Anda di halaman 1dari 5

KEBIJAKAN KURIKULUM

SMA NEGERI 1 PLUMPANG

1. Rasional Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang


dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal,
a. Tantangan Internal
Ada beberapa tantangan internal yang menjadi rasionalitas dalam
pengembangan Kurikulum 2013, sebagai berikut :
1. Pemenuhan 8 (delapan) Standa Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar is], standar proses, standar penilaian, dan standar
kompetensi lulusan.
2. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya.
Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan
menjadi beban pembangunan.

b. Tantangan Eksternal
Dalam menghadapi tantangan eksternal juga terdapat tantangan-tantangan
berikut.
1. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
2. Kompetensi masa depan antara lain kernampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk megerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
3. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
4. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation, Based (Discovery) learning dan Collaborative Learning.
5. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme,
dan kecurangan dalam ujian (contek, kerepek)
C. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran
sebagai berikut ini.

• Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.


• Dari satu arah menuju interaktif
• Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
• Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
• Dari maya/abstraks menuju konteks dunia nyata.
• Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
• Dari luas menuju prilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
• Dari stimulasi rasa tunggak menuju stimulasi ke segala penjuru.
• Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
• Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
• Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
• Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
• Dar] kontrol terpusat menuju otonomi dan keperca_yaan.
• Dari pemikiran faktual menuju kritis.
• Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Penyusunan Kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang
terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan
guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran
tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu
yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
memberatkan guru.

e. Pendalaman dan Penguatan Materi


Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enarn) level
kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA (Programme Internatunale for
Student Assesment), hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai
pelajaran sampai level tiga saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi
ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 da 2011 di bidang matematikan dan IPA untuk
peserta didik kelas 2 SMP juga meunjukkan hasil. yang tidak jauh berbeda. Untuk
bidang Matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai
level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya
mampu mencapai level tinggi dan advance.

Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didk kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda
dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada
tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia
hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik
Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Hasil studi
Internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD
juga menunjukkan basil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat
SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta
didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah,
sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advanced.

Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-
soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi
empat kategori yaitu:
1. Low mengukur kemampuan sampai level knowing.
2. Intermediated mengukur kemampuan sampai level applying.
3. High mengukur kemampuan sampai level reasoning.
4. Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete
information.

Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan


mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan
cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik,
mempertahankan materi yang sesuai dengn kebutuhan peserta didik, dan
menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional.

2. Karakteristik Kurikulum 2013

Pengertian Kurikulum 2013 itu sendiri ialah, sebuah kurikulum yang


terintegrasi, maksud dari integrasi ini adalah sebuah kurikulum yang
mengintegrasikan Skill, Theme, Concepts, And Topic baik dalam bentuk Within
Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and Acrous Learners.
dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai
suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk,memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

Dikatakan bermakna karena dalam kurikulum konsep terpadu, peserta


didik akan memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari itu utuh dan
realistis. Dikatakan luas karena yang akan mereka peroleh tidak hanya dalam
satu ruang lingkup disiplin saja melainkan semua lintas disiplin karena di
pandang berkaitan satu sama lain.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama


pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita
berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya
memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada
orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan
bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di
mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat
menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk


meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang
sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui
implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis
karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karater dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat di


integrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang
teradapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, di eksplisitkan,
dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,

pendidikan nilai, dan pembentuknan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidiak karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada
pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbul-simbul yang dipraktikkan oleh semua
warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah
merupkan ciri khas, karakter/watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata
masyarakat luas.

3. Tujuan Kurikulum 2013

Sesuai dengan kedudukan dan fungsi kurikulum 2013, tujuan


pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Plumpang adalah sebagai pedoman
untuk merencanakan dan mengatur tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan sekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai