Drs. H. HujairAH. Sanaky, MSL, Dosen FIAI dan Kepala LPM Ull Yogyakarta
dan kini sedang digodok oleh tim kecil kesalahan atau melanggar kode etik
yang terdiri darl unsur Lembaga profesinya {Kompas, 24 November
Pendidlkan Tenaga Kependidikan 2004).
(LPTK) dan Direktorat Jenderal Kebijakan inl, perlu dihargai oleh
Pendidikan TinggI Departemen pihak-pihak yang terlibat dalam dunia
Pendidikan Nasional {Kompas, Rabu, Lembaga Pendidikan Tenaga
24 November 2004). Kependidikan, karena kebijakan
Direktur Jenderal Pendidikan tersebut untuk mengangkat harkat dan
TinggI Departemen Pendidikan wibawa guru. Sasarannya supaya
Nasional, mengatakan bahwa badan mereka lebih dihargai oleh pemakai
independen tersebut nantinya berada tenaga profesi ini dan tentunya juga
dl luar LPTKdan anggotanya jugatidak akan dilkuti dengan standar gaji dan
harus berprofesi sebagai guru, tetapi penghargaan yang layak bagi guru
slapa saja yang memiliki kepedulian yang memiliki sertiflkat tersebut.
dan Integritas untuk itu dapat menilal Tetapi, dalam kebijakan tersebut
dan menjaga kewibawaan profesi ada hal yang perlu dicerrnati yaitu
guru. Badan tersebut mewakili "badan independen sertifikasi guru"
stakeholder atau kepentlngan publik, tersebut berada di luar Lembaga
mulal dari pengguna, penyedia, Pendidikan Tenaga Kependidikan
pengatur, dan pengawas tenaga (LPTK). Artinya anggotanya juga tidak
kependidikan. Lebih lanjut dijelaskan harus berprofesi sebagai guru, tetapi
pula, bahwa program dan penetapan siapa saja yang diambil dari unsur-
kelulusan pendidikan profesi, juga unsur yang "tidak berprofesi guru",
ditentukan oleh badan profesi tersebut tetapi memiliki keperdulian dan
dan akan disusun persyaratan integritas untuk dapat menilal dan
sehingga tidak semua LPTK dapat menjaga kewibawaan guru. Hal Ini,
menyelenggarakan pendidikan profesi tentu akan menjadi tantangan dan
tersebut {Kompas, 24 November persoalan serius bagi orang yang
2004). memiliki profesi guru itu sendiri dan
Kebijakan yang demiklan, tentu mungkin juga guru yang sekarang
akan berdampak serius pada sudah mengajar akan dinilai ulang oleh
lembaga-lembaga pendidikan yang lembaga tersebut.
memproduk tenaga keguruan, karena Namun suatu hal yang sangat
lembaga-lembaga pendidikan yang ironis sekali, guru-guru akan dinilai
berkualifikasi sajalah yang dapat oleh "badan independen sertifikasi
dibenarkan untuk mendidik para calon guru" yang tidak memiliki kompetensi
guru. Para calon guru harus mencapai kependidikan. Dr. Abdorrahman
gelar sarjana dahulu baru kemudian Gintings, pengamat pendidikan dari
mengambil profesi guru dan untuk Universitas Buya Hamka (Uhamka)
menjaga kualltas profesi guru menyatakan, bahwa sungguh sangat
direncanakan semacam lisensi guru tidak professional jlka masyarakat
yang tidak berlaku selamanya, tetapi terkait (guru dan pengelola
harus diperbaharui dalam jangka pendidikan) tidak diajak bicara dan
waktu tertentu. Lisensi guru dapat juga tidak tepat jika nantinya
dicabut jika guru tersebut membuat keanggotaan badan independen