“Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya
oleh debitur atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya dan yang memberi wewenag
kepada kreditur untuk menggambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului
kreditur-kreditur lain; dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan
atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang
dikeluarka setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus didahulukan”
Pengertian gadai yang tercantum dalam pasal 1150 KUH Perdata ini sangat luas,
tidak hanya mengatur tentang pembebanan jaminan atas barang bergerak, tetapi juga
mengatur tentang kewenangan kreditur untuk mengambil pelunasaannya dan mengatur
eksekusi barang gadai, apabila debitur lalai dalam melaksanakan haknya.
Unsur-unsur yang tercantum dalam pengertian gadai adalah :
1. Subjek gadai, yaitu kreditur dan debitur
2. Objek gadai, yaitu barang bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud; dan
3. Adanya kewenangan kreditur
Kewenangan kreditur adalah kewenangan untuk melakukan pelelangan terhadap
barang debitur.
HapusnyaGadai
1. Apabila benda gadai dikeluarkan dari kekuasaan penerima gadai dan kembali ke tangan
pemberi gadai
2. Manakala perikatan pokok telah dilunasi atau jika utang pokok telah dilunasi atau telah
hapus
3. Hilangnya atau dicurinya benda gadai dari penguasaan pemegang gadai/penerima gadai
(musnahnya barang gadai)
4. Dilepaskannya benda gadai secara sukarela oleh pemegang/penerima gadai.
sumber :
Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, H Salim, Jakarta, 2004, Raja Grapindo