Anda di halaman 1dari 5

MODUL 4

PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

Kegiatan Belajar 1
Pengertian,klasifikasi, Penyebab Serta Cara Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan

A. Definisi dan Klasifikasi Tunanetra

1.      Definisi legal berdasarkan Peraturan Perundang Undangan


Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah seseorang berhak memperoleh
akses keuntungan tertentu seperti : asuransi tertentu, bebas bea transportasi dan untuk
menentukan perangkat alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Ada 2 aspek yang
diukur :
a.       ketajaman penglihatan
b.      medan pandang
Cara yang paling umum untuk mengukur ketajaman mata dengan Kartu  Snelen yg terdiri
dari huruf huruf atau angka angka yang tersusun berbaris berdasarkan ukuran besarnya.
Klasifikasi ketajaman penglihatan menurut WHO:
Mata normal                : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas       : <6/18 hingga >3/60
Buta                             : <3/60

2.      Definisi Edukasional/Fungsional


Seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat
bantu khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar
Klasifikasi Ketunanetraan:
1.      Klasifikasi berdasarkan waktu
a.       Tunanetra sebelum dan sejak lahir
b.      Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
c.       Tunenatra pada usia sekolah atau pada masa remaja
d.      Tunanetra pada usia dewasa
e.       Tunanetra dalam usia lajut.
2.      Berdasarkan kemampuan daya  penglihatan:
a.       Tunanetra ringan
b.      Tunanetra setengah berat.
c.       Tunanetra berat.
3.      Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
a.       Myopia, adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang
retina.
b.      Hyperopia, adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan
retina.
c.       Astigmatisme, adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena
ketidak beresan pada kornea mata.

B.     Penyebab Terjadinya Tunanetra


1.      Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a.       Penglihatan buruk
b.      Retinanya tdk sempurna
c.       Terlalu peka terhadap cahaya
d.      Matanya terus menerus berkedip
2.      Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian
3.      Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina
4.      Cedera dan radiasi
Perlu pelindung mata pada saat bekerja :
Tukang las, Karyawan pabrik , Petugas foto sinar X pada laboratorium
5.      Devisiensi Vitamin A
kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )
6.      Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual
7.      Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan
berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi
kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata.
8.      Kelainan Mata Bawaan
Yaitu kelainan mata yang berasal dari bawaan lahir:
a.       Anirida : tidak ada iris
b.      Microphthalmos : mata yg sangat kecil
c.       Megalophthalmos : mata yg sangat besar dari lahir
d.      Anophthalmos : tidak ada bola mata
e.       Coloboma : retakan/celah pada iris
9.      Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan jatuh pada
depan retaina. Dapat ditolong dng kaca mata minus
10.  Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola mata yg cepat tanpa disengaja
(di luar kemampuan)
11.  Ophthalmia neonatorum
Yaitu peradangan pada mata bayi yang baru lahir. Penyakit ini merupakan penyebab umum
ketunanetraan Penyakit ini bukan turunan, disebabkan oleh bakteri dari rongga rahim ibu ke
dalam mata bayi.
12.  Penyakit Kornea
Kornea mata merupakan bagian mata yg terdepan berfungsi sbg selaput jendela dan
pelindung tempat lewatnya sinar. Bila kornea mata rusak dapat dilakukan pertolongan
dengan pencakokan kornea mata
13.  Retinitis Pigmentosa
Retinitis pigmentosa adalah sederetan penyakit yang diwariskan secara genetik. Salah satu
ciri dari penyakit ini adalah degenerasi retina mata. Indikasi penyakit tersebut pada awalnya
adalah kesulitan melihat dengan jelas pada kondisi pencahayaan yang kurang terang
(temaram). Gejala ini akan berlanjut dengan penyempitan jarak pandang hingga puncaknya
adalah terjadi kebutaan pada usia paruh baya.
14.  Retinopati Diabetika
Retinopati diabetik merupakan komplikasi kronis diabetes melitus berupa mikroangiopati
progresif yang ditandai oleh kerusakan mikro vaskular pada retina dengan gejala penurunan
atau perubahan penglihatan secara perlahan.
15.  Retinopati of Prematurity
Retina adalah selembar tipis yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian
dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Penderita ini terjadi akibat persalinan dng
pembedahan , luka pada jaringan bola mata, dapat pula karena pembesaran pembuluh darah
pada mata

C.     Pencegahan Terjadinya ketunanetraan


Upaya WHO untuk menghindari kebutaan dapat dilakukan dengan :
a.      Memperkuat program kesehatan dasar mata
b.      Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan ntuk menangani gangguan mata yang
dapat disembuhkan
c.      Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan penyandang tunanetra

Strategi pencegahan terhadap ketunanetraan:


a.       Pencegahan primer, yaitu pencegahan terjangkitnya penyakit
b.      Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan timbulnya komplikasi yg mengancam penglihatan.
c.       Pencegahan tersier, yaitu meminimalisir ketunanetraan

Sepuluh Strategi utama mencegah ketunanetraan


a.       Penggunaan prosedur yang sistematis
b.      Pemberian imunisasi
c.       Perawatan kehamilan yg tepat
d.      Perawatan bayi yg baru lahir
e.       Perbaikan gizi
f.       Pendidikan kepada masyarakat
g.      Penyuluhan genetika
h.      Perundang undangan
i.        Deteksi dini
j.        Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai