Anda di halaman 1dari 17

Sertifikasi Kompetensi Guru

Sertifikasi dan Profesionalisme Guru


di Era Reformasi Pendidikan

Oleh Hujair AH. Sanaky

Abstrak puan profesional, personal, soslal


Profesionalisme guru, tentu harus termasuk perllaku dan kurangnya
terkalt dan dibangun melalui penghargaah yang layak terhadap
penguasaan kompetensl-kompetensi profesi guru. Penllalan harus dllakukan
yang secara nyata dalam menjalankan oleh mereka yang memlllkl kemam-
dan menyelesalkan tugas-tugas dan puan dan kompetensi pada bidang
pekerjaannya sebagal guru. Kompe kependldlkan.
tensl-kompetensi penting jabatan guru Kata KuncI : Sumber daya
terSebutadalah: kependidikan yang berkualitas dan
Kompotensi profesional, yaitu profesional
kompetensi pada bidang substansi
atau bidang studi; kompetensi bidang
pembelajaran, metode pembelajaran,
sistem penllalan, pendidikan nllal dan Pendahuiuan
blmblrigan; Menghadapl pesatnya persalng-
Kompetensi Sosial, yaltu an pendidikan di era global inl, semua
kompetensi pada bidang hubungan plhak perlu menyamakan pemiklran
dan pelayanan, pengabdian dan sikap untuk mengedepankan
masyarakat; peningkatan rhutu pendidikan. Pihak-
Kompetensi personal, yaitu plhak yang Ikut meningkatkan mutu
kompetensi nllal yang dibangun pendidikan adalah pemerlntah,
melalui perllaku yang dllakukan guru, masyarakat, stakeholder, kalangan
memlllkl pribadi dan penampllan yang pendidlk serta semua subsistem
menarik, mengesankan serta guru bidang pendidikan yang harus
yang ' gaul dan "funky" sehingga berpartlsipasi mengejar ketertinggalan
menjadi dambaan setlap orang, sosok maupun meningkatkan prestasi yang
guru yang menjadi tauladan bagi siswa telah diraih.
dan panutan masyarakat. Dari plhak yang disebutkan di
Penllalan terhadap profesi guru atas, dalam pembahasan tulisan inl
tidak hanya sekedar pada aspek yang disoroti hanya masalah guru.
kualltas, administrasi dan menejemen Mengapa? Karena guru menjadi fokus
saja, tetapl masalah guru leblh luas utama darl kritlk-kritik atas ketidak-
dan kompleks, menyangkut kemam- beresan mutu pendidikan. Namun

Drs. H. HujairAH. Sanaky, MSL, Dosen FIAI dan Kepala LPM Ull Yogyakarta

JP! FIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005 29


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU D1 ERA REFORMASI PENDIDIKAN

tidak dapat dipungkirt bahwa, pada sis! pendidikan di Indonesia. Mutu


lain guru juga menjadi sosok yang pendidikan nasional kita yang rendah,
paling diharapkan dapat mereformasi menurut beberapa pakar pendidikan,
tataran pendidikan. Guru menjadi salah satu faktor penyebabnya adalah
mata rantai terpenting yang meng- rendahnya mutu guru itu sendiri, di
hubungkan antarapengajaran dengan samping tentu saja faktor-faktor yang
harapan akan masa depan pendidikan lain seperti sarana dan prasarana
di sekolah yang lebih baik {Naniek pendidikan yang dinilai masih kurang
Setijadi, From: httPiZ/tDj. bok oenabur. memadai..
or.id/ akses, selasa, 26 April 2005, Sebenarnya permasalahan guru
jam 10.15). di Indonesia harus diselesaikan secara
Menurut pandangan di atas, komprehensif, yaitu menyangkut
rasanya tidak mudah untuk menjadi semua aspek yang terkait berupa
guru dewasa ini, karena mereka kesejahteraan, kuaiifikasi, pemblnaan,
menjadi fokus utama dari kritik-kritik perlindungan profesi, dan
permasalahan pendidikan di administrasinya" {Purwanto, http://
Indonesia. Menjadi guru berarti meng- www.pustekkom.Qo.id/ teknodik/t10/
geluti profesi yang penuh dengan 10-7.htm). Tetapi, setiap kali
tantangan. Guru berhadapan dengan membedah mutu pembelajaran, guru
tuntutan kualitas profesi, amanah dari selalu dijadikan "kambing hitam".
orang, masyarakat, stakeholder, Terleblh dengan mutu pendidikan
pemerintah, karena guru dianggap Indonesia yang terus terpuruk
menyandang akuntabilatas atas dibanding negara tetangga {Kompas,
keberhasilan pembalajaran akademis- 10 Maret 2004, dalam Naniek
non akademis siswa. Setijadi,From:http://tpj.bpkpenabur.or.
Di sisi lain, guru juga berhadapan Id/..., akses, selasa, 26/4/2005,
dengan tuntutan perubahan yang jam10.15). Sekalipun sebenarnya
begitu cepat, seperti arus Informasi, telah dipahami bahwa sumber
yang kinl sangat mudah diakses permasalahan pendidikan di
melalui internet. Ini tentu akan Indonesia, bukan hanya pada
mengubah aspek-aspek pendidikan persoalan guru saja, tetapi juga
konvensional yang selama ini ditekuni, persoaian perhatlan pemerintah dan
kearah pendidikan modern yang lebih masyarakat, dana, kurikulum, meto-
responsif. Hal ini tentu saja akan dologi dan manajemen pendidikan.
memaksa para guru untuk mengubah Rendahnya kualitas tenaga
model, dan metode belajar-mengajar kependidikan, merupakan masalah
yang selama ini ditekuni serta materi pokok yang dihadapi pendidikan di
dan jenis atau model penugasan yang Indonesia. Sebagai contoh, motivasi
diberikan kepada murid. menjadi tenaga pendidik (guru) di
Permasalahan guru di Indonesia kebanyakan sekolah-sekolah Islam
baik secara langsung maupun tidak selama ini dikarenakan dan dilandasi
langsung, berkaitan dengan masalah oleh faktor pengabdian dan
mutu profesionalisme yang masih keikhlasan. Sedangkan dari sisi
belum memadai. Hal in! jelas-jelas kemampuan, kecakapan dan disiplin
telah ikut mempengaruhi mutu ilmu dikatakan masih rendah {Hujair,

30 JPlFIAIJurusan Tarbiyah VolumeXII Tahun VIIIJuni2005


Sertifikasi Kompetensi Guru

2003:226). Hal ini, kemudian menjadi mengalokasikannya sesuai dengan


salah satu penyebab panting perioritas kebutuhan, serta lebih
rendahnya kualitas pendidikan Islam tanggap terhadap kebutuhan
dan dengan sendlrinya mengalami setempat" {Mulyasa, 2002:24).
kesulitan untuk memlliki keunggulan Dalam pelaksanaan manajemen
kompetitif. Dengan kenyataan Ini, berbasis sekoiah, menuntut adanya
maka masalah pokok dalam pendi sumber daya (kepala sekoiah, guru,
dikan Islam pada dasarnya adalah dan tenaga administrasi) yang
masalah yang terkait dengan faktor memlliki kemampuan profesional dan
kualitas tenaga guru (Asep Saeful integritas dalam mengelola pendidik
Mimbar dan Agus Sulthonie, 25 Juii an. Pelaksanaan program-program
2001). pendidikan harus pula didukung oleh
Faziur Rahman menyatakan kepemimpinan yang demokratis dan
bahwa Indonesia seperti juga hainya profesional, guru-guru yang juga
negeri-negerl Muslim besar iainnya, profesional dan memlliki kompetensi
memang menghadapi masalah pokok dalam bidangnya masing-masing,
dalam modernlsasi pendidikan Islam. serta tenaga administrasi profesional
Persoaian pokok adalah masalah dalam pengelolaan administrasi
kelangkaan tenaga yang memadai pendidikan. Dalam iaporan Bank
untuk mengajar dan meiakukan riset. Dunia (1999), menyebutkan bahwa
Seharusnya ini dipahami dengan jeias salah satu penyebab makin menurun-
sehlngga tahu bagaimana mem- nya mutu pendidikan (persekolahan)
produksi tenaga seperti itu {Faziur di Indonesia adalah karena kurang
Rahman,^\9S5:^5^). Pandangan ini, profesionalnya para kepala sekoiah
menjadi tantangan dan persoian bagi sebagai menejer pendidikan di tingkat
pendidikan Islam di Indonesia yang iapangan {Hujair, 2003:226).
sedang berusaha membangun Program peningkatan kemam
kualitas sumber dayanya. puan sumber daya pendidikan berupa
Tuntutan sumber daya pendidikan training for trainers atau kemampuan
yang berkualitas dan profesional, untuk beiajar terus menurus untuk
menjadi suatu keharusan pada era meningkatkan kualitas bagi para
global, informasi dan reformasi pendidik (guru), merupakan suatu
pendidikan. Indikator perubahan fokus dan tuntutan yang perlu
sekarang yang dapat diamati adalah diperhatikan. Dengan kata lain,
sebagian guru mulal melanjutkan lembaga-lembaga pendidikan harus
pendldikannya kejenjang S-2. meiakukan investasi secara periodik
Sekolah-sekoiah mulal menerapkan bagi para guru jika Ingin tetap
kurikulum baru yang iebih menekan- memimpin di dunia pendidikan, karena
kan pada aspek kompetensi dan apabiia gagai dalam investasi guru
kebanyak sekoiah muiai berbenah diri akan berakibatfatal {Hujair, 2003:227),
menuju Manajemen Berbasis Sekoiah dalam persaingan merebut animo
(MBS) yang memberikan otonomi luas pengguna pendidikan sebagai
pada sekoiah. Dengan demikian, pengakuan terhadap kualitan lembaga
sekoiah leluasa mengelola sumber pendidikan tersebut.
daya dan sumber dana dengan

JPIFIAIJurusan Tarbiyah VolumeXII Tahun VIIIJuni2005 31


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU D1 ERA REFORMASI PENDIDIKAN

Indikator pengakuan terhadap orang, sosok guru yang menjadi


kualitas dan kemampuan guru, bukan tauladan bagi siswa dan panutan
hanya datang dari jalur struktural/ masyarakat.
jabatan dan bukan pula dari jenjang
karir fungsional seperti asisten ahli, Profesionalisme Guru
lektor, lektor kepala, dan guru besar Berbicara tentang profesional
yang rigid. Tetapi reward dan guru sangat komprehensif. Profesi
penghargaan yang leblh besar akan guru harus dilihat dari kemampuan
lebih banyak diperoleh dari menguasai kurikulum, materi
pengakuan dan penghargaan yang pembelajaran, teknik dan metode
diberikan langsung oleh masyarakat, pembelajaran, kemampuan menge-
karena kemampuan akademik dan lola keias, komit pada tugas, dapat
profesionalisme guru itu sendirl {Onno menjaga kode etik profesi, di sekolah
W. Purho,^6 Mel 2002). Untuk itu, la harus menjadi manusia modei yang
semuanya akan dikemballkan kepada akan dltlru siswanya, di masyarakat
masyarakat profeslonal yang memliiki menjadi tauladan.
kompetensi dan kapasltas untuk Dalam Jurnal Education Leader
menilai kualitas dan kompetsni guru. ship (terbit Maret 1994), ada lima
Tuntutan profesionalisme guru ukuran seorang guru dinyatakan
tentu harus terkait dan dibangun profesional, yaitu : Pertama, memiliki
melalul penguasaan kompetensl- komitmen pada siswa dan proses
kompetensi yang nyata dalam belajarnya. Kedua, secara mendalam
menjalankan dan menyelesalkan menguasai bahan ajar dan cara
tugas-tugas dan pekerjaannya mengajarkan. Ketiga, bertanggung-
sebagai guru. Kompetensl-kompe- jawab memantau kemampuan belajar
tensi penting jabatan guru tersebut siswa melalui berbagai teknik evaluasi.
adalah: Kompotensi profesional, yaitu Keempat, mampu berplkir sistematis
kompetensi pada bidang substansi dalam melakukan tugas dan kelima,
atau bidang studi (kurikulum), seyogianya menjadi bagian dari
kompetensi bidang pembelajaran masyarakat belajar di lingkungan
(menguasai materi pelajaran), teknik profesinya {P. Ruspendi, 2004, From;
dan metode pembelajaran, sistem httD://www. pikiran-rakvat.com....
penilaian, pendidlkan nilai dan akses. selasa26/4/2005, jam 10.30).
bimbingan. Kompetensi sosial, yaitu Malcon Allerd, {Kompas, 12
kompetensi pada bidang hubungan September 2001) mengatakan, bahwa
dan pelayanan, mampu menyelesai- selain kelima aspek itu, sifat dan
kan masalah, pengabdian pada keprlbadlan guru amat penting artinya
masyarakat. Kompetensi personal, bag! proses pembelajaran adalah
yaitu kompetensi nilai yang dibangun adaptabilitas, entusiasme, kepercaya-
melalul perllaku yang dilakukan guru, an diri, ketelltlan, empat! dan
komitmen pada tugas, berdisiplin kerjasama yang balk. Guru juga
tinggi, memliiki pribadi dan penam- dituntut untuk mereformasi pendidlk
pilan yang menarik, mengesankan an, bagaimana memanfaatkan
serta guru yang gaul atau "funky", semaksimal mungkin sumber-sumber
sehlngga menjadi dambaan setiap belajar di luar sekolah, perombakan

32 JPiFIAIJurusan Tarbiyah VolumeXII Tahun VIIIJuni2005


Sertifikasi Kompetensi Guru

struktural hubungan antara guru dan .dan dl tempat-tempat Ibadah.


murid, seperti layaknya hubungan Katakan saja, sistem dan model
pertemanan, penggunaan teknologi pembelajaran leblh bercorak
modern dan penguasaan iptek, kerja Individual, yaltu murid belajar
sama dengan teman sejawat antar secara individual pada guru satu
sekolah, serta kerja sama dengan -persatu. Tuntutan profesi guru
komuhitas llngkungannya {P. juga mengukuti perkembangan
Ruspendi, 2004). dan model pembelajaran pada
Pandangan inl, menunjukkan saatltu.
bahwa betapa tingginya tuntutan Pada saat sekarang Inl,
profesionallsme guru. Tetapt apabila sejalan dengan perkembangan
dilihat darikondlsl guruyangada mulai sistem persekolahan, maka
dari aspek kemampuan, kesejahtera- profesi guru iuga telah dan terus
an dan fasilitas yang memadai, terasa mengalami perubahan menglkuti
sulit bagi guru untuksuA^/Ve menglkuti tuntutan perubahan tersebut.
tuntutan inl. Dengan demiklan, Profesi guru pernah menjadi
profesionallsme guru tidak hanya profesi penting dalam perjalanan
berpulang pada guru Itu sendiri, tetapi bangsa Inl dalam menanamkan
diperlukan political will dari nasionallsme, menggalang
pemerlntah, berupa dukungan, persatuan dan berjuang melawan
penghargaan", perbatkan kesejahtera- penjajahan. Profesi guru pada
an dan peningkatan kualitas melalui in zaman dulu bahkan merupakan
sen/ice training. profesi yang paling bergensl dan
Untuk leblh jelas, perlu dicermati menjadi dambaan generasi muda
perkembangan dan permasalahan saatltu.
dalam profesi guru, kompetensi Tetapi sayangnya, sejak
penting profesi guru, dan upaya beberapa dekade yang lalu
menlngkatkan profesionallsme guru, hingga sekarang, profesi guru
yaltu: mulai dianggap kurang bergengsi
a. Perkembangan dan dan kinerjanya dinllaltIdak optimal
Permasalahan Profesi Guru dan belum memenuhl harapan
Profesi guru adalah termasuk masyarakat. Persoalan guru
profesi yang tua dl dunla. semakin menjadi persoalan
Pekerjaan mengajar telah ditekuni pokok dalam pembangunan
orang sejak lama dan perkem pendldikan yang disebabkan oleh
bangan profesi guru sejalan adanya tuntutan perkembangan
dengan perkembangan masyara- masyarakat dan perubahan
kat. Pada zaman prasejarah, global. Hingga kinl persoalan guru
proses belajar mengajar berlang- belum pernah terselesalkan
sung melalui pengamatan dan secara tuntas {Purwanto, http://
dllakukan oleh keluarga www.Dustekkom...akses.14/2/2Qn
{Purwanto, From; httD://www.
Dustekkom.... akses. 14/2/2005). Patut diakul, bahwa guru
Proses pembelajaran dllakukan selalu diberlkan beban dan
one-to-one dari rumah ke rumah tanggungjawab yang berat dalam

JPIFIAIJurusan Tatbiyah VolumeXII Tahun VIIIJun}2005 33


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU 01 ERA REFORMASI PENDIDIKAN

usaha mendidik anak bangsa, jam.10.30).


tetapi perhatlan pada profesi Di era reformasi dan
mereka, seperti peningkatan desentralisasi pendidikan saat ini,
kualitas melalui pelatihan, in guru semestinya dapat lebih
seivice training profesi, reward mendapatkan pemberdayaan,
dan penghargaan, belum dlberi- balk dalam arti profesi maupun
kan secara memadai dan optimal. kesejahteraan. Mengapa? Karena
Namun para pengamat dan saat ini pendidikan menjadi
penilai pendidikan dengan urusan pemerlntah daerah,
kapasitas dan otoritas ilmunya, sehingga berbagal persoalan
dengan mudah memberlkan kritik yang terkait dengan profesionalis-
terhadap guru yang dianggap me dan kesejahteraan guru tentu
kurang bergengsi, kinerjanya dapat langsung dipantau oleh
yang dinilal belum optimal dan pemerlntah daerah {Suyanto,
belum memenuhi harapan From:http://www.Suara merdeka.
masyarakat. Tetapi solusi yang com.).
berslfat action belum optimal Tetapi usaha keras Itu belum
diberlkan pada mereka dalam terlihat secara nyata dilakukan
bentuk apapun, balk berupa oleh pemerlntah, sementara guru
pelatihan pada bidang penge- selalu dihadapkan pada tuntutan
tahuan dan keterampilan baru profesionaiisme dan harus
secara periodik ataupun yang laln- mengikuti perubahan yang terjadi
lainnya. begitu cepat di masyarakat.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Katakan saja, guru sekarang
Suyanto memberlkan contoh berhadapan dengan kondisi
dengan perbandingan negara "ekstrim" yaitu akan terjadi
Singapura. Di negara ini, para percepatan ilmu pengetahuan
guru selalu mendapatkan pelatih melaiul informasi internet dan
an dalam bidang pengetahuan media yang lain. Siswa atau
dan keterampilan baru yang mahasiswa, mungkin akan
diperlukan oleh guru sesuai • memiliki ilmu atau memiliki
dengan perkembangan llmu Informasi yang lebih iuas daripada
pengetahuan dan teknoiogi. gurunya.
Setiap tahun mereka mendapat Dengan demlkian, guru tidak
kan hak untuk memperoleh in lagi dapat memaksa pandangan
service training selama 33 jam. dan kehendaknya, karena
Itulah sebabnya guru mereka mungkin para siswa atau
selalu dapat dipertahankan mahasiswa telah memiliki
profesionallsmenya dan mutu pengetahuan yang lebih darl
pendidikan mereka, yang selalu infromasi yang mereka peroleh.
menduduki peringkat kedua Sebab ilmu pengetahuan akan
setelah Korea Selatan di antara 12 terbentuk secara kolektif. dari
negara di Asia {Suyanto, 2004, banyak pemlkiran dan pandangan
Frr)m:httD://www.Suara merdeka. yang tersosialisasi melalui media
com.... seiasa 26 April 2005, informasi internet dan media

34 JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume Xli Tahun VIII Juni 2005


SertifikasiKompetensi Guru

informasi lainnya {Hujair, 2004: secara terus-menerus, tidak


95). Misalnya saja, kalau dulu "gaptek" (gagap teknologi). Tetapi
siswa hanya menerima materi dari guru harus benar-benar mengu-
sumbertunggal, yaknl guru, tetapi asal teknologi pembelajaran
kini siswa akan menerima materi termasuk penggunaan komputer
dari banyak sumber. Guru, bukan dan teknologi lainnya untuk
lagi satu-satunya sumber belajar, proses belajar mengajar dan
karena siswa dapat belajar dari pengembangan profesi {Naniek
siapa saja dengan bahasa yang Satijadi, 2004, From: http://
mereka kuasal {Mastuhu,^Q99 : tpj.bpkpenabur.or.id.... akses.
34). selasa, 26/4/2005, jam 10.15).
Sekarang ini, siswa dapat Jelasnya, guru di zaman
belajar dari internet, cd-rom, sekarang harus menguasal
media masa, dan media lain, yang kemampuan akademlk, paeda-
akan menjadi pusat keglatan goglk, sosial dan budaya,
belajar mandiri. R Ruspendi, teknologi informasi, mampu
seorang guru SMA Pasundan berpiklr kritis, mengikuti dan
Majalaya, Jawa Barat, mencerita- tanggap terhadap setlap
kan tentang bagaimana seorang perubahan serta mampu
guru di Jakarta yang harus menyelesaikan masalah-masalah
mengajar anak-anak orang kaya. di sekltar profesinya. Guru tidak
Murid-murid yang diajarnyasudah hanya datang ke sekolah melulu
dapat menggunakan komputer, untuk mengajar. saja sebagal
Internet, bahasa Inggris, dan tugas kedinasan, rutinitas dan
berwawasan luas, karena orang- kemampuan untuk mengelola
tuanya langganan banyak kelas saja, karena Itu tidak cukup
koran/majalah, dan akibatnya lagl. Tetapi, guru diharapkan
sang gurutersebut merasa m/nder dapat menjadi pemlmpin dan
{RRuspendi, 2004). sebagal agen perubahan yang
Berdasarkan cerita ini, maka mampu mempersiapkan anak
mau tidak mau, senang tidak didik agar siap menghadapi
senang, slap tidak siap, guru tantangan perubahan global dan
harus mengikuti tuntutan era Informasi di luar sekolah
perubahan yang berlangsung di {Naniek Satijadi, 2004).
sekltarnya. Bila tidak, maka guru Profesi guru dl abad 21 ini
akan terplnggirkan dalam sangat dipengaruhi oleh pendaya-
percaturan era perubahan saat ini. gunaan teknologi komunikasi dan
Oleh karenanya, untuk meng- informasi. Guru dengan kemam
hadapi semua tantangan ini, puan artifisialnya dapat membe-
kemampuan profeslonal guru lajarkan siswa dalam jumlah
harus teruji. Guru tidak cukup besar, bahkan dapat melayani
hanya dengan penguasaan materi siswa yang tersebar di seluruh
mata pelajaran saja, tetapi guru penjuru dunia. Guru bukan lagi
diharapkan bertanggungjawab hanya mengendalikan siswa yang
atas pengembangan profesinya belajar dl kelas, tetapi la mampu

JPIFIAIJunisan Tarbiyah VolumeXII Tahun VIIIJuni2005 35


"Hujair ah. Sanaky, Sertifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan

membelajarkan jutaan siswa di dunIa Informal yang sifatnya leblh


"kelas dunia" dan member! learning based daripada teaching
pelayanan secara Individual pada based, akan menjadi kunci
waktu yang bersamaan. Melalul perkembangan sumber daya
bantuan teknologi informasi manusla. Pada posisi Ini, peran
internet pembeiajaran dapat web, Homepage, Search Engine
dllakukan secara multiakses dan dan CD-ROM, tentu akan
memberl layanan secara merupakan alat bantu yang akan
Individual di mana saja, kapan mempercepat proses distrlbusi
saja dan di tempat di mana knowledge (Onno W. Purbo, 2000,
mereka berbeda {Purwanto, http:// Form: httD://www.detik.com/
www.pustekkom. Qo.ld.). onno/iurnal/20Q4/aplikasl/pendidl
Artinya, dengan teknologi kan/p-19.shtml). Tuntutannya,
Informasi internet, llmu pengeta- para guru harus benar-benar
huan dapat dl transmlslkan pada memlllkl kemampuan dan kesem
kecepatan tinggl. Tuntutan patan untuk menyesualkan,
kemampuan dan kesempatan mengakses dan dapat meng-
untuk mengakumulasi, mengolah, gunakan sarana teknologi
menganalisis, menslntesa data Informasi sebagal media
menjadi Informasi, kemudlan pembeiajaran.
menjadi llmu pengetahuan yang Dapat dikatakan bahwa
bermanfaat, sangatlah penting persoalan guru dl Indonesia
artinya dalam dunIa Informasi saat sangat terkalt dan terletak pada
Ini (Hujair, 2004:91). Kondisi ini, masalah-masalah kuallflkasi yang
akan berpengaruh pada rendah, kemampuan profeslonal,
keblasaan dan budaya guru yang pemblnaan yang terpusat,
selama Ini dllakukan. Sebab, llmu perllndungan profesi yang belum
pengetahuan akan tersebar memadal dan penyebarannya
dlmana-mana dan setiap orang yang tidak merata sehingga
akan dengan mudah memperoleh menyebabkan kekurangan guru
pengetahuan tanpa kesulltan dl beberapa lokasl. Segala
karena dlperoleh melalul sarana persoalan guru tersebut timbul
Internet dan media Informasi oleh karena adanya berbagal
lalnnya. sebab dan maslng-masing saling
Paradlgma dl atas leblh mempengaruhl (Purwanto, http://
dlkenal sebagal distributed www.pustekkom....Ibldl.
intelligence atau distributed Dengan demlklan, permasa-
knowledge. Dengan paradlgma lahan guru, balk secara langsung
Ini, tampaknya fungsl guru-dosen maupun tIdak langsung, sangat
dl lembaga-lembaga pendidikan, terkalt dengan mutu profesionalis
akan berallh darl sebuah sumber me guru yang dianggap belum
llmu pengetahuan menjadi optimal. Oleh karena itu, permasa-
"mediator" darl llmu pengeta lahan guru harus diselesaikan
huan. Dengan demlklan, maka secara komprehensif yang
proses long life learning dalam menyangkut semua aspek yang

36 JPIFIAI Jurusan Tarb'iyah Volume XII Tahun VIH Juni2005


Sertifikasi Kompetensi Guru

terkait yaitu aspek kualifikasi, tugas masyarakat tersebut, guru


kualitas, pembinaan, training dengan segenap kemampuan-
profesi, perlindungan profesi, nya harus mentransfer pengeta-
manajemen, kesejahteraan guru huan dan kebudayaan dalam arti
danfasllitas. luas, keterampllan menjalani
kehidupan {life skills), nilai-nilai
b. Kompetensi Renting Profesi Guru {value) dan beliefs {Purwanto,
Profesionallsme guru dl- http://wvvw.DustekkQm.... Ibid).
bangun melalul penguasaan Darl life skills inl, guru-dlharapkan
kompetensl-kompetensi yang dapat menciptakan suatu kondisi
secara nyata diperlukan dalam proses pembelajaran yang
menyelesalkan pekerjaannya didasarkan pada leaning
sebagal guru. Kompetensl- competency, sehlngga outputnya
kompetensi penting jabatan guru jelas.
tersebut adalah kompetensi Dari sini, guru dengan- ke-
bidang substansi atau bidang mampuannya diharapkan dapat
studi, kompetensi bidang mengembangkan dan mem-
pembelajaran, kompetensi bangun tiga pilar -keterampllan,
bidang pendidikan nilai dan yaitu : (1) Learning skills, yaitu
bimbingan serta kompetensi keterampllan mengembangkan
bidang hubungan dan pelayanan/ dan mengolah pengetahuan dan
pengabdian masyarakat. pengalaman serta kemampuan
Pengembangan profeslonalisme dalam menjalani belajar
guru mellputi penlngkatan sepanjang hayat. (2) Thinking
kompetensi, penlngkatan kinerja skills, yaitu keterampllan berplkir
iperformance) dan kesejahteraan- kritis, kreatif dan Inovatif untuk
nya. Guru sebagal profeslonal menghasllkan keputusan dan
dituntut untuk senatlasa pemecahan masalah secara
menlngkatkan kemampuan, optimal. (3) Living skills, yaitu
wawasan dan kreatlvltasnya" keterampllan hidup yang
{Purwanto , httd : //www. mencakup kematangan emosi
Dustekkom.) maslng-maslngyang dan soslal yang bermuara pada
saling mempengaruhi. daya juang, tanggungjawab dan
Depdiknas, pada tahun 2001 iaiu kepekaan soslal yang tinggi
merumuskan beberapa kompe {Sudjarwadi, KR,5 -1-2003)
tensi atau kemampuan yang Selain Itu, guru sebagal
sesuai seperti kompetensi pendidik, bukan hanya mampu
kepribadlan, bidang studi, dan mentransfer pengetahuan,
pendidikan dan pengajaran {Paul keterampllan dan sikap saja,
Suparno, 2004:47). tetapi guru juga dilimpahkan
Masyarakat dan orangtua tugas padanya untuk mempe-
murid telah mempercayakan rsiapkan generasi yang leblh balk
sebagian tugasnya kepada guru. dl masa depan. Apabila dicermati,
Tugas guru menjadi cukup mulia sungguh berat tugas guru, tetapi
dan berat, karena dari limpahan penghargaan pada profesi Ini

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005 37


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU DI ERA REFORMASI PENDIDIKAN

kurang optimal dan selalu dinilai karenanya, kata kuncinya adalah


kinerjanya rendah. Apapun itu "harus berubah", karena apabila
semua, mau tidak mau, guru tanpa adanya kesadaran untuk
harus memillkl kompetensi yang malakukan perubahan, maka
optimal dalam usaha memblm- perkembangan kemajuan dunia
blng siswa agar dapat slap akan menjadi ancaman yang
menghadapl kenyataan hidup {the menjadikan sekolah sebagai
real life) dan bahkan mampu lembaga usang {Winarno
memberikan contoh tauladan bag! Surakhmad, From:http://www.
siswa, memillkl pribadi dan Bpk.penabur.or.id.).
penampilan yang menarik, Kondisi pembelajaran yang
mengesankan dan menjadi disebutkan dl atas, akan
dambaan setlap orahg. berpengaruh pada rutinitas
Guru akan berhadapan kehadiran guru secara fistk di
dengan persoalan yang serius kelas. Artinya, kehadiran guru
yaitu sekolah akan berubah darl secara fisik dalam ruangan yang
format kelas menjadi sekolah dl sebut kelas, mungkin tidak lagi
bersama dalam satu kota, sekolah menjadi keharusan dan yang
bersama dalam satu negara, menjadi keharusan adalah
bahkan bersama di dunia atau adanya perhatian dan aktlvitas
sekolah global. Dengan secara mandiri terhadap sesuatu
kemajuan teknologi Informasi, persoalan yang disalurkan melalui
sekolah bersama yang diikuti oleh jaringan telekomunikasi interaktif.
siswa dalam jumlah besar Sejalan dengan perubahan format
tersebut dapat terlaksana. belajar klaslkal ke belajar bersama
Indikator Ini, terbuktl dengan secara global tapi mandiri
kemajuan teknologi Informasi tersebut, dapat dipastikan bahwa
dewasa ini sudah mampu meralh peran guru juga akan berubah.
semua titik yang terpencil Selain itu, peran guru di Indonesia
sekalipun dan masyarakat mulai juga dipengaruhi oleh adanya
belajar serta mendapatkan kebijakan desentrallsasi dan atau
informasi dan ilmu dari berbagai otonomi pendidlkan.
sumber seperti radio, televisi, Darl kondisi ini, maka
komputer internet, media masa kemampuan guru di masa depan,
dan media yang lain. dituntut harus menguasai dan
Dalam kaitan dengan hai mampu memanfaatkan teknologi
tersebut, sekolah sebagai institusi komunikasi dan informasi. Guru
pendidlkan mungkin saja dapat harus berubah peran menjadi
tergeser perannya dan sudah fasiiitator yang membelajarkan
tidak menjadi sumber Informasi siswa sampai menemukan
satu-satunya, bahkan bukan lag! sesuatu {scientific curiosity'),
menjadi pencetus sumber bersikap demokratis serta
informasi yang mutakhir, bila tidak menjadi profesional yang mandiri
memillkl daya adaptasi yang dan otonom {Purwanto,
sesual dengan kemajuan. Oleh httD://www.Dustekkom.ao.id....

38 JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005


SERTIFIKASIKOMPETENSI GURU

Ibid). Proses pembelajaran lebih mengerti beberapa konsep


terfokus pada outcomes pendidikan yang berguna untuk
competency dan peningkatan membantu siswa, menguasai
reievansi dengan kebutuhan beberapa metode mengajar yang
masyarakat {Hujair, 2003:199). sesuai dengan materi pelajaran
Reran guru yang seperti itu tentu dan perkembangan siswa,
sejalan dengan era masyarakat menguasai sistem evaluasi yang
madani {civil society) yaltu tepat dan baik {Paul Suparno,
masyarakat demokratis, plural, 2004:52).
taat hukum dan menghargai hak Kedua, kompetensi sosial,
asasi manusia. yaitu kompetensi pada bidang
Dari paparan dl atas, muncul hubungan dan pelayanan, dapat
pertanyaan, apakah kompetensi berkomunikasi dengan orang lain,
profesi yang harus dimiliki mampu menyelesaikan masalah,
seorang guru?. Kompetensi pengabdian pada masyarakat.
penting yang harus dimiliki profesi Ketiga, kompetensi personal
guru adalah: atau kepribadian yang mencakup
Pertama, kompetensi pada aktualisasi diri, kepribadian yang
bidang studi dan pendidikan/ utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa,
pengajaran, yaitu mengharuskan beriman, bermoral, peka, objektif,
guru untuk menguasai kurikulum, luwes, berwawasan luas, berpikir
menguasai materi pelajaran, kreatif, kritis, refletif, mau belajar
menguasai teknik dan metode sepanjang hayat (Depdiknas,
mengajar. Kemampuan pada 2001, dalam Paul Suparno, 2004:
bidang studi, yaitu menuntut 47), mengikuti perubahan,
pemahaman pada karakteristik komitmen pada tugas, berdisiplin
dan isi bahan ajar, menguasai tinggi, memiliki pribadi dan
konsepnya, mengenal betul penampilan yang menarik,
metodologi ilmu tersebut, mengesankan serta guru yang
rnemahami konteks ilmu tersebut gaul dan "funky" sehingga
dengan masyarakat, lingkungan menjadi dambaan setiap orang,
dan dengan ilmu lain. Jadi, guru sosok guru yang menjadi
tidak cukup hanya mendalami tauladan bagi siswa dan
ilmunya sendiri, tetapl bagaimana masyarakat.
dampak dan relasi ilmu tersebut Tuntutan ke dapan, guru
dalam kehidupan masyarakat dan harus diuji kompetensinya secara
dengan ilmu yang lain {Paul berkala untuk menjamin agar
Suparno, 2004: 51). Dengan kinerjanya tetap memenuhi syarat
demikian, guru diharapkan profesional yang terus berkem-
memiliki pengetahuan dan bang. Dengan begitu maka dapat
wawasan yang luas. Sedangkan dipastikan bahwa profil kelayakan
kemampuan guru dalam bidang guru akan ditekankan kepada
pembelajaran yaitu memiliki aspek-aspek kemampuan
pemahaman akan sifat, ciri anak membelajarkan siswa, yang
didik dan perkembangannya. dimulai dari kemampuan

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005 39


Hujairah. Sanaky, Sertifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan

menganallsis, merencanakan pembelajaran, menyajikan materi


atau merancang, mengembang- dalam langkah-langkah kecll dan
kan, dan menllai pembelajaran disertai latihannya masing-
yang berbasis pada penerapan maslng, memberikan penjelasan
teknologi pendidikan. dan keterangan yang jelas dan
Kemampuan-kemampuan detail, memberikan latihan yang
yang harus dikuasal guru, dituntut berkualitas, mengajukan per-
untuk selalu diaktualisasi dalam tanyaan dan memberikan
kehidupannya. Misalnya saja, kesempatan kepada siswa untuk
kemampuannya dalam meren menunjukkan pemahamannya,
canakan pembelajaran dan membimbing siswa menguasai
merumuskan tujuan, mengelola keterampilan atau prosedur baru,
keglatan Indivldu, menggunakan memberikan latihan dan koreksl,
mult! metoda, dan memanfaatkan memonltor kemajuan siswa
media, berkomunikasi interaktif (dalam Purwanto, httD.7/www.
dengan baik, memotivasi dan Dustekkom.... Ibid).
memberikan respons, melibatkan Selain Itu, guru harus
siswa dalam aktivitas. Selanjutnya melibatkan siswa dalam upaya
mengadakan penyesuaian merumuskan konsep mata
dengan kondisi siswa, melak- pelajaran yang diajarkan, me
sanakan dan mengelola pem rumuskan tujuan pembelajaran
belajaran, menguasai materi atau learning objective, me
pelajaran, memperbaiki dan rumuskan materl-materi
mengevaluasi pembelajaran, pembelajaran. Demiklan pula
memberikan bimbingan, tentang buku atau referensi yang
berlnteraksi dengan sejawat dan digunakan, metode dan strategl
bertanggungjawab kepada pembelajaran yang digunakan,
konstituen serta mampu dan sistem penilaian yang
melaksanakan penelitian digunakan yang memerlukan
{Purwanto', httD://www. komunikasi terlebih dahulu
pustekkom.... Ibid). dengan siswa.
Untuk dapat mengelola Dengan demiklan, langkah-
pembelajaran yang efektif, guru langkah dalam upaya untuk
harus senantiasa belajar dan meningkatkan profesionalisme
meningkatkan keteramplian guru, pertama, guru harus mengu
dasarnya dalam mengajar. asai kemampuan-kemampuan
Rosenshine dan Stevens, dan keterampilan dasar
mengemukakan bahwa sembilan pembelajaran secara baik. Kedua,
keterampilan dasar mengajar guru berusaha meningkatkan
yang penting dikuasal guru, yaitu kualltasnya dengan mengikuti
keterampilan membuka pembe pelatlhan dalam bidang
lajaran dengan mereview secara keterampilan baru yang diperlu-
singkat pelajaran terdahulu yang kan guru sesuai perkembangan
terkait dengan pelajaran yang llmu pengetahuan dan teknologi.
akan diajarkan, menyajikan tujuan Ketiga, harus mau membuat

40 JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIH Juni2005


sertifikasi Kompetensi Guru

penilaian atas kinerjanya sendiri Upaya peningkatan kualltas guru,


atau mau melakukan otokritik seharusnya juga diikuti dengan
terhadap kinerjanya sendiri. kesejahteraan yang leblh
Keempat, kritlkyang membangun, nfemadai. Tetapl kenyataan
pendapat dan berbagal harapan tidaklah seperti itu dan banyaknya
masyarakat harus menjadi program baru itu justru
perhatlan sebagai upaya menambah beban kerja guru
perbalkan kinerja guru. Kelima, {Suyanto, 2004, From:http://www.
guru harus berusaha Suaramerdeka.com:... Ibid).
memperbaiki profeslonalismenya Leblh lanjut Suyanto
sendirj dan masyaraakat hanya menyatakan, bahwa penggagas
membantu mempertajam dan pembaharuan pendldlkan harus
menjadi pendorong untuk memiliki asumsl bahwa guru
meningkatkan profesi guru. dengan serta merta dapat
melakukan apasajayang menjadi
c. Upaya Guru Meningkatkan program pembaharuan yang
Profesionalisme dicanangkan pemerlntah.
Suyanto, menyatakan bahwa Menurutnya, asumsl inilah yang
banyak program pendldlkan baru tidak benar. Sebab, kenyataannya
yang inovatif diberiakukan oleh guru harus mendapatkan
pemerlntah dalam waktu paling retraining yang memadal dan
tidak lima tahun terakhir ini, seperti terslstem untuk dapat melakukan
broad based education, life skills, berbagal pembaharuan dalam
manajemen pendldlkan berbasis bidang pendldlkan. Oleh karena
sekolah, contextual teaching- Itu, pemerlntah perlu mellhat
learning {CTL), evaluasi belajar kemball kemampuan rlil yang
model portofollo, dan yang dimlliki guru untuk melakukan
terakhir Kurikulum Berbasis atau mengadopsi setiap Inovasi
Kompetensi (KBK) yang dibldang pendldlkan {Suyanto,
kemudlan disebut Kurikulum 2004, From:httD://www.Suara
2004. Namun dalam perumusan merdeka.cQm....lbld).
semua Ini kurang atau bahkan Oleh karenanya, segenap
tIdak melibatkan guru sebagai upaya peningkatan profesionalis
varlabel penting dalam pelaksana- me guru pada akhirnya harus
an program-program Itu. Padahal terpulang dan ditentukan oleh
semua program baru itu bertujuan para guru Itu sendiri'serta harus
meningkatkan kualltas sudah dimulal ditegaskan sejak
pendldlkan di negeri Ini. awal masa rekruitmen. Hal ini
Lantas, bagalmana peran sejalan dengan apa yang pernah
guru kita dalam pembaharuan dan disampalkan oleh Ketua Umum
inovasi pendldlkan?. Inilah PGRI, Muhammad Surya, bahwa
. persoalannya.. Dengan banyak- pengembangan profesionalisme.
nya program baru itu, semestinya guru seharusnya sudah dimulai
para guru didorong untuk memiliki sejak masa rekruitmen. Selain itu,
profesionalisme yang lebih tinggi. perlu pula didukung dengan

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005 41


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU 01 ERA REFORMASI PENDIDIKAN

fasllltas' kebutuhan guru yang Ketiga, membangun


memadal tentang kelengkapan hubungan kesejawatan yang baik
sarana untuk pelaksanaan dan luas, termasuk lewat
tugasnya. Perbaikan kesejahtera- organisasi profesi. Upaya
an guru merupakan - agenda me mbangun hubungan
panting yang tidak bisa kesejawatan yang baik dan luas
ditinggalkan {Kompas, 30 Januarl dapat dilakukan pula dengan
2003). membina jaringan kerja atau
Dengan adanya tuntutan networking. Guru harus berusaha
untuk penlngkatan kualltas mengetahui apa yang telah
profesionalisme guru, maka guru dljakukan oleh sejawatnya yang
sendiri juga harus selaiu berusaha sukses, sehingga bisa belajar
melakukan hal-ha! sebagai untuk mencapai sukses yang
berlkut: sama atau bahkan bisa lebih baik
Pertama, memahami tuntutan lagi. Me\a\u\networking inilah guru
standar profesi yang ada, yaitu memperoleh akses terhadap
guru berupaya memahami inovasi-lnovasi di bidang
tuntutan standar profesi yang ada profesinya dan akses sosial yang
dan ditempatkan sebagai prioritas lalnnya.
utama untuk meningkatkan Keempat, mengembangkan
profesionalismenya. Hal ini etos kerja atau budaya kerja yang
didasarkan kepada beberapa mengutamakan pelayanan
alasan, yaitu (1) persalngan global bermutu tinggi kepada pengguna
sekarang memungklnkan adanya pendidikan. Ini merupakan suatu
mobllitas guru secara lintas keharusan di era reformasi
negara, (2) sebagai tenaga pendidikan sekarang ini karena
profesional, seorang guru harus semua sektor dan bidang dituntut
mengikuti tuntutan perkembang- untuk memberikan memberlkan
an profesi secara global dan pelayanan prima kepada
tuntutan masyarakat yang pengguna jasa pendidikan. Dalam
menghendaki pelayanan yang hal ini, gurupun harus memberi
balk, (3) untuk memenuhl standar kan pelayanan prima kepada
profesi ini, guru harus belaiar pengguna jasanya yaitu siswa,
secara terus menerus sepanjang orangtua dan sekolah sebagai
hayat, (4) guru harus membuka stakehoider. Terlebih lagi
diri, mau mendengar dan mellhat pelayanan pendidikan adalah
perkembangan baru di bldang- termasuk pelayanan publik vang
nya. didanai, diadakan, dikontrol oleh
Kedua, mencapai kualifikasi dan untuk kepentingan publik.
dan kompetensi yang disyaratkan Dengan demikian, guru harus
dan dengan terpenuhinya mempertanggungjawabkan
kualifikasi dan kompetensi yang pelaksanaan tugasnya kepada
memadai, guru memiliki posisi publik.
tawar yang kuat, karena me- Keiima, mengadopsi inovasi
menuhi syaratyangdibutuhkan. atau mengembangkan kreativitas

42 JPIFIAIJurusan Tarbiyah VolumeXii Tahun VIIIJuni2005


Sertifikasi Kompetensi Guru

dalam pemanfaatan teknologi untuk menjamin agar kinerjanya


komunikasi dan informasi tetap memenuhi syarat
mutakhir agar guru senantiasa profesional yang terus ber-
tidak ketinggalan, tidak gagap kembang. Sebab, di masa depan
teknologi, dalam mengelola dapat dipastikan bahwa profil
pembelajaran. Guru dapat kelayakan guru akan ditekankan
memanfaatkan media dan ide-ide kepada aspek-aspek kemampuan
baru bidang teknologi pendidikan membelajarkan siswa yang
seperti media presentasi dengan dimulai dari merencanakan atau
menggunakan LCD dan komputer merancang, menganalisis,
{hard technologies) dan juga mengembangkan, mengimp-
pendekatan-pendekatan baru lementasikan dan menilai
bidang teknologi pendidikan {soft pembelajaran yang berbasis pada
technologies) {PunAranto, htto:// penerapan teknologi pendidikan.
www.pustekkom..., Ibid),
menggunakan internet sebagal Persoalan Sertifikasi Guru
media pembelajaran. Sebab, per- Masalah mutu profesionalisme
kembangan teknologi informasi guru yang dinilai masih belum
dan Internet merupakan faktor memadai seperti yang dikemukakan di
pendukung utama percepatan atas, maka tentu diperlukan upaya
yang memungkinkan tembusnya serius untuk peningkatannya. Untuk
batas-batas dimensi ruang dan mengetahui hal tersebut, perlu upaya
waktu yang tentu juga akan penilaian terhadap kinerja guru secara
berpengaruh pada paradigma berkala untuk menjamin agar kinerja
pendidikan termasuk profesi guru guru tetap memenuhi syarat
dalam menjalankan tugasnya. profesionalisme. Tampaknya, Menteri
Perkembangan teknologi Pendidikan Nasional, akan men-
komunikasi dan informasi serta canangkan guru yang profesional.
perubahan masyarakat yang lebih Tetapi, wacana yang mencuat ini
demokratis, terbuka dan era terkait dengan rencana kebijakan
reformasi pendidikan akan tersebut adalah sertifikasi dan uji
menghasilkan suatu tekanan atau kompetensi guru, sebagai suatu wujud
pressure dan tuntutan terhadap, langkah untuk meningkatkan kualitas
profesionalisme guru. Ini akan guru.
mencakup dalam mendaya- Untuk mewujudkan gagasan
gunakan teknologi komunikasi tersebut, tampaknya pemerintah
informasi, termasuk dalam hal memandang perlu untuk .membentuk
pertanggungjawaban atau sebuah badan independen profesi
akuntabilitas profesinya, karena guru yang akan menilai profesionalis
profesi guru termasuk profesi me guru. Badan tersebut, nantinya
yang kompetitif dan bergerak akan mengeluarkan sertifikat bagi para
dalam kepentingan publik. guru yang dinilai memiliki kompetensi
Dengan demikian, guru harus atau memenuhi persyaratan sebagai
siap dan bersedia untuk diuji guru. Rencana tersebut, akan
kompetensinya secara berkala dikuatkan dengan keputusan presiden

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume Xil Tahun Vill Juni2005 43


HUJAIR AH. SANAKY, SERTIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU D1 ERA REFORMASI PENDIDIKAN

dan kini sedang digodok oleh tim kecil kesalahan atau melanggar kode etik
yang terdiri darl unsur Lembaga profesinya {Kompas, 24 November
Pendidlkan Tenaga Kependidikan 2004).
(LPTK) dan Direktorat Jenderal Kebijakan inl, perlu dihargai oleh
Pendidikan TinggI Departemen pihak-pihak yang terlibat dalam dunia
Pendidikan Nasional {Kompas, Rabu, Lembaga Pendidikan Tenaga
24 November 2004). Kependidikan, karena kebijakan
Direktur Jenderal Pendidikan tersebut untuk mengangkat harkat dan
TinggI Departemen Pendidikan wibawa guru. Sasarannya supaya
Nasional, mengatakan bahwa badan mereka lebih dihargai oleh pemakai
independen tersebut nantinya berada tenaga profesi ini dan tentunya juga
dl luar LPTKdan anggotanya jugatidak akan dilkuti dengan standar gaji dan
harus berprofesi sebagai guru, tetapi penghargaan yang layak bagi guru
slapa saja yang memiliki kepedulian yang memiliki sertiflkat tersebut.
dan Integritas untuk itu dapat menilal Tetapi, dalam kebijakan tersebut
dan menjaga kewibawaan profesi ada hal yang perlu dicerrnati yaitu
guru. Badan tersebut mewakili "badan independen sertifikasi guru"
stakeholder atau kepentlngan publik, tersebut berada di luar Lembaga
mulal dari pengguna, penyedia, Pendidikan Tenaga Kependidikan
pengatur, dan pengawas tenaga (LPTK). Artinya anggotanya juga tidak
kependidikan. Lebih lanjut dijelaskan harus berprofesi sebagai guru, tetapi
pula, bahwa program dan penetapan siapa saja yang diambil dari unsur-
kelulusan pendidikan profesi, juga unsur yang "tidak berprofesi guru",
ditentukan oleh badan profesi tersebut tetapi memiliki keperdulian dan
dan akan disusun persyaratan integritas untuk dapat menilal dan
sehingga tidak semua LPTK dapat menjaga kewibawaan guru. Hal Ini,
menyelenggarakan pendidikan profesi tentu akan menjadi tantangan dan
tersebut {Kompas, 24 November persoalan serius bagi orang yang
2004). memiliki profesi guru itu sendiri dan
Kebijakan yang demiklan, tentu mungkin juga guru yang sekarang
akan berdampak serius pada sudah mengajar akan dinilai ulang oleh
lembaga-lembaga pendidikan yang lembaga tersebut.
memproduk tenaga keguruan, karena Namun suatu hal yang sangat
lembaga-lembaga pendidikan yang ironis sekali, guru-guru akan dinilai
berkualifikasi sajalah yang dapat oleh "badan independen sertifikasi
dibenarkan untuk mendidik para calon guru" yang tidak memiliki kompetensi
guru. Para calon guru harus mencapai kependidikan. Dr. Abdorrahman
gelar sarjana dahulu baru kemudian Gintings, pengamat pendidikan dari
mengambil profesi guru dan untuk Universitas Buya Hamka (Uhamka)
menjaga kualltas profesi guru menyatakan, bahwa sungguh sangat
direncanakan semacam lisensi guru tidak professional jlka masyarakat
yang tidak berlaku selamanya, tetapi terkait (guru dan pengelola
harus diperbaharui dalam jangka pendidikan) tidak diajak bicara dan
waktu tertentu. Lisensi guru dapat juga tidak tepat jika nantinya
dicabut jika guru tersebut membuat keanggotaan badan independen

44 JPI FIAf Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005


Sertifikasi Kompetensi Guru

sertlfikasi guru dapat diambil dari Menurut Abdorrakhman, jika


unsur-unsur yang tidak berprofesi guru kebijakan ini dipaksakan, maka
yang kelak mengeluarkan sertifikasi pemerlntah bakal melecehkan dan
bag! guru yang dianggap kompeten menguslk nurani 2,2 juta guru di
{Kompa3,26 Nopemb0r2OO4). Indonesia. Untuk itu, jangan sampai
Peniiaian terhadap profesi guru kebijakan tentang guru yang sifatnya
mungkin dapat dilakukan oleh badan fundamental ditetapkan terburu-buru
tersebut dengan balk, tetapl hasiinya dan seplhak tanpa melibatkan
mungkin kurang valid dan akurat, masyarakat guru itu sendiri {Kompas,
karena kemampuan guru dinilai oleh 26 Nopember 2004). Kemampuan
orang-orang yang tidak memiliki guru dalam upaya mendldik jangan
kompetensi dalam bidang disederhanakan dengan kemampuan
kependidlkan dan keguruan. Peniiaian mengajar saja, sehingga dapat dinilai
terhadap profesi guru tidak hanya sepintas oleh siapa saja. Tetapi,
sekedar pada aspek kualitas, mendldik bukan sekedar membutuh-
administrasi dan' manajemen saja, kan pemahaman tentang materi
tetapl masalah guru lebih luas dan pelajaran, tetapi juga melibatkan hati
kompleks yaitu menyangkut dengan dan nurani dalam wujud interaksi
kemampuan profeslonal, personal, antara guru dan murid, karena
sosial, termasuk perilaku dan mendldik membutuhkan penjiwaan.
kurangnya penghargaan yang layak Rencana pemerintah untuk
terhadap profesi guru. melakukan sertifikasi guru perlu
Abdorrahman Gintlngs, mencon- dihargai sebagai wujud perhatian
tohkan bagaimana tingginya terhadap nasib guru yang
pengetahuan seseorang tentang terpinggirkan dan selalu mendapatkan
medls, tetapl dia bukan dokter, tetap julukan "pahlawan tanpa tanda jasa".
tidak pantas Ikut menyertifikasi profesi Namun pemerintah tidak perlu
dokter {Kompas, 26 Nopember 2004). membentuk badan baru untuk
Begitujuga sertifikasi guru, bagaimana melakukan sertifikasi. tapi dipandang
tingginya pengetahuan seseorang baik jika Lembaga Pendidikan Tenaga
tentang pendidikan, tetapi dia bukan Kependidlkan (LPTK) atau universitas
berprofesi sebagai guru, maka tidak keguruan eks IKIPdiberdayakan untuk
pantas ikut menyertifikasi profesi guru. melakukan sertifikasi guru. Lembaga-
Guru yang setiap harlnya menggeluti lembaga kependidlkan yang
profesinya dalam proses belajar menyelenggarakan program AWa IV
mengajar dan tahu betui tentang sebagai upaya untuk sertifikasi guru
prinsip-prinsip keguruan yang memiliki perlu ditingkatkan kualitas, sehingga
kompetensi atau memenuhi memiliki kualifikasi untuk dapat
persyaratan untuk profesinya itu, mendldik para calon guru.
pantas dan layak dilibatkan dalam
"badan independen sertifikasi guru" Penutup
untuk melakukan sertifikasi terhadap Permasalahan guru harus
guru dan bukan dari unsur-unsur yang diselesaikan secara komprehensif dan
tidak memiliki profesi sebagai guru. menyangkut semua aspek yang terkait

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume XII Tahun VIII Juni2005 45

Anda mungkin juga menyukai