OLEH :
KELOMPOK 8
DIV A SEMESTER IV
I. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami melakukan uji hygiene dan
sanitasi. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kebersihan tangan, uji
kebersihan air, aquades dan uji sanitasi ruangan.
Uji hygiene dan sanitasi ini dilakukan untuk megetahui jumlah
koloni yang ada serta dalam upaya pencegahan terkontaminasi bakteri
pada pangan yang akan diolah ketika melakukan suatu praktikum. Dengan
adanya uji hygiene dan sanitasi pada tangan, air, aquades dan ruangan
yang sering digunakan untuk praktikum oleh mahasiswa dapat
memberikan gambaran serta pemahaman bahwa mikroba ada dimana-
mana, untuk itu diperlukan perhatian terhadap mikroba agar tidak terjadi
kontaminasi.
Tangan merupakan sumber kontaminasi mikroba karena pada
tangan memang terdapat mikroba. Selama melakukan praktikum baik
praktikum dietetika, kimia dan juga pangan, mahasiswa yang melakukan
pengolahan makanan. Setiap kali tangan mahasiswa yang tidak higienis
dan tidak bersih karena telah digunakan untuk melakukan berbagai macam
aktivitas kontak dengan bahan pangan, maka mikroorganisme yang ada di
tangan dapat berpindah ke makanan dan akan mencemari makanan. Luka-
luka atau iritasi pada kulit juga merupakan sumber kontaminan mikroba,
sehingga harus ditutup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencucian tangan
dengan sabun atau antiseptik dan dibilas serta digosok-gosok hingga
bersih agar semua kotoran yang menempel di tangan dapat terlepas
sebelum melakukan kontak dengan bahan pangan.
Air dan ruangan juga merupakan sumber kontaminasi mikroba.
Sumber air dan ruangan yang tidak bersih, kotor, dan berdebu dapat
menjadi tempat mikroorganisme tumbuh. Jika di dalam suatu ruangan
10 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
Sedangkan uji kebersihan pada air dan aquades dilakukan dengan
cara meneteskan air dan aquades pada media agar yang telah beku. Setelah
itu cawan petri ditutup dan cawan segera diinkubasikan dengan posisi
terbalik dalam inkubator 37ºC selama 48 jam (2 hari).
Sementara uji sanitasi di ruangan dilakukan dengan cara
membiarkan media agar terbuka di dalam ruangan selama 1 menit. Uji
sanitasi di ruangan dilakukan di ruangan laboratorium dietetika dan
ruangan aula kampus gizi. Setelah itu cawan petri ditutup dan cawan
segera diinkubasikan dengan posisi terbalik dalam inkubator 37ºC selama
48 jam (2 hari).
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa jumlah koloni
mikroba yang mencemari tangan dan rambut adalah sebagai berikut:
1. Uji kebersihan tangan
Tangan tanpa dicuci
Media PCA: jumlah koloni di tangan kanan yaitu 44 koloni/ mL.
Tangan dicuci dengan sabun(sunlight)
Media PCA: jumlah koloni di tangan kanan yaitu 68 koloni/ mL.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena tangan yang tidak
dicuci seharusnya banyak mengandung mikroba. Namun ini justru sedikit
mikrobanya. Hal ini dapat disebabkan tangan tersebut tidak digunakan
untuk melakukan aktivitas yang memungkinkan terjadinya kontaminasi
sebelum dilakukan pengujian atau tangan tersebut terawat kebersihannya.
Sedangkan pada perlakuan tangan dicuci dengan sabun dan dibilas
dengan air jumlah mikrobanya sangat banyak. Padahal, seharusnya sabun
berfungsi sebagai desinfektan yang dapat mengurangi jumlah mikroba
pada sampel. Penyimpangan ini dapat disebabkan karena konsentrasi
sabun yang digunakan cukup rendah sehingga efek antimikrobanya kurang
dan tidak membunuh mikroba secara optimal atau juga karena terjadi
kontaminasi ulang pada tangan setelah dicuci sabun akibat tangan yang
telah dicuci sabun digunakan untuk beraktivitas lagi sebelum dilakukan
pengujian. Media PCA lebih cenderung ditumbuhi bakteri daripada
11 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
kapang-khamir karena komposisi media PCA kaya akan protein yang
disukai bakteri.
2. Uji kebersihan air dan aquades
Air
Media PCA: jumlah koloni di air yaitu 24 koloni/ mL.
Aquades
Media PCA: jumlah koloni di aquades yaitu 40 koloni/ mL.
Pada uji kebersihan air dan aquades didapatkan bahwa jumlah
koloni terbanyak ditemukan pada aquades. Hal ini bisa saja terjadi akibat
aquades yang digunakan pada uji kebersihan, aquades tersebut sudah
disimpan selama berminggu-minggu dalam wadah, dan bakteri tumbuh
pada tempat/wadah aquades tersebut, sedangkan air yang digunakan
adalah air yang baru diambil pada sumber air yang mengalir, sehingga
bakterinya masih sedikit.
3. Uji sanitasi di ruangan
Ruangan Laboratorium Dietetika
Media PCA: jumlah koloni di ruangan laboratorium dietetika yaitu
72 koloni/mL.
Ruangan Aula Kampus Gizi
Media PCA: jumlah koloni di aula kampus gizi yaitu 68 koloni/
mL.
Pada hasil perhitungan koloni di ruangan didapatkan bahwa jumlah
koloni di dalam ruangan laboratorium dietetika lebih banyak dibandingkan
jumlah koloni di ruangan aula. Jumlah koloni di laboratorium lebih banyak
dikarenakan di laboratorium dietetika biasanya digunakan sebagai ruangan
untuk pengolahan bahan pangan, sedangkan di ruangan aula hanya
digunakan sebagai tempat berkumpul mahasiswa dalam suatu rangkaian
acara/kegiatan. Hal inilah yang dapat menyebabkan jumlah koloni di
ruangan laboratorium lebih banyak daripada di aula.
Penyimpangan pada kegiatan praktikum kali ini juga dapat
disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
12 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
1. Kesalahan saat menghitung jumlah mikroba (tidak teliti dan tidak cermat
saat menghitung) karena ukuran mikroorganismenya sangat kecil dan
banyak.
2. Kesalahan saat mengidentifikasi jenis-jenis mikroba, kurang cermat dalam
membedakan mana mikroba yang termasuk jenis bakteri, kapang, dan
khamir karena ukurannya sangat kecil sehingga terlihat hampir
sama/mirip.
3. Teknik yang dilakukan praktikan saat praktikum yang kurang aseptis
sehingga banyak terjadi kontaminasi dari luar. Saat praktikum bisa jadi
membuka tutup cawan petri terlalu lebar saat memasukkan sampel dalam
cawan.
4. Penggunaan peralatan yang kurang bersih dan steril.
5. Perlakuan praktikan saat praktikum dan sebelum menginkubasikan
mikroba (perlakuan pra proses). Pada saat praktikum berlangsung,
praktikan selalu mengobrol di sekitar area praktikum sehingga mikroba
dari udara pernafasan atau mulut praktikan dapat mengontaminasi sampel
dan terjadilah kontaminasi dari luar.
6. Adanya kontaminasi ulang pada sampel ketika beraktivitas sebelum
dilakukan pengujian sanitasi ini.
J. Kesimpulan
1. Tangan, air dan ruangan merupakan sumber kontaminasi mikroba.
2. Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang terdapat pada tangan,
air dan ruangan dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan sampel
yang mengandung mikroorganisme pada beberapa cawan agar.
3. Prinsip praktikum ini adalah perhitungan koloni bakteri yang telah
ditanam pada media plate count agar (PCA) dengan metode Total
Plate Count tanpa menggunakan mikroskop.
4. Praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan media tumbuh
mikroorganisme yaitu Plate Count Agar (PCA) yang merupakan media
umum mikroorganisme dengan menggunakan metode hitung koloni di
cawan petri (standar/viable plate count method.
13 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
5. Jumlah mikroba pada tangan tanpa dicuci adalah sebanyak 44
koloni/ml sedangkan pada tangan dicuci dengan sabun dan dibilas
sebanyak 68 koloni/ml.
6. Jumlah mikroba pada air adalah sebanyak 24 koloni/ml sedangkan
aquades sebanyak 40 koloni/ml.
7. Jumlah mikroba pada ruangan laboratorium dietetika adalah sebanyak
72 koloni/ml sedangkan pada ruangan aula sebanyak 68 koloni/ml.
8. Berdasarkan hasil perhitungan uji kebersihan tangan, diketahui bahwa
jumlah mikroba yang paling banyak ada pada tangan yang dicuci
dengan sabun, dan tangan yang tidak dicuci sedikit mikrobanya.
9. Berdasarkan hasil perhitungan uji kebersihan air dan aquades, jumlah
mikroba terbanyak didapatkan di dalam aquades.
10. Berdasarkan hasil perhitungan uji sanitasi ruangan, jumlah mikroba
terbanyak didapatkan di dalam ruangan laboratorium dietetika
sedangkan pada ruangan aula lebih sedikit.
11. Penyimpangan pada kegiatan praktikum kali ini dapat disebabkan
karena kesalahan saat menghitung jumlah mikroba (tidak teliti saat
menghitung), kesalahan saat mengidentifikasi jenis-jenis mikroba,
pengambilan sampel yang tidak menggunakan pinset, teknik praktikan
yang kurang aseptis sehingga banyak terjadi kontaminasi dari luar,
penggunaan peralatan yang kurang bersih dan steril, perlakuan
praktikan saat praktikum dan sebelum menginkubasikan mikroba
(perlakuan pra proses).
K. Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang
telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
14 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
LAMPIRAN GAMBAR
15 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
Uji Sanitasi Ruangan
16 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P
DAFTAR PUSTAKA
Betty dan Een. 2011. Sanitasi Dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Industri
Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Jatinangor
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Penanggungjawab
17 | L A P O R A N P R A K T I K U M P M P