Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE-4

MATERI POKOK :
1. JAMINAN KEBENDAAN
2. JAMINAN PERORANGAN

JAMINAN KEBENDAAN
- Hak Kebendaan memberikan kekuasaan yang berlangsung terhadap bendanya.
- Tujuannya bermaksud untuk memberikan hak verhaal (hak untuk meminta
pemenuhan piutang) kepada kreditur terhadap hasil penjualan benda-benda tertentu
dari debitur untuk pemenuhan piutangnya.
- Ciri khasnya adalah dapat dipertahankan (diminta pemenuhan) terhadap siapapun
juga, yaitu terhadap mereka yang memperoleh hak, baik berdasarkan hak yang
umum maupun yang khusus, juga terhadap para kreditur dan pihak lawannya.
- Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya (droit de suite/zaaksgevolg), dalam arti
bahwa yang mengikuti bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan
untuk menjual bendanya dan hak eksekusi.
- Dikenal Azas Prioritas, yaitu bahwa hak kebendaan yang lebih dahulu terjadi lebih
diutamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.
- Yang tergolong jaminan bersifat kebendaan adalah : Hipotek, Credietverband,
Gadai dan Fidusia.

JAMINAN PERORANGAN
- Hak perorangan menimbulkan hubungan langsung antara perorangan yang satu
dengan yang lainnya.
- Jaminan yang bersifat perorangan memberikan hak Verhaal kepada kreditur,
terhadap benda keseluruhan dari debitur untuk memperoeh memenuhan dari
piutangnya.
- Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan
debitur seumumnya.
- Dikenalkan azas Persamaan (Pasal 1131 dan 1132 BW), yaitu bahwa tidak
membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi
kemudian, semuanya mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan
debitur.
- Yang tergolong jaminan bersifat perorangan adalah : Borgtoch, Perutangan
tanggung menanggung, dan Perjanjian Garansi.
PERTEMUAN KE-5
MATERI POKOK :
1. BORCHTOGH
2. PROSES DAN TATA CARA BORCHTOGH

BORCHTOGH JAMINAN PRIBADI/PERUSAHAAN/BANK


- Diatur dalam pasal 1820 – 1850 KUHPerdata.
- Pada 1820 : Penanggungan adalah :
“suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si
berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang manakala
orang ini sendiri tidak memenuhinya.”
- Bila yang memberikan adalah perorangan disebut Personal Guarantee (Jaminan
Pribadi)
- Bila yang memberikan adalah perusahaan disebut Corporate Guarantee (Jaminan
Perusahaan).
SYARAT MENERIMA JAMINAN PRIBADI/PERUSAHAAN
1. Legalitas subyek penerima jaminan pribadi/perusahaan :
a. Orang : - perhatikan kecakapan bertindaknya.
- bagi yang menikah harus ada izin suami/istri.
b. Perusahaan : - perhatian anggaran dasar terkait pengurusan
- Bila perusahaannya berbentuk PT lihat apakah perlu
persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
2. Pastikan dan yakini bahwa pemberi jaminan pribadi/perusahaan memiliki harta
yang cukup baik saat ini maupun nanti pada saat dicairkan.
- Minta daftar harga kekayaannya;
- Tanah miliknya dibebani hak tanggungan untuk menjamin jaminan pribadi /
perusahaan.
3. Minta pemberi jaminan pribadi atau perusahaan untuk melepaskan hak
istimewanya
4. Usahakan dengan akta notariil
SIFAT JAMINAN PRIBADI, JAMINAN PERUSAHAAN GARANSI BANK
- Merupakan perjanjian accesoir
- Gugur dinyatakan dengan tegas
- Tidak boleh melebihi perikatan pokoknya
- Penjamin mempunyai hak istimewa
- Hak istimewa tersebut boleh dilepaskan

AKIBAT PENANGGUNGAN HUTANG OLEHSEORANG PENANGGUNG/


PENJAMIN TERHADAP AHLI WARISNYA.
- Menurut undang-undang bahwa semua perikatan seorang penanggung berpindah
kepada ahli warisnya. Sehingga para ahli waris tetap terikat pada jaminan/
penanggungan hutang yang diadakan pewarisnya.

HAK ISTIMEWA PENANGGUNG HUTANG

1. Hak untuk menuntut lebih dahulu (vooorrecht ultwinning)


Penanggung hutang mempunyai hak menurut undang-undang untuk
menuntut supaya benda-benda debitur terlebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi pinjaman debitur yang bersangkutan (pasal 1831 KUHPerdata)
Kecuali penanggung/penjamin telah melepaskan hak istimewanya itu.
2. Hak untuk membagi hutang
(voorrecht van schuldsplitsing)
Dalam hal terdapat beberapa orang/pihak sebagai penanggung/penjamin
untuk seseorang debitur dan hutang yang sama, maka menurut undang-undang
mereka terikat untuk seluruh hutang tersebut (pasal 1837 KUHPerdata)
3. Hak untuk mengajukan eksepsi
Penanggung/penjamin dapat menggunakan segala tangkisan/eksepsi yang
dapat dipakai oleh debitur utama terhadap kreditur dan mengenai hutangnya yang
ditanggung itu sendiri (Pasal 1847) KUHPerdata.
4. Hak untuk membebaskan sebagai penanggung/penjamin dikarenakan salahnya
kreditur
Penanggung/penjamin dapat minta dibebaskan dari kewajibannya sebagai
penanggung apabila karena salahnya kreditur sehingga penanggung/penjamin
tidak lagi dapat menggantikan hak-haknya, hipotik-hipotiknya dan hak-hak
istimewanya daripada kreditur (Pasal 1845 KUHPerdata).
5. Pasal 1430 :
“Seseorang penanggung hutang boleh menjumpakan apa yang si berpiutang
wajib membayar kepada di berutang utama, tetapi si berutang utama tak
diperkenankan menjumpakan apa yang si berpiutang wajib membayar kepada si
penanggung hutang”.
Si berutang dalam perikatan tanggung menanggung juga tidak
diperbolehkan menjumpakan apa yang diberpiutang wajib membayar kepada
temannya berutang.
6. Pasal 1821
“Tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah.
Namun dapatlah seorang memajukan diri sebagai penanggung untuk suatu
perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan dengan suatu tangkisan yang
hanya mengenal dirinya pribadi si berutang, misalnya dalam hal kebelum-
dewasaan”
7. Pasal 1833
“Si berpiutang tidak diwajibkan menyita dan menjual lebih dahulu benda-
benda si berutang selainnya apabila itu diminta oleh si penanggung pada waktu ia
pertama kali dituntut dimuka hakim.”
8. Pasal 1848
“Si penangung dibebaskan apabila ia karena salahnya di berpiutang tidak
dapat menggantikan hak-haknya, hipotik-hipotiknya dan hak-hak istimewa
daripada si berpiutang itu”
9. Pasal 1849
“Jika di berpiutang secara sukarela menerima suatu benda tak bergerak
maupun suatu benda lain sebagai pembayaran atas utang pokok, maka si
penanggung dibebaskan karenanya, biarpun benda itu kemudian karena putusan
hakim oleh si berpiutang harus diserahkan kepada seorang lain.”
10. Pasal 1850
Perpanjangan masa perjanjian kredit harus seijin penanggung/penjamin
SEMERTER : 6 D
 Tugas Materi 1
a) Latar belakang hk jaminan
- Adanya azas inbezitselling mensyaratkan bahwa kekekuasaan atas bendanya
harus pindah atau berada pada pemegang gadai.
Gadai ata surat-surat piutang :
- Tidak adanya ketentuan tentang cara penarikan dan piutang-piutang oleh si
pemegang gadai
- Tidak adanya ketentuan mengenai bentuk tertentu bagaimana gadai itu harus
dilaksanakan.
b) Pengertian hk jaminan
- Keseluruan kaedah hukum-hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi
dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk
mendapatkan fasilitas kredit.
c) Azas-azas hukum jaminan
- Asas Publicitet : bahwa semua hak tanggungan hak fidusia dan hipotek
harus didaftarkan supaya pihak ke-3 mengetahui bahwa
benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan
jaminan.
- Asas Speciallet : bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan hipotek hanya
dapat dibebankan atas pasil/ atau barang-barang yang
sudah terdaftar atas nama orang tertentu.
- Asas tak dapat dibagi-bagi : dapat dibaginya hutang tidak dapat
mengakibatkan dapat dibaginya hak
tanggungan, hak fidusia dan hipotek dan hak
gadainya walaupun telah dilakukan
pembayaran sebagian.
- Asas Inbezitstelling : barang jaminan (gadai) harus berada pada penerima
gadai.
- Asas Horizontal : bangunan dan tanah bukan merupakan satu kesatuan,
dapat dilihat dalam penggunaan hak pakai.
 Tugas Materi 2
a) UU sebagai dasar hukum jaminan : 1131 KUH Perdata menetapkan bahwa
segala kebendaan si berhutang (debitur)
baik yang bergerak maupun yang akan
ada dikemudian hari menjadi tanggungan
untuk segala perikatannya perseorangan.
b) Perjanjian sebagai dasar hukum jaminan : Perjanjian pinjam meminjam atau
utang piutang yang diikuti dengan
perjanjian tambahan sebagai jaminan.
Perjanjian tersebut dimaksutkan agar
keamanan kreditur telah terjamin dan
bentuknya dapat berupa jaminan
kebendaan maupun jaminan perorangan.
SEMERTER : 6 D
 Tugas Materi 3
a) Subyek hukum jaminan : setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki
memperoleh dan menggunakan hak-hak kewajiban
dalam lalu lintas hukum.
Terdiri dari : - manusia biasa (naturlijke person)
- setiap manusia pribadi.
b) Objek hukum jaminan : Segala sesuatu yang berguna bagi subjek / segala
sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan
kepentingan bagi para subyek hukum atau segala
sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik.

 Tugas Materi 4
a) Jaminan Perorangan
- Hak perorangan menimbulkan hubungan langsung antara perorangan yang
satu dengan yang lainnya.
- Bersifat perorangan memberikan hak verbal kepada kreditur, terhadap benda
keseluruan dan debitur untuk memperoleh pemenuhan dari piutangnya.
- Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan
debitur seumumnya.
- Dikenal asas persamaan (pasal 1131 dan 1132 BW) yaitu bahwa tidak
membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi
kemudian.

b) Jaminan kebendaan
- Hak kebendaan memberikan kekuasaan yang langsung terhadap bendanya.
- Bertujuan untuk memberikan hak verbal (hak untuk meminta pemenuhan
piutang) kepada kreditur terhadap hasil penjualan benda-benda tertentu dan
debitur untuk pemenuhan piutangnya.
- Hak kebendaan selalu mengikuti bendanya (droit de suite/zaaksgevolg)
- Dikenal asas prioritas, yaitu bahwa hak kebendaan yang lebih dulu terjadi
lebih diutamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.

Anda mungkin juga menyukai