Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROYEK

Rajanya Nugget Njamoer

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Tugas Akhir Mata Kuliah


Kewirausahaan

Diusulkan oleh:

1. Kusnul Khotimah 16030204059


2. Armita Hildan Haniyah 16030204080
3. Dinda Ainur Rachim 16030204088
4. Bagus Miftakhul Nashir 16030204095

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makanan merupakan sumber energi yang diperlukan bagi tubuh manusia guna
untuk mempertahankan keberlangsungan hidup individu itu sendiri. Makanan berasal
dari bahan pangan yang sudah atau tanpa mengalami pengolahan. Pangan adalah semua
produk yang dikonsumsi manusia baik dalam bentuk bahan mentah, setengah jadi atau
jadi, yang meliputi produk-produk industri, restoran, serta makanan tradisional atau
jajanan (Afrianti, 2008).
Masyarakat di daerah perkotaan khususnya kota padat seperti Surabaya ini
memiliki tingkat penduduk dan kesibukan yang tinggi. Oleh karena itu, masyarakat
dalam mengkonsumsi makanan cenderung lebih memilih makanan yang siap saji (fast
food), praktis dan ekonomis. Di era yang modern seperti saat ini telah banyak inovasi
makanan, salah satunya adalah makanan beku (frozen food) yang bahan utamanya adalah
daging. Salah satu makanan beku siap saji yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
adalah nugget. Bahan utama seperti daging ayam atau daging sapi ataupun daging ikan
sering digunakan dalam pengolahan nugget. Nugget daging ayam mengandung kadar
lemak yang tinggi (18.82 g/ 100 g) dan kandungan serat yang rendah (0,9g/100g).
Produk hewani yang banyak digunakan dalam pengolahan nugget ini mengandung kadar
lemak yang tinggi dan kadar serat yang rendah.
Nugget memiliki harga yang relatif mahal sehingga tidak semua
lapisan masyarakat dapat menikmati nugget yang banyak digemari ini. Oleh karena itu
banyak pedagang yang melakukan kecurangan dengan membuat olahan nugget sendiri
dan lebih cenderung memberikan tepung dalam jumlah banyak daripada jumlah daging
sebagai bahan utamanya. Sehingga harga nugget yang diberikan kepada konsumen
dengan harga yang relatif murah tetapi memiliki kandungan serat pangan yang semakin
sedikit. Jamur tiram merupakan salah satu alternatif bahan utama yang
dapat digunakan dalam pengolahan nugget sebagai pengganti daging. Jamur tiram sendiri
dijual dalam harga yang murah, sedangkan daging memiliki harga yang mahal. Sehingga
produk berupa nugget jamur dapat diproduksi dengan kualitas yang lebih baik dengan
biaya yang perlu dikeluarkan tidak semahal dengan nugget ayam. Jamur tiram juga
mengandung kalori 35 kkal/100 g (Nirmalia, Ninik Rustani, 2011). Oleh karena itu, bagi
masyarakat yang mengonsumsi lacto-ovo vegetarian dibutuhkan kadar lemak yang
rendah, kadar protein yang tinggi serta kadar serat pangan yang tinggi seperti yang
dikandung oleh jamur tiram. Oleh karena itu, kami membuat inovasi produk nugget baru
dengan bahan utama dariw jamur tiram dengan variasi sayuran berupa seledri dan wortel.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, disusunlah rumusan masalah :
1. Bagaimana proses pengolahan nugget dengan menggunakan bahan utama jamur
sehingga memberikan hasil yang maksimal?
2. Bagaimana cara pemasaran nugget jamur di Surabaya?
3. Siapa sajakah yang menjadi target pemasaran produk nugget jamur?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui proses pengolahan nugget dengan menggunakan bahan utama jamur
sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
2. Mengetahui strategi dan tingkat pemasaran yang digunakan untuk memasarkan
nugget jamur di Surabaya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar antusias masyarakat terhadap produk nugget
jamur
4. Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dari penugasan mata kuliah ini adalah laporan akhir
hasil pemasaran produk yang nantinya bisa dibuat artikel ilmiah, produk usaha yang
berupa nugget jamur tiram putih, dan hak cipta produk yang telah dikembangkan.
5. Manfaat
Adapun manfaat dari pengusulan proposal ini, yaitu :
1. Bagi mahasiswa, untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha sejak dini karena kalangan
mahasiswa memiliki potensi untuk memiliki jiwa berbisnis yang tinggi
2. Bagi masyarakat luas, sebagi referensi produk yang bisa digunakan sebagai lauk yang
tentunya menyehatkan karena tidak mengandung MSG.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

3.1. Kondisi Umum


Jamur merupakan salah satu makhluk hidup yang tumbuh subur pada
lingkungan tropis. Jamur termasuk dalam Kingdom Plantae.pertumbuhan jamur
sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan intensitas cahaya. Jamur memiliki
keanekaragaman yang tinggi, terutama pada wilayah tropis, salah satunya Indonesia.
Jenis-jenis jamur pelapuk kayu banyak ditemukan di Indonesia. Salah satunya
adalah jamur tiram (Pleurotus spp). Saat ini jamur menjadi komoditas dalam
perekonomian Indonesia. Jamur tiram telah diproduksi secara komersil dan ditanam
oleh petani-petani jamur sehingga ketersediaan jamur cenderung stabil.
Jamur tiram memiliki kandungan nutrisi paling tinggi dibandingkan jamur
pelapuk kayu lainnya. .Jamur tiram putih mengandung protein, lemak, fosfor, besi,
thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan jenis jamur lain (Nunung, 2001).
Hal ini dibuktikan oleh Sumarni (2006), bahwa setiap 100 gram jamur tiram
mengandung protein 19-35% dengan 9 macam asam amino; lemak 1,7-2,2% terdiri
dari 72% asam lemak tak jenuh. Sedangkan karbohidrat jamur terdiri dari tiamin,
riboflavin, dan niasin merupakan vitamin B utama dalam jamur tiram, selain vitamin
D dan C mineralnya terdiri dari K, P, Na, Ca, Mg, Zn, Fe, Mn, Co dan Pb.
Mikroelemen yang bersifat logam sangat rendah sehingga aman dikonsumsi setiap
hari.
Seiring dengan ketersediaan dan kandungan nutrisi jamur tiram timbul
kegemaran mengonsumsi jamur pada orang Indonesia. Hal tersebut mendorong
adanya berbagai inovasi pangan berbahan dasar jamur. Semakin hari inovasi pangan
berbahan dasar jamur tiram semakin bervariasi. Namun dari banyaknya produk
inovasi tersebut olahan jamur untuk nugget masih jarang dijumpai di masyarakat
sekitar. Sehingga perlu dilakukan pengembangan produk berbahan dasar jamur tiram.

3.2. Peluang Usaha


Potensi yang dimiliki oleh nugget jamur sangat besar. Hal tersebut
dikarenakan jumlah pesaing yang sedikit dan kegemaran orang Indonesia
mengonsumsi jamur. Makanan dengan bahan dasar jamur dijadikan usaha yang
menyokong perekonomian yang menyebabkan permintaan jamur meningkat. Namun,
walaupun permintaan terhadap jamur tinggi sediaan jamur tetap tinggi karena iklim
dan cuaca di Indonesia sangat cocok untuk dimanfaatkan dalam bertani jamur.
Sehingga usaha olahan pangan berbahan dasar jamur dapat menjanjikan keuntungan
yang besar.
Selain itu, masyarakat indonesia cenderung untuk mengkonsumsi makanan
yang cepat saji atau juga frozen food. Produk ini sangat berpeluang untuk mencukupi
kebutuhan pangan sehari-hari karena disamping menyehatkan juga banyak digemari
di kalangan remaja. Praktis dan mudah disajikan itulah yang menjadi acuan
masyarakat sekitar dalam memilih makanan mengingat banyaknya kesibukan yang
dijalani masyarakat Indonesia

3.3. Analisis SWOT


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut:
a. Strength (Kekuatan)
1. Modal yang dibutuhkan untuk mengawali usaha relatif terjangkau sehingga tidak
memerlukan pinjaman dengan nilai yang besar
2. Bahan baku yang dibutuhkan relatif mudah didapat
3. Harga jualnya sangat terjangkau
4. Nilai gizinya tinggi dikarenakan bahan bakunya selain jamur juga ada campuran
sayuran yaitu seledri dan wortel serta tanpa bahan pengawet (Non MSG)
5. Memiliki nilai kepraktisan yang tinggi karena, produk tinggal digoreng dan siap
saja.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Selalu butuh pendingin (Freezer) karena produk tanpa pengawet, jadi tidak bisa
bertahan lama
2. Ukuran produk yang terkadang tidak sama karena dilakukan secara manual
c. Opportunities (Peluang)
1. Belum banyak yang menjual nugget jamur dengan variasi sayuran karena yang
paling banyak di pasaran adalah nugget jamur
2. Pangsa pasar yang luas dikarenakan cocok untuk konsumsi kalangan anak-anak,
remaja sampai dewasa
3. Memasarkan secara online dan bisa bekerja sama dengan agen-agen frozen food
d. Threat (Hambatan)
1. Munculnya plagiasi produk oleh orang lain
2. Persaingan pangsa pasar yang semakin variatif
3. Karena termasuk dalam produk baru, sehingga membutuhkan promosi yang
khusus agar produk ini dikenal oleh masyarakat luas
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu
Untuk memproduksi nugget jamur membutuhkan waktu sehari. Untuk proses produksi
dilakukan dalam 3 hari sekali tergantung permintaan pasar. Sedangkan untuk kegiatan
pemasaran dilakukan selama 1 bulan pada bulan Oktober-November 2018.
b. Tempat
Tempat pelaksanaan produksi Nugget jamur di wilayah Surabaya utara, sedangkan untuk
pemasaran produk dilakukan melalui dua cara yaitu: 1) melalui media sosial dan 2)
langsung. Untuk pemasaran langsung dilakukan di kampus Universitas Negeri Surabaya,
Taman Bungkul Surabaya, SMK Negeri 1 Surabaya.

3.2. Teknik dan Cara Pelaksanaan

Perencanaan Produk

Persetujuan Produk

Pembuatan Produk

Pemasaran Produk

Pengemasan Produk

Langsung Media Sosial


3.3. Tahapan Pelaksanaan (Prosedur)
a. Tahap Produksi
Alat =
1. Parutan keju
2. Loyang
3. Pengukus
4. Kompor
5. Alat Pengaduk
6. Blender
Bahan =
1. Jamur Tiram 1 Kg 6. Telur 3 butir
2. Seledri Secukupnya 7. Tepung panir Secukupnya
3. Wortel ¼ Kg 8. Air es Secukupnya
4. Tepung kanji ¼ Kg 9. Bawang putih 5 siung
5. Tepung terigu 3 sdm 10. Merica 2 sdm

Prosedur Pembuatan Produk

1. Pembelian bahan baku untuk pembuatan produk


2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan
3. Membersihkan jamur dengan air bersih
4. Menghaluskan dengan menggunakan blender dengan menambahkan 2 sendok air
dingin dan 1 butir telur
5. Mencincang sayur (wortel dan seledri) sesuai selera
6. Menguleg bumbu seperti bawang putih, merica dan garam
7. Mencampurkan jamur yang sudah dihaluskan + sayur + bumbu + ¼ tepung kanji dan
Mengaduk hingga merata
8. Meletakkan adonan ke dalam loyang kemudian mengukus + 45 menit
9. Setelah matang, keluarkan adonan dari loyang dan membiarkan hingga dingin
10. Memotong adonan sesuai dengan selera
11. Mengocok 1 butir telur dengan 3 sendok tepung terigu
12. Mengambil potongan nugget kemudian dicelupkan ke dalam telur dan dimasukkan ke
tepung panir
13. Masukkan ke dalam kemasan mika plastik
14. Menyimpan ke dalam almari es

b. Tahap pengemasan
Pengemasan produk nugget jamur dilakukan dengan pemberian mika plastik
yang diberikan label. Fungsi dari adanya label ini sebagai media promosi serta untuk
menarik penampilan produk. Berikut adalah desain label produk nugget jamur

Gambar 1. Desain Produk Nugget Jamur


c. Tahap penentuan harga
Tahap penentuan harga diperoleh dengan menganalisis biaya pengeluaran
yang dibutuhkan dalam satu kali produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan
dalam satu kali produksi, maka dapat diperoleh harga pokok. Untuk harga jual bisa
dipertimbangkan dengan keuntungan yang akan kita peroleh.
e. Tahap pemasaran dan promosi
Tahap pemasaran produk dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung
ataupun melalui media sosial. Pemasaran produk secara langsung bisa dilakukan
dengan melakukan promosi kepada konsumen secara langsung. Target pemasaran
produk kami adalah pelajar ataupun mahasiswa, serta ibu rumah tangga mengingat
harga produk yang kita jual sangat terjangkau. Untuk pemasaran melalui media sosial
dilakukan melalui facebook, instagram ataupun whatsapp. Jika melakukan promosi
melalui media sosial sebaiknya menggunakan bahasa yang menarik (persuasif)
BAB IV
RENCANA ANGGARAN DANA

4.1 Anggaran Biaya Pengeluaran


Biaya produksi (Modal) untuk 1x produksi

No Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah


1. Jamur Tiram 1 Kg Rp 16.000,- Rp 16.000,-
2. Wortel ½ Kg Rp 5.000,- Rp 5.000,-
3. Seledri 2 Rp 1.000,- Rp 2.000,-
4. Tepung kanji ½ Kg Rp 7.000,- Rp 7.000,-
5. Tepung teigu 1/4 Kg Rp 2.500,- Rp 2.500,-
6. Tepung Panir ¼ Kg Rp 5.000,- Rp 5.000,-
7. Telur ¼ Kg Rp 5.00,- Rp 5.500,-
8. Bumbu Rp 4.000,- Rp 4.000,-
9. Kemasan Mika Rp 5.500,- Rp 5.000,-
10. Pembuatan Rp 4.000,- Rp 4.000,-
sticker
11 LPG Rp 10.000,- Rp 10.000,-
Total Rp 66.000,-

4.2 Anggaran Biaya Pemasukan


1x produksi menghasilkan 18 box Nugget Jamoer
No Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah
1. Nugget Jamuer 18 Rp 7.000,- Rp 126.000,-

Total Rp 126.000,-

4.3 Analisis keuntungan 1x produksi


Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp 126.000- Rp 66.000
= Rp 60.000
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 18 box nugget jamur dengan
adalah Rp 60.000.
BAB V
PENUTUP
Simpulan

Bedasarkan uraian proposal diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses produksi nugget jamur sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang
terlalu lama
2. Pemasaran produk jamur dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsun dan
melalui media sosial (Whatsapp,facebook atau instagram)
3. Target pemasaran produk nugget jamur adalah kalangan remaja ataupun ibu rumah
tangga. Mengingat harga produk relatif terjangkau terutama untuk pelajar ataupun
mahasiswa.
Daftar Pustaka

Nunung, M. D. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisi.

Nurmalia, Ninik Rustanti. 2011. Nugget Jamur Tiram Sebagai Makanan Alternatif Siap Saji

Rendah Lemak dan Protein serta Tinggi Serat. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Sumarni. 2006. Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih. Jurnal Inovasi Pertanian.
Lampiran Dokumentasi Produksi
Proses Pembuatan Produk

Menghaluskan jamur tiram Mencincang wortel dengan Mencincang seledri sesuai


dengan cara diblender parutan keju selera

Mencampurkan semua bahan Menuang adonan ke dalam Adonan yang sudah matang
dan menambahkan 1/4 loyang (cetakan) kemudian didiamkan sampai dingin
tepung kanji dikukus selama + 45 menit

Memotong adonan sesuai Proses pengemasan produk Proses pelabelan produk


selera kemudian dibalut Nuggget Jamoer Nugget Jamoer
dengan tepung panir

Anda mungkin juga menyukai