Anda di halaman 1dari 4

ASPEK ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan


fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan
munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan
jenis; dan (4) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinasi saraf pusat dan otot. Dimulai dengan gerakan kasar
yang melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan
lain lain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi gerakan halus, seperti meraih,
memegang, melempar, dan sebagainya yang keduanya diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai suatu yang wajar. Hal tersebut dianggap sebagai suatu kemampuan
otomatis, sehingga perkembangannya kurang diperhatikan.

Pencapaian kemampuan tersebut mengarah pada pembentukan keterampilan.


Keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Keterampilan motorik halus,
seperti keterampilan kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan
sebagainya; (2) Keterampilan motorik kasar, meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti
berjalan, berlari, naik dan turun tangga, melompat dan sebagainya. Perkembangan
keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi
secara keseluruhan. Pada perkembangan peserta didik, perkembangan fisik-motorik
memegang peran yang sangat penting sebab proses tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Selain itu mempengaruhi aspek
perkembangan yang lainnya, misalnya perkembangan kognitif, sosial, dan emosi.
Bukankah selama ini kita kenal pribahasa “Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
sehat”. Bagi peserta didik yang usia remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
optimal secara langsung mampu mempengaruhi keterampilan anak dalambergerak.
Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung, berupa berpengaruh terhadap cara
pandang atau penyesuaian diri anak tersebut terhadap dirinya sendiri dan oranglain.
Menurut jean piaget, Tahap-tahap perkembangan kemampuan kognitif manusia
terbagi dalam beberapa fase. Piaget membagi perkembangan ke-mampuan kognitif
manusia menurut usia menjadi 4 tahapan. Yaitu:

1. Tahap sensori (sensori motor) Perkembangan kognitif tahap ini terjadi pada
usia 0-2 tahun. Kata kunci perkembangan kognitif pada dirinya sendiri.
Artinya anak memiliki kemampuan untuk menangkap segala sesuatu melalui
inderanya. Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan apa yang
diperbuatnya.
Pertanyaan:
( Apakah anak anda sudah bisa merespon suara ketika dipanggil ?)
2. Tahap praoperasional (preoperational)

Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-7
tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata
dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi inderawi
dan tindakan fisik.

Pertanyaan:

( Bagaimana respon anak bapak/ibu ketika melihat pemandangan seperti


pegunungan atau pantai)

3. Tahap operasi konkrit (concreteoperational). Pada tahap ini akan dapat


berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk bentuk yang berbeda.
Pertanyaan ( Apakah anak bapak/ibu jika diberi mainan yang berbeda beda
ukuran, bisa mengurutkan dari benda terkecil hingga terbesar?)

4. Tahap operasi formal (formal operational) Tahap operasi formal ada pada
rentang usia 11 tahun-dewasa. Pada fase ini dikenal juga dengan masa remaja.
Remaja berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih idealistic.
Data Narasumber dan Subjek

Nama Narasumber (Ibu) : Siti Rodiyah ( Diyah)


Usia : 28 Tahun
Nama Subjek : Barra Pradifta Abrar
Usia : 3 Tahun 5 Bulan

Berikut verbatim wawancara saya dengan narasumber yang bernama Diyah,


ibu dari Barra. Wawancara ini saya lakukan di depan teras rumah Mbak Diyah.

VERBATIM WAWANCARA

Mahasiswa : “ Mbak diyah, gimana kabarnya mbak ?“


Narasumber : “ Oh iya dek, alhamdulillah baik”
Mahasiswa : “ Mbak maaf ya kalok aku ganggu waktunya mbak, aku mau
minta waktu, sebentar buat nanya beberapa hal yang ingin aku
tanyak in, tentang perkembangan kognitif anaknya mbak. “
Narasumber :” Oh, iya dek gak papa, silahkan”
Mahasiswa :” Okey jadi gini mbak, pertanyaan nya itu seputar
perkembangan tumbuh kembang lognitif anak mbak Diyah
saat ini.”
Narasumber : “ Oh, gitu ya. Oke baik baik ”
Mahasiswa :” Yang pertama apa anak mbak Diyah ini bisa merespon
ketika dipanggil atau mendengar suara suara lain?”
Narasumber :” Iya, dek dia itu kalau dipanggil sebenarnya tau dan mengerti.
kalau saya panggil namanya dia langsung menoleh, tapi kalau
dia sedang asyik main atau fokus sama sesuatu kadang dicuekin
gitu. Dan untuk suara lain misalnya dia dengar suara suara
disekitarnya, barusan dia dengerin suara mesin parutan kelapa,
dia langsung mencari dan ingin tau suara apa itu, gitu katanya”
Mahasiswa :” Okey, jadi adek nya cukup responsif ya mbak ya kalau
denger suara suara disekitarnya ?”
Narasumber :” Iya dek, soalnya anaknya itu agak kepo an hehe”
Mahasiswa :” Oke mbak,, lalu gimana respon adek nya, ketika lihat lihat
pemandangan seperti pegunungan, pantai, sawah atau
pemandangan alam lain ?”
Narasumber :” Nah kalau itu dia suka bengong liatin pantai, dia tipe yang
suka ngamatin hal hal atau pemandangan yang baru dia jumpai.
Tapi setelah itu dia banyak nanyak, “ Ma itu apa, Ma itu kok
bisa bukitnya tinggi, kok bisa ada sawah gimana naruh
rumputnya “ ya kayak gitu dah. Intinya dia mesti tanya semua
hal yang dia lihat yang menarik disekitarnya.”
Mahasiswa :” Oke, hehe jadi adeknya juga aktif sekali ya mbak?”
Narasumber :” Iya dek, dia itu anaknya kepo an, semua hal ditanya in terus”
Mahasiswa :” Oke baik mbak, nah selanjutnya. Kalau adeknya diberi
mainan yang berbeda beda misal ukurannya kayak puzzle atau
yang lain lain, bisa mengurutkan dari benda terkecil hingga
terbesar?”
Narasumber :” Wah, kalau itu hampir tiap hari dek, saya kalau beliin mainan
dia itu selalu yang edukatif, seperti puzzle, balok balok, mainan
angka, dll. Soalnya dia itu dari umur kurang satu tahun suka
nyusun barang barang, terkadang make up dibawah, diatas
meja saya ditata in di meja saya.”
Mahasiswa :” Berarti kemampuan kognitif adeknya ini sangat cepat
berkembang ya mbak, dia juga cukup cerdas kalo dilihat cara
nya dia bicara.”
Narasumber :” Yaitu dek, kadang saya capek jawab in pertanyaan yang aneh
aneh, tapi bagaimana lagi, kalau gak dijawab dia terus terusan
ngoceh dan bertanyak terus.”
Mahasiswa :” Okey mbak, Cukup itu saja pertanyaan yang saya tanyakan
tentang perkembangan kognitif adeknya ini, Terima kasih
jugakk buat waktu yang mbak Diyah berikan kepada saya. Ada
kala kurang dan lebih baik dari sikap maupun perkataan saya
mohon maaf ya mbak ya.Sekali Lai terima kasih banyak
Narasumber :” oh Iya dek sama sama.”

Anda mungkin juga menyukai