Istilah yang akan dikaji maknanya mencakup istilah yang pernah digunakan di Indonesia dan
yang sekarang kita gunakan, seperti Pendidikan luar biasa, anak luar biasa, keluarbiasaan,
Pendidikan khusus, kebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus dan istilah dalam Bahasa
Inggris, seperti: impairment, exceptional children, disability, dan disorder.
ALB merupakan anak yang mempunyai sesuatu yang luar biasa yang secara signifikan
membedakannya dengan anak-anak seusianya pada umumnya. Keluarbiasaan anak tersebut
dapat positif dapat pula negatif.
Dalam PP No. 17/2010 Pasal 29 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, ALB
disebut peserta didik berkelainan.
Pada peserta didik berkelainan, kekurangan atau kelebihan sangat signifikan sehingga
menunjukkan perbedaan yang sangat jelas dengan anak-anak normal pada umumnya.
Keluarbiasaan juga berpengaruh terhadap layanan Pendidikan agar mengembangkan
potensinya secara optimal.
ABK dalam Bahasa Inggris disebut special need children, special need student atau child
with special need.
Sesuai UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas ABK dapat dimaknai sebagai anak yang karena
kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa
memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
Alasan utama istilah-istilah terus berubah adalah menekankan sisi positif anak. Setiap anak
mempunyai potebnsi yang dapat berkembang optimal namun memerlukan bantuan khusus
agar kesulitan dapat diatasi, bantuan khusus ini yang disebut sebagai kebutuhan khusus.
ABK dijadikan istilah umum untuk semua anak yang mempunyai kebutuhan khusus karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial,dan/kecerdasan atau bakat yang dimilikinya dan
1
untuk menggangtikan berbagai istilah yang selama ini digunakan yaitu anak luar biasa dan
peserta didik berkelainan.
Dalam Bahasa Inggris istilahnya sangat banyak, yaitu:
Kita semua berusaha agar istilah yang digunakan untuk anak-anak memberi konotasi
positif. Istilah ABK memerlukan waktu untuk mengenalkannya hingga terbiasa dipakai
masyarakat.
B. Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan Khusus
PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendididkan Pasal 129 ayat 3
menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motoric,
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang dan zat adiktif lain, serta yang
memiliki kelainan lain.
Dalam Sisdiknas anak berbakat dimasukkan kategori anak berkebutuhan khusus namun
dalam PP ini tidak.
Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan khusus dibagi menjadi dua kategori, yaitu
kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi diatas normal dan kebutuhan khusus yang
terkait di bawah normal.
Jika kelainan diatas normal hanya dikenal dengan satu istilah maka kelainan dibawah normal
ada beberapa istilah, karena memang kelainannya sangat beragam.
2
Jenis-Jenis Kelainan di bawah normal :
1. Tunanetra
Tunanetra berarti kurang penglihatan. Guru harus mampu mengidentifikasi gangguan yang
dialami oleh siswa di kelasnya sehingga dapat memberikan treatment yang tepat kepada
siswa.
2. Tunarungu
Tunarungu merupakan gangguan pendengaran, mulai yang ringan sampai yang berat. Guru
diharapkan mampu mengidentifikasi keberadaan anak-anak ini sehingga bantuan/layanan
khusus bagi mereka dapat dirancang.
3. Gangguan komunikasi
Dalam Bahasa Inggris disebut communication disorder, merupakan gangguan yang cukup
signifikan karena kemampuan komunikasi merupakan modal untuk berinteraksi dengan orang
lain.
Secara garis besar gangguan komunikasi dibagi 2, yaitu:
a. Gangguan bicara (karena kerusakan organ bicara),
Gangguan bicara atau disebut tunawicara dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran
yang terjadi sejak lahir atau kerusakan organ bicara, missal lidah terlampau pendek
sehingga anak tidak dapat memproduksi bunyi secara sempurna. Adapun kerusakan
pendengaran yang terjadi sejak lahir, karena yang bersangkutan tidak pernah mendengar
suara sehingga tidak mengenal suara.
b. Gangguan Bahasa (speech disorder dan language disorder)
Gangguan Bahasa ditandai dengan munculnya kesulitan bagi anak dalam memahami dan
menggunakan Bahasa, baik dalam lisan maupun tertulis.
Gangguan Bahasa terdiri dari 3 jenis, yaitu:
Ke dalam kelompok ini penderita epilepsy, cerebral palsy, kelainan tulang belakang,
gangguan pada tulang dan otot, serta yang mengalami amputasi.
6. Tunalaras
Tunalaras digunakan sebagai padanan dari istilah behaviour disorder. Kelompok ini sering
disebut mengalami gangguan emosi (emotionally disturbance). Gangguan ini misalnya suka
menyakiti diri sendiri (mencabik pakaian/ memukul kepala) menyerang teman (agresif),
autistic, Attention Defisit Disorder (ADD) yaitu tidak mampu memusatkan perhatian,
Attention deficit Hyperactive Disorder (ADHD) yaitu ketidakmampuan memusatkan
perhatian disertai hyperactive.
7. Anak Berkesulitan Belajar
Anak Berkesulitan Belajar yaitu anak yang mengalami learning disabilities (kesulitan
belajar).
Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mental cakupannya,
gangguan perhatian, ingatan, motoric dan persepsi, berbahasa dan berpikir.
b. Kesulitan belajar akademik yang mencakup kesulitan membaca, menulis dan
berhitung.
Faktor penyebabnya :
8. Tunaganda
Tunaganda yaitu mereka yang menyandang lebih dari satu jenis kelainan. Misalnya
penyandang tunanetra dan tunarungu sekaligus. Penyandang tunadaksa disertai tunagrahita
atau bahkan tunadasa, tunarungu dan tunagrahita sekaligus.
Oleh karena itu perlu kompleksnya layanan Pendidikan yang diperlukan agar mereka optimal.