Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Pengadaan Guru di Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Endah Tejaningsih, S.Pd. M.PdI

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Latifa Nur Farida (223131106/3D)


2. Jenny Melia Tamsir (223131110/3D)
3. Qori Lailatul Rohimah (223131113/3D)
4. Alfiani Rahmawati Putri (223131126/3D)
5. Chalimatus Sa’diyah (223131128/3D)
6. Mareta Salsa Rahmawati (223131132/3D)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita masih
memberikan kesehatan dan semoga selalu dalam keadaan iman dan taqwa.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman yang gelap tanpa ilmu,
ke zaman yang terang bendeeang karena ilmu-ilmu yang beliau ajarkan sejak
zaman shahabat hingga sampai kita saat ini melalui hadits dan sunnahnya, semoga
kita mendapatkan syafa’atnya dan diakui sebagai ummatnya kelak.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
karunia-Nya kepada kita khusunya kepada penulis, sehingga dengan itu bisa
terselesaikannya makalah yang berjudul Pengadaan Guru di Indonesia. Dengan
penulisan makalah ini sangat diharapkan para pembaca dapat mengetahui sedikit
banyak pembahasan mengenai pengadaan guru di Indonesia .
Makalah ini dilakukan dengan semaksimal mungkin, dengan
menggunakan rujukan-rujukan yang ada. Saya sebagai penulis mengetahui
keterbatasan saya dalam penyusunan, masih banyak kekurangan didalam makalah
saya baik dari segi penulisan maupun isi materi, dengan ini penulis memohon
kritik dan saran yang membangun kepada pembaca untuk kebaikan makalah saya
kedepannya.

Surakarta, 26 Oktober 2023

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Calon Guru............................................................................3


B. Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan.......................................................5
C. Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan..................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan pendidikan yang saat ini sedang dihadapi oleh Indonesia
tidak lagi hanya diupayakan mengenai pendidikan yang dapat diakses oleh
setiap warga negaranya, tetapi harus juga memperbaiki kualitas
pendididkannya. Oleh karena itu, kualitas pendidikan sangat menentukan
potensi sumber daya manusia, yang berhubungan dengan peradaban bangsa
Indonesia. Maka untuk meningkatakan mutu pendidikan yang saat ini cukup
serius, mengingat saat ini evaluasi belajar akhir tidak ditentukan oleh ujian
nasional, tetapi sepenuhnya ditentukan oleh sekolah dan guru. Oleh karena
itu, guru profesional merupakan kunci peningkatan mutu pendidikan yang
mendorong kemajuan suatu bangsa.
Seorang guru dapat dikatakan profesional jika guru tersbeut memenuhi
kualifikasi serta kompetensi sesuai standar. Karena guru yang berkompeten
mampu menyampaikan pembelajaran yang bermutu dan dapat menciptakan
suasana belajara yang kondusif dan efisien dengan memanfaatkan segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai sumber belajar serta mengurangi
keterbatasan dan hamabatan. Mengingat bahwa pentingnya seorang guru
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka sebagai calon guru
perlu disiapkan sedemikian rupa untuk menjadi guru yang profesional, salah
satu cara yang dapat dilakukan yaitu melalui program pendidikan profesi guru
(PPG) prajabatan dan dalam jabatan. Salah satu yang dapat dilakukan oleh
pemerintah dalam pemenuhan guru profesional dilakukan dengan
memeprketan sistem pengangkatan guru. Pemerintah daerah tidak
diperbolehkan mengangkat guru honorer khususnya untuk sekolah negeri.
Pengangkatan guru honorer dilakukan melalui surat Keputusan Kepala
Sekolah dinilai melanggar Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2007 (Fieka Nurul Arifa, 2019, p. 3).

1
Dengan melihat kondisi tersebut menuntutt perbaikan tata Kelola
pendidikan melalui sistem rekrutmen yang sesuai dengan standar. Untuk itu,
calon guru dapat mengikuti seleksi adalah calon guru yang sudah memenuhi
kualifikasi guru profesional. Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan dan
dalam Jabatan merupakan tahap yang dinilai dapat menghadirkan calon-calon
guru profesional yang siap mengabdi dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Calon-calon guru inilah yang diharapkan dapat mengisi kekosongan guru
akibat banyaknya guru yang pensiun. Namun, penyelenggaraan PPG juga
masih terus memrlukan perbaikan.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis akan membahas lebih mendalam
lagi mengenai pendidikan calon guru, pendidikan profesi guru pra jabatan dan
pendidikan profesi guru dalam jabatan. Dengan pembahasan ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada kita sebagai
calon guru nanti untuk menjadi guru yang profesional dan berkompeten.
Dapat memberikan kontribusi terhadap kajian mengenai peningkatan
profesinalisme seorang guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pendidikan calon guru?
2. Bagaimanakah pendidikan profesi guru pra jabatan?
3. Bagaimanakah profesi guru dalam jabatan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah diatas yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendidikan calon guru.
2. Untuk mengetahui pendidikan profesi guru pra jabatan.
3. Untuk mengetahui profesi guru dalam jabatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Calon Guru
Dalil yang mengatakan bahwa guru adalah kunci keberhasilan
pendidikan yang sangat dipercayai sampai saat ini. Oleh sebab itu, jika kita
ingin membenahi pendidikan secara mendasar, maka yang pertama kali yang
harus dibenahi yaitu guru (Toenlioe, 2021, p. 157). Dalam hal ini pendidikan
calon gruru dengan mengingat peran guru sebagai kunci tersebut, maka
penerimaan calon peserta pendidikan gurur harus benar-benar selektif,
khussunya dalam hal bakat dan minat. Selama ini tes bakat dan minat tidak
digunakan sebagai salah satu seleksi penerimaan pendidikan calon guru.
Memang mereka yang memilih mengikuti pendidikan calon guru tentu
memiliki minat menjadi guru, tetapi patut dipertanyakan besar kecilnya minat
itu, mengingat profesi guru merupakan profesi kelas dua di negeri ini. Selain
itu, proses pendidikan calon guru perlu pengujian. Dalam Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dijadikan universitas, pendidikan guru
dilaksanakan melalui cara serempat dan berlapis.
Sesungguhnya pendidikan guru harus mahal karena merela pendidik
untuk menjadi model bagi peserta pendidiknya yaitu anak didiknya. Para
calon gruru harus belajar mengenal dirinya, apakah saya juju, saya adil, saya
akan memeperlakukan peserta didik sebagai manusia muda yang sedang
belajar, apakah saya akan memberi nilai kepada peserta didik dengan adil dan
yang lainnya (Aros Neolaka, 2017, p. 66). Pendidikan calon guru merupakan
suatu proses sistematis secara akademis dalam jalur formal pada level
pendidikan tinggi yang diselenggarakan untuk mempersiapkan calon guru
profesional. Oleh karena itu, seleksi calon guru semestinya tidak dilakukan
diakhir pada saat mau diangkat atau ditetapkan sebagai guru pada jenjang
pendidikan pada persekolah, tetapi juga dilaksanakan pada saat mendaftar
menajdi calon mahasiswa keguruan pada perguruan tinggi, termasuk pada
saat mendaftar menjadi calon mahasiswa pendidikan profesi guru (PPG).
Bidang yang diseleksi minimal mencakup bakat, minat, kemampuan,

3
termasuk kemampuan berbicara yang jelas di muka umum, karena sehebat
apapun kemampuan guru dalam substansi materi yang akan diajarkan, jika hal
tersebut tidak didukung dengan kemampuan berbicara, maka tidak akan
mencapai hasil sebagai mana yang diharapkan (Nurzaman, 2021, p. 93).
Tidak sedikit calon guru yang belum menegrti bagaimana menciptakan
suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan serta bagaimana
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada dikelas. Bahkan ada
sebagian calon guru yang memiliki kewajiban mencerdaskan anak bangsa
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, calon guru harus menyadari bahwa
menjadi guru itu sangat menyenangkan bahkan mengaksikkan. Bagaimana
tidak, guru akan dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang
bervarias, mempelajari hal yang bervariasi yang baru ditemui, apalagi disaat
bertemu dan mengajar anak-anak yang memiliki karakteristik, tingkah laku
yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Menjadi seorang calon guru bukan sesuatu hal yang sangat sulit atau hal
yang menyebalkan ketika berhadapan dengan anak-anak terutama anak usia
dini, dimana pada anak usia dini ini anak-anak berada pada masa
pertumbuhan dan perkembanga. Jika kita sebagai calon guru terlambat
menyadari akan hal itu, maka ada langkah kecil yang harus dimulai namun
sangat berpengaruh pada diri sendiri yang dapat dirasakan sepanjang masa,
yaitu mengeksplor diri, menambah kualitas diri, mengimplementasikan
pengetahuan dan pengalaman untuk menjadi seorang guru yang perofesional
serta menyenangkan, tetapi mulailah dari sekarang tekuni ilmu yang berkaitan
dengan profesi guru serta pengalaman yang ditawarkan dimanfaatkan sebaik
mungkin (Nella Agustin, 2021, p. 10) Jika semua calon guru menyadari
bahwasannya menjadi guru tidak hanya sebatas profesi yang profesional saja
melainkan harus menyenangkan dalam mengemas dan menyampaikan
pembelajaran pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan
pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan tentunya akan mudah
menggapai sebuah tujuan pembelajaran.

4
B. Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan
Pendidikan menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan mendidik,
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Adapun Pengertian pendidikan dalam Sisdiknas UU Nomor 20 tahun
2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi dengan pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan
dan sebagainnya) tertentu. Guru adalah orang yang perkerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) adalah mengajar. Adapun guru dalam
pengertian lain adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam Pemendikbud No.87 Tahun 2013 tentang Program Pendidikan
profesi Guru (PPG) Prajabatan pada pasal 1 menjelaskan bahwa PPG
Prajabatan merupan suatu program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV non kependidikan
yang mempunyai bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi
guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan. Dengan hal
tersebut guru dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional dan bersedia
mengajar pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, maupun
pendidikan menengah sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuh.
Menurut Pemendikbud tersebut PPG prajabatan mempunyai tujuan untuk
menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan pada

5
peserta didik dan mampu berkontribusi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui kegiatan penilitian (Fieka Nurul Arifa, 2019, p. 9).
Mengingat pentingnya guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan, maka guru perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk menjadi
guru yang profesional, yang salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan. Salah satu upaya
pemerintah dalam pemenuhan guru profesional dilakukan dengan
memperketat sistem rekrutmen guru. Pemerintah daerah tidak diperbolehkan
merekrut guru honorer khususnya bagi sekolah negeri. Perekrutan guru
honorer yang dilakukan melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah dinilai
melanggar Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Jo Peraturan Pemerintah
No 43 Tahun 2007. Saat ini pemerintah memprioritaskan pemenuhan guru
profesional melalui rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan sistem
rekrutmen yang dilakukan secara profesional. Hal tersebut tentu merupakan
kebijakan yang tepat agar kualitas guru dapat terpantau dan terukur. Namun
demikian, tingginya kebutuhan sekolah terhadap pemenuhan pengajar dan
banyaknya lulusan sarjana pendidikan menjadikan sekolah mengangkat
sarjana mengajar atau yang lazim disebut guru tidak tetap (GTT) untuk
memenuhi kebutuhan yang mendesak. Kondisi tersebut menuntut perbaikan
tata kelola pendidikan melalui sistem rekrutmen yang memenuhi standar.
Semestinya, calon guru yang dapat mengikuti seleksi adalah calon guru yang
telah memenuhi kualifikasi guru profesional (Iqbal Maulana, 2023).
Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan langkah yang
dinilai dapat menghadirkan calon-calon guru profesional yang siap mengabdi
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Calon-calon ini pula diharapkan
nantinya dapat mengisi kekosongan guru akibat banyaknya guru yang
pensiun. Namun demikian, penyelenggaraan PPG masih terus memerlukan
perbaikan. Tulisan bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan PPG
Prajabatan serta bagaimana implikasinya dalam pemenuhan guru profesional.

6
PPG Prajabatan memberikan bekal kepada calon guru serta
mengembangkan kompetensi profesional calon guru melalui kegiatan
lokakarya dan praktik mengajar dalam keadaan sesungguhnya. Praktik
mengajar dilaksanakan secara terpadu pada praktik pengalaman lapangan
(PPLK) kependidikan. Dalam kegiatan tersebut calon guru dapat
mengaplikasikan kompetensi akademik yang telah dicapai pada pendidikan S-
1 sekaligus memperoleh penguatan. Sasaran utama Program PPG Prajabatan
adalah mewujudkan guru-guru yang profesional, yakni guru-guru yang
berkompeten baik secara keilmuan maupun keterampilan mengajar.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan pendidikan profesional guru adalah
kemampuan yang harus dimiliki sebagai dasar dalam melaksanakan tugas
profesional yang bersumber dari pendidikan dan pengalaman yang diperoleh.
Kompetensi profesional tersebut berupa kemampuan dalam memahami
landasan kependidikan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran,
kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan
mengevaluasi proses pembelajaran.
Tujuan dilaksanakannya pendidikan profesi guru adalah untuk
menghasilkan calon guru yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Tujuan umum PPG tersebut tertuang dalam UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Sementara tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru
tercantum dalam Permendiknas No.8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk
menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian,
melakukan pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan melakukan
penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara

7
berkelanjutan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai dengan mengadakan pelatihan antara lain:
1. Pelatihanberfungsimemperbaikiperilakuatau performa kerja. Hal ini
sangat diperlukan agar pendidik lebih mampu melaksanakan tugas-
tugasnya dan
diharapkanberhasildalamupayapelaksanaanprogramkerjaorganisasiataule
mbaga.
2. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promo ketenagaan untuk jabatan yang
lebihrumit dan sulit.
3. Pelatihan berfungsi untuk mempersiapkan tenagakerja pada jabatan yang
lebih tinggi.
C. Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan
Profesi merupakan jabatan atau pekerjaan yang menurut keahlian dan
etika khusus serta memiliki standar layanan khusus. Namun banyak
pengertian tentang profesi tersebut. Profesi itu menunjukkan suatu pekerjaan
atau suatu urusan tertentu. Dalam suatu kamus Wester’s New World
Dictionary menunjukan bahwa profesi itu merupakan pekerjaan yang
menuntut pendidikan tinggi, yang relative lama serta diatur oleh kode etik
khusus (Syarwani Ahmad, 2020, p. 13).
Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya. Untuk mendapatkan keahlian tersebut harus melalui
pendidikan atau pelatihan dalam waktu yang lama. Profesi ini memiliki
beberapa unsur seperti, dasar ilmu yang sistematis, memeiliki kewenangan
profesi yang diakui oleh klien/Masyarakat, memiliki sanksi dan pengakuan
serta memiliki kebudayaan profesi. Jadi guru sebagai profesi menunjukkan
pekerjaan atau jabatan yang menurut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan
terhadap pekerjaannya.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru, menyatakan
bahwa guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dsar dan

8
pendidikan menengah (Undang-undnag RI No.14 Tahun 2005). Pendidikan
profesi guru dalam jabatan tahun 2018 merupakan program untuk
mendapatkan sertifikat pendidik yang diselenggarakan setelah program
sarjana atau sarjanan terapan (Syamsuri, 2021, p. 110). Model pelaksanaan
PPG dalam jabatan tahun 2018 dibagi menjadi 2 moda pelaksanaan yaitu
PPG moda hybrid learning dan PPG moda daerah khusus. PPG moda hybrid
learning diawali dengan pendalaman materi secara daring dengan
menggunakan aplikasi Sistem pembelajaran dalam Jaringan (SPADA),
sedangkan PPG moda daerah khusus diawali dengan pendalaman materi
dalam bentuk tatap muka langsung.
Menindaklanjuti terbitnya Undang-undang No.14 tahun 2005,
dirancang sebagai sertifikat untuk guru dalam jabatan. Dengan
mempertimbangkan bahwa guru tidak dapat meninggalkan pekerjaan terlalu
lam, dirancang pola sertifikasi yang diatur dengan Permendiknas No.18
Tahun 2007 yang kemudian disempurnakan dengan Pemendikbud No.62
Tahun 2013. Pada awlanya, sertifikasi guru dilakukan melalui penilaian
portofolio dan bagi pesert ayang tidak lulus portofolio diwajibkan mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian.
Dalam perjalanannya, pola penilaian portofolio dihapuskan karena banyak
terjadi pemalsuan dokumen yang snagat sulit diatasi. Dengan begitu semua
guru dalam jabatan harus menempuh PLPG untuk mendapatkan sertifikat
pendidik.
Terdapat dua pengalaman yang perlu menjadi perhatian selama
pelaksanaan PPG dalam jabatan. Pertama, dilemma saat menentukan
kelulusan, seperti kejadian pada PLPG, saat penentuan kelulusan dijumpai
fakta yakni begitu banyak mahasiswa yang tidak lulus karena skor UKMPPG
di bawah passing grade. Bahkan setelah diulang sebanyak tiga kali masih
tetap banyak yang tidak lulus. Kejadian yang terjadi berkali-kali itu kemudian
dikaji dan ditemukan bahwa asal pendidikan S1, merekalah yang
membedakan tingkat kelulusan mahasiswa PPG. Mereka yang berasal dari
LPTK “Bagus” pada umunya sebagian besar lulus saat ujian utama,

9
sedangkan mereka yang berasal dari LPTK “Kurang Bagus” banyak yang
tidak lulus, sampai ujian ualangan ketiga. Kedua, pada Peraturan Pemerintah
No.19, pasal 66 ayat 1 dan 2 seburkan bahwa guru dalam jabatan yang
diangkat sampai akhir 2015 dapat menempuh PPG yang dibiayai oleh
pemerintah, pemerintah derah dan satuan pendidikan (Abil Mansyur, 2022, p.
12). Oleh karena itu, banyak yang memaknai PPG dalam jabatan yang selama
ini dibiayai oleh pemerintah ditujukan untuk guru yang diangkat sampai
bulan Desember 2015. Bagaimana dengan guru dalam jabatan yang diangkat
sesudah bulan Desember 2015 sampai saat ini belum ada penjelasan resmi.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa mereka yang
memilih mengikuti pendidikan calon guru tentu memiliki minat menjadi guru,
tetapi patut dipertanyakan besar kecilnya minat itu, mengingat profesi guru
merupakan profesi kelas dua di negeri ini. Bagaimana tidak, guru akan
dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang bervarias,
mempelajari hal yang bervariasi yang baru ditemui, apalagi disaat bertemu
dan mengajar anak-anak yang memiliki karakteristik, tingkah laku yang
berbeda-beda setiap tahunnya. Dalam Pemendikbud No.87 Tahun 2013
tentang Program Pendidikan profesi Guru (PPG) Prajabatan pada pasal 1
menjelaskan bahwa PPG Prajabatan merupan suatu program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV
non kependidikan yang mempunyai bakat dan minat menjadi guru agar
menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Pendidikan profesi guru dalam jabatan tahun 2018 merupakan program
untuk mendapatkan sertifikat pendidik yang diselenggarakan setelah program
sarjana atau sarjanan terapan, Dengan mempertimbangkan bahwa guru tidak
dapat meninggalkan pekerjaan terlalu lam, dirancang pola sertifikasi yang
diatur dengan Permendiknas No.18 Tahun 2007 yang kemudian
disempurnakan dengan Pemendikbud No.62 Tahun 2013. Dalam
perjalanannya, pola penilaian portofolio dihapuskan karena banyak terjadi
pemalsuan dokumen yang snagat sulit diatasi. Terdapat dua pengalaman yang
perlu menjadi perhatian selama pelaksanaan PPG dalam jabatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abil Mansyur, d. (2022). Pendidikan Profesi Guru . Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).

Aros Neolaka, G. A. (2017). Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju
Perubahan Hidup . Depok : Kencana .

Dimyati, A. (2019). Pengembangan Profesi Guru. Yogyakarta: CV. Gre Publishing.

Fieka Nurul Arifa, U. S. (2019, Juni). Peningkatan Kualitas Pendidikan:Program


Pendidikan Profesi Guru Prajabatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Guru
Profesinal di Indonesia. Aspirasi:Jurnal Masalah-masalah Sosial, 10.

Iqbal Maulana, d. (2023, Januari-februari). Meningkatkan Profesional Guru dengan


Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). On Education, 05.

Nella Agustin, d. (2021). Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa. Yogyakarta :
UAD Press (Anggota IKAPI dan APPTI).

Nurzaman. (2021). Pendidikan dan Profesi Keguruan Dalam Membangun Sumber Daya
Manusia (SDM) . Yogyakarta : Samudra Biru (Anggota IKAPI).

Syamsuri, A. S. (2021). Pendidikan, Guru dan Pembelajaran . Yogyakarta: PT. Nas Media
Indonesia .

Syarwani Ahmad, Z. H. (2020). Profesi Kependidikan dan Keguruan . Yogyakarta:


Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).

Toenlioe, A. J. (2021). Jejak Artikel Opini Pendidikan Terpilih . Malang: Ahlimedia Press
(Anggota IKAPI:264/JTI/2020).

12
13

Anda mungkin juga menyukai