Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH

Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya
konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli, 2013). Peningkatan kualitas tidur bayi yang dilakukan
pemijatan disebabkan oleh adanya peningkatan kadar sekresi serotonin yang dihasilkan pada saat
pemijatan (Roesli, 2013). Serotonin merupakan zat transmitter utama yang menyertai
pembentukan tidur dengan menekan aktivitas sistem pengaktivasi retikularis maupun aktivitas
otak lainnya. Melatonin mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap
pada saat malam hari. Hal ini disebabkan karena melatonin lebih banyak diproduksi pada
keadaan gelap saat cahaya yang masuk ke mata berkurang.

Kualitas tidur bayi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada saat
tidur bayi mengalami perbaikan sel otak dan produksi hormon pertumbuhan. Tidur mempunyai
efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi, fisik serta sistem imunitas tubuh. Kualitas tidur bayi dapat
dilihat dari cara tidurnya, kenyamanan tidur dan pola tidur (Santi, 2012).
Santi, E. Buku Pintar Pijat Bayi untuk Tumbuh Kembang Optimal Sehat dan Cerdas. Yogyakarta
: Pinang Merah Publisher. 2012
Masalah yang dialami ibu adalah bayi yang sulit sekali untuk tidur. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi adalah dengan pijat.
Pijat dapat merangsang keluarnya hormon endorphin yang bisa menurunkan nyeri sehingga bayi
menjadi tenang dan mengurangi frekuensi menangis, dengan demikian pijatan juga
meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi (Maharani, 2009).
Maharani. Berjuta Manfaat Pijat Bayi. Bandung: Sumber Ilmu. 2009
Beberapa rumah sakit di Amerika Serikat (AS), Cina, Filipina dan Hongkong, pijat bayi sudah
dimasukkan ke dalam sistem pelayanan kesehatan bayi. Pijat bayi diyakini merupakan salah satu
stimulus sentuhan (touch) yang bisa membantu mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Penelitian T. Field dari Universitas Miami AS (2008) menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari
bisa mengurangi depresi dan kecemasan, sehingga tidur bayi bertambah tenang. Terapi pijat 15
menit selama enam minggu pada bayi meningkatkan kesiagaan dan tangisnya berkurang. Ini
akan diikuti dengan meningkatkan lama tidur, perbaikan kondisi psikis, berkurangnya kadar
hormon stress, dan bertambahnya kadar serotonin (Widayanti, 2008)
Widayanti M, Rahayu D, Suwoyo. Hubungan Pijat Bayi Dengan Pola Tidur Bayi Usia 3-6 bulan.
Kediri : Jurnal Kesehatan, Volume 6, No 2. 2008

Roesli U. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT. Trubus Agriwidya. 2011


Menurut Rooesli (2011) pijat dapat meningkatkan kadar setotinin yang menghasilkan melatonin,
yang berperan mebuat tidur lebih lama. Hal ini diperkuat oleh Penelitian T. Field (2008)
menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan, sehingga
tidur bayi bertambah tenang Terapi pijat 15 menit selama enam minggu pada bayi usia satu sampai tiga bulan
juga akan meningkatkan kesiagaan (alertness) dan tangisnya berkurang.

JURNAL
Pijat bayi berpengaruh sangat baik untuk membuat bayi dapat tidur lelap. Bayi yang dipijat
setiap hari kecendurangan untuk tidur berkualitas atau tidur lelap sebesar 66%. Tidur
berkualitas sangat penting dan sangat besar manfaatnya bagi bayi karena pada saat tidur
dengan kualitas yang baik terjadi perbaikan (repair) sel-sel otak dan kurang lebih 75% hormon
pertumbuhan diproduksi. Telah dibuktikan tidur mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan
mental, emosi dan fisik, dan sistem imunitas tubuh (Field T. Stimulation of Preterm Infans.
Pediatr Rev. 2003;24:4-1).
Bayi yang dipijat akan mengurangi hormon stress “kortisol”, sehingga bayi menjadi tenang. Bayi
yang tenang akan mengurangi tangisan bayi dan membuatnya merasa nyaman dalam tidur
sehingga tidurnya lelap. Efek tindakan pemijatan ini akan mengendalikan hormon stress,
sehingga bayi merasa relaksasi dan tidak mengejutkan bila bayi yang diteliti memiliki efek tidur
berkualitas
Pada saat pemijatan akan meningkatkan pengeluaran hormon tidur melatonin, dimanan hormon
ini dapat membuat bayi memiliki pola tidur yang teratur (Underdown A, Barlow J, Chung V,
Stewart-Brown S. Massage Intervention for Promoting Mental and Physical Health in Infants
Aged Under Six Months. Cochraine Database Syst Rev. 2006:CD005018).
Melatonin atau hormon tidur, dapat membantu mengontrol ritme tubuh dan siklus tidur-bangun.
fluktuasi hormon ini bergantung pada irama sirkadian (terang atau gelap). Adanya cahaya akan
menghambat pelepasan melatonin dari kelenjar Pineal, oleh karena itu sekresi hormon ini lebih
banyak pada malam hari daripada siang hari. Hormon ini disekresi secara teratur pada saat
pemijatan bayi .
Menurut theory autostimulation tingginya komponen tidur pada bayi, merupakan cara dimana
otak menstimulasi sendiri. Stimulasi ini sangat vital bagi pertumbuhan sistem susunan
saraf pusat. Dukungan teori ini terlihat pada bayi yang mempunyai tidur nyenyak lebih
banyak, dan dapat beradaptasi dengan stimulasi eksternal seperti pijat bayi. Hal lain lagi bahwa
tindakan pemijatan akan menjalin hubungan yang lebih baik antara bayi dan ibunya. Kontak fisik
secara positif antar orang tua dan anaknya dapat membuat anak merasa berharga dan dicintai.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang dipijat dengan penuh kasih sayang mampu
meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang menangis. Secara farmakologik, sudah ada
bukti bahwa tidur nyenyak sangat berhubungan dengan mekanisme serotoninergik. Serotonin
berfungsi sebagai pengatur tidur, sistem serotonin yang berproyeksi ke nucleus suprakiasma
hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun). Kulit memiliki jutaan
reseptor saraf yang terhubung dalam sistem saraf. Pemijatan pada kulit
menciptakan rangsangan dan melepaskan zat-zat kimia di dalam otak seperti seotonin yang
mengurangi stres, kecemasan dan depresi.

POLA TIDUR
Setiap orang tua tentu mendambakan memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal.
Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya
harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Oleh
karena itu, orang tua harus selalu berusaha mewujudkan dengan cara senantiasa memperhatikan,
mengawasi dan merawat bayi secara seksama dan bersungguh-sungguh yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan bayinya (Dewi, 2010)
Bayi mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda sehingga jumlah waktu tidur, bangun, menangis
akan bervariasi pada setiap bayi. Selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna
sehingga diperlukan waktu tidur yang lebih lama untuk perkembangan syaraf, sehingga untuk
tubuh yang maksimal bayi membutuhkan waktu yang cukup (Cahyaningrum, 2013)
Tidur NREM dibagi atas 4 stadium : stadium 1 (tidur ringan), stadium 2 (tidur konsolidasi), dan
stadium 3 dan 4 (tidur dalam atau tidur gelombang lambat).
Waktu tidur total pada bayi baru lahir yang sehat sekitar 16-17 jam selama periode 24 jam, yang
terdiri atas beberapa serangan tidur pendek. Pada usia 6-8 bulan, waktu tidur total menurun
hingga 13-14 jam per 24 jam, dengan periode tidur nokturnal yang lebih panjang dan satu atau
dua periode tidur diurnal yang lebih singkat sehingga anak-anak menjadi terlatih dengan siklus
terang-gelap dan beradaptasi dengan kegiatan sehari-hari orangtuanya. Pola tidur di tahun
pertama kehidupan yang ditandai dengan perbedaan antar individu yang besar dengan beberapa
bayi tidur sedikitnya 10 jam per 24 jam sedangkan yang lain akan tidur sampai 18 jam per 24
jam.

Pada masa bayi terjadi beberapa perubahan, pola siklus tidur-bangun baru jelas terlihat pada
umur 3-4 bulan, yaitu proporsi tidur lebih banyak pada malam hari. Pola tidur bayi pada usia
enam bulan mulai tampak mirip dengan orang dewasa (Ubaya, 2010; Afrina & Widodo, 2012).
Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10 sampai 20 menit, tidur bayi
berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 non-REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali ke
tahap 1 dan berputar kembali. Setelah satu atau dua putaran tidur nREM, REM mulai timbul
setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi adalah tahap REM
dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus
REM (Ubaya, 2010).
Pada usia 6-9 bulan memerlukan waktu tidur sekitar 14 jam perhari dan mereka sudah bisa tidur
selama tujuh jam sekali waktu. Bayi melakukan satu atau dua kali tidur siang perhari, yaitu
sekali dipagi hari dan sekali disore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi tidur dalam tempo sekitar 12
jam dimalam hari dan tidur siang dua kali sehari dalam tempo satu jam atau dua jam sekali
waktu (Ubaya, 2010).

Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang
lebih pendek, sekitar 30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. Tidur REM
berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur aktif (REM) aliran darah ke otak meningkat,
pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat, merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi dan
kognitif serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari itu. Semakin bertambahnya usia,
tidur aktif juga akan semakin berkurang. Karena itu untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi
membutuhkan waktu yang cukup untuk tidur (Herdiyanto, 2013).
Setengah dari seluruh waktu tidur bayi digunakan untuk tidur aktif atau tidur tahap Rapid Eye
Movement (REM). Para ahli pediatrik mengatakan, tidur aktif ini penting bagi bayi untuk
membangun sirkuit otak. Saat tidur, otak bayi justru lebih aktif daripada saat terjaga. Bayi butuh
banyak tidur untuk mengembangkan otot, tangan, dan kaki serta struktur kerangka tubuhnya.
Penting bagi bayi untuk tidur nyenyak di tempat tidur yang nyaman (Potter dan Perry, 2010).

70% bayi mempunyai kebiasaan untuk tidur ”sepanjang malam ” pada umur 3 bulan, 85% pada
umur 6 bulan dan 95% di akhir tahun pertama (Rudolph, 2002). Pola tidur bayi biasanya muncul
pada usia 3 atau 4 bulan. Pada usia 6 bulan bayi akan lebih terpengaruh oleh lingkungan sekitar
dari pada sebelumnya dan akan tetap terjaga jika sedang marah dan kelelahan (Dowshen, 2001).
Usia 6 bulan adalah dimana bayi mulai memasuki tahap perkembangan utama seperti duduk,
berguling, merangkak, bahkan belajar berjalan. Pada usia ini bayi menyadari kemampuannya
sehingga bayi mungkin terlalu gembira untuk jatuh tidur atau bisa suka terbangun di tengah
malam hanya karena ingin berlatih. Bayi yang tidak bisa menenangkan dirinya untuk kembali
tidur cenderung akan rewel sehingga diperlukan penanganan yang sesuai untuk membantunya
tidur.
Beberapa bayi tidur 22 jam perhari, bayi lain lahir 12 jam sampai 14 jam perhari. Sekitar 20%-
30% tidur adalah tidur REM. Pertama- pertama bayi terbangun setiap 3 sampai 4 jam,makan dan
kemudian kembali tidur. Periode terjaga penuh mengalami peningkatan secara betaha-,tahap
selama beberapa bulan pertama. Pada bulan keempat, sebagian bayi tidur sepanjang malam dan
menetap -kan pola tidur siang yang bervariasi pada setiap individu. Namun mereka umum nya
terbagun lebih awal di pagi hari. Diakhir tahun pertama, seorang bayi biasanya tidur siang
sebanyak 1 atau 2 kali sehari dan tidur 14 jam tiap 24 jam. Sekitar setengah dari waktu tidur bayi
di habiskan pada tahap tidur ringan. Selama tidur ringan,bayi melakukan sebagian besar aktivitas
seperti bergerak, berdeguk dan batuk. Orang orang tua perlu memastikan bahwa bayi benar-
benar terbangun sebelum mengangkat mereka untuk di beri makan dan di ganti pakaian.
Banyak bayi mulai terbangun kembali di tengah malam pada usia antara 5 sampai 9 bulan.

Pola Tidur Bayi 0-12 Bulan

Pola tidur bayi berbeda-beda sesuai dengan tingkatan umurnya. Bayi biasanya memiliki pola
tidur yang lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa maupun dengan anak-anak batita. Bayi
yang baru dilahirkan biasanya akan mengisi hari-harinya dengan tidur. Bayi baru akan terbangun
ketika dia merasakan lapar, terganggu, pipis atau buang air besar. Selain itu bayi akan lebih
banyak tidur.

Bagi para ibu muda mungkin masih belum mengetahui pola tidur bayi yang pastinya akan sangat
berbeda dengan orang dewasa. Berikut ini ulasan selengkapnya.

Bayi 0 -2 Bulan

Pola tidur bayi yang usianya 0-2 bulan sekitar 16 jam per hari. Tidak heran jika bayi dalam usia
ini akan menghabiskan waktunya dengan banyak tidur daripada untuk beraktivitas. Estimasi
waktu tidurnya adalah sebagai berikut ini :

 Tidur siang sebanyak 7,5 jam


 Tidur malam sebanyak 8,5 jam

Bayi Umur 3 Bulan

Bayi umur tiga bulan juga masih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur. Namun jumlah
atau jam tidurnya tidak sebanyak dengan bayi umur 0-2 bulan. Bayi dengan umur tiga bulan
memiliki waktu tidur sebanyak 15 jam sehari. Estimasi waktunya adalah sebagai berikut ini :

 Tidur siang sebanyak 5 jam


 Tidur malam sebanyak 10 jam

Bayi Umur 4-5 Bulan


Bayi di usia ini akan memiliki lama tidur sebanyak 15 jam. Waktu tidur itu sama dengan waktu
tidur bayi dengan umur tiga bulan namun estimasinya berbeda. Berikut ini estimasi waktu tidur
bayi dengan usia 4-5 bulan :

 Tidur siang sebanyak 4 jam


 Tidur malam sebanyak 11 jam

Bayi Umur 6 Bulan

Bayi dengan umur 6 bulan memiliki waktu tidur sebanyak 14,5 jam. Waktu tersebut lebih sedikit
dibandingakn sebelumnya dikarenakan saat umur 6 bulan bayi sudah bisa melihat benda di
sekitarnya. Setelah itu, bayi sudah mulai bisa beraktivitas dibandingkan dengan usia sebelumnya.
Estimasi waktunya adalah sebagai berikut ini :

 Tidur siang sebanyak 4, 5 jam


 Tidur malam sebanyak 10 jam

Bayi Usia 7-8 Bulan

Bayi dengan umur 7-8 bulan akan memiliki waktu tidur atau lama tidur sekitar 14 jam. Estimasi
waktu tidur bayi dengan usia 7-8 bulan tersebut adalah sebagai berikut ini :

 Tidur siang sebanyak 4 jam


 Tidur malam sebanyak 10 jam

Bayi Umur 9 Bulan

Bayi saat usia ini memiliki lama tidur sebanyak 14 jam. Bayi saat usia ini sudah aktif dan sudah
bisa tengkurap. Ibu harus tahu kapan saat bayinya sudah lelah dan kemudian mengantuk. Berikut
ini estimasi waktu tidur bayi usia 9 bulan :

 Tidur siang 3 jam


 Tidur malam 11 jam

Tidur saat malam hari akan lebih lama dibandingkan dengan usia sebelumnya dikarenakan bayi
semakin aktif. Pada siang hari sudah banyak melakukan banyak aktivitas, sehingga malam
harinya membutuhkan waktu tidur yang lebih lama.

Bayi Usia 10-11 Bulan

Bayi dengan usia ini akan memiliki waktu tidur siang lebih sedikit dibandingkan dengan malam
hari. Bayi pun sudah aktif bergerak ke sana kemari dibandingkan dengan umur 0-5 bulan. Bayi
akan sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Estimasi waktu tidurnya adalah sebagai berikut ini :
 Tidur siang sekitar 2,5 jam.
 Tidur malam memiliki waktu tidur sekitar 11 jam.

Saat siang hari pun bayi akan kesulitan dalam tidurnya dikarenakan ingin terus bermain dan
beraktivitas. Bayi dengan usia 10-11 bulan akan memiliki waktu tidur sebanyak 13,5 jam.

Bayi Umur 12 Bulan

Bayi satu tahun sudah lincah dan aktif. Dia sudah bisa merangkak dan berjalan. Saat siang hari,
bayi umur 12 bulan membutuhkan waktu tidur yang sedikit dikarenakan saat siang hari bayi akan
sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Lama tidur bayi usia 12 bulan adalah sebanyak 13 jam.
Estimasi waktu tidurnya adalah sebagai berikut ini :

 Tidur siang 2 jam.


 Tidur malam 11 jam.

PERMASALAHAN
Tidur sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal bagi
seorang anak. Gangguan tidur pada anak dapat mempengaruhi perilaku dan emosi anak,
menyebabkan mengantuk pada siang hari, dapat mengurangi perhatian anak pada sekolah,
mudah lelah, mengurangi aktivitas fisik, anak menjadi iritabel, dapat mengurangi daya ingat
anak, kadang anak juga menjadi rewel bahkan menyebabkan tempertantrum. Masalah tersebut
perlu mendapat penanganan secara tepat, dan strategi yang paling efektif adalah melakukan
promosi tentang cara mencapai tidur yang baik sejak awal kehidupan.

Anak usia dibawah tiga tahun yang mempunyai kesulitan tidur pada malam hari secara teratur
dapat menunjukkan gejala kegelisahan seperti perubahan emosi dan tingkah laku. Beberapa
kelainan dapat memperlihatkan gangguan yang lebih berat seperti sudden infant death Syndrome.
Kekhawatiran orang tua terhadap pola tidur anak ternyata merupakan salah satu masalah yang
sering dikonsultasikan kepada dokter anak. Mengingat cukup tingginya prevalensi gangguan ini,
penting kiranya untuk diketahui dasar masalah ini dengan benar. Secara garis besar ada 2
gangguan tidur yaitu disomnia dan parasomnia. Pada disomnia, gangguan terutama dalam
kualitas, waktu atau lamanya tidur (sleep refusal dan night waking). Sebaliknya pada
parasomnia, gangguan yang utama adalah adanya kejadian abnormal yang terjadi selama tidur,
seperti night terrors, nightmares, sleep walking dan sleep talking. Insomnia, hipersomnia dan
gangguan siklus tidurbangun (gangguan irama sirkadian) termasuk dalam disomnia. Nocturnal
enuresis (bedwetting) yang terjadi pada 1/3 awal tidur dan sering dihubungkan dengan bangun
pada malam hari juga dimasukan ke dalam gangguan tidur. Klasifikasi gangguan tidur tersebut
didasari suatu keadaan yang kronik, bukan gangguan sesaat yang merupakan bagian dari
kehidupan. Gangguan tidur yang terjadi hanya beberapa malam setelah stress psikososial tidak
didiagnosis sebagai gangguan tidur. Untuk membuat diagnosis gangguan tidur diperlukan paling
sedikit 3 kali kejadian dalam seminggu dalam periode satu bulan dan disertai keluhan fisik
seperti, kelelahan, irritable dan lain-lain. Night terrors, nightmares, sleep refusal dan night
waking merupakan keluhan orang tua yang paling sering dihadapi oleh dokter anak. Tinjauan ini
tidak akan membahas masalah tidur pada anak yang jarang dijumpai, seperti narkolepsi, sleep
apnea, atau sudden infant death syndrome. Prevalensi gangguan tidur bervariasi tergantung pada
jenis gangguan dan definisi yang digunakannya. Night waking didefinisikan sebagai bangun dan
menangis 1 kali atau lebih antara tengah malam sampai - jam 5.00 pagi, paling sedikit 4 malam
dalam seminggu atau 4 minggu sebulan. Kira-kira 25% gangguan tidur terjadi pada bayi antara
umur 6 bulan dan 12 bulan, prevalensi ini menjadi 50% pada bayi dengan ASI.

Night walking
Sebagian besar anak bangun pada malam hari, jika disertai tangisan yang lama dan kejadiannya
berulangulang akan merupakan sumber stres bagi orang tua. Banyak faktor yang dapat membuat
anak terbangun malam hari, seperti infeksi telinga. Namun umumnya anak dikonsultasikan ke
dokter dengan masalah bangun malam berulang disertai tangis sehingga sulit untuk tidur kembali
tanpa bantuan orang tua. Penanganannya di antaranya dengan memberikan ketrampilan self-
soothing sehingga tidak memerlukan orang tua. Selain dengan cara good sleep hygiene yang
disebutkan di atas bila anak menangis pastikan bahwa tidak ada masalah fisik. Bila bayi berumur
lebih dari 6 bulan dan biasa diberi minum pada saat itu, maka jumlahnya dapat dikurangi secara
bertahap; hingga akhirnya tidak sama sekali dan diberikan hanya dalam keadaan bangun tidur.
Membiarkan anak menangis dapat dibenarkan setelah yakin tidak terdapat gangguan fisik pada
bayi tersebut, meskipun ada orang tua yang tidak ingin membiarkan anaknya menangis, karena
akan menganggu anak yang lain. Cara lain yaitu dengan prosedur membangunkan anak kira-kira
15-60 menit sebelum anak itu bangun spontan. Cara ini sama efektifnya dengan cara
mengabaikan tangisan bayi, yang juga akan mengurangi bangun spontan secara bertahap. Obat
sedatif seperti kloralhidrat, antihistamin seperti difenhidramin atau benzodiazepin jarang
digunakan dan umumnya dalam beberapa hari saja. Kadangkala orang tua mengeluh anaknya
bangun terlalu pagi. Barangkali anak ini punya siklus tidurbangun tipe lark yang sudah
mendapatkan cukup tidur dan bangun pada pagi dini hari. Bila anak tidur malamnya awal,
mungkin anak mempunyai pola advanced sleep phase. Pada kasus ini, mula tidur dapat diubah
agak lebih malam sehingga diharapkan anak akan bangun lebih siang tanpa mengurangi jumlah
waktu tidurnya.

Anda mungkin juga menyukai