Anda di halaman 1dari 3

Prosiding Diskusi Daring Tematik Nasional 2020

“Pendidikan di Masa Pandemi: Menelaah dari Daerah”


ISBN 978-623-6613-01-6; PUBLIKASI ONLINE 5 SEPTEMBER 2020

Peran Guru Pada Masa Pandemi Covid-19


Tri Sukitman; Ahmad Yazid; Mas’odi
STKIP PGRI Sumenep

Penulis koresponden ABSTRAK


Tri Sukitman Guru merupakan sosok yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah untuk meningkatkan perkembangan anak sesuai dengan kemampuannya. Guru
Dasar, STKIP PGRI Sumenep merupakan fasilitator dalam pembelajaran untuk menunjang perkembangan anak,
apalagi pada masa pandemi Covid-19 guru dituntut harus mampu menunjukkan
Email: kompetensi guru dalam membimbing anak. Pada masa pandemi ini sesuai dengan
tri.sukitman@stkippgrisumenep.ac.id instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekolah harus mampu melakukan
pembelajaran secara daring/online, oleh karenanya baik guru maupun peserta didik
harus mampu melakukan pembelajaran daring/online. Guru harus tetap melaksanakan
tugasnya dalam mengajar dan mendidik anak meskipun tanpa harus bertatap muka
Kata Kunci: langsung dengan peserta didik. Maka sangat diperlukan peran guru dalam menunjang
Peran Guru proses pembelajaran secara daring/online agar pada masa pandemi Covid-19 proses
Pembelajaran belajar anak tidak menjadi terbengkalai dan mereka tetap bisa belajar dengan senang
Pandemi Covid-19 tanpa ada rasa beban dalam proses belajarnya.

Copyright © 2020 DPPs UMM & STKIP PGRI Sumenep

PENDAHULUAN

Pada masa pendemi Covid-19 segala aktifitas perekonomian, sosial, dan bahkan pendidikan sempat
fakum dan tidak ada proses pembelajaran. Sekolah-sekolah banyak yang ditutup agar tidak terjadi
lonjakan penyebaran virus Covid-19 secara signifikan. Seiring dengan keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan surat edaran Pelaksanaan Pendidikan
dalam Masa Darurat Covid-19 pada 24 Maret lalu dimana salah satu kebijakannya yaitu menetapkan
bahwa proses belajar untuk sementara dilakukan secara online dari rumah masing-masing. Dengan
demikian, tidak akan terjadi tatap muka antara guru dengan siswa. Padahal, interaksi guru-siswa
dalam proses pembelajaran sangat penting untuk mengetahui kemajuan proses belajar siswa.
Dengan adanya proses belajar daring, guru harus benar-benar memerhatikan belajar siswa yang
dilakukan secara online.
Pihak sekolah dituntut agar tetap melakukan pembelajaran dengan proses yang sudah tidak
melakukan tatap muka di kelas melainkan dengan pembelajaran daring/online. Kini pembelajaran
yang biasanya berbasis on-site sudah mulai berganti ke on-line dan semuanya sudah mulai berbasis
digital tanpa ada tatap muka dikelas. Dengan demikan, maka guru sebagai fasilitator pembelajaran
harus tetap menjalankan perannya agar proses pembelajaran tetap berlangsung dan anak tetap bisa
belajar meskipun belajarnya via daring/online dari rumah.
Guru diharapkan tetap melakukan motivasi belajar kepada anak agar mereka tetap semangat belajar
meskipun dalam suasana pandemi. Sukitman (2018) menjelaskan bahwa Guru sebagai salah satu
objek pembelajaran harus mampu dan dituntut untuk berperan aktif dalam pembentukan motivasi
siswanya agar tetap mampu menyerap apa yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar
berlangsung. Banyak anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika
seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai
hasil-hasil yang semula tidak terduga.
Peran guru dalam pembelajaran tidak dapat tergantikan meskipun dalam suasana pandemi peran
teknologi yang diutamakan. Teknologi hadir sebagai jembatan dalam mempermudah guru dalam
mengajar pada era pandemi. Namun kenyataannya, ada banyak problem yang terjadi dilapangan.
Masih banyak kendala proses pembelajaran dalam masa pandemi oleh karenanya peran guru sangat
dibutuhkan agar peserta didik tetap bisa dimonitor hasil belajarnya.

91
METODE

Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan. Penelitian kepustakaan memiliki beberapa,
diantaranya; pertama penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka, bukan
dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau benda-benda lain.
Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti tidak pergi kemana-mana, kecuali
hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan. Ketiga, data
diperpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh
data dari tangan kedua bukan asli dari tangan pertama dilapangan. Keempat, kondisi data di
perpustakaan tidak dibagi oleh ruang dan waktu (Mestika, 2014).
Kajian kepustakaan yang digunakan literasi dari berbagai macam referensi artikel yang ada dijurnal,
artikel di media online, dan buku referensi lainnya.

PEMBAHASAN

Pada era pandemi Covid-19 pendidikan harus tetap dilakukan agar anak tetap bisa belajar dengan
tenang dan aman. Ujung tombak agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik adalah
dibutuhkannya peran guru yang mampu memahami situasi dan kondisi saat ini, maka dengan
demikian ada beberapa peran guru yang dibutuhkan pada masa pandemi, yaitu:

1. Motivator
Motivasi sangat dibutuhkan dalam setiap aktifitas belajar anak. Motivasi merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Salah satu factor berhasilnya anak dalam belajar
adalah dengan adanya motivasi. Pada masa pandemi Covid-19 motivasi dan dorongan guru kepada
peserta didik sangat dibutuhkan agar mereka tetap semangat untuk belajar tanpa ada beban. Guru
harus tetap memberikan nasehat-nasehat positif agar peserta didik tidak terlalu takut dan phobia
akan pandemi Covid-19. Dorongan agar tetap semangat belajar agar peserta didik tidak terlalu stress
dengan situasi dan kondisi saat ini.
Sobon (2019) menegaskan dalam pembelajaran motivasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektivan dalam kegiatan pembelajaran, karena motivasilah yang mendorong
siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar juga berarti sebagai keseluruhan daya
penggerak, pendorong dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang diwujudkan
dalam bentuk adanya kebutuhan, dorongan dan usaha siswa dalam melakukan aktivitas guna
mencapai tujuan.

2. Fasilitator
Keberhasilan peserta didik dalam belajar adalah tujuan utama dari peran guru dalam mengajar. Agar
belajar anak tetap berhasil pada masa pandemi maka guru wajib menfasilitasi peserta didikanya
untuk tetap belajar dengan nyaman dan aman, bukan dengan hanya memberikan tugas yang dapat
memberatkan peserta didiknya dalam belajar. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi
kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat
secara terbuka. Rasa gembira penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat
secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi
yang penuh berbagai tantangan (Mulyasa, 2013).
Dengan demikian maka yang dimaksud sebagai fasilitator adalah guru harus mempersiapkan diri
dalam keadaan apapun termasuk dalam keadaan pandemi saat ini. Jika ada peserta didik yang tidak
bisa mengikuti pembelajaran di kelas dan diharuskan untuk pembelajaran online maka guru harus

94
mampu memfasilitasi pembejaran online tersebut. Jika peserta didik tidak bisa online maka salah
satu contoh adalah guru bisa mendatangi siswa ke rumah atau sebaliknya peserta didik yang datang
ke rumah guru.

3. Transformasi
Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 menuntut para guru untuk mengubah paradigma
pembelajaran yang semula proses pembelajaran on-site beralih kepada online. Biasanya tatap muka
menjadi tatap layar. Semua interaksi menjadi serba digital. Jaringan internet dan tentunya
keberadaan kuota menjadi tulang punggung semua proses tersebut. Kondisi Work from
Home dan Study from Home memaksa semua pihak untuk memaksimalkan proses pembelajaran.
Dengan demikian, guru harus mampu mentranformasi keadaan tersebut menjadikan sebuah
tantangan baru dalam dunia pendidikan yang berbasis digital. Guru harus mampu menginovasi
kebutuhan peserta didik dengan mengoptimalkan pembelajaran berbasis online.

4. Adaptasi
Dahulu guru mengajar dengan menjelaskan dan peserta didik mendengarkan, guru mencatat
dipapan peserta didik mencatat. Namun pada masa pandemi guru diharapkan dapat beradaptasi
dengan situasi dan kondisi. Proses belajar yang dilakukan secara online mengharuskan guru untuk
menguasai teknologi. Guru harus inovatif terhadap media maupun metode yang terus berkembang.
Sesuai dengan keadaan saat ini, guru hendaknya menguasai beberapa cara untuk belajar secara
online, misal melalui zoom, google classroom, wa, line, dan sebagainya. Metode yang diterapkan
juga akan berbeda dari biasanya sebab belajar tidak berlangsung "face to face". Guru harus pintar-
pintar memilih metode yang akan digunakan dalam proses belajar daring ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan bahwa Pandemi Covid-19 tidak menurunkan semangat para guru
dan peserta didik untuk tetap belajar. Semangat belajar tidak lepas dari peran guru dalam
memfasilitasi peserta didiknya agar lebih mudah dalam proses belajar pada masa pandemi. Guru
harus mampu beradaptasi dengan dunia digital agar pembelajaran tetap terlaksana meskipun dalam
keadaan pandemi. Jadi, peran guru tidak dapat tergantikan oleh apapun meskipun pada saat ini era
digital sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Teknologi hadir hanya sebagai pelengkap
dalam proses belajar, semua keberhasilan belajar anak tetap banyak ditentukan oleh peran guru.

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. (2013). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://www.untan.ac.id/peran-pendidik-transformasi-adaptasi-dan-metamorfosis-dunia-pendidikan-di-masa-
pandemi-covid-19/
https://www.kompasiana.com/dewiqraf/5e81872102c9f046bd5b0732/peran-guru-ditengah-pandemi-covid-
19
Sobon, Kosmas. (2019). Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di
Kecamatan Mapanget Kota Manado. Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar. Volume: 3
Nomor:2 Tahun 2019
Sukitman, Tri. (2018). Tafsir Tematik Tentang Motivasi Pendidikan. Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan
Dasar. Volume: 2 Nomor: 1 Tahun 2018.
Zed, Mestika. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

95

Anda mungkin juga menyukai