PEMBERIAN KOMPENSASI
Buku : Manajemen Sumber Daya Manusia
Penerbit : Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pengertian Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012:118) mendefinisikan bahwa
“Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan”.
16
Tujuan Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012:121) tujuan kompensasi antara lain :
a. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar
kompensasi sesuai perjanjian yang disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
c. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena
turnover relatif kecil.
f. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-
peraturan yang berlaku.
g. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh
dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
h. Pengaruh Pemerintah
17
Asas Kompensasi
a. Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada seiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi. Asas adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan, dan
pemberian hadiah atau hukuman bagi setaip karyawan. Dengan asas adil
akan tercipta suasana kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin,
loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih baik.
b. Asas Layak dan Wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak adalah
relatif, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah
minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.
Metode Kompensasi
a. Metode Tunggal
Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji
pokok hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang
dimiliki karyawan. Misalnya pegawai negeri ijazah formal S-1, maka
golongannya ialah III-A, dan gaji pokoknya adalah gaji pokok III-A, untuk
setiap departemen sama.
b. Metode Jamak
Metode jamak yaitu satu metode yang aam gaji pokok didasarkan
atas beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan
18
Sistem Kompensasi
a. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Administrasi
pengupahan sistem waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada
karyawan tetap maupun pekerja harian.
Misalnya : Ali pekerja harian, upahnya per hari sebesar Rp 50.000.
jika ia bekerja 6 hari, maka upahnya sama dengan 6 x Rp 50.000 = Rp
300.000. sedangkan Elvin S.H. karyawan tetap, gajinya per bulan sebesar
Rp 3.500.000. jadi setiap bulannya Elvin akan menerima gaji sebesar Rp
3.500.000.
Sistem waktu biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur
per unitnya dan bagi karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sistem
waktu secara periodik setiap bulannya. Besar kompensasi sistem waktu
hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan kepada prestasi
kerjanya.
Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan
besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem
waktu ialah pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar
perjanjian.
b. Sistem Hasil (output)
Dalam sistem hasil (output), besarnya kompensasi yang dibayar
selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada
lamanya waktu mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak dapat diterapkan
kepada karyawan tetap (sistem waktu) dan jenis pekerjaan yang tidak
mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan administrasi.
Contoh : Perusahaan Genting Merah menetapkan upah per genting
Rp 3.000. Jika Andre dapat mengerjakan 200 genting maka kompensasi
(balas jasa) yang diterimanya 200 x Rp 3.000 = Rp 600.000.
19
Kebijaksanaan Kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu
pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan keinginan karyawan untuk
mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga membantu terwujudnya sasaran
perusahaan.
Besarnya kompensasi harus ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan, uraian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, posisi jabatan, konsistensi eksternal, serta
berpedoman kepada keadilan dan undang-undang perburuhan. Dengan
kebijaksanaan ini, diharapkan akan terbina kerja sama yang serasi dan
memberikan kepuasan kepada semua pihak.
Misal : jika David hadir terus dalam satu bulan maka ia akan memperoleh balas
jasa Rp 200.000 ( gaji Rp 120.000 ditambah uang makan sebesar Rp 80.000).
20
Apabila David tidak hadir hari dalam satu bulan uang makan dan uang
transpornya dipotong 10% x Rp 80.000 = Rp 8.000. Jika tidak hadir 5 hari,
dipotong 20% x Rp 80.000 = Rp 16.000 dan apabila tidak hadir lebih dari 5 hari,
uang makan dan uang transpornya ditiadakan, atau dia hanya memperoleh balas
jasa Rp 120.000 sebaliknya jika David selama 6 bulan hadir terus, uang makan
dan uang transpornya ditambah sebesar 50% x Rp 80.000 = Rp 40.000.
Waktu Pembayaran Kompensasi
Artinya kompensasi harus dibayar tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi
penundaan, supaya kepercayaan karyawan terhadap bonafiditas perusahaan
semakin besar, ketenangan, dan konsentrasi kerja akan lebih baik. Jika
pembayaran kompensasi tidak tepat pada waktunya akan mengakibatkan disiplin,
moral, gairah kerja karyawan menurun, bahkan turn over karyawan semakin
besar.
Misal : Gaji dibayar setiap tanggal satu, jika pada tanggal satu jatuh pada
hari libur (minggu) sebaiknya gaji dibayarkan pada hari sabtunya (dipercepat).
Pemberian upah insentif dan kesejahteraan hendaknya ditetapkan waktunya yang
paling tepat.
Jadi waktu pembayaran kompensasi yang tepat akan memberikan dampak
positif bagi karyawan dan perusahaan bersangkutan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012:127) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kompensasi adalah sebagai berikut :
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Jika pencarian kerja (penawaran) lebih banyak daripada pada
lowongan pekerjaan(permintaan) maka kompensasi relatif kecil.
Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,
maka kompensasi relatif semakin besar.
2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar
semakin baik, maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi
sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar
kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.
21
Pengertian Kompensasi
Menurut Melayu S.P Hasibuan (2012:118) mendefinisikan,
“Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”.
Menurut Suwanto dan Donni (2011:219) MMenjelaskan “Kompensasi
merupakan dorongan/motivasi seseorang karyawan untuk bekerja”.
25
Tujuan Kompensasi
Tujuan kompensasi menurut Melayu S.P Hasibuan (2008:121)
adalah
sebagai berikut :
a. Ikatan kerjasama
Dengan pemberian kompensasi terjalinnya ikatan kerjasama
b. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawn dapat memenuhi kebutuhan-
c. Pengadaan efektifitas
Pengadaan karyawan akan efektif jika dibarengi dengan
perusahaan.
d. Motivasi
26
e. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
f. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
h. Pengaruh pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang
Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Hasibuan (2012 : 118), secara umum kompensasi finansial
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Direct compensation
2. Indirect compensation
pandangan yang berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu dalam
Bila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi / upah
lebih rendah akan memperoleh gaji / kompensasi yang lebih kecil. Hal
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka
(Disquieted unemployment).
Jika jenis dan sifat pekerjaan termasuk sulit / sukar dan mempunyai
Prinsip Kompensasi
undang-
mendapat
dapat
1. Asas Adil
internal konsistensi.
Jadi adil dalam hal ini bukan berarti setiap karyawan menerima
kompensasi
perlakuan dan
Pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Asas adil akan
Pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak adalah relatif,
yaitu
personalia
semangat
buruh
a. Metode tunggal
Metode tunggal yaitu penetapan gaji pokok yang hanya
dengan ijazah S-1, maka golongan nya ialah III-A, dan gaji
juga sama.
b. Metode jamak
Metode jamak yaitu suatu metode dalam pemberian gaji
dimiliki. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini
33
rumit, lama
a. Gaji
b. Bonus
c. Insentif
35
a. Asuransi
b. THR
c. Fasilitas