Anda di halaman 1dari 12

Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

EFFECTIVE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION AT PT KERETA


API INDONESIA (PERSERO) DAOP 4 SEMARANG

Siska Eka Pratiwi1, Umar Farouk2

Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, Indonesia


Email: 2Umar@gmail.com

ABSTRACT
The main problem faced by most big companies in running their business, including PT Kereta
Api Indonesia (PT KAI) is the less effective of interpersonal communicationin in their business
management. This situation often triggers miscommunication among managers, staff, and
employees. .This research was conducted to investigate the above mentioned problem. The
qualitative approach was chosen to give more specific and operational suggestions. The
purposes of this research are to find out influencial and the most infulencial factors on the
effectiveness of interpersonal communication at PT KAI. Data colleting methods used in this
research were interview, observation and literature.study. The result of this research shows that
there are seven effective factors of interpersonal communiation and three ineffective factors of
interpersonal communication at PT KAI. The seven effective factors are tolerance, trust, equity,
response, emphaty and suporting behavior. The three ineffetive factors are open mindedness,
togetherness and honesty.

Keywords: efectiveness; interpersonal communication; human resources

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL


PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 4 SEMARANG

ABSTRACT
Masalah utama yang dihadapi oleh sebagian besar perusahaan besar dalam menjalankan
bisnisnya, termasuk PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) adalah kurang efektifnya komunikasi
interpersonal dalam pengelolaan bisnis mereka. Situasi ini sering memicu miskomunikasi antara
manajer, staf, dan karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan di atas.
Pendekatan kualitatif dipilih untuk memberikan saran yang lebih spesifik dan operasional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan faktor paling infulencial
terhadap efektivitas komunikasi interpersonal pada PT KAI. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan literature.study. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor efektif komunikasi interpersonal dan
tiga faktor yang tidak efektif dalam komunikasi interpersonal pada PT KAI. Tujuh faktor yang
efektif adalah toleransi, kepercayaan, kesetaraan, respon, emphaty dan perilaku suporting. Tiga
faktor ineffetive adalah keterbukaan pikiran, kebersamaan dan kejujuran.

Kata kunci: efektifitas; komunikasi interpersona; sumber daya manusia

19
PENDAHULUAN terutama komunikasi interpersonal yang
Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai melibatkan dua orang atau lebih.
makhluk sosial adalah perilaku komunikasi
antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono
sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. (2001:205) mengatakan bahwa komunikasi
Kecenderungan ini dapat dilihat dalam interpersonal adalah komunikasi yang
kehidupan sehari-hari yang menunjukan fakta berbentuk tatap muka, interaksi orang ke
bahwa semua kegiatan yang dilakukan orang, dua arah, verbal dan non verbal, serta
manusia selalu berhubungan dengan orang saling berbagi informasi dan perasaan antara
lain termasuk dalam kegiatan perkantoran. individu dengan individu atau antar individu
di dalam kelompok kecil. Dalam dunia
Suranto AW (2011:71) menyatakan bahwa perkantoran komunikasi interpersonal terjadi
komunikasi merupakan salah satu bidang sangat intensif.
yang sangat penting dalam kegiatan kantor.
Dalam kegiatan kantor komunikasi Aktivitas komunikasi interpersonal di
dilakukakn oleh kumpulan orang yang perkantoran dapat dilihat dari berbagai sudut
bersama-sama menyelenggarakan kegiatan pandang yaitu komunikasi antara atasan
kantor atau kegiatan ketatausahaan. Kantor dengan bawahan, komunikasi antar karyawan
merupakan pusat pengolahan informasi, dan komunikasi antara karyawan dengan
tempat para pejabat berkumpul untuk atasan. Menurut Bapak Agus Wahid, Asisten
merundingkan segala sesuatu untuk Manajer SDM PT KAI DAOP 4 Semarang
kepentingan kantor, dan tempat para (Wawancara, tanggal 6 Maret 2013), kendala
karyawan menyelesaikan pekerjaan utama yang biasa dihadapi PT KAI dalam
administrasi atau tata usaha. bidang pelayanan jasa adalah kurang
Seorang manajer kantor harus dapat efektifnya komunikasi antarpribadi yang
berkomunikasi secara efektif dengan semua dilakukan oleh pegawai senior, pegawai
pegawai kantor baik secara horizontal, junior, manajer maupun koordinator. Banyak
vertikal maupun diagonal. Pengurusan terjadi kesalahpahaman dalam suatu pekerjaan
informasi (information handling), yakni karena ketidakefektifan dalam komunikasi
penyampaian penerimaan berita, akan dapat interpersonal sehingga mengakibatkan
berjalan dengan baik bila dalam kantor itu pertengkaran atau perselisihan.
terdapat komunikasi yang efektif.
Aspek-aspek komunikasi interpersonal yang
Komunikasi efektif sangat diperlukan dalam dibahas dalam penelitian ini meliputi aspek
dunia kerja. Dengan keterampilan toleransi, sikap menghargai orang lain, sikap
komunikasi, seseorang dapat membangun terbuka, kepercayaan, keakraban, kesejajaran,
sebuah hubungan yang harmonis, hangat dan respon, suasana emosional dan kejujuran.
baik di tempat kerja, baik dengan atasan,
bawahan maupun rekan kerja. Jika hubungan Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah
yang baik telah tercipta, hal ini akan dapat untuk mengetahui:
membantu seseorang pada peningkatan dan a. faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan karirnya. efektifitas komunikasi interpersonal di
Sebaliknya, ketidakmampuan membangun PT KAI DAOP 4 Semarang Sub Bagian
komunikasi efektif, akan menimbulkan Sumbar Daya Manusia (SDM).
berbagai kerugian baik bagi hubungan dengan b. faktor-faktor yang dominan yang
atasan, bawahan dan rekan kerja. Dalam mempengaruhi efektifitas komunikasi
setiap perusahaan pasti terjadi komunikasi
Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

interpersonal di PT KAI DAOP 4 pengirim dapat menyampaikan pesan secara


Semarang Sub Bagian SDM. langsung dan penerima pesan dapat menerima
Komunikasi dan menanggapi secara langsung pula.
Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid Sedangkan (Deddy Mulyana, 2008:81),
(Cangara, 1998:20) komunikasi adalah suatu menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
proses dimana dua orang atau lebih adalah komunikasi antara orang-orang secara
membentuk atau melakukan pertukaran tatap muka, yang memungkinkan setiap
informasi dengan satu sama lainnya, yang pesertanya menangkap reaksi orang lain
pada gilirannya akan tiba pada saling secara langsung, baik secara verbal maupun
pengertian yang mendalam. nonverbal.
Komunikasi merupakan faktor yang penting Berdasarkan pengertian diatas dapat
dalam hubungan interpersonal. Kebutuhan disimpulkan bahwa Komunikasi Interpersonal
seseorang akan rasa ingin tahu, aktualisasi merupakan komunikasi antar dua orang secara
diri, dan kebutuhan untuk menyampaikan ide, langsung dilakukan dengan tatap muka
pemikiran, pengetahuan dan informasi secara dimana komunikan dan komunikator
timbal balik kepada orang lain dapat menangkap reaksi orang lain secara verbal
terpenuhi melalui komunikasi. Komunikasi maupun nonverbal, spontan dan informal
juga membantu individu dalam proses serta saling menerima feedback secara
perkembangan intelektual dan sosial, maksimal.
pembentukan identitas diri dan jati diri,
sumber pembanding sosial dan penentu Proses Komunikasi Interpersonal
kesehatan mental (Supratiknya, 1995:10). Menurut Hovland (2004:4) proses komunikasi
adalah ‘the process by which individual (the
Komunikasi Interpersonal comunicator) transmits stimuli (usually
Menurut Trenhim dan Jensen (1995:26), verbal symbols) to modify the behaviour of
komunikasi interpersonal merupakan other individual (communicates)’. Sedangkan
komunikasi antara dua orang yang menurut Suranto (2011:11) proses
berlangsung secara tatap muka (komunikasi komunikasi merupakan langkah-langkah yang
diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) menggambarkan terjadinya kegiatan
spontan dan informal; (b) saling menerima komunikasi. Secara sederhana proses
feedback secara maksimal; (c) partisipan komunikasi digambarkan sebagai proses yang
berperan fleksibel. Agus M. Harjana menghubungkan pengirim dengan penerima
(2003:85) mendefinisikan bahwa komunikasi pesan. Proses tersebut terdiri dari enam
interpersonal adalah interaksi tatap muka langkah sebagaimana tertuang dalam Gambar
antara dua orang atau beberapa orang dimana 1.

Gambar 1. Proses Komunikasi Interpersonal

21
Pratiwi, Farouk/AdBis 18(1): 19-30

Adapun keterangan pada Gambar 1, adalah juga merupakan awal dimulainya suatu
sebagai berikut: siklus proses komunikasi baru, sehingga
1. Keinginan berkomunikasi. proses komunikasi berlangsung secara
Seorang komunikator mempunyai berkelanjutan.
keinginan untuk berbagi gagasan
dengan orang lain. Gambar 1. tersebut menunjukan bahwa proses
2. Encoding oleh komunikator. komunikasi interpersonal berlangsung sebagai
Encoding merupakan tindakan siklus. Artinya umpan balik yang diberikan
memformulasikan isi pikiran atau oleh komunikan, menjadi bahan bagi
gagasan ke dalam simbol-simbol, kata- komunikator untuk merancang pesan
kata dan sebagainya sehingga berikutnya. Proses komunikasi terus
komunikator merasa yakin dengan berlangsung secara interaktif, sehingga
pesan yang disusun dan cara komunikator dan komunikan dapat saling
penyampaiannya. berbagi peran.
3. Pengirim pesan.
Untuk mengirim pesan kepada orang Tipe Komunikasi Interpersonal
lain yang dikehendaki, komunikator Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam
memilih saluran komunikasi seperti (Deddy Mulyana dan Gembirasari, 2005: 15-
telepon, SMS, email, surat ataupun 16) menjelaskan bahwa komunikasi
secara tatap muka. antarmanusia muncul dalam beberapa tipe
4. Penerimaan pesan. situasi yang berbeda yaitu sebagai berikut:
Pesan yang dikirim oleh komunikator a. Komunikasi dua orang
telah diterima oleh komunikan. Komunikasi dua orang atau diadik
5. Decoding oleh komunikan. mencakup segala jenis hubungan
Decoding merupakan kegiatan internal antarpribadi, antara satu orang dengan
dalam diri penerima. Melalui indera, orang lain, mulai dari hubungan paling
penerima mendapatkan macam-macam singkat biasa sampai hubungan yang
data dalam bentuk mentah, berupa kata- bertahan lama dan mendalam, misalnya
kata dan simbol-simbol yang harus komunikasi diadik pimpinan dan
diubah ke dalam pengalaman- bawahan. Ciri komunikasi diadik adalah
pengalaman yang mengandung makna. pihak-pihak yang terlibat komunikasi dua
Dengan demikian decoding adalah orang yang berlangsung singkat, karena
proses memahami pesan. Apabila diantara dua orang itu hanya saling
semua berjalan lancar, komunikan memandang, tegur sapa, tersenyum, dan
tersebut menterjemahkan pesan yang sebagainya.
diterima dari komunikator dengan b. Wawancara
benar, memberi arti sama pada simbol- Wawancara adalah salah satu tipe
simbol sebagaimana yang diharapkan komunikasi interpersonal di mana dua
oleh komunikator. orang terlibat dalam percakapan yang
6. Umpan balik. berupa tanya jawab. Misalnya seorang
Setelah menerima pesan dan pimpinan mewawancarai karyawan yang
memahaminya, komunikan memberikan menjadi bawahannya untuk mencari
respon atau umpan balik. Dengan informasi mengenai pelaksanaan suatu
umpan balik ini, seorang komunikator pekerjaan. Dalam komunikasi
dapat mengevaluasi efektivitas interpersonal tipe wawancara ini, arah
komunikasi. Umpan balik ini biasanya distribusi pesan bersifat relatif tetap.

22
Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

c. Komunikasi kelompok kecil d. Sikap terbuka. Sikap terbuka amat besar


Komunikasi kelompok kecil merupakan pengaruhnya dalam menumbuhkan
salah satu tipe komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal yang efektif.
dimana beberapa orang terlibat dalam Lawan dari sikap terbuka adalah
suatu pembicaraan, percakapan, diskusi, dogmatis (tertutup);
musyawarah dan sebagainya. Istilah
kelomppok kecil memiliki tiga makna: Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
(1) jumlah kelompok sedikit; (2) para kadar komunikasi interpersonal menurut
anggota kelompok saling mengenal Suranto (2011:30-33) adalah toleransi, sikap
dengan baik; dan (3) pesan yang menghargai orang lain, sikap mendukung,
dikomunikasikan bersifat unik, khusus bukan sikap bertahan, sikap terbuka,
dan terbatas bagi anggota. .kepercayaan, keakraban, kesejajaran,
respon, dan suasana emosional.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi Interpersonal Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Kadar atau kualitas komunikasi interpersonal Menurut Sondang (2001:24), efektivitas
bersifat dinamis. Pada saat berada pada kadar adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan
baik tampak adanya keharmonisan, prasarana dalam jumlah tertentu secara sadar
kebersamaan dan kerjasama yang ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
menyenangkan. Sebaliknya pada saat berada sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
pada kadar yang kurang baik tampak adanya dijalankannya. Efektivitas menunjukan
perbedaan dan kekecewaan. Perbedaan itu keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
pada mulanya bersifat laten atau tersembunyi. sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil
Beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan semakin mendekati sasaran, maka
komunikasi interpersonal menurut Jalaluddin semakin tinggi efektivitasnya.
Rakhmat (2007:128-136) adalah sebagai
berikut: Sedangkan menurut Abdurahman (2003:92),
a. Percaya (trust). Secara ilmiah, percaya efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
didefinisikan sebagai mengandalkan sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
perilaku orang untuk mencapai tujuan yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
yang dihendaki, yang pencapaiannya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat
tidak pasti dan dalam situasi yang penuh pada waktunya.
resiko.
b. Kejujuran. Kejujuran adalah faktor uang Efektivitas Komunikasi Interpersonal adalah
menumbuhkan sikap percaya. Menerima suatu gambaran keberhasilan respon umpan
dan empati mungkin saja dipersepsi salah balik dari komunikan dan komunikator dalam
oleh orang lain. Sikap menerima dapat melakukan komunikasi interpersonal.
ditanggapi sebagai sikap tak acuh, dingin Efektivitas Komunikasi Interpersonal dapat
dan tidak bersahabat; empati dapat diukur dengan menggunakan faktor-faktor
ditanggapi sebagai pura-pura. Supaya yang mempengaruhi kadar hubungan
ditanggapi sebenarnya, kita harus jujur interpersonal.
mengungkapkan diri kita kepada orang
lain. METODE PENELITIAN
c. Sikap suportif. Sikap suportif adalah Metode Pengumpulan Data
sikap yang mengurangi sikap defensif Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam komunikasi. Orang bersikap untuk menyusun penelitian ini adalah:
defensif bila ia tidak menerima, tidak a. Pengamatan
jujur dan tidak empatik.

23
Pratiwi, Farouk/AdBis 18(1): 19-30

Metode pengamatan merupakan sebuah Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang


teknik pengumpulan data yang tersebut yang dianggap paling tahu tentang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda- peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang
benda, waktu, peristiwa, tujuan dan diteliti.
perasaan. Tetapi tidak semua perlu
diamati oleh peneliti, hanya hal-hal yang HASIL PENELITIAN DAN
terkait atau sangat relevan dengan data PEMBAHASAN
yang dibutuhkan. a. Profil PT KAI (Persero) Daop 4
b. Wawancara Semarang
Wawancara adalah tanya jawab antara PT KAI (Persero) DAOP 4 berlokasi di Jalan
petugas dengan responden.(Supranto, M.H. Thamrin No.3 Semarang Telepon (024)
2003:85). Dalam hal ini diadakan 3544606 Kode Pos 50132. Visi perusahaan ini
wawancara langsung kepada Assistant adalah ‘Menjadi penyedia jasa perkeretaapian
Manager, Koordinator dan Staf PT Kereta terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan
Api Indonesia DAOP 4 Semarang dan memenuhi harapan stakeholders’ Adapun
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan misinya adalah ‘Menyelenggarakan bisnis
efektivitas komunikasi interpersonal. perkeretaapian dan bisnis usaha
c. Studi pustaka penunjangnya, melalui praktek bisnis dan
Studi pustaka yaitu pengumpulan data model organisasi terbaik untuk memberikan
yang diperoleh dengan cara membaca nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders
referensi atau sumber-sumber pustaka dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4
yang berkaitan dengan masalah yang pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu,
dibahas. pelayanan dan kenyamanan’.

Dalam penelitian ini digunakan data Bentuk struktur organisasi yang digunakan
kuantitatif dan kualitatif. Disamping itu oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero)
digunakan juga data primer dan sekunder. DAOP 4 Semarang adalah bentuk organisasi
Data primer diperoleh dari wawancara dengan lini dan staff dengan kekuasaan tertinggi
beberapa informan dari PT KAI Daop 4 dipegang oleh seorang Vice President yang
Semarang. Data sekunder ini diperoleh dari membawahi masing-masing bagian,
buku-buku, brosur, keterangan-keterangan diantaranya Deputy Vice President, Manager
atau publikasi lainnya. SDM dan Umum, Manager Keuangan,
Manager Humasda, Manager Sistem
Pengambilan sampel penelitian dilakukan Informasi dan Manager Pengadaan Barang
dengan teknik purposive sampling. Sugiyono dan Jasa. Pegawai PT KAI (Persero) DAOP 4
(2013:300) mendefinisikan bahwa purposive Semarang berjumlah 186 orang dengan
sampling adalah teknik pengambilan sampel rincian pada Tabel 1.
sumber data dengan pertimbangan tertentu.

24
Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

Tabel 1
Personalia PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang

No Jabatan Jumlah

1 Vice President 1
2 Deputy Vice President 1
3 Manager Pelayanan 1
4 Manager JJ 1
5 Manager Pemasaran Angkutan 1
6 Manager IT 1
7 Manager Pegusahaan Aset 1
8 Manager Operasi 1
9 Manager Humasda 1
10 Manager Hukum 1
11 Manager SDM&Umum 1
12 Manager Sintelis 1
13 Manager Keuangan 1
14 Manager Sarana 1
15 Manager PBJ 1
16 Manager Assets 1
17 Manager Kesehatan 1
18 Manager Pengamanan 1
19 Pelayanan 14
20 JJ 15
21 Pemasaran Angkutan 10
22 IT 2
23 Pengusahaan Aset 13
24 Operasi 11
25 Humas 2
26 Hukum 3
27 SDM 12
28 Penggajian 4
29 Dokumen 6
30 KRT&Protokoler 8
31 Sintelis 8
32 Keuangan 9
33 Penagihan 3
34 Anggaran Akun 11
35 Sarana 9
36 PBJ 5
37 Staf Real Property Asset 12
38 MPK AREA 4 SM 7
39 Pengamanan 5
Jumlah 186
Sumber: PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang

25
Pratiwi, Farouk/AdBis 18(1): 19-30

Budaya perusahaan PT Kereta Api Indonesia b. Faktor Pengaruh Efektifitas


(Persero) dinyatakan dalam 5 nilai utama Komunikasi Interpersonal pada PT
sebagai beerikut: KAI (Persero) DAOP 4 Semarang
1. Integritas Dalam melakukan komunikasi interpersonal
Makna nilai: Bertindak konsisten sesuai ada pengaruh efektifitas komunikasi terhadap
dengan nilai-nilai kebijakan organisasi efek yang ditimbulkan. Tidak benar bahwa
dan kode etik perusahaan. Memiliki semakin sering pegawai kantor melakukan
pemahaman dan keinginan untuk komunikasi interpersonal maka
menyesuaikan diri dengan kebijakan dan komunikasinya telah berlangsung baik. Ada
etika tersebut dan bertindak secara beberapa faktor yang mempengaruhinya
konsisten. sebagai berikut:
2. Profesional 1. Toleransi
Makna nilai : Memiliki kemampuan dan Berdasarkan teori yang dikemukakan
penguasaan dalam bidang pengetahuan oleh Suranto (2011:30), sikap toleransi
yang terkait dengan pekerjaan, serta adalah sikap saling menghargai dan
mampu menguasai untuk menggunakan, menghormati perbedaan atau perasaan
mengembangkan, membagikan antara individu dengan pihak lain.
pengetahuan yang terkait dengan Berdasarkan wawancara pada tanggal 3
pekerjaan kepada orang lain. Juni 2013, sikap toleransi karyawan PT
3. Keselamatan KAI (Persero) DAOP 4 Semarang Sub
Makna nilai : Memiliki sifat tanpa Bagian SDM sudah cukup efektif . Hal
kompromi dan konsisten dalam ini dapat dilihat dari jawaban narasumber
menjalankan atau menciptakan sistem yaitu Bapak Wawik Suharjono selaku
atau proses kerja yang mempunyai Assistant Manager Sumber Daya
potensi resiko yang rendah terhadap Manusia yang menyatakan bahwa sebagai
terjadinya kecelakaan dan menjaga asset pegawai harus berusaha menghormati
perusahaan dari kemungkinan terjadinya perbedaan budaya karena pluralisme di
kerugian. negara Indonesia merupakan hal yang
4. Inovasi wajar. Selain itu, dapat dilihat pula dari
Makna nilai : Selalu menumbuh pernyataan ketiga narasumber, bahwa
kembangkan gagasan baru, melakukan pimpinan Sub Bagian SDM memberikan
tindakan perbaikan yang berkelanjutan ijin kepada pegawai yang ingin
dan menciptakan lingkungan kondusif melakukan ibadah sesuai denag
untuk berkreasi sehingga memberikan agamanya masing-masing.
nilai tambahn bagi stakeholder 2. Sikap menghargai orang lain
5. Pelayanan Prima Sikap menghargai orang lain dalam
Makna nilai : Memberikan pelayanan organisasi maksudnya adalah sikap yang
yang terbaik yang sesuai dengan standar menghendaki adanya pemahaman
mutu yang memuaskan dan sesuai seseorang bahwa setiap pegawai di
harapan atau melebihi harapan pelanggan perusahaan itu memiliki martabat. Oleh
dengan memenuhi unsur 6 A: Ability karena itu setiap pegawai tidak boleh
(Kemampuan), Attitude (Sikap), saling melecehkan atasan, bawahan
Appearance (Penampilan), Attention ataupun rekan kerja. Pada aspek ini
(Perhatian), Action (Tindakan), dan pegawai PT KAI Sub Bagian SDM sudah
Accountability (Tanggung jawab) cukup baik dalam sikap menghargai
pegawai lain karena dapat dibuktikan dari
pernyataan Bapak Darmuji selaku
Koordinator SDM bahwa pegawai senior

26
Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

tetap menghargai kinerja pegawai baru bahwa kebanyakan pegawai masih


walaupun masih terdapat kekeliruan bersikap tertutup, takut untuk
dalam mengembalikan arsip ke dalam mengungkapkan perasaan yang
filling cabinet, misalnya Cara yang sebenarnya dan lebih memilih
dilakukan oleh pegawai PT KAI Sub memendam rasa ketidaknyamanan dan
Bagian SDM terhadap pegawai baru kekecewaannya daripada harus
antara lain dengan memberi tahu menyinggung orang lain. Di samping itu,
prosedur pengembalian arsip yang baik dapat diamati melalui sikap non verbal
dan lebih sering mengingatkan supaya yang ditunjukan pegawai ketika
tidak mengulangi kesalahan kembali. menjawab pertanyaan mengenai
3. Sikap mendukung (Suportif) keterbukaan pegawai di Sub Bagian SDM
Berdasarkan teori yang dikemukakan yaitu dengan mengangkat kedua tangan
oleh Suranto (2011:31), sikap yang seolah-olah ragu dalam
mendukung (Suportif) yaitu sikap dimana menjawabnya.
seseorang memberikan persetujuan 5. Kepercayaan
terhadap orang lain. Sedangkan Pada dasarnya dalam hubungan
berdasarkan wawancara mengenai sikap interpersonal, kepercayaan merupakan
mendukung (Suportif), Bapak Darmuji tolok ukur kenyamanan seseorang dalam
selaku Koordinator Staf SDM berbagi atau bertukar informasi tentang
mengatakan, “Bagaimanapun diri masing-masing. Berdasarkan hasil
keputusannya semua sudah di atur wawancara mengenai aspek kepercayaan,
dengan kebijakan yang ada, jadi iya tetap dapat disimpulkan bahwa pegawai PT
selalu memberikan selamat, semangat KAI sub bagian SDM sudah cukup
dan sebagai pemicu untuk diri kita dan memiliki prinsip kepercayaan. Hal ini
kita pun harus mengambil hal-hal yang dapat dilihat dari pegawai Sub bagian
positif-positifnya saja”. Dapat dilihat SDM yang tidak membiasakan
pula dari jawaban Assistant Manager berprasangka buruk kepada pegawai lain
yang menyatakan bahwa perbedaan di kantor.
pendapat antar rekan kerja termasuk hal 6. Keakraban
yang baik karena dengan perbedaan bisa Tingkat keakraban merupakan tolok ukur
saling melengkapi dan muncul sikap bahwa seseorang bisa menjadi dirinya
saling mendukung antar pegawai. sendiri di depan orang lain dan dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diterima oleh mereka. Tingkat keakraban
pegawai Sub Bagian SDM PT KAI pada pegawai Sub Bagian SDM terlihat
(Persero) DAOP 4 Semarang sudah masih perlu ditingkatkan karena belum
cukup memiliki sikap mendukung tercipta suatu kedekatan antar pegawai.
terhadap rekan kerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil
4. Sikap terbuka pengamatan penulis dalam praktek kerja
Sikap terbuka atau keterbukaan dalam lapangan pada tanggal 6 Maret 2013,
suatu organisasi adalah sikap untuk yakni pegawai Sub Bagian SDM kurang
membuka diri dan mengatakan tentang menunjukan sikap akrab dengan pegawai
keadaan yang sebenarnya secara terbuka yunior di dalam kantor. Fakta ini jugs
dan apa adanya. Pada Sub Bagian SDM terkonfirmasi berdasarkan wawancara
PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang, dengan ketiga narasumber pada tanggal 3
mayoritas pegawainya masih bersifat Juni 2013, yang menyatakan bahwa
tertutup. Dapat dilihat dari hasil jawaban pegawai Sub Bagian SDM PT KAI
wawancara oleh ketiga narasumber pada (Persero) DAOP 4 Semarang masih
tanggal 3 Mei 2013, yang menyatakan memiliki sikap individualis.

27
Pratiwi, Farouk/AdBis 18(1): 19-30

7. Kesejajaran dalam hal merespon orang lain. Dapat


Komunikasi interpersonal akan lebih dilihat dari jawaban ketiga narasumber
efektif bila suasananya setara. Artinya yang disimpulkan bahwa memberikan
harus ada keadilan dan kesetaraan dengan respon atau tanggapan kepada orang lain
atasan, bawahan maupun rekan kerja itu merupakan suatu kehormatan secara
dalam konteks komunikasi. Dalam interpersonal baik merespon secara lisan
wawancara yang dilakukan pada tanggal maupun melalui alat misalnya telepon.
3 Juni 2013, Bapak Agus Widodo selaku 10.Suasana emosional
Staf SDM menyatakan: “Tidak, awalnya Suasana emosional merupakan keserasian
memang pimpinan mengawali suasana emosional ketika komunikasi
pembicaraan tapi setelah itu iya sebagai sedang berlangsung dan ditunjukan
bawahan diminta untuk memberikan dengan ekspresi secara relevan. Pada
pendapat dan pertanggungjawaban. Jadi aspek ini, pegawai Sub Bagian SDM PT
imbang dan sejajar”. Berdasarkan Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 4
jawaban narasumber ke-3 dan juga Semarang cukup baik dan relevan dalam
yang lainnya dapat disimpulkan memposisikan diri terhadap apa yang
bahwa PT KAI (Persero) DAOP 4 sedang dialami orang lain. Dapat dilihat
Semarang khususnya Sub Bagian SDM dari tiga pernyataan narasumber pada
telah menggunakan prinsip kesejajaran tanggal 3 Juni 2013, bahwa peka terhadap
dengan baik antar pimpinan, orang lain adalah hal yang penting
koordinator, dan karyawan atau staf. diterapkan di tempat kerja. apabila
8. Kesejajaran pimpinan atau rekan kerja sedang
Komunikasi interpersonal akan lebih mengalami masalah pribadi, sebagai
efektif bila suasananya setara. Artinya rekan kerja seharusnya dapat memahami
harus ada keadilan dan kesetaraan dengan situasi dan kondisi orang lain agar
atasan, bawahan maupun rekan kerja keserasian suasana antar kedua belah
dalam konteks komunikasi. Dalam pihak menjadi kondusif.
wawancara yang dilakukan pada tanggal 11. Kejujuran
3 Juni 2013, Bapak Agus Widodo selaku Kejujuran adalah sikap terbuka untuk
Staf SDM menyatakan: “Tidak, awalnya mengatakan yang sebenarnya tentang
memang pimpinan mengawali suatu keadaan. Berdasarkan pengamatan
pembicaraan tapi setelah itu iya sebagai melalui praktek kerja lapangan, banyak
bawahan diminta untuk memberikan pegawai Sub Bagian SDM yang belum
pendapat dan pertanggungjawaban. Jadi bisa menunjukan sikap apa adanya dalam
imbang dan sejajar”. Berdasarkan berkomunikasi. Cukup banyak yang
jawaban narasumber ke-3 n juga yang masih bersikap diam dan tertutup. Ketiga
lainnya ddapat disimpulkan bahwa PT narasumber menyatakan bahwa pegawai
KAI (Persero) DAOP 4 Semarang SUB Bagian SDM belum sepenuhnya
khususnya Sub Bagian SDM telah berani mengungkapkan ketidaknyaman
menggunakan prinsip kesejajaran dengan dan kekecewaannya secara langsung,
baik antar pimpinan, koordinator dan staf. jujur dan terbuka kepada orang lain.
9. Respon sehingga dapat disimpulkan bahwa
Suranto (2011:32) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal pada Sub
respon adalah ketepatan dalam Bagian SDM belum sepenuhnya efektif.
memberikan tanggapan kepada orang
lain. Pada PT KAI (Persero) DAOP 4 Berdasarkan bahasan tersebut diperoleh fakta
Semarang khususnya pegawai Sub dan data sebagai berikut:
Bagian SDM dapat dinilai cukup efektif

28
Admisi & Bisnis Volume 18 No 1

1. Pegawai Sub Bagian SDM sudah komunikasi interpersonal yang efektif di


menerapkan prinsip toleransi dengan tempat kerja.
pimpinan, bawahan dan sesama rekan b. Sub Bagian SDM perlu mengadakan acara
kerja. khusus untuk memperkuat kebersamaan
2. Sikap menghargai terhadap pegawai dan keakraban antar pimpinan, bawahan
senior atau pegawai baru yang dilakukan dan sesama rekan kerja. Misalnya
pegawai Sub Bagian SDM sudah cukup mengadakan acara makan bersama dan
efektif. wisata.
3. Sikap mendukung antar pegawai di c. Sub Bagian SDM dapat melakukan
perusahaan sudah cukup efektif. personal meeting secara rutin dengan
4. Prinsip kepercayaan dengan atasan, tujuan meningkatkan rasa keterbukaan
bawahan atau sesama rekan kerja pada dalam menghadapi suatu kendala dari diri
Sub Bagian SDM cukup efektif. pegawai, baik dalam hal pekerjaan maupun
5. Kesejajaran antar manager, koordinator hubungan antarindividu.
dan staf sudah cukup efektif.
6. Ketepatan dalam memberikan DAFTAR PUSTAKA
tanggapan/respon cukup efektif Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu
7. Pegawai Sub Bagian SDM sudah mampu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
memposisikan dirinya terhadap orang lain Persada
ketika berkomunikasi. Effendy. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
KESIMPULAN DAN SARAN Floye, James dan Jerry L. Winsor (eds). 2005.
a. Ada sepuluh faktor yang mempengaruhi Business and Professional
efektifitas dalam komunikasi interpersonal, Communication. Central Missouri:
yaitu sikap toleransi, sikap menghargai Harper Collins Publisher Inc.
orang lain,sikap suportif, sikap terbuka, Handoko, T. Hani. 1989. Komunikasi
kepercayaan, keakraban, kesejajaran, Organisasi. Yogyakarta: BPEE
respon, suasana emosional dan kejujuran. Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi
b. Terdapat tujuh faktor yang dominan Intrapersonal dan
mempengaruhi efektifitas komunikasi Interpersonal.Yogjakarta: Kanisius
interpersonal pada PT KAI (Persero) Haryadi, Hendi. 2009. Administrasi
DAOP 4 Semarang khususnya Sub Bagian Perkantoran. Jakarta: Visi Media
SDM, yaitu sikap toleransi, sikap Herdiansyah, Haris. 2011. Keterampilan dan
menghargai orang lain,sikap suportif, Strategi Komunikasi Bisnis dengan
kepercayaan, kesejajaran, respon dan Pendekatan Praktis. Yogjakarta: CAPS
suasana emosional. Jalaluddin, Rakhmat. 2007. Psikologi
c. Terdapat tiga faktor yang kurang Komunikasi. Bandung: Rosda Karya
mempengaruhi efektifitas komunikasi Mulyana, Deddy. 2005. Suatu Pengantar Ilmu
interpetrsonal pada PT Kereta Api Komunikasi. Bandung: Remaja
Indonesia (Persero) DAOP 4 Semarang Rosdakarya
khususnya Sub Bagian SDM yaitu Mulyana, Deddy. 2008. Suatu Pengantar Ilmu
keterbukaan, kebersamaan dan kejujuran. Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Saran Rosmawaty. 2010. Mengenal Ilmu
a. Karyawan dilatih untuk mengatakan Komunikasi. Bandung: Widya
ketidaknyamannya terhadap seseorang Padjadjaran
secara terbuka dan apa adanya agar tercipta

29
Pratiwi, Farouk/AdBis 18(1): 19-30

Sendjaja,SD. 2002. Teori Komunikasi. Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi.


Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Yogjakarta: Kanisius
Terbuka. Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal.
Siagian, Sondang. 2001. Definisi Efektifitas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Jakarta: PT Bumi Aksara Sofyandi, herman. 2008. Managemen Sumber
Siregar, Bakri. 1986. Edisi Ketiga. Daya Manusia. Yogjakarta: Graha Ilmu
Komunikasi Tidak Hanya Sampai Wursanto. 1987. Etika Komunikasi Kantor.
Telinga. Jakarta: Erlangga Yogjakarta: Kanisius
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Wursanto. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta Personalia. Yogjakarta: Kanisius
Supranto. 2003. Metode Riset dan Aplikasinya
Dalam Pemasaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta

30

Anda mungkin juga menyukai