Anda di halaman 1dari 42

Penggunaan Metode Diskusi dan Penemuan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII

MTs. MIFTAHUL ULUM DATARA 2020 / 2021

MTs Miftahul Ulum Datara 2019 / 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang menanamkan dasar keimanan pada

seseorang. Aqidah akhlak merupakan keadaan batin seseorang yang menjadi sumber

ahirnya suatu perbuatan. Oleh karena itu, dalam menjalin suatu hubungan antar sesama

manusia harus dilandasi dengan akhlak yang karimah. Karena akhlak ini tidak hanya

dirasakan oleh manusia itu sendiri dalam kehidupan, namun juga dalam kehidupan

keluarga dan bermasyarakat serta bernegara. Akhlak merupakan suatu hal yang

membedakan antara manusia yang satu dengan manusia ainnya, akhlak yang mulia

adalah perhiasan sesudah iman dan taat kepada Allah SWT dan dengan akhlak ini maka

terciptalah kemanusiaan manusia itu.

Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk membentuk keimanan dan

perkembangan perilaku dari setiap peserta didiknya, pembelajaran ini akan berhasil

dilaksanakan apabila ditunjang dengan penggunaan sarana- prasarana, alat pembelajaran,

media pembelajaran dan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik

dan materi pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam proses ini

akan memudahkan kegiatan penyampaian materi pembelajaran, apabila dirancang

berdasarkan pendekatan pembelajaran yang dipilih.

Jika suatu metode pembelajaran yang akan disampaikan tidak disesuaikan dengan

materi pelajaran, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didiknya maka pembelajaran

tersebut akan menjadi kurang maksimal. Pembelajaran menjadi kurang mengena pada

sasaran dan tidak efektif, sehingga yang terjadi pada peserta didik tersebut adalah suatu

kebosanan, merasa tertekan, dan pembelajaran yang monoton. Apabila hal ini terus

2
dibiarkan maka akan menjadikan suatu masalah yang besar, dan berdampak pada prestasi

belajar dari peserta didik tersebut menjadi menurun, serta mutu pendidikan juga terjadi

perubahan yang signifikan

Dari kenyataan yang ada, guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak masih

menggunakan metode konvensional yaitu ceramah murni. Dengan metode ceramah yang

monoton siswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran dan menjadikan siswa rendah

dalam hasil belajarnya. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi dalam kegiatan

pembelajaran tersebut dengan menggunakan metode yang ebih bervariasi.

Menurut Nana Sudjana Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

Sedangkan M. Sobri Sutikno menyatakan, “Metode pembelajaan adalah cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar menjadi proses

pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara

atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa

untuk mencapai tujuan.

Tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti

yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara

sistematik dan sistemik.

Setiap proses pembelajaran termasuk Aqidah Akhlak, metode pembelajaran

mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

3
Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam

kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai.

Dalam penyampaian materi dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak sering kali

membahas hal yang bersifat abstrak, sehingga dalam menyampaikan

pembelajarannyapun haruslah menggunakan metode pembelajaran yang tepat, dengan

menimbang bahwa peserta didik juga mempunyai keterbatasan dalam kemampuan

berpikir dan menyetap materi yang telah disampaikan oleh guru.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, dapat dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa metode pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode

Diskusi.

Metode pembelajaran diskusi merupakan metode yang prosesnya seperti pesan

berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan

menjelaskannya pada siswa ain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan metode

pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai “penerima pesan‟

sekaligus berperan sebagai penyampai pesan.

Metode pembelajaran diskusi merupakan metode pembelajaran yang menuntut

siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang

masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman

kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan

dalam metode pembelajaran ini.

Dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi pada siswa kelas V I II MTs.

Miftahul Ulum Datara diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan

meningkatkan daya serap peserta didik pada materi Zakat. Serta dalam penggunaan

metode pembelajaran diskusi ini diharapkan memberikan peserta didik kemudahan

dalam memahami tentang zakat, meningkatkan dan menerapkan dalam kehidupan


4
sehari-hari. Dan diharapkan dengan menggunakan metode ini mereka dapat saling

mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya, sehingga hasil belajar yang

optimal dapat tercapai

Sebab belajar dalam kelompok-kelompok kecil, peserta didik dapat ebih bebas

bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami kepada temannya tanpa adanya rasa

takut, malu, maupun rendah diri sehingga pemahaman peserta didik terhadap suatu

konsep akan meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap suatu

konsep diharapkan terjadi peningkatan pula pada hasil belajar dan aktivitas belajar

peserta didik tersebut.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di MTs. Miftahul Ulum Datara

terdapat beberapa masalah yang menjadi kendala guru dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak seperti berikut :

1. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan mata

pelajaran Aqidah Akhlak terutama pada materi Zakat

2. Metode yang digunakan kurang bervariatif sehingga berdampak pada hasil belajar

siswa.

Sedangkan masalah yang ditemukan pada diri siswa antara ain sebagai berikut:

1. Siswa kurang memahami materi Zakat, karena metode yang digunakan Guru dalam

menyampaikan materi Zakat kurang bervariatif.

2. Siswa mengalami kebosanan kemudian kurang memperhatikan mata pelajaran yang

disampaikan oleh guru

3. Siswa belum bisa membedakan arti dan contoh antara Zakat yang satu dengan yang

ainnya. Jika hal ini terjadi terus menerus maka bisa berdampak pada prestasi belajar

peserta didik yang menurun.

5
Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya dalam mengatasi masalah belajar

tersebut, dengan cara memperbaiki metode pembelajaran yang ada dengan menggunakan

metode yang ebih variatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

melakukan penelitian metode pembelajaran dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Materi Zakat Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas VIII MTs.

Miftahul Ulum Datara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan

adalah:

1. Bagaimana implementasi metode pembelajaran diskusi pada materi Zakat pada

siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Ulum Datara ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar pada siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Ulum

Datara setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi pada materi Zakat

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi metode diskusi pada materi Zakat siswa Kelas VIII

MTs. Miftahul Ulum Datara.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa Kelas VIII MTs. Miftahul

Ulum Datara setelah menggunakan metode diskusi pada materi Zakat

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberi manfaat antara ain :

6
1. Bagi Peserta Didik

a. Implementasi metode diskusi dalam materi Zakat dapat memberi nuansa baru

bagi peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar dan berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

b. Penelitian dilaksanakan agar menjadikan pembelajaran yang aktif dan siswa juga

berperan angsung dalam pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran yang

dilakukan akan mudah diingat oleh siswa.

c. Mampu membantu peserta didik menghadapi masalah-masalah baru dalam

kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama dalam masalah Aqidah

Akhlak

d. Siswa bisa mendapatkan suasana belajar baru yang ebih menyenangkan sesuai

dengan karakteristik mereka

2. Bagi Guru

a. Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi seorang guru agar dapat mendorong peserta didiknya untuk ebih

giat belajar. Dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Mendapatkan suatu pengalaman yang baru dari hasil penelitian yang kemudian

dapat angsung diterapkan dalam proses pembelajaran

c. Dengan menggunakan metode baru ini terutama metode diskusi, diharapkan

dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam proses belajar.

d. Penelitian dilaksanakan agar dapat mengevaluasi pembelajaran yang telah

dilakukan, setelah guru dapat mengetahui masalah-masalah yang terdapat

dikelas, maka guru akan berusaha untuk memecahkan permasalahan, sehingga

pembelajaran akan ebih efektif.

3. Bagi Sekolah

7
Dengan mengetahui hasil penelitian ini, hendaknya pihak sekolah memiliki

sikap pro-aktif terhadap usaha guru serta mendukung dan memberi kesempatan

kepada guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar menurut Nana Sudjana (1988; 28), adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento (1995;

2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah aku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan ingkungannya.

Sedangkan menurut Pasaribu (1983;59) belajar diartikan sebagai suatu proses

perubahan kegiatan, reaksi terhadap ingkungan, perubahan tersebut tidak dapat

disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara

seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan. Perubahan kegiatan

yang dimaksud mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah aku. Perubahan ini

diperoleh melalui atihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya

karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara seperti mabuk.

Belajar menurut Engkoswara (1988; 2) adalah suatu proses perubahan tingkah

aku, yaitu dalam bentuk prestasi yang telah direncanakan terlebih dahulu. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu pola penguasaan

terhadap suatu pengetahuan .

1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. Prinsip

dari belajar adalah terjadinya perubahan terhadap diri seseorang. Belajar yang efektif

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada, diantaranya adalah:

seperti yang dikemukakan oleh A. Tabrani ( 1992; 23-24 ) yaitu :


a) Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan.

b) Belajar memerlukan atihan dengan Relearning, Recall, dan Review, agar

pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai, dan yang belum dikuasai akan menjadi

milik peserta didik.

c) Belajar akan ebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat

kepuasan.

d) Peserta didik yang belajar mengetahui apakah ia gagal atau berhasil dalam

belajar.

e) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman

belajar, antara yang ama dan yang baru secara berurutan diasosiasikan .

f) Pengalaman masa ampau dan pengertian yang dimiliki siswa besar peranannya

dalam proses belajar.

g) Kesiapan belajar. Maksudnya peserta didik yang telah siap belajar akan dapat

melakukan kegiatan-kegiatan belajar ebih mudah dan ebih berhasil.

h) Minat dan Usaha. Maksudnya adalah dengan minat dan usaha yang baik akan

mendorong peserta didik untuk belajar ebih baik.

i) Fisiologis. Kondisi badan peserta didik sangat mempengaruhi proses belajar

mengajar.

B. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut

pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191) tes hasil belajar adalah salah satu alat

ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam

6
suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program

pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum

yang berlaku.

b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang

telah dipelajari.

c) Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek

tingkat belajar yang diharapkan.

d) Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar.

A. Tabrani (1992; 3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses

yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan

berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan

hasil yang ebih baik .

C. Tipe Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1988; 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam

suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus

nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988; 50-54) juga mengemukakan unsur-

unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut :

Tipe hasil belajar bidang kognitif

Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu tipe hasil belajar :

a. Pengetahuan hafalan (Knowledge), yaitu pengetahuan yang

sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar ainnya.
7
b. Pemahaman (konprehention), kemampuan menangkap makna

atau arti dari suatu konsep

c. Penerapan (aplikasi), yaitu kesanggupan menerapkan dan

mengabtraksikan suatu konsep. Ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru,

misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.

d. Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu

intergritas (kesatuan ynag utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai

arti .

e. Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian

menjadi satu integritas.

f. Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang

nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang

dipakainya.

Tipe hasil belajar afektif

Bidang afektif disini berkenaan dengan sikap. Bidang ini kurang

diperhatikanoleh guru, tetapi ebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan

pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat

tinggi.

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari

yang sederhana ke yang ebih komplek yaitu :

a. Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari uar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk

masalah situasi dan gejala.

8
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan

seseorang terhadap stimulus dari uar.

c. Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap stimulus.

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam system

organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai ainnya dan

kemantapan prioritas yang dimilikinya .

e. Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari

semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah akunya

Tipe hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan,

kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu:

a. Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar.

b. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan pesreptual termasuk di dalamnya membedakan

visual, adaptif, motorik, dan ain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan

dan ketetapan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana

sampai pada ketrampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive

seperti gerakan ekspresif, interpretatif.

9
D. Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu “sub-system” dalam “sistem pembelajaran”,

yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara yang dianggap efisien

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada

siswa-siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan

pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Setiap mata pelajaran mempunyai metode

tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru

hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling efisien bagi mata pelajarannya

sehingga tujuan pengajaran tercapai secara maksimal dan efektif. Metode

pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengajar.

Penggunaan sebuah metode mengajar harus tepat, efisien dan efektif, sehingga siswa

dapat menerima, memahami, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran.

E. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan psertada didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani

Allah SWT. Merealisasikanya dalam perilaku Akhlak dalam kehidupan sehari-sehari

melalui kegiatan bimbingan, pelatihan, pengajaran, penggunaan pengalaman,

keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk pada

bidang keagamaan, penididikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi

dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama

lainldalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

Pokok pembelajaran Aqidah Akhlak memiliki masukan (kontribusi) dalam

memberikan motifasi pada peserta didik agar mempelajari serta mengaplikasikan

Akhlakul Karimah setra adab Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan

10
keimananya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta Qadha‟ dan

Qodar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman terhadap

materi zakat dengan pembagian zakat dalam realitas kehidupan individu dan sosial

serta pengalaman akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan

sehari-hari.

Ditegaskan juga dalam permenag tersebut bahwa Al-akhlak Al-karimah ini

sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangkalmengantisipasi dampak negatif era

globalisasi dan krisislmultidimensional yang melanda bangsa dan negara indonesia.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Ulum Datara bertujuan untuk

membekali siswa agar dapat:

1. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, lpembiasaanserta

pengalaman siswa tentang Aqidah Islam, sehingga menjadi manusia muslimyang

terus berkembang keimananldan ketakwaannya kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak muliadan menghindari akhlak

tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun

sosial. Sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai Aqidah Islam. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah

agar setiap siswa memeiliki pengertian baik buruknya suatu perbuatan, juga

memiliki aqidah yang benar dan mantap dan dapat mengamalkannya sesuai ajaran

agama Islam dan selalu berakhlakul karimah.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MTs. Miftahul Ulum Datara, Kecamatan Tompobulu,

Kabupaten Gowa, dari kota kecamatan berjarak kurang ebih 7 km. Adapun subyek

penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Ulum Datara, sebanyak 26 siswa.

Pelaksanaan penelitian ini melibatkan 1 orang rekan guru sebagai pengamat terhadap

aktivitas dan kegiatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

B. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/ 2021

1) Persiapan pada minggu I bulan Februari 2021

2) Pelaksanaan tindakan I pada bulan Februari minggu II yaitu tanggal 8,10,12

3) Pelaksanaan tindakan II pada bulan Februari minggu II yaitu tanggal 15, 17, 19

4) Penyusunan data pada tanggal 24 sampai dengan 28 Februari 2021

5) Pelaporan pada tanggal 8 Maret 2021

C. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat

diterapkan oleh orang ain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti.

Dalam buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau

Penelitian Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001: 5) disebutkan penelitian bersiklus,

tiap siklus terdiri dari:

a) Persiapan/perencanaan (Planning)

19
b) Tindakan/pelaksanaan (Acting)

c) Observasi (Observing)

d) Refleksi (Reflecting)

a. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus yaitu :

1) Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasikan bahan pembelajaran

2. Menyusun silabus dan RPP tentang sistem persamaan inear dua

variabel

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran

4. Menyiapkan embar tes sistem persamaan inear dua variabel

5. Menyiapkan embar observasi

b. Tindakan / pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah tertuang

dalam rencana pembelajaran dengan modifikasi pelaksanaan sesuai

dengan situasi yang terjadi:

1. Tindakan Siklus 1

Pertemuan 1, 2 dan 3 tentang persamaan inear 2 variabel (PLDV)

dan sistem persamaan linear 2 variabel (SPLDV)

Materi Pembelajaran:

1. Persamaan PLDV dan

SPLDV (konsep)
20
2. Bentuk soal-soal atihan

PLDV dan SPLDV

3. Cara penyelesaian soal-soal

atihan PLDV dan SPLDV dengan teknik eliminasi dan substitusi

Langkah-langkah tindakan:

Pertemuan dan Langkah tindakan Tujuan


Materi
1. √ guru memotivasi √ menghi
dan SPLDV siswa untuk antuasias dalam dupkan suasana
(konsep) mengikuti materi PLDV dan pembelajaran
SPLDV dengan cara guru √ mengg
mengajukan pertanyaan pada ali pengetahuan
siswa siswa
√ guru membagi siswa √ membe
dalam beberapa kelompok rikan peluang
√ guru memberikan kerjasama kepada
tugas kepada masing-masing siswa
siswa untuk menunjukkan √ mengu
persamaan dan perbedaan atkan penguasaan
PLDV dan SPLDV konsep siswa
√ bersama siswa guru
memulai diskusi kelas
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya
√ guru dan siswa
bersama-sama menyimpulkan
hasil pembelaja-ran yang telah
dilakukan
2. √ guru menunjukkan √ pengen
atihan PLDV dan kepada siswa bentuk-bentuk alan bentuk soal
SPLDV soal PLDV dan SPLDV PLDV dan
√ guru menunjukkan SPLDV
kepada siswa yang bukan √ memba
merupakan bentuk-bentuk soal ntu siswa dalam
PLDV dan SPLDV mengana-lisa soal
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk √ menum
memberikan contoh seperti buhkan
yang telah ditunjukkan guru kemampuan dan
kepadanya keberanian siswa
√ guru membagikan
tugas kepada masing-masing √ menum
21
kelompok buhkan kerjasama
diantara siswa
√ bersama siswa guru √ melatih
memulai diskusi kelas kemampuan
√ guru menunjuk salah komunikasi siswa
seorang siswa untuk
mempresentasikan hasil √ menum
pekerjaan kelompoknya buhkan keberanian
√ guru dan siswa siswa dalam
bersama-sama menyimpulkan menyatakan
hasil pembela-jaran yang telah pendapat
dilakukan
3. √ guru menunjukkan √ pengen
soal-soal atihan kepada siswa bentuk-bentuk alan bentuk –
PLDV dan SPLDV teknik penyelesaian soal PLDV bentuk teknik
dan SPLDV penyelesaian soal
√ guru menunjukkan kepada siswa
kepada siswa beberapa tahapan √ membe
teknik penyelesaian bentuk soal lajarkan teknik
PLDV dan SPLDV, kemudian penyelesaian soal
siswa diminta membandingkan
mana yang menurutnya ebih
mudah
√ guru menunjuk salah √ menguj
seorang siswa untuk i kemampuan dan
mengerjakan contoh soal yang pemahaman siswa
telah ditunjukkan guru
kepadanya di depan kelas
√ guru membagikan √ menum
tugas kepada masing-masing buhkan kerjasama
kelompok diantara siswa
√ melatih
√ bersama siswa guru kemampuan
memulai diskusi kelas komunikasi siswa
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
mempresentasikan hasil √ menum
pekerjaan kelompoknya buhkan keberanian
√ guru dan siswa siswa dalam
bersama-sama menyimpulkan menyatakan
hasil pembelajaran yang telah pendapat
dilakukan

Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah:

22
1. Siswa mengalami peningkatan minat

belajar dan aktivitas di kelas selama guru melakukan kegiatan

pembelajaran

2. Terdapat peningkatan pemahaman

konsep tentang PLDV dan SPLDV dengan baik, agar nantinya

memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh

guru

3. Terjalin komunikasi dan kerjasama

yang baik antara siswa dalam kelas

4. Siswa memiliki keberanian dalam

menyampaikan gagasan dan mampu berinisiatif

c. Observasi (Observing)

Dalam tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama

kegiatan berlangsung, juga teman guru yang diminta bantuan untuk ikut

mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan embar observasi keaktifan siswa dan embar observasi

aktifitas guru.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan tahap menganalisa hasil catatan selama

kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen embar observasi

keaktifan siswa, embar observasi aktivitas guru dan hasil tes siswa.

Dalam refleksi melibatkan guru peneliti, siswa, dan teman sejawat yang

membantu mengamati selama kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan

dengan mendiskusikan kekurangan - kekurangan yang dilakukan oleh

guru selama kegiatan pembelajaran di kelas serta masalah - masalah


23
yang muncul pada saat itu. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan

perbaikan perencanaan pada siklus berikutnya.

2) Siklus II

a. Persiapan/ perencanaan (Planning)

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti melakukan perbaikan-

perbaikan terkait dengan temuan-temuan pada siklus I yang menyangkut

hal-hal sebagai berikut:

1. Bahan ajar

2. Alat peraga

3. RPP

4. Soal tes

5. Lembar observasi

b. Tindakan/ pelaksanaan (Acting)

Pertemuan 1, 2 dan 3 tentang persamaan inear 2 variabel (PLDV) dan

sistem persamaan inear 2 variabel (SPLDV)

Materi Pembelajaran :

1. Teknik substitusi persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

2. Teknik eliminasi PLDV dan SPLDV

3. Teknik grafik soal-soal atihan PLDV dan SPLDV

Langkah-langkah tindakan:

Pertemuan dan Langkah tindakan Tujuan


Materi
1. Teknik √ guru menunjukkan √ menghidu
substitusi kepada siswa bentuk-bentuk pkan suasana
persamaan teknik penyelesaian soal PLDV pembelajaran
PLDV dan dan SPLDV √ menggali
SPLDV √ guru menunjukkan pengetahuan siswa
(konsep) kepada siswa yang tahapan √ memberik
teknik penyelesaian metode an peluang kerjasama
24
substitusi pada bentuk-bentuk kepada siswa
soal PLDV dan SPLDV, √ menguatk
kemudian siswa diminta an penguasaan
membandingkan mana yang konsep siswa
menurutnya ebih mudah
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
mengerjakan contoh soal yang
telah ditunjukkan guru
kepadanya didepan kelas
√ guru membagikan
tugas kepada masing-masing
kelompok

√ bersama siswa guru


memulai diskusi kelas
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa


bersama-sama menyimpulkan
hasil pembelajaran yang telah
dilakukan
2. Teknik √ guru menunjukkan √ pengenala
eliminasi PLDV kepada guru menunjukkan n bentuk soal PLDV
dan SPLDV kepada siswa bentuk-bentuk dan PSDV
teknik penyele-saian soal PLDV √ membantu
dan SPLDV siswa dalam
menganalisa soal
√ menumbu
√ guru menunjukkan hkan kemampuan dan
kepada siswa yang tahapan keberanian siswa
teknik penyelesaian metode
eliminasi pada bentuk-bentuk
soal PLDV dan SPLDV,
kemudian siswa diminta
membandingkan mana yang √ menumbu
menurutnya ebih mudah kan kerjasama
√ guru menunjuk salah diantara siswa
seorang siswa untuk
mengerjakan contoh soal yang
telah ditunjukkan guru √ melatih
kepadanya didepan kelas kemampuan
√ guru membagikan komunikasi siswa
tugas kepada masing-masing √ menumbu
kelompok hkan keberanian
√ bersama siswa guru siswa dalam
25
memulai diskusi kelas menyatakan pendapat
√ guru menunjuk salah
seorang siswa untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya
√ guru dan siswa
bersama-sama menyimpulkan
hasil pembela-jaran yang telah
dilakukan

3. Teknik √ guru menunjukkan √ pengenala


grafik soal-soal kepada siswa bentuk-bentuk n bentuk
atihan PLDV teknik penyelesaian soal PLDV penyelesaian soal
dan SPLDV dan PSDV kepada siswa
√ guru menunjukkan
kepada siswa yang tahapan √ membelaj
teknik penyelesaian metode arkan teknik
grafik pada bentuk-bentuk soal penyelesaian soal
PLDV dan SPLDV, kemudian
siswa diminta membandingkan
mana yang menurutnya ebih
mudah
√ guru menunjuk salah √ menguji
seorang siswa untuk kemampuan dan
mengerjakan contoh soal yang pemahaman siswa
telah ditunjukkan guru
kepadanya didepan kelas
√ guru membagikan √ menumbu
tugas kepada masing-masing kan kerja-sama
kelompok diantara siswa
√ bersama siswa guru √ melatih
memulai diskusi kelas kemampuan
√ guru menunjuk salah komunikasi siswa
seorang siswa untuk √ menumbu
mempresentasikan hasil hkan kebe-ranian
pekerjaan kelompoknya siswa dalam
√ guru dan siswa menyatakan pendapat
bersama-sama menyimpulkan
hasil pembela-jaran yang telah
dilakukan

Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa :

1. Siswa mampu menyelesaikan soal PLDV dan SPLDV dengan

menggunakan metode substitusi, eleminasi dan grafik

26
2. Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dapat meningkat

dengan baik

3. Inisiatif siswa dalam menyelesaikan soal dengan metode yang

menurutnya mudah semakin meningkat

c. Observasi (Observing)

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan

berlangsung, peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk

mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan embar observasi aktifitas guru dan embar keaktifan siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat digunakan untuk

melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi

ketuntasan secara klasikal maupun individual.

D. Perangkat penelitian

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas digunakan beberapa perangkat

penelitian sebagai berikut:

1. Rencana Pembelajaran

Skenario pembelajaran dengan pokok bahasan perpangkatan dan akar yang berisi

tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tentang bagaimana

menerapakan metode variasi sehingga mampu meningkatkan minat siswa terhadap

pembelajaran

2. Media Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh peneliti, dalam rangka

mempermudah proses pembelajaran dengan metode variasi

27
E. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan beberapa

analisa, antara ain :

1. Lembar observasi

Lembar observasi guru digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran antara ain contoh embar observasi seperti pada ampiran.

2. Soal tes

Berupa tes hasil belajar berbentuk soal pilihan ganda dan uraian. Soal tes

dikerjakan secara invidu oleh siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan gambaran

hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, tes diadakan setiap

akhir siklus. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua dapat ditarik kesimpulan ada

tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil

ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun

individual.

3. Angket/ Kuisioner

Angket diberikan setelah proses pembelajaran berakhir pada akhir siklus.

Tujuannya untuk mengetahui respon siswa tentang kekurangan, kelebihan atau

kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Contoh angket

dapat dilihat dalam ampiran.

F. Tehnik Analisis Data

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas teknik analisis terhadap data

yang telah dikumpulkan sebagai berikut :

1. Data Aktivitas Siswa

28
Data aktivitas siswa adalah data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

selanjutnya diobservasi dengan mengkaitkannya dalam kategori;

Baik apabila tercatat ≥ 10 tally

Sedang apabila tercatat ≥ 6 tally

Rendah apabila tercatat ≤ 6 tally

Indikator observasi ini meliputi; memperhatikan penjelasan guru, mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal ke papan tulis, dan

menyelesaikan tugas mandiri. (Lebih anjut dapat dilihat dalam ampiran form

pengamatan)

2. Data Hasil Tes Belajar Siswa

Data hasil tes adalah data yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan tes

formatif terhadap siswa setelah pembelajaran. Tes belajar siswa dilakukan selama

2 (dua) kali, pada setiap siklus yang dilakukan. Dari hasil tes pada siklus satu dan

dua nantinya akan dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya

peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan

siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual.

Ketuntasan individiual ditentukan dengan ketentuan:

Adapun rumusan yang digunakan di dalam ketuntasan belajar adalah sebagai

berikut :

a). Ketuntasan secara individu


Rumus persentase
Jumlah skor yang diperoleh
x 100 %
Jumlah skor maksimal

b) Ketuntasan secara klasikal


Rumus persentase ketuntasan :
Jumlah siswa yang tuntas
X 100 %
Jumlah seluruh siswa
29
Ketuntasan belajar individu dinyatakan tuntas apabila tingkat persentase

ketuntasan minimal mencapai 65 %, sedangkan untuk tingkat klasikal minimal

mencapai 85 % (Depdikbud, 1994, dalam Kustantini:10)

3. Angket/ Kuisioner

Data yang diperoleh melalui angket siswa dianalisis dengan menggunakan jumlah

responden yang telah menjawab setiap pertanyaan angket. Kategori jawaban

terbagi menjadi 3 (tiga) macam: ya, tidak dan cukup.

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana tiap siklusnya

terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran

yang amanya 2 x 35 menit. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini diadakan proses

pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.

1. Pelaksanaan Siklus 1

1) Perencanan ( planning )

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah:

a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode variasi, sesuai

materi yang diajarkan

b. Membuat instrumen penelitian

c. Membuat silabus

d. Membuat embar kerja sesuai materi

Pertemuan I : Persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

Guru memotivasi siswa untuk antuasias dalam mengikuti materi PSDV dan

PLDV. Kepada beberapa siswa guru mengajukan pertanyaan siswa seputar

PLDV dan PSDV. Dari pertanyaan-pertanyaan ini guru ingin mengetahui

sejauhmana kemampuan siswa awal sebelum melaksanakan pembelajaran.

guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru memberikan tugas

kepada masing-masing siswa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan

PLDV dan PSDV. Pada saat 15 setelah itu dilakukan kegiatan bersama siswa

guru memulai diskusi kelas. Dalam hal ini guru menunjuk salah seorang siswa
31
untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Dan pada sesi akhir

guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan.

Pertemuan II : Bentuk-bentuk soal-soal atihan PLDV dan SPLDV

Pembelajaran dimulai dengan guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk

soal PLDV dan PSDV dengan menggunakan media pembelajaran yang ada.

Guru menunjukkan kepada siswa yang mana persamaan PLDV dan yang mana

yang bukan merupakan bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV. Guru menunjuk

salah seorang siswa untuk memberikan contoh seperti yang telah ditunjukkan

guru kepadanya. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok,

dan dilanjutkan pada 15 menit kemudian bersama siswa guru memulai diskusi

kelas. Dan seperti halnya pertemuan kemarin guru menunjuk salah seorang

siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Guru dan siswa

bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan III : Teknik penyelesaian soal-soal atihan PLDV dan SPLDV

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV, kemudian siswa diminta

membandingkan mana yang menurutnya ebih mudah, guru menunjuk salah

seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru

kepadanya didepan kelas, guru membagikan tugas kepada masing-masing

kelompok. Bersama siswa guru memulai diskusi kelas dan guru menunjuk

salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

Terakhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilakukan


32
Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus 1 adalah sebagai berikut:

a. Temuan positif

a) Melalui penggunaan metode variasi ini siswa terlihat ebih bergairah

dalam belajar

b) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski

masih ada siswa yang masih kurang karena hanya beberapa orang saja

c) Motivasi siswa dalam memahami konsep meningkat hal ini terlihat

dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang

dilakukan oleh siswa-siswa yang ain

b. Temuan negatif

a) Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-

temannya dalam menyampaikan pengalamannya

b) Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal.

2. Pelaksanaan Siklus 2

1) Perencanan ( planning )

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :

a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode variasi, sesuai

materi yang diajarkan

b. Membuat instrumen penelitian

c. Membuat RPP

d. Membuat embar kerja sesuai materi

Pertemuan I : teknik substitusi persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian metode substitusi pada bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV,


33
kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya ebih mudah.

Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang.

telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas. Guru membagikan tugas

kepada masing-masing kelompok. Bersama siswa guru memulai diskusi kelas.

Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknya. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan

Pertemuan II: Teknik eliminasi PLDV dan SPLDV

Guru menunjukkan kepada guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk

teknik penyelesaian soal PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa

yang tahapan teknik penyelesaian metode eliminasi pada bentuk-bentuk soal

PLDV dan PSDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang

menurutnya ebih mudah. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk

mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya didepan

kelas. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok, bersama

siswa guru memulai diskusi kelas. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, guru dan siswa bersama-

sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

Pertemuan III : Teknik grafik soal-soal atihan PLDV dan SPLDV

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian metode grafik pada bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV,

kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya ebih mudah

guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah

ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas. Guru membagikan tugas kepada


34
masing-masing kelompok bersama siswa guru memulai diskusi kelas. Guru

menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknya. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan

Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Temuan positif

a) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski

peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja

b) Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat dengan adanya

bertambahnya siswa yang bertanya

c) Inisiatif siswa dalam menemukan metode penyelesaian soal semakin

kreatif

d) Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal meningkat sebaab dalam

menyelesaikan soal siswa jarang bertanya kepada guru namun kepada

rekan ain dalam kelompoknya.

B. Deskripsi Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dari siklus I, II dan III

menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Dan secara terperinci ditunjukkan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 1
Hasil Observasi Keaktifan Siswa

No. Tingkat Keaktifan Siklus I Siklus II


1. Rendah 4 -
2. Sedang 20 15
3. Tinggi 8 17
Jumlah 32 32

35
C. Deskripsi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepad siswa diperoleh kesimpulan

bahwa metode variasi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika. Berikut disajikan engkap pad tabel dibawah ini:

Tabel 2
Hasil Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Kriteria
No. Pertanyaan
Y T
1. Apakah kamu suka pelajaran matematika ? 18 2
2. Apakah kamu selalu bertanya jika ada materi yang tidak 14 6
kamu pahami ?
3. Apakah kamu selalu menjawab pertanyaan guru ? 12 8
4. Apakah kamu selalu membantu temanmu, jika temanmu 14 6
tidak bisa menjawab pertanyaan guru ?
5. Apakah kamu menyukai bekerja dalam kelompok ? 15 5
6. Apakah kamu berperan dalam diskusi kelompok ? 15 5
7. Apakah kamu menyukai jika guru membimbing kerja 16 4
kelompok ?
8. Apakah kamu memahami materi yang diajarkan metode 18 2
yang disampaikan guru ?
9. Apakah kamu senang dengan metode guru ini ? 18 2
10. Apakah kamu selalu menulis rangkuman ? 14 6

D. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Dalam segi hasil belajar, berdasarkan hasil tes belajar yang dilakukan oleh siswa

maka diperoleh kesimpulan bahwa metode variasi terbukti dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Hasil belajar sikap

ditunjukkan dengan dikuasainya sikap-sikap ilmiah oleh siswa dalam mengerjakan

soal-soal dikerjakan dengan angkah-langkah yang tepat dan benar. Berdasarkan hasil

rata-rata belajar matematika pada siklus I, II, dan III yang selalu mengalami

peningkatan, menunjukkan bahwa penggunaan variasi metode ceramah, tanya jawab

dan diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar.

36
1. Data Hasil Tes Pada Siklus I
Terlihat pada data siklus I dalam mengikuti pembelajaran siswa masih pasif,

masih banyak siswa Kelas VIII yang mendapat nilai yang kurang memuaskan

yaitu dengan rata-rata kelas 5,96 dengan jumlah siswa yang tuntas secara

individual 10 orang.

No Perolehan Nilai Jumlah Siswa Skor x Jumlah


1 9 0
2 8 2 16
3 7 4 28
4 6 11 66
5 5 9 45
Jumlah 26 156
Rata-rata kelas 5,96
Ketuntasan individu 6 orang
Ketuntasan klasikal 2 orang

2. Data Hasil Tes Pada Siklus II


Dalam pelaksanaannya pada siklus II, guru melalui metode variasi ternyata

mampu meningkatkan kembali perolehan hasil belajar siswa. Dalam pembelajran

siklus II ini guru terbukti mampu melalui metode variasi meningkatkan motivasi

dan kualitas diskusi yang dilakukan oleh siswa. Data menunjukkan bahwa pada

pembelajaran siklus II mulai ada peningkatan, hal ini ditandai dengan aktifnya

murid bertanya sehingga ada interaksi antara guru dan murid sehingga nilai rata-

ratanya menjadi 7,00.

No Perolehan Nilai Jumlah Siswa Skor x Jumlah


1 9 1 9
2 8 5 40
3 7 13 91
4 6 7 42
5 5
Jumlah 26 182
Rata-rata kelas 7,00
Ketuntasan individu 10 orang
Ketuntasan klasikal 9 orang

37
E. Pembahasan Hasil Temuan

1. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan tes yang dilaksanakan dapat diketahui hasilnya, yaitu:

1. Siklus pertama nilai rata-rata kelas 5,96

2. Siklus kedua nilai rata-rata kelas 7,00

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada siklus pertama persiapan partisipasi

siswa untuk mengikuti pelajaran matematika sangat rendah, hal ini berpengaruh

pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi, sehingga mengakibatkan siswa

sulit menjawab soal tes formatif yang disajikan guru. Nilai pada siklus I kurang

memuaskan dengan rata-rata kelas 5,96.

Pada siklus kedua dan ketiga terjadi peningkatan dalam pembelajaran. Siswa ebih

siap dan aktif mengikuti pembelajaran, sehingga materi yang diberikan guru ebih

menarik sehingga ebih cepat diserap murid. Nilai tes akhir siswa meningkat, yaitu

pada siklus kedua 7,00. Dengan melihat nilai rata-rata kelas tersebut menunjukkan

bahwa variasi metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi dapat meningkatkan

prestasi belajar. Siswa mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan

karena menarik dalam penyajiannya.

2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

matematika

Pada siklus I aktivitas siswa masih belum nampak, baru pada siklus II siswa mulai

menunjukkan aktivitasnya yaitu sering ada interaksi antar siswa dengan peneliti.

Dan pada siklus III, siswa tampak antusias dalam proses belajar mengajar karena

penggunaan metode variasi yang dikemas dengan menarik.

3. Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran

matematika
38
Pada siklus I aktivitas siswa masih belum nampak, baru pada siklus II siswa mulai

menunjukkan aktivitasnya yaitu sering ada interaksi antar siswa dengan peneliti.

Dan pada siklus III, siswa tampak antusias dalam proses belajar mengajar karena

penggunaan metode variasi yang dikemas dengan menarik.

4. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil rata-rata belajar matematika sebagai produk pada siklus I

dengan rata-rata kelas 5,96 ni disebabkan siswa kurang termotivasi belajarnya.

Pada siklus II rata-rata hasil belajarnya ada peningkatan yaitu 7,00 Kenaikan ini

karena adanya tanya jawab dan media chart

Tabel 6
Data Nilai Rata-rata Kelas
No. Siklus Nilai rata-rata kelas tes formatif
1. Siklus I 5,96
2. Siklus II 7,00

39
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

kesimpulan antara ain:

1. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran matematika melalui metode inovasi dari

siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan secara bertahap.

2. Respon siswa melalui pelaksanaan metode variasi dalam pembelajaran

matematika terbukti positif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika melalui metode inovasi

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I dengan rata-rata

kelas 5,96 meningkat pada siklus II menjadi 7,00.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam proses belajar mengajar:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya berusaha ebih giat belajar baik secara berkelompok, sendiri-

sendiri maupun bertanya pada guru sehingga tidak mengalami kesulitan dalam

mempelajari matematika.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran guru hendaknya ebih aktif dan kreatif dalam

memilih metode serta media pembelajaran agar siswa siswa dapat termotivasi

dalam belajar.

40
3. Bagi Sekolah

Jika pembelajaran ingin tercapai, sekolah hendaknya berusaha memenuhi

kebutuhan media yang dibutuhkan semua guru dalam proses belajar mengajar.

41
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. GBBP SD 1994. Jakarta : Depdikbud.

Eman Suherman dan Udin S. Winatapura. 1993. Materi Pokok Strategi Mengajar.
Jakarta: Depdikbud.

Holstein. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung : Remadja Karya.

IG.A.K. Wardani, Kuswaya W, Noehi Nasoetion. 2004. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : Universitas Terbuka.

Sudiyono, Triyo Supriyatno, Padil. 2000. Strategi Pembelajaran Partisipatori di


Perguruan Tinggi. Malang : UIN Malang.

Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany. 1979. Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan
Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Departemen Agama RI. 2004. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu.
Jakarta, Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

Khalimi. 2009. Pembelajaran Akdah dan Akhlak. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI.
Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Siklus I Siklus II Siklus III


No. Kegiatan Siswa
Tally Jumlah Tally Jumlah Tally Jumlah

1. Memperhatikan penjelasan

guru.

2. Mengajukan pertanyaan.

3. Menjawab pertanyaan guru.

4. Mengerjakan soal ke papan

tulis.

5. Menyelesaikan tugas

mandiri

43
Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER SISWA

Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu !

Kriteria
No Pertanyaan
1 2 3
1. Apakah kamu suka pelajaran MATEMATIKA ?
2. Apakah kamu selalu bertanya jika ada materi yang
tidak kamu pahami ?
3. Apakah kamu selalu menjawab pertanyaan guru ?
Apakah kamu selalu membantu temanmu, jika
4. temanmu tidak bisa menjawab pertanyaan guru ?
Apakah kamu menyukai bekerja dalam kelompok ?
Apakah kamu berperan dalam diskusi kelompok ?
5. Apakah kamu menyukai jika guru membimbing
kerja kelompok ?
6. Apakah kamu memahami materi yang diajarkan
metode yang disampaikan guru ?
7. Apakah kamu senang dengan metode guru ini?
Apakah kamu selalu menulis rangkuman ?
8.

9.

10.

Catatan :
1 = Ya
2 = Cukup/sedang/kadang-kadang
3 = Tidak

44
45

Anda mungkin juga menyukai