1 Muhammad Al Auroghi, Iktisab al Lughoh fi Fikr al Arabi al Qadim (Rabat: Dar al Kalam,1990)
hal 171
2 Muhajir, Arah Baru Pengajaran Bahasa Arab (UIN SUKA PRESS: 2017) hal 37
3 Wahab, Abdul Aziz, Metode dan Model Model Mengajar (Bandung: Alfabeta,2009) hal 23
1
banyak permasalahan yang ada. Apapun permasalahannya yang muncul dalam
pembelajaran bahasa Arab, guru atau siswa sebaiknya berusaha memahami dan
mencari solusinya, sehingga proses pembelajaran akan tetap berjalan efektif dan
efisien4.
4Umi Baroroh , Model Model Belajar Bahasa Arab Efektif (UIN SUKA PRESS: 2018) hal 3
5Rasyidi,Wahab, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN MALIKI
PRESS: 2010) Hal 13
6Ali Ahmad Madkur, Tadris Funun Al Lughoh Al Arbiyyah (Kairo: Daar Al Fikr Al Arabiy:2006)
hal 84
7 Ibid, hal
2
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran8.
8 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berprientasi Pada Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010) hal 34
3
mahasiswa semester II Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Akan tetapi kita juga tak bisa memandang strategi debat ini secara
berlebihan, misalnya kita menganggap strategi ini cocok untuk semua siswa atau
mahasiswa dalam semua keadaan dan tingkatan. Tentu saja ada beberapa
kekurangan dari strategi ini. Strategi ini tidak cocok untuk digunakan untuk siswa
yang baru saja belajar bahasa Arab. strategi ini pun memerlukan pembimbing
yang memiliki kemampuan aktif berbahasa Arab aktif.
Melihat beberapa masalah yang terjadi, ada beberapa potensi yang ada
pada mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, bahwasanya sebagian adalah alumni dari pondok
pesantren dan Madrasah Aliyah yang sudah mengenal dan mempelajari bahasa
Arab, sehingga mudah untuk mengembangkan tingkat berbahasa Arab secara
aktif. Peneliti menentukan mahasiswa semester II dikarenakan mata kuliah
Maharoh istima’ dan Maharoh kalam ditentukan untuk mahasiswa semester II.
4
MAHAROH KALAM MAHASISWA SEMESTER II PENDIDIKAN BAHASA
ARAB DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA”
B. RUMUSAN MASALAH
5
D. KAJIAN PUSTAKA
1. PENERAPAN METODE DEBAT DAN METODE LANGSUNG UNTUK
MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA MAHASISWA BARU
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB UNIVERSITAS NEGERI
MALANG. Thesis Muhammad Rizalul Furqon Program Pascasarjana UM,
2016. Peneliti menemukan persamaan dengan penelitian ini pada bidang
metode debat dan keterampilan berbicara untuk mahasiswa baru jurusan
pendidikan bahasa Arab Universitas Negeri Malang. Hanya saja peneliti
meneliti pada bidang strategi debat aktif dalam meningkatkan keterampilan
mendengar dan keterampilan berbicara, sedangkan yang menjadi objek
peneliti adalah mahasiswa semester 2 Pendidikan Bahasa Arab Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. hasil dari penelitian Muhammad Rizalul Furqon
adalah adanya peningkatan keterampilan berbicara dengan menerapkan
metode debat dan metode langsung.
2. PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF (AL-MADKHAL AL-
ITTISHALI) PADA KETERAMPILAN BERBICARA (AL MAHARAH AL
KALAM) siswa kelas VII MTs Assalaam Bandung. Thesis Ina Nurmaliana
2014 Universitas Pendidikan Indonesia. Peneliti menemukan persamaan pada
thesis Ina Nurmalina yaitu pada Pendekatan Komunikatif, karena strategi
Debat adalah merupakan strategi yang lahir dari pendekatan komunikatif, dan
persamaan pada Keterampilan berbicara. Kemudian yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian Ina Nurmalina adalah peneliti menggunakan
strategi debat aktif berbahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan
mendengar dan berbicara. Hail dari penelitian Ina Nurmalina adalah adanya
peningkatan kemahiran berbicara pada siswa Assalam Bandung dengan
penerapan pendekatan komunikatif.
3. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
MAHAROH ISTIMA’ BERBASIS APLIKASI AUTOPLAY penelitian
6
eksperimen di Madrasah Aliyah Negri 2 Boyolali. Thesis Muh Fuad Achsan
2016 Program studi Pendidikan Islam, Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga. Peneliti menemukan persamaan
dengan penelitian Muh Fuad Achsan adalah pada Maharoh istima’, sedangkan
perbedaanya adalah peneliti menggunakan strategi debat aktif untuk
meningkatkan maharoh istima dan maharoh kalam. Peneliti menjadikan thesis
ini sebagai rujukan metode penelitian. Hasil dari peneltian ini bahwasanya
media pembelajaran Auto Play sangat efektif diterapkan di MAN 2 Boyolali
untuk meningkatkan maharoh istima’.
4. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB AKTIF (KEMAHIRAN
ISTIMA’ DAN TAKALLUM) M. Khalilullah, S.Ag. MA Jurnal Sosial
Budaya, Vol. 8 No. 02 Juli-Desember 2011. Peneliti menggunakan jurnal ini
sebagai rujukan dalam menyusun penelitian ini karena mempunyai persamaan
dengan judul peneliti yaitu pada kemahiran istima’ dan takallum/kalam.
Jurnal ini membahas tentang strategi yang tepat untuk pembelajaran maharoh
istima dan maharoh kalam dalam sebuah pembelajaran bahasa Arab.
perbedaan dengan pelitian penulis dengan jurnal ini adalah pada strategi yang
digunakan, peneliti menggunakan strategi debat aktif sedangkan pada jurnal
ini menggunakan strategi active learning. Hasil penelitian dari jurnal ini
adalah sebuah kontribusi dalam bentuk strategi pembelajaran bahasa Arab
yang cocok digunakan dalam pembelajaran maharoh istima dan maharoh
kalam.
E. KAJIAN TEORI
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat
membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian
dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau
senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada
perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai,
7
sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai
itu dengan membandingkan antara input dan outputnya11 .
8
program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang
dicapai oleh peserta didik.
2. Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secaraperorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan
masalah danperbedaan13. Banyak orang yang salah kaprah mengenai debat. Debat
bukanlah bagaimana anda dapat mematahkan statement dari lawan anda. Hal itu
hanya merupakan sebagiankecil dari debat. Debat yang sebenarnya adalah
bagaimana cara kita (debater) untuk membuat orang lain (juri) terpengaruh dan
setuju dengan argumen apa yang kitasampaikanKetika kita ingin tahu seseorang
merupakan debater yang baik atau tidak, kita harusmelihat bagaimana caranya dia
untuk mempersuasi orang lain dan juga meyakinibahwa apa yang dikatakannya
adalah benar, bukan membuktikan bahwa apa katalawannya salah. Karena dengan
meyakini orang lain bahwa argumen kita adalah benar, maka secara langsung kita
telah mematahkan argumen dari lawan kita14.
Ada dua tim yang bertanding, setiap tim terdiri dari 3 orang, sebagai berikut:
Tim PRO: Pembicara pertama, membuka debat, mendefnisikan mosi, dan
memaparkan argument Pembicara kedua, menyanggah pembicara pertama dari
tim negati4e, menguatkanargument pembicara pertama tim positif dan
memaparkan argument. Pembicara ketiga, menjawab sanggahan dari tim negatif
dan merangkum argument argumen tim positif. Tim KONTRA: Pembicara
pertama, merespon argument dari pembicara pertama timpositif, memaparkan
argument. Boleh menolak defnisi jika defnisi yang dijelaskan tim positif tidak
masuk akal. Pembicara kedua, menyanggah pembicara kedua dari tim positif,
menguatkan argument pembicara pertama tim negatif dan memaparkan argument.
14 Ibnu Burdah, Melejitkan Kemampuan Bahasa Arab Melalui Strategi Debat Aktif (Malang:
Lisanul Arab, 2016), 6.
9
Pembicara ketiga, menjawab sanggahan dari tim positif dan merangkum argument
argumen tim negatif15.
Sistem ini dinilai oleh sebuah panel juri yang beranggotakan 3 orang
(direkomendasikan) atau lebih berdasarkan criteria berikut17:
3. Maharoh Istima’
17 Burdah, Melejitkan Kemampuan Bahasa Arab Melalui Strategi Debat Aktif, 41.
10
tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan:
1983)
19 Saiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN MALIKI PRESS,
2011), 201.
11
membutuhkan jawaban, meminta manfaat dari kepastian aspek-aspek tersebut
dalam pengaplikasian menyimak bahasa arab sehari-hari21.
Metode dan Teknik Pembelajaran maharah istima’ sesuai pada tingkat lanjutan
pembelajaran ketrampilan menyimak difokuskan pada pemahaman apa yang
disimak, bukan pengulangan atau hafalan bunyi, kata atau kalimat yang telah
disimak seperti yang terdapat dalam pembelajaran ketrampilan menyimak pada
tingkat lanjutan perlu diperhatikan metode dan teknik sebagai berikut22 :
21 henry Guntur tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, (bandung : Angkasa,
2008) hal 31
22 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Teras,
2011), 89.
12
a. Pemahaman isi teks yang disimak bisa dievaluasi dengan :
a) Melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks.
b) Mengungkap kembali apa yang telah disimak dengan bahasa lisan
dan tulisan.
c) Memperaktekkan apa yang telah disimak.
d) Meringkas apa yang telah disimak.
b. Mengeluarkan ide pokok, bisa dievaluasi dengan mengeluarkan ide pokok
pada setiap alenia yang telah disimak atau mengeluarkan ide pokok secara
keseluruhan dari apa yang telah didengarnya.
4. Maharoh Kalam
24 Hamid, Abdul, dkk. Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Hal: 84-85
13
Keterampilan berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting
dalam pembelajaran bahasa Asing, karena berbicara merupakan suatu yang
aplikatif dalam bahasa dan merupaka n tujuan awal seseorang yang belajar suatu
bahasa. Hanya saja, yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berbicara ini
agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu kemampuan dari seorang guru dan
metode yang digunakannya, karena dua faktor tersebut memiliki dominasi
keberhasilan pembelajaran berbicara26.
14
Prinsip-prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara Agar pembelajaran kalam
baik bagi non Arab, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut28:
F. METODOLOGI PENELITIAN
15
mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode
inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
(Y₁)
Maharoh istima
Strategi Debat
X
Maharoh kalam
(Y₂)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Ahmad Madkur, Tadris Funun Al Lughoh Al Arbiyyah (Kairo: Daar Al Fikr Al
Arabiy:2006)
Baroroh, Umi, Model Model Belajar Bahasa Arab Efektif (UIN SUKA PRESS:
2018)
16
Burdah, Ibnu. Melejitkan Kemampuan Bahasa Arab Melalui Strategi Debat Aktif.
Malang: Lisanul Arab, 2016.
Muhajir, Arah Baru Pengajaran Bahasa Arab (UIN SUKA PRESS: 2017)
17