Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN METODE EKLEKTIK (ATH-THARIQAH AL-INTIQAIYYAH)

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMAPILAN KALAM (BERBICARA)


BAHASA ARAB SISWA (KELAS VII B MTS AR-RASYIDIYAH BANDUNG)
Ahmad Suyudi1, Alya Nabila Zahra2, Annisau Nabilah3,
Devi Ambarwati4, Diki Triana5, Ela Laila Arifah Syahid6
1,2,3,4,5,6
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: email@uinsgd.ac.id

ABSTRACT
Learning Arabic has many methods for the success of a teaching and learning process, one of
which is the elective method (ath-Thariqah al-Intiqaiyah). This study aims to determine the
effectiveness of the electic method (ath-Thariqah al-Intiqaiyah) in improving student learning
outcomes in class VII B at MTs Ar-Rasyidiyah Bandung city in learning Arabic. This
research is a classroom action research conducted to solve learning problems in the
classroom. This research includes descriptive and qualitative research. Descriptive because it
describes how a learning technique is applied and how the desired results can be achieved.
Qualitative because it presents data on the value of research results which are then processed
using simple calculations. The results of this study are, the elective method (ath-Thariqah al-
Intiqaiyah) can improve student learning outcomes in class VII B at MTs Ar-Rasyidiyah
Bandung city, this is based on post-test scores in cycle 1 and cycle 2.

Keywords: Arabic Language Learning, Electical Methods, Classroom Action Research

ABSTRAK
Pembelajaran bahasa Arab memiliki banyak metode untuk keberhasilan suatu proses belajar
mengajar, salah satunya metode elektik (ath-Thariqah al-Intiqaiyah). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektifitas metode elektik (ath-Thariqah al-Intiqaiyah) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B di MTs Ar-Rasyidiyah kota Bandung pada
pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif dan kualitatif. Deskriftif sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Kualitatif
karena memaparkan data nilai hasil penelitian yang kemudian di olah menggunakan
perhitungan sederhana. Hasil dari penelitian ini adalah, metode elektik (ath-Thariqah al-
Intiqaiyah) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B di MTs Ar-Rasyidiyah kota
Bandung, hal tersebut berdasarkan nilai post test pada siklus 1 dan siklus 2.

Kata Kunci: Pembelajaran Bahasa Arab, Metode Elektik, Penelitian Tindakan Kelas

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia, hal ini
dikarenakan bahwa dengan adanya bahasa orang dapat berinteraksi atau
berkomunikasi dengan orang lain, dan bahasa juga adalah sumber daya bagi
kehidupan bermasyarakat. Bahasa dapat digunakan jika saling mengerti atau
memahami mengenai penggunaan sumber daya bahasa yang di miliki. Oleh karena itu
kita bisa memahami maksud dan tujuan orang lain dalam berbahasa atau berbicara
jika kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh si pembicara.

1
Bahasa Arab adalah bagian dari Bahasa asing, akan tetapi dengan seiringnya
zaman bahasa Arab ini mulai lebih dikenal dikalangan masyarakat, karena setiap
orang muslim telah mendengarnya semenjak dilahirkan kedunia. Belajar bahasa Arab
berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu perinsip pembelajrannya harus
berbeda, baik menyakut metode maupun proses pelaksaan pembelajarannya. Bahasa
Arab adalah alat komunikasi untuk menyebar luaskan informasi baik dalam segi ilmu
sosial, kemanusiaan, sains, maupun teknologi. Adapun keterampilan dalam
penguasaan bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (mahaarah istima’),
kemampuan berbicara (maharaah kalam), kemampuan membaca (maharaah qira’ah)
dan kemampuan menulis (maharaah kitabah).
Diantara ke empat keterampilan tersebut keterampilan berbicara (maharaah
kalam) merupakan salah satu keterampilan yang cukup sulit untuk dikuasai oleh para
siswa. Adapun dari segi pengertiannya maharaah kalam atau kemampuan (kalam)
berbicara adalah kemampuan seseorang untuk mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi
bahasa Arab (ashwat ‘arabiyyah) atau kata-kata dengan aturan (qawaid nahwiyyah
wa sharfiyyah) tertentu untuk menyampaikan ide-ide dan perasaan. Dalam
keterampilan ini diharapkan siswa mampu untuk mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
(khususnya yang tidak ada padanannya dalam bahasa lain) dengan padanan yang
tepat, mampu melafalakan huruf-huruf yang berdekatan, mampu mengungkapkan ide
dengan kalimat lengkap dalam berbagai kondisi, mampu berbicara dengan kalimat
sederhana dengan nada dan intonasi yang tepat, mampu berbiacara dalam situasi
formal dengan rangkaian kalimat yang sederhana dan pendek dengan serta mampu
berbicara dengan lancar seputat topik-topik yang umum.

Madrasah Tsanawiyah Ar-Rosyidiyah Kota Bandung merupakan salah satu


madrasah yang pada kurikulumnya memasukkan Bahasa Arab sebagai salah satu mata
pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pembelajaran kalam
(berbiacara) di MTs Ar-Rasyidiyah Kota Bandung, peneliti melihat bahwa peserta
didik kurang bersemangat dan kurang menguasai terhadap materi kalam (berbicara)
terutama para peserta didik yang berasal dari sekolah umum bukan pesantren.

Masalah tersebut pasti dipengaruhi oleh banyak faktor, diantara faktor yang
melatar belakangi rendahnya pembelajaran bahasa Arab siswa dalam membaca yaitu
kurangnya keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Arab, adapun faktor
lain yang menyebabkan rendahnya pembelajaran bahasa Arab siswa adalah dalam
proses belajar. Faktor tersebut diantaranya, (a) pada proses pembelajaran hanya guru
yang aktif , (b) minat siswa kurang dalam pembelajaran kalam (berbicara), (c)
mayoritas siswa memandang bahasa Arab itu tidak mudah terutama dalam
pembelajaran kalam (berbicara), dan lain sebagainya. Faktor lainpun terdapat dari
guru itu sendiri, yaitu kurangnya metode yang digunakan dalam penyampaian materi
yang mengakibatkan siswa sulit untuk memahami materi bahkan bosan dalam
mengikuti pembelajaran, begitupun teknik pembelajaran yang monoton membuat
siswa jenuh ketika proses belajar-mengajar sedang berlangsung.

Penelitian ini akan mencoba menerapkan metode eklektik (Ath-Thariqah Al-

2
Intiqaiyyah) agar dapat meningkatkan keterampilan peserta didiik dalam kalam
(berbicara) bahasa Arab. Hal ini menjadi fokus peneliti untuk melakukan penelitian
yang berjudul: “Penerapan Metode Eklektik (Ath-Thariqah Al-Intiqaiyyah) untuk
Meningkatkan Keterampilan Kalam (Berbicara) Bahasa Arab Siswa (Kelas VII B Mts
Ar-Rasyidiyah Kota Bandung)”

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini di bertempat di MTs Ar-Rasyidiyah Kota Bandung dengan subjek
peserta didik kelas VII B Madrasah Tsanawiyah pada tanggal 5-10 Mei 2023. Metode
pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan metode pemberian ceramah observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif. Teknik analisis data dihitung menggunakan statistik sederhana sebagai
berikut:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan
nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan:

X̅= X
N

Dengan:
X̅ = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya
serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P = 𝛴 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 x100


Σ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pembelajaran Bahasa Arab

3
Menurut Khanifatul, “pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik
untuk membuat peserta didik belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan
kemampuan baru) yang berisi suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan”
(Khanafiatul, 2013).
Secara istilah bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok
manusia yang berdomisili di atas Negeri Gurun Sahara, Jazirah Arabiyah. Bahasa
Arab merupakan bahasa Semitik dalam rumpun bahasa Afro-Asiatik dan berkerabat
dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami yang telah dipergunakan di
jazirah Arabia sejak berabad-abad.
Hisyam dalam Subur memaparkan bahwa pembelajaran bahasa Arab
merupakan proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk mengerti dan
memahami empat keterampilan berbahasa, empat keterampilan berbahasa tersebut
yakni, maharat istima', al-kalam, al-qira'ah, dan al-kitabah secara seimbang (Subur,
2006).
B. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam bahasa Arab kata metode berasal dari kata (‫ )ط رق يط رق مص دره طريقة‬yang
berarti jalan, cara, yang sinonim dengan kata uslūb yang berarti jalan, cara, metode
dan system. Metode secara istilah dapat diartikan sebagai suatu alat untuk menyajikan
bahan atau materi pelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik. (Warista, 2008) berpendapat bahwa “Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.”
Kemudian macam-macam metode dalam pengajaran bahasa Arab yang dapat
digunakan sangat banyak diantaranya meliputi: a) metode gramatikal terjemah
(qawaid wa tarjamah), b) metode langsung (mubasyarah), c) metode membaca
(qirā’ah), d) metode audiolingual (al-saam’iyyah al-syafawiyyah), dan e) metode
elektik (al-intiqa’iyyah).
Metode eklektik dalam pembelajaran bahasa asing tidak terpaku pada satu
metode, namun menjadikan beberapa metode untuk memberikan manfaat yang lebih.
Selain yang telah dipaparkan di atas, dijelaskan pula beberapa hal yang mendasari
munculnya metode pembelajaran eklektik, diantaranya: a) semua metode tidak ada
yang ideal dikarenakan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan
masih berhubungan satu sama lain, b) suatu metode memiliki kelebihan yang
bertujuan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan proses pembelajaran, c)
munculnya metode baru sebagai pelengkap dan penyempurnaan dari metodemetode
sebelumnya, d) dalam satu metode tidak ada yang diterapkan untuk semua tujuan
pembelajaran dan yang lainnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang
dipergunakan oleh para guru pada saat berlangsungnya pembelajaran, untuk
mengadakan interaksi guru dengan siswa.
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Ar-Rosyidiyah yang berlokasi di Jl. Cikuda
No. 116 RT. 01 RW. 11 Kel. Pasirbiru Kec. Cibiru Kota Bandung Provinsi Jawa

4
Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 Minggu dalam 2 siklus, yaitu 1) siklus
pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 mei 2023; dan 2) siklus kedua
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 mei 2023. Subjek penelitiannya adalah siswa
kelas VII B MTs Ar-Rosyidiyah.
Kemudian prosedur tindakan dan siklus penelitian ialah sebagai berikut:
1. Siklus pertama, yang mana dalam siklus ini peneliti melakukan beberapa tahapan
secara berurutan:
a. Perencanaan, yang mana pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah
yakni membuat
RPP, membuat soal
pretest dan
post test,
menentukan
skenario
pembelajaran
yang biasa
ditentukan
oleh guru,
menyiapkan
sumber dan
bahan yang
dibutuhkan,
serta menyiapkan
angket
penelitian
siklus
pertama.
b. Tindakan
(treatment),
pada tahap ini
peneliti
menerapkan langkah-langkah yaitu melakukan tindakan yang mengacu pada
skenario pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk mengerjakan soal pretest,
lalu setelah itu siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang
terdapat pada buku sumber, siswa menghafal mufradat yang didapatkannya,
guru melakukan evaluasi melalui tes lisan secara langsung kepada siswa, lalu
siswa diberikan waktu untuk mengisi soal post test, dan siswa mengisi angket
penelitian.
Tabel hasi belajar siswa siklus pertama

5
c. Pengamatan, yaitu dengan melakukan observasi dengan fromat yang sudah
disiapkan untuk mengumpulkan data, dan menilai hasil tindakan siswa
berdasarkan data angket yang diberikan.
d. Refleksi, yaitu dengan melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
(meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan),
melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa, memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya, dan
menganalisis kelebihan dan kekurangan tindakan siswa pada siklus pertama.
2. Siklus kedua, tahapannya sama seperti pada siklus pertama, hanya bereda langkah-
langkah ny seperti berikut:
a. Perencanaan, dengan langkah merencanakan penerapan metode atau model lain
untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus pertama, menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, memilih bahan pelajaran yang sesuai,
menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan yang biasa dilakukan
oleh guru, mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan,
mengembangkan soal soal evaluasi pembelajaran, mengembangkan format
observasi pembelajaran, membuat angket penelitian siklus kedua.
b. Tindakan (treatment), dengan langkahnya yaitu menerapkan tindakan yang
mengacu pada skenario pembelajaran, siswa diberikan waktu untuk
mengerjakan soal pretest, lalu setelah selesai siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber, siswa melafalkan hiwar
yang didengar dari guru sambil membacanya pada buku sumber, lalu siswa
diberikan waktu untuk mengisi soal post test, kemudian siswa mengisi angket
penelitian.
Tabel hasi belajar siswa siklus kedua

6
c. Pengamatan, pada tahap ini langkahnya yaitu melakukan observasi dengan
memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan lembar observasi
dan catatan untuk mengumpulkan data, lalu menilai hasil tindakan siswa
berdasarkan data angket yang diberikan.
d. Refleksi, yaitu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan (meliputi
evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan), melakukan
pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan
lembar kerja siswa, lalu nganalisis peningkatan atau penurunan tindakan hasil
pembelajaran siswa pada siklus kedua.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakuka, maka dapat disimpulkan sebagai
bahwa penggunaan metode eklektik dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Ar-
Rosyidiyah dapat meningkatkan hasil belajar yang ditunjukkan pada hasil pre-test dan
post-test siklus pertama dan kedua. Pada siklus pertama, nilai keseluruhan pre-test
siswa yang totalnya berjumlah 1150, lalu mengalami peningkatan di post-test menjadi
1340. Kemudian pada siklus kedua, nilai keseluruhan pre-test siswa yang semula
1050 menjadi 1730 setelah dilakukan post-test. Sehingga dari tiap-tiap siklus, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya metode eklektik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

7
Ayatullah. (2016). Penerapan Metode Eklektik Pada Pembelajaran Bahasa Arab
Siswa Kelas VI. Palapa, 149-167.
Khanafiatul. (2013). Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Subur. (2006). Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. INSANIA.
Warista, B. (2008). Teknoogi Pembelajaran, Landasan, dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai