Anda di halaman 1dari 24

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

MODUL 9

Pertemuan ke 6
BENTUK BAHAN AJAR

Buku teks

Program audio Handout

Media taktil

Lembar kerja
siswa Surat kabar /
Program video Majalah
Kegunaan buku teks

Referensi Panduan
pembelajaran

Suplemen Bahan
pembelajaran debat/diskusi
(PR)
Komponen-komponen
Buku teks LKS
sebagai bahan ajar sebagai buku kerja siswa
Tujuan: kemampuan yang diharapkan
 Tujuan pembelajaran :
dikuasai siswa
penjabaran SK dan KD
Materi/sumber : informasi tentang
 Uraian materi : bahan-bahan untuk tugas
sajian materi dengan
Waktu : berisi kapan waktu pelaksanaan
contoh dan ilustrasi
dan jumlah waktu untuk mengerjakan
(gambar, diagram, tugas
tabel, atau contoh),
Cara kerja : menyajikan langkah-
tugas atau latihan
langkah yang harus dilakukan siswa
kegiatan (pengamatan,
percobaan, mengunjungi Hasilyang diharapkan : hasil belajar
narasumber, dll) yang harus ditunjukkan siswa

Tindaklanjut : memberikan informasi


 Evaluasi : berisi soal – soal atau tentang kegiatan setelah menyelesaikan
masalah yang harus dikerjakan tugas
Masalah-masalah Kelemahan
Buku teks buku teks
 Informasi yang  Materi tidak sesuai dengan
ketinggalan zaman kurikulum

 Kebenaran materi yang


 Informasi yang salah disajikan sulit
dipertanggung jawabkan
 Tidak bermanfaat  Materi tidak sesuai dengan
perkembangan kognitif
siswa

 Ilustrasi yang kurang tepat

 Penggunaan bahasa yang


tidak sesuai dengan
perkembangan bahasa
siswa
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
menurut Dick, Carey, & Carey (2001:254-
255)
1. Menelaah strategi 6. Menelaah hasil analisis
pembelajaran konteks belajar dan asumsi
tentang sumber belajar
2. Melakukan survey
7. Merancang dan menulis materi
3. Mempertimbangkan bahan bahan ajar berdasarkan
ajar strategi pembelajaran

4. Menentukan materi baru. 8. Menelaah setiap pertemuan


(apabila perlu lanjut langkah pembelajaran
no. 5)
9. Membuat lks
5. Menelaah hasil analisis
tentang siswa & masing- 10. Melakukan evaluasi bahan ajar
masing proses pembelajaran
11. Memperbaiki bahan ajar
Guru menulis sendiri bahan ajar

Kelebihan:
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa
dan kondisi lingkungan.

Kekurangan:
Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman
dalam menulis bahan ajar, waktu dan sumber belajar.

Guru menggunakan bahan ajar yang tersedia

Kelebihan:
Guru tinggal menggunakan bahan ajar yang ada.

Kekurangan:
Tidak semua bahan ajar yang tersedia sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapi guru serta kondisi lingkungan
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar
Dick,
Dick,Carey,
Carey,&&Carey, Ornstein,
Depdiknas, 2004
Carey, Ornstein,1990
1990
2001:
2001:246-247
246-247
1. Tujuan (objective)
1. Filosofis: 1. Berpusat pada
Pencapaian tujuan 2. Keterbacaan
tujuan pendidikan (goal-centered (readibility)
criteria)
3. Kegunaan (unility)
2. Psiko-
2. Target
pedagogis: 4. Kognisi (cognition)
(learner-centered
teori dan criteria)
asumsi tentang 5. Cakupan materi
(content coverage)
proses 3. Konteks
terjadinya belajar (context-centered 6. Audio-visual
criteria)
7. Teori belajar
4. Proses belajar (learning theory)
(learning-centered
8. Karakteristik fisik
criteria) (physical
characteristics)
MODUL 10
POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
KB 1. POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

 A.    SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN


WILAYAH
 Kendala proses belajar mengajar yang selama ini
ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan
prasarana penunjang yang ada. Sarana prasarana
pendidikan merupakan salah satu komponen yang
menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan
pendidikan. Bagi yang mengajar di daerah geografis
terpencil sarana prasarana kurang mendukung sehingga
yang materi yang disampaikan adalah kenyataan yang
ditemukan setiap hari. Bagi yang mengajar di daerah
yang telah dilengkapi dengan sarana prasarana maka
akan lebih mudah dan maju.
 Yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana
bagi suatu sekolah, yaitu:
 1.       Letak geografis yang jauh sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi
yang memadai,
 2.       Kurangnya sinkron informasi antar instansi yang
terkait,
 3.       Sarana yang ada tidak mampu menampung
banyaknya jumlah siswa,
 4.       Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah
karena kombinasi keterbatasan sarana, dukungan
keluarga dan keramahan alam.
  
METODE PEMBELAJARAN
 Ada beberapa alasan banyak guru belum
kompeten yaitu
 1.     Guru belum menguasai bahan ketika
belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang
bukan bidangnya,
 2.     Banyak guru yang dalam mengajar hanya
menggunakan model yang sama, mereka
kurang menguasai berbagai model
pembelajaran yang sesuai perkembangan anak
didik dan sesuai teori pendidikan yang baru.
KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

 Perbandingan antara guru yang mengajar di


daerah terpencil dengan guru yang mengajar
di kota sangat jauh. Dari segi kuantitas,
jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi
sisi pemerataan dan kualitasnya belum
sesuai.
KB 2. PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN YANG
DITERAPKAN DI SEKOLAH DASAR
A.    PEBELAJARAN KONTEKSTUAL
 Pembelajaran Konstekstual adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan
anatara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan anatar
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Pembelajaran Konstektual adalah salah satu
strategi pembelajaran yang berhubungan
dengan :
 1.     Fenomena kehidupan sosial masyarakat,

bahasa, lingkungan hidup, harapan dan cita


tumbuh.
 2.     Fenomena dunia pengalaman dan

pengetahuan murid.
 3.     Kelas sebagai fenomena sosial.
 Pembelajaran Konstekstual melibatkan
7  komponen utama pembelajaran efektif
yaitu :
 1.     Konstruktivisme( constructivism)
 2.     Bertanya (questioning)
 3.     Menemukan (inquiry)
 4.     Masyarakat belajar (learning community)
 5.     Pemodelan (modeling)
 6.     Penilaian sebenarnya (authentic

assessment)
PEMBELAJARAN PAKEM
 PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang didefinisikan sebagai
pembelajaran yang partisipatif, aktif,kreatif, efektif, dan menyenangkan. PAKEM
berusaha memfasilitasi siswa agar lebih banyak mengalami belajarb bersama
dengan berbagai karakter manusia sehingga siswa lebih siap terjun ke
masyarakat.

 PAKEM dalam perspektif guru adalah, guru aktif memantau kegiatan belajar


siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan
mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif mengembangkan kegiatan yang
beragam, dan membuat alat bantu belajar sederhana.  Efektif, sehingga
pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran, dan menyenangkan ,yaitu anak
tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.

 PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa aktif bertanya, mengemukakan


gagasan, kreatif, merancang / membuat sesuatu, dan menulis /
mengarang, efektif, menguasai ketrampilan yang diperlukan,
dan menyenangkan sehingga siswa berani mencoba / berbuat , berani bertanya,
berani mengemukakan pendapat.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN
KOLABORATIF
 Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok yang
bersifat heterogen (kemampuan, suku dan budaya, serta jenis kelamin).
Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif mengutamakan kerja
sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk mencoba
menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai
macam perbedaan karakter yang ada.
 Menurut Nur (http://www.duniaguru.com) semua model pembelajaran,
termasuk kooperatif dan kolaboratif ditandai dengan adanya struktur
tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang berbeda antara
model pembelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
 Model pembelajaran ini didasarkan pada teori
konstruktivisme yang dikembangkan Vygotsky (sosial dan
emosional) yang menyimpulkan bahwa siswa mengonstruksi
pengetahuan atau menciptakan makna atas dasar pemikiran
dan hasil interaksi dalam sustu konteks sosial.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan
aktivitas mengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk
pemahaman melalui penciptaan kegiatan, pembangkitan
penghayatan, internalisasi, proses penemuan jawaban
pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi
yang berlangsung secara dinamis, atas dasar keberagaman
pemikiran sebagai wujud nyata perbedaan yang ada di
antara para siswa.
Ilustrasi:
 Pak Gun adalah guru kelas 6 di sebuah SD di daerah yang mata pencaharian
penduduknya adalah menyadap nira kelapa kemudian diproses menjadi gula jawa.
Jumlah siswa kelas 6 yang diajar pak Gun berjumlah 25 siswa. Suatu ketika, dalam mata
pelajaran IPS, Pak Gun mengajarkan materi sumber daya alam dan rangkaian kegiatan
ekonomi. Aktivitas pembelajaran yang dipilih adalah dengan menugaskan secara
kelompok, yang masing-masing terdiri atas 5 siswa, untuk mengidentifikasi siklus
perekonomian yang menjadi mata rantai di desa mereka selama satu minggu. Dari 5
kelompok yang terbentuk, Pak Gun memberikan tugas yang berbeda. Kelompok 1-2
diberi tugas mendeskripsikan manfaat industri pengolahan gula jawa dalam
menciptakan lapangan pekerjaan masyarakat. Kelompok 3-4 diberi tugas untuk
mengevaluasi harga gula jawa di tingkat perorangan, tengkulak, dan harga pasaran.
Sementara kelompok 5 diberi tugas untuk melihat risiko yang dihadapi penyadap ketika
melakukan aktivitas keseharian di musim hujan. Dalam paparan tiap kelompok,
masing-masing kelompok mengajukan argumen masing-masing ada yang pro dan ada
yang kontra. Kelompok 3 menganggap bahwa tengkulak menjadi sumber malapetaka
yang memainkan harga hula jawa, sedangkan kelompok 4 berpendapat bahwa
tengkulak justru membantu memudahkan para warga menjual gula jawa hasil
olahannya. Pak Gun memberikan ulasan yang sangat positif bahwa semua hasil
pendeskripsian yang mereka sampaikan benar. Pak Gun justru senang dengan adanya
perbedaan pendapat antara siswa. Pak Gun kemudian menyimpulkan bahwa terdapat
sisi positif dan negatif adanya tengkulak bagi penyadap nira. Selain mendapatkan
keuntungan yang kecilkarena sudah dililit sistem ijon, mereka tidak ada piliha lain
karena memang itulah mata pencaharian yang layak untuk mereka dengan kondisi desa
yang berbukit-bukit, tanah pertanian memang tidak bersahabat.
  
 Terdapat lima langkah yang telah dilakukan Pak Gun dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif:
 1.     Pembelajaran berbasis masalah, karena di awal pembelajaran
siswa diminta mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu dam
siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, yaitu mata
rantai kehidupan para penyadap nira kelapa. Dalam hal ini Pak Gun
merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah
yang ada serta mengarahkan siswa bertanya, membuktikan asumsi,
dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka.
 2.     Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman
belajar, karena Pak Gun memberikan penugasan yang dapat dilakukan
dari berbagai sudut pandang dalam konteks kehidupan para penyadap
nira kelapa di lingkungan tempat tinggal, yaitu bagaimana para
masyarakat dihadapkan pada pilihan pekerjaan menjadi penyadap nira
dan permasalahan yang menyertainya.
 3.     Pemberian aktivitas kelompok, karena aktivitas belajar yang dilakukan oleh
anak secara berkelompok selama satu minggu untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan Pak Gun dapat memperluas perspektif serta membangun interpersonal
untuk berhubungan dengan orang lain. Pak Gun membagi siswa menjadi 5
kelompok merupakan strategi yang tepat untuk mengefektifkan hasil yang
diharapkan.
 4.     Pembuatan aktivitas belajar mandiri, karena Pak Gun secara tidak langsung
telah mengarahkan para siswa untuk mencari, menganalisis dan menggunakan
informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran kontekstual yaitu siswa harus mengidentifikasi masalah yang
menjadi penugasan, menyediakan waktu yang cukup, menyusun refleksi, serta
berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya dapat melakukan proses
pembelajaran secara manduru bersama kelompoknya ( independent learning).
 5.     Penerapan penilaian autentik, karena yang dilakukan Pak Gun di akhir
pembelajaran sudah membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan
kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu sehingga
dapat membantu siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
 Hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan pembelajaran yang efektif, yaitu
mempersiapkan dalam bentuk analisis
masalah di lingkungan sekitar yang
disesuaikan dengan silabus, kemudian
mengidentifikasi kompetensi yang akan
dicapai untuk memilih model pembelajaran
yang tepat. Selain itu, guru harus
memberikan penghargaan kepada siswa.
Terima Kasih
Thank you
for your attention^^

Anda mungkin juga menyukai