1. metode pencampuran
Caranya semua komponen salep dicampur bersama sampai
sediaan homogen
Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari porselen
a) pencampuran bahan padat
Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau bisa juga
digunakan spatula dari karet yang keras
Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa serbuk digerus
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk
sampai homogen
b) pencampuran cairan
Penambahan bahan cairan atau larutan obat akan mengalami
kesulitan untuk basis yang berlemak, perlu diperhatikan
pemilihan basisnya
:
1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi:
- kelarutan
- koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan
obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya dalam
air , untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam
sediaan harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit,
perlu diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit)
- titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
2. Karakterisrik fisik bahan aktif
- warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton), dan
distribusi ukuran partikel
-densitas
-viskositas
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi
4. Toksisitas zat aktif
5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme,
bioavailability, waktu paruh eliminasi)
6. Sifat bahan tambahan
Perlu diperhatikan :
1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula, semakin
banyak akan semakin banyak pula yang dapat
mencapai stratum korneum, sampai diperoleh
konsentrasi jenuh
2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum
korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif dalam
salep lebih mudah larut dalam stratum korneum
dibandingkan di dalam formulanya