Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL PADA MASA BAYI

Disusun oleh:

MOH HAKIM [2147711038]

HADORI [2147711037]

PENDIDIKAN OLAHRAGA

STKIP PGRI BANGKALAN 2022


KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat kami susun ,
makalah  ini membahas mengenai perkembangan fisik, motorik, kognitif dan sosioemosial pada masa bayi, Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Kami berharap semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat dalam setiap pembelajaran dan dapat menambah wawasan para
pembaca.

Yogyakarta, 31 Mei 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………… iii

PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL PADA BAYI……………………………………………………… 1

1.) PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………. 1

2.) PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA BAYI………………………………………. 1

a. Urutan Cephalocaudal dan proximodistal……………………………………………. 1

b. Tinggi dan berat…………………………………………………………………………….. 2

c. Keterampilan  Motorik kasar dan halus ……………………………………………… 2

d. Otak……………………………………………………………………………………………. 2

e. Kebutuhan gizi dan perilaku makan …………………………………………………… 2

f. Perkembangan Sensoris dan persepsi ………………………………………………… 2

g. Persepsi Visual………………………………………………………………………………. 3

h. Pendengaran…………………………………………………………………………………. 3

i. Sentuhan pada Bayi yang Baru Lahir…………………………………………………… 3

j. Penciuman (Smell)………………………………………………………………………….. 4

k. Kecapan (Taste)……………………………………………………………………………. 4

l. Persepsi Menyeluruh……………………………………………………………………….. 4

3.). PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA BAYI………………………………. 4

a. Teori Piaget Tentang Perkembangan Bayi…………………………………………… 4

b. Tahap Perkembangan Sensoris- Motorik……………………………………………. 4

c. Ketetapan Benda…………………………………………………………………………… 6

4.) PERSPEKTIF BARU TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF

….. PADA MASA BAYI……………………………………………………………………………… 6

a. Perkembangan Persepsi………………………………………………………………….. 7

b. Perkembangan Konsepsi…………………………………………………………………. 7

 
5.) PERSPEKTIF PEMROSESAN INFORMASI

DAN PERKEMBANGAN BAYI…………………………………………………………….. 7

a. Habituasi dan Dishabituasi ………………………………………………………………. 7

b. Memori……………………………………………………………………………………….. 8

c. Imitasi………………………………………………………………………………………….. 8

6.) PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL

….. DALAM INTELIGENSI…………………………………………………………………………. 8

7.) PERKEMBANGAN BAHASA……………………………………………………………….. 9

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………… 13

PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL PADA BAYI

1.) PENDAHULUAN

Perttumbuhan da perkembaga bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagae mahlik
yag perilaku umumnya tampak tidak terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan tidak aman. Serta hanya
terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orag bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan apakah dengan
terdiamnya serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi juga bias melihat, mendengar dan merasakan 
rangsangan dari sekitarnya.

Sang ibu biasanya memliki permasalaha komunikasi degan bayinya. Ibu ingin  memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya
namun kadang kita tidak tau apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan membahas mengenai bagaemana sebenarya
pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Sehingga kita dapat memahami bagaemana dunia sang bayi tersebut dimana hal
tersebut akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi secara optimal.

2.)  PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA BAYI

a.   Urutan Cephalocaudal dan proximodistal

Urutan Cephalocaudal ialah urutan pertumbuhan,dimana pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas kepala dilanjutkan dengan
pertumbuhan fisikmencakup yang besar,berat serta pertumbuhan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas
kebawah(keleher, bahu batang tubuh tengah  dan lain lain).

Urutan proximodistal ialah pertumbuhan dimulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak dari kaki dan tangan.

b.   Tinggi dan berat

Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka, segera setelah bayi menyesuaikan diri dangan mengisap, menelan dan
mencerna mereka bertumbuh cepat dan memperoleh berat kira-kira 5-6ons permingguy selama bulan pertama pada bulan ke
empat berat badan mereka naik mencapai hampir tiga kali lipat dari berat mereka ketika hari pertama kelahiiran.

c.   Keterampilan  Motorik kasar dan halus


Ketrampilan motorik kasar meliputi  kegiatanotot-otot besar seperti menggerakan lengan dan berjalan.dan ketrampilan motorik
halus meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, separti ketangkasan jari meraih dan menggegan, gerakan
pergelangan tangan, perputaran tangan, dan koordinasi jari.

d.   Otak

Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyagka mainan yang daat berbunyi, tersenyum dan mengerutkan dahi maka
perubahan-perubahan dalam otaknya sedang berkembang. Sebenarnya sejak lahirn bayi sudah memiliki  semua sel syaraf
(neurons) yang akan dimiliki sepanjang hidupnya.tetapi pada saat lahir dan awal khidupannya  keterkaitan sel-sel ini masih sangat
lemah.

e.   Kebutuhan gizi dan perilaku makan

Perbedaan-perbedan yang ada pada setiap bayi  dalam cadangan gizi, komposisi tubuh, tingkat pertumbuhan dan pola kegiatan
membuat pendefinisian kebutuhan gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan. Akan tetapi para pakar gizi menganjurkan bahwa bayi
perlu mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap pon berat mereka.

f.    Perkembangan Sensoris dan persepsi

Semua informasi datag pada bayi melalui indra. Sesasi terjadi ketika sekumpulan informasi menadakan kontak dengan peerima
sensor (mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit). Persepsi ialah interpretasi tentag apa yang diindrakan atau dirasakan.

g.   Persepsi Visual

Dunia visual pada bayi yang baru lahir bukanlah kebingungan  tetapi bayi yang baru lahir diperkirakan 20/200-20/600 pada bagan
snellen yaitu akat untuk menguji mata.ini sekitar 10-30 kali lebih rendah dari penglihatan orang dewasa normal. Tetapi akan
meningkat pada usia 6 bulan

h.   Pendengaran

Segera setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang pintu sensor orang dewasa (Trehub, dkk, 1991). Oleh
karenanya, suatu rangsangan harus lebih nyaring untuk didengar oleh bayi. (Morrongiello, Fenwick, & Chace, 1990). Kenyataan
bukan hanya bayi yang baru lahir yang bisa mendengar, bahwa ada kemungkinan janinpun bisa mendengar ketika ia mendekap di
dalam kandungan ibunya. Janin dapat mendengar pada beberapa bulan terakhir kehamilan.

i.    Sentuhan pada Bayi yang Baru Lahir

Bayi-bayi yang baru lahir ternyata sudah memberi respons terhadap sentuhan. Sentuhan ke pipi ternyata menghasilkan gelengan
kepala sedangkan sentuhan ke bibir menghasilkan gerakan mengisap. Sebagai contoh, sunat biasanya dilakukan kepada bayi laki-
laki kecil kira-kira hari ketiga setelah kelahiran. Peningkatan tangisan dan ocehan intensif selama prosedur sunat dilakukan,
mengindikasikan bayi berusia 3 hari mengalami rasa sakit (Gunnar, Malone, & Fisch, 1987; Porter, & Marshall, 1988)

Bayi laki-laki yang baru lahir yang menangis intensif selama sunat, menunjukkan bahwa mereka mengalami stres.

Selama bertahun-tahun, para dokter telah melakukan operasi pada bayi-bayi yang lahir tanpa pembiusan. Praktek kedokteran ini
dilakukan karena bahaya pembiusan terhadap bayi dan anggapan bahwa bayi yang baru lahir tidak merasakan sakit. Baru-baru ini,
ketika para peneliti yakin bahwa bayi yang baru lahir dapat merasakan sakit, praktek operasi yang telah berlangsung lama pada
bayi yang baru lahir tanpa pembiusan semakin banyak diperdebatkan.

j.    Penciuman (Smell)

Bayi-bayi yang baru lahir dapat membedakan bau. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi wajah mereka. Mereka kelihatannya menyukai
bau vanilla dan arbei tetapi tidak suka bau telur dan ikan busuk (Steiner, 1979).

k.   Kecapan (Taste)

Ketika mengisap puting yang diolesi dengan suatu larutan yang manis, jumlah isapan bertambah (Lipsitt, dkk, 1976). Dalam
penelitian lain, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi senyum setelah diberi larutan manis. Sebaliknya mereka
mengerutkan lidah mereka setelah diberi larutan asam (Steiner, 1979).
l.    Persepsi Menyeluruh

Percepsi menyeluruh (intermodal perception) ialah kemampuan mengaitkan dan informasi atas dua atau lebih pengalaman sensoris,
seperti penglihatan dan pendengaran.

3.)  PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA MASA BAYI

a.   Teori Piaget Tentang Perkembangan Bayi

Piaget yakin bahwa seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Kemampuan bayi dari
tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri ( adapt) dengan lingkungan dan adanya
pengorganisasian struktur berpikir.

Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat tahap yang secara kualitatif sangat berbeda: sensoris-motorik,
praoperasional dan operasional konkret, dan operasional formal.

b.   Tahap Perkembangan Sensoris- Motorik

Tahap sensoris motorik Piaget berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun. Selama masa ini perkembangan mental
dipengaruhi oleh kemajuan yang besar pada kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik – oleh karena itu, namanya sensorik-motorik (Piaget, 1952)

Tahapan-tahapan Piaget, perkembangan subtahap sensoris motorik adalah: (1) reflek sederhana, (2) kebiasaan-kebiasaan
sederhana dan reaksi sirkuler primer, (3) reaksi sirkuler sekunder, (4) koordinasi reaksi sirkuler; (5) reaksi sirkuler tersier, pencarian
dan keingin tahuan; (6) internalisasi skema.Reflek sederhana (simple reflexe) ialah subtahap sensoris motorik pertama Piaget, yang
terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada subtahap ini, alat dasar Reaksi sirkuler sekunder (secondary sircular reaction)
ialai subtahap sensorik-motorik ketiga Piaget, yang berkembang antara usia 4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin
berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak dengan keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-
motorik.

Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination of secondery sirculer reaction) ialah subtahap sensorik-motorik keempat Piaget,
yang berkembang antara usia 8 dan 12 bulan. Pada subtahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi
koordinasi skema dan kesengajaan.

Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas suatu yang baru, dan keingintahuan  (tertiary circular reaction, novelty and curiosity) ialah
subtahap sensoris-motorik kelima Piaget yang berkembang antara usia 12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini bayi semakin tergugah
minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyak hal yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu.

Internalisasi skema yaitu (internalization of sehemes) ialah subtahap sensoris-motorik keenam dan terakhir Piaget, yang
berkembang antara usia 18 dan 24 bulan. Pada subtahap ini fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris motorik murni
menjadi suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk
menggunakan simbol-simbol primitif.koordinasi sensasi dan aksi ialah melalui perilaku reflektif, seperti mencari dan mengisap, yang
dimiliki bayi sejak kelahiran.

Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (first habit dan primary circual reaktion) ialah subtahap sensorik-motorik
kedua Piaget 1-4 bulan. Pada subtahap ini, pada subtahap ini bayi belajar mengkoordinasikan sensasi tipe skema atau struktur-
yaitu, kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer.

Reaksi sirkuler primer (primary circular reaction) ialah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk memproduksi suatu
peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan.

c.   Ketetapan Benda

Ketetapan benda (object permanence) ialah istilah Piaget bagi pencapaian paling penting pada seorang bayi: pemahaman bahwa
benda-benda dan peristiwa-peristiwa masih tetap ada dan berlansung walaupun benda-benda dan peristiwa-peristiwa itu tidak
dapat dilihat, didengar atau disentuh secara langsung.

4.) PERSPEKTIF BARU TENTANG PERKEMBANGAN KOGNITIF       PADA MASA BAYI


Bayi dapat belajar mengenal benda-benda dan tersenyum kepada benda-benda itu, merangkak, dan memanipulasi benda-benda,
tetapi bayi belum memiliki konsep dan gagasan atas benda-benda itu. Piaget yakin bahwa ketika bayi memasuki masa akhir
perkembangan sensoris-motorik, pada kira-kira usia 1,5 hingga 2 tahun barulah bayi benar-benar belajar bagaimana mengenali
lingkungannya secara simbolis dan konseptual.

Teori perkembangan sensoris-motorik Piaget saat ini telah disanggah dari dua sumber. Pertama bidang perkembangan persepsi
bayi menunjukkan bahwa suatu dunia persepsi yang stabil dan nyata telah dibangun jauh lebih awal pada masa bayi dibandingkan
dengan yang dibayangkan oleh Piaget.

a.   Perkembangan Persepsi

Secara singkat, perkembangan persepsi yang diyakini oleh para peneliti ialah bahwa bayi-bayi melihat benda berdiri sendiri, satu,
kokoh dan terpisah dari lingkungan sekitarnya, ada kemungkinan hal ini terjadi pada saat lahir atau segera sesudahnya, tetapi
secara pasti hal ini terjadi pada usia 3 hingga 4 bulan. Bayi-bayi kecil masih harus belajar banyak tetapi dunia sekitarnya tampak
stabil dan teratur bagi mereka dan oleh karena itu, dunia sekitar mereka dapat mereka “rumuskan“.

b.   Perkembangan Konsepsi

Penelitian baru-baru ini tentang perkembangan persepsi dan konsepsi bayi menunjukkan bahwa bayi mempunyai kemampuan
persepsi yang lebih canggih dan dapat memulai berpikir jauh lebih awal dibandingkan dengan apa yang dibayangkan oleh Piaget.

5.) PERSPEKTIF PEMROSESAN INFORMASI DAN PERKEMBANGAN BAYI

Piaget yakin bahwa kemampuan bayi untuk membangun skema sensoris-motorik, membangun suatu dunia benda yang koheren
dan peristiwa yang cocok untuk membentuk isi gagasan, meniru, dan membentuk gambaran atas benda. Tetapi banyak pakar
psikologi pemrosesan informasi yakin bahwa perkembangan bayi lebih maju dibanding dengan keyakinan Piaget.

a.   Habituasi dan Dishabituasi

Apabila suatu rangsangan-cahaya atau suara-ditujukan kepada bayi beberapa kali secara berturut-turut, mereka biasanya kurang
memberi perhatian terhadap rangsangan itu. Hal ini menunjukkan rasa bosan mereka terhadap rangsangan itu. Ini adalah proses
pembiasaan (habituation)yakni menyajikan yang berulang-ulang dari stimulus yang sama yang menyebabkan berkurangnya
perhatian terhadap rangsangan. Dishabituation ialah suatu minat yang diperbarui seorang bayi terhadap suatu rangsangan.  Untuk
mempelajari apakah dishabituasi sedang terjadi ialah perilaku mengisap (perilaku mengisap berhenti jika bayi kecil menyentuh
suatu benda yang lembut) .

Pengetahuan habituasi dan dishabituasi dapat mengembangkan interaksi orang tua-bayi.

Orang tua yang bijaksana mengetahui bahwa bayi memperlihatkan suatu minat dan pengulangan rangsangan sangat penting bagi
bayi untuk memproses informasi.

b.   Memori

Memori (memory) ialah unsur pusat perkembangan kognitif yang memuat seluruh informasi yang di dalamnya individu menyimpan
informasi yang ia terima sepanjang waktu. Kadang-kadang informasi hanya disimpan beberapa detik, dan pada kesempatan lain
informasì disimpan seumur hidup. Memori digunakan ketika kita mencari dan mengingat. Baru-baru ini para peneliti perkembangan
anak telah memperlihatkan bayi usia 3 bulan telah memiliki kemampuan menyimpan memori (Grunwald, dkk, 1993). Menurut
Rovve-Collier, bahkan memori bayi yang berusia 2,5 bulan telah terinci secara luar biasa.

c.   Imitasi

Peneliti perkembangan bayi Andrew Meltzoff (1990; Meltzoff & Kuhl, 1989; Meltzoff & Moore, 1992) melaksanakan sejumlah studi
tentang kemampuan imitasi bayi. Dalam pengamatan Meltzoff tentang bayi pada 72 jam pertama kehidupan, bayi secara
berangsur-angsur memperlihatkan suatu respon imitasi penuh tentang ekspresi wajah orang dewasa, seperti menjulurkan lidah
keluar atau membuka mulut lebar-lebar.

6.) PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM INTELIGENSI


Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang dengan tingkat perkembangan yang lambat, normal, atau
cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Bila suatu bayi
berkembang pada tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasihati untuk memberi mainan yang lebih “sulit“ guna merangsang
pertumbuhan kognitif mereka.Kontributor yang paling utama penting pada pelaksanaan tes perkembangan bayi ialah Arnold Gesell
(1934). Versi tes Gesell yang sekarang sering digunakan ini memiliki empat kategori perilaku: motorik, bahasa, daya usai
(adaptive), dan interaksi personal sosial.

Develepment quotient, DQ, ialah sekor perkembangan keseluruhan yang meliputi subskor pada bidang motorik, bahasa, daya suai,
dan interaksi personl-sosia pengukuranl bayi Gesell.

Skala Perkembangan Bayi (Bayley Scales of Infant Development), yang dikembangkan oleh Nancy Bayley (1969), digunakan secara
luas dalam pengukuran perkembangan bayi. Versi terbaru memiliki tiga komponen: skala mental, skala motorik, dan profil perilaku
bayi.

Dalam skala mental Bayley, bayi berusia 6 bulan seharusnya dapat memperlihatkan kesenangan dan ketidaksenangannya, dan
secara tekun mencari benda-benda yang berada sedikit diluar jangkauan. 12 bulan, bayi seharusnya dapat memperlihatkan perilaku
bila diperintahkan melakukannya, meniru kata-kata yang penguji kataan (seperti Mama), dan memberikan respon terhadap
permintaan-permintaan yang sederhana (seperti “minum“).

Tes inteligensi bayi berguna dalam mengukur berapa besar dampak kekurangan gizi, obat-obatan, kehilangan kasih sayang
ibu (matermal deprivation), dan rangsangan lingkungan terhadapw perkembangan bayi. Hasil tes ini sangat bermanfaat dalam
meramalkan inteligensi dikemudian hari.

7.) PERKEMBANGAN BAHASA

Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa
ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya sebuah sistem aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (invinite
generativity) ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan
menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.  Sistem
aturan bahasa mencakup: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantik.

Fonologi (phonologi) ialah study tentang bunyi-bunyian bahasa

Morfologi (morphologi) mengacu pada ketentuan-ketentuan pengkobinasian morfem; morfem ialah rangkaian bunyi-bunyian terkecil
yang memberi makna kepada penggalan suku kata yang kita ucapkan dan dengar.

Sintaksis (syntax) melibatkan bagaimana kata-kata dikombinasikan untuj membentuk ungkapan dan kalimat yang dapat diterima.

Suatu konsep yang berkaitan erat dengan sintaksis ialah tata bahasa (grammar), gambaran formal tentang ketentuan-ketentuan
sintaksis.

Semantik (semantics) mengacu kepada makna kata dan kalimat.  Girl dan woman misalnya, berbeda dalam hubungan usia.

Pragmatik (pragmatics)-kemampuan untuk melibatkan diri dalam percakapan yang sesuai dengan maksud dan keinginan.

Pengaruh Biologis

Keterikatan Biologis

Pakar bahasa Noam Comsky (1957), mengatakan bahwa anak-anak dilahirkan didunia dengan alat penguasaan bahasa (language
acquisition device, LAD), suatu keterkatan biologis yang memudahkan anak untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti
fonologi, sintaksis, dan semantik. LAD ialah suatu kemampuan tata bahasa bawaan yang mendasari semua bahasa manusia.

Apakah Binatang Memiliki Bahasa?

Banyak spesies binatang memiliki cara yang kompleks dan cerdas untuk memberi sinyal bahaya dan untuk mengomunikasikan hal-
hal yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti makan dan hubungan seks.

Adakah Suatu Periode yang Penting untuk Menguasai Bahasa ?


Henry Kissinger mengilustrasikan teori bahwa ada suatu periode yang penting untuk menguasai suatu bahasa. Misalnya, kalau Anda
pindah ke suatu bagian tertentu kota New York sebelum Anda berusia 12 tahun, Anda kemungkinan akan bicara seperti layaknya
seorang penduduk asli New York. Jelaslah, kini bahwa masa remaja menandai akhir periode yang penting untuk mempelajari
ketentuan-ketentuan fonologis berbagai bahasa dan dialek. Tetapi jika anak berimigrasi ketika masih kecil (kurang dari 12 tahun)
maka anak tersebut akan mengalami kebingungan dalam mempelajari bahasa tersebut karena bahasa dari kota asal belum dapat ia
kuasai, ia harus mempelajari bahasa lain ditempat barunya.

Pengaruh Perilaku dan Lingkungan

Kebanyakan peneliti penguasaan bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai konteks sosial yang luas menguasai bahasa ibu
mereka tanpa diajarkan secara khusus. Walaupun begitu, proses pembelajaran bahasa biasanya memerlukan lebih banyak
dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru.

Strategi mengajarkan bahasa pada bayi atau anak kecil

1.   Satu peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa pada anak kecil
disebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan lebih luas
daripada normal, dan kalimat-kalimat yang sederhana.

2.   Menyusun ulang (recasting) ialah pengucapan kata suatu kalimat yang sama atau yang mirip dengan cara yang berbeda,
barangkali dengan menguahnya menjadi suatu pertanyaan.

3.   Menggemakan (echoing) ialah mengulangi apa yang dikatakan anak kepada Anda, khususnya kalau perkataan itu suatu
ungkapan atau kalimat yang tidak sempurna.

4.   Memperluas (expanding) ialah mengatakan ulang apa yang telah anak katakan dalam bahasa yang secara linguistik “canggih“.

5.   Memberi nama (labeling) ialah mengidentifikasi nama-nama benda.

Bagaimana Bahasa Berkembang

Pada beberapa bulan pertama kehidupan, bayi memperlihatkan suatu respons yang mengagumkan terhadap suara/bunyi yang
keras. Pada usia 3 hingga 6 bulan, bayi mulai memperlihatkan suatu minat akan suara, dan merespons terhadap suara. Selama 3
atau 6 bulan berikutnya, bayi mulai mengoceh, mengeluarkan suara.

KESIMPULAN

Bahwa sesungguhnya bayi telah mengenbangkan system motorik perceptual yang tinggi. Banyak orag berpendapat bahwa bayi itu
idak dapat mengecap, mencim atau merasakan sakit padahal semua itu tidaklah benar. Para peneliti telah membuktikan bahwa bayi
yang baru lahir mampu atau memiliki kenmampuan itu semua.

Bayi sebenarya membutuhkan beberapa rangsangan tertentu utuk mengmbangkan ketrampilan persepsi mereka, tapi ransangan
yang diberikan sebaiknya jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan kebingugan pada anak, ragsagan tersebut dapat berupa
rangsagan visual, pedengaran, maupun sentuhan.

Masukan gizi, faktor-faktor prakelahiran dan pascakelahiran, infeksi, kecelakaan dan bermacam-macam trauma dapat
mempengaruhi intelegensi bayi dan anak. Para orang ua biasanya  mulai mengajarkan bayinya berbicara atau komunikasi ketika
sang bayi mulai mengucapka kata pertamaya padahal sesugguhya aka lebih baik jika ibu berbicara dengan bayi sejak bulan
pertama kelahiranya karena pengajaran bahasa terbaik terjadi ketika percakapan dimulai sebelum bayi memiliki kemampuan atas
pembicaraan pertama yang dapat dipahaminya.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

John, W. Santrock. 2002. LIFE-SPAN DEVELOPMENT (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: ERLANGGA.

Anda mungkin juga menyukai