Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Orang yang sehat mentalnya adalah  orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa,
maupun menyesuaikan diri sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan yang
biasa adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga ,berguna dan
berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin.
2.      Ciri-ciri mental yang sehat antara lain: dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada
kenyataan meskipun kenyatan itu buruk baginya; memperoleh kepuasan dan hasil jerih payah
usahanya; merasa lebih puas memberi dari pada menerima, dsb. Kriteria tersebut
disempurnakan dengan menambah satu elemen spiritual (agama).
3.      Keluarga adalah salah satu faktor yang dapat menentukan kondisi sosial paling utama.
Keluarga merupakn unit terkecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak,
juga memberikan pengaruh dan pembentukan kepribadian dan watak anak. Pembentukan
kepribadian ini terpengaruh dari pengkondisian kebiasaan orang tua dalam kehidupan sehari-
hari.
4.      Bimbingan Untuk Mencapai Kesehatan Mental
a.          Berusaha memahami pribdi individu.
b.         Mencari sebab-sebab timbulnya frustasi
c.          Membuat Rencana Kerja untuk Mendapatkan Pengalaman Positif
d.         Menggunakan Mekanisme Penyeleseian yang Positif
e.          Memberikan Cinta Kasih dan Simpati Secukupnya

BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama –sama penting diperhatikan.
Tiadanya perhatian yang serius pada pemeliharaan kesehatan mental  dimasyarakat ini
menjadikan hambatan tersendiri bagi kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja karena faktor
keadaan, dalam banyak hal kesehatan secara fisik lebih di kedepankan dibandingkan
kesehatan mental. Mengingat  pentingnya persoalan kesehatan mental ini, banyak bidang
ilmu khusus yang mempelajari persoalan perilaku manusia, berbagai bidang ilmu yang
memberi porsi tersendiri  bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia kedokteran,
pendidikan, psikologi, studi agama dan kesejahteraan sosial.
Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan 
faktor eksternal, yang termasuk faktor internal antara lain kepribadian kondidsi fisik,
perkembangan dan kematangan kondisi psikologi, keberagaman, sikap, menghadapi problem
hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan ekonomi, budaya, dan
kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun lingkungan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala
sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?
2.      Bagaimana ciri mental yang sehat?
3.      Bagaimana peran keluarga dalam memupuk kesehaan mental?
4.      Bagaimana bimbingan untuk mencapai kesehatan mental?

BAB II

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kesehatan Mental
Secara etimologis kata “mental” berasal dari kata lain
yaitu ”mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Didalam bahasa yunani
kesehatan terkandung dalam kata hygiene yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan
mental merupakan bagian dari  hygine (ilmu kesehatan mental).
Dalam pengertian sejarahnya pengertian kesehatan mental mengalami perkembanan
sebagai berikut:
a.     Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (neurosis
dan psikosis) pengertian ini terlihat  sempit karena yang dimaksud dengan orang yang sehat
mentalnya adalah mereka  yang tidak terganggu  dan berpenyakit jiwanya.  Namun demikian 
pengertian ini banyak mendapat  sambutan dari kalangan psikiater.
b.     Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dengan
masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Pengertian ini lebih luas dan umum ,karena
telah dihubugkan dengan kehidupan social secara menyeluruh  dengan kemampuan
penyesuaian diri, diharapkan akan menimbulkan ketentraman  dan kebahagiaan hidup.[1]
c.      Terwujudnya keharmonisan yang sungguh sungguh antara fungsi-fungsi jiwa  serta
mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi  serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin.
d.     Pengetahuan dan perbuatan yang bertjuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi,
bakar dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang
lain, terhindar dari gangguan penyakit jiwa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah 
orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan yang biasa adanya keserasian fungsi jiwa,
dan merasa bahwa dirinya berharga ,berguna dan berbahagia serta dapat menggunakan
potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin.
Kesehatan mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis. Seseorang
memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa mental
yang sehat  keselarasan kondisi  fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan
mengalami kegoncanagn, kekacauan  jiwa (stres), frustasi, atau penyakit kejiwanaan lainya. 
Dengan kata lain orang yang memiliki kecerdasan baik secara intelektul, emosional maupun
spiritual pada umumnya adalah pribadi yang normal dan memiliki mental yang sehat. Orang
yang metalnya sehat adalah mereka yang memiliki ketenanagn batin dan kesegaran
jasmani. [2]
Kesehatan mental pada manusia itu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri seorang seperti, sifat,
bakat, keturunan dan sebagainya. Contohnya sifat yaitu, seperti sifat jahat, baik, pemarah,
dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yaitu bakat melukis,
bermain, music, menciptakan lagiu, acting dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti,
keturunan emosi, intelektualitas, potensi diri dan sebagainya. Factor eksternal merupakan
factor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang.
Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan manusia adalah keluarga, seperti orang tua,
anak, istri, kakak, adik, kakek dan nenek. Factor luar yang berpengaruh yaitu seperti hokum,
politik, social budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat dan
sebagainya. Factor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang namun factor
eksternal yang buruk tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental yang tidak sehat.
Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa
menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa. [3]

B.     Ciri-ciri Mental yang Sehat


Untuk memahami jiwa yang sehat dapat diketahui dari berapa ciri seseorang yang
memiliki mental yang sehat. Dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 1959 memberikan
batasan  mental yang sehat adalah sebagai berikut:
1.      Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyatan itu buruk
baginya;
2.      Memperoleh kepuasan dan hasil jerih payah usahanya;
3.      Merasa lebih puas memberi dari pada menerima;
4.      Secara relative bebas dari rasa tegang dan cemas;
5.      Berhubungan dengan orang lain tolong menolong dan saling memuaskan;
6.      Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari;
7.      Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyeleseian yang kreatif dan konstruktif;
8.      Mempunyai rasa kasih sayang yang benar.
Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambah satu elemen spiritual (agama).
Sehingga kesehatan mental ini bukan sehat dari segi fisik, psikologis, dan sosial saja
melainkan juga sehat dalam arti spiritual. [4]Dan tidak kalah pentingnya dalam memahami
prinsip-prinsip kesehatan mental, yang dimaksud prinsip-prinsip kesehatan mental adalah
dasar yang harus ditegakkan orang dalam dirinya untuk mendapatkan kesehatan mental yang
baik serta terhindar dari gangguan kejiwaan. Prinsip-prinsip tersebut  adalah:
a)        Mempunyai self image (gambaran diri) dan sikap terhadap  diri sendiri yang positif;
b)        Memiliki interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problem
hidup  termasuk stress;
c)        Mampu mengaktualisasikan secara optimal, guna berproses  mencapai kematangan;
d)       Mampu bersosialisasi dan menerima kehadiran orang lain;
e)        Menemukan minat dan kepuasan  atas pekerjaan yang dilakukan;
f)         Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.[5]

C.    Peranan Keluarga dalam Memupuk Kesehatan Mental


Keluarga adalah salah satu faktor yang dapat menentukan kondisi sosial paling utama.
Keluarga merupakn unit terkecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak,
juga memberikan pengaruh dan pembentukan kepribadian dan watak anak. Pembentukan
kepribadian ini terpengaruh dari pengkondisian kebiasaan orang tua dalam kehidupan sehari-
hari.
Proses pengkondisian ini tercermin  pada perilaku orang tua yang terpuji dan luhur
yang pada umumnya akan menjadi garis pembimbing bagi  pola tingkah laku anak mereka.
Pengaruh kebiasaan sikap hidup dan filsafat keluhan terhadap pembentukan sikap dan
perilaku anggota keluarga.
Sebab-sebab munculnya ketidaksehatan mental pada anak antara lain:
1.             Pengabdian pendidikan pada anak hal ini muncul karena orang tua yang selalu sibuk 
mengurusi permasalahan dan konflik-konflik sendiri sehingga anak kurang mendapat
perhatian dalam pendidikan dan kasih sayangnya.
2.             pengabdian psikofisik anak, kebutuhan fisik  maupun psikis anak menjadi tidak
terpenuhi ,mereka menjadi semakin kecewa dan merasa diabaikan sehingga keinginan  dan
harapan anak tidak terpenuhi
3.             Pengabdian moral anak hal ini muncul karena akibat anak yang kurang mendapatkan latihan
fisik dan mental ,padahal sangat dibutuhakan dalam hidup, tidak mengenal susila, tanggung
jawab serta disiplin hidup. Anak tidak memiliki kemauan yang kuat dan dan emosinya
dibiarkan tanpa kendali sehingg anak tidak memiliki control diri dan integrasi diri.

Selain itu diantara ciri-ciri keluarga yang mengakibatkan cacat mental pada anak-
anaknya antara lain:
a)        Keluarga yang menuntut total kepatuhan anak, sebagai wujud kekuasaan serta keinginan
orang tua terhadap anak bisa mengakibatkan anak gangguan jiwa pada anak serta sakit dan
anak
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Acer/Downloads/CONTOH%20MAKALAH%20KESEHATAN
%20MENTAL_Pengertian%20Kesehatan%20Mental%20_%20MATERI%20KESEHATAN.html (di
akses pada hari Kamis, 17 Desember 2015, pukul 09.30)

Rohmah,umi, Bimbingan dan konseling,ponorogo:Stain po perss,2011

Anda mungkin juga menyukai