PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum adalah usaha untuk mengawasi dan
mencegah akibat dari tempat-tempat yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
terutama yang erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
Pentingnya pengawasan tempat-tempat umum karena ;
a. Tempat umum yang tidak saniter dapat menjadi tempat perkembangbiakan
bibit penyakit dan vektor penyakit, sehingga akan memperluas penyebaran
penyakit.
b. Kontruksi bangunan tempat umum yang tidak memenuhi syarat akan dapat
menimbulkan bahaya dan kecelakaan.
3
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding,
dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah
dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk
dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan
tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi
bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri
seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang
konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi,
struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan
bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.
4
14 koloni, dan di tangga terdapat 12 koloni. Jumlah koloni kapang dan khamir ,
dari urutan terbesar hingga terkecil yang hidup di medium PDA adalah yang
disimpan di tangga terdapat 32 koloni, laboratorium pendidikan terdapat 18
koloni, di koridor lantai 2 terdapat 17 koloni, sedangkan jumlah koloni yang
tumbuh pada NA yang diletakkan di perpustakaan dan laboratorium uji
menunjukkan jumlah yang sama yaitu terdapat 6 koloni. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang mendominasi dalam
kontaminasi udara adalah bakteri, hal ini dapat terlihat dari jumlahnya yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang tumbuh di medium PDA.
Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan
menandakan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari
kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan
bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang
ada di tempat tersebut.
Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh
pada permukaan agar per cm2 selama satu jam. Satuan densitas dinyatakan dalam
g/cm2. (Anonima,2009)
Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya
kontak cawan dengan udara tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang
berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang
digunakan.
Hasil perhitungan densitas dari tiap medium, menghasilkan data bahwa
urutan densitas (g/cm2) bakteri terbesar hingga terkecil adalah dari NA yang
disimpan di koridor lantai 2, laboratorium pendidikan, laboratorium uji,
perpustakaan, dan tangga, dimana masing-masing memiliki densitas sebesar
1952,83 g/cm2, 1413 g/cm2, 1058,43 g/cm2, 571,69 g/cm2 dan 490,0296 g/cm2.
Jumlah koloni terbesar pada perhitungan bakteri yang tumbuh di media NA tidak
menunjukkan hasil yang sama dengan perhitungan densitas. Densitas bakteri
terbesar ke dua terdapat pada medium NA yang disimpan di laboratorium
pendidikan, hal ini dapat terjadi disebabkan posisi laboratoium pendidikan yang
berada di lantai bawah, bagian depan, dan memiliki cukup ventilasi untuk
pertukaran udara, dan terkena sinar matahari secara langsung. Lantai bawah,
5
cenderung lebih sering dilewati oleh orang sehingga penyebaran bakteri bisa lebih
banyak.
Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan
orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan
dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan
bercakap-cakap titik-titik air terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai
ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang
ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal dalam udara
sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau
permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada
dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar,
1994).
Terdapat berbagai prediksi jenis mikroorganisme yang memungkinkan
menyebar diudara dan dapat mengkontaminasi bahan pangan, dari mulai yang
bersifat pendegradasi hingga patogen. Bakteri yang memungkinkan menjadi agen
kontaminan antara lain Pseudomonas, Xanthomonas, Gluconobacter,
Halobacterium, Halococcus, Alcaligenes, Acetobacter, dan Brucella. Kapang
yang kemungkinan menjadi kontaminan adalah jenis Aspergillus Sp.
Beberapa cara yang digunakan untuk membersihkan udara yaitu:
1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.
2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya
3. Dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet.
6
BAB III
METODE
Tempat:
Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Riau Lt.2
Siapkan masing-masing petridish steril yang berisi Nutrient Agar (NA) dan
Potato Desktise Agar (PDA) sejumlah yang dibutuhkan (untuk ruangan yang
berukuran (1x2) meter dibutuhkan petridish masing-masing 2 buah)
Tutup petridish dan inkubasikan selama 2-3 hari dalam incubator dengan
posisi terbalik pada suhu 30ºC
7
Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap-tiap petridish sesuai jenis
media yang digunakan
Hitung rata-rata jumlah koloni dalam petridish yang berisi media yang sama
Hitung dentitas bakteri dan densitas kapang dan khamir dengan menggunaka
rumus :
Masukkan cawan dalam kantong plastik dan tabung dalam keranjang serta
simpan dalam lemari es sampai diperlukan.
8
3.3.2 Prosedur Uji Sanitasi Tempat
Petridish kecil diisi dengan media PCA sampai penuh ke permukaan (tanda
ditutup), letakkan dalam petridish yang lebih besar dan tutup, biarkan beku
Letakkan kembali petridish tersebut dalam petridish yang lebih besar dengan
posisi agar menghadap ke atasa
Hitung jumlah koloni yang tumbuh dari setiap petridish, jumlahkan dan rata-ratakan
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
10
Perhitungan :
Rumus :
∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x (144
inchi : Luas petridish dalam inchi)
Penyelesaian sanitasi ruangan :
Rata-rata koloni perpetridish (NA & PDA)
39+ 49+ 14 + 2 = 104 = 26
4
Luas petridish dalam inchi
D=8
r =4
Luas = π x r
= 3,14 x 42
= 3,14 x 16
= 50,24
∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x
(144 inchi : Luas petridish dalam inchi)
= 26 x (60 : 30) x (144 : 50,24)
= 26 x 2 x 2,866 =149,03
11
b. Uji Sanitasi Tempat
Lokasi Bahan Jumlah Hasil
Koloni
Di dinding meja Plate Count 5 jamur
laboratorim Agar (PCA)
mikrobiologi ke 1
12
4.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan inkubasi selama dua hari dapat
dilihat pada tabel hasil pengamatan. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk
jumlah koloni dan densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di ruangan.
Jumlah koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter ataupun secara
manual, sedangkan untuk menghitung densitas dapat digunakan rumus :
∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x (144
inchi : Luas petridish dalam inchi)
13
Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya
kontak cawan dengan ruang tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang
berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang
digunakan.
Pada pengujian ini satu cawan yang sudah steril dengan ukuran 5-6 cm
diisi dengan media PCA yang kemudian dibekukan. Selanjutnya tutup cawan
dibuka dan dengan posisi terbalik ditekan permukaan agarnya pada empat tempat
dan didekat bunsen, yaitu meja yang belum dibersihkan, meja yang dibersihkan
dengan air biasa, meja yang dibersihkan dengan larutan disinfektan, dan lantai
yang tidak dibersihkan dan lantai yang dibersikan dengan desinfektan.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 hari. Hitung unit koloninya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ruangan
dan tempat di laboratorium masih tidak terbebas dari kontaminasi mikroba. Dari
hasil pengamatan sanitasi ruangan didapatkan hasil jumlah koloni yang terdapat
pada NA ke 1 yaitu sebayak 38 koloni dan 2 jamur, pada NA ke 2 terdapat
sebanyak 48 koloni dan 1 jamur. Kedua NA tersebut diletakkan pada sudut
ruangan laboratorium mikrobiologi. Pada PDA ke 1 yaitu sebanyak 14 koloni,
pada PDA ke 2 yaitu sebanyak 2 koloni. Kedua PDA tersebut diletakkan pada
sudut meja dilaboratorium mikrobiologi. Sedangkan pada sanitasi tempat,
didapatkan hasil PCA ke 1 yaitu sebanyak 5 jamur, pada PCA ke 2 terdapat
sebanyak 2 koloni.
Kontaminasi didalam suatu ruangan dapat terjadi karena udara didalam
ruangan itu. Selain itu, factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
adalah suhu dan kelembaban.
5.2 Saran
Dalam praktikum mikrobiologi pangan ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar praktikum dapat berjalan dengan baik terutama mengenai
jumlah alat yang digunakan. Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar
dapat mengamati objek lebih teliti lagi. Sebelum praktikum lakukan pengecekan
alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Laporan Sementara mata kuliah Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa Laporan Sementara ini masih kurang sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi pedoman guna
membantu mahasiswa dalam belajar mata Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Penyusun
i
17
DAFTAR ISI
18
ii
19