DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
o Amaliyah Ramadhani
o Adila Putri
o Alya Fahrah
o Ashar
o Muhammad Fadli
XI MIPA 3
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Proposal penelitian ini membahas tentang hubungan guru satu dan guru lainnya dalam
meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah.
dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan proposal selanjutnya.
Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 2
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 3
C. Tujuan………………………………………………………………… 3
D. Manfaat……………………………………………………………….. 4
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………….. 5
A. Mutu Pendidikan……………………………………………………... 5
1. Pengertian Mutu Pendidikan………………………………..... 5
2. Peningkatan Mutu Pendidikan……………………………….. 6
B. Motivasi Kerja Guru……………………………………………….... 7
C. Peran Guru Profesional……………………………………………… 8
D. Kepribadian Guru…………………………………………………… 9
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………… 10
A. Jenis Penelitian……………………………………………………… 10
B. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 10
C. Subjek dan Sasaran Penelitian……………………………………… 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 13
A. Hasil Penelitian………………………………………………………. 13
B. Pembahasan………………………………………………………….. 14
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 17
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 17
B. Saran………………………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya disekolah. Hal ini
disebabkan Karena guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan
mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi terwujudnya
pendidik yang keprofesialannya dapat di andalkan. Tinggi rendahnya mutu hasil belajar
siswa banyak tergantung pada kemampuan mengajar guru. Apabila guru memiliki
kemampuan mengajar yang baik, maka akan membawa dampak peningkatan iklim
belajar mengajar yang baik. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan faktor utama
ditentukan oleh proses mengajar tersebut guru memegang peran yang penting.
sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pendidikan, yakni peserta
didik, orang tua, serta pihak-pihak berkepentingan lainnya. Guru adalah salah satu
Komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan Dalam usaha
Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di Bidang kependidikan harus
berperan secara aktif dan menempatkan Kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai
Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai Pengajar yang melakukan transfer
ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai
akan sekaligus terbentuk pula sikap professionalnya, karena banyak faktor yang
menentukan. Meskipun guru telah terdidik dibidang kependidikan, belum tentu akan
secara otomatis terbentuk juga kemampuan dan sikap professional ini, karena program
Jadi, dapat dikatakan bahwa guru profesional adalah seorang guru dengan
keahlian yang telah dipersiapkan untuk dirinya selama menjadi guru. Oleh karena Itu,
guru tidak hanya sekadar mendidik dan mengajar namun juga membimbing, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dengan berbekal dari keahlian yang dimiliki oleh
guru tersebut. Selanjutnya profesionalisme adalah mutu atau kualitas yang dijadikan
Sebagai ciri suatu profesi atau seseorang yang profesional. Implementasi dari
Profesionalisme guru yaitu dilihat dari tanggung jawab sebagai pengajar belajar,
2
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengkaji lebih dalam hal tersebut
dengan mengambil judul “ Hubungan Guru Satu dengan Guru Lainnya Dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut:
lingkungan sekolah?
lingkungan sekolah?
di lingkungan sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
Ini adalah:
pendidikan
3
pendidikan
D. Manfaat
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Mutu Pendidikan
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output
saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka
mutu dalam dalam artian hasil (out put) harus dirumuskan lebih dahulu oleh
sekolah.
Dari uraian pendapat di atas jelas bahwa mutu pendidikan adalah suatu pilar
untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Yang mana suatu masa
depan bangsa itu terletak pada keberadaan kualitas pendidikan yang berada pada
masa kini. Suatu pendidikan yang berkualitas akan muncul apabila terdapat
manajemen sekolah yang bagus. Mutu juga merupakan suatu ajang berkompetisi
yang sangat penting, karena itu merupakan suatu wahana untuk meningkatkan
mutu produk layanan jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu pendidikan yang
bermutu adalah penting, sebagai upaya peningkatan masa depan bangsa sekaligus
yang diperlukan dalam proses pendidikan. Ada pula yang mengaitkan mutu pada
itu yang paling menentukan kualitas. Jika mutu ingin diraih, proses harus diamati
dianggap efektif. Orientasi mutu dari aspek output mendasarkan pada hasil
Banyak sekolah yang mulai sadar bahwa antara berbagai input, proses, dan
output, perlu diperhatikan secara seimbang. Para pendidik harus selalu sadar akan
hasil yang akan diperoleh bagi siswa setelah melalui proses pembelajaran tertentu,
dan gambaran akan hasil yang ingin dicapai itu pada gilirannya akan memberikan
motivasi untuk mengembangkan input dan proses yang sesuai. Bahkan saat ini
mutu pendidikan tidak hanya dapat dilihat dari prestasi yang dicapai, tetapi
seperti yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 35 dan PP No.19 Tahun
2005.
Dalam dunia pendidikan saat ini bahwa motivasi dalam melaksanakan tugas
adalah faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru sangat
berpengaruh besar terhadap hasil dan juga mutu pendidikan. Karena itu jika motivasi
kerja dan kinerja guru meningkat, maka akan berdampak juga kepada hasil dan
untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan keinginan.
Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang
pegawai/ guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh
Motivasi kerja guru merupakan suatu dorongan yang muncul dari dalam
maupun dari luar guru. Seorang guru akan bekerja dengan giatapabila mempunyai
motivasi yang tinggi. Menurut Hamalik (2009: 114), motivasi adalah suatu perubahan
energy didalam pribadi seseorang yang dilandasi dengan timbulnya afektif (perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan). Tingkat motivasi kerja dari masing-masing guru
berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan perubahan energy yang ada dalam
dirinya. Kedisiplinan kerja guru adalah sikap dan perbuatan guru dalam menanti
semua pedoman dan peraturan yang telah ditentukan untuk terciptanya tujuan sebuah
lembaga pendidikan.
Peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua
petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil
yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus
Dengan kata lain, guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang
sebaik-baiknya.
Selain itu, guru profesional dituntut untuk memiliki tiga kemampuan, pertama,
kemampuan kognitif, berarti guru harus memiliki penguasaan pada materi, metode,
sehari-hari. Ketiga, kemampuan afektif, berarti guru memiliki akhlak yang luhur,
terjaga perilakunya.
D. Kepribadian Guru
Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra
diri kepribadian seseorang, selama hal itu dilakukan dengan penuh kesadaran.
Kepribadian menurut Zakiah Daradjat yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2011:33)
disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat
persoalan, atau melalui atsarnya saja. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik
maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku
seseorang naik, maka akan naik pula kewibawaan orang tersebut. Tentu dasarnya
adalah ilmu pengetahuan dan moral yang dimilikinya. Kepribadian akan turut
menentukan apakah guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya,
kepribadian (1) mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku; (2) dewasa yang berarti
mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru; (3) arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah, dan masyarakat; (4) berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga
berpengaruh positif terhadap peserta didik; dan (5) memiliki akhlak mulia dan
bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong. Nilai kompetensi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif, yaitu penelitian yang
cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
jenisnya, penelitian ini termasuk dalam klasifikasi jenis penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analisis dengan menggunakan cara berfikir secara deduktif maupun
induktif. Metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang digunakan untuk
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Adapun dalam
penelitian ini yang dibutuhkan adalah mendeskripsikan kondisi Hubungan guru satu
1) Wawancara/Interview
masalah yang ingin diteliti, juga untuk mengetahui hal-hal esensial dari
10
2) Observasi (pengamatan)
observasi berkaitan dengan sikap manusia, proses kerja, gejala alam, dan
Dengan model partisipan ini, data bisa didapat secara komprehensif dan
3) Studi Dokumen
Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari
(Sugiyono, 2013:240)
a. Subjek
termaksut penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/ non-
acak) yang digunakan. Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan
11
informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan
seperti orang tersebut dipandang tahu terkait data yang kita inginkan, atau
• Guru
b. Sasaran
BAB IV
A. Hasil Penelitian
sebagai pendidik dan pengajar menjadi modal berharga bagi kualitas dan keberhasilan
pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa
sekolah sebagai suatu institusi pendidikan. Seiring dengan tumbuhnya berbagai macam
kebutuhan dan tuntutan kehidupan, beban sekolah semakin berat dan kmpleks. Sekolah
tidak saja dituntut untuk dapat membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang
sangat cepat berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat
dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat
pekerjaan.
mengakibatkan pula pergeseran kurikulum. Kurikulum tidak lagi dianggap sebagai mata
pelajaran, akan tetapi di anggap sebagai pengalaman belajar siswa. kurikulum adalah
seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun luar sekolah asal kegiatan
tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang dimaksut dengan kegiatan
itu tidak terbatas pada kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler. Apapun yang dilakukan
siswa asal saja ada di bawa tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum.
13
mengadakan observasi, wawancara dan lain sebagainya, itu merupakan bagian dari
guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan seperti yang diprogramkan oleh sekolah.
Sedangkan, tugas-tugas lain seperti membantu orang tua bekerja di ladang, atau
membantu memasak dan lain sebagainya, walaupun pekerjaan semacam itu bermanfaat
untuk kehidupan siswa, bukanlah kurikulum, karena pekerjaan dan aktivitas tersebut
B. Pembahasan
Seorang guru harus terus mengasah dan meningkatkan kinerjanya demi keberhasilan
proses belajar. Berhasilnya suatu pendidikan dominan dipengaruhi oleh tenaga pendidik
(guru). Keterlibatan guru terhadap perilaku peserta didik sangat berpengaruh, sehingga
untuk titik acuan dalam pembelajaran di kelas. Guru di SMAN 2 Maros sudah
semester (PROMES).
14
Kepribadian guru juga perlu diperhatikan, dan guru juga punya disiplin waktu,
kepribadian yang sangat baik dan bisa menjadi panutan bagi siswa. Dalam hal ini
guru sebagai orang dan jenis eksistensi yang diberi tugas dan beban pembinaan
dan bimbingan. Olehnya itu, guru sering disebut sebagai orang yang dikagumi
dan diteladani.
berkomunikasi dengan siswa, rekan sejawat atau seprofesi. Ketika pendidik punya
sarana untuk mengatasi hambatan dalam aktivitas mengajar, dan guru bisa
siswanya secara adil, maka bisa dikatakan bahwa pendidik punya kemampuan
4) Kemampuan profesionalnya
pemakaian media dan bahan ajar, serta mengikuti kegiatan seminar dan berdiskusi
dengan senior.
Hal ini memperlihatkan bahwa guru harus merujuk pada hasil yang sebenarnya sesuai
kinerja atau persyaratan kurikulum yang ada. Mampu mengintegrasikan metode, tujuan
dan media yang tepat dalam desain dan manajemen proses pengajaran. Untuk
15
pembelajaran dan mengambil tanggung jawab. Perluasan tugas dan tanggung jawab
Dari perspektif profesi guru, seorang guru yang baik perlu memiliki semua aspek
kemampuan, yakni:
a) Standar pendidikan nasional yang menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional.
Dari sisi pendidikan, SMAN 2 Maros sudah beroperasi sesuai Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Bagi guru profesional yang ingin terus meningkatkan
b) Mutu pendidikan mencakup satuan yang dilakukan pada standar nasional pendidikan.
Mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor-faktor tertentu, tapi juga
pada standar nasional pendidikan yang menjadi tujuan utama dalam proses
pendidikan. Di antara 8 standar yang harus dipenuhi, inilah faktor utama yang
diterapkan sesuai standar nasional pendidikan. Faktor utama yang dianggap tidak
mudah dalam hal ini yakni SMAN 2 Maros butuh kinerja guru yang cukup baik,
sehingga upaya guru untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya berasal
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa ada 4 aspek kompetensi
kurikulum, peningkatan potensi peserta didik, evaluasi, dan penguasaan teori dan
teladan, etos kerja, tanggung jawab sebagai guru, dan bersikap sesuai norma agama,
hukum, sosial, dan budaya; c) kompetensi sosial, bersikap ekstensif, objektif, dan
kepada orang tuanya, turut andil pada aktivitas di luar belajar, dan berinteraksi
pikir yang menunjang mata pelajar yang diampu, mengevaluasi diri secara mendalam
dengan memberi contoh pengalaman sendiri, punya jurnal belajar, dan catatan dari
kerabat.
B. Saran
efektivitas pembelajaran.
17
zaman yang semakin kompleks dan canggih. Sehingga, diperlukan upaya untuk
keakuratan penelitian.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T. A. (2015). Pengaruh Profesionalisme Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru Ekonomi SMA Se- kota Malang. Malang: Jurna Pendidikan Ekonomi UM Metro,
(Online), Vol. 3, No. 1,.
Djohar. (2006). Guru, Pendidikan dan Pembinaanya Penerapannya Dalam Pendidikan dan
Undang-Undang Guru. Yogyakarta: CV Gravika Indah.
Getteng, A. R. (2012). Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika . Yogyakarta : Graha Guru
Printika .
KurniaSARI, M. (2019). Pengaruh Karakteristi Guru Terhadap Minat Belajar Peserta Didik .
Surabaya: Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.
Muspirog, N. (2015). Peran Kompetensi Sosial Guru dalam Menciptakan Efektivitas
Pembelajaran. Bandung: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, ( Online), Vol. 4, No. 2.
Nurdin, M. (2017). Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Utami, S. (2019). Meningktkan Mutu Pendidikan Indonesia melalui Peningkatan Kualitas
Personal, Profesional, dan Strategi Rektrumen Guru. Bandung: Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP.
19