Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

PENANGANAN DEPRESI DAN MENTAL HEALTH AGAR TIDAK TERJADI


BUNUH DIRI

Tugas Ini Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester 6


Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen pengampu : Dr. Rofiqoh M,Pd.

Disusun oleh:

Lulu’ Mufidah 20862081046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2023
Abstract

This article discusses mental health or mental health. Mental health is health related
to a person's emotional, psychological and psychological condition. Good mental health is a
condition when the mind is in a peaceful and calm state, thus enabling individuals to enjoy
everyday life and respect others around them. Mental health can be defined as a domain that
manages (manages and so on) a condition that allows physical, intellectual and emotional
development to be more optimal. Circumstances that allow individuals to be in line and in
tune with the circumstances of others. Good mental health is a condition when our minds are
in a peaceful and calm state, thus enabling us to enjoy everyday life and respect others
around us. A person who is mentally healthy can use his abilities or potential to the fullest in
facing life's challenges, and establish positive relationships with other people. Conversely,
people whose mental health is disturbed will experience disturbances in mood, thinking
ability, and emotional control which can eventually lead to bad behavior. Mental illness can
cause problems in everyday life, not only can it damage interactions or relationships with
others, but can also reduce school performance and work productivity.
Keywords: mental health, depression, suicide.

Abstrak
Artikel ini membahas tentang kesehatan jiwa atau mental health, kesehatan mental
adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.
kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tenteram dan
tenang, sehingga memungkinkan individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan
menghargai orang lain di sekitar. Kesehatan jiwa dapat didefinisikan sebagai ranah yang
mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional menjadi lebih optimal. Keadaan yang
memungkinkan individu menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan
mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan
tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan
menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental  sehat dapat menggunakan
kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya
terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali
emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Penyakit mental dapat
menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi
atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan
produktivitas kerja

Kata Kunci: kesehatan mental, Depresi, bunuh diri.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan jiwa atau sebutan lainnya kesehatan mental adalah kesehatan yang
berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. kesehatan jiwa yang baik
adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga
memungkinkan individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain
di sekitar. Kesehatan jiwa dapat didefinisikan sebagai ranah yang mengurus (mengelola dan
sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
dan emosional menjadi lebih optimal. Keadaan yang memungkinkan individu menjadi sejalan
dan selaras dengan keadaan orang lain.

Tidak berkembangnya koping individu secara baik dapat menyebabkan terjadinya


gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpanan perilaku
akibat adanya distori emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Seseorang mengalami gangguan jiwa apabila ditemukan adanya gangguan pada fungsi mental
yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya titik
diri dan persepsi hingga mengganggu dalam proses hidup di masyarakat.

Upaya kesehatan jiwa tentunya tidak terlepas dari peran perawat dalam memeberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dengan berkolaborasi Bersama keluarga dalam merawat
pasien. Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang mempengaruhi kesembuhan pasien,
terutama dengan keluarga selama di rumah sangat dibutuhkan agarpasien termotivasi untuk
sembuh dan tidak kambuh lagi. Keluarga merupakan salah satu bntuk dari program kesehatan
jiwa keluarga yang termasuk dari bagian terapi psikososial. Berdasarkan uraian diatas, maka
jelaslah bahwa kesehatan jiwa atau mental sangat penting diperhatikan agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan untuk itu butuh supportsistem dari lingkungan terdekat, contohnya
keluarga atau bahkan teman. Karena jiwa adalah bagian terpenting dari sebuah kehidupan.
PEMBAHASAN

Pengertian Mental Health

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan
tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari
dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan
kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya
terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi
yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Penyakit mental dapat menyebabkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan
dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental yang sering terjadi di sekitar kita, salah
satunya adalah :

1. Stress

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat,
baik secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak
gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi,
mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat
memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara
bersikap dan kesehatan fisik mereka. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami stres, sebagian di antaranya adalah masalah keuangan,
hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci
utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami


rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak
buruk terhadap kehidupan sehari-harinya. Bagi sebagian orang normal, rasa cemas
biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi
ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan,
rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami
kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu. Selain gelisah atau rasa takut
yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan
kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit
berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.

Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa faktor
diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di antaranya adalah trauma akibat
intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga. Faktor
risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua, dan
ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi
mengendalikan suasana hati. Gangguan kecemasan juga dapat dipicu oleh
penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang. Sebenarnya, gangguan
kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui beberapa cara, seperti
mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein,
minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berola raga secara
rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi. Jika
pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan
antiansietas serta terapi kognitif.

Pengertian Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-


menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama
beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau
berbulan-bulan. Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan
masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak
jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada
kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

Depresi adalah kata yang yang memiliki kata banyak nuansa arti. Sebagian besar di
antara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang masalah, merasa
kecewa, dan frustasi yang mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Depresi
biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang
dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang.
Depresi seperti ini merupakan penyakit yang memerlukan bantuan medis.

Gejala-gejala depresi :

Geajala depresi adalah kumpulan dari perilaku dab perasaan secara spesifik dapat
dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bias kita lihat dari tiga segi, yaitu
gejala dilihat dari segi fisik, psikis, dan social.

- Gejala fisik

 Gangguan pola tidur, misalnya sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit
tidur.

 Menurunnya tingkat aktivitas, orang yang mengalami depresi menunjukkan


perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang seperti
menonton tv, makan, dan tidur

 Menurunnya efisiensi kerja, orang yang terkena depresi akan sulit


memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.

 Menurunnya produktivitas kerja, orang yang terkena depresi akan kehilangan


sebagian atau seluruh motivasi kerjanya.

- Gejala psiskis:

 Kehilangan rasa percaya diri, orang yang depresi cenderung memandang


segala sesuati dari segi negative
 Sensitive, orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala
sesuatu dengan dirinya.

 Merasa tidak berguna, perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka
merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang yang seharusnya mereka
kuasai.

- Gejala social:

Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
memengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau (aktivitas lainnya). Bagaimana
tidak, lingkungan tentunya akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi
tersebut yang pada umumnya negative, (mudah marah, tersinggung,
menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).

Pencegahan Bunuh Diri

Bunuh diri hingga saat ini masih menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan.
Di mana bunuh diri sendiri masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi orang-
orang dari segala usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun, tindak bunuh diri ini
berhasil merenggut nyawa lebih dari 800.000 orang di seluruh dunia. Angka bunuh diri di
Indonesia ini masih termasuk lebih jauh rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Bunuh diri pada remaja menjadi perhatian karena di beberapa negara angka kejadiannya
cenderung meningkat. Khususnya remaja putri usia sepuluh sampai empat belas tahun,
melonjak tinggi.

Bunuh diri tidak cenderung memandang usia dan latar belakang, bahkan seorang actor
maupun orang biasa sekalipun bias melakukan tindakan bnuh diri dimanapun dan kapanpun,
tak jarang kita menyaksikan berita dari televisi maupun gadget lainnya adanya berita bunuh
diri hampir setiap tahunnya, bahkan tak jarang berita dari industri public seperti artis korea, di
korea selatan sendiri perkara bunuh diri bukan persoalan sepele. Alasan mengapa angka
bunuh diri sangat tinggi di dunia public sendiri ada berbagai macam, seperti banyaknya
tekanan kepada si korban sendiri atau bahkan terkadang dikarenakan sudah tidak banyak
agensi yang mengkontraknya, bahkan bisa disebabkan karena memang sudah tidak memiliki
kesehatan mental.

Factor resiko dan factor protektif adalah factor yang menentukan dan mempengaruhi
keputusan seseorang untuk melakukan tindakan bnuh diri. Factor resiko adalah karakteristik
individual yang diidentifikasi sebagai penyebab dari bunuh diri. Khusus pada populasi remaja
yang menjadi factor resiko perilaku bnuh diri diantara lain berhubungan dengan factor
psikologis, factor keluarga dan genetic, factor lingkungan, factor biologis, factor perilaku
bunuh diri sebelumnya, dan factor orientasi seksual. Factor protektif adalah karakteristik
yang meliputi pelayanan kesehatan jiwa yang efektif, perasaan terhubung antara individu,
keluarga, komunitas, dan institusi social, keterampilan memecahkan masalah, memiliki
hubungan dengan pemberi pelayanan. pelayanan kesehatan jiwa yang mengurangi risiko
bunuh diri meliputi cognitive behavioural therapy dan dialectical behaviour therapy.

Lalu bagaimana pencegahan bunuh diri? Berikut ini ada beberapa langkah untuk mencegah
bunuh diri :

 Ajak berdiskusi dan jadilah pendengar yang baik

Orang yang berkeinginan untuk bunuh diri biasanya sedang mengalami suatu
masalah berat. Oleh karena itu, peran orang terdekat sangat penting dalam membuka
percakapan hangat agar ia mau berbagi cerita terkait masalah yang sedang
dialaminya. Saat ia sedang mencurahkan segala keluh kesahnya, jangan sekali-kali
langsung menawarkan solusi apalagi menasihatinya. Tetaplah diam dan menjadi
pendengar yang baik sebagai pencegahan bunuh diri. Hal ini akan membuatnya
nyaman serta menunjukkan bahwa Anda ikut peduli terhadap masalah yang sedang
ia hadapi.

 Bantu selesaikan masalahnya semampu anda

Orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri sangat menderita secara
emosional. Bunuh diri dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar bagi orang yang
tidak bisa menghadapi masalahnya sendiri. Oleh karena itu, cobalah untuk tawarkan
bantuan apa saja yang mungkin ia butuhkan. Yakinkan padanya bahwa bantuan
permasalahan yang sedang ia hadapi akan Anda berikan semaksimal mungkin,
sebagai pencegahan bunuh diri. Bila memang permasalahan dirasa cukup besar,
Anda bisa libatkan kerabat maupun keluarganya untuk ikut serta dalam
memecahkan masalah tersebut.

 Jangan biarkan kesepian

Karena bunuh diri sering kali dilakukan secara diam-diam, sebisa mungkin jangan
biarkan ia sendirian dan temani agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak harus selalu berada di sisinya setiap saat, Anda bisa menghubunginya lewat
panggilan telepon, video call, atau pesan teks sebagai pencegahan bunuh diri. Selain
itu, singkirkan semua barang-barang yang dianggap berbahaya untuk mencegahnya
melakukan bunuh diri, seperti senjata api, senjata tajam, atau obat-obatan yang
berada di sekitarnya. Hal ini diharapkan bisa menurunkan hasrat maupun
keinginannya untuk bunuh diri.

 Ajak menemui psikolog atau psikiater

Bila memang usaha Anda belum juga berhasil merubah niat atau sikapnya untuk
melakukan bunuh diri, satu-satunya jalan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah
mengajaknya ke psikiater. Dengan begitu, ia pun bisa mendapatkan penanganan
yang tepat sesuai dengan penyebab yang mendasari pikiran dan perilakunya untuk
bunuh diri. Pada dasarnya, pencegahan bunuh diri bisa teratasi dengan baik selama
keluarga dan temannya ikut peduli untuk membantu serta mencari jalan keluar dari
permasalahan yang dihadapi orang tersebut. Dukungan dari support system terbukti
membawa pengaruh positif pada kesehatan mental seseorang, sehingga orang yang
berisiko bunuh diri menjadi lebih bahagia dan kuat menjalani hari-harinya. Itulah
mengapa support system memainkan peran penting dalam pencegahan bunuh diri.
Dengan mengetahui tanda seseorang ingin bunuh diri, langkah pencegahan bunuh
diri bisa dilakukan. Begitu pun bila Anda sendiri yang merasa ingin bunuh diri atau
memiliki ide untuk bunuh diri, berkonsultasilah ke psikiater untuk mendapatkan
pertolongan dan penanganan yang tepat.

PENUTUPAN

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram
dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan
menghargai orang lain di sekitar. Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala
psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya
rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua, dan
ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi
mengendalikan suasana hati. Sebagian besar di antara kita pernah merasa sedih atau jengkel,
menjalani kehidupan yang masalah, merasa kecewa, dan frustasi yang mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan.Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh
seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis
yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Menurunnya tingkat aktivitas, orang yang
mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak
melibatkan orang seperti menonton tv, makan, dan tidur Menurunnya efisiensi kerja, orang
yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau
pekerjaan Gejala psiskis: Kehilangan rasa percaya diri, orang yang depresi cenderung
memandang segala sesuati dari segi negative Sensitive, orang yang mengalami depresi
senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Gejala social: Jangan heran jika
masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi lingkungan dan
pekerjaan atau (aktivitas lainnya).
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Lumonggalubis Namora. (2019). Depresi Tinjauan Psikologi. Kencana

https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-mencegah-bunuh-diri

https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental

Anda mungkin juga menyukai