1. Pengertian remaja
2. Pengertian Sehat Jiwa
3. Rentang Sehat Jiwa
4. Ciri-Ciri Sehat Jiwa
5. Kriteria Sehat Jiwa
6. Cara Meningkatkan Kesehatan Jiwa
7. Faktor Penyebab Gangguan Mental Emosional pada Remaja
8. Prinsip dalam Kesehatan Jiwa
9. Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Lampiran Materi
Sehat Jiwa
1. Definisi Remaja
Menurut World Health Organization (2014), remaja dalah penduduk dalam rentang
usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan fisik,
emosi, dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu priode
masa pematangan ogan reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalah priode peralihan dari masa ana ke masa dewasa (Widastuti,
Rahmawati, Purmaningrum, 2019).
a. Sikap positif terhadap diri Menerima diri apa adanya, sadar diri, obyektif,
dan merasa berarti.
b. Tumbuh, kembang dan aktualisasi Berfungsi optimal dan adaptif
c. Integrasi Keseimbangan antara ekspresi dan represi, ego yang kuat (Stress
dan koping) dan mampu menyeimbangkan konflik dan dorongan.
d. Otonomi Tergantung dan mandiri seimbang, tanggung jawab terhadap diri
sendiri, menghargai otonomi oranglain, persepsi reality, mau berubah sesuai
dengan pengetahuan baru, empati dan menghargai sikap dan perasaan orang
lain.
e. Environment Mastery Mampu untuk sukses, adaptif terhadap lingkungan,
dan dapat mengatasi kesepian, agresi dan frustasi
6. Cara Meningkatkan Kesehatan Jiwa
Menurut Azizah 2016 cara meningkatkan kesehatan jiwa yaitu:
a. Asertif Jujur, mengatakan apa adanya tanpa menyinggung perasaan orang lain.
b. Solitude Introspeksi diri, merenung untuk berpikir dan mengoreksi diri.
c. Kesehatan fisik umum Menjaga kesehatan fisik dengan olahraga, nutrisi yang
sehat dan periksa kesehatan rutin.
d. Mekanisme Koping Melatih mekanisme koping yang positif
(adaptif/konstruktif) dan berusaha menghilangkan mekanisme koping yang
negative (maladaptive/destruktif).
7. Faktor Penyebab Gangguan Mental Emosional pada Remaja
Menurut Mubasyiroh (2015), faktor penyebab gangguan mental emosional pada
remaja ditimbulkan dari banyak hal, seperti banyaknya tekananan dan kurangnya
support sistem dari keluarga, pergaulan yang menyimpang pengaruh dari teman,
tekanan dari tuntutan pelajaran disekolah yang diberikan guru kepada siswa.
Gangguan mental relatif terjadi pada remaja perempuan dikarenakan banyaknya
tindakan tindakan pelecahan yang terjadi pada perempuan, tidak dapat mencerna
dengan positif hal hal yang ada dalam kehidupan. Remaja yang terindikasi
mengkonsumsi narkoba juga dapat beresiko lebih besar mengalami gangguan
mental emosional.
8. Prinsip dalam Kesehatan Jiwa
Menurut Azizah 2016 prinsip kesehatan jiwa dalam upaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan jiwa, serta mencegah terjadinya gangguan jiwa meliputi:
a. Prinsip yang didasarkan atas sifat manusia, seperti:
1) Kesehatan dan penyesuaian jiwa tidak terlepas dari kesehatan fisik dan
integritas organisme.
2) Untuk memelihara kesehatan jiwa dan penyesuaian yang baik, perilaku
manusia harus sesuai dengan sifat manusia sebagai pribadi yang yang
bermoral, intelektual, religius, emosional dan social.
3) Kesehatan dan penyesuaian jiwa memerlukan integrasi dan pengendalian
diri yang meliputi pemikiran, imajinasi, hasrat, emosi dan perilaku.
4) Dalam pencapaian pemeliharaan kesehatan dan penyesuaian jiwa,
diperlukan perluasan pengetahuan tentang diri sendiri.
5) Kesehatan jiwa memerlukan konsep diri yang sehat yang meliputi
penerimaan diri dan usaha yang realistis terhadap status atau harga dirinya
sendiri.
6) Pemahaman diri dan penerimaan diri harus ditingkatkan untuk mencapai
kesehatan dan penyesuaian jiwa.
7) Stabilitas jiwa dan penyesuaian yang baik memerlukan pengembangan terus
menerus dalam diri seseorang mengenai kebijakan moral yang tinggi
meliputi hukum, kebijaksanaan, ketabahan, keteguhan hati, penolakan diri,
kerendahan hati, dan moral.
8) Mencapai dan memelihara kesehatan jiwa tergantung pada penanaman dan
perkembangan kebiasaan yang baik.
9) Stabilitas dan penyesuaian jiwa menuntut kemampuan adaptasi, kapasitas
untuk mengubah situasi dan kepribadian.
10) Kesehatan jiwa memerlukan perjuangan yang continue untuk kematangan
dalam pemikiran, keputusan, emosionalitas, dan periaku.
11) Kesehatan jiwa memerlukan belajar mengatasi secara efektif dan sehat
terhadap konflik mental dan kegagalan serta ketegangan yang dihadapi.
b. Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan lingkungannya, seperti:
1) Kesehatan dan penyesuaian jiwa tergantung pada hubungan interpersonal
yang sehat, khususnya kehidupan dalam keluarga.
2) Penyesuaian yang baik dan kedamaian pikiran tergantung pada kecukupan
dan kepuasan kerja.
3) Kesehatan dan penyesuaian jiwa memerlukan sikap yang realistic yaitu
menerima realitas tanpa distorsi dan objektif.
c. Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan Tuhan, seperti:
1) Stabilitas jiwa memerlukan pengembangan kesadaran realitas terbesar dari
dirinya yang menjadi tempat bergantung pada setiap tindakan yang
fundamental.
2) Kesehatan jiwa dan ketenangan hati memerlukan hubungan yang konstan
antara manusia dan Tuhannya.
9. Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Menurut Azizah 2016 kesehatan jiwa mempunyai ruang lingkup memelihara dan
promosi kesehatan jiwa individu dan masyarakat, serta prevensi dan perawatan
terhadap penyakit dan kerusakan jiwa. Secara garis besar ruang lingkup kesehatan
jiwa sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan jiwa Usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan jiwa.
Usaha ini karena kesehatan jiwa bersifat kualitatif dan kontinum yang bias
ditingkatkan sampai batas optimal.
b. Prevensi primer Usaha kesehatan jiwa untuk mencegah timbulnya gangguan
jiwa. Usaha ini sebagai proteksi terhadap kesehatan jiwa agar gangguan dan
sakit mental tidak terjadi.
c. Prevensi sekunder Usaha kesehatan jiwa menemukan kasus dini (early case
detection) dan penyembuhan secara tepat (prompt treatment) gangguan jiwa.
Usaha ini dilakukan untuk mengurangi durasi gangguan dan mencegah jangan
sampai terjadi cacat pada seseorang sakit jiwa.
d. Prevensi sekunder Usaha rehabilitasi yang dapat dilakukan terhadap orang yang
mengalami gangguan jiwa. Usaha ini untuk mencegah disabilitas atau
ketidakmampuan, jangan sampai mengalami kecacatan yang menetap
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma'rifatul, Imam Zainuri & Amar Akbar. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka
Zaini, Mad. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di Pelayanan. Klinis
Dan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI. 2017.
World Health Organization (WHO) 2014. Commission on Ending. Childhood Obesity.
Geneva
Widyastuti, Yani, Rahmawati, Anita, Purmaningrum, Yunita Eka. 2019. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramay
Mubasyiroh, R., Yunita, I., & Putri, S. (2017). Determinan Gejala Mental. Emosional Pelajar
SMP-SMA di Indonesia Tahun 2015, Buletin Penelitian. Kesehatan