Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hygiene merupakan aspek yang berkenaan dengan kesehatan manusia atau
masyarakat yang meliputi semua usaha kegiatan untuk memelihara, melindungi
kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, dan mempertinggi tingkat kesehatan jasmani
maupun rohani baik perorangan maupun sekelompok masyarakat. Higyene
bertujuan untuk memberikan dasar kehidupan yang sehat bagi seluruh aspek
kehidupan
Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan
padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air. Udara sekitar ruang
pengolahan sering terkontaminasi mikroba yang berasal dari debu, udara yang
dikeluarkan oleh penderita penyakit saluran napas dll. Peralatan pengolahan yang
tidak dicuci bersih seperti pisau (slicer), talenan, dan peralatan lain yang
berhubungan langsung dengan bahan pangan; juga peralatan saji seperti piring,
gelas, sendok, botol dan lain-lain. dapat menjadi sumber kontaminan. Oleh karena
itu sanitasi ruangan dan tempat sangat perlu untuk diperhatikan terutama yang
bekerja dalam bidang pengolahan produk makanan atau industry.
Mikroorganisme udara didalam ruang pengolahan, dapat diuji secara
kuantitatif dengan Metoda Cawan Terbuka.Sanitasi memegang peranan penting
dalam industri pangan karena merupakan usaha atau tindakan yang diterapkan
untuk mencegah terjadinya perpindahan penyakit pada makanan. Dengan
menerapkan sanitasi yang tepat dan baik, maka keamanan dari pangan yang
diproduksi akan dijamin aman untuk dikonsumsi.

1.2 Tujuan Pratikum


 Mahasiswa sanitasi ruangan dan tempat pengolahan produk makanan
 Cara melakukan uji sanitasi ruangan dan tempat penolahan produk makanan
 Mampu melakukan uji sanitasi ruangan dan tempat pengolahan produk

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sanitasi


Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah suatu usaha
untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada
manusia, terutama pada hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi
udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi
dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai
mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi.
Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat,
misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).
Tempat-tempat umum adalah tempat berkumpulnya orang banyak atau
masyarakat umum untuk melakukan kegiatan/aktivitas tertentu, yang berarti akan
meningkatkan juga hubungan atau kontak antara orang yang satu dengan yang
lain, baik hubungan antara pengusaha atau karyawan dengan pengunjung maupun
antara pengunjung dengan pengunjung. Oleh sebab itu, maka tempat umum
merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk terjadinya penyebaran segala
penyakit terutama penyakit-penyakit yang medianya adalah makanan, minuman,
udara dan air. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum artinya masyarakat umum boleh
keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
b. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
c. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung
tempattempat umum tersebut.
d. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yangmutlak diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.

2
Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum adalah usaha untuk mengawasi dan
mencegah akibat dari tempat-tempat yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
terutama yang erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
Pentingnya pengawasan tempat-tempat umum karena ;
a. Tempat umum yang tidak saniter dapat menjadi tempat perkembangbiakan
bibit penyakit dan vektor penyakit, sehingga akan memperluas penyebaran
penyakit.
b. Kontruksi bangunan tempat umum yang tidak memenuhi syarat akan dapat
menimbulkan bahaya dan kecelakaan.

2.2 Uji Sanitasi Ruangan


Pada pengujian ini satu cawan yang sudah steril dengan ukuran 5-6 cm
diisi dengan media PCA yang kemudian dibekukan. Selanjutnya tutup cawan
dibuka dan dengan posisi terbalik ditekan permukaan agarnya pada empat tempat
dan didekat bunsen, yaitu meja yang belum dibersihkan, meja yang dibersihkan
dengan air biasa, meja yang dibersihkan dengan larutan disinfektan, dan lantai
yang tidak dibersihkan dan lantai yang dibersikan dengan desinfektan.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 hari. Hitung unit koloninya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa urutan unit koloni dari terbesar
hingga terkecil adalah pada PCA yang diberi perlakuan meja yang tidak
dibersihkan (20,38), lantai yang dibersihkan dengan desinfektan (13,605), meja
yang dibersihkan dengan desinfektan (9,422) > lantai yang tidak dibersihkan
(4,897), meja yang dibersihkan dengan air tidak ditemukan pertumbuhan koloni
didalamnya.
Dengan ditandainya pertumbuhan mikroorganisme pada setiap ruangan
yang dilakukan pengujian, menandakan bahwa tidak semua ruangan yang ada
kebersihannya terjamin. Lantai yang dibersihkan dengan desinfektan misalnya,
masih terdapat koloni bakteri yang tumbuh, padahal desinfektan dapat mereduksi
jumlah mikroorganisme, berbanding terbalik dengan meja yang dibersihkan
dengan air justru tidak ditemukan sama sekali unit koloni bakteri.

3
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding,
dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah
dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk
dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan
tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi
bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri
seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang
konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi,
struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan
bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.

2.3 Uji Sanitasi Udara


Pengujian mikroorganisme dalam udara dilakukan di ruangan yang telah
ditentukan. Tempat yang dipilih untuk menguji sanitasi udara tersebut antara lain
laboratorium pendidikan, koridor lantai 2, tangga, perpustakaan, dan yang terakhir
adalah laboratorium uji. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan media agar
NA dan PDA yang telah membeku dalam cawan petri pada tempat-tempat yang
telah disebutkan sebelumnya. Cawan petri tersebut diletakkan dalam keadaan
terbuka selama 30 menit, tujuannya adalah agar mikroorganisme di udara dapat
menempel dan menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya,
sehingga jumlah mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir dapat
diketahui. Selanjutnya dilakukan inkubasi untuk menumbuhkan mikroorganisme
sesuai dengan kondisi yang cocok, yaitu pada suhu 30oC .
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan inkubasi selama dua hari dapat
dilihat pada tabel hasil pengamatan. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk
jumlah koloni dan densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di udara.
Jumlah koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter ataupun secara
manual, sedangkan untuk menghitung densitas dapat digunakan rumus :
Dari tabel tersebut dilihat bahwa urutan jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada medium NA dari jumlah terbesar hingga terkecil adalah pada NA
yang disimpan di koridor lantai 2 terdapat 46 koloni, di laboratorium pendidikan
terdapat 38 koloni, di laboratorium uji terdapat 24 koloni, di perpustakaan terdapat

4
14 koloni, dan di tangga terdapat 12 koloni. Jumlah koloni kapang dan khamir ,
dari urutan terbesar hingga terkecil yang hidup di medium PDA adalah yang
disimpan di tangga terdapat 32 koloni, laboratorium pendidikan terdapat 18
koloni, di koridor lantai 2 terdapat 17 koloni, sedangkan jumlah koloni yang
tumbuh pada NA yang diletakkan di perpustakaan dan laboratorium uji
menunjukkan jumlah yang sama yaitu terdapat 6 koloni. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang mendominasi dalam
kontaminasi udara adalah bakteri, hal ini dapat terlihat dari jumlahnya yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang tumbuh di medium PDA.
Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan
menandakan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari
kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan
bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang
ada di tempat tersebut.
Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh
pada permukaan agar per cm2 selama satu jam. Satuan densitas dinyatakan dalam
g/cm2. (Anonima,2009)
Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya
kontak cawan dengan udara tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang
berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang
digunakan.
Hasil perhitungan densitas dari tiap medium, menghasilkan data bahwa
urutan densitas (g/cm2) bakteri terbesar hingga terkecil adalah dari NA yang
disimpan di koridor lantai 2, laboratorium pendidikan, laboratorium uji,
perpustakaan, dan tangga, dimana masing-masing memiliki densitas sebesar
1952,83 g/cm2, 1413 g/cm2, 1058,43 g/cm2, 571,69 g/cm2 dan 490,0296 g/cm2.
Jumlah koloni terbesar pada perhitungan bakteri yang tumbuh di media NA tidak
menunjukkan hasil yang sama dengan perhitungan densitas. Densitas bakteri
terbesar ke dua terdapat pada medium NA yang disimpan di laboratorium
pendidikan, hal ini dapat terjadi disebabkan posisi laboratoium pendidikan yang
berada di lantai bawah, bagian depan, dan memiliki cukup ventilasi untuk
pertukaran udara, dan terkena sinar matahari secara langsung. Lantai bawah,

5
cenderung lebih sering dilewati oleh orang sehingga penyebaran bakteri bisa lebih
banyak.
Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan
orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan
dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan
bercakap-cakap titik-titik air terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai
ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang
ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal dalam udara
sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau
permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada
dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar,
1994).
Terdapat berbagai prediksi jenis mikroorganisme yang memungkinkan
menyebar diudara dan dapat mengkontaminasi bahan pangan, dari mulai yang
bersifat pendegradasi hingga patogen. Bakteri yang memungkinkan menjadi agen
kontaminan antara lain Pseudomonas, Xanthomonas, Gluconobacter,
Halobacterium, Halococcus, Alcaligenes, Acetobacter, dan Brucella. Kapang
yang kemungkinan menjadi kontaminan adalah jenis Aspergillus Sp.
Beberapa cara yang digunakan untuk membersihkan udara yaitu:
1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.
2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya
3. Dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet.

6
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu :
13 Maret 2018 pukul 14.10 – 15.50 Wib

Tempat:
Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Riau Lt.2

3.2 Alat dan Bahan


Alat
 Petridish steril
 Gelas kimia
 Batang pengaduk
Bahan
 Nutrient agar (NA)
 Potato dekstose agar (PDA)
 Plate count agar (PCA)

3.3 Prosedur kerja


3.3.1 Prosedur Uji Sanitasi Ruangan

Siapkan masing-masing petridish steril yang berisi Nutrient Agar (NA) dan
Potato Desktise Agar (PDA) sejumlah yang dibutuhkan (untuk ruangan yang
berukuran (1x2) meter dibutuhkan petridish masing-masing 2 buah)

Letakkan petridish berisi agar menyebar di seluruh ruangan secara merata


dengan tutup petridish terbuka penuh selama30 menit

Tutup petridish dan inkubasikan selama 2-3 hari dalam incubator dengan
posisi terbalik pada suhu 30ºC

7
Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap-tiap petridish sesuai jenis
media yang digunakan

Hitung rata-rata jumlah koloni dalam petridish yang berisi media yang sama

Hitung dentitas bakteri dan densitas kapang dan khamir dengan menggunaka
rumus :

∑ Rata – rata koloni per petridish ( NA dan PDA ) x ( 60 menit : 30 menit ) x


( 144 inchi : luas petridish dalam inchi )

Masukkan cawan dalam kantong plastik dan tabung dalam keranjang serta
simpan dalam lemari es sampai diperlukan.

8
3.3.2 Prosedur Uji Sanitasi Tempat

Petridish steril dengan diameter 5-6 cm dan 10 cm

Petridish kecil diisi dengan media PCA sampai penuh ke permukaan (tanda
ditutup), letakkan dalam petridish yang lebih besar dan tutup, biarkan beku

Setelah beku, permukaan berisi PCA diletakkan pada lantai/dinding selama 4


detik (petridish jangan digeser-geser)

Letakkan kembali petridish tersebut dalam petridish yang lebih besar dengan
posisi agar menghadap ke atasa

Inkubasi pada suhu 30ᴼC. Selama 2-3 hari

Hitung jumlah koloni yang tumbuh dari setiap petridish, jumlahkan dan rata-ratakan

Hitung jumlah koloni per 100 persegi permukaan lantai/meja/dinding dengan


rumus

∑ Rata-rata koloni per petridish x ( 100 : Luas petridish cm persegi )

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Uji Sanitasi Ruangan


Lokasi Bahan Jumlah Hasil
Koloni
Disudut Nutrient Agar  38 koloni
ruangan (NA) ke 1  2 jamur
laboratorium
mikrobiologi

Disudut Nutrient Agar  48 koloni


ruangan (NA) ke 2  1 jamur
laboratorium
mikrobiologi

Disudut meja Potato Dekstose  14 koloni


laboratorium Agar (PDA) ke
mikrobiologi 1

Disudut meja Potato Dekstose  2 koloni


laboratorium Agar (PDA) ke
mikrobiologi 2

10
Perhitungan :
Rumus :
∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x (144
inchi : Luas petridish dalam inchi)
Penyelesaian sanitasi ruangan :
 Rata-rata koloni perpetridish (NA & PDA)
39+ 49+ 14 + 2 = 104 = 26
4
 Luas petridish dalam inchi
D=8
r =4
Luas = π x r
= 3,14 x 42
= 3,14 x 16
= 50,24
 ∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x
(144 inchi : Luas petridish dalam inchi)
= 26 x (60 : 30) x (144 : 50,24)
= 26 x 2 x 2,866 =149,03

11
b. Uji Sanitasi Tempat
Lokasi Bahan Jumlah Hasil
Koloni
Di dinding meja Plate Count  5 jamur
laboratorim Agar (PCA)
mikrobiologi ke 1

Di dinding meja Plate Count  2 koloni


laboratorium Agar (PCA)
mikrobiologi ke 2

Perhitungan : ∑Rata-rata koloni perpetridish x (100 : Luas petridish cm persegi)


 Perhitungan :
 Rata-rata koloni perpetridish (NA & PDA)
1 + 2 = 3/2 = 1,5
 Luas petridish dalam inchi
D=8
r =4
Luas cm2 = π x r2
= 3,14 x 42
= 3,14 x 16
= 50,24 cm 2
 ∑Rata-rata koloni perpetridish x (100 : Luas petridish cm persegi)
= 1,5 x (100 : 50,24)
= 1,5 x 2 = 3 cm2

12
4.2 Pembahasan

A. Uji Sanitasi Ruangan

Pengujian mikroorganisme dalam ruangan yang telah ditentukan. Tempat


yang dipilih untuk menguji sanitasi ruangan adalah laboratorium mikrobiologi.
Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan media agar NA dan PDA yang telah
membeku dalam cawan petri pada tempat-tempat yang telah disebutkan
sebelumnya. Cawan petri tersebut diletakkan dalam keadaan terbuka selama 30
menit, tujuannya adalah agar mikroorganisme di udara dapat menempel dan
menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya, sehingga jumlah
mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir dapat diketahui. Selanjutnya
dilakukan inkubasi untuk menumbuhkan mikroorganisme sesuai dengan kondisi
yang cocok, yaitu pada suhu 30oC .

Hasil yang diperoleh setelah dilakukan inkubasi selama dua hari dapat
dilihat pada tabel hasil pengamatan. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk
jumlah koloni dan densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di ruangan.
Jumlah koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter ataupun secara
manual, sedangkan untuk menghitung densitas dapat digunakan rumus :

∑ Rata-rata kooni per petridish (NA dan PDA) x (60 menit : 30 menit) x (144
inchi : Luas petridish dalam inchi)

Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan


menandakan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari
kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan
bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang
ada di tempat tersebut.

Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh pada


permukaan agar per cm2 selama satu jam. Satuan densitas dinyatakan dalam
g/cm2. (Anonima,2009)

13
Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya
kontak cawan dengan ruang tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang
berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang
digunakan.

B. Uji Sanitasi Tempat

Pada pengujian ini satu cawan yang sudah steril dengan ukuran 5-6 cm
diisi dengan media PCA yang kemudian dibekukan. Selanjutnya tutup cawan
dibuka dan dengan posisi terbalik ditekan permukaan agarnya pada empat tempat
dan didekat bunsen, yaitu meja yang belum dibersihkan, meja yang dibersihkan
dengan air biasa, meja yang dibersihkan dengan larutan disinfektan, dan lantai
yang tidak dibersihkan dan lantai yang dibersikan dengan desinfektan.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 hari. Hitung unit koloninya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Perhitungan : ∑Rata-rata koloni perpetridish x (100 : Luas petridish cm


persegi)

Dengan ditandainya pertumbuhan mikroorganisme pada setiap tempat


yang dilakukan pengujian, menandakan bahwa tidak semua ruangan yang ada
kebersihannya terjamin. Pada tempat, hal yang penting untuk diperhatikan adalah
lantai, dinding, dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat,
mudah dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk
dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan
tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi
bakteri dan serangga.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ruangan
dan tempat di laboratorium masih tidak terbebas dari kontaminasi mikroba. Dari
hasil pengamatan sanitasi ruangan didapatkan hasil jumlah koloni yang terdapat
pada NA ke 1 yaitu sebayak 38 koloni dan 2 jamur, pada NA ke 2 terdapat
sebanyak 48 koloni dan 1 jamur. Kedua NA tersebut diletakkan pada sudut
ruangan laboratorium mikrobiologi. Pada PDA ke 1 yaitu sebanyak 14 koloni,
pada PDA ke 2 yaitu sebanyak 2 koloni. Kedua PDA tersebut diletakkan pada
sudut meja dilaboratorium mikrobiologi. Sedangkan pada sanitasi tempat,
didapatkan hasil PCA ke 1 yaitu sebanyak 5 jamur, pada PCA ke 2 terdapat
sebanyak 2 koloni.
Kontaminasi didalam suatu ruangan dapat terjadi karena udara didalam
ruangan itu. Selain itu, factor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
adalah suhu dan kelembaban.

5.2 Saran
Dalam praktikum mikrobiologi pangan ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar praktikum dapat berjalan dengan baik terutama mengenai
jumlah alat yang digunakan. Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar
dapat mengamati objek lebih teliti lagi. Sebelum praktikum lakukan pengecekan
alat yang akan digunakan terlebih dahulu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Volk, Wesley, A., Margaret F. Whleer, 1998, Mikrobiologi Dasar, Erlangga,


Jakarta.

Anonima. 2009. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi. Available at


: http://bos.fkip.uns.ac.id/pub/ono/pendidikan/materikejuruan/pertanian/pe
ngendalian-mutu/sumber_kontaminasi_dan_teknik_sanitasi.pdf (Diakses
pada tanggal 19 September 2012).

Pelczar, Michael W., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI Press, Jakarta.

16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Laporan Sementara mata kuliah Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa Laporan Sementara ini masih kurang sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi pedoman guna
membantu mahasiswa dalam belajar mata Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Pekanbaru, 28 Maret 2018

Penyusun

i
17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Pratikum ............................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sanitasi ................................................................................... 2
2.2 Uji Sanitasi Ruangan ................................................................................ 3
2.3 Uji Sanitasi Udara .................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................... 7
METODE ................................................................................................................ 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
3.3 Prosedur kerja ........................................................................................... 7
BAB IV ................................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
4.1 Hasil........................................................................................................ 10
a. Uji Sanitasi Ruangan .................................................................................. 10
b. Uji Sanitasi Tempat ................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 13
BAB V................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
5.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

18
ii

19

Anda mungkin juga menyukai