Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nur Hikmawati 20159010021
Sri Suhartatik 20159010028
Susi setyawati 20159010030
Takrimah 20159010031
Triana Yuliyanti 20159010032
Ummul Anita 20159010035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2020-2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun oleh:
Nur Hikmawati 20159010021
Sri Suhartatik 20159010028
Susi setyawati 20159010030
Takrimah 20159010031
Triana Yuliyanti 20159010032
Ummul Anita 20159010035

Tanggal Pemberian Asuhan 02 April 2021

Disetujui:

Kepala Puskesmas Kamal


Tanggal: 02 April 2021
Di: Puskesmas Kamal
( Khadijah.S.Keb.Bd )

NIP. 198207122006042028

Pembimbing Institusi
Tanggal: 02 April 2021
Di: Puskesmas Kamal
( )

NIP.

Pembimbing Kasus
Tanggal: 02 April 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah, S.Keb.Bd )
NIP.198207122006042028
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa ini Indonesia masih mengalami kendala dalam pembangunan SDM
(Sumber Daya Manusia), khususnya di bidang kesehatan. Hal itu nampak jelas
terlihat pad tingginya angka kematian bayi dan neonatal. Setiap tahun diperkirakan
4 juta bayi dilahirkan dan 100 ribu bayi diantaranya meninggal pada masa neonatal
atau sebelum menginjak usia 1 bulan. Dapat pula dikatakan terjadi kematian
neonatal setiap 5 menit. Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan
tubuh yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari
seorang ibu adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara teratur akan
meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu
stimulasi tumbuh kembang karena dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat
badan, dan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian pijat bayi
2. Apa manfaat pijat bayi
3. Bagaimana mekanisme dasar pemijatan (fisiologis pijat bayi)
4. Apa saja faktor-faktor yang diperhatikan dalam pijat bayi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pijat bayi
2. Mengetahui manfaat pijat bayi
3. Mengetahui mekanisme dasar pemijatan (fisiologis pijat bayi)
4. Mengetahui faktor-faktor yang diperhatikan dalam pijat bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian pijat bayi


Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang paling
popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah
dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat
berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia
(Roesli,2001). Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa,
tetapi lebih banyak menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa
disebut dengan stimulus touch (Prasetyono, 2009).
Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat memeberikan
jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan
perasaan aman pada bayi Pemijatan pada bayi yang dilakukan secara benar
tidak hanya bermanfaat untuk bayi yang sakit atau kurang sehat. Bahkan bayi
yang prematur pun perlu dipijat karena dapat meningkatkan berat badan per
hari 20% - 47% selama dilakukan pemijatan 10 hari (Roesli, 2001).
2. Manfaat Pijat Bayi
Menurut Prasetyo (2009) ada beberapa manfaat pijat bayi, yaitu:
a. Bayi lebih sehat dengan pijatan
Pijatan pada bayi ternyata tak hanya dilakukan pada saat bayi rewel atau
saja jatuh sakit. Pijatan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 20 menit
selama sebulan dapat membuat bayi lebih rileks dan membantu menstimulasi
saraf otak.
b. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang diberikan oleh pemijat
dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek
kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum, dan ekspresi wajah yang lain.
c. Mengurangi stress dan tekanan
Pijatan dapat menenangkan dan menurunkan produksi hormone adrenalin
yang selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Umumnya daya
tahan tubuh bayi meningkat 30% setelah dipijat 2 kali selama 15 menit.
d. Mengurangi gangguan sakit
Memijat juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung, kolik, serta
membantunya tidur lebih nyenyak. Pijat juga dapat memperlancar sirkulasi
udara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas dalam abdomen.
e. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan
endorphin. Kedua hormone ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan
yang dirasakan bayi akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat, atau tekanan
emosi.
f. Meningkatkan ASI
Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang memijatkan bayinya
mampu memproduksi ASI peras lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang
tidak memijat bayinya. Pijatan memmbuat bayi cepat merasa lapar karena
penyerapan makanan lebih baik. Akibatnya, bayi lebih sering menyusu.
Semakin sering diminta, ASI yang diproduksi semakin banyak. Jadi, pijat bayi
dapat meningkatkan volume ASI peras, sehingga periode waktu pemberian
ASI secara eksklusif dapat ditingkatkan.
g. Memahami isyarat bayi
Bayi memiliki bahaya isyarat untuk menunjukan keinginan, misalnya
melalui bahasa mata atau isyarat badan. Pijat bayi yang dilakukan rutin dua
kaili sehari membantu orang tua memahami keinginan bayi melalui isyarat
yang diberikan.
h. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat
bayi mampu menguarangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini
membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk
merawat bayinya sendiri.
i. Memahami kebutuhan si kecil
Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang
melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena
dilakukan berulang-ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya
saat gelisah
Menurut Roelsi (2001) manfaat lain dari pijat bayi pada keadaan tertentu:
a. Orang tua yang masih remaja
Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak atau belum siap untuk
menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup dewasa. Pada kasus ini
pijat bayi akan meningkatkan kepercayaan diri mereka, meningkatkan rasa
penerimaan atas keadaanya menjadi orang tua, dan meningkatkan harga diri
mereka sebagai orang tua.
b. Orang tua yang rasa keterkaitan dengan bayi kurang Hal ini biasanya terjadi
pada kasus-kasus berikut.
(1) Kehamilan dan kelahiran anak yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
(2) Komplikasi kehamilan dan atau kelahiran
(3) Pemisahan ibu dan bayi untuk waktu tertentu karena kesehatan fisik/mental ibu
atau kesehatan bayi.
c. Orang tua angkat
Oleh karena tidak pernah mengandung bayi yang diangkat, orang tua
angkat tidak merasakan kedekatan dengan bayinya sebelum bayi ini dilahirkan.
Pijat bayi akan membantu menciptakan ikatan yang kebih kuat antara orang tua
angkat dengan bayinya. Mereka akan lebih cepat mengenal dan merasakan
bahwa mereka saling terikat dalam satu keluarga.
d. Bedah Caesar
Bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar tidak akan menerima
rangsangan taktil seperti yang dilahirkan normal. Disamping itu, umumnya
bayi akan kurang siaga (alert) karena pengaruh obat-obatan yang diberika pada
ibu. Untuk beberapa waktu mungkin ibu dan bayi tidak akan bersama-sama.
Ibu akan merasa kesakitan dan tidak nyaman, sedangkan ayah mungkin akan
mempunyai perasaan bersalah atau sedih karena istrinya harus operasi. Pijat
bayi akan lebih cepat menyatukan orang tua dan bayinya, serta menolong
mereka melepaskan perasaan- perasaan negatif tersebut.
e. Sakit perut (colic)
Colic atau sakit perut pada bayi ditunjukan oleh bayi secara khas, yaitu
dengan tangis “tangis sakit” yang melengking. Secara teori penyebab
kolik (colic) yang menonjol antara lain susunan saraf autonom yang tidak
seimbang, adanya gangguan pada pertumbuhan mekanisme control
tidur/bangun, atau ganguan interaksi antara orang tua dan bayi. Kolik juga
sering dihubungkan dengan adanya gangguan saluran pencernaan dan
kesukaran makan.
Untuk mengurangi kolik ini, para orang tua dianjurkan untuk memijat banyinya
pada waktu kolik berlangsung dan pada waktu menjelang tidur. Para peneliti
juga menemukan bahwa bayi-bayi yang dipijat, interaksi dengan orang tua
menjadi lebih positif, rasa gelisah berkurang, dan dapat lebih teratur
tidur/bangunnya. Sebagai tambahan, para orang tua juga melaporkan bahwa
kegelisahan mereka tentang perawatan bayi menjadi berkurang (misalnya lebih
dapat menguasai keadaan).
f. Asma
Asma sangat erat hubungannya dengan rangsangan fisik dari luar,
seperti adanya serbuk atau debu, tetapi juga dapat berhubungan dengan faktor
psikologis seperti adanya kegelisahan. Pijat telah menunjukan keberhasilan
untuk melebarkan saluran napas/udara yang menyempit. Pijat adalah terapi
umum untuk relaksasi. Penelitian dewasa ini meneliti akibat dari pijat pada
bayi terjadi penurunan rasa gelisah dan depresi, disamping kurangnya serangan
asma dan gangguan pada saluran napas.
g. Janin dari ibu pecandu kokain
Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemijatan yang dilakukan
terhadap bayi-bayi yang ibunya pecandu kokain menunjukan bekurangnya
kejadian komplikasi dan kenaikan berat badan yang lebih baik dari pada bayi
yang tidak dipijat. Selain itu, berdasarkan hasil tes perkembangan, bayi-bayi
yang dipijatkan menunjukan perkembangan yang lebih baik dibandingkan bayi
yang tidak dipijat.
h. Bayi dari ibu HIV positif
Peneliti saat ini sedang mempelajari apakah terapi pijat dapat
mempengaruhi peningkatan fungsi kekebalan tubuh pada bayi-bayi dari ibu
dengan HIV positif dan apakah terapi pijat yang diberikan oleh orang tua dapat
meningkatkan perkembangan mental, motorik, dan perkembangan sosial
bayinya dengan HIV-positif menghasilkan kenaikan berat badan,
perkembangan motorik yang lebih baik, dan mendapat skala angka lebih pada
tes Brazelton.
i. Bayi yang dirawat di rumah sakit
Jarum suntik dan pemeriksaan-pemeriksaan yang menyakitkan di rumah
sakit telah memberikan kesan pada bayi adanya hubungan antara perabaan dan
rasa sakit. Dengan pijat bayi mereka akan mengetahui bahwa perabaan dapat
juga terasa menyenangkan, menenangkan, dan penuh kasih sayang. Perlu di
ingat bahwa sangatlah penting untuk peka terhadap keinginan- keinginan bayi
dan bayi hanya dipijat atau diusap apabila ia menghendakinya
j. Bayi kurang bulan (premature infant)
Bayi prematur mengalami kehangatan dan kenyaman dalam kandungan
ibu dalam waktu yang singkat. Selain itu, mereka akan lebih sering disuntik
dan menalami pemeriksaan- pemeriksaan laboratorium yang menyakitkan.
Dengan demikian, mereka harus belajar sejak awal bahwa perabaan dapat pula
merupakan sesuatu yang menyenangkan serta penuh kasih sayang yang sejuk
sejak dari hari pertama.
3. Mekanisme Dasar Pemijatan (fisiologis pijat bayi)
Mekanisme dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui. Walaupun
demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori tentang
mekanisme dasar pemijatan. Mekanisme dasar pemijatan (fisiologi pijat bayi)
menurut Roesli (2001), yaitu:
a. Beta Endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan Penelitian
mengungkapkan pijatan akan meningkatkan
pertubuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari Duke
Universiti Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus. Pakar ini
menemukan bahwa jika hubungan taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya
terganggu akan menyeabkan penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase),
penurunan pengeluaran hormone pertumbuhan dan purunan kepekaan ODC
jaringan terhadap pemberian hormone pertumbuhan. Pegurangan sensasi taktil
akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical beta-endorphine, yang
akan mengurangi pembentukan hormone pertumbuhan karena menurunnya
jumlah dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (sara otak ke-10) yang
akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin.
Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya
mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak dari pada yang
tidak dipijat.
c. Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan Volume ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena penigkatan aktivitas
nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering
menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi jika
semakin banyak diminta.
Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
d. Produksi Serotin meningkat daya tahan tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter seroti, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi meningkat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini akan menybabkan terjadinya
penurunan kadar hormone adrenalin (hormone stress). Penurunan kadar
hormone stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
e. Pijatan dapat megubah gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan
kesiagaan (altertness) atau konsetrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat
mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).
4. Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Pijat Bayi
a. Pelaksanaan pemijatan bayi
Dalam melakukan pemijatan bayi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
(1) Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan.
(2) Tidak memaksakan bayi pada posisi tertentu.
(3) Bayi dalam keadan sehat.
(4) Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru.
(5) Malam hari, sebelum tidur, inisangatbaik untuk membantu bayi tidur lebih
nyenyak.
b. Persiapan sebelum memijat
Sebelum melakukan pemijatan perjatikan hal-hal berikut ini (Roesli,
2001):
(1) Tangan dalam keadaan bersih dan hangat
(2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi.
(3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
(4) Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.
(5) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum 15 menit
guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.
(6) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
(7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih.
(8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil/lotion).
(9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara.
(10) Lakukan pemijatan dengan lembut secara bertahap mulai dari kaki, perut, dada,
lengan, wajah, dan punggung.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DI PUSKESMAS KAMAL

PENGKAJIAN:
Tanggal : 02 April 2021
Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
1. Nama ibu : Ny.S 1. Nama ayah : Tn. M
2. Umur : 23 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Madura/Indonesia 6. Suku bangsa : Madura/Indonesia
7. Alamat : DesaTanjung Jati 7. Alamat : Desa Tanjung Jati

II. DATA SUBJEKTIF

Pada tanggal 02 April 2021 jam : 16.05 wib, oleh : Susi Setyawati, S.ST
1. Riwayat kehamilan
P1A0, usia kehamilan aterm, Anak hidup 1

III.DATA OBJEKTIF
1. Bayi lahir tanggal 02 April 2021, jam 16,05 wib di tolong oleh bidan
2. Keadaan umum : baik
3. Kepala : Caput (-), Cepalhaematum (-), ubun-ubun belum menutup, tidak
ada craniosynostosis
4. Mata : sklera tidak ikerus, tidak cacat
5. Kulit : warna kemerahan
6. THT :tidak da kelainan, tidak ada pernafasan cuping hidung
7. Mulut : tidak ada labio dan palato scisis, tidak ada gigi
8. Leher : -
9. Dada : tidak ada tarikan dinding dada (intercoste)
10. Paru : tidak ada ronkhi
11. Jantung : normal
12. Abdomen : tidak ada hernia umbilikal
13. Genetalia : bersih tidak ada kelainan, Jk laki-laki, scrotum sudah turun
14. Anus : normal, lubang (+)
15. Ektremitas : tidak ada sindaktili, polidiktili, tidak cyanosis
16. Reflex : moro (+), rooting (+), Suching (+), Tonic neecreflek (+), Palmar
Grap reflek (+)
17. Pengeluaran air kemih : (+)
18. Pengeluaran meconium : (+)
19. Antropometri: BB 2400gr,TB 48 cm, lika 31 cm, lida 32cm

IV. ANALISA
NCBSMK, usia 0 hari
V. PENATALAKSAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya sehat. Ibu
mengerti.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, S : 36,8 oC,
N : 126 x/mnt, RR 44 x/mnt, dan bayi menangis kuat.
3. Menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat dengan menjaga suhu ruangan, bayi
di bedong dengan tutup kepala
4. Bounding attachment dengan menggunakan metode kanguru, dan
memberikan ASI pada bayi segera, ibu mendekap bayi dengan
menggunakan metode kanguru, bayi mau menghisap puting susu ibu.
5. Mengidentifikasi bayi, jenis kelamin laki-laki, BB 2400 gram, P 48 cm, lika
31 cm, Lida 32 cm, anus lubang (+)
6. Memberikan vitamin K dengan dosis 1 mg (IM) pada paha kiri lateral,
vitaminK sudah di suntikkan.
7. Memberika salep mata oxytetracycline 1% sebagai profilaksis, salep mata
sudah terpasang pada kedua mata bayi.
8. Menganjurkan ibu melakukan pijat bayi dengan tujuan untuk meningkatkan
hormon katekolamin (epineprin dan norepineprin) yang dapat memacu
syaraf fagus dan hormon absorbsi penyerapan makanan seperti insulin dan
gastrin ( meningkatkan absorbsi makanan sehingga bayi cepat lapar)
9. Mengajarkan pada ibu cara pijat bayi yaitu :
 Duduklah pada posisi yg nyaman dan tenang
 Baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut,dan bersih
 Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi ( baby oil/ lotion )
 Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
mem belai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara
 Lakukan pemijatan dengan lembut secara bertahap mulai dari kaki,
perut, dada, lengan, wajah dan punggung.
 Lakukan 2 x sehari pagi dan malam selama 15 menit selama 7 hari

Catatan perkembangan
Nama Pasien : By No. RM
Ny S
Umur : 1 hari Tanggal : 03 April 2021
Tanggal/jam : Catatan perkembangan
(SOAP)
03 April 2021 S:-
08.30 wib O : KU baik, menangis kuat, gerak aktif,kulit
kemerahan , suhu 36,8 oC, P : 40x/mnt,
N 120 x/mnt, sesak (-), reflek hisap baik, abdomen
tidak kembung, tali pusat masih basah, perdarahan
tali pusat (-), tanda infeksi (-), BAK (+), BAB (+),
BB 2400 gr.
A: NCB SMK, umur 1 hari

P:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan
tangisan bayi, tanda-tanda vital normal
2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak
hipotermia, dengan memakai baju dan di
bungkus dengan kain bedong dan
menggunakan tutup kepala, serta
didekatkan pada ibunya.
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan
asi sesering mungkin secara eksklusif, ibu
mau melakukan.
4. Memeriksa tali pusat bayi, tali pusat bersih
dan masih basah,tidak ada perdarahan,
tidak ada tanda infeksi dan terbungkus
dengan kasa steril.
5. Mempraktekkan dan mengajari ibu cara
memijat bayi yg benar sesuai dengan cara
yg sudah diberikan, ibu mengerti dan
bersedia utk melakukannya secara rutin 2
kali sehari pagi dan malam selama15 menit,
selama 7 hari.
6. Menganjurkan pada ibu untuk membawa
bayinya kontrol kembali 7 hari lagi atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan. Ibu
bersedia.
BAB IV
PEMBAHASAN

Bidan memainkan peranan vital, selama periode transisi bagi bayi baru lahir.
Bidan membantu bayi menjalani masa peralihan dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin dengan aman. Bidan juga memberikan dukungan serta
dorongan kepada ibu untuk ikut serta dalam perawatan bayi masa transisi dengan
cara mengupayakan kondisi lingkungan yang mendukung perubahan dan memantau
keadaan bayi selama fase dini, karena pada fase inilah sering terjadi kematian bayi.
Pijat bayi sangat penting bagi kesehatan bayi. Terutama apabila dilakukan
oleh orangtua sendiri. Sehingga peran orangtua sangat dibutuhkan dalam
memberikan pijatan pada bayi. Agar menciptakan komunikasi antara orangtua dan
bayi melalui sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih sayang, suara, kontak
mata, dan gerakan. Pijat pada bayi dapat melibatkan keluarga–keluarga terdekat
untuk mendekatkan hubungan emosional, misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri
seorang bayi dapat merespon sentuhan dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta,
perlindungan, danperhatian
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada By. Ny.“S” dengan neonatus
cukup bulan, sesuai masa kehamilan. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini
pasien mempunyai pengaruh terhadap palaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
1. Ibu pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
2. Keterbukaan ibu pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
4.2 Saran
a. Untuk Tenaga Kesehatan
1. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas
2. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien
3. Memberikan motivasi atau dukungan
b. Untuk ibu pasien
1. Hendaknya ibu dan ayah pasien mencari tahu tentang bagaimana
fisiologis bayi baru lahir
2. Hendaknya mau kontrol ke Bidan setelah 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008 . Ilmu kebidanan, penyakit kandun gan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC

Saifuddin, AB. 2007. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo

Djoko Waspodo, dkk.2007.AsuhanPersalinan Normal.Jakarta:JNPK-KR


Pusdiknakes, Depkes RI.1993.Askep Neonatal.Jakarta:Depkes
Wiknjosastro. 2002. Buku Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Meonatal.
Jakarta : YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai