Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Belajar 3

Perbedaan Individu Orang Dewasa

A. Perbedaan dalam Minat


Berdasarkan penelitian ahli, minat yang beragam dapat dibagi dalam tiga kategori:
1. Minat pribadi
Minat pribadi; yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa.
Minat pribadi yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan
bertambahnya tugas dan tanggung jawab di tempat kerja, di rumah, atau pada masa orang tua,
minat egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat sosial mulai berkembang.
a. Penampilan

Penampilan fisik yang diminati meliputi tinggi dan berat badan serta raut wajah. Untuk
keperluan fisik itulah maka banyak orang dewasa yang mempelajari cara-cara diet, melakukan
olahraga, dan mempelajari cara-cara penampilan diri yang menarik.

Dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang
menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang
menyenangkan bagi pemiliknya. Salah satunya adalah kemudahan dalam berteman.

b. Pakaian dan perhiasan


Orang-orang dewasa sangat sadar bahwa keberhasilannya dalam hubungan sosial dan
berbagai idang kegiatan, banyak dipengaruhi oleh penmapila pakaian dan perhiasannya.
Karena itu, kalau banyak waktu digunakan dan banyak uang yang disalurkan untuk
kepentingan pakaian dan perhiasan orang dewasa. Disepakati oleh banyak ahli bahwa pakaian
dan perhiasan juga punya makna sebagai symbol status. Hal ini menentukan tinggi rendahnya
status dan penentu tingkat kelas sosial-ekonomi yang bersangkutan.
Ada tiga peranan pakaian dan perhiasan menurut para ahli psikologi, yaitu:
1) Alat kompensasi, pakaian digunakan untuk menutupi ketidakpuasan orang dewasa
terhadap penampilan fisik atau prestasi lainnya.
2) Alat identifikasi, digunakan oleh remaja atau dewasa. Bagi orang dewasa,
identifikasinya cenderung diarahkan pada kelompok-kelompok yang dikagumi atau
dinilai punya status sosial tinggi.
3) Alat regresi, digunakan untuk alat menutupi ketuaan sehingga seseorang dalam usia itu
dapat nampak seperti muda lagi.
c. Uang
Orang dewasa lebih tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya.
Mereka berminat mengelola pendapatan dan pengeluaran keluarga.
d. Agama
Orang dwwasa umumnya menaruh cukup perhatian pada agama, orang tua sering
merasa bahwa mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anaknya merupakan
tanggung jawab moral sebagai orang tua. Factor-faktor yan g mempengaruhi kuat tidaknya rasa
keagamaan orang dewasa:
1) Jenis kelamin
2) Kelas sosial
3) Lokasi tempat tinggal
4) Latar belakang keluarga
5) Minat religious teman-teman
6) Pasangan dari iman yang berbeda
7) Kecemasan dan kematian\
8) Pola kepribadian
2. Minat rekreasi
Istilah rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis sesudah lelah bekerja atau sesudah
mengalami keresahan psikologis. Fungsi rekreasi sama dengan fungsi bermain pada masa
kanak-kanak. Meskipun demikian, rekreasi orang dewasa lain dari permainan kanak-kanak
ataupun remaja.
Ada beberapa sebab utama mengapa rekreasi menjadi maslah penyesuaian besar.
Pertama, sewaktu mereka masih sekolaj, berbagai bentuk rekreasi disedikan bagi mereka,
dengan biaya sangat rendah. Kedua, orang tua maupun guru-guru mereka mendesak agar
mereka mengikuti berbagai bentuk rekreasi itu sebagai bagian yang penting dari kehidupan
sekolah. Ketiga, sekolah memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk serta mengawasi
kegiatan-kegiatan rekreasi itu sehingga anak-anak memperoleh kepuasan dari kegiatan-
kegiatan yang menyenangkan itu.
Factor yang mempengaruhi rekreasi orang dewasa, diantaranya;
a. Kesehatan
b. Waktu
c. Status perkawinan
d. Jenis kelamin
e. Penerimaan sosial
3. Minat sosial
Semua orang dewasa mesti memiliki posisi dalam kehidupan sosial. Orang dewasa
normal memiliki minat an keinginan-keinginan untuk lebih berarti, lebih berdaya guna bagi
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, orang dewasa mempunyai minat sosial yang
mengarahkannya pada aktivitas-aktivitas sosial.
Beberapa factor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa adalah
sebagai berikut:
a. Mobilitas sosial
b. Status sosial ekonomi
c. Lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
d. Kelas sosial
e. Lingkunngan
f. Jenis kelamin
g. Umur kematangan seksual
h. Urutan kelahiran
i. Keanggotaan dari tempat ibadah
B. Kepribadian
Ciri-ciri orang kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan
lingkungannya, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku,
tau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, atau konsisten tidaknya
tindakan dalam mengahadapi situasi lingkungan yang serupa atau berbeda-beda.
2. Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-
rangsangan yang datang dari lingkungannya.
3. Siakp yang mengacu pada positif atau negative atau ambivalensinya sambutannya terhadap
objek-objek (orang, benda, peristiwa, norma, atau nilai etis, estetis, dan sebagainya).
4. Stabilitas emosiaonal, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis,
dan putus asa.
5. Tanggung jawab yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari
resiko, atau tindakan perbuatannya.
6. Sosiabilitas, yang mengacu pada keterbuakaan atau ketertutupan dirinya serta
kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.
Secara implisit telah dikatakan bahwa kepribadian itu dipengaruhi oleh factor hereditas
dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya antara lain melalui proses belajar.
Sebagian lagi bergantung pada perkembangan umur individu orang dwwasa yang
bersangkutan. Dengan demikian, maka interelasi serta interdepedensi dari tiga factor tersebut,
dapat digambarkan secara fungsional atau regresional yang formulasinya sebagai berikut:
P= f (H,E,T) atau P = a + bH + bE + bT
P = perilaku atau pribadi
f = fungsi
H = hereditas
E = environment (lingkungan, termsuk belajar)
T = time (waktu, tingkat perkembangan, kematangan)
a = konstanta
C. Kecakapan
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan yang lainnya berbeda. Orang dewasa yang
tampak bertindak secara cepat, tepat, dan dengan mudah, lazim dikenaldikenal orang yang
cakap. Dalam istilah psikologis orang tersebut disebut sebagai orang yang berperilaku
inteligen. Inteligen bukanlah substansi (benda) atau kekuatan yang terletak dalam bagin
tertentu dari tubuh seseorang, melainkan persifatan kualifikasi. Kecakapan sering juga disebut
abilitas, yang dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Kecakapan nyata atau factual, yang mengacu pada aspek kecakapan yang segera dapat
didemonstrasikan dan diuji sekarang juga.
2. Kecakapan potensial, yang mengacu pada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam
diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan kelahiran), yang
dapat berupa abilitas dasar umum (inteligensi) dan abilitas dasar khusus (bakat).
Adapun inteligensi dan bakat orang dewasa itu hanya dapat dideteksi dengan
mengidentifikasi indicator-indikatornya yang dimanifestasikan dalam kualifikasi perilaku
orang dewasa tersebut. Witherington menunjukkan lebih terperinci manifestasi dari indicator-
indikator perilaku inteligen itu sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisien dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemuadahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi
Berdasarkan data dan informasi pengukuran inteligensi, para ahli telah mengadakan
pengelompokkan orang-orang sebagai berikut:
1. Kelompok superior atau jenius, yaitu mereka yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dibandingkan dengan kelompok lainnya.
2. Kelompok normal, yaitu mereka yang rata-rata atau pada umumnya dapat bertindak biasa.
3. Kelompok sub-normal, yaitu mereka yang bertindak jauh lebih lambat dibandingkan yang
lainnya.
Dalam hal kecakapan dasar khusus, orang dewasa dapat dikelompokkan ke dalam
kategori yang memiliki kemampuandasar khusus dalam bidang:
1. Bilangan (numerical abilities)
2. Bahasa (verbal abilities)
3. Titikan ruang (spatial abilities)
4. Titikan hubungan sosial (social abilities)
5. Gerak motoris (motorical abilities)
Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman) ditentukan
oleh:
1. Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego serta besarnya dorongan
kompleks terdesak (Freud)
2. Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler)
3. Kadar rasa harga diri (stern)
4. Pandangan subjektif terhadap partisipasinya dalam lingkungan (rullo May)
5. Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (lewin)
6. Hubungan sosial di masa lalu (rotter & Sullivan)
Kegiatan Kelajar 4

Kebutuhan-Kebutuhan Orang Dewasa

Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang permunculannya sangat


bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan
orang dewasa adapat digolongkan ke dalam lima tingkatan, sebagai berikut:

1. Kebutuhan yang bersifat biologis.


2. Kebutuhan rasa aman.
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial.
4. Kebutuhan akan harga diri.
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik.
Kebutuhan orang dewasa menurut Morgan:
1. Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Apabila Maslow mengemukakan 5 kebutuhan orang dewasa dan Morgan
mengemukakan 4 kebutuhan orang dewasa, Murray dan Edwards mengungkapkan 15 aspek
kebutuhan orang dewasa sebagi berikut:
1. Kebutuhan berprestasi (achievement)
2. Kebutuhan rasa hormat (deference)
3. Kebutuhan keteraturan (order)
4. Kebutuhan memperhatikan diri (exhibition)
5. Kebutuhan otonomi (autonomy)
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation)
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception)
8. Kebutuhan berlindung (succorance)
9. Kebutuhan dominan (dominance)
10. Kebutuhan merendah (abasment)
11. Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
12. Kebutuhan perubahan (change)
13. Kebutuhan ketekunan (endurance)
14. Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality)
15. Kebutuhan agresi (aggression)
Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut merupakan perpaduan antara kebutuhan
yang bersumber pada dirinya dan tujuan lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut, orang dewasa dituntut untuk mampu melaksanakan tugas-tugas
perkembangan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tugas-tugas perkembangan masa dewasa antara lain:
1. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa/muda
a. Mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama.
b. Memperoleh atau memulai suatu pekerjaan.
c. Memilih pasangan.
d. Mulai memasuki pernikahan.
e. Belajar hidup keluarga.
f. Mengasuh dan mendidik anak.
g. Mengelola rumah tangga.
h. Memperoleh kemampuan dan kemantapan karier.
i. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
j. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
2. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya
a. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama.
b. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara.
c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.
d. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
apsep fisik (penurunan kemampuan atau fungsi).
e. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga.
f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier.
g. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
3. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa lanjut (masa tua)
a. Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran agama.
b. Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan.
c. Menyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya penghasilan keluarga.
d. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
e. Membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia.
f. Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga (anak,
menantu, cucu).

Khusus mengenai hidup berkeluarga masa dewasa, terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. Kebutuhan individu pada satu pihak dan
tugas perkembangan lain pada lain pihak. Perpaduan antara keduanya menimbulkan energy
yang membangkitkan gerak bagi individu-individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga.
Diantara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk
hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan psikologis.
Tetapi dari segi psikologis, kebutuhan utama dan terkuat berkeluarga bagi orang dewasa adalah
kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan, dan persahabatan.

Anda mungkin juga menyukai