul.
17. a. Buka katup pengeluaran asetilin pada pembakar.
b. Nyalakan dengan menggunakan korek api las.
c. Atur nyala asetilin sampai hilang gejala dan bergoyang pada
bagian ujung.
d. Atur pengeluaran gas oksigen sampai membentuk nyala
tertentu.
18. a. Tutup katup gas asetilin pada pembakar las.
b. Tutup katup gas oksigen.
c. Tutup katup gas yang ada pada tabung gas asetilin maupun
oksigen.
g. Lembar kerja
1. Nama pekerjaan :
Latihan Penyalaan Las
2. Tujuan :
Setelah berlatih pada pekerjaan ini peserta diklat diharapkan
mampu :
a. Menggunakan peralatan las dengan benar.
b. Mengatur tekanan kerja dengan benar.
c. Melakukan penyalaan las.
d. Mengatur berbagai bentuk nyala las.
e. Mematikan nyala las.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

62

MODUL BAHAN AJAR

3. Alat praktik :
a. Seperangkat peralatan las oksigen-asetilin.
b. Alat bantu pengelasan.
c. Seperangkat alat keselamatan kerja.
4. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan selalu alat kesalamatan kerja.
b. Periksalah setiap kebocoran gas yang mungkin terjadi.
c. Pergunakan alat-alat sesuai dengan prosedur operasional
standar alat bersangkutan.
d. Bekerjalah dengan hati-hati dan selalu berkonsultasi dengan
guru/ pembimbing.
5. Langkah kerja :
a. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja yang
digunakan.
b. Buka botol gas asetilin dan oksigen.
c. Atur tekanan kerja gas sesuai dengan jenis dan nomor ukuran
mulut pembakar yang digunakan.
d. Lakukan penyalaan las untuk nyala las netral, karburasi dan
oksidasi.
e. Lakukan langkah mematikan nyala las.
f. Lakukan

berulang

kali

sampai

beberapa

kali

untuk

mendapatkan pemahaman dan keterampilan menyalakan dan


mematikan nyala las.
g. Tutup tabung gas setelah menyelesaikan latihan penyalaan
las.
h. Buang sisa gas di dalam selang dengan membuka keran gas
pada pembakar las.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

63

MODUL BAHAN AJAR

6. Gambar kerja

7. Instrumen penilaian
No Aspek yang dinilai
1.

Pemakaian alat

Kriteria

keselamatan kerja.

Check list
Benar Salah

Baju las, kaca


mata las, sarung
tangan las.

Alat bantu yang

dipersiapkan.
3

Pembukaan katup

korek api las.

tabung gas.
4

Pengaturan tekanan
kerja.

Jarum pembersih,
1/3 putaran katup
tabung gas.

tekanan gas
sama antara 0.5-

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

64

MODUL BAHAN AJAR

0,7 kg/cm untuk


Penggunaan
pembakar mikser.

tekanan gas
oksigen 1,5 2,5
Kg/cm dan
asetilin 03 0,5
kg/cm untuk
penggunaan
pembakar injector.

Penyalaan awal

keran gas asetilin,

melalui pembukaan

penyalaan,

keran gas pada

pengaturan nyala

pembakar untuk

las.

penyalaan.
6

Penyalaan las.

nyala las netral,


karburasi,
oksidasi.

Mematikan nyala las.

Keran gas setilin,


keran gas oksigen.

Penutupan tabung

gas.

Langkah
penutupan.

Membuang sisa
gas.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

65

MODUL BAHAN AJAR

2. KEGIATAN BELAJAR 2
ALAT BANTU LAS DAN PERALATAN KESELAMATAN KERJA
a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

Mengetahui macam -macam peralatan las.

Memilih nomor dan jenis pembakaran sesuai dengan bahan yang


digunakan.

Mengetahui alat -alat bantu las yang digunakan pada pengelasan.

b. Uraian materi Pemelajaran


1. Macam pembakar
Sebelum melakukan pengelasan, perlu diketahui jenis dan macam
pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat
sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.
Secara umum pada pengelasan oksi-asetilin, pembakar las
berfungsi :
a. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.
b. Mengatur pengeluaran gas melalui keran pengeluaran pada
pembakar las.
c. Menyalakan api las.
Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam
pembakar dibedakan atas dua jenis, yaitu :
a. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor)
b. Pembakar tekanan rata (pembakar mixer)
Perbedaan kedua penggunaan pembakar di atas adalah :
Pembakar tekanan rendah

Pembakar tekanan rata

Digunakan untuk pengelasan

Digunakan

dengan konsumsi gas asetilin

dengan konsumsi gas asetilin dari

dari generator

tabung gas

Tertera
pembakar,

nomor

mulut

kapasitas

dan

Hanya

untuk

tertera

pengelasan

nomor

mulut

pembakar

tekanan kerja gas oksigen


Tabel 6. Perbedaan pembakar las
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

66

MODUL BAHAN AJAR

Adapun penjelasan tentang macam dan bentuk pembakar serta ciriciri dari kedua pembakar secara lengkap telah dijelaskan pada
kegiatan belajar 1 sebelumnya.
Pada umumnya setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan
beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu
dapat

diganti

sesuai

dengan

kondisi

pengelasan

yang

akan

dilakukan.
Pemilihan

mulut

pembakar

pada

pelaksanaan

pengelasan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :


1) Tebal bahan yang akan dilas.
2) Jenis bahan yang akan dilas.
3) Proses las yang akan dilakukan.
Pemilihan nomor mulut pembakar yang digunakan pada proses
pengelasan yang akan dilakukan selanjutnya mempengaruhi jumlah
konsumsi gas yang harus dikeluarkan dari tabung gas serta dapat
dibaca batasan ukurannya pada manometer tekanan kerja pada
regulator las.
Di bawah ini ditunjukan hubungan antara besarnya nomor mulut
pembakar yang dipilih untuk pengelasan dan tebal bahan yang dilas.
Pembakar Injector

Pembakar Mixer

Ukuran

Tebal bahan

Ukuran

Tebal bahan

Pembakar

(mm)

Pembakar

( mm)

0,5 1

0,5 2,0

12

10

2 4

24

12

4 6

46

15

6 9

69

10

9 5

14 20

20 30
Tabel 7. Pemilihan mulut pembakar

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

67

MODUL BAHAN AJAR

2. ALAT-ALAT BANTU LAS


Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan maka pada
proses

pengelasan

dengan

menggunakan

las

oksigen-asetilin

digunakan alat -alat Bantu. Alat-alat bantu tersebut diantaranya


adalah :
a. Jarum pembersih
Selama proses pengelasan, ada
kalanya saluran gas pada mulut
pembakar tersumbat. Untuk itu
diperlukan
Dengan

alat

pembersih.

menggunakan

jarum

pembersih diharapkan lubang


pada

mulut

bertambah

pembakar
lebar.

tidak
Mulut

pembakar yang bersih akan


menghasilkan pekerjaan yang
baik.
Gambar 23. Jarum pembersih
b. Korek api las
1. Fungsi korek api las
Ada berbagai macam bentuk korek api las yang digunakan,
tetapi secara umum fungsi korek api las adalah untuk
menyalakan campuran oksigen dan asetilin yang keluar dari
mulut pembakar. Hal ini dapat dilakukan dengan satu tangan
saja.
2. Prinsip kerja
Menggoreskan batu korek api pada permukaan yang keras
dan kasar, sehingga didapatkan bunga api yang dapat
digunakan untuk membakar campuran gas yang keluar dari

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

68

MODUL BAHAN AJAR

mulut pembakar. Bila batu korek habis, bisa diganti dengan


batu korek api yang baru.
Bentuk korek api las ada bermacam -macam. Sebagai contoh
selain bentuk korek yang biasa dipakai di bengkel, juga
bentuk korek api seperti gambar di bawah ini.

Gambar 24. Korek api las


c. Penjepit
Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat untuk menjepit
benda pekerjaan yang panas akibat pengelasan. Oleh karena
bentuk benda yang dilas bermacam-macam, misal bentuk datar
dan bulat, maka hal ini memerlukan bentuk mulut penjepit yang
berbeda.

Gambar 25. Tang penjempit [ 12]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

69

MODUL BAHAN AJAR

Bentuk mulut penjepit ada 3 macam yaitu:


1. Mulut bulat yang berfungsi untuk menjepit benda -benda yang
bulat.
2. Mulut datar untuk menjepit benda-benda yang berbentuk
datar.
3. Mulut serigala untuk benda datar maupun bentuk lainnya,
kerena daya cekamnya lebih kuat dibandingkan dengan
penjepit di atas.
d. Sikat baja
Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi
degan

kawat

baja

karbon.

Fungsinya

adalah

untuk

membersihkan kotoran yang ada pada permukaan benda kerja.


Kotoran yang berada di permukaan benda kerja adalah karat,
lapisan oksida dan kerak yang dihasilkan dari pengelasan.

Gambar 26. Sikat baja [3]

3. Alat Keselamatan Kerja


a. Kacamata las
Di

dalam

proses

pengelasan

terdapat

sinar

yang

membahayakan terhadap anggota badan terutama pada bagian


mata dan kulit.
1. Jenis -jenis sinar pada pengelasan
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

70

MODUL BAHAN AJAR

a. Sinar ultraviolet
Adalah pancaran yang mudah teresap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang
ada pada tubuh. Bila sinar ultraviolet terserap oleh lensa
dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka pada
mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di
dalamnya. Dalam

waktu

antara

sampai

12

jam

kemudian, mata akan sakit selama 6 sampai 24 jam dan


rasa sakitnya akan hilang setelah 24 jam.
b. Sinar cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata diteruskan
oleh lensa dan kornea ke retina mata. Bila cahaya ini
terlalu kuat, maka mata akan segera menjadi lelah dan
kalau terlalu lama mungkin akan terjadi sakit. Rasa lelah
ini sifatnya hanya sementara.
c. Sinar infra merah
Adanya sinar ini tidak segera terasa oleh mata, oleh
karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui,
tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah
terhadap mata sama dengan pengaruh panas yaitu
mengakibatkan

pembengkakan

pada

kelopak

mata,

terjadinya penyakit kornea, dan terjadi kerabunan.


2. Fungsi kacamata las
a. Untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, infra merah
dan cahaya tampak yang dipancarkan oleh nyala.
b. Untuk melindungi mata dari percikan api.
3. Bagian-bagian kacamata las
a. Rumah kaca, tempat untuk menyimpan kaca.
b. Kaca las, terdiri dari dua macam yaitu :

Kaca penyaring yang berwarna hijau dan cokelat.

Kaca bening sebagai pelindung kaca penyaring.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

71

MODUL BAHAN AJAR

4. Syarat-syarat kaca penyaring


a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap
cahaya tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

Gambar 27. Kacamata las [12]


Untuk mengelas dan memotong dengan las oksi-asetilin
biasanya menggunakan nomor kaca penyaring dengan daya
saring No. 4 sampai dengan 6. Tebal kaca penyaring 1,5 dan 2,5
mm, sedangkan garis tengah kaca penyaring adalah 50 mm.
b. Baju las (apron)
Fungsi

apron

menghindari

ialah

untuk

terbakarnya

pakaian kerja karena percikan


cairan logam, goresan bendabenda panas dan cahaya yang
Bajulas/apron

timbul dari lasan. Bahan apron


harus terbuat dari kulit campur
asbes. Bahan ini paling baik
untuk

alat

pelindung

akibat

panas, karena mempunyai daya


serap panas yang lambat.
Gambar 28. Baju las (apron) [3]

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

72

MODUL BAHAN AJAR

c. Topi Las
Topi las perlu digunakan, hal ini
untuk menghindari :
1. Tumbukan

langsung

benda

keras dengan kepala.


2. Percikan api akibat ledakan
kecil dari cairan las.
3. Kejatuhan

langsung

benda

keras terhadap kepala.


Gambar 29. Topi las [12]
Syarat-syarat pelindung kepala
1. Nyaman dipakai.
2. Terbuat dari Fiber Glass.
3. Kuat dan tahan dari benturan, panas, dan goresan benda
tajam.
4. Daya hantar panasnya kecil.
d. Sepatu las
Bengkel las bukan hanya tempat mengerjakan las, melainkan
juga alat seperti pemotong dan alat mekanik lainnya. Dengan
demikian bukan hanya benda -benda panas saja yang terdapat di
bengkel las, akan tetapi juga banyak benda tajam yang kecil atau
serpihan-serpihan terak yang berbahaya bila terinjak oleh kaki.
Oleh karena itu perlu alat khusus untuk melindungi kaki yaitu
sepatu las. Sepatu las harus terbuat dari bahan yang baik
kualitasnya dan alasnya harus terbuat dari karet pejal yang kuat.

Gambar 30. Sepatu las [12]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

73

MODUL BAHAN AJAR

e. Sarung tangan las


Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan.
Bahan sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu
meredam panas pada proses pengelasan akibat cipratan cairan
las dan terkelupasnya terak yang ada pada bagian luar logam.
Sarung tangan harus terbebas dari oli atau bahan pelumas
karena dapat terjadi persenyawaan dengan oksigen pada tekanan
rendah sehingga menimbulkan ledakan keras. Bahan sarung
tangan terbuat dari kulit yang dicampur asbes atau bahan anti
panas.

Gambar 31. Sarung tangan [5]


f. Pakaian kerja
Berada dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian
kerja. Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau
bahan campuran sejenisnya.
Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila bersentuhan
dengan panas, sedangkan kalau polyester atau sejenisnya akan
cepat bereaksi dan mudah menempel pada kulit badan.
Syarat-syarat pakaian kerja :
a. Jangan terlalu sempit sehingga akan mengurangi gerak
anggota tubuh.
b. Jangan banyak bagian yang terbuka.
c. Kantung harus tertutup.
d. Bagian kancing harus cukup kuat.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

74

MODUL BAHAN AJAR

e. Bahan kain harus mempunyai daya serap panas yang baik,


sehingga tidak menimbulkan kegerahan pada pemakai.
Selama pakaian kerja dipakai untuk bekerja, jangan sekali-kali
mengantongi :
a. Benda-benda yang mudah terbakar seperti kertas, korek api,
zat kimia dan bahan yang mudah terbakar lainnya.
b. Benda-benda tajam.
g. Keselamatan kerja waktu mengelas
Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan
waktu bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang
operator las.
Apalagi pada pekerjaan-pekerjaan las, kemungkinan timbul
bahaya

sangat

besar

bila

tidak

berhati- hati

serta

tidak

mengindahkan peraturan tentang keselamatan kerja.


Kecelakaan yang terjadi di bengkel las, biasanya

karena

kecerobohan, maka dari itu ingatlah kegunaan masing-masing


alat dan cara pemeliharaannya.
Kesalahan menggunakan peralatan dan berbuat ceroboh akan
menimbulkan kerusakan dan bahaya baik bagi peralatannya
maupun bagi operator las itu sendiri.
1. Pencegahan bahaya waktu bekerja
a. Pakailah kacamata las untuk melindungi mata dari sinar
tajam, percikan bunga api agar dapat melihat benda kerja
dengan baik.
b. Kancingkan leher baju, saku dan lipatan baju agar tidak
kemasukan bunga api.
c. Pakailah baju las atau apron, sarung tangan, topi dan
perlengkapan pelindung lain.
d. Pakailah tabir penghalang untuk menghalangi sinar tajam
dan percikan bunga api, supaya tidak mengganggu orang
lain.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

75

MODUL BAHAN AJAR

e. Letakkan benda kerja pada posisi yang aman agar tidak


mudah jatuh pada waktu dikerjakan.
f. Pergunakan korek api las untuk menyalakan pembakar.
g. Hati-hati ketika menyalakan pembakar, jangan tertuju
kepada orang atau benda yang mudah terbakar.
h. Matikan pembakar dan letakkan dengan baik bila tidak
dipakai.
i.

Janganlah menggantungkan pembakar yang menyala pada


silinder.

j. Tutuplah katup tabung gas oksigen dan asetilin, buanglah


gasnya

hingga

manometer

menunjukan

nol

bila

pengelasan telah selesai atau pada waktu istirahat.


2. Mengangkat tabung gas
a. Tabung gas
bobot yang

terbuat dari baja, karena itu mempunyai


cukup

berat,

berhati-hatilah

bila

akan

mengangkatnya.
b. Pergunakanlah kereta dorong

untuk

mengangkut

tabung gas, agar terasa lebih ringan dan aman.


c. Ikatlah tabung gas dengan kokoh waktu mengangkutnya
dengan kereta dorong.
d. Gerobak dorong tanpa sandaran dan pengikat, tidak tepat
dipakai untuk mengangkut silinder.
e. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta, bukalah
dahulu regulatornya dari silinder.
3. Pencegahan bahaya api
Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan
bunga api yang te rjadi waktu mengelas atau memotong dan
berloncatan jatuh serta menyimpan panas beberapa saat,
dapat menyebabkan kebakaran.
Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius

meter,

sebelum

memulai

pekerjaan

mengelas.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

76

MODUL BAHAN AJAR

Tempatkanlah alat pemadam kebakaran di dalam bengkel


pada tempat yang mudah dicapai.
Bila terpaksa harus mengelas atau memotong diatas lantai
papan, lindungilah papan dengan asbes atau pelat logam.
Tampunglah sisa-sisa pembakarannya dengan bak logam
yang berpasir.
4. Nyala balik dan nyala letup.
a. Nyala balik
Nyala balik adalah nyala api kembali ke dalam pembakar
atau pembakaran gas terjadi di dalam pembakar.
Nyala balik akan terjadi bila gas oksigen dan asetilin
berada dalam satu tempat atau satu saluran dimana
keduanya dapat bercampur, menjadi peka terhadap api
dan mudah meledak yang terjadi dengan serentak dan
tiba-tiba.
Nyala balik dapat terjadi di dalam pembakar, selang las,
regulator bahkan mungkin sampai silinder.
Agar nyala balik yang terjadi tidak mencapai selang las
maka antara selang dan pembakar haruslah dipasangi
katup anti nyala balik.
Sebab-sebab terjadi nyala balik :

Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut


pembakar yang digunakan.

Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau


lepas sama sekali.

Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas


terganggu.

Pembakar las kotor atau berminyak.

b. Nyala letup
Nyala letup dapat terjadi pada saat mengelas. Letupan
yang terjadi sangat mengganggu jalannya pengelasan.
Gejala letupan ini biasanya disebabkan oleh :
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

77

MODUL BAHAN AJAR

2. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut


pembakar yang dipergunakan.
3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama
dipakai.
4. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat
pada kawah las.
5. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara
di dalam lubang mulut.
2. Kawat Las Dan Fluksi
a. Kawat las
Kawat las pada pengelasan dengan las oksi- asetilin digunakan
sebagai bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil
yang berfungsi untuk menambah kekuatan sambungan las yang
dibuat.
Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan
karat, kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900
mm dan bergaris tengah 1,5 mm,

2,6 mm, 3,2 mm sampai

berukuran diameter 9,5 mm. Untuk kawat las alumunium


biasanya dibuat berbentuk gulungan sedangkan yang berselaput
fluksi dengan panjang 700 mm.
Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American
Welding Society ) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan
penggunaan kawat las,

penggunaan kawat las dan kekuatan

tarik maksimum hasil pengelasan dengan kode GB 45, GA 50, GA


60, GA 66, GB 65. Huruf G berarti gas, huruf B menandakan
kawat las untuk mengelas bahan yang mempunyai keliatan yang
tinggi dan huruf A untuk bahan dengan keliatan rendah.
Sedangkan angka dibelakang huruf menunjukkan kekuatan tarik
maksimum hasil pengelasan dikalikan 1000 dalam satuan pon per
inchi kuadrat ( 1 Kg/cm = 14,7 psi).

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

78

MODUL BAHAN AJAR

Untuk

memelihara

kondisi

kawat

las

agar

terhindar

dari

kerusakan akibat karat dan bahan kimia maka kawat las disimpan
di tempat khusus. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan
untuk menggunakan dan menyimpan kawat las yang aman :

Bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.

Tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.

Gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah


pendek akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu
menggunakannya.

Simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada


bungkus kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis
kawat las.

Bahan
Prose
yang dilas s las
BESI
Besi tempa Las
cair
Besi
Las
karbon
patri
rendah
Las
cair
Las
patri
BAHA
Las
KARBON
patri
Baja
karbon
rendah
Las
cair
Baja
Las
karbon
patri
sedang
Las
cair
Baja
Las
karbon
patri
tinggi
Las
cair
Baja
Las
perkakas
patri
Las
cair
BAJA
Las

Kawat
Las
Baja
lunak
HI-BOND
Maganes
e
Baja
lunak
HI-BOND
Maganes
e
HI-BOND
Maganes
e
Baja
high trst
HI-BOND
Maganes
e
Baja
super
Perungg
u, nikel
Band
saw
Perungg

Bahan yang
dilas
TEMABAGA
DAN
PADUAN
TEMBAGA
Tembaga
Commercial
bronze
Dan
tallow
brass
Muntz metal,
tobin, bronze,
naval baras
Spring,admiral
ty dan yellow
brass
Perak nikel
Perunggu
phospor
Perunggu
alumunium

Prose
s las

Kawat
Las

Las
cair
Las
patri
Las
cair

Tembaga
Perunggu
tobin
Perunggu
tobin

Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair

ALUMUNIUM
DAN
PADUAN
ALUMUNIUA Las
M
cair
Alumunium
Las

Perunggu
tobin
Perunggu
tobin
Perunggu
nikel
Perunggu
tobin
Perunggu
alm

Alm murni
Alm
silicon
Alm murni

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

79

MODUL BAHAN AJAR

TUANG
Plain
karbon
Paduan
rendah
BESI
TUANG
Besi tuang
abu-abu
Melleable
iron
BAHAN
TEGANGA
N TINGGI
Umum
Baja
karbon
chrom
Molibden
Baja
mangan
BAJA
TAHAN
KARAT
Baja tahan
karat (1228% C)
Baja tahan
karat (18%
Cr-8% Ni)

patri
Las
patri
Las
patri
Las
cair
Las
patri

Las
cair
Las
patri
Las
patri
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair

u, nikel
Baja,
perak
Perungg
u, nikel
Baja
high test
HI-BOND
Maganes
e
Baja
super
Perungg
u, nikel
Besi
tuang
HI-BOND
Maganes
e
HIBOND
Maganes
e

Baja
super
Baja
karbon,
molibden
Baja
super

murni
Alumunium
mangan
Alumunium
silicon
Magnesium
Alumunium
magnesium
NIKEL DAN
PADUANNYA
Nikel
Onel
Inconel
LOGAM LAIN
Timah hitam
Magnesium
(pelat)
Magnesium
(tuang)
Die cast (zing
base)
Evendur
Culisman

patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair

Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri

Alm
silicon
Alm
silicon
Alm
silicon
Alm 5%
Magnesiu
m

Nikel
Monel
Inconel
Timbel
Magnesiu
m
Magnesiu
m
Die cast
Cusilman
Tobin
Cusilman
Tobin

Baja
tahan
karat
Baja
tahan
karat
Tabel 8. Hubungan antara bahan kawat las dan proses las
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

80

MODUL BAHAN AJAR

b. Fluksi
Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau
cairan bahkan dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan
pada kawat las baik itu di dalam maupun di luar kawat las Fluksi
pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin berfungsi untuk :

Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.

Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap


oksidasi dengan udara luar.

Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam


teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

Fluksi

sangat

diperlukan

untuk

melakukan

pematrian

dan

mengelas bahan-bahan seperti paduan perak, paduan tembaga,


baja tahan karat dan bahan non fero lainnya. Fluksi pada
penggunaannya

diklasifikasikan

sesuai

dengan

proses

pengelasan yang akan dilaksanakan dan dibedakan pula untuk


tiap jenis bahan tertentu.
1. Untuk mematri
Alumunium, paduan tembaga, pelat galvanis, pelat baja dan
baja tahan karat.
2. Untuk mematri keras dan las patri
Alumunium, baja, besi tuang, paduan tembaga dan baja
paduan.
3. Untuk mengelas
Alumunium, besi tuang dan baja tahan karat
Setiap proses pengelasan yang dilakukan memerlukan
fluksi yang berbeda. Di bawah ini ditunjukkan hubungan
antara bahan yang dilas dengan proses pengelasan yang
dilaksanakan serta jenis fluksi yang digunakan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

81

MODUL BAHAN AJAR

Bahan
yang
dilas
BESI
Besi
tempa
Besi
karbon
rendah

BAHA
KARBON
Baja
karbon
rendah
Baja
karbon
sedang
Baja
karbon
tinggi
Baja
perkakas
BAJA
TUANG
Plain
karbon
Paduan
rendah

Prose
s las
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
patri
Las
patri
Las
cair
Las
patri

BESI
TUANG
Besi tuang
abu-abu
Las
cair
Melleable
Las
iron
patri

Kawat
Las
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
Tembag
akuninga
n
-

Bahan yang
dilas
TEMABAGA
DAN
PADUAN
TEMBAGA
Tembaga
Commercial
bronze
Dan
tallow
brass
Muntz metal,
tobin, bronze,
naval baras
Spring,admira
lty dan yellow
brass
Perak nikel
Perunggu
phospor
Perunggu
alumunium
ALUMUNIU
M
DAN
PADUAN
ALUMUNIU
AM
Alumunium
murni
Alumunium
mangan
Alumunium
silicon
Magnesium
Alumunium
magnesiu
NIKEL DAN
PADUANNY
A
Nikel
Onel

Prose
s las

Kawat
Las

Las
cair
Las
patri
Las
cair

Tembagakuningan
Tembagakuningan
Tembagakuningan

Las
cair

Tembagakuningan

Las
cair

Tembagakuningan

Las
cair
Las
cair
Las
cair

Tembagakuningan
Tembagakuningan
Perunggualumuniu

Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri
Las
cair

Alumuniu
m
Alumuniu
m-brazing
Alumuniu
m
Alumuniu
m-brazing
Alumuniu
m
Alumuniu
m-brazing
Alumuniu
m

Las
cair

Tembaga-

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

82

MODUL BAHAN AJAR

BAHAN
TEGANGA
N
TINGGI
Umum
Baja
karbon
chrom
Molibden
Baja
mangan
BAJA
TAHAN
KARAT
Baja tahan
karat (1228% C)
Baja tahan
karat
(18% Cr8% Ni)

Las
patri

Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair

Tembag
akuninga
n
Besi
tuang
Perungg
u
Perungg
u

Inconel
LOGAM
LAIN
Timah hitam
Magnesium
(pelat)
Magnesium
(tuang)
Die cast (zing
base)
Evendur
Culisman

Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
cair
Las
patri
Las
cair
Las
patri

kuningan
inconel
Elektron
elektron
Tembagakuningan
Tembagakuningan
Tembagakuningan
Tembagakuningan

Baja
tahan
karat
Baja
tahan
karat

Tabel 9. Hubungan antara bahan, proses las dan jenis fluksi


c. Rangkuman Materi Pemelajaran
Sebelum melakukan pengelasan perlu diketahui jenis dan macam
pembakar serta pemilihan ukuran nomor mulut pembakar yang tepat
sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan di lakukan .
Secara umum pada pengelasan oksigen-asetilin pembakar las berfungsi:
1. Mencampur gas oksigen dan gas asetilin.
2. Mengatur pengeluaran gas melalui kran pengeluaran pada pembakar
las.
3. Menyalakan api las.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

83

MODUL BAHAN AJAR

Macam pembakaran las menurut prinsip pencampuran gas di dalam


pembakar dibedakan atas dua jenis
1. Pembakar tekanan rendah (pembakar injektor).
2. Pembakar tekanan rata (pembakar mikser).
Pada umumnya pada setiap satu set pembakar las dilengkapi dengan
beberapa macam ukuran mulut pembakar (tip) yang sewaktu-waktu
dapat diganti sesuai dengan kondisi pengelasan yang akan dilakukan.
Pemilihan mulut pembakar pada pelaksanaan pengelasan dipengaruhi
oleh beberapa faktor
1. Tebal bahan yang akan di las.
2. Jenis bahan yang akan di las.
3.

Proses las yang akan dilakukan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengelasan, maka pada


proses pengelasan dengan menggunakan las oksigen-asetilin digunakan
alat-alat bantu dan alat-alat keselamatan kerja

serta keselamatan

waktu bekerja diantaranya adalah :


1. Jarum pembersih
Selama proses pengelasan, ada kalanya saluran gas pada mulut
pembakar tersumbat. Untuk itu diperlukan alat pembersih berupa
jarum pembersih dan diharapkan lubang pada mulut pembakar tidak
bertambah lebar. Mulut pembakar yang bersih akan menghasilkan
pekerjaan yang baik.
2. Korek api las
Fungsi korek api las adalah untuk menyalakan campuran oksigen dan
asetilin yang keluar dari mulut pembakar dengan cara menggoreskan
batu korek api pada permukaan yang keras dan kasar, sehingga
didapatkan bunga api yang dapat digunakan untuk membakar
campuran gas yang keluar dari mulut pembakar. Bila batu korek
habis, bisa diganti dengan batu korek api yang baru.
3. Penjepit
Penjepit pada pengelasan sangat bermanfaat, untuk menjepit benda
pekerjaan yang panas akibat pengelasan.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

84

MODUL BAHAN AJAR

4. Sikat baja
Sikat baja adalah alat yang terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan
kawat baja karbon yang berfungsi untuk membersihkan kotoran
yang ada pada permukaan benda kerja.
5. Kacamata las
Fungsi kacamata las
a. untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, inframerah, cahaya
tampak yang dipancarkan oleh nyala.
b. untuk melindungi mata dari percikan api.
Syarat-syarat kaca penyaring
a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya
tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
6. Baju las (apron)
Fungsi apron menghindari terbakarnya pakaian kerja karena percikan
cairan logam, goresan benda -benda panas dan cahaya yang timbul
dari lasan. Bahan apron harus terbuat dari kulit campur asbes. Bahan
ini paling baik untuk alat pelindung akibat panas, karena mempunyai
daya serap panas yang lambat.
7. Topi las
Topi las perlu digunakan, hal ini untuk menghindari :
a. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala.
b. Percikan api akibat ledakan kecil dari cairan las.
c. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala.
8. Sepatu las
Sepatu las harus terbuat dari bahan yang baik kualitasnya dan
alasnya harus terbua t dari karet pejal yang kuat untuk melindungi
kaki kejatuhan benda panas.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

85

MODUL BAHAN AJAR

9. Sarung tangan las


Sarung tangan sangat penting digunakan dalam pengelasan. Bahan
sarung tangan harus berkualitas baik sebab harus mampu meredam
panas pada proses pengelasan akibat cipratan cairan las dan
terkelupasnya terak.
10. Pakaian kerja
Dalam ruang bengkel harus selalu menggunakan pakaian kerja.
Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau bahan
campuran sejenisnya.
Katun dan kulit tidak akan cepat bereaksi bila be rsentuhan dengan
panas, sedangkan kalau pollyester atau sejenisnya akan cepat
bereaksi dan mudah menempel pada kulit badan.
Mengetahui dan menguasai cara-cara menjaga keselamatan waktu
bekerja adalah merupakan syarat penting bagi seorang operator las.
Pencegahan bahaya waktu bekerja meliputi :
a. Pemakaian alat keselamatan kerja pelindung badan kacamata,
baju las, topi las, sarung tangan serta alat pelindung badan
lainnya.
b. Penggunaan tabir penghalang untuk menghindari sekeliling dari
sinar dan percikan logam panas.
c. Lakukan pengelasan sesuai dengan prosedur standar.
Untuk keamanan pengangkatan tabung gas dilakukan prosedur
sebagai berikut :
a. Pergunakanlah kereta dorong

b. Ikatlah tabung gas dengan kokoh.


c. Bila terpaksa memindahkan silinder tanpa kereta bukalah dahulu
regulatornya dari silinder.
d. Pencegahan bahaya api
Nyala api las jarang menyebabkan kebakaran, tetapi percikan
bunga api yang terjadi waktu mengelas atau memotong dan
berloncatan jatuh serta menyimpan panas beberapa saat, dapat
menyebabkan kebakaran.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

86

MODUL BAHAN AJAR

Bersihkanlah tempat bekerja atau mengelas pada jarak radius


8 meter, sebelum memulai pekerjaan mengelas. Tempatkanlah
alat pemadam kebakaran di dalam bengkel pada tempat yang
mudah dicapai.
e. Nyala balik
Nyala balik adalah nyala api kembali kedalam pembakar atau
pembakaran gas terjadi di dalam pembakar. Hal ini disebabkan
oleh gas oksigen dan asetilin berada dalam satu tempat atau satu
saluran dimana keduanya dapat bercampur yang disebabkan oleh
:
1. Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan ukuran mulut
pembakar yang digunakan.
2. Mulut pembakar, injektor atau pencampur longgar atau lepas
sama sekali.
3. Selang las terkilir atau terputar sehingga aliran gas terganggu.
4. Pembakar las kotor atau berminyak.
f. Nyala letup
Gejala letupan biasanya disebabkan oleh :
1. Tekanan kerja terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut
pembakar yang dipergunakan.
2. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu lama dipakai.
3. Ujung pembakar terlalu panas karena terlalu dekat pada
kawah las.
4. Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran yang membara di
dalam lubang mulut.
Kawat las pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin digunakan
sebagi bahan pengisi yang berbentuk kawat atau batangan kecil
berfungsi untuk menambah kekuatan sambungan las yang dibuat.
Bahan kawat las dapat berupa baja lunak, besi tuang, baja tahan
karat, kuningan dan alumunium yang dibuat dengan panjang 900
mm dan bergaris tengah 1,5 mm,

2,6 mm, 3,2 mm sampai

berukuran diameter 9,5 mm. Untuk kawat las alumunium biasanya


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

87

MODUL BAHAN AJAR

dibuat berbentuk gulungan, sedangkan yang berselaput fluksi


panjangnya 700 mm.
Khusus untuk kawat las baja lunak menurut AWS (American Welding
Society ) mempunyai kode tertentu yang menunjukkan penggunaan
kawat las,

penggunaan kawat las dan kekuatan tarik maksimum

hasil pengelasan dengan kode GB 45, GA 50, GA 60, GA 66, GB 65.


Huruf G berarti gas, huruf B menandakan kawat las untuk mengelas
bahan yang mempunyai keliatan yang tinggi dan huruf A untuk
bahan

dengan

keliatan

rendah.

Angka

dibelakang

huruf

menunjukkan kekuatan tarik maksimum hasil pengelasan dikalikan


1000 dalam satuan pon per inchi kuadrat (1 Kg/cm = 14,7 psi).
Untuk memelihara kondisi kawat las agar terhindar dari kerusakan
akibat karat dan bahan kimia, maka kawat las disimpan di tempat
khusus. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan untuk
menggunakan dan menyimpan kawat las yang aman

bersihkan kawat las dari minyak dan kotoran yang lain.

tekukkan ujung kawat las agar aman dari orang sekeliling.

gunakan kawat las dengan hemat, apabila kawat las sudah


pendek akibat penggunaan maka sambungkan pada waktu
menggunakannya.

simpan kawat las ditempat yang kering dan masukkan pada


bungkus kawat las agar mudah mengenali komposisi dan jenis
kawat las.

Untuk penggunaan kawat las tertentu diperlukan penggunaan fluksi.


Fluksi adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, pasta atau cairan
bahkan dalam penggunaannya kadang-kadang disalutkan pada
kawat las baik itu di dalam maupun di luar kawat las. Fluksi pada
pengelasan dengan las oksigen-asetilin berfungsi untuk :

Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.

Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap


oksidasi dengan udara luar.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

88

MODUL BAHAN AJAR

Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam


teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

d. Tugas Pemelajaran
Pada penilaian Kinerja yang akan dilakukan peserta diklat dipersyaratkan
menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun
dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada peserta
diklat

selalu

berkonsultasi

dengan

guru/pembimbing

dalam

melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.


Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar
yang harus dicapai oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :
1. Lakukan pemilihan mulut pembakar sesuai dengan tebal bahan dan
proses pengelasan yang dilakukan.
2. Lakukan identifikasi terhadap alat -alat bantu las yang digunakan.
3. Lakukanlah identifikasi terhadap alat-alat keselamatan kerja yang
digunakan pada pengelasan dengan las oksigen-asetilin.
4. Amati macam -macam jenis kawat las, lalu identifikasi ukuran
diameter dan panjang kawat las.
5. Lihat tabel yang terdapat pada bungkus kawat las untuk mengetahui
spesifikasi kawat las.
e. Tes formatif
1. Sebutkan fungsi pembakar las pada pengelasan dengan

las

oksigen-asetilin !
2. Sebutkan macam jenis pembakar yang dibedakan atas cara
pencampuran gas di dalam pembakar !
3. Sebutkan hal-hal yang mepengaruhi pemilihan nomor ukuran mulut
pembakar pada pengelasan !
4. Sebutkan alat - alat bantu yang digunakan pada pengelasan oksigenasetilin !
5. Sebutkan macam alat keselamatan kerja yang digunakan pada
pengelasan oksigen-asetilin !
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

89

MODUL BAHAN AJAR

6. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kaca penyaring


pada kaca mata las !
7. Sebutkan fungsi baju las atau apron !
8. Sebutkan fungsi kawat las pada pengelasan oksigen-asetilin !
9. Sebutkan pengertian dari kode kawat las GB 45 dan GA 50 menurut
AWS (American Welding Society) !
10. Sebutkan fungsi fluksi pada pengelasan oksigen-asetilin !
f. Kunci jawaban
1. a. Mencampur gas oksigen dan asetilin
b. Mengatur pengeluaran gas
c. Menyalakan api las
2. a. Pembakar tekanan rata (mikser)
h. Pembakar tekanan rendah (injektor)
3. a. Tebal bahan yang dilas
b. Jenis bahan yang dilas
c. Proses las yang dilakukan
4. a. Jarum pembersih
b. Korek api las
i.

Penjepit

j. Sikat baja
5. a. Kacamata las
b. Baju las
c. Topi las
d. Sepatu las
e. Sarung tangan las
6. a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya
tampak.
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
c. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
d. Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat.
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

90

MODUL BAHAN AJAR

7. a. Melindungi badan dari percikan logam las.


b. Melindungi badan dari cahaya las.
8. Sebagai bahan pengisi sambungan.
9. a. G
b. B

= berarti gas.
= Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan

tinggi.
c. A

= Kawat las untuk mengelas bahan mempunyai keliatan

rendah.
d. Angka dibelakang huruf menandakan kekuatan tarik dikali 10000
dalam satuan pon per inchi kuadrat.
10. a. Membersihkan permukaan bahan yang akan di las.
b. Membentuk terak pelindung, pelindung kawah las terhadap
oksidasi dengan udara luar.
c. Menurunkan titik cair oksida logam yang melapisi logam
teroksidasi dengan udara luar (lapisan oksida logam).

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

91

MODUL BAHAN AJAR

3. KEGIATAN BELAJAR 3
Teknik Dan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan
Dengan Panas Dan Pemanasan
a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

Memahami teknik pengelasan, pematrian, pemotongan dengan


panas dan pemanasan berbagai jenis bahan menggunakan
berbagai bentuk sambungan dan posisi pengelasan dengan tepat.

Memahami

prosedur

pengelasan,

pematrian,

pemotongan,

dengan panas dan pemanasan sesuai dengan jenis bahan logam


maupun non logam yang dilas.

Mampu mengelas berbagai jenis bahan dengan bentuk-bentuk


sambungan dan berbagai posisi pengelasan sesuai dengan
prosedur pengelasan.

b. Uraian materi Pemelajaran


Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi
nyala las terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat di akukan dengan
gerakan pembakar las. Tujuan menggerakkan pembakar untuk
mengatur pemanasan pengelasan agar kedua tepi sambungan
mendapatkan panas yang merata, sehingga keduanya dapat mencair
dalam waktu yang sama.
Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan
untuk mengatur bentuk rigi ialah dengan mengatur cairan kawah las
yang terjadi agar betul-betul berpadu dan menembus ke dalam celah
sambungan hingga menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan
kuat.
Pembakar tidak hanya bergerak maju tetapi kadang-kadang harus
melingkar atau siksak tergantung dari lebar dan bentuk kampuh las.
Pada pengelasan bahan-bahan yang titik cairnya rendah seperti
alumunium

atau

waktu

mengelas

patri

pembakar

biasanya

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

92

MODUL BAHAN AJAR

digerakkan turun naik untuk menghindari pemanasan bahan dasar


yang berlebihan.
Selain pembakar, kawat las juga digerakkan turun naik ialah untuk
mengatur pengisian kampuh las atau lapisan las.
Tinggi rendahnya lapisan las tergantung dari cepat atau lambatnya gerakan
turun naik kawat las tersebut.
1. Arah pengelasan
a. Mengelas arah kiri atau maju
Bila pembakar dipegang dengan

Gerakan pembakar

tangan kanan maka pengelasan


dimulai dari ujung kanan menuju
ke

kiri.

Teknik

las

arah

terutama

dipergunakan

mengelas

baja

yang

4,5

mm.

sampai

dipergunakan

pula

kiri

untuk
tebalnya

Cara

ini

untuk

mengelas besi tuang dan bahanbahan non ferro. Pembakar las


sambil maju digerakkan melingkar
atau setengah lingkaran.
Gambar 32. Teknik las maju [3]
b. Mengelas arah kanan atau mundur
Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk
mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan
kawat las 40 - 50 terhadap permukaan benda kerja. Sudut
pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan
yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada
kawat las yang digerakkan sambil mengatur kawah las pada
sambungan. Pengelasan arah kanan atau mundur biasanya hanya
dilakukan pada baja.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

93

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 33. Teknik las mundur [3]


Pada tabel di bawah ini ditunjukkan posisi pembakar dan kawat las
pada saat pengelasan berdasarkan bahan yang dilas.
Posisi
kawat las
(a)
30 - 40

Posisi
pembakar
(b)
60 - 70

60 - 70

70 - 80

dikenakan dikenakan

Tembaga

40 - 50

50 - 70

1/8-3/ 8

1,5-9,5

Monel

40 - 50

50 - 60

1/16-1/ 8

1,5-3,2

Inconel

40 - 50

60 - 80

1/16-1/ 8

1,5-3,2

Alumunium

30 - 40

30 - 40

3/32-1/ 8

2,4-3,2

Cusilman

40 - 50

60 - 70

1/ 8-3/16

3,2-4,5

Evendur

40 - 50

60 - 70

1/ 8-3/16

3,2-4,5

Kuningan

40 - 50

40 - 70

1/ 8-3/16

3,2-4,5

Bahan yang
akan dilas
Baja lunak
Baja

tahan

Jarak inti nyala (c)


Inchi
1/16-1/ 8

mm
1,5-3,2

karat

Tabel 10. Posisi pembakar dan kawat las

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

94

MODUL BAHAN AJAR

Kawat las

90

60 -70
30 -40

Gambar 34. Posisi pembakar dan kawat las [3]


c.

Mengelas posisi tegak


Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh seorang
atau

dua

orang

operator

sekaligus.

Pengerjaan

kampuh

sambungan pada pelat-pelat yang tebalnya sampai 3,2 mm,


biasanya cukup dengan kampuh I bila pengelasannya dilakukan
oleh seorang operator. Tetapi bila pengelasan dilaksanakan oleh
dua operator sekaligus, maka kampuh I dapat dipergunakan pada
pelat yang tebalnya sampai 15 mm.

Bahan yang
akan dilas
Baja lunak 1,5
mm
2,4
mm
3,2
mm
4,5

Posisi
kawat las
(a)

Posisi
pembakar
(b)

Jarak inti
nyala (c)

30

25

1,5 - 3,2 mm

30

35

1,5 - 3,2 mm

30

50

1,5 - 3,2 mm

30

90

1,5 - 3,2 mm

20 - 30

30 - 35

1,5 - 3,2 mm

20 - 30

60 - 70

3,2 - 9,5 mm

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

95

MODUL BAHAN AJAR

mm
Alumunium
Tembaga
Tabel 11. Posisi kawat dan pembakar untuk mengelas
tegak

Gambar 35. Teknik mengelas tegak[3]


2. Teknik mengelas khusus
Pada bagian ini akan dibahas teknik pengelasan tertentu yang
memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan pengelasan.
a. Patri keras
Pada pengelasan dengan patri keras, material yang akan
disambung dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh
dengan temperatur pemanasan yang dibutuhkan hanya
mencapai sekitar 2000 hingga 2100F. Temperatur tersebut
hanya cukup untuk mencairkan kawat las atau bahan pengisi
dan

memanaskan

bahan

dasar

tanpa

mencairkannya.

Sambungan yang dilakukan dengan proses patri keras pada


pipa dan flens dapat tahan terhadap daya tarik aksial sebesar
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

96

MODUL BAHAN AJAR

60.000 pon (sebanding dengan tegangan gunting yang


berkekuatan 3,4 psi).
Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/penyolderan, yakni
dengan cara maju atau forehand dan cara mundur atau
backhand, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Teknik maju

Teknik mundur

Gambar 36. Arah pengelasan patri keras


Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan
inklusi oksida (oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang
tidak sama tebal, maka nyala las ditujukan pada bagian yang
lebih tebal atau yang lebih besar/lebar/luas.
Adapun langkah pengelasannya adalah sebagai berikut:
1. Periksa semua persiapan telah benar-benar selesai dan
lengkap.
2. Periksa keadaan semua peralatan, perlengkapan, bahan
dan alat-alat bantu lainnya dalam keadaan ba ik.
3. Periksa semua peralatan keselamatan kerja lengkap dan
baik.
4. Pasang pengatur tekanan pada tabung gas asetilin/gas
bakar lainnya.
5. Hubungkan selang gas ke regulator las dan pembakar las.
6. Atur tekanan gas oksigen dan asetilin/gas bakar lainnya.
7. Nyalakan pembakar las setelah katup asetilin dibuka,
kemudian pelan-pelan katup zat asam oksigen dibuka
sehingga didapat bentuk nyala yang dikehendaki.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

97

MODUL BAHAN AJAR

8. Seandainya diperlukan pemanasan pendahuluan pada


bahan dasar, maka dilaksanakan pemanasan pendahuluan
pada pelat

dengan jenis nyala karburisasi sehingga

tercapai temperatur yang dikehendaki.


9. Lakukan penggelasan catat untuk mencegah pergerakan
bahan dasar (metal upsetting).
10. Pengelasan gerak maju atau mundur tergantung keahlian
juru las masing-masing.
11. Selama pengelasan supaya diperhatikan nyala las, dan jika
dipergunakan fluks maka diusahakan agar penggunaannya
sebanyak dan serata mungkin untuk mencegah terjadinya
oksidasi.
b. Pengelasan Aluminium
Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan
baja. Aluminium secepat ia diletakkan terbuka di udara, segera
tertutup dengan lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya sangat
kuat .
Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk kembali
lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh pada suhu di
atas 2000 C. Titik cair/leburan aluminium paduan dianggap lebih
rendah, lapisan oksida menghalangi pencairan bahan pengisi dan
bahan induknya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan flux sangat diperlukan ketika mengelas bahan
aluminium karena flux mempunyai tujuan ganda yaitu untuk
melarutkan lapisan oksida pada logam.
1. Suhu Pengelasan
Aluminium murni mencair pada suhu 658 C tenggang cair
aluminium paduan berkisar antara 520 - 650 C. Temperatur
tersebut di atas masih di bawah warna panas merah sehingga
pada pengelasan aluminium

tidak mungkin dapat ditentukan

kondisi pengelasan berdasarkan warna logam tersebut, tetapi hal


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

98

MODUL BAHAN AJAR

itu lebih banyak ditentukan oleh mencairnya bidang sambungan


sebelum dimulai pengelasan.
2. Peralatan pengelasan
Kacamata las yang digunakan pada pengelasan baja terlalu gelap.
Ketika mengelas aluminium, dianjurkan penggunaan kacamata
yang terang dengan warna kaca abu-abu, biru atau hijau yang
dengan

mudah

mampu

untuk

membaca/melihat

cairan

alumunium.
Pembakar

yang

digunakan

pada

pengelasan

alumunium

disarankan sesuai dengan tabel di bawah ini


Untuk ketebalan bahan
(mm)
1

Ukuran mulut
pembakar
0,5 1

- 2

- 4

- 6

- 6

- 9

15

- 30

3. Kawat las dan fluksi


Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah
menggunakan material kawat yang sama dengan material yang
dilas atau menggunakan material yang mirip komposisinya
dengan material yang dilas.
4. Persiapan bahan
Untuk mendapatkan hasil lasan yang sempurna diperlukan
persiapan bahan yang baik dengan membersihkan bagian
permulaan yang akan dilas menggunakan kikir, sikat, kikir atau
pembersih celup dari lemak, kotoran dan minyak karena akan
mempengaruhi perpaduan dalam pengelasan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

99

MODUL BAHAN AJAR

Untuk pelat kurang 10 mm Untuk pelat lebih 10 mm


Gambar 37. Jenis kampuh sambungan las
5. Teknik mengelas
a. Jenis nyala las yang digunakan adalah nyala karburasi atau
nyala kelebihan gas asetilin.
b. Pemanasan awal pada bagian permukaan bahan yang akan
di sambung dengan cara menggerakkan pembakar secara
berputar.

Untuk

alumunium

paduan

pemanasan

awal

bersuhu antara 350-450C.


c. Untuk mengurangi perubahan bentuk dilakukan dengan las
catat dan dengan urutan pengelasan tertentu

Gambar 38. Teknik mengelas


d. Pengelasan dilakukan dengan pengelasan arah maju atau kiri
posisi pembakar antara 45 80 dan kawat las 45 dengan
jarak inti nyala antara 2-3 mm dari permukaan bahan.
Gerakan pembakar cepat untuk pencegahan kelebihan panas
serta memungkinkan semua permukaan las panas pada saat
dilakukan pengelasan.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

100

MODUL BAHAN AJAR

3. Kesalahan las dan perubahan bentuk


a. Kesalahan las
Panjang kaki lasan
tidak sama

Posisi pembakar dan kawat las tidak


tepat

Las terlalu tipis


Las terlalu gemuk

Kecepatan las tinggi (cepat)


Kecepata n las rendah (lambat)

Permukaan las
cekung

Pemanasan terlalu banyak,


kecepatan las tinggi

Permukaan las
cembung

Pemanasan kurang, kecepatan las


rendah, mulut pembakar kecil

Penembusan
terlalu banyak

Sudut pembakar besar, nyala api


besar, pe ngelasan lambat.

Rigi las
menumpang

Posisi pembakar dan kawat las tidak


tepat

Terkikis (under
cut ) pada kaki las

Celah sambungan terlalu sempit


atau tidak ada sama sekali

Tepi las meleleh

Posisi pembakar tidak tepat

Tidak ada
penembusan

Celah sambungan terlalu sempit

Penembusan tidak
baik

Persiapan sambungan dan teknik


mengelas tidak tepat

Bahan las terkikis


(undercut)

Manipulasi sudut pembakar tidak


tepat ditengah-tengah

Penembusan akar
las tidak baik

Pemanasan pada akar lasan tidak


baik

Gambar 39. Kesalahan las [3]

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

101

MODUL BAHAN AJAR

b. Perubahan bentuk.
Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena
adanya pencairan, pembekuan, pengembangan termal,
perpendekan dan penyusutan dari konstruksi yang dilas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk
adalah:
a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh

Jumlah pemasukan panas

Cara pengelasan

Suhu pemanasan mula

Tebal pelat

Geometri sambungan

b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las yang


ditentukan oleh :

Bentuk konstruksi sambungan

Ukuran pengelasan

Susunan batang pengaman

Urutan pengelasan

Perubahan bentuk berupa penyusutan pada bahan yang di las

Perubahan bentuk sudut pada bahan lasan

Deformasi memanjang pada bahan lasan

Gambar 40. Perubahan bentuk pada lasan [5]


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

102

MODUL BAHAN AJAR

4. Memotong dengan asetilin


Baja panas lebih mudah teroksidasi oleh zat asam murni
dibandingkan logam baja yang dingin ataupun non fero Oleh
karena itu pemotongan dengan zat asam asetilin lebih sering
digunakan untuk memotong baja. Prinsip pemotongan dengan zat
asam adalah setelah baja dipanaskan sampai berwarna merah
terang, kemudian ditiupkan zat asam murni dengan tekanan yang
cukup besar.
Baja panas akan teroksidasi dan hasil pembakarannya akan
tersembur hingga terjadilah pemotongan.
Fungsi nyala api adalah untuk memanaskan bahan yang akan
dipotong dan pemanasannya tidak usah sampai mencair.
Untuk memotong dapat juga digunakan gas lain selain asetilin
seperti gas propana (elpiji) dan metana yang temperaturnya lebih
rendah dari nyala asetilin.

Gambar 41. Pemanasan tepi benda kerja


5. Bentuk-bentuk pemotongan
a. Memotong miring
Tebal pemotongan dengan pemotongan miring tentunya akan
lebih besar bila dibandingkan dengan memotong tegak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

103

MODUL BAHAN AJAR

Bila

akan

memotong

dikurangi.

Tekanan

miring
kerja

zat

kecepatan

potong

harus

asam

dinaikkan

atau

meningkatkan pemanasan pendahuluan dengan memasang


mulut pembakar yang lebih besar satu tingkat.
Perlu diingat bahwa tebal menentukan besarnya ukuran
mulut, tekanan kerja zat asam dan kecepatan memotong.
Pembakar

dipegang

miring

sesuai

dengan

sudut

yang

dikehendaki.

Gambar 42. Memotong miring


b. Memotong pipa
Untuk melaksanakan pemotongan pada pipa, terlebih dahulu
harus diberi tanda pada bagian yang akan dipotong dengan
menggunakan kapur atau penggores, kemudian salah satu
bagian dari pipa perlu diberi lubang sebagai tempat awal
pemotongan.

Gambar 43. Memotong pipa

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

104

MODUL BAHAN AJAR

c. Memotong benda bulat pejal


Untuk memotong benda bulat pejal terlebih dahulu harus
diberi tanda dengan pahat, kemudian bagian yang dipahat
hendaklah dipanasi.

Gambar 44. Memotong benda bulat pejal


d. Memotong bahan yang sangat tebal
Bila akan memotong bahan yang sangat tebal, sedangkan
kapasitas mulut pembakar lebih kecil dari bahan yang akan
dipotong maka :

Kurangilah tebal benda tersebut dengan cara memotong


terlebih dahulu bagian bawah benda tersebut.

Selanjutnya potonglah bagian atas benda sampai batas


kapasitas mulut pembakar.

Ulangilah pengurangan tebal bahan yang akan dipotong.

e. Pencegahan dan pelurusan perubahan bentuk


Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya
mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan, tetapi juga
akan menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkahlangkah pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada
hasil lasan dengan langkah awal meluruskan semua bagian las
yang

akan

dilas,

kemudian

melakukan

langkah-langkah

berikut ini :
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

105

MODUL BAHAN AJAR

a. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan


mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.
b. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.
c. Proses

pengelasan dengan menggunakan alat bantu

pemegang.

Gambar 45. Penahanan pada pengelasan [5]

Tititp pemanasan

Pemanasan

Pemanasan

Gambar 46. Teknik pelurusan perubahan bentuk [5]

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

106

MODUL BAHAN AJAR

c. Rangkuman materi Pemelajaran


Pada pengelasan oksigen-asetilin memerlukan pengaturan posisi nyala
las terhadap bahan yang dilas, hal ini dapat dilakukan dengan gerakan
pembakar

las.

Tujuan

menggerakan

pembakar

untuk

mengatur

pemanasan pengelasan agar kedua tepi sambungan mendapatkan


panas yang merata sehingga keduanya dapat mencair dalam waktu
yang sama.
Selain mengatur pemanasan gerakan pembakar juga dimaksudkan
untuk mengatur bentuk rigi yaitu dengan mengatur cairan kawah las
yang terjadi agar betul- betul berpadu dan menembus ke dalam celah
sambungan, sehingga menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan
kuat.
1. Mengelas arah kiri atau maju
Bila pembakar dipegang dengan tangan kanan maka pengelasan
dimulai dari ujung kanan menuju ke kiri. Teknik las arah kiri
terutama dipergunakan untuk mengelas baja yang tebalnya sampai
4,5 mm. Cara ini dipergunakan pula untuk mengelas besi tuang
dan bahan-bahan non ferro. Pembakar las sambil maju digerakkan
melingkar atau setengah lingkaran.
2. Mengelas arah kanan atau mundur
Pembakar bergerak dari kiri ke kanan, cara ini dianjurkan untuk
mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan
kawat las 40 - 50 terhadap permukaan benda kerja. Sudut
pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan
yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada
kawat las yang digerakkan sambil mengatur kawah las pada
sambungan. Pengalasan arah kanan atau mundur biasanya hanya
dilakukan pada baja.
3. Mengelas posisi tegak
Pengelasan pada posisi tegak dapat dilaksanakan oleh seorang atau
dua orang operator sekaligus. Pengerjaa n kampuh sambungan pada
pelat-pelat yang tebalnya sampai 3,2 mm, biasanya cukup dengan
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

107

MODUL BAHAN AJAR

kampuh I bila pengelasannya dilakukan oleh seorang operator.


Tetapi bila pengelasan dilaksanakan oleh dua operator sekaligus,
maka kampuh I dapat dipergunakan pada pelat yang tebalnya
sampai 15 mm.
6. Teknik mengelas khusus
a. Patri keras
Pada pengelasan dengan patri keras, material yang disambung
dipanaskan tidak sampai mencair atau leleh dengan suhu
pemanasan yang dibutuhkan hanya mencapai sekitar 2000
hingga

2100F.

Temperatur

tersebut

hanya

cukup

untuk

mencairkan kawat las atau bahan pengisi dan memanaskan


bahan dasar tanpa mencairkannya. Sambungan yang dilakukan
dengan proses patri keras pada pipa dan flens dapat tahan
terhadap daya tarik aksial sebesar 60.000 pon (sebanding dengan
tegangan gunting yang berkekuatan 3,4 psi).
Ada dua cara pelaksanaan pengelasan/ penyolderan, yakni
dengan cara maju atau forehand dan cara mundur atau
backhand.
Untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan bentuk dan inklusi
oksida (oxide inclusion) pada pengelasan bahan yang tidak sama
tebal, maka nyala las ditujukan pada bagian yang lebih tebal atau
yang lebih besar/lebar/luas.
b. Pengelasan aluminium
Cara pengelasan aluminium agak berbeda dari pada pengelasan
baja. Aluminium secepat ai diletakkan terbuka di udara, segera
tertutup dengan lapisan oksida yang tipis tetapi melekatnya
sangat kuat .
Apabila lapisan oksida ini dibuang, maka segera terbentuk
kembali lapisan oksida yang baru dan ia hanya mencair/meleleh
pada suhu diatas 2000C. Titik cair/leburan aluminium paduan
dianggap lebih rendah, lapisan oksida menghalangi pencairan
bahan pengisi dan bahan induknya. Dari hal tersebut dapat
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

108

MODUL BAHAN AJAR

disimpulkan bahwa penggunaan flux sangat diperlukan ketika


mengelas bahan aluminium karena flux mempunyai tujuan
ganda,yaitu melarutkan lapisan oksida pada logam.
Kawat las yang digunakan pada pengelasan alumunium adalah
menggunakan material kawat yang sama dengan material yang
dilas atau menggunakan material yang mirip komposisinya
dengan material yang dilas.
Penggunaan fluksi pada pengelasan alumunium mempunyai
tujuan

menghilangkan

lapisan

oksida

dan

mencegah

pembentukan kembali.
Fluksi digunakan dengan cara mencampurkan dengan air,
kemudian mengoleskan pada batang kawat las yang digunakan
pada

kondisi

tertentu

fluksi

juga

dapat

dilaburkan

pada

sambungan yang akan dilas.


7. Kesalahan las dan perubahan bentuk
a. Kesalahan las
Ada banyak bentuk kesalahan las yang terjadi pada hasil lasan
di antaranya adalah :
1. Panjang kaki lasan tidak sama.
2. Rigi las terlalu tipis atau gemuk.
3. Permukaan las cekung.
4. Permukaan las cembung (over lap).
5. Penembusan terlalu banyak.
6. Rigi las menumpang.
7. Terkikis ( under cut).
8. Tidak terjadi penembusan.
c. Perubahan bentuk.
Perubahan bentuk (distorsi) pada hasil lasan terjadi karena
adanya

pencairan,

pembekuan,

pengembangan

termal,

perpendekan dan penyusutan dari konstruksi yang dilas.


Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
bentuk adalah:
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

109

MODUL BAHAN AJAR

a. Karena masukan panas yang ditentukan oleh

Jumlah pemasukan panas

Cara pengelasan

Suhu pem anasan mula

Tebal pelat

Geometri sambungan

b. Karena penahan atau penghalang pada sambungan las


yang ditentukan oleh :

Bentuk konstruksi sambungan

Ukuran pengelasan

Susunan batang pengaman

Urutan pengelasan

Perubahan bentuk yang terjadi pada pengelasan tidak hanya


mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan tetapi juga
akan menurunkan kekuatan. Untuk itu diperlukan langkahlangkah pencegahan dan penanganan perubahan bentuk pada
hasil lasan dengan langkah awal meluruskan semua bagian las
yang akan dilas, kemudian dilakukan langkah-langkah berikut
ini :
1. Pengurangan masukan panas pada logam lasan dengan
mengurangi panjang lasan dan memilih bentuk kampuh.
2. Menentukan urutan pengelasan yang tepat.
3. Proses pengelasan dengan menggunakan alat bantu
pemegang.

d. Tugas Pemelajaran
Pada penilaian Kinerja

yang

akan

dilakukan,

peserta

diklat

dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas


yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan
kepada peserta diklat selalu berkonsultasi dengan guru/pembim bing

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

110

MODUL BAHAN AJAR

dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang


dipelajari.
Kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus dicapai
oleh peserta diklat yang dianggap kompeten adalah :
1. Berbagai macam teknik arah pengelasan dipahami sesuai dengan
tebal bahan serta jenis pengelasan yang dilakukan.
2. Prosedur dan teknik pengelasan dengan berbagai arah gerakan
pembakar dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar.
3. Prosedur pengelasan khasus seperti patri keras dan alumunium
dipahami sesuai dengan prosedur operasi standar pengelasan.
4. Perubahan bentuk serta teknik pencegahannya diidentifikasi sesuai
dengan jenis perubahan bentuk dan cara pencegahannya.
5. Prosedur

dan

teknik

pemotongan

bermacam-macam

bentuk

dipahami sesuai dengan prosedur operasional standar.


Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah ini :
a. Identifikasi teknik menggerakkan pembakar las yang dapat dilakukan
pada pengelasan oksigen-asetilin.
b.

Pahami teknik menggerakkan pembakar untuk arah maju, arah


mundur dan arah naik.

c. Lakukan identifikasi terhadap pengelasan khusus.


d. Lakukan pengamatan terhadap perubahan bentuk yang terjadi pada
bahan las dan cara pelurusannya.
e. Tes formatif
1. Sebutkan

gerakan

pengelasan

yang

dapat

dilakukan

pada

pengelasan oksigen-asetilin !
2. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kiri atau maju pada
proses pengelasan !
3. Sebutkan penggunaan teknik mengelas arah kanan atau mundur
pada proses pengelasan !
4. Jelaskan prinsip pengelasan patri keras !

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

111

MODUL BAHAN AJAR

5. Berapakah ukuran mulut pembakar yang digunakan untuk mengelas


bahan alumunium dengan tebal bahan 2 mm ?
6. Jenis nyala las yang digunakan untuk pengelasan bahan alumunium
adalah !
7. Jelaskan

lasan

dilakukan

pemanasan

awal

pada

pengelasan

alumunium !
8. Sebutkan hasil lasan yang akan didapat apabila dalam pengelasan
pemasukan panas terlalu banyak !
9. Sebutkan kemungkinan kesalahan pengelasan yang dilakukan apabila
hasil lasan yang dilakukan terlalu cembung !
10. Mengapa pada bahan lasan setelah dilakukan pengelasan terjadi
perubahan bentuk ?
11. Sebutkan cara pelurusan yang dapat dilakukan pada ba han lasan
apabila terjadi perubahan bentuk !

f. Kunci jawaban
1. a. Gerakan pembakar arah kiri atau maju.
b. Gerakan arah kanan atau mundur.
2. a. Mengelas baja dengan tebal sampai 4,5 mm.
b. Pengelasan baja tuang.
c. Pengelasan bahan non fero.
3. Mengelas baja dengan tebal lebih dari 4,5 mm.
4. Bahan yang dilas dipanaskan tidak sampai mencair.
5. Nomor 1 s.d. 2.
6. Nyala las karburasi (kelebihan gas asetilin).
7. Untuk memungkinkan perpaduan yang merata pada pengelasan.
8. Akan terjadi kikisan pada bagian akar las (under cut).
9. a. Pemanasan kurang.
b. Kecepatan las rendah.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

112

MODUL BAHAN AJAR

c. Mulut pembakar yang digunakan terlalu kecil.


d. Kawat las yang digunakan terlalu besar.
10. Karena adanya pemanasan dan pendinginan pada permukaan bahan
yang tidak sama.
11. a. Pengurangan pemasukan panas.
b. Pengikatan dengan las catat atau dengan pengikatan lainnya.
c. Urutan pengelasan.
12. Setelah baja dipanaskan sampai berwana merah terang, kemudian
ditiupkan zat asam murni dengan tekanan yang cukup besar.
13. a. memotong miring.
b. memotong pipa.
c. memotong benda bulat pejal.
d. memotong benda yang sangat tebal.
14. Ukuran no. 2

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

113

MODUL BAHAN AJAR

g. Lembar Kerja
Lembar Kerja 1
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik
Pembentukan
Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las
Tanpa
Bahan Tambah

Nomor Pekerjaan :
Tingkat
: I (satu)
Waktu Standar

: 8 Jam

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan

berlatih topik ini,peserta diklat diharapkan

mampu :

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan kerja.

Mengatur tekanan kerja pengelasan sesuai dengan jenis pembakar


yang digunakan.

Memasang tip pada pembakar las.

Mengatur nyala api las netral untuk pengelasan baja lunak.

Membuat jalur tanpa bahan tambah.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan Praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

114

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja
a. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.
b. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.
c. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
d. Pilih ukuran tip dan tekanan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pengelasan.
e. Atur posisi benda kerja pada meja kerja, kemudian nyalakan
pembakar dan atur nyala apinya hingga netral.
f. Bersihkan

benda

kerja

yang

sesuai

dan

serahkan

kepada

pembimbing praktek.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

115

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

30

15
15
20
15
15

120

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 80 x 120 x 2
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT RIGI LAS TANPA BAHAN
TAMBAH

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

116

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama :
Group : ..
a. Proses
No
1.

Aspek yang
dinilai
Pemakaian alat
pelindung.

2.

Alat bantu yang


dipersiapkan.

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Apron, kacamata las dan


topi las.

Tip,

pembersih,

penjepit

dan sikat baja.

3.

Arah pengelasan.

Maju.

4.

Sudut

30 - 60.

pengelasan.
5.

Jumlah las.

1 buah.

6.

Akhir

Mematikan

pengelasan.

api

las

dan

tekanan manometer = 0.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

117

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No.
1.

Aspek yang
dimiliki
Lebar jalur.

Kriteria
5 mm

Skor

Standar TL/

4 3 2 1 0 minimal

dengan
toleransi
1 mm.
2.

Bagian yang

Mak 5 %.

Mak 5.

Tidak

tidak mencair.

3.

Penyimpangan.
kelurusan jalur.

4.

Penetrasi.

melampa
ui
permuka
an
bawah.
5.

Kebersihan.

Tidak ada

terak dan
percikan
logam.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

118

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 2
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik
Pembentukan
Nama Pekerjaan : Membuat Rigi Las
Dengan
Bahan Tambah

Nomor Pekerjaan
Tingkat
Waktu Standar

:
: I (satu)
: 8 Jam

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan
mampu :
q

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan.

Mengatur tekanan kerja pengelasan.

Memasang tip pada brander las.

Membuat rigi-rigi las dengan bahan tambah.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan Bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm.
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Gunakan tip yang sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai pengelasan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar serta kawat las
terhadap benda.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

119

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja yang akan dilas, kemudian bersihkan dari
kotoran.
b. Lukis garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan dilas.
c. Pilih tip yang sesuai dan atur tekanan kerja hingga sesuai dengan
kebutuhan pengelasan.
d. Atur posisi pembakar sehingga menjadi nyala netral.
e. Atur posisi pembakar dan kawat las sehingga sesuai dengan
kedudukan.
f. Mulailah pengelasan dengan mencairkan ba han dasar terkecil
dahulu.
g. Masukkan kawat las pada benda yang sudah cair sampai terjadi
perpaduan antara cairan bahan dasar dengan kawat las
h. Kerjakan seperti langkah g untuk rigi-rigi berikutnya hingga selesai.
i. Bersihkan

benda

kerja

yang

selesai

dan

serahkan

kepada

pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

120

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

30- 50

30- 40

15
15
20
15
15

120

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 80 x 120 x 2
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Ketera
ngan
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT RIGI LAS DENGAN BAHAN
TAMBAH

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

121

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang dimiliki


Alat bantu yang

Kriteria

dipersiapkan.
2.

Keselamatan kerja.

Cek list
Benar Salah

Sikat baja, palu


dan penjepit.

Kacamata las,
pakaian kerja
dan apron.

3.

Tekanan kerja (mixer).

50 70 kpa.

4.

Ukuran tip.

No. 8.

5.

Arah pengelasan.

Maju.

6.

Sudut pengelasan dan

60 - 70 dan

bahan tambah.
7.

Benda kerja.

30 - 40.

Didinginkan dan
dibersihkan.

8.

Menutup tekanan kerja.

Tekanan
manometer = 0
dan semua
katup ditutup.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

122

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No.
1.

Aspek yang
dimiliki
Lebar jalur.

Skor

Kriteria

4 3 2 1 0

mm

Standar

TL/
L

dengan
toleran
si

mm.
2.

Tinggi jalur.

mm

dengan
toleran
si

0,5

mm.
3.

Benda

permukaan

Min 80

Mak
mm.

jalur.

4.

Perpaduan.

%.
5.

Kebersihan.

Bebas

terak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

123

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 3
Bidang Keahlian
Program Keahlian
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
Membuat Sambungan I

: Teknik Mesin
:
:

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:I
:8

1. Tujuan :
Setelah

mempelajari

dan

berlatih

topik

ini,

peserta

diklat

diharapkan mampu:

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.

Mengatur tekanan kerja pengelasan.

Memasang tip pada brender.

Mengatur nyala api yang sesuai.

Membuat sambungan I.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.
d. Tenangkan perasaan jangan ragu-ragu.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

124

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.
b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
c. Nyalakan pembakar dengan nyata netral dan mulailah dengan
las catat lebih dahulu.
d. Berikan jarak kedua benda kerja 3 mm.
e. Mulailah

pengelasan

hingga

kedua

benda

mencair

dan

membentuk lubang kunci, baru bahan tambahan dimasukan.


f. Setelah selesai satu jalur, potong salah satu sisi samping rigirigi dan sambungkan pada tepi yang lain.
g. Ulangi beberapa kali hingga dapat 4 jalur pengelasan.
h. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan
kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

125

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

30- 50

30- 40

80
120

1
Nama bagian

No.
Bagian

Perubahan

Pelat
baja 40 x 120 x 3 2 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Ketera
ngan
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN I

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

126

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

: ..

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang dimiliki


Pemakaian alat pelindung
.

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Apron,
kacamata las
dan topi las.

2.

Alat bantu yang


dipersiapkan.

Tip pembersih,
penjepit dan
sikat baja.

3.

Diameter kawat las.

Maju.

4.

Arah pengelasan.

2 mm.

5.

Sudut pengelasan dan

60 70 dan

sudut bahan tambah.

30 - 40.

6.

Menutup tekanan kerja.

Tekanan
manometer = 0
dan semua
katup ditutup.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

127

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar jalur

Kriteria

luas.

6 mm

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

dengan
toleransi
1
mm.

2.

Tinggi jalur.

1 mm

dengan
toleransi
0,5
mm.
3.

Beda

permukaan

Mak 1

mm.

jalur.
4.

Perpaduan.

Min

80%.
5.

Kebersihan.

Bebas

terak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

128

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 4
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
Sambungan

: Membuat
Tumpang

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:I
:8

1. Tujuan :
Setelah

mempelajari

dan

berlatih

topik

ini,

peserta

diklat

diharapkan mampu:

Mengatur tekanan kerja.

Memasang tip pada brender.

Mengatur nyala api yang sesuai.

Membuat sambungan tumpang.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/ gambar kerja.
b. Bahan :
Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x 3
Kawat las 2 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat keselamatan kerja dengan tepat.
b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.
d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

129

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja :
a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada
lembar pekerjaan.
b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.
c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungansambungan.
d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat
tadi.
e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya
sampai selesai.
f. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas dan serahkan
kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

130

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

30 - 50

45

30 - 40

30

60

120

2
1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 60 x 120 x 3 1 buah
linak
mm
Pelat
baja 30 x 120 x 3 2 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN TUMPANG

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

131

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang dimiliki


Pemakaian alat
pelindung.

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Apron,
kacamata las
dan topi las.

2.

Alat bantu yang


dipersiapkan.

Tip pembersih,
penjepit dan
sikat baja.

3.

Tekanan kerja.

50 70 kpa.

4.

Arah pengelasan.

Maju.

5.

Sudut bahan tambah dan

30 - 40 dan

sudut pengelasan.
6.

Menutup tekanan kerja.

60 70.

Tekanan
manometer = 0
dan semua
katup ditutup.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

132

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No
.
1.

Aspek

Skor
Kriteria

yang

4 3 2 1 0

diminta

Standar

TL/

minimal

Perpaduan.

Min 80 %.

Tinggi jalur.

mm

dengan
toleransi

0,5 mm.
Kaki lasan.

Sama dengan
tebal

pelat

yang
ditumpangka
n.
Rigi-rigi.

Awal dan

akhir tidak
under cut.

Kebersihan.

Bebas terak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

133

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 5
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Membuat Sambungan T

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
12 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah

mempelajari

dan

berlatih

topik

ini,

peserta

diklat

diharapkan mampu:

Mengatur tekanan kerja pengelasan.

Memasang tip pada brender las.

Membuat sambungan T.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 mm (1 buah) dan ukuran
50 x 120 x 3 mm (1 buah).
Kawat las 3 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.
b. Gunakan tip sesuai pembakar.
c. Periksa kebocoran gas sebelum mengelas.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda
kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan pada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

134

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
b. Siapkan alat keselamatan kerja dan alat bantu.
c. Atur tekanan kerja dan nyalakan pembakar.
d. Atur nyala api hingga nyala netral.
e. Ikat dengan las bagian-bagian yang akan disambung.
f. Mulai pengelasan jalur pertama sampai selesai.
g. Lanjutkan pada jalur berikutnya sampai selesai.
h. Setelah selesai pengelasan bersihkan secara menyeluruh dan
serahkan hasil kerja kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

135

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

60 - 70

45
30 - 40

50

120

2
1
Nama bagian

No.
Bagian

Perubahan

Pelat
baja 50 x 120 x 3 1 buah
linak
mm
Pelat
baja 30 x 120 x 3 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN T

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

136

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang dimiliki


Alat bantu yang
dipersiapkan.

2.

Keselamatan kerja.

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Penjepit, sikat
baja dan palu.

Kacamata las
dan pakaian
kerja.

3.

Tekanan kerja mixer.

50 70 kpa.

4.

Arah pengelasan.

Maju.

5.

Las ikat.

Min 2 tempat

6.

Menutup tekanan kerja.

Teka nan
manometer = 0
dan

semua

katup
ditutupkan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

137

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Ukuran kaki

Kriteria

las.

5x5

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

mm.

2.

Perpaduan.

80 %.

3.

Sudut benda

90 %.

tidak

kerja.
4.

Permukaan
jalur.

5.

Kebersihan.

cekung.

bebas

terak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

138

MODUL BAHAN AJAR

Lembar kerja 6

Bidang Keahlian : Teknik Mesin


Program Keahlian
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
Membuat Jalur Las Posisi
Mendatar
1. Tujuan :

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:

:
:I
:8

Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat


diharapkan mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi
mendatar dengan memenuhi kriteria :

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimal 1 mm.

Penyimpangan kerusakan jalur maksimum 5 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 3 mm
Kawat las 3 mm.
3. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan

peralatan

las

oksi-asetilin,

baik

alat

keselamatan kerja maupun alat bantu.


b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

139

MODUL BAHAN AJAR

d. Memilih ukuran tip yang sesuai dengan tebal bahan kemudian


memasangnya pada pembakar.
e. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi mendatar. Tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan
tinggi mata pengelas.
f. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala
netra l.
g. Arahkan inti nyala pada satu titik sebelah kanan bagian tengah.
Jarak inti nyala dengan permukaan bahan 2 mm 3 mm. Sudut
pembakar 60 70 terhadap garis horizontal dan sudut
samping pembakar antara 80 90 terhadap bidang bawah.
h. Panaskan terus sehingga pusat sasaran mencair atau terbentuk
kawah las. Apabila lebar kawah las sudah mencapai 2 x tebal
bahan, masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan
pengisi 30 40 dan sudut samping 80 90 terhadap
bidang bawah. Bila peserta biasa mengguna kan tangan kanan
maka arah pengelasannya dimulai dari sisi sebelah kanan ke sisi
sebelah

kiri.

Untuk

menyelesaikan

jalur

pertama

ini

perhatikanlah hal- hal sebagai berikut:


Gerakkan pembakar lurus.
Gerakan kawat las (bahan pengisi) naik turun.
Jarak ujung n
i ti nyala dengan permukaan bahan 2 mm 3
mm.
Lebar kawah las 2,5 t.
Sudut pembakar 60 70 dan sudut bahan pengisi 30
40.
Usahakan jalur las tetap sejajar dengan tepi.
i.

Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi kiri, turunkan secara


berangsur-angsur sudut pembakar atau penambahan kawat las
dipercepat.

Langkah

ini

dimaksudkan

untuk

menghindari

terjadinya peleburan jalur pada tepi sebelah kiri.


Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

140

MODUL BAHAN AJAR

j. Setelah selesai satu jalur konsultasikan/diskusikan hasilnya


dengan tutor/pembimbing.
k. Ulangi latihan membuat jalur di bawah jalur pertama sehingga
dapat mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria yang
diharapkan.
l.

Bersihkan benda kerja yang sudah jadi dan serahkan kepada


pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

141

MODUL BAHAN AJAR

4. Gambar Kerja

60- 70
15
15

30 - 40

80 - 90
20

80

15

120

15

1
Nama bagian

No.
Bagian

Perubahan

Pelat
baja 80 x 120 x 3 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT JALUR LAS POSISI
MENDATAR

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

142

MODUL BAHAN AJAR

5. Instrumen penilaian :
Nama

: .

Group

: .

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Sudut pembakar

80 - 90 sudut
samping

6.

Sudut bahan tambah

30 - 40 sudut
samping

7.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

8.

Gerakan pembakaran

Lurus

9.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

10.

Pembersih hasil las

Penjepit

dan

sikat baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

143

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar lajur

Kriteria

0,5

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

3
3

2.

Penyimpanga

2,5

Rata

n kulurusan
3.

Bentuk jalur

0,5mm

4.

10

+2,5

+2,5 mm

Lubang pada
permukaan

5.

Perubahan
bentuk

6.

Scale pada
permukaan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

144

MODUL BAHAN AJAR

Lembar kerja 7
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Sambungan I Posisi
Mendatar

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
12 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lem bar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas sambungan tumpang pelat baja
lunak posisi mendatar dengan memenuhi kriteria :

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung/rata.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5.

Panjang undercut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 80 %.

Perubahan bentuk maksimum 5.

Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Bahan :

Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping.

Kawat las 3 mm.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

145

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan

alat

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

disediakan dengan benar.


b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutukan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.
4. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan peralatan las oksi-asetilin, baik alat utama,
alat keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.
b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan

permukaan

bahan

dan

menghilangkan

sudut/ujung yang tajam.


d. Memilih ukuran tip yang sesuai.
e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang
dipakai dan satuan tekanan yang tertulis dalam manometer.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las
catat yang dibuat 3 (tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah
kedua bahan sehingga jaraknya (gap) antara 2,0 2,5 mm
dan matikan nyala api.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi mendatar. Bagian tepi yang akan dilas pertama
diletakkan di sebelah kanan (bila peserta biasa menggunakan
tangan kanan), tetapi apabila peserta biasa menggunakan
tangan kiri letakkan bagian yang akan dilas pertama di
sebelah kiri. Tinggi benda kerja kurang labih setinggi mata
pengelasan.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

146

MODUL BAHAN AJAR

h.

Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.


Arahkan inti nyala pada api yang akan dilas sehingga kedua
bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi.

i. Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang


disambung sudah membentuk keyhole yang besarnya kurang
lebih 1 kali gap. Selesaikan jalur penyambungan pertama
ini dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Gerakkan pembakar setengah melingkar.

Gerakkan bahan pengisi naik turun/keluar masuk.

Sudut pembakar 60 - 70 dan sudut samping 80 - 90.

Sudut kawat 30 - 40 dan sudut samping bawah 80 90.

Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole


yang besarnya 1 kali gap.

Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung


2 mm 3 mm.

j. Kira -kira

15

mm

sebelum

mencapai

akhir

pengelasan,

kurangi/perkecil sudut pembakar secara berangsur-angsur.


k. Setelah

penyambungan

pertama

selesai,

konsultasikan

hasilnya dengan pembimbing/tutor.


l. Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi
mendatar ini sehingga mencapai minim al 90 % dari seluruh
kriteria yang diminta.
m.

Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

147

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

40

60- 70

80

- 90

80

30 - 40

120

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 40 x 120 x 3 2 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
SAMBUNGAN I POSISI MENDATAR

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

148

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: .

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Jumlah las catat

3 buah

6.

Gap/celah

1,5 mm 2,0
mm

7.

Sudut pembakar

60 - 70 sudut
samping

8.

Sudut bahan tambah

30 - 40 sudut
samping

9.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

149

MODUL BAHAN AJAR

10.

Gerakan pembakaran

Lurus

11.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

12.

Proses penembusan

Terdapat
keyhole

13.

Penjepit dan

Pembersih hasil las

sikat baja
b. Hasil/produk
No
.

Aspek

Skore

yang

Kriteria

diminta
0,5mm

4 3 2 1 0

Standar

TL/

minimal

1.

Lebar lajur

2.

Perpaduan

100%

3.

Sambungan

Rata

0,5mm

+5%

Perubahan

+2,5

bentuk

+5mm

0,5

4
3
3

jalur
4.

Beda
permukaan
jalur

5.

Panjang
overlap

6.

7.

Scale

pada

permukaan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

150

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 8
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Membuat Jalur Las Posisi
Tegak Arah Naik

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:I
:8

1. Tujuan :
Setelah mampu membuat jalur las pada pelat baja lunak posisi
tegak arah naik dengan memenuhi kriteria :

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Penyimpangan kelurusan jalur maksimum 5 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu

unit

peralatan

las

oksi-asetilin

(lengkap

dan

terpasang, kecuali tip/mulut pembakar).


Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 120 x 80 x 2 mm jumlah 1 buah.
Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.
3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang
disediakan dengan benar.
b. Aturlah

tekanan

kerja

dan

nyala

api

sesuai

dengan

kebutuhan.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

151

MODUL BAHAN AJAR

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda


yang mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik-teknik pengelasan dengan benar.
4. Langkah kerja :
a. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi tegak arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sejajar
dengan muka pengelas.
b. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral.
c. Arahkan inti nyala pada bagian tengah bawah, jarak antara ujung
inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 3 mm. Sudut
pembakar 0 -10 terhadap garis horizontal dan sudut samping
pembakar 90.
d. Panaskan terus pusat sasaran intinya sehingga mencair atau terjadi
kawah las. Apabila le bar kawah las sudah mencapai 2 kali tebal
bahan, masukkan bahan pengisi (kawat las). Sudut bahan pengisi
30 - 40 terhadap permukaan. Gerakkan pembakar dan bahan
pengisi ke arah atas.
Dalam proses pembuatan jalur pertahankan kondisi sebagai
berikut:

Gerakkan pembakar lurus.

Gerakkan bahan pengisi naik dan turun.

Sudut pembakar 0 - 10.

Sudut bahan pengisi 30 - 40.

Sudut samping pembakar dan bahan pengisi 90.

Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 3


mm.

Lebar kawah las 2 t.

Jalur tetap sejajar dengan tepi.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

152

MODUL BAHAN AJAR

e. Kira -kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, turunkan secara


berangsur-angsur

sudut

pembakar.

Ini

dimaksudkan

untuk

menghindari terjadinya pelebaran jalur pada tepi atas.


f. Setelah jalur pertama selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya
dengan tutor/pembimbing.
g. Ulangi latihan membuat jalur las di samping kanan dan kiri jalur
pertama sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria
yang diminta.
h. Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing/tutor
anda.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

153

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

30 - 40

200
10

15
15
20
15
15

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 80 x 120 x 2 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT JALUR LAS POSISI TEGAK
ARAH NAIK

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

154

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Sudut pembakar

60 - 70

6.

Sudut bahan tambah

30 - 40

7.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

8.

Gerakan pembakaran

Lurus

9.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

10.

Pembersih hasil las

Penjepit

dan

sikat baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

155

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar lajur

7 mm0,5

2.

Tinggi jalur

0,5mm

3.

Bentuk jalur

Cembung

4.

Sambungan

Rata0,5m

Kriteria

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

jalur
5.

Skor

Beda

00,5mm

0+2,5

02,5

permukaan
jalur
6.

Penyimpanga
n

kelurusan

jalur
7.

Perubahan
bentuk

8.

Scale

pada

+5mm

32

permukaan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

156

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 9
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Membuat Sambunga I
Posisi Tegak Arah
Naik

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
16 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas sambungan tumpul kampuh I pelat
baja lunak posisi tegak arah naik dengan memenuhi kiteria :

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

Panjang undurcut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 90 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Kebersihan scale pada permukaan 0.

Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm jumlah 2 buah.
Kawat las, jenis baja lunak diameter 2,0 mm.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

157

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan

alat

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

disediakan dengan benar.


b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


4. Langkah Kerja
a. Gunakan

pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah

secukupnya. Bahan pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.


b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/
ujung yang tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada
pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai de ngan jenis pembakar yang
dipakai

dan

satuan

tekanan

yang

terdapat

di

dalam

manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala
netral.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat
dibuat pada 3 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang
lebih 2,0 mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi tegak arah naik. Tinggi benda kerja kurang lebih sama
dengan tinggi mata pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi
bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak
antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm
dan 3 mm. Sudut pembakar 0 - 10, sudut samping
pembakar dan bahan pengisi 90.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

158

MODUL BAHAN AJAR

i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole


(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.
Selesaikan

penyambungan

jalur

pertama

dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Gerakkan pembakar setengah melingkar.

Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan


sudut samping pembakar 90.

Sudut bahan pengisi 30 - 40 terhadap benda kerja dan


sudut sampingnya 90.

j.

Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.

Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm 3 mm.

Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara


berangsur-angsur sudut pembakar diperkecil.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

159

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

30 - 40

120
10

20

2
1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 50 x 120 x 3 1 buah
linak
mm
Pelat
baja 30 x 120 x 3 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN I POSISI
TEGAK ARAH NAIK

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

160

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: ..

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Jumlah las catat

3 buah

6.

Gap/celah

1,5 mm 2,0
mm

7.

Sudut pembakar

80 - 90 sudut
samping

8.

Sudut bahan tambah

30 - 40 sudut
samping

9.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

10

Gerakan pembakaran

Lurus

11.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

12.

Pembersih hasil las

Penjepit dan
sikat baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

161

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar lajur

31,-0mm

2.

Tinggi jalur

Kriteria

+1,-0mm

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

3
3

3.

Bentuk jalur

Rata+1,-

0mm

4.

Sambungan

Rata+0,5m

jalur

5.

Beda

00,5mm

0+2,5

0+10mm2

Luas 0+5m

Jumlah 0+1

permukaan
jalur
6.

Perubahan
sudut

7.

Scale

pada

permukaan
8.

Porositas

buah

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

162

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 10
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan : Membuat Rigilas
Posisi Atas Kepala

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:I
:8

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas baja lunak untuk membuat rigi las
posisi atas kepala memenuhi kiteria :

Kaki lasan yang relatif sama.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

Panjang undurcut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 90 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Kebersihan scale pada permukaan 0.

Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm x 1 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

163

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan

alat

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

disediakan dengan benar.


b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


4. Langkah Kerja :
a. Gunakan

bahan dengan jumlah secukupnya. Bahan pengisi

baja lunak diameter 2,0 mm.


b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan
sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada
pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang
dipakai

dan

satuan

tekanan

yang

terdapat

di

dalam

manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang benar kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala
netral.
f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi tegak arah naik, tinggi benda kerja kurang lebih sama
dengan tinggi mata pengelas.
g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi
bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak
antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm
dan 3 mm. Sudut pembakar 0 - 10, sudut samping
pembakar dan bahan pengisi 90.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

164

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

30 -40

60 -70

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 80 x 120 x 2 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT RIGI LAS POSISI ATAS
KEPALA

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

165

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: ..

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Sudut pembakar

60 - 70 sudut
samping

6.

Sudut bahan tambah

90

terhadap

pembakara
7.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

8.

Gerakan pembakaran

Lurus

9.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

10.

Pembersih hasil las

Penjepit

dan

sikat baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

166

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1..

Lebar lajur

101,-0 mm

2.

Tinggi jalur

1+1,-0mm

3.

Bentuk jalur

Rata+1,-

Kriteria

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

0mm

4.

Sambungan

jalur

5.

Rata+0,5m

Beda

00,5mm

0+2,5

permukaan
jalur
6.

Perubahan
sudut

7.

Scale

pada

0+10mm2

permukaan
8.

Porositas

Luas0+5m

Jumlah
0+1buah

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

167

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 11
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Mengelas Pipa Posisi Tegak

Nomor Pekerjaan
Tingkat
I (satu)
Waktu Standar
12 Jam

:
:
:

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan mampu mengelas pipa

posisi tagak memenuhi

kiteria:

Lebar jalur las maksimum 10 mm

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

Panjang undercut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 90 %.

Perubahan bentuk maksimum 5.

Kebersihan scale pada permukaan 0.

Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pipa baja lunak ukuran 3 x 40 x 1,2 mm x 3 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

168

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan

alat

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

disediakan dengan benar.


b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


4. Langkah Kerja :
a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan
sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.
b. Memilih ukur an tip yang sesuai dan memasangnya pada
pembakar.
c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang
dipakai

dan

satuan

tekanan

yang

terdapat

di

dalam

manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala
netral.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat
dibuat minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua
bahan) kurang lebih 2,0 mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang di atas
kepala pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi
bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak
antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm
dan 3 mm. Sudut pembakar 0 - 10, sudut samping
pembakar dan bahan pengisi 90.
i. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk keyhole
(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

169

MODUL BAHAN AJAR

Selesaikan

penyambungan

jalur

pertama

dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Gerakkan pembakar setengah melingkar.

Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan


sudut samping pembakar 90.

Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk keyhole.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

170

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

1
Nama bagian

No.
Bagian

Pipa
baja 3x40 x1.2
lunak
mm
Bahan
Ukuran

Keteranga
n
Pengganti dari :

Perubahan

Non
Skala
MENGELAS PIPA POSISI TEGAK

3 buah

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

171

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: ..

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan alat

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Kaca penyaring

pelindung diri

dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Sudut pembakar

0 - 10 sudut
samping

6.

Sudut bahan tambah

90 terhadap
pembakar

7.

Pengisian

bahan

Pada kawah las

tambah
8.

Gerakan pembakaran

Lurus

9.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

10.

Pembersih hasil las

Penjepit dan sikat


baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

172

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No.

Aspek yang
diminta

Kriteria

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

1.

Lebar lajur

6 1,-0mm

2.

Tinggi jalur

3.

Bentuk jalur

Rata+1,- 0mm

4.

Sambungan

Rata+0,5mm

0 0,5mm

0 +2,5

+1,-0mm

3
3

jalur
Beda
5.

permukaan
jalur

6.

Perubahan
bentuk

7.

Scale

pada

permukaan
8.

3
0 +10mm2

Porositas
Luas0+5m

Jumlah 0+1bua

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

173

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 12
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Mengelas Pipa Posisi Datar

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
12 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih lembar kerja ini, peserta diklat
diharapkan

mampu

mengelas

pipa

posisi

datar

dengan

memenuhi kriteria :

Lebar jalur las maksimum 10 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

Panjang undurcut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 90 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Kebersihan scale pada permukaan 0.

Tidak overlap.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang,
kecuali tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pipa baja lunak ukuran 3 x 40 x 1,2 mm x 4 buah.
Kawat las baja lunak diameter 2,0 mm.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

174

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan Kerja :
a. Gunakan

alat

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

yang

disediakan dengan benar.


b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang
mudah terbakar.
d. Jauhkan

benda-benda

yang

mudah

terbakar

dari

tempat/lokasi pengelasan dan sekitarnya.


4. Langkah Kerja :
a. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan
sudut/ujung yang tajam supaya dihaluskan.
b. Memilih ukuran tip yang sesuai dan memasangnya pada
pembakar.
c. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang
dipakai

dan

satuan

tekanan

yang

terdapat

di

dalam

manometer.
d. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang benar, kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala
netral.
e. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Las catat
dibuat minimum pada 4 tempat. Gap (jarak antara kedua
bahan) kurang lebih 2,0 mm.
f. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan
posisi atas kepala tinggi benda kerja lebih kurang d iatas
kepala pengelas.
g. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi
bahan mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak
antara ujung inti nyala dan permukaan bahan antara 2 mm
dan 3 mm. Sudut pembakar 60 - 70, sudut samping
pembakar dan bahan pengisi 90.
h. Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole
(lubang kunci) yang besarnya kurang lebih 1,5 x gap.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

175

MODUL BAHAN AJAR

Selesaikan

penyambungan

jalur

pertama

dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1. Gerakkan pembakar setengah melingkar.
2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
3. Sudut pembakar 60 - 70 terhadap garis horizontal dan
sudut samping pembakar 90.
4. Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

176

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pipa
baja 3x40 x 1,2 4 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MENGELAS PIPA POSISI MENDATAR

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

177

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: ..

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan alat
pelindung diri

Kriteria

Cek list
Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2H 2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Sudut pembakar

60 - 70 sudut
samping

6.

Sudut bahan tambah

90 terhadap
pembakar

7.

Pengisian bahan

Pada kawah las

tambah
8.

Gerakan pembakaran

Lurus

9.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

10.

Pembersih hasil las

Penjepit dan sikat


baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

178

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No.

Aspek yang

Kriteria

diminta

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

1.

Lebar lajur

6 1,-0mm

2.

Tinggi jalur

+1,-0mm

3.

Bentuk jalur

Rata+1,- 0mm

4.

Sambungan

Rata+0,5mm

0 0,5mm

0 +2,5

0 +10mm2

Luas0+5m

Jumlah 0+1bua

jalur
5.

Beda
permukaan
jalur

6.

Perubahan
bentuk

7.

Scale pada
permukaan

8.

Porositas

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

179

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 13

Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Membuat Sambungan
Tumpang (Patri
Keras)

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
10 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah

mempelajari

dan

berlatih

topik

ini,

peserta

diklat

diharapkan mampu:

Mengatur tekanan kerja.

Memasang tip pada brender.

Mengatur nyala api yang sesuai.

Membuat

sambungan

tumpang

dengan

las

patri

dengan

ketentuan :

1)

Sambungan rapat 90%.

2)

Perpaduan minimum 90%.

3)

Perpaduan rata.

4)

Perubahan bentuk 5 %.

5)

Bebas kotoran las.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asetilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembaran kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Plat baja lunak ukuran 30 x 120 x 3 (2 buah) dan 60 x 120 x
3.
Kawat las kuningan 2 mm.
Fluksi kuningan.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

180

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat keselamatan kerj a dengan tepat.
b. Hindarkan benda-benda yang mudah terbakar.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas pada selang.
d. Tanyakan pada pembimbing bila ada hal yang meragukan.
4. Langkah kerja :
a. Persiapkan benda kerja sesuai dengan gambar dan ukuran pada
lembar pekerjaan.
b. Susunlah benda kerja dan jepit dengan klem.
c. Ikat benda kerja dengan las catat pada setiap sambungansambungan.
d. Mulailah pengelasan pada tiap sambungan yang telah dicatat.
e. Setiap selesai pengelasan satu jalur sambungan berikutnya
sampai selesai.
f. Lakukanlah pengelasan sebagai berikut :
1. Gerakkan pembakar

melingkar pada bagian sambungan

yang dibuat.
2. Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.
3. Sudut pembakar 60 - 70 terhadap garis horizontal dan
sudut samping pembakar 90.
g. Bersihkan benda kerja yang telah selesai dilas.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

181

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

30 - 50

45

30 - 40

30

60

120

2
1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 60 x 120 x 3 1 buah
linak
mm
Pelat
baja 30 x 120 x 3 2 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN TUMPANG
(PATRI KERAS)

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

182

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang di miliki


Pemakaian

alat

pelindung.

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Apron,
kacamata

las

dan topi las.


2.

Alat bantu yang


dipersiapkan.

Tip pembersih,
penjepit dan
sikat baja.

3.

Jenis nyala las

Netral

sedikit

oksidasi
4.

Tekanan kerja.

50 70 kpa.

5.

Arah pengelasan.

Maju.

6.

Sudut bahan tambah dan

30 - 40 dan

sudut pengelasan.
7.

Menutup tekanan kerja.

60 70.
Tekanan
manometer = 0
dan

semua

katup ditutup.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

183

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk :
Aspek
No.

yang

Skor
Kriteria

diminta

4 3

2 1 0

Standar

TL/

minimal

1.

Perpaduan

Min 90 %.

2.

Perpaduan

Min 90 %

Min 90 %

5%

rata
3.

Sambungan
rapat

4.

Distorsi
yang terjadi

5.

Rigi-rigi

Rapih

6.

Kebersihan

Bebas

terak

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

184

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 14
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan
:
Membuat Sambungan
Bahan Alumunim

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
10 Jam

:
:I
:

1. Tujuan :
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat
diharapkan mampu:
Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.
Mengatur tekanan kerja pengelasan.
Memasang tip pada brender.
Mengatur nyala api yang sesuai.
Membuat sambungan I bahan alumunium dengan kriteria :
1) Lebar jalur las maksimum 10 mm.
2) Tinggi jalur las 1 mm.
3) Beda permukaan las maksimum 1 mm.
4) Distorsi yang terjadi 5 %.
5) Hasil lasan rapih.
Memeriksa hasil pengelasan
2. Alat dan bahan praktik :
a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Seperangkat alat keselamatan kerja.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat alumunium ukuran 40 x 120 x 3 mm (2 buah).
Kawat las alumunium 2 mm.
Fluksi alumunium.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

185

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan k erja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas.
4. Langkah kerja :
a. Siapkan benda kerja sesuai dengan bentuk pada gambar kerja.
b. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
c. Nyalakan pembakar dengan nyala karburasi dan mulailah
dengan las catat lebih dahulu dengan memberikan gap pada
sambungan 3 mm.
d. Lakukan pemanasan awal pada bagian sambungan dengan cara
menggerakan pembakar memutar.
e. Mulailah

pengelasan

hingga

kedua

benda

menca ir

dan

membentuk lubang kunci, baru bahan tambah dimasukan


dengan sudut pembakar 45 - 80 dan sudut kawat las 45 dan
jarak inti nyala las 2 3 mm terhadap permukaan bahan.
f. Jangan memasukkan bahan yang telah dilas kedalam air untuk
mendinginkan bahan.
g. Bersihkan dan kumpulkan hasil pengelasan dan serahkan
kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

186

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

45- 80

45

80
120

1
Nama bagian

No.
Bagian

Pelat
alumunium
Bahan

Perubahan

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN I
ALUMUNIUM

40 x 120 x 3 2 buah
mm
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :
Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

187

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

: ..

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang dimiliki


Pemakaian alat pelindung

Cek list

Kriteria
Apron,

Benar

Salah

kacamata

las dan topi las


2.

Alat bantu yang

Tip pembersih,

dipersiapkan

penjepit dan sikat


baja

3.

Diameter kawat las

2 mm

4.

Arah pengelasan

Maju

5.

Pemanasan awal

Seluruh
sambungan
dengan

gerakan

melingkar
6..

Nyala las

7.

Sudut

pengelasan

Karburasi
dan

45 80 dan 45

sudut
8.

Bahan tambah dan fluksi

Alumunium
fluksi

dan

dicairkan

dengan air
9.

Menutup tekanan kerja

Tekanan
manometer 0 dan
semua

katup

ditutup

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

188

MODUL BAHAN AJAR

b.

Hasil/produk

No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar jalur

Kriteria

luar.

mm,

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

toleransi

mm.
2.

Tinggi jalur.

mm,

toleransi

0,5

mm.
3.

Beda

permukaan

Mak

mm.

jalur.
4.

Perpaduan.

Min

80%.
5.

Distorsi

5%

6.

Kebersihan.

Bebas

terak.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

189

MODUL BAHAN AJAR

Lembar Kerja 15
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
:
Teknik Pembentukan
Nama Pekerjaan : Memotong dengan
panas dan pemanasan

Nomor Pekerjaan
Tingkat
(satu)
Waktu Standar
Jam

:
:I
:8

1. Tujuan :
Setelah

mempelajari

dan

berlatih

topik

ini,

peserta

diklat

diharapkan mampu:

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja.

Mengatur

tekanan

kerja

pengelasan

sesuai

dengan

jenis

pembakaran yang digunakan.

Memasang tip pada pembakar las.

Mengatur nyala api las netral untuk pemotongan plat baja lunak.

Memotong plat baja lunak dengan panas dan pemanasan.

Memeriksa hasil pengelasan.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Seperangkat peralatan las oksi-asitilin.
Alat bantu pengelasan.
Lembar kerja/gambar kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 80 x 120 x 2 mm
3. Keselamatan kerja :
a. Pergunakan alat -alat keselamatan kerja.
b. Pergunakan tip sesuai dengan tebal bahan.
c. Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
d. Perhatikan kedudukan dan posisi pembakar terhadap benda
kerja.
e. Tanyakan hal-hal yang meragukan kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

190

MODUL BAHAN AJAR

4. Langkah kerja :
f. Siapkan benda kerja kemudian bersihkan dari kotoran.
g. Lukis/garis dengan penggores pada bagian-bagian yang akan
dipotong.
h. Siapkan perlengkapan las dan alat keselamatan kerja.
i.

Pasanglah ukuran mulut potong yang sesuai dengan tebal


bahan yang akan dipotong.

j. Bukalah katup silinder dan aturlah tekanan kerjanya sesuai


dengan daftar data pemotongan.
k. Bukalah katup asetilin pembakar dan nyalakan dengan korek api
las.
l.

Bukalah katup zat asam perlahan-lahan dan atur apinya hingga


netral.

m. Bila nyala netral telah didapatkan, maka lakukan proses


pemotongan.
n. Pemotongan harus selalu dimulai dari pinggir, jarak inti nyala ke
permukaan

harus

tetap,

lebih

baik

menggunakan

roda

penyangga.
o. Panaskan pinggiran benda kerja dengan nyala api pemanas
pendahuluan hingga berwarna merah terang.
p. Tekanlah tuas katup zat asam potong sambil pembakar
digerakkan mundur sepanjang garis pemotongan. Kecepatan
memotong diusahakan harus tetap.
q. Bila memotong plat tipis, pembakar harus agak dimiringkan ke
depan dan pemotongan dilakukan dari samping.
r. Setelah selesai pemotongan lepaskan tuas katup zat asam
potong.
s. Tutuplah katup asetilin pembakar kemudian katup zat asam.
t. Bersihkan benda kerja yang sesuai dan serahkan kepada
pembimbing praktek.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

191

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar kerja

1
Nama bagian

No.
Bagian

Pelat
alumunium
Bahan

Perubahan

Non
Skala
MEMOTONG DENGAN OKSI -ASETILIN

40 x 120 x 3 2 buah
mm
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :
Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

192

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian :
Nama

: ..

Group

a.

Proses

No.
1.

Aspek yang dimiliki


Pemakaian alat pelindung
.

2.

Alat bantu yang


dipersiapkan.

Kriteria
Apron,

Cek list
Benar

Salah

kacamata

las, dan topi las.

Tip pembersih,
penjepit, dan sikat
baja.

3.

Arah pemotongan.

Mundur.

4.

Ukuran mulut potong

No. 2.

5.

Sudut pemotongan

30 60.

6.

Jumlah pemotongan

1 buah

7.

Akhir pemotongan

Mematikan api las


dan tekanan
manometer = 0

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

193

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar jalur

Kriteria

potong.

mm,

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

toleransi

mm.
2.

Penyimpanga
n

mak 50 .

Tidak

kelurusan

jalur.
3.

Kebersihan

ada
terak
dan
percikan
logam

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

194

MODUL BAHAN AJAR

BAB III
EVALUASI
Tes Tulis
Tes tulis ini digunakan untuk menilai peserta diklat selama Pemelajaran dan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan peserta diklat untuk
melaksanakan penilaian Kinerja. Apabila dalam tes ini peserta diklat belum
memenuhi syarat penguasaan kompetensi yang telah dipelajari, maka dapat
dilakukan penilaian ulang :
Pilih jawaban yang benar pada soal di bawah ini.
1. Bentuk kampuh yang baik digunakan untuk pelat-pelat tipis adalah :
a. Kampuh I
b. Kampuh V
c. Kampuh X
d. Kampuh K
2. Alat yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur tekanan isi dan tekanan
kerja pada las oksigen-asetilin adalah
a. Regulator

c. Karburator

b. Genertor

d. Radiator

3. Urutan-urutan pemasangan alat las oksigen-asetilin adalah ..


a. Tabung, selang, regulator, pembakar
b. Tabung, regulator, selang, pembakar
c. Tabung, pembakar, regulator, selang
d. Tabung, selang, pembakar, regulator
4. Ukuran mulut pembakar yang dipakai pada kerja las tergantung pada
.
a. Ketebalan bahan yang digunakan
b. Tekanan isi tabung gas
c. Panjang benda kerja yang dilas
d. Bentuk kampuh yang dilas

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

195

MODUL BAHAN AJAR

5. Alat keselamatan kerja yang digunakan untuk melindungi badan dari


percikan api las adalah .
a. Kacamata
b. Sarung tangan
c. Apron
d. Sepatu
6. Alat bantu yang digunakan untuk membersihkan kotoran baik sebelum
maupun setelah mengelas adalah .
a. Palu las
b. Tang penjepit

b. Kikir
d. Sikat baja

7. Nyala las yang dibentuk dari tekanan gas yang sebanding antara gas
oksigen dan asetilin adalah
a. Karburasi

b. Oksidasi

b. Netral

c. Luar

8. Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah


tangan arah maju adalah

9.

a. 80 - 90

c. 45 - 60

b. 60 - 70

d. 20 - 40

Sudut pembakar yang harus dimanipulasi pada pengelasan posisi bawah


tangan arah mundur adalah
a. 20 - 30

c. 60 - 70

b. 40 - 50

d. 80 - 90

10. Untuk mengakhiri proses pengelasan maka gas sisa yang terdapat dalam
selang sebaiknya ..
a. Dibiarkan dalam selang
b. Dikongkan dari selang
c. Dibuang oksigennya
d. Dibuang asetilinnya

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

196

MODUL BAHAN AJAR

Tes Kinerja
Bidang Keahlian

: Teknik Mesin

Program Keahlian

: Teknik Mekanik Otomotif

Program Spesialisasi

: Melaksanakan

Prosedur

Pengelasan,

Pematrian, Pemotongan dengan Panas


dan Pemanasan
Tingkat

: I (satu)

Waktu Standar

: 8 Jam

1. Jenis Tes :
Pengelasan sambungan tumpang pelat baja lunak posisi mendatar dengan
memenuhi kiteria :

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung/ rata.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5.

Panjang undercut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 80 %.

Perubahan bentuk maksimum 5.

Scale pada permukaan 0.

2. Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali
tip/mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Bahan :
Pelat baja lunak 40 x 120 x 3 mm x 2 keping
Kawat las 3 mm

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

197

MODUL BAHAN AJAR

3. Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan
benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah
terbakar.
d. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari tempat/ lokasi
pengelasan dan sekitarnya.
e. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
f. Gunakan teknik -teknik pengelasan dengan benar.
4. Langkah kerja :
a. Mempersiapkan peralatan las oksi- asetilin, baik alat utama, alat
keselamatan dan kesehatan kerja maupun alat bantu.
b. Mempersiapkan bahan.
c. Membersihkan permukaan bahan dan menghilangkan sudut/ujung yang
tajam.
d. Memilih ukuran tip yang sesuai.
e. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai dan
satuan tekanan yang tertulis dalam manometer.
f. Membuat las catat pada posisi di bawah tangan. Jumlah las catat yang
dibuat 3 (tiga) buah. Sebelum dilas catat aturlah kedua bahan sehingga
jaraknya (gap) antara 2,0 2,5 mm dan matikan nyala api.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
mendatar. Bagian tepi yang akan dilas pertama diletakkan di sebelah
kanan (bila peserta biasa menggunakan tangan kanan), tetapi apabila
peserta biasa menggunakan tangan kiri letakkan bagian yang akan dilas
pertama di sebelah kiri. Tinggi benda kerja kurang lebih setinggi mata
pengelas.
h. Menyalakan tip dan mengaturnya sehingga nyala netral. Arahkan inti
nyala pada api yang akan dilas sehingga kedua bahan mencair,
kemudian masukkan bahan pengisi.
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

198

MODUL BAHAN AJAR

i.

Tambahkan bahan pengisi apabila di antara kedua bahan yang


disambung sudah membentuk key hole yang besarnya kurang lebih 1
kali

gap.

Selesaikan

jalur

penyambungan

pertama

ini

dengan

memperhatikan hal- hal sebagai berikut :


Gerakkan pembakar setengah melingkar.
Gerakkan bahan pengisi naik turun/ keluar masuk.
Sudut pembakar 60 - 70 dan sudut samping 80 - 90.
Sudut kawat 30 - 40 dan sudut samping bawah 80 - 90.
Penambahan bahan pengisi setelah terbentuk key hole yang
besarnya 1 kali gap.
Jarak ujung inti nyala dengan permukaan yang disambung 2 mm
3 mm.
Kira -kira

15

mm

sebelum

mencapai

akhir

pengelasan,

kurangi/perkecil sudut pembakar secara berangsur-angsur.


Setelah penyambungan pertama selesai, konsultasikan hasilnya
dengan pembimbing/tutor.
Ulangi latihan membuat sambungan tumpul kampuh I posisi
mendatar ini sehingga mencapai minimal 90 % dari seluruh kriteria
yang diminta.
Bersihkan benda kerja dan serahkan kepada pembimbing.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

199

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

40

60- 70

80

- 90

80

30 - 40

120

1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 40 x 120 x 3 2 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
SAMBUNGAN I POSISI MENDATAR

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

200

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: .

Group

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

alat

pelindung diri

Cek list

Kriteria

Benar Salah

Kaca penyaring
dengan nomor
46
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Tekanan kerja

O2 = C2 H2 = 50
kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Jumlah las catat

6.

Gap/celah

1,5 mm 2,0
mm

7.

Sudut pembakar

60 - 70 sudut
samping

8.

Sudut bahan tambah

30 - 40 sudut
samping

9.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

10.

Gerakan pembakaran

Lurus

11.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

12.

Proses penembusam

Terdapat

key

hole
13.

Pembersih hasil las

Penjepit dan
sikat baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

201

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
No

Aspek yang

diminta

1.

Lebar lajur

2.

Perpaduan

100% +0-

Kriteria
+0,5mm

Skor

Standar

TL/

4 3 2 1 0

minimal

4
3

5%

3.

Sambungan

Rata0,5

00,5mm

0+5%

jalur
4.

Beda
permukaan
jalur

5.

Panjang
overlap

6.

Perubahan

0+2,5

0+5mm

Bentuk
7.

Scale

pada

permukaan

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

202

MODUL BAHAN AJAR

Bidang Keahlian
Program Keahlian
Program Spesialisasi

: Teknik Mesin
: Teknik Mekanik Otomotif
: Melaksanakan

Prosedur

Pengelasan,

Pematrian, Pemotongan dengan Panas


dan Pemanasan

1.

Tingkat

: I (satu)

Waktu Standar

: 8 Jam

Jenis Tes :
Pengelasan sambungan tumpul kampuh I pelat baja lunak posisi tegak
arah naik dengan memenuhi kiteria :

2.

Lebar jalur 7 mm.

Tinggi jalur 1 mm.

Bentuk jalur cembung.

Sambungan jalur rata.

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm.

Kedalaman undercut maksimum 0,5 mm.

Panjang undurcut maksimum 10 %.

Tinggi penetrasi 0,5 mm.

Panjang penetrasi minimum 90 %.

Perubahan bentuk maksimum 5 %.

Kebersihan scale pada permukaan 0.

Tidak overlap.

Alat dan bahan praktik :


a. Alat :
Satu unit peralatan las oksi-asetilin (lengkap dan terpasang, kecuali
tip/ mulut pembakar).
Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja.
Satu set alat bantu pengelasan.
b. Bahan :
Pelat baja lunak ukuran 200 x 30 x 2 mm, jumlah 2 buah.
Kawat las, jenis baja lunak berdiameter 2,0 mm.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

203

MODUL BAHAN AJAR

3.

Keselamatan kerja :
a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan
dengan benar.
b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan.
c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah
terbakar.
d. Jauhkan benda -benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi
pengelasan dan sekitarnya.

4.

Langkah Kerja
a. Gunakan pelat baja lunak ukuran 150 x 30 x 2, jumlah secukupnya.
Bahan pengisi yaitu baja lunak diameter 2,0 mm.
b. Membersihkan permukaan bahan yang akan dilas dan sudut/ ujung
yang tajam supaya dihaluskan.
c. Memilih ukuran tip yang ses uai dan memasangnya pada pembakar.
d. Mengatur tekanan kerja sesuai dengan jenis pembakar yang dipakai
dan satuan tekanan yang terdapat di dalam manometer.
e. Menyalakan tip dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang
benar kemudian mengaturnya sehingga diperoleh nyala netral.
f. Membuat las catat pada posisi dibawah tangan. Las catat dibuat pada
3 tempat. Gap (jarak antara kedua bahan) kurang lebih 2,0 mm.
g. Memasang benda kerja pada tiang penjepit untuk pengelasan posisi
tegak arah naik; tinggi benda kerja kurang lebih sama dengan tinggi
mata pengelas.
h. Arahkan inti nyala pada bagian bawah sampai kedua tepi bahan
mencair, kemudian masukkan bahan pengisi. Jarak antara ujung inti
nyala dan permukaan bahan antara 2 mm dan 3 mm. Sudut pembakar
0 - 10, sudut samping pembakar dan bahan pengisi 90.
i.

Tambahkan bahan pengisi apabila sudah terbentuk key hole (lubang


kunci)

yang

besarnya

kurang

lebih

1,5

gap.

Selesaikan

penyambungan jalur pertama dengan memperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

204

MODUL BAHAN AJAR

Gerakkan pembakar setengah melingkar.

Gerakkan bahan pengisi naik-turun dalam kawah las.

Sudut pembakar 0 - 10 terhadap garis horizontal dan sudut


samping pembakar 90.

Sudut bahan pengisi 30 - 40 terhadap benda kerja dan sudut


sampingnya 90.

Tambahkan bahan pengisi setelah terbentuk key hole.

Jarak inti nyala terhadap permukaan bahan 2 mm 3 mm.

j. Kira-kira 15 mm sebelum mencapai tepi atas, secara berangsur-angsur


sudut pembakar diperkecil.

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

205

MODUL BAHAN AJAR

5. Gambar Kerja

30 - 40

120
10

20

2
1
Nama bagian
Perubahan

No.
Bagian

Pelat
baja 50 x 120 x 3 1 buah
linak
mm
Pelat
baja 30 x 120 x 3 1 buah
lunak
mm
Bahan
Ukuran
Keteranga
n
Pengganti dari :

Non
Skala
MEMBUAT SAMBUNGAN I POSISI
TEGAK ARAH NAIK

Diganti dengan :
Digamb
ar
Dilihat
Diperiks
a
Disetuj
ui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

206

MODUL BAHAN AJAR

6. Instrumen penilaian
Nama

: ..

Group

: ..

a. Proses
No.
1.

Aspek yang diamati


Penggunaan

Kriteria

alat Kaca

pelindung diri

Cek list
Benar

Salah

penyaring

dengan nomor 4
6
Pakaian kerja
Sepatu las

2.

Takanan Kerja

O2 = C2H 2 = 50 kpa

3.

Ukuran tip

Nomor 10

4.

Nyala api las

Netral

5.

Jumlah las catat

3 buah

6.

Gap/celah

1,5 mm 2,0 mm

7.

Sudut pembakar

80 - 90 sudut
samping

8.

Sudut bahan tambah

30 - 40 sudut
samping

9.

Pengisian bahan tambah

Pada kawah las

10.

Gerakan pembakaran

Lurus

11.

Gerakan bahan tambah

Naik turun

12.

Pembersih hasil las

Penjepit dan sikat


baja

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

207

MODUL BAHAN AJAR

b. Hasil/produk
Aspek
No.

Skor
Kriteria

yang
diminta

4 3 2 1 0

Standar

TL/

minimal

1.

Lebar lajur

3 1,-0mm

2.

Tinggi jalur

+1,-0mm

3.

Bentuk jalur

Rata+1,- 0mm

4.

Sambungan

Rata+0,5mm

0 0,5mm

0 +2,5

0 +10mm2

Luas0+5m

Jumlah 0+1bua

jalur
5.

Beda
permukaan
jalur

6.

Perubahan
sudut

7.

Scale

pada

permukaan
8.

Porositas

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

208

MODUL BAHAN AJAR

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tanggal: ..
Peserta Pelatihan telah dinilai dan dinyatakan (coret yang tidak diperlu )

KOMPETEN

BELUM KOMPETEN

Nama Peserta Pendidikan Pelatihan

Nama Penilai

Tanda Tangan

Tanda Tangan

Komentar/Saran
(Penilai akan membuat komentar tambahan yang akan menjelaskan tentang
penilaian yang diberikan)

Mekanik Otomotif
Modul Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan, dengan Panas dan Pemanasan

209

DAFTAR PUSTAKA
1.

Gatot Bintor, Dasar-dasar


Yogyakarta, 1999.

Pekerjaan

2.

Direktorat Dikmenjur Depdiknas, Pedoman Evaluasi Belajar Sekolah


menengah Kejuruan, Jakarta, 1999.

3.

Didikh Suryana, Djaedar Sidabutar, Petunjuk Praktek Las Listrik 1,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1978.

4.

Engineering Industry Training Board, Modul D21 Thick Plate Working


II, Clarendon Road, Watfrod WD1 11LB, 1977.

5.

Harsono Wiryosumarto, Toshie


Logam, Pradnya Paramita, 1979.

6.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Metals Project,


Metals Project Competence Based Training Conference, Jakarta,
2001.

7.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Metals Project,


Meta & Engeenering Competency Standard, Jakarta, 2001.

8.

Jaenudin, Wahyu M. Sueb, Gambar Fabrikasi Logam, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

9.

Sri Widharto, Buku Pedoman Ahli Pemasangan Pipa, Pradnya


Paramita, 2001.

Okumura,

Las,

Penerbit

Kanisius,

Teknologi Pengelasan

10. Sri Widharto, PetKinerja Las, Pradnya Paramita, 2001.


11. Tim KBM Mesin, Lembaran Kerja Untuk Tingkat Satu Bidang
Keahlian Teknik Mesin, Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan,
2003.
12. Untung W, Yusuf Tinting, Modul : DJ Las Gas, Pusat Pengembangan
Penataran Guru Teknologi Bandung, 1997.

Anda mungkin juga menyukai