Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.

2 Juli 2016

IMPLEMENTASI DIMENSI BELAJAR MARZANO TERHADAP


KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4
CIAWIGEBANG PADA MATERI EKOSISTEM

Nurdina Rosa 1), Anna Fitri Hindriana 2), Handayani 2)


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan

Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi karena proses pembelajaran yang masih bersifat teacher center
serta terdapat persepsi negatif siswa dalam pembelajaran. Disamping itu, kurangnya
mengintegrasikan dan mengembangkan pengetahuan menyebabkan pembelajaran kurang
memiliki makna. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya penguasaan konsep siswa. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dimensi belajar Marzano terhadap kemampuan
penguasaan konsep siswa kelas VII SMP Negeri 4 Ciawigebang pada materi ekosistem.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi experiment yang dirancang dengan menggunakan
desain posttest only control design. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP
Negeri 4 Ciawigebang Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 4 kelas. Pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yang digunakan yaitu
kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan VII C sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data
dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda, metode observasi dan angket. Hasil data
kuantitatif kemampuan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen sebesar 70,6 yang
mencapai kriteria ketuntasan minimum yakni sebesar 70 sedangkan kelas kontrol sebesar
62,4. Uji hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yang
artinya implementasi dimensi belajar Marzano dapat berpengaruh terhadap kemampuan
penguasaan konsep siswa kelas VII SMP Negeri 4 Ciawigebang pada materi ekosistem.
Kata Kunci : Dimensi Belajar Marzano, Penguasaan Konsep.

1. PENDAHULUAN makhluk hidup, proses kehidupan serta


Salah satu syarat untuk mencapai lingkungannya. Pembelajaran Biologi yang
tujuan pendidikan adalah siswa harus ideal haruslah sesuai dengan hakikat
memiliki penguasaan konsep yang baik. biologi sebagai sains yang meliputi objek
Menurut Usman (dalam Syafi’i, et al : dan permasalahan. Oleh sebab itu,
2011) menyatakan bahwa “Penguasaan pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan
konsep dapat diartikan sebagai kemampuan nyata berupa penelitian atau eksperimen
memahami makna materi, memadukan yang merupakan bagian dari kinerja ilmiah
konsep dan mampu menggunakan serta yang membutuhkan penguasaan konsep
menerapkan materi yang sudah dipelajari”. yang didasari dengan sikap-sikap ilmiah.
Penguasaan konsep dapat dicapai Pembelajaran Biologi hendaknya berpusat
melalui proses pembelajaran. Proses pada siswa (Student Center) agar siswa
pembelajaran adalah serangkaian proses dapat membangun pengetahuan melalui
belajar dimana suatu organisasi berubah pengalamannya sendiri. Apabila siswa
perilakunya sebagai akibat pengalaman terbiasa membangun pengetahuannya
(Gagne dalam Dahar, 2011: 2). Proses sendiri dan dilandasi dengan sikap ilmiah,
belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh maka siswa akan dapat menguasai konsep
guru yang berperan sebagai fasilitator dan Biologi dengan baik. Proses pembelajaran
pembimbing, dimana guru harus memiliki Biologi dilapangan masih dijumpai proses
keterampilan dalam merancang proses pembelajaran yang menekankan pada
pembelajaran agar tujuan pembelajaran Teacher Center, sehingga hanya berfokus
dapat tercapai. pada transfer pengetahuan tanpa
Pembelajaran Biologi merupakan mengarahkan siswa dalam kegiatan ilmiah.
pembelajaran yang erat kaitannya dengan Kondisi ini menyebabkan siswa hanya

70
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

menghafal teori tanpa melakukan praktek pembawaan guru selama proses


nyata. Hal ini dapat mengakibatkan pembelajaran kurang menyenangkan. Guru
pengetahuan siswa kurang berkembang hanya berfokus dalam penyampaian materi
sehingga siswa kurang menguasai konsep- tanpa memberikan perhatian dan
konsep Biologi. pendekatan kepada siswa, sehingga respon
Berdasarkan hasil observasi pada bulan positif yang diharapkan dapat
Januari 2016 di SMP Negeri 4 mempengaruhi suasana belajar tidak
Ciawigebang diketahui bahwa mayoritas tercipta. Sebaiknya seorang guru dapat
siswa kurang mampu dalam menguasai memberikan perhatian dan pendekatan
konsep yang telah diberikan, salah satunya serta mampu menciptakan suasana belajar
mengenai konsep Ekosistem. Hal ini yang menyenangkan sehingga siswa
terbukti dari hasil ulangan harian dari tahun merasa nyaman dengan kondisi lingkungan
sebelumnya tentang materi Ekosistem di kelas serta siswa akan lebih mudah
menunjukkan masih banyak nilai siswa dalam mengikuti pelajaran. Sebaliknya,
yang berada di bawah kriteria ketuntasan apabila pendidik kurang memberikan
minimum sebanyak 70% dari total jumlah perhatian, pendekatan dan menciptakan
138 siswa. Kondisi ini disebabkan konsep suasana yang menyenangkan, maka siswa
Ekosistem tersebut memiliki cakupan tidak akan merespon dengan baik sehingga
materi yang cukup luas untuk dipelajari dan akan menimbulkan respon negatif terhadap
proses pembelajaran yang dibatasi waktu kondisi lingkungan di kelas. Kondisi
singkat, sehingga mengakibatkan guru seperti ini dapat mempengaruhi proses
memiliki keterbatasan dalam belajar, sehingga pembelajaran tidak akan
mengintegrasikan dan memperluas berjalan efektif.
pengetahuan siswa mengenai materi Berdasarkan permasalahan diatas
tersebut. upaya yang dapat dilakukan guru untuk
Selain kondisi diatas, minimnya mengoptimalkan penguasaan konsep siswa
pengetahuan guru dalam mengajarkan cara sekaligus menciptakan pembelajaran yang
belajar pada siswa menjadi salah satu efektif dan nyaman adalah menerapkan
faktor kurangnya penguasaan konsep pada suatu instruksi belajar yang dapat
siswa. Guru lebih menekankan pada mengarahkan proses belajar mengajar
pemberian materi khususnya pada materi menjadi lebih efektif. Diharapkan melalui
biologi yang bersifat hafalan. Hal ini upaya tersebut siswa menjadi lebih aktif
ditandai dengan proses pembelajaran yang serta memiliki pemahaman secara
hanya bersifat Teacher Center, dimana bermakna dalam bentuk penguasaan
guru hanya berfokus pada pemberian konsep yang lebih baik, sehingga siswa
materi tanpa melibatkan siswa untuk dapat memecahkan suatu permasalahan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
Kondisi seperti ini menyebabkan siswa upaya yang dilakukan adalah menerapkan
hanya menghafal materi tanpa Dimensi Belajar Marzano sebagai upaya
mengembangkan dan mengintegrasikan mengoptimalkan penguasaan konsep siswa
dengan pengetahuan lain, akibatnya khususnya pada materi Ekosistem.
penguasaan konsep siswa hanya disimpan Dimensi belajar Marzano dapat
pada short term memory sehingga membantu peserta didik untuk menciptakan
pembelajaran kurang bermakna. Siswa kondisi belajar tersebut dengan mengikuti 5
kurang mengetahui manfaat pembelajaran dimensi belajar yakni : 1) Sikap dan
yang diberikan oleh guru, sehingga persepsi, dimana jika persepsi siswa positif
menyebabkan siswa tidak terbiasa berpikir maka pembelajaran akan mudah diterima
produktif ketika dihadapkan dalam suatu oleh siswa; 2) Memperoleh dan
masalah. pengintegrasian pengetahuan,
Faktor lain yang menyebabkan siswa pengintegrasian pengetahuan siswa
kurang menguasai konsep yakni adanya sebelumnya dan diperluas dengan
persepsi negatif siswa terhadap proses pengetahuan yang baru akan membuat
pembelajaran yang diakibatkan karena pengetahuan siswa tersimpan dalam

71
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

memori otak lebih lama; 3) Keterangan :


Mengembangkan dan menghaluskan O2 = Posttest pada kelas eksperimen
pengetahuan, dengan mengembangkan dan O4 = Posttest pada kelas kontrol
menghaluskan pengetahuan membuat siswa X = Perlakuan kegiatan pembelajaran
dapat berpikir tingkat tinggi; 4) dengan menerapkan dimensi belajar
Menggunakan pengetahuan secara Marzano.
bermakna, membuat siswa dapat Populasi dan Teknik Pengambilan
mengetahui makna atau manfaat dari Sampel
pembelajaran yang telah diberikan oleh a. Populasi
guru sehingga dapat diterapkan dalam Populasi dalam penelitian ini adalah
kehidupan sehari-hari, dan 5) Kebiasaan seluruh siswa kelas VII.
berpikir produktif, dimana siswa dapat b. Sampel
terbiasa melakukan suatu tindakan nyata Pengambilan sampel dilakukan dengan
terhadap solusi dari suatu permasalahan. cara cluster random sampling. Dari 4
Dimensi belajar Marzano dapat kelas VII diambil 2 kelas yaitu kelas
membantu menguasai konsep-konsep VII B sebagai kelas eksperimen
biologi yang bersifat sains. Dimensi belajar (adanya penerapan dimensi belajar
ini diawali dengan mengembangkan Marzano) dan kelas VII C sebagai
persepsi positif siswa terhadap kelas kontrol (tanpa penerapan
pembelajaran sehingga akan memudahkan penerapan dimensi belajar Marzano).
siswa dalam proses belajar. Disamping itu, Teknik Pengumpulan Data
dimensi belajar ini merupakan kerangka Penelitian ini menggunakan tiga teknik
bagaimana seseorang belajar dan berpikir, pengumpulan data. Lembar Observasi
jika belajar dan berpikir tersebut efektif, digunakan untuk mengukur keterlaksanaan
maka siswa akan lebih mudah dalam dimensi belajar Marzano, Tes objektif
menguasai konsep serta konsep tersebut pilihan ganda digunakan untuk mengukur
dapat tersimpan lebih lama dalam memori kemampua penguasaan konsep siswa pada
otak sehingga hasil belajar akan meningkat. konsep materi ekosistem kelas VII SMP
Hal ini didukung oleh pernyataan Judani et Negeri 4 Ciawigebang, sedangkan angket
al. (2010) bahwa “Penerapan metode digunakan untuk mengetahui respons siswa
Dimensi Belajar dalam pembelajaran Sains, terhadap Penerapan dimensi belajar
dapat meningkatkan hasil pembelajaran.” Marzano. Instrumen penelitian berupa
Tujuan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, angket dan tes yang telah
untuk mengetahui implementasi dimensi diujicobakan untuk diketahui validitas,
belajar Marzano terhadap penguasaan reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
konsep siswa kelas VII SMPN 4 kesukaran setiap butir soalnya.
Ciawigebang pada materi ekosistem. Teknik analisis data
a. Uji Prasyarat Analisis
2. METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan pengujian
Metode Penelitian hipotesis menggunakan uji t, harus
Metode penelitian ini menggunakan dilakukan uji prasyarat yang meliputi
metode Quasi eksperimental. Adapun uji normalitas dan homogenitas.
bentuk desain yang digunakan dalam b. Pengujian Hipotesis
penelitian ini yaitu Postest – Only Control Pengujian hipotesis menggunakan uji t
Design. Variabel bebas pada penelitian ini dengan signifikan α = 0,05
adalah dimensi belajar Marzano, dan menggunakan bantuan software SPSS.
variabel terikat yaitu kemampuan
penguasaan konsep. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Posttest – Only Control Design Hasil Analaisis Data Primer
Kelas Eksperimen X O2
a. Analisis Data Hasil Lembar Observasi
Keterlaksanaan Implementasi Dimensi
Kelas Kontrol O4 Belajar Marzano

72
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Instrumen lembar observasi strategi


pembelajaran dimensi belajar Marzano Berdasarkan Tabel 2 dan gambar 1 di
dalam penelitian ini bertujuan untuk atas mengenai hasil perhitungan posttest
mengukur keterlaksanaan dimensi belajar kemampuan penguasaan konsep siswa pada
Marzano dalam proses pembelajaran pada materi ekosistem diperoleh hasil bahwa
materi ekosistem. Data lembar observasi nilai rata-rata kemampuan penguasaan
diambil dari kelas eksperimen pada konsep siswa pada kelas eksperimen lebih
pertemuan pertama dan kedua. Terdapat 25 tinggi dibanding kelas kontrol yaitu pada
indikator dalam lembar observasi dimensi kelas eksperimen nilai rata-ratanya sebesar
belajar Marzano. Hasil prosentase 70,62 yang mencapai kriteria ketuntasan
keterlaksanaan penerapan dimensi belajar minimum yakni sebesar 70 sedangkan
Marzano diperoleh 92% terlaksana dengan pada kelas kontrol nilai rata-ratanya
sangat baik sementara yang tidak sebesar 62,47. Hasil prosentase untuk
terlaksanakan yaitu sekitar 8%. setiap indikator penguasaan konsep siswa
b. Analisis Data Hasil Angket Penerapan dari kedua kelas tersebut dapat dilihat pada
Dimensi Belajar Marzano Tabel 3 berikut:
Data angket pada penelitian digunakan
untuk mengetahui respon atau tanggapan Tabel 3 Prosentase Indikator Penguasaan
siswa terhadap implementasi dimensi Konsep Kelas Eksperimen dan Kontrol
belajar Marzano terhadap penguasaan Indikator
Jumlah
Penguasaan Eksperimen Kontrol
konsep siswa pada materi Ekosistem. Konsep
Soal
Angket ini hanya diberikan kepada kelas Mengingat (C1) 2 74,1 % 74,1 %
perlakuan atau eksperimen yang
Memahami (C2) 2 57,4 % 50,0 %
menerapkan dimensi belajar Marzano yaitu
Menggunakan
kelas VII B. Berdasarkan perhitungan (C3)
5 75,6 % 65,2 %
angket respon siswa diperoleh hasil total Menganalisis
4 77,8 % 66,7 %
(C4)
perhitungan sebanyak 80,6% perolehan Mengevaluasi
skor angket respon siswa terhadap 1 44,4 % 40,7 %
(C5)
penerapan dimensi belajar Marzano. Angka Mencipta (C6) 1 63,0 % 55,6 %
tersebut memiliki kategori baik yang
artinya hampir seluruh siswa memiliki
100
respon positif terhadap penerapan dimensi 80
belajar Marzano. 60
prosentase

c. Analisis Rata-rata Nilai Posttest 40


20 Eksperimen
Penguasaan Konsep Siswa 0
Tabel 2. Nilai Rata-rata Posttest Penguasan Kontrol
Konsep Siswa
Jumlah Nilai Rata –
Kelas
Siswa rata Posttest
Eksperimen 27 70,6 Gambar 2 Prosentase Nilai Posttest
Kontrol 27 62,4 Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan
Kontrol

80 70.62 Berdasarkan Tabel 3 dan gambar 2


70 62.47
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
60 prosentase nilai posttest untuk setiap
50
indikator penguasaan konsep antara kelas
nilai

40 eksperimen
30 kontrol eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
20 eksperimen memiliki nilai prosentase yang
10 lebih unggul dibandingkan dengan kelas
rata-rata posttest kontrol.
Gambar 1 Analisis Nilai Rata-rata Posttest
Penguasaan Konsep Siswa

73
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Hasil Analisis Data Pendukung 84 81.9


a. Deskripsi Data Lembar Kerja Siswa 82 80 79.8
(LKS) 80 77.8
78 Eksperimen

Nilai
Skor rata-rata LKS kelas eksperimen 76
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4 74 Kontrol
berikut:

Tabel 4 LKS Kelas Ekperimen dan Kontrol


Pertemuan Pertama dan Kedua
Skor rata-rata Kelas Kelas Gambar 4 Diagram Nilai Rata-rata Kuis
LKS Eksperimen Kontrol Pertemuan 1 dan 2 Kelas Ekperimen dan
Pertemuan
2,60 2,45
Kontrol
pertama
Pertemuan kedua 2,80 2,45 Berdasarkan tabel 6 dan gambar 4
diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-
2.90 2.80 rata kuis kelas eksperimen lebih tinggi
2.80 dibandingkan dengan kelas kontrol.
2.70 2.60
2.60 2.45 2.45 c. Deskripsi Data Penilaian Afektif
2.50 Skor rata-rata afektif kelas eksperimen dan
2.40 Eksperimen
Skor

2.30 kontrol dapat dilihat pada tabel 7 berikut.


2.20 kontrol Tabel 7 Skor Rata-Rata Ranah Afektif
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Nilai Rata-rata
Ranah Afektif
Eksperimen Kontrol
Aktif 1,70 1,48
Gambar 3 Diagam Rata-rata Skor LKS
Pertemuan Pertama dan Kedua Kelas Bekerja sama 1,78 1,48
Ekperimen dan Kontrol
1.70 1.78
2.00 1.48 1.48
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 3
menunjukkan bahwa rata-rata skor LKS 1.00 Eksperimen
Skor

kelas eksperimen pada pertemuan pertama


0.00 Kontrol
dan kedua lebih unggul dibandingkan
Aktif Bekerja
dengan kelas kontrol. sama
b. Deskripsi Data Nilai Kuis
Nilai rata-rata kuis kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 6 Gambar 5 Diagram Nilai Rata-rata Ranah
berikut. Afektif Kelas Ekperimen dan Kontrol

Tabel 6 Nilai Rata-rata Kuis Pertemuan 1 Hasil penilaian afektif menunjukkan


dan 2 Kelas ekperimen dan Kontrol bahwa kelas eksperimen memiliki sikap
Nilai rata-rata Nilai rata- yang lebih aktif dan bekerja sama
Pertemuan
ekperimen rata control dibandingkan dengan kelas kontrol.
1 80 77,8 d. Deskripsi Data Penilaian Psikomotor
2 81,9 79,8 Skor rata-rata psikomotor dapat dilihat
pada tabel 8 berikut.
Tabel 8 Skor Ranah Psikomotor Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Skor Rata-rata
Ranah Psikomotor
Eksperimen Kontrol
Bahasa
1,67 1,52
penyampaian
Keterampilan
1,52 1,22
berpendapat

74
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

memori siswa”. Dimensi belajar Marzano


2 1.671.52 1.52 merupakan suatu kerangka instruksional
1.5 1.22 yang dikembangkan oleh Robert J
Eksperimen
1 .Marzano (1992) yang terdiri dari lima
Skor

0.5 kontrol kerangka kerja yang menggambarkan


0 bagaimana seseorang belajar dan berpikir,
sehingga dapat memudahkan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Pada
setiap proses pembelajaran dengan
menerapkan dimensi belajar Marzano, guru
Gambar 6 Diagram Skor Rata-rata Ranah melakukan tahapan-tahapan pada setiap
Psikomotor Kelas Ekperimen dan Kontrol dimensi belajar yang terdiri dari lima
tahapan.
Berdasarkan tabel 8 dan grafik 6 Tahap pertama menerapkan dimensi
diperoleh bahwa rata-rata skor ranah satu, guru mengembangkan sikap dan
psikomotor pada aspek bahasa persepsi positif siswa terhadap
penyampaian kelas eksperimen dan kontrol pembelajaran. Cara yang diberikan guru
termasuk kedalam kategori baik sedangkan dalam mengembangkan sikap dan persepsi
untuk aspek keterampilan berpendapat siswa yakni dengan memberikan
kelas eksperimen lebih unggul pendekatan seperti berbicara ramah kepada
dibandingkan dengan kelas kontrol. siswa, melakukan kontak mata langsung
Pembahasan dengan siswa, memberikan respon yang
Hasil posttest penguasaan konsep siswa positif terhadap jawaban siswa, menyusun
yang telah dilakukan diuji normalitas dan tempat duduk yang nyaman untuk siswa
homogenitas sehingga diperoleh serta memberikan dorongan belajar atau
kesimpulan yang menunjukkan hasil H motivasi kepada siswa. Disamping itu,
diterima, karena p < 0,05 yaitu 0,000 < mengembangkan sikap dan persepsi positif
0,005 yang artinya implementasi dimensi siswa juga dapat dilakukan dengan
belajar Marzano berpengaruh terhadap menggunakan bantuan media visual yang
penguasaan konsep siswa kelas VII SMP menyajikan gambar-gambar nyata
Negeri 4 Ciawigebang pada materi mengenai suatu ekosistem yang
ekosistem. Hasil grafik tiap indikator didalamnya terdapat komponen hidup dan
penguasaan konsep siswa menunjukkan tak hidup, kemudian siswa diminta untuk
pada proses kognitif yakni menggunakan mengelompokkan komponen apa saja yang
(C3) dan menganalisis (C4) memiliki nilai tergolong dalam komponen hidup dan tak
prosentase yang lebih tinggi dibandingkan hidup. Kegiatan tersebut menjadi dasar
dengan proses kognitif yang lainnya. Hal untuk mengetahui pengetahuan awal yang
tersebut dikarenakan dalam proses dimiliki siswa mengenai komponen-
pembelajaran yakni pada saat pengerjaan komponen dalam ekosistem. Kegiatan lain
LKS siswa lebih banyak diberikan soal- untuk menumbuhkan sikap dan persepsi
soal berupa penerapan dan analisis yaitu guru memberikan gambaran suatu
sehingga siswa lebih terlatih dalam ekosistem terumbu karang yang telah rusak
mengerjakan soal-soal yang bersifat kemudian siswa diminta untuk menanggapi
penerapan dan analisis tersebut. Selain itu, permasalahan tersebut. Berdasarkan
pada kelas eksperimen guru menerapkan penelitian yang telah dilakukan selama
suatu strategi pembelajaran yang dapat proses pembelajaran banyak siswa mampu
menuntun siswa dalam mengusai konsep. menanggapi permasalahan tersebut
Menurut Santrock (dalam Putra et al, sehingga siswa lebih banyak berperan aktif
2014), “penguasaan konsep siswa dapat dalam pembelajaran. Dengan memberikan
dipengaruhi oleh strategi pembelajaran. tanggapan atas permasalahan yang
Strategi pembelajaran yang tepat dapat diberikan menunjukkan bahwa siswa
membuat konsep-konsep yang telah termotivasi serta memberikan respon
dipelajari dapat bertahan lama dalam positif sehingga dengan memberikan

75
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

stimulus tersebut akan membuat siswa siswa telah mengetahui macam-macam


merasa tertarik dan terfokus terhadap hewan berdasarkan jenis makanannya,
materi yang akan disampikan. Hal ini kemudian guru membimbing siswa untuk
sependapat dengan Hindriana (2014:146) mengintegrasikan macam-macam hewan
yang menyatakan bahwa, “pengembangan berdasarkan jenis makanannya tersebut
sikap dan persepsi positif dalam menjadi suatu rangkaian proses makan dan
pembelajaran sangat diperlukan untuk dimakan sehingga membentuk suatu jaring-
membangun rasa ingin tahu terhadap jaring makanan dengan dibantu
materi yang akan dipelajarinya. Disamping menggunakan media visual. Dari
itu, sikap dan persepsi positif harus serangkaian proses tersebut siswa mampu
dimunculkan pula terhadap tugas yang menemukan konsepnya sendiri mengenai
diberikan guru. Tugas-tugas tersebut harus suatu ekosistem serta proses makan dan
memiliki kejelasan agar siswa mampu dimakan, akibatnya pengetahuan yang telah
mengerjakannya dengan baik. Tugas yang diperoleh siswa akan lebih luas dan dapat
diberikan yakni berupa lembar kerja siswa tersimpan lebih lama dalam memori otak.
(LKS) yang memiliki kejelasan dan Menurut Marzano (1993:2), “Membantu
kesesuaian sehingga siswa dapat siswa dalam memperoleh pengetahuan
menyelesaikannya secara lengkap dan baru, mengintegrasikan dengan
tuntas sehingga memiliki makna bagi pengetahuan yang telah dimiliki dan
siswa. Menurut Hindriana (2014) mempertahankannya merupakan aspek
Penambahan kata kerja objektif pada LKS penting dari pembelajaran. Guru dapat
dapat membantu siswa untuk memudahkan membantu siswa mengaitkan informasi
dalam mengerjakan, sehingga siswa baru dengan yang telah diketahui siswa
memiliki keyakinan mampu mengerjakan yakni dengan membantu mereka membuat
dan muncul persepsi positif terhadap materi analogi, membuat gambar yang mewakili
yang dipelajarinya. Respon ini muncul aspek penting serta membuat sebuah garis
dalam angket respon siswa terhadap besar atau representasi grafis dari informasi
penerapan dimensi belajar Marzano yang yang baru mereka ketahui. Hal tersebut
menyatakan 70% siswa merasa mudah dapat membantu siswa memperoleh dan
dalam menyelesaikan tugas dengan mengintegrasikan pengetahuan secara lebih
keyakinan mampu mengerjakan. Hal efektif “.
tersebut juga didukung penilaian ranah Tahapan ketiga yaitu memperluas dan
afektif. menghaluskan pengetahuan. Tahap ini
Keaktifan siswa dapat dilihat selama dapat membantu siswa dalam berpikir
proses pembelajaran dan pada saat tingkat tinggi yang didukung oleh suatu
presentasi hasil LKS. Ranah afektif siswa lembar kerja siswa (LKS) untuk
ini terlihat pada respon angket siswa yang didiskusikan bersama kelompok. LKS
menunjukkan bahwa 85% siswa merasa diberikan kepada kelas eksperimen dan
puas dengan menerapkan dimensi belajar kontrol untuk membantu dalam proses
Marzano, 84% siswa dapat berperan aktif pembelajaran, namun LKS pada kelas
dalam pembelajaran, 77% siswa menyukai eksperimen mencakup pertanyaan-
bekerja secara kelompok, 62% siswa lebih pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa
mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas untuk membantu memperluas dan
serta 79% siswa menyukai proses menghaluskan pengetahuan. Strategi yang
pembelajaran karena tidak menegangkan dilakukan untuk memperluas dan
dan nyaman. menghaluskan pengetahuan yakni meliputi
Tahapan kedua dimensi pembelajaran pengelompokkan suatu komponen
Marzano adalah memperoleh dan ekosistem, pengklasifikasian,
mengintegrasikan pengetahuan. Pada tahap menganalisis, membuat hipotesis,
ini guru melakukan pengintegrasian merancang suatu percobaan serta membuat
pengetahuan yang dimiliki siswa kesimpulan. Berdasarkan penelitian terlihat
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang siswa mampu mengemukakan akibat serta
akan diperoleh. Dalam proses pembelajaran solusi dari permasalahan yang diberikan.

76
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Dengan hal demikian dapat diketahui memberikan peluang kepada siswa untuk
bahwa siswa mampu memahami materi dan beraktivitas pengambilan keputusan,
menerapkan prinsip ekosistem dengan baik penyelidikan, eksperimen, pemecahan
sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah, dan penemuan”. Pendapat lain
masalah yang diberikan. menurut Rahmat (2007) menyatakan,
Kemampuan siswa dalam memahami “Salah satu indikator bahwa pembelajaran
materi ekosistem dapat terlihat pada nilai di kelas dapat dikatakan bermakna adalah
LKS bahwa kelas yang diberikan perlakuan bila siswa telah dapat menggunakan
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi pengetahuannya dalam memecahkan
dibandingkan dengan kelas kontrol pada masalah yang dihadapinya. Hal ini dapat
setiap pertemuan. dilakukan misalnya dengan memberikan
Berdasarkan hal tersebut, kemampuan tugas-tugas yang menuntut siswa agar
dalam menguasai konsep salah satunya dapat mengambil keputusan, memecahkan
dipengaruhi oleh LKS yang mengarahkan masalah, menciptakan atau menemukan
siswa untuk mengembangkan dan sesuatu, melakukan penyelidikan,
menghaluskan pengetahuannya. Hal ini melakukan percobaan dan menganalisis
didukung oleh nilai kuis yang suatu sistem”. Hal tersebut dapat terlihat
menunjukkan bahwa kelas eksperimen pada angket respon bahwa 81% siswa
memiliki nilai rata-rata yang lebih unggul menyatakan dengan menerapkan dimensi
dibandingkan dengan kelas kontrol. belajar Marzano dapat memudahkan siswa
Tahapan keempat yaitu penggunaan dalam membuat keputusan memilih alat
pengetahuan secara bermakna. Kelas dan bahan serta 82% menyatakan dengan
eksperimen pada penelitian ini menerapkan menerapkan dimensi belajar Marzano
suatu kegiatan praktikum yang bertujuan pembelajaran mengenai materi ekosistem
untuk mengetahui pengaruh komponen menjadi lebih bermakna.
abiotik terhadap komponen biotik dalam Tahapan kelima Tahap kelima dimensi
suatu ekosistem, dimana siswa terlebih belajar Marzano yaitu kebiasaan berpikir
dahulu menganalisis suatu permasalahan produktif. Strategi untuk membiasakan
yang diberikan mengenai pengaruh berpikir produktif salah satunya yakni
komponen abiotik terhadap komponen dengan penugasan yang menantang siswa
biotik. Berdasarkan permasalahan tersebut untuk terbiasa berpikir. Cara yang
guru memberikan suatu rumusan masalah dilakukan untuk membiasakan bepikir
selanjutnya siswa diminta untuk dapat produktif yang diterapkan pada kelas
membuat suatu hipotesis berdasarkan eksperimen salah satunya memberikan
masalah yang telah diberikan dengan penugasan dalam membuat hasil laporan
dibimbing guru. Kemudian siswa diarahkan percobaan yang telah dilakukan
untuk membuat suatu keputusan merancang sebelumnya mengenai pengaruh komponen
alat dan bahan serta cara kerja yang sesuai. abiotik terhadap komponen biotik.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat siswa Kebiasaan berpikir produktif ini dituangkan
mampu memutuskan alat dan bahan serta siswa dalam bentuk membuat laporan hasil
cara kerja yang sesuai untuk membuktikan percobaan. Pada tahap ini siswa membuat
hipotesis dan melakukan percobaan. hubungan antara hasil eksperimen dengan
Melakukan praktikum serta membuat teori yang telah mereka peroleh,
suatu keputusan merupakan salah satu cara mengemukakan argumen atau pendapat
yang dapat membantu siswa memahami berdasarkan hasil eksperimen yang
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal didukung oleh bukti-bukti. Melalui proses
ini sesuai dengan pernyataan Santyasa ini kebiasaan berpikir produktif siswa
(2003), “Strategi untuk mengembangkan dikembangkan. Hasilnya terlihat pada nilai
dimensi penggunaan pengatahuan secara LKS kelas eksperimen memiliki skor yang
bermakna adalah dengan menyajikan tugas- lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
tugas atau masalah-masalah yang berkaitan yang juga didukung oleh penilaian
dengan dunia nyata. Tugas-tugas atau psikomotor khususnya dalam keterampilan
masalah-masalah tersebut akan berpendapat.

77
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Berdasarkan hasil perhitungan rubrik dengan penelitian Rahmat dan Hindriana


psikomotor, kelas eksperimen (2014) yang menyatakan bahwa, “strategi
menunjukkan dalam berpendapat siswa pembelajaran berbasis dimensi belajar lebih
lebih kritis dibandingkan kelas kontrol. baik daripada strategi pembelajaran reguler
Kelas eksperimen memiliki skor rata-rata dalam menurunkan beban kognitif.”
1,52 mengenai keterampilan berpendapat Penelitian Abdullrab dan SridharShing
yakni dalam menyampaikan pendapat (2012) juga menyatakan bahwa “hasil
sesuai dengan masalah yang disajikan, pembelajaran menggunakan Dimensi
menanggapi pendapat setuju atau Belajar memiliki prestasi yang lebih tinggi
menyanggah dengan alasan yang benar dibandingkan dengan menerapkan metode
dengan didukung referensi. Menurut (Ennis konvensional.”
et al; dalam Marzano, 1992:133), “ciri-ciri
kompetensi berpikir kritis yakni: teliti dan 4. KESIMPULAN
cermat, jelas dan mencari kejelasan, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pemikirannya menjadi terbuka, dilaksanakan terdapat beberapa
mengendalikan emosi, mengambil langkah- kesimpulan, diantaranya :
langkah ketika situasi membutuhkan, serta a. Terdapat perbedaan rata-rata hasil
menghargai perasaan dan pendapat orang posttest kelas eksperimen dan kelas
lain”. Hal tersebut didukung angket respon kontrol yakni sebesar 70,62 yang
bahwa 82% siswa menyatakan dengan mencapai kriteria ketuntasan minimum
menerapkan dimensi belajar Marzano dapat yakni sebesar 70 untuk kelas
terbiasa berpikir terhadap tugas pemecahan eksperimen sedangkan rata-rata nilai
masalah yang diberikan. posttest kelas kontrol sebesar 62,47.
Berdasarkan analisis dan pembahasan b. Pengujian hipotesis menghasilkan nilai
diatas dapat disimpulkan bahwa dengan p < 0,05 yaitu 0,00 < 0,05 artinya Ho
menerapkan dimensi belajar Marzano dapat ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut
membuat proses pembelajaran menjadi menunjukkan bahwa ada pengaruh
lebih efektif dibandingkan dengan Implementasi dimensi belajar Marzano
menerapkan metode konvensional dalam terhadap kemampuan penguasaan
membantu siswa menguasai konsep materi konsep siswa kelas VII SMP Negeri 4
ekosistem. Hal ini sependapat dengan Ciawigebang pada materi ekosistem.
pernyataan Judani et al. (2010) bahwa,” c. Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata
metode dimensi belajar cukup efektif posttest dari kedua kelas tersebut
diterapkan dalam matapelajaran Sains. Hal menunjukkan bahwa kelas eksperimen
tersebut disebabkan dimensi belajar memiliki kemampuan penguasaan
Marzano tidak hanya memperhatikan konsep yang baik dibandingkan dengan
dalam pemberian materi saja tetapi kelas kontrol.
memperhatikan aspek-aspek lain seperti: d. Dimensi belajar Marzano dapat
mengembangkan sikap dan persepsi positif, membantu siswa dalam memunculkan
pengintegrasian pengetahuan yang dimiliki persepsi positif, serta dapat
dengan yang akan diperoleh, kemudian mengarahkan siswa untuk berpikir
pengetahuan yang telah diperoleh tingkat tinggi.
diperhalus dan diperluas sehingga proses
pembelajaran akan memiliki makna yang 5. REFERENSI
mengarahkan siswa untuk berpikir Abdulrab, Abdullah H dan M,
produktif. Strategi tersebut dapat SridharSingh N.Y. 2012. Impact of
membantu meminimalisir kesulitan dalam Marzano’s Dimensions of Learning
belajar. Apabila siswa mampu Model on Students’ Science
meminimalisir kesulitan dalam belajar Achievement. Research Scholar in
maka siswa dapat menguasai konsep materi Department of Studies in
dengan baik sehingga akan membantu Education, University of Mysore,
siswa dalam meningkatkan hasil Mysore, India. Jurnal. Vol. 1 hlm
pembelajarannya. Hal tersebut didukung 34-35.

78
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Dahar dan Ratna, Wilis. 2011. Teori-Teori Rahmat, Adi dan Hindriana, Ana Fitri.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: 2014. Beban Kognitif Mahasiswa
Erlangga. dalam Pembelajaran Fungsi
Hindriana, Anna Fitri. 2014. Program Terintegrasi Struktur Tumbuhan
Perkuliahan Fisiologi Tumbuhan Berbasis Dimensi Belajar. Jurnal
Terintegrasi struktur Tumbuhan Ilmu Pendidikan. Jilid 20 hlm 66-
Berbasis kerangka Instruksional 74.
Marzano Untuk Menurunkan Santyasa, I Wayan. 2003. Peluang
Beban Kognitif Mahasiswa. Implementasi Kurikulum Berbasis
Disertasi. Sekolah Pacasarjana, Kompetensi dan Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, Berorientasi Kecakapan Hidup
Bandung. (suatu tinjauan teoretik menurut
Judani, Titi. Supadminah, S dan perspektif teknologi pembelajaran).
Purwaningtyas, M. 2010. Jurnal Pendidikan dan
Penerapan Model Dimensi Belajar Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Edisi Khusus Tahun XXXVI hlm
Siswa SMP Dalam Mata Pelajaran 97-98.
sains. Prosiding Seminar Nasional Syafi’i, wan. Suryawati, E dan Saputra,
Biologi Pembelajaran Sains Dan A.R. 2011. Kemampuan Berfikir
Perkembangan Biologi Di Era Kreatif Dan Penguasaan konsep
Molekuler. Universitas Negeri Siswa Melalui Model Problem
Semarang, Semarang. Based Learning (PBL) Dalam
Marzano, Robert J. 1992. A Different Kind Pembelajaran Biologi Kelas XI
Of Classroom: Teaching with IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun
dimensions of learning. United Ajaran 2010/2011. Jurnal
states of Amerika: Association for Biogenesis Vol.8 No. 1, hlm 1-7.
Supervision and Curriculum
Development.
------------------------.1993. Assessing
Student Outcomes: Performance
Assessment Using the Dimensions
of Learning Model. United states of
Amerika: Association for
Supervision and Curriculum
Development.
Putra R.A. Sudargo F. Redjeki, Sri dan
Adianto. 2014. The Analysis of
Concepts Mastery and Critical
Thinking Skills on Invertebrate
Zoology Course. International
Journal of Science and Research.
Vol. 3 hlm 498-501.
Rahmat, Adi. 2007. Learning Dimensions
Based Teaching. Bahasan Makalah
disampaikan dalam Simposium
Nasional Penelitian Pendidikan
Pusat Penelitian Kebijakan Dan
Inovasi Pendidikan Balitbang-
Depdiknas Hotel Bumikarsa,
Jakarta 25-26 Juli 2007.

79

Anda mungkin juga menyukai