Anda di halaman 1dari 5

Gangguan pola tidur - 0055

Nama Pasien :
Kategori : Fisiologis RMK :
Subkategori : Aktivitas/istirahat Tanggal :
dibuat
PPJA :

Diagnosis (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)


Gangguan pola tidur - 0055 Kriteria hasil Intervensi Utama
Luaran Utama
Definisi: □ Pola tidur □ Dukungan tidur
Gangguan kualitas dan Luaran Tambahan □ Edukasi aktivitas/istirahat
kuantitas waktu tidur akibat □ Penampilan peran
faktor eksternal □ Status kenyamanan Intervensi Pendukung
Penyebab □ Tingkat depresi
□ Hambatan lingkungan □ Tingkat keletihan □ dukungan kepatuhan program pengobatan
(mis.kelembapan □ Dukunagn meditasi
lingkungan sekitar, suhu □ Dukungan perawatan diri BAB/BAK
lingkungan, pencahayaan, □ Fototerapi gangguan mood/tidur
kebisingan, bau tidak □ Latihan otogenik
sedap, jadwal pemantauan/ □ Manajemen demenia
pemeriksaan/ tindakan) □ Manajemen energi
□ Kurang kontrol tidur □ Manajemen lingkungan
□ Kurang privasi □ Manajemen medikasi
□ Reistraint fisik □ Manajemen nutrisi
□ Ketiadaan teman tidur □ Manajemen nyeri
□ Tidak familiar dengan □ Manajemen penggantian hormon
peralatan tidur □ Pemberian obat oral
Gejala & Tanda Mayor □ Pengatturan posisi
□ Promosi koping
Subjektif □ Promosi latihan fisik
□ Reduksi ansietas
□ Mengeluh sulit tidur □ Teknik menenangkan
□ Mangeluh sering terjaga □ Terapi aktivitas
□ Mengeluh tidak puas tidur □ Terapi musik
□ Mengeluh pola tidur □ Terapi pemijatan
berubah □ Terapi relaksasi
□ Mengeluh istirahat tidak □ Terapi relaksasi otot progresif
cukup
Objektif

(Tidak tersedia)

Gejala & Tanda Minor

Subjektif

Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun

Objektif

(Tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


□ Nyeri/kolik
□ Hipertiroidisme
□ Kecemasan
□ Penyakit paru obstruktif
kronis
□ Kehamilan
□ Periode pasca partum
□ Kondisi pasca operasi
A. Gangguan pola tidur
Berdasarkan klasifikasi dari International Council of Nursing Practice (ICNP),
Gangguan Pola Tidur termasuk dalam kategori fisiologis dan sub kategori Aktivitas dan
Istirahat. Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/425/2020 tentang Standar Profesi Perawat menyatakan bahwa
perawat yang menangani masalah ini harus memenuhi tingkat kemampuan vokasi 3A dan
ners 4. Tingkat kemampuan 3 A ini memiliki arti lulusan perawat mampu menegakkan
diagnosis keperawatan pada keadaan yang bukan gawat darurat, selanjutnya merujuk jika
diperlukan penanganan lebih lanjut. Sedangkan tingkat kemampuan ners 4 memiliki arti
perawat terampil menegakkan diagnose secara mandiri dan tuntas, lulusan perawat vokasi
dan Ners mampu menegakkan Diagnosis Keperawatan tersebut secara mandiri dan
tuntas. Level kompetensi tertinggi adalah 4.

Anda mungkin juga menyukai