Anda di halaman 1dari 31

JAMINAN KEBENDAAN DAN JAMINAN PERORANGAN

DISUSUN OLEH

PIPIP TAPIPAH SURTINI

JAMINAN SECARA UMUM

Jaminan secara umum merupakan jaminan yang timbul dari undang-undang yang berlaku bagi kreditor dimana
kreditor mempunyai kedudukan yang sama (paritas creditorium). Jaminan secara umum ini diatur dalam pasal 1131
KUH Perdata yang berbunyi:

“Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun
yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.”

Pasal 1131 KUH Perdata tersebut mengandung pengertian bahwa segala harta kekayaan debitor baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru bukan hanya menjadi jaminan atas kewajiban
debitor untuk masalah hutang piutang juga menjamin semua perikatan yang dilakukan oleh debitor. Dalam pasal 1131
KUH Perdata disebutkan semua harta kekayaan debitor, sehingga dalam hal ini tidak ada harta kekayaan yang khusus
diserahkan sebagai agunan.

Apabila terdapat lebih dari satu kreditor, bagaimana cara membagi harta kekayaan tersebut untuk para kreditor, maka
pasal 1132 KUH Perdata mengatur sebagai berikut :

“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya,
pendapatan penjualan benda benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya
piutang masing-masing kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan”.

Dalam kalimat terakhir pasal 1132 KUH Perdata disebutkan bahwa “kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada
alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”, ini menunjukkan terdapat beberapa kreditor yaitu ada kreditor yang
mempunyai hak yang didahulukan dibanding dengan kreditor lainnya. Kreditor yang didahulukan dinamakan kreditor
preferen (secured creditors), sedangkan kreditor lainnya disebut kreditor konkuren (unsecured creditors).

Kreditor preferen adalah kreditor mempunyai hak untuk didahulukan dari kreditor yang lainnya (yaitu kreditor
konkuren ). Menurut pasal 1133 KUH Perdata hak didahulukan ini timbul karena hak istimewa (privelege), gadai dan
hipotek Selain yang diatur dalam pasal 1133 KUH Perdata tersebut, kreditor dalam fiducia menurut undang-undang
fiducia dan dalam hak tanggungan menurut undang-undang hak tanggungan mempunyai hak yang didahulukan.

Hak istimewa (privelege) menurut pasal 1134 KUH Perdata adalah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan
kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya, semata-mata
berdasarkan sifat piutangnya. Gadai dan hipotek adaah lebih tinggi daripada hak istimewa kecuali dalam hal-hal
dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya.

Hak istimewa (privelege) bukan hak kebendaan, menurut J Satrio, SH dalam bukunya “ Hukum Jaminan. Hak-hak
Jaminan Kebendaan”, cetakan I, 1991, penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, halaman 33 menyebutkan bahwa :

“pemilik hak tagihan yang diistimewakan tidak mempunyai hak hak yang lebih dari orang lain. Ia tak
mempunyai hak untuk menjual sendiri benda-benda atas mana ia mempunyai hak yang didahulukan untuk
mengambil pelunasannya, ia tak mempunyai hak hak yang mengikuti bendanya, kalau benda itu ada ditangan
pihak ketiga, ia tak mempunyai droit de suite. Kelebihannya hanya, bahwa atas hasil penjualan benda
tertentu/semua benda milik debitor , ia dahulukan didalam mengambil pelunasannya”.

1
Mengenai urutan tingkatan diantara para kreditor, jika melihat pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata disebutkan bahwa
gadai dan hipotik adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal dimana oleh undang-undang
ditentukan sebaliknya. Kemudian diantara kreditor dengan hak istimewa , tingkatannya diatur menurut berbagai sifat
hak-hak istimewanya (pasal 1135). Sedangkan semua kreditor yang tingkatannya sama dibayar menurut
keseimbangan (pasal 1136 KUH Perdata).

Dengan demikian urutan tingkatan kreditor adalah :

Pertama kreditor yang mempunyai piutang yang dijamin dengan hak jaminan (gadai, hipotek, fiducia
dan hak tanggungan).
Kedua kreditor yang memiliki hak istimewa
Ketiga kreditor konkuren

jika undang-undang menentukan sebaliknya maka urutan tingkatan kreditor adalah :

pertama kreditor yang memiliki hak istimewa


kedua kreditor yang mempunyai piutang yang dijamin dengan hak jaminan (gadai, hipotek, fiducia
dan hak tanggungan).
Ketiga kreditor konkuren

Hak –hak istimewa ada yang mengenai benda-benda tertentu, dan ada yang mengenai seluruh benda, baik bergerak
maupun tak bergerak. Yang pertama didahulukan daripada yang tersebut terakhir (pasal 1138 KUH Perdata).

Contoh hak istimewa sebagai berikut :


- Hak tagih dari Kas Negara, kantor lelang (pasal 1137 KUH Perdata)
- Hak hak istimewa yang mengenai benda benda tertentu antara lain :
 biaya perkara yang semata mata disebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu benda bergerak
maupun tidak bergerak. Biaya ini dibayar dari pendapatan penjualan benda tersebut terlebih dahulu dari
semua piutang piutang lain lainnya yang diistimewakan bahkan lebih dahulu dari gadai dan hipotik,
 uang sewa dari benda tidak bergerak , biaya biaya perbaikan yang menjadi wajibnya si penyewa beserta
segala apa yang mengenai kewajiban memenuhi persetujuan sewa,
 harga pembelian benda bergerak yang belum dibayar,
 biaya untuk melakukan suatu pekerjaan pada suatu barang yang masih harus dibayar kepada seorang
tukang ,
 upah upah pengangkutan dan biaya biaya tambahan
(pasal 1139 KUH Perdata).
- Hak istimewa yang diatur dalam peraturan perundang –undangan tentang perpajakan
- Hak hak istimewa atas semua benda bergerak dan tidak bergerak pada umumnya antara lain :
 Biaya perkara yang semata mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian suatu warisan. Biaya ini
didahulukan daripada gadai dan hipotik,
 biaya penguburan,
 upah buruh selama tahun yang lalu dan upah yang sudah dibayar dalam tahun yang sedang berjalan
(pasal 1149 KUH Perdata).
- imbalan kurator sebagaimana diatur dalam undang- undang Kepailitan.

2
JAMINAN PERORANGAN
(PENANGGUNGAN UTANG)

Jaminan secara umum sebagaimana dibahas dalam BAB I diatas menurut Prof. R. Subekti, SH dalam bukunya
“Jaminan-jaminan untuk pemberian kredit menurut Hukum Indonesia”, cetakan IV, 1989, penerbit Citra Aditya Bakti,
Bandung, halaman 21-22, menyebutkan bahwa “jaminan secara umum itu sering dirasakan kurang cukup dan kurang
aman, karena selainnya bahwa kekayaan si berutang pada suatu waktu bisa habis, juga jaminan secara umum itu
berlaku untuk semua kreditor, sehingga kalau ada banyak kreditor, ada kemungkinan beberapa orang dari mereka
tidak lagi mendapat bagian. Oleh karena itu maka seringkali seorang minta diberikan jaminan khusus dan jaminan
khusus ini bisa berupa jaminan kebendaan (hipotik, gadai dan fiducia) dan bisa juga berupa jaminan perorangan, yang
terakhir inilah yang dinamakan penanggungan utang (“borgtocht”, “guaranty”)”.

Jaminan perorangan menurut Prof. R. Subekti, SH dalam bukunya “Jaminan-jaminan untuk pemberian kredit menurut
Hukum Indonesia”, tersebut diatas, halaman 15, adalah “selalu suatu perjanjian antara seorang berpiutang (kreditor)
dengan seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban siberutang (debitor) . ia bahkan dapat
diadakan diluar (tanpa) pengetahuan siberutang tersebut”.

Penanggungan utang diatur dalam pasal 1820 KUH Perdata sampai dengan pasal 1850 KUH Perdata.

Pasal 1820 KUH Perdata berbunyi :


“Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang
, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya”.

Beberapa ketentuan tentang jaminan perorangan adalah :

- Penanggungan adalah perjanjian accesoir , sebagaimana disebutkan dalam pasal 1821 KUH Perdata yang berbunyi
” tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah. Namun dapatlah seseorang memajukan diri
sebagai penanggung untuk suatu perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan dengan suatu tangkisan yang
hanya mengenai dirinya pribadi si berutang misalnya dalam hal kebelumdewasaan”.

- Seorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri untuk lebih , maupun dengan syarat syarat yang lebih berat,
daripada perikatannya si berutang. Adapun penanggungan boleh diadakan untuk hanya sebagian saja dari
utangnya atau dengan syarat syarat yang kurang. Jika penanggungan diadakan untuk lebih dari utangnya atau
dengan syarat syarat yang lebih berat, maka perikatan itu tidak sama sekali batal, melainkan ia adalah sah hanya
untuk apa yang diliputi oleh perikatan pokok (pasal 1822 KUH Perdata).

- Seorang dapat mengajukan diri sebagai penanggung dengan tidak telah diminta untuk itu oleh orang untuk siapa
ia mengikatkan dirinya, bahkan diluar pengetahuan orang itu. Adalah diperbolehkan juga untuk menjadi
penanggung tidak saja untuk si berutang utama tetapi juga untuk seorang penanggungnya orang itu (pasal 1823
KUH Perdata). dalam praktek dinamakan sub-penanggung (“sub-borg”, “sub-guarantor”).

- Penanggungan utang tidak dipersangkakan, tetapi harus diadakan dengan pernyataan yang tegas, tidaklah
diperbolehkan untuk memperluas penanggungan hingga melebihi ketentuan ketentuan yang menjadi syarat
sewaktu mengadakannya (pasal 1824 KUH Perdata).

- Penanggungan yang tidak terbatas untuk suatu perikatan pokok , meliputi segala akibat utangnya, bahkan
terhitung biaya biaya gugatan yang diajukan terhadap siberutang utama dan terhitung pula segala biaya yang
dikeluarkan setelah si penanggung diperingatkan tentang itu (pasal 1825 KUH Perdata).

- Perikatan perikatan para penanggung berpindah kepada akhliwaris mereka (pasal 1826 KUH Perdata).

Akibat penanggungan antara kreditor dan penanggung adalah :

- Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang selainnya jika si berutang lalai, sedangkan
harta benda si berutang ini harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya (pasal 1831 KUH
Perdata).
3
- Si penanggung tidak dapat menuntut supaya harta benda si berutang lebih dahulu disita dan dilelang untuk
melunasi utangnya dalam hal :
 Apabila ia telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut dilakukannya lelang-sita lebih dahulu atas
harta benda si berutang tersebut.
 Apabila ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan siberutang utama secara tanggung menanggung
dalam hal ini akibat-akibat perikatannya diatur menurut asas asas yang ditetapkan untuk utang utang
tanggung menanggung.
 Jika si berutang berada dalam keadaan pailit
 Dalam halnya penanggungan yang diperintahkan oleh Hakim
(pasal 1832 KUH Perdata).

- Si berpiutang tidak diwajibkan menyita dan menjual lebih dahulu harta benda si berutang selainnya apabila itu
diminta oleh si penanggung pada waktu pertama kali dituntut dimuka pengadilan (pasal 1833 KUH Perdata).

- Si penanggung yang menuntut supaya harta benda si berutang lebih dahulu disita dan dilelang, diwajibkan
menunjukkan kepada si berpiutang benda-benda si berutang, dan membayar lebih dahulu biaya yang diperlukan
untuk melaksanakan penyitaan serta pelelangan tersebut. Tak diperbolehkan ia menunjuk pada benda benda
yang sedang menjadi buah sengketa di muka hakim maupun yang sudah dijadikan jaminan hipotik untuk utang
yang bersangkutan atau yang sudah tidak lagi ditangannya si berutang, maupun pula benda benda yang terletak
diluar wilayah Indonesia (pasal 1834 KUH Perdata).

- Apabila si penanggung , menurut pasal yang telah lalu telah menunjukkan benda benda si berutang dan tetap
membayar lebih dahulu uang yang diperlukan untuk penyitaan dan penjualan benda benda itu, maka si
berpiutang bertanggung jawab terhadap si penanggung, hingga sejumlah harga benda-benda yang ditunjuk itu,
tentang ketidakmampuan si berutang yang tanpa adanya tuntutan tuntutan terjadi sesudah itu (pasal 1835 KUH
Perdata).

- Jika beberapa orang telah mengikatkan diri sebagai penanggung untuk seorang debitor yang sama. Lagi pula
untuk utang yang sama, maka masing masing adalah terikat untuk seluruh utang itu (pasal 1836 KUH Perdata).

Akibat penanggungan antara debitor dan penanggung adalah :

- Si penanggung yang telah membayar, dapat menuntutnya kembali dari si berutang utama baik penanggungan itu
telah diadakan dengan maupun tanpa pengetahuan si berutang utama. Penuntutan kembali ini dilakukan
mengenai uang pokoknya maupun mengenai bunga dan biaya biaya. Mengenai biaya biaya ini si penanggung
hanya dapat menuntutnya kembali, sekedar ia telah memberikan kepada si berutang utama tentang tuntutan
tuntutan yang ditujukan kepadanya. Didalam waktu yang patut . si penanggung ada juga mempunyai hak
menuntut penggantian biaya, rugi dan bunga, jika ada alasan untuk itu (Pasal 1839 KUH Perdata).
- Si penanggung yang telah membayar menggantikan demi hukum segala hak si berpiutang terhadap si berutang
(pasal 1840 KUH Perdata). dalam hal ini terjadi subrogasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1402 KUH
perdata.
- Jika beberapa orang berutang utama yang bersama sama memikul satu utang, masing-masing terikat untuk
seluruh utang itu, maka seorang yang mengajukan diri sebagai penanggung untuk mereka kesemuanya, dapat
menuntut kembali segala apa yang telah dibayarnya dari masing-masing orang berutang tersebut (pasal 1841 KUH
Perdata).
- Si penanggung yang sekali telah membayar utangnya tidak dapat menuntutnya kembali dari si berutang utama
yang telah membayar untuk kedua kalinya. Jika ia tidak telah memberitahukan kepadanya tentang pembayaran
yang telah dilakukannya dengan tidak mengurangi hak nya untuk menuntutnya kembali dari siberpiutang. Jika si
penanggung telah membayar tanpa digugat untuk itu, sedangkan ia tidak memberitahukannya kepada si berutang
utama, maka ia tidak dapat menuntutnya kembali dari si berutang utama ini, manakala si berutang utama ini,
pada waktu dilakukannya pembayaran mempunyai alasan alasan untuk menuntut dinyatakannya batal utangnya,
dengan tidak mengurangi tuntutan si penanggung terhadap si berpiutang (pasal 1842 KUH Perdata).

Hapusnya Penanggungan:

- Perikatan yang diterbitkan dari penanggungan hapus karena sebab-sebab yang sama, sebagaimana yang
menyebabkan berakhirnya perikatan perikatan lainnya (pasal 1845 KUH Perdata).

4
- Percampuran yang terjadi diantara pribadinya si berutang utama dan pribadinya si penanggung utama , sekali kali
tidak mematikan tuntutan hukum si berpiutang terhadap orang yang telah mengajukan diri sebagai
penanggungnya penanggung (pasal 1846 KUH Perdata).
- Si penanggung dapat menggunakan terhadap si berutang utama segala tangkisan yang dapat dipakai oleh si
berutang utama dan mengenai utangnya yang ditanggung itu sendiri. Namun tak boleh lah ia mengajukan
tangkisan tangkisan yang khusus hanya mengenai pribadinya si berutang (pasal 1847 KUH Perdata).
- Si penanggung dibebaskan apabila ia karena kesalahan si berpiutang tidak lagi dapat menggantikan hak-haknya
hipotik hipotik nya dan hak-hak istimewanya si berpiutang itu (pasal 1848 KUH Perdata).
- Jika si berpiutang secara sukarela menerima suatu benda tak bergerak maupun suatu benda lain sebagai
pembayaran atas utang pokok, maka si penanggung dibebaskan karenanya. Biarpun benda itu kemudian, karena
suatu putusan hakim. Oleh si berpiutang harus diserahkan kepada seorang lain (pasal 1849 KUH Perdata).
- Suatu penundaan pembayaran belaka yang oleh si berpiutang diberikan kepada si berutang, tidak membebaskan
si penanggung utang, namun si penanggung ini dalam hal yang seperti itu, dapat menuntut si berutang dengan
maksud untuk memaksanya untuk membayar utangnya atau membebaskan si penanggung dari
penanggungannya (pasal 1850 KUH Perdata).

Menurut DR Munir Fuady SH MH LLM dalam bukunya “Hukum Jaminan Utang” cetakan pertama, 2013, penerbit
Erlangga, halaman 11 disebutkan bahwa ”Jaminan perorangan (dalam arti luas) dapat diklasifikasikan lagi ke dalam
tiga golongan yaitu :
- Garansi pribadi (personal guarantee)
- Jaminan perusahaan (corporate guarantee)
- Garansi bank (bank guarantee)”

Isi perjanjian Jaminan Perorangan dan Jaminan Perusahaan antara lain sebagai berikut :

- Penanggung

Jika jaminan perorangan maka yang menjadi pihak penanggung adalah perorangan pribadi. Sedangkan jika
jaminan perusahaan maka yang menjadi pihak penanggung adalah perusahaan yang berbadan hukum seperti
Perseroan Terbatas , dalam hal ini harus diperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar tentang kewenangan
Direksi yaitu apakah untuk menjadikan perseroan terbatas sebagai penanggung diperlukan persetujuan dari
Dewan Komisaris atau RUPS.

- Penjamin bersedia membayar hutang debitor

“Bahwa untuk memenuhi ketentuan dari PERJANJIAN dengan ini terhadap Tuan....................... (selanjutnya
disebut : PENJAMIN) menyatakan apabila di kelak kemudian hari ternyata Debitur wanprestasi. PENJAMIN
bersedia untuk membayar kepada BANK semua kewajiban membayar yang terbeban pada PENERIMA KREDIT
sampai sejumlah yang sama dengan yang wajib dibayar oleh PENERIMA KREDIT kepada BANK pada saat itu”.

- Janji dan Jaminan Penjamin untuk membayar hutangnya debitor

“PENJAMIN dengan ini menjamin dan berjanji untuk membayar sepenuhnya kepada BANK semua jumlah uang
yang sekarang (atau pada suatu waktu) yang akan datang terhutang oleh PENERIMA KREDIT kepada BANK yang
disebabkan oleh apapun juga, baik karena PERJANJIAN, maupun karena sebab-sebab lain apapun namanya”.

- Penjamin adalah penjamin yang berhak

“PENJAMIN dengan ini menjamin BANK bahwa PENJAMIN berhak penuh untuk membuat dan melaksanakan
jaminan yang dimuat dalam akta ini dan jaminan ini merupakan kewajiban yang sah dan mengikat diri PENJAMIN;
dan bahwa tidak ada perkara atau perkara administrasi di hadapan pengadilan yang sekarang berjalan atau hal-
hal yang menurut PENJAMIN mengancam kekayaan PENJAMIN yang dapat mempengaruhi keadaan harta
kekayaan PENJAMIN”.

- Penjamin melepaskan hak utk menghapuskan penanggungan

“PENJAMIN dengan ini melepaskan semua hak untuk dilunaskan lebih dahulu atau pembagian hutang atau segala
hak utama dan eksepsi yang oleh undang-undang diberikan kepada setiap PENJAMIN diantaranya, (tetapi tidak
5
terbatas pada) ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal-pasal 1843, 1847, 1848, dan 1849 dari kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia”.

- Perjanjian jaminan perorangan ini tidak bisa diakhiri tanpa persetujuan Kreditor

“Pemberian jaminan borg (personal guarantee) yang diatur dalam akta ini tidak dapat diakhiri/dicabut oleh
PENJAMIN tanpa persetujuan tertulis dari BANK”.

JAMINAN KEBENDAAN, GADAI DAN HIPOTIK

JAMINAN KEBENDAAN

Menurut DR Munir Fuady SH MH LLM dalam bukunya “Hukum Jaminan Utang” tersebut diatas , halaman 10
disebutkan bahwa ”Jaminan kebendaan adalah jaminan yang mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu.
Jaminan ini selalu mengikuti bendanya, kemana pun benda tersebut beralih atau dialihkan serta dapat dialihkan
kepada dan dapat dipertahankan terhadap siapapun. Jaminan kebendaan yang bersifat khusus mencakup
penentuan/penunjukan atas benda tertentu milik debitor atau milik pihak ketiga untuk menjadi jaminan utangnya ,
yang jika debitor wanprestasi atas penbayaran utangnua , maka hasil dari penjualan benda objek jaminan tersebut
harus terlebih dahulu (preferen) dibayarkan kepada kreditor bersangkutan untuk melunasi pembayaran utang, setelah
itu jika ada sisa baru akan dibagikan kepada kreditor lainnya (kreditor konkuren).”

Sedangkan menurut Prof. R. Subekti, SH dalam bukunya “Jaminan-jaminan untuk pemberian kredit menurut Hukum
Indonesia”, tersebut diatas , halaman 17 disebutkan bahwa “pemberian jaminan kebendaan selalu berupa
menyendirikan suatu bagian dari kekayaan seseorang, sipemberi jaminan dan menyediakannya guna pemenuhan
(pembayaran) kewajiban (utang) seorang debitor. Kekayaan tersebut dapat berupa kekayaan si debitor sendiri atau
kekayaan seorang ketiga. Penyendirian atau penyediaan secara khusus itu diperuntukkan bagi keuntungan seorang
kreditor tertentu yang telah memintanya”.

CirI jaminan kebendaan :


- Dapat diadakan atas benda yang ditunjuk secara khusus dan bendanya dipegang oleh kreditor , sehingga
mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu milik debitor dan dapat dipertahankan kepada siapapun
- Konvensional
- Dinyatakan secara tegas dan harus dibuat dengan akta otentik
- Publisitas
- Tidak dapat dibagi bagi
- Tetap melekat pada bendanya (droit de suit) dan mengikuti bendanya ditangan siapun berada
- Mudah dieksekusi
- Didahulukan (droit de preference), kreditor didahulukan dan dimudahkan dalam mengambil pelunasan atas hasil
penjualan benda benda milik debitor
- Dapat dipindah tangankan/dialihkan

Jaminan kebendaan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah :
1. Gadai
2. Hipotik

Sedangkan Jaminan kebendaan yang tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah :
1. Fidusia
2. Hak Tanggungan
6
GADAI

Gadai diatur dalam pasal 1150 sampai dengan 1160 KUH Perdata sebagai berikut :

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya
oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang
itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang orang berpiutang lainnya,
dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya
setelah barang itu digadaikan, biaya biaya mana harus didahulukan (pasal 1150 KUH Perdata)

Menurut pasal 1152 KUH Perdata tersebut diatas, dalam gadai barang barang bergerak diletakkan dibawah kekuasaan
si berpiutang atau seorang pihak ketiga yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tidak sah apabila benda dibiarkan
tetap dalam kekuasaan si berutang atau pemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan si berpiutang. Hak gadai
hapus , apabila barangnya gadai keluar dari kekuasaan penerima gadai.

Persetujuan gadai dibuktikan dengan segala alat yang diperbolehkan bagi pembuktian persetujuan pokoknya (pasal
1151 KUH Perdata)

Hak gadai merupakan hak accesoir yang artinya hak yang tergantung dari adanya suatu perjanjian pokok yaitu
perjanjian hutang piutang yang dijamin dengan hak tersebut.

Menurut pasal 1151 KUH Perdata tersebut diatas perjanjian gadai dibuktikan dengan segala alat yang diperbolehkan
bagi pembuktian perjanjian pokoknya. Sehingga perjanjian gadai dapat dibuat dengan akta notaris maupun dibuat
dibawah tangan.

Unuk meletakaan hak gadai atas surat surat tunjuk diperlukan selain endossemennya , penyerahan suratnya (pasal
1152 bis KUH Perdata).

Hak gadai atas benda benda bergerak yang tak bertubuh, kecuali surat surat tunjuk atau surat surat bawa, diletkkan
dengan pemberitahuan perihal penggadaiannya kepada orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus
dilaksanakan. Oleh orang ini tentang hal pemberitahuan tersebut serta tentang izinnya si pemberi gadai dapat
dimintanya suatu bukti tertulis. Persetujuan gadai dibuktikan dengan segala alat yang diperbolehkan bagi pembuktian
persetujuan pokoknya (pasal 1153 KUH Perdata).

Apabila si berutang atau pemberi gadai tidak dapat memenuhi kewajibannya kewajibannya, maka tidak
diperkenankan si berpiutang memiliki barang yang digadaikan. Segala janji yang bertentangan dengan ini adalah batal
(pasal 1154 KUH Perdata).

Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain , maka si berpiutang adalah berhak jika siberutang atau pemberi
gadai bercidera janji, setelah tenggang wajtu yang ditentukan lampau atau jika tidak telah ditentukan suatu
peringatan untuk membayar, menyuruh menjual barang gadainya di muka umum menurit kebiasaan kebiasaan
setempat serta atas syarat syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya
bersama bunga dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut. Jika barang gadainya terdiri atas barang barang
perdagangan atau efek-efek yang dapat diperdagangkan di pasar atau di bursa, maka penjualannya dapat dilakukan di
tempat-tempat tersebut asal dengan perantaraan dua makelar yang ahli dalam perdagangan barang barang itu (pasal
1155 KUH Perdata).

Bagaimanapun, apabila si berutang atau pemberi gadai bercidera janji, siberpiutang dapat menuntut dimuka Hakim
supaya barang gadainya dijual menurut cara yang ditentukan oleh Hakim untuk melunasi utang beserta bunga dan
biaya ataupun Hakim atas tuntutan si berpiutang dapat mengabulkan bahwa barang gadainya akan tetap pada si
berpiutang untuk suatu jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan hingga sebesar utangnya beserta bunga dan
biaya. Tentang hal penjualan barang gadai dalam hal hal termaksud dalam pasal ini dan pasal pasal yang lalu, si
berpiutang memberitahu si pemberi gadai selambat-lambatnya pada hari berikutnya apabila ada suatu perhubungan
pos harian ataupun suatu perhubungan telegraf, atau jika tidak demikian haknya dengan pos yang berangkat pertama.
Pemberitahuan dengan telegraf atau dengan surat tercatat berlaku sebagai suatu pemberitahuan yang sah (pasal
1156 KUH Perdata).
7
Si berpiutang adalah bertanggung jawab atas hilangnya atau kemerosotan barangnya sekadar itu telah terjadi karena
kelalaiannya. Sebaliknya si berutang diwajibkan mengganti kepada si berpiutang segala biaya yang berguna dan perlu
yang telah dikeluarkan oleh pihak yang tersebut belakangan ini guna keselamatan barang gadainya (pasal 1157 KUH
Perdata).

Jika suatu piutang digadaikan, sedangkan piutang ini menghasilkan bunga, maka si berpiutang boleh
memperhitungkannya dengan bunga yang harus dibayarkan kepadanya. Jika utang yang untuk menjaminnya telah
diberikan suatu piutang dalam gadai , tidak menghasilkan bunga, maka bunga bunga yang diterima oleh si pemegang
gadai dikurangkan dari uang pokok (pasal 1158 KUH Perdata).

Selama si pemegang tidak menyalahgunakan barang yang diberikan dalam gadai, maka si berutang tidaklah berkuasa
menuntut pengembaliannya, sebelum ia telah membayar sepenuhnya baik uang pokok maupun bunga dan biaya
utangnya, yang untuk menjamin barang gadainya telah diberikan, beseta pula segala biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkan barang gadainya. Jika diantara si berutang dan si berpiutang ada pula suatu utang kedua yang
dibuatnya sesudah saat pemberian gadai dan dapat ditagih sebelum pembayaran utang pertama atau pada hari
pembayaran itu sendiri maka si berpiutang tidak diwajibkan melepaskan barang gadainya sebelum kepadanya dilunasi
sepenuhnya kedua utang tersebut, sekalipun tidak telah diperjanjikan untuk mengikatkan barang gadainya bagi
pembayaran utang keduanya (pasal 1159 KUH Perdata).
Barang gadai tidak dapat dibagi bagi sekalipun utangnya diantara para waris si berutang atau diantara para warisnya si
berpiutang dapat dibagi bagi. Seorang waris si berutang yang telah membayar sebagiannya tidak dapat menuntut
pengembalian bagiannnya dalam barang gadainya selama utangnya belum dibayar sepenuhnya. Sebaliknya seorang
waris si berpiutang yang telah menerima bagiannya dalam piutangnya tidaklah diperkenankan mengembalikan barang
gadainya bagi kerugian para kawan waris yang beum dibayar (pasal 1160 KUH Perdata).

Hak-hak pemegang gadai :

- Mempunyai hak retensi, yaitu Ia berhak untuk menahan benda-benda milik debitur selama jangka waktu tertentu
selama utang debitur belum dilunasi.
- Mempunyai hak untuk mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan barang tersebut, apabila orang yang
berhutang tidak menepati kewajibannya. Penjualan bisa dilakukan sendiri atau dengan perantaraan Hakim.
- Mempunyai hak untuk minta ganti biaya-biaya yang ia telah keluarkan untuk menyelamatkan barang jaminan .

Kewajiban pemegang gadai :

- Bertanggung jawab tentang hilangnya atau kemunduran harga barang jaminan, jika itu disebabkan karena
kelalaiannya,
- Harus memberitahukan kepada orang yang berhutang apabila akan menjual barang jaminan.
- Harus memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualannya dan setelah mengambil pelunasan hutangnya,
harus menyerahkan kelebihannya pada kreditur.
- Harus mengembalikan barang jaminan, apabila hutang pokok, bunga dan biaya untuk menyelamatkan barang
jaminan telah dibayar lunas.

J Satrio SH dalam bukunya “ Hukum Jaminan, Hak Hak Jaminan Kebendaan” , cetakan pertama, 1991, penerbit PT Citra
Aditya Bakti , Bandung, halaman 146-147 menyebutkan tentang hapusnya hak gadai yaitu :
- Dengan hapusnya perikatan pokok yang dijamin dengan gadai
- Dengan terlepasnya benda jaminan dari kekuasaan pemegang gadai
- Dengan hapus/musnahnya benda jaminan
- Dengan dilepasnya benda gadai secara sukarela
- Dengan percampuran yaitu dalam hal pemegang gadai menjadi pemilik barang gadai tersebut.

8
CONTOH AKTA GADAI SAHAM

GADAI SAHAM
Nomor :

Pada hari ini


Pukul Waktu Indonesia Barat.
Menghadap kepada saya, Sarjana Hukum, Notaris di dengan dihadiri saksi saksi yang saya, notaris
kenal dan nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini :
I.
- Sebagai “Pemberi Gadai”, untuk selanjutnya dalam akta ini disebut “Pihak Pertama”
II.
Sebagai “Penerima Gadai” untuk selanjutnya dalam akta ini disebut “Pihak Kedua”
Para penghadap saya, notaris, kenal.
Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris, tetap bertindak dalam kedudukannya tersebut diatas, bersama ini
menerangkan terlebih dahulu :
- Bahwa pihak pertama adalah pemilik dari 10 (sepuluh) saham masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp. ..
(...) dalam perseroan terbatas PT ...., berkedudukan di ....
- Bahwa antara Pihak Pertama disatu pihak dan pihak kedua dilain pihak telah dibuat akta Perjanjian Kredit
tanggal ...nomor ... yang telah dibuat dihadapan saya, notaris.
- Bahwa para pihak telah setuju dan mufakat untuk membuat perjanjian penggadaian atas saham-saham tersebut
sebagai jaminan pembayaran kembali secara secara sebagaimana mestinya dari segala sesuatu yang terhutang
dan wajib dibayar oleh pihak pertama kepada pihak kedua berdasarkan akta perjanjian kredit tersebut diatas
berikut setiap perubahan, penambahan, penurunan, perpanjangan serta penggantiannya dikemudian hari,
termasuk bunga dan biaya apapun.
Berhubung dengan apa yang diuraikan di atas, maka penghadap pihak pertama dengan ini menerangkan telah
menyerahkan secara gadai kepada penghadap pihak kedua tetap dalam kedudukannya seperti tersebut diatas, yang
menerangkan dengan ini telah menerima dari pihak pertama penggadaian atas :
- 10 (sepuluh) saham masing-masing dengan nilai nominal sebesar Rp .... (....) dalam perseroan terbatas PT ....,
berkedudukan di ... tersebut (disebut pula saham-saham).
Selanjutnya para penghadap tetap dalam kedudukannya seperti tersebut diatas menerangkan bahwa penggadaian
saham-saham tersebut telah dilakukan dan diterima dengan memakai ketentuan-ketentuan dan syarat – suarat
sebagai berikut :
--------------------------------------------------------Pasal 1----------------------------------------------------
Pihak pertama menjamin bahwa :
- Saham saham tersebut adalah miliknya dan tidak ada seorang pun atau pihak lain yang ikut mempunyai hak
apapun atas saham-saham tersebut.
- Nilai nominal setiap saham tersebut telah disetor penuh;
- Pemberi gadai berhak untuk menggadaikan saham saham tersebut;
- Saham-saham tersebut tidak pernah dan tidak akan diberikan sebagai jaminan secara bagaimanapun juga kepada
pihak lain;
- Saham saham tersebut tidak tersangkut perkara atau sengketa dan tidak berada dalam sitaan.
- Pemberi gadai tidak pernah dan tidak akan melalaikan kewajibannya untuk membayar pajak atau pungutan
berupa apapun juta untuk memenuhi segala kewajibannya terhadap Pemerinrah RI.
-------------------------------------------------------Pasal 2-----------------------------------------------------
Bilamana pihak pertama lalai dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit , maka pihak kedua
berhak untuk menjual saham-saham dihadapan umum menurut kebiasaan setempat, maka pihak kedua berhak
menetapkan sendiri harga dan syarat syaratnya dengan minimum harga menurut harga buku.
Dalam hal demikian pihak kedua berhak menggunakan hasil penjualan saham saham untuk melunasi hutang
berdasarkan perjanjian kredit tersebut.
Bilamana terdapat kelebihan, maka pihak kedua akan menyerahkan kelebihan tersebut kepada pihak pertama akan
tetapi tanpa mewajibkan pihak kedua untuk membayar bunga atau ganti kerugian berupa apapun dan berapapun
jumlahnya, tetapi bilamana hasil penjualan saham saham tersebut tidak mencukupi untuk membayar utang, maka
pihak pertama tetap wajib membayar sisa utang.
------------------------------------------------------Pasal 3------------------------------------------------------
Pihak pertama dengan ini memberi kuasa kepada Pihak kedua untuk dan atas nama pihak pertama memberitahukan
pemberian jaminan gadai ini secara tertulis sesuai dengan ketentuan pasal 1153 Kitab Undang undang Hukum Perdata

9
kepada perseroan terbatas PT .......untuk dicatat dalam buku daftar saham perseroan mengenai penggadaian saham
saham tersebut.
-----------------------------------------------------Pasal 4-------------------------------------------------------
Manakala pihak pertama lalai untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit maka pihak pertama
dengan ini untuk nanti pada waktunya memberi kuasa kepada pihak kedua selama utang /kredit belum lunas
seluruhnya untuk dan atas nama pihak pertama melakukan tindakan sebagai berikut :
- Menerima segala pembayaran dividen atas saham-saham
- Menerima pembayaran sisa likuidasi dalam hal perseroan terbatas PT ... dilikuidir
- Menggunakan semua penerimaan tersebut untuk melunasi segala pembayaran uang
- Menghadiri semua rapat-rapat pemegang saham perseroan terbatas PT ..., mengeluarkan suara dan mengambil
keputusan dalam rapat rapat tersebut
- Melakukan segala sesuatu yang dianggap perlu dalam melaksanakan kuasa ini.
Pihak pertama sekarang berdasarkan akta ini dan pemberi gadai berjanji dan mengikatkan dirinya untuk tidak
melakukan sendiri sesuatu tindakan yang telah dikuasakannya kepada pihak kedua dengan akta ini.
--------------------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------
Pihak pertama berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan surat bukti saham atas saham-saham kepada pihak
kedua segera setelah surat-surat saham itu dikeluarkan oleh perseroan terbatas PT ...dan pihak pertama berjanji dan
mengikatkan diri untuk menyerahkan kepada pihak kedua buku daftar saham perseroan dengan telah dibubuhi
catatan bahwa saham saham dari pihak pertama telah digadaikan kepada pihak kedua. Catatan mana ditandatangani
dengan semestinya oleh Direksi dan Komisaris perseroan,
---------------------------------------------------------Pasal 6---------------------------------------------------
Semua biaya dan ongkos yang dikeluarkan untuk terlaksananya sesuatu kewajiban berdasarkan akta ini, termasuk
akan tetapi tidak terbatas pada biaya penasehat hukum dan biaya lainnya untuk pengacara dan biaya sidang dan
badan peradilan seluruhnya dipikul dan dibayar oleh pihak pertama.’
Semua komisi , ongkos dan pengeluaran lainnya berkenaan dengan perjanjin ini termasuk pajak, pungutan berupa
apapun juga dan dengan nama apapun juga yang harus dibayar berkenaan dengan perjanjian ini seluruhnya dipikul
dan dibayar oleh pihak pertama dan mengenai hal ini pihak kedua dibebaskan oleh pihak pertama dari segala sesuau
atau tuntutan dari siapapun juga.
-------------------------------------------------------Pasal 7-----------------------------------------------------
Mengenai akta inidengan segala akibatnya para pihak memilih tempat tinggal umum dan tetap pada kantor panitera
Pengadilan Negeri Kelas 1 di .....
DEMIKIAN AKTA INI
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di...... pada hari dan tanggal tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri
oleh
1.
2.
sebagai saksi-saksi.
Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.
Dilangsungkan ..........

HIPOTIK

Hipotik diatur dalam pasal 1162 sampai dengan pasal 1232 KUH Perdata.

Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas suatu benda yang tidak bergerak, untuk mengambil penggantian
daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan (pasal 1162 KUH Perdata).

Hak tersebut pada hakikatnya tak dapat dibagi bagi dan terletak diatas semua benda bergerak yang diikatkan dalam
keseluruhannya, diatas masing masing dari benda benda tersebut dan diatas tiap bagian daripadanya. Benda benda ini
tetap dibebani dengan hak tersebut didalam tangannya siapapun ia berpindah (pasal 1163 KUH Perdata).

Benda bergerak tidak dapat dibebani dengan hipotik (pasal 1167 KUH Perdata).

Hipotik hanya dapat diberikan dengan suatu akta otentik, kecuali dalam hal-hal yang dengan tegas ditunjuk oleh
undang-undang (pasal 1171 KUH Perdata). Begitu juga kuasa untuk memberikan hipotik harus dibuat dengan suatu
akta otentik.
10
Hipotik hanya dapat dikenakan atas benda benda yang sudah ada, hipotik atas benda-benda yang ada dikemudian hari
adalah batal (pasal 1175 KUH Perdata).

Yang dapat dibebani dengan hipotik adalah :


- Benda-benda tidak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta segala perlengkapannya, kecuali yang
merupakan objek Hak Tanggungan
- Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut serta segala perlengkapannya,
- Hak numpang karang dan hak usaha
- Kapal laut , menurut pasal 60 undang undang RI nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran yang menyebutkan
bahwa kapal yang telah didaftarkan dalam Daftar Kapal Indonesia dapat dijadikan jaminan utang dengan
pembebanan hipotek atas kapal.

Sedangkan mengenai pesawat terbang menurut pasal 12 Undang undang RI nomor 15 tahun 1992 tentang
penerbangan bahwa pesawat terbang dapat dibebani hipotik dan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Namun Undang undang RI nomor 15 tahun 1992 tersebut telah dicabut dengan Undang-undang RI
nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan , dimana dalam undang undang penerbangan yang baru tersebut tidak
mengatur secara jelas bagaimana cara penjaminan pesawat terbang, sehingga tidak jelas apakah pesawat terbang
dapat dibebani hipotik atau tidak.

Hipotik bersifat accesoir karena itu hipotik hapus karena hapusnya perikatan pokok, karena pelepasan hipotiknya oleh
si berpiutang,

Suatu hipotik hanyalah sah, sekadar jumlah uang untuk mana ia telah dibrikan ada;ah tentu dan ditetapkan dalam
akta. Jika utangnya bersyarat ataupun jumlahnya tidak tertentu , maka pemberian hipotik senantiasa adalah sah
sampai jumlah harga taksiran yang para pihak diwajibkan menerangkan didalam aktanya (pasal 1176 KUH Perdata).

Tidaklah sekali kali si berpiutang menuntut penambahan hipotik kecuali apabila telah diperjanjikan atau ditetapkan
sebaliknya dalam undang undang (pasal 1177 KUH Perdata).

Segala janji dengan mana si berpiutang dikuasakan memiliki benda yang diberikan dalam hipotik adalah batal . namun
diperkenankanlah kepada si berpiutang hipotik pertama untuk pada waktu diberikannya hipotik, dengan tegas minta
diperjanjikan bahwa jika uang pokok tidak dilunasi semestinya atau jika bunga yang terutang tidak dibayar ia secara
mutlak akan dikuasakan menjual persil yang diperikatkan dimuka umum, untuk mengambl pelunasan uang pokok
mapun bunga serta biaya dari pendapatan penjualan iiu , janji tersebut harus dilakukan menurut cara sebagaimana
diatur dalam pasal 1211 KUH Perdata (pasal 1178 KUH Perdata).

Prof Subekti SH dalam bukunya “Pokok pokok Hukum Perdata”, cetakan ke XXVIII, 1996, penerbit PT Intermasa,
halaman 83 menyebutkan perbedaan dengan pand (gadai) dengan hipotik yaitu :
- Pandrecht (hak gadai) harus disertai dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang dijadikan jaminan, hipotik
tidak.
- pandrecht hapus, jika barang yang dijadikan jainan berpindah ke tangan orang lain, tetapi hipotik tetap terletak
sebagai beban diatas benda yang dijadikan jaminan meskipun benda ini dipindahkan pada orang lain.

Hipotik Hapus :
- karena hapusnya perikatan pokok
- karena pelepasan hipotiknya oleh si berpiutang
- karena penetapan tingkat oleh Hakim
(pasal 1209 KUH Perdata).

11
FIDUCIA

DASAR HUKUM

- Undang-undang RI nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (untuk selanjutnya disebut UU Fidusia).
- Peraturan Pemerintah RI nomor 21 tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya
Pembuatan Akta Jaminan Fidusia (untuk selanjutnya disebut PP Fidusia)

RUANG LINGKUP

Undang-undang ini berlaku terhadap setiap perjanjian yang bertujuan untuk membebani Benda Jaminan Fidusia (pasal
2 UU Fidusia).

Undang-undang ini tidak berlaku terhadap:


- Hak Tanggungan yang berkaitan dengan tanah dan bangunan, sepanjang peraturan perundang-undangan yang
berlaku menentukan jaminan atas benda-benda tersebut wajib didaftar;
- Hipotek atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran 20 (dua puluh) M3 atau lebih;
- Hipotek atas pesawat terbang; dan
- Gadai.
(pasal 3 UU Fidusia)

PENGERTIAN

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang
hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda
tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia,
sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima
Fidusia terhadap kreditor lainnya.

Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki atau dialihkan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang
terdaftar maupun yang tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan atau hipotik.

Pemberi Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.

Penerima Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin
dengan Jaminan Fidusia.

Utang yang pelunasannya dajamin dengan fidusia dapat berupa:


- utang yang telah ada
- utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu dan
- utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan perjanjian pokok yang menimbulkan
kewajiban memenuhi suatu prestasi.

Jaminan Fidusia :
- merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk
memenuhi suatu prestasi (pasal 4 UU Fidusia)
- dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau kepada kuasa atau wakil dari Penerima Fidusia
tersebut (pasal 8 UU Fidusia)
- dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis Benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada
saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Pembebanan jaminan atas Benda atau piutang yang
diperoleh kemudian tidak perlu dilakukan dengan perjanjian jaminan tersendiri (pasal 9 UU Fidusia)

12
- Kecuali diperjanjikan lain meliputi hasil dari Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia. Jaminan Fidusia meliputi
klaim asuransi, dalam hal Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia diasuransikan (pasal 10 UU Fidusia)
- Jaminan Fidusia tetap mengikuti Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dalam tangan siapapun Benda
tersebut berada, kecuali pengalihan atas benda persediaan yang menjadi objek Jaminan Fidusia (pasal 20 UU
Fidusia).
- Penerima Fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya. Hak yang didahulukan adalah hak
Penerima Fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia. Hak yang didahulukan dari Penerima Fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi
Pemberi Fidusia (pasal 27 UU Fidusia). Apabila atas Benda yang sama menjadi objek Jaminan Fidusia lebih dari 1
(satu) perjanjian Jaminan Fidusia, maka hak yang didahulukan diberikan kepada pihak yang lebih dahulu
mendaftarkannya pada Kantor Pendaftaran Fidusia (pasal 28 UU Fidusia).

PEMBEBANAN DAN PENDAFTARAN

Pembebanan Benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta
Jaminan Fidusia. Terhadap pembuatan akta Jaminan Fidusia , dikenakan biaya yang besarnya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah. Akta Jaminan Fidusia sekurang-kurangnya memuat :
- identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia
- data perjanjian pokok yang dijamin fidusia
- uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
- nilai penjaminan
- nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
(pasal 5 dan pasal 6 UU Fidusia)

Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan. Dalam hal Benda yang dibebani dengan Jaminan
Fidusia berada di luar wilayah negara Republik Indonesia, kewajiban dimaksud tetap berlaku (pasal 11 UU Fidusia).

Pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia (pasal 12 UU Fidusia)

Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan oleh Penerima Jaminan Fidusia dilakukan oleh Penerimaan
Fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia. Pernyataan pendaftaran
memuat :
- identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia
- tanggal, nomor akta Jaminana Fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta Jaminan Fidusia;
- data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia;
- uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
- nilai penjaminan; dan
- nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
(pasal 13 UU Fidusia dan pasal 3 PP Fidusia).

Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia diajukan dalam jangka waktu paing lama 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak
tanggal pembuatan akta Jaminan Fidusia (pasal 4 PP Fidusia). Permohonan pendaftaran yang telah memenuhi
persyaratan akan mendapat bukti pendaftaran paling sedikit memuat nomor perdaftaran, tanggal pengisian aplikasi,
nama pemohon, nama kantor pendaftaran Fidusia dan biaya pendaftaran Fidusia (pasal 5 PP Fidusia). Pendaftaran
Fidusia dicatat secara elektronik setelah pemohon melakukan pembayaran biaya pendaftaran Jaminan Fidusia (pasal 6
PP Fidusia).

SERTIPIKAT FIDUSIA

Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada Penerima Fidusia Sertifikat Jaminan Fidusia pada
tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran (pasal 14 UU Fidusia)

Sertifikat Jaminan Fidusia :


- merupakan salinan dari Buku Daftar Fidusia
- memuat catatan seperti :
 identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia,
 tanggal, nomor akta Jaminana Fidusia,
 nama, dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta Jaminan Fidusia,
13
 data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia,
 uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia, nilai penjaminan dan nilai Benda yang menjadi
objek Jaminan Fidusia.
- Ditandatangani secara elektronik oleh Pejabat pada Kantor Pendaftaran Fidusia (pasal 7 ayat 2 PP Fidusia).
- Dapat dicetak pada tanggal yang sama dengan tanggal Jaminan Fidusia dicatat (pasal 8 PP Fidusia).

Dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dicantumkan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA". Sertifikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap. Apabila debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual
Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri (pasal 15 UU Fidusia).

LAHIRNYA JAMINAN FIDUSIA

Jaminan Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminana Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia
(pasal 16 UU Fidusia).

PERBAIKAN DATA DALAM SERTIPIKAT JAMINAN FIDUSIA

Dalam hal terjadi kesalahan pengIsian data dalam permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia mengenai :
- identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia
- tanggal, nomor akta Jaminana Fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta Jaminan Fidusia;
- data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia;
- uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
- nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
yang diketahui setelah Sertipikat Jamina Fidusia dicetak , Penerima Fidusia, kuasa atau wakilnya harus mengajukan
permohonan perbaikan Sertipikat Jaminan Fidusia kepada Menteri, dengan melampirkan salinan sertipikat Jaminan
Fidusia yang akan diperbaiki, fotokopi bukti biaya pembayaran biaya pendaftaran Jaminan Fidusai dan salinan akta
Jaminan Fidusia. Permohonan perbaikan paling sedikit memuat :
- Nomor dan tanggal sertipikat Jaminan Fidusia yang akan diperbaiki
- Data perbaikan
- Keterangan perbaikan
(pasal 9 PP Fidusia).

Permohonan perbaikan sertipikat Jaminan Fidusia diajukan dalam jangka waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari
terhitung sejak tanggal sertipikat Jaminan Fidusia diterbitkan (pasal 10 PP Fidusia).

PERUBAHAN SERTIPIKAT JAMINAN FIDUSIA

Dalam hal terjadi kesalahan pengisian atau perubahan data dalam permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia
mengenai Jumlah nilai penjaminan , penerima fidusia, kuasa atau wakilnya harus mengajukan permohonan perubahan
sertipikat Jaminan Fidusia kepada Menteri. Permohonan perubahan seripikat Jaminan Fidusia paling sedikit memuat :
- Nomor dan tanggal sertipikat Jaminan Fidusia terakhir
- Nama dan tempat kedudukan notaris
- Data perubahan
- Keterangan perubahan.
(pasal 11 PP Fidusia).

Permohonan perubahan sertipikat Jaminan Fidusia yang telah memenuhi ketentuan memperoleh bukti pendaftaran
paling sedikit memuat :
- Nomor pendaftaran
- Tanggal pengisian aplikasi
- Nama pemohon
- Nama kantor Pendaftaran Fidusia
- Jenis permohonan
- Biaya permohonan perubahan sertipikat Jaminan Fidusia.
14
(pasal 12 PP Fidusia)

Sertipikat perubahan atas sertifikat Jaminan Fidusia dapat dicetak setelah pembayaran biaya permohonan dilakukan
dan dapat dicetak pada tanggal yang sama dengan tanggal permohonan perubahan sertipikat Jaminan Fidusia dicatat.
Sertipikat perubahan dtandatangani secara elektronik oleh pejabat pada Kantor Pendaftaran Fidusia (pasal 13, pasal
14 dan pasal 15 PP Fidusia).

PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA

Pengalihan hak atas piutang yang dijaminan dengan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan
kewajiban Penerima Fidusia kepada kreditor baru. Beralihnya Jaminan Fidusia didaftarkan oleh kreditor baru kepada
Kantor Pendaftaran Fidusia (pasal 19 UU Fidusia)

Pemberi Fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek Jaminan Fidusia dengan cara dan prosedur
yang lazim dilakukan dalam usaha perdagangan. Ketentuan ini tidak berlaku, apabila telah terjadi cidera janji oleh
debitor dan atas Pemberi Fidusia pihak ketiga. Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang telah dialihkan wajib
diganti oleh Pemberi Fidusia dengan objek yang setara. Dalam hal Pemberi Fidusia cidera janji, maka hasil pengalihan
dan atau tagihan yang timbul karena pengalihan , demi hukum menjadi objek Jaminan Fidusia pengganti dari objek
Jaminan Fidusia yang dialihkan (pasal 21 UU Fidusia). Apabila Penerima Fidusia setuju bahwa Pemberi Fidusia dapat
menggunakan, menggabungkan, mencampur, atau mengalihkan Benda atau hasil dari Benda yang menjadi objek
Jaminan Fidusia, atau menyetujui melakukan penagihan atau melakukan kompromi atas piutang, maka persetujuan
tersebut tidak berarti bahwa Penerima Fidusia melepaskan Jaminan Fidusia (pasal 23 ayat 1 UU Fidusia).

Pembeli benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang merupakan benda persediaan, bebas dari tuntutan meskipun
pembeli tersebut mengetahui adanya Jaminan Fidusia itu, dengan ketentuan bahwa pembeli telah membayar lunas
harga penjualan Benda tersebut sesuai dengan harga pasar (pasal 22 UU Fidusia).

Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan kepada pihak lain Benda yang menjadi objek
Jaminan Fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia (pasal 23 ayat 2 UU Fidusia).

Penerima Fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan atau kelalaian Pemberi Fidusia baik yang timbul
dari hubungan kontraktual atau yang timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan
pengalihan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia (pasal 24 UU Fidusia)

HAPUSNYA JAMINAN FIDUSIA

Jaminan Fidusia hapus karena hal-hal sebagai berikut:


- hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia;
- pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia; atau
- musnahnya Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia. Namun musnahnya Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia tidak menghapuskan klaim asuransi.
(pasal 25 UU Fidusia dan pasal 16 ayat 1 PP Fidusia).

Dalam hal Jaminan Fidusia hapus , maka Penerima Fidusia , kuasa atau wakilnya, wajib memberitahukan kepada
Menteri dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal hapusnya Jaminan Fidusia. Pemberitahuan
paling sedikit memuat :
- keterangan atau alasan hapusnya Jaminan Fidusia
- nomor dan tanggal sertipikat Jaminan Fidusia
- nama dan tempat kedudukan Notaris
- tanggal hapusnya Jaminan Fidusia
(pasal 16 ayat 2 dan ayat 3 PP Fidusia)

Dengan hapusnya Jaminan Fidusia, Kantor Pendaftaran Fidusia mencoret pencatatan Jaminan Fidusia dari daftar
Jaminan Fidusia. Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan surat keterangan yang menyatakan Sertifikat keterangan
yang menyatakan Sertifikat Jaminan Fidusia yang bersangkutan tidak berlaku lagi. Jika Penerima Fidusia, kuasa atau

15
wakilnya tidak memberitahukan penghapusan Jaminan Fidusia, Jaminan Fidusia yang bersangkutan tidak dapat
didaftarkan kembali (pasal 26 UU Fidusia dan pasal 17 PP Fidusia)

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA

Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat
dilakukan dengan cara :
- pelaksanaan titel eksekutorial oleh Penerima Fidusia.
- penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
(pasal 29 UU Fidusia).

Pemberi Fidusia wajib menyerahkan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi
Jaminan Fidusia (pasal 30 UU Fidusia).

Dalam hal Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia terdiri atas benda perdagangan atau efek yang dapat dijual di
pasar atau di bursa, penjualannya dapat dilakukan di tempat-tempat tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (pasal 31 UU Fidusia)

Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi terhadap Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dan Pasal 31 UU Fidusia batal demi hukum
(pasal 32 Fidusia).

Setiap janji yang memberi kewenangan kepada Pemberi Fidusia untuk memiliki Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia apabila debitor cidera janji batal demi hukum (pasal 33 UU Fidusia).

Dalam hal hasil eksekusi melebihi nilai penjaminan, Penerima Fidusia wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada
Pemberi Fidusia. Apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk pelunasan utang, debitor tetap bertanggung jawab
atas utang yang belum terbayar (pasal 34 UU Fidusia).

BIAYA PEMBUATAN AKTA JAMINAN FIDUSIA

Pembuatan akta Jaminan Fidusia dikenakan biaya yang besarnya ditentukan berdasarkan nilai penjaminan dengan
ketentuan sbb :
- nilai penjaminan sampai dengan Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), biaya pembuatan akta paling banyak 2,5
%
- nilai penjaminan diatas Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah), biaya pembuatan akta paling banyak 1,5 %
- nilai penjaminan diatas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), biaya pembuatan akta berdasarkan kesepakatan
antara notaris dengan para pihak, tetapi tidak melebihi 1 % dari objek yang dibuat aktanya.

16
(contoh untuk stock barang –barang dagangan /inventory)

AKTA JAMINAN FIDUSIA


Nomor:

Pada hari ini


Pukul Waktu Indonesia Barat.
Menghadap kepada saya, Sarjana Hukum, Notaris di dengan dihadiri saksi saksi yang saya, notaris
kenal dan nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini :
I.
Selanjutnya disebut “Pihak Pertama” atau “Pemberi Fidusia”
II.
selanjutnya disebut “Pihak Kedua” atau “Penerima Fidusia”
Para penghadap saya, notaris, kenal.
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu:
A. Bahwa, di antara ....... selaku pihak yang menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut “Debitor”)
dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut “Kreditor”)
telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kredit tanggal ..... (untuk selanjutnya Perjanjian Kredit berikut
dengan semua pengubahan dan pembaharuannya disebut “Perjanjian Kredit”);
B. Bahwa, untuk lebih menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh
Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit, ..... diwajibkan untuk memberikan Jaminan Fidusia
atas ...... milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah
ini;
C. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia sebagaimana hendak dinyatakan dalam akta ini;
D. Bahwa untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena utang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian
Kredit, dengan jumlah utang pokok sebesar Rp. .... atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian Kredit, jumlah uang mana ternyata dari baki kredit Debitor pada Kreditor, maka para
penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut selaku Pemberi Fidusia dengan ini memberikan Jaminan Fidusia
kepada Penerima Fidusia untuk dan atas nama siapa dan para penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut
dan karenanya untuk dan atas nama Penerima Fidusia dengan ini menerima Jaminan Fidusia dari Pemberi
Fidusia sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp. .... atas objek jaminan fidusia berupa:
Stock barang barang dagangan /inventory milik Pemberi Fiducia yang terdapat di .... sebagaimana
diuraikan dalam daftar yang bermeterai cukup ditandatangani oleh para penghadap dilekatkan pada
minuta akta ini, dengan nilai barang jaminan pada saat ini sebesar Rp .... (untuk selanjutnya dalam
akta ini cukup disebut dengan “Objek Jaminan Fidusia”).
Selanjutnya para penghadap bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan bahwa pembebanan Jaminan
Fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :
-------------------------------------------------------Pasal 1-----------------------------------------------------
Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia yang pada saat ini dimiliki oleh Pemberi Fidusia terjadi pada
saat penandatanganan akta ini, dan telah dilakukan ditempat dimana Objek Jaminan Fidusia berada dan telah menjadi
miliknya Penerima Fidusia, sedangkan Objek Jaminan Fidusia tetap berada pada dan dalam kekuasaan Pemberi Fidusia
selaku peminjam pengganti.
--------------------------------------------------------Pasal 2----------------------------------------------------
1. Objek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia menurut sifat dan peruntukannya
secara pinjam pengganti dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi
berupa apapun untuk pinjam pengganti tersebut kepada Penerima Fidusia. Namun Pemberi Fiduca
berkewajiban untuk memelihara Objek Jaminan Fiducia dengan sebaik-baiknya dan melakukan semua tindakan
yang diperlukan untuk pemeliharaan Objek Jaminan Fidusia atas biaya dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri,
serta membayar pajak dan beban lainnya yang bersangkutan dengan itu.
2. Apabila untuk penggunaan Objek Jaminan Fidusial diperlukan suatu kuasa khusus, maka Penerima Fidusia
dengan ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
rangka pinjam pengganti Objek Jaminan Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 3----------------------------------------------------

17
1. Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak dan berwenang pada jam kerja memeriksa
tentang adanya dan tentang keadaan Objek Jaminan Fidusia.
2. Tiap-tiap .... Pemberi Fidusia harus memberi laporan kepada Penerima Fidusia mengenai keadaan dan tempat
dimana Objek Jaminan Fidusia berada.
3. Penerima Fidusia atas biaya Pemberi Fidusia berhak namun tidak diwajibkan, untuk melakukan atau suruh
melakukan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh Pemberi Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia dalam
hal Pemberi Fidusia melalaikan kewajibannya untuk memelihara Objek Jaminan Fidusia dalam keadaan
terpelihara dengan baik, termasuk tetapi tidak terbatas untuk memasuki gedung, gudang, bangunan, ruang
dimana Objek Jaminan Fidusia disimpan atau berada.
4. Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak merupakan tindakan
memasuki tempat dan/atau bangunan tanpa izin.
5. Penerima Fidusia wajib pada tiap tiap triwulan yakni selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enampuluh) hari
terhitung sejak akhir sesuatu triwulan menyerahkan kepada Penerima Fidusia atau kuasanya, daftar mengenai
posisi Objek Jaminan Fidusia yang diberikan sebagai Jaminan Fidusia kepada Penerima Fidusia, dalam mana
wajib disebutkan jumlah dan macam dari Objek Jaminan Fidusia yang dimiliki oleh Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 4----------------------------------------------------
Apabila bagian dari Objek Jaminan Fidusia atau di antara Objek Jaminan Fidusia ada yang sudah terpakai/terjual,
maka Pemberi Fidusia dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengganti Objek Jaminan Fidusia yang
sudah terpakai/terjual itu dengan Objek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya setara dengan yang
digantikan serta yang dapat disetujui Penerima Fidusia, sedang pengganti Objek Jaminan Fidusia termasuk dalam
Jaminan Fidusia yang dinyatakan dalam akta ini.
--------------------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Objek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga
tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, menggadaikan atau menjual atau mengalihkan
dengan cara apapun Objek Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia.
2. Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan
dalam akta ini atau Debitor tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit, maka lewat waktu yang
ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran
atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Debitor dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia untuk meminjam ganti Objek Jaminan Fidusia menjadi berakhir dan Objek Jaminan Fidusia harus
diserahkan dengan segera oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia, setelah diberitahukan secara tertulis
oleh Penerima Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 6----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh Penerima Fidusia terhadap bahaya kebakaran serta
bahaya lainnya dan untuk suatu jumlah pertanggungan serta dengan persyaratan yang dipandang tepat oleh
Penerima Fidusia.
2. Pada polis asuransi tersebut harus dicantumkan klausula bahwa dalam hal terjadi kerugian, maka uang
pengganti kerugiannya harus dibayarkan kepada Kreditor, yang selanjutnya akan memperhitungkannya dengan
jumlah yang masih harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit, sedangkan
sisanya jika masih ada harus dikembalikan oleh Kreditor kepada Debitor dengan tidak ada kewajiban bagi
Kreditor untuk membayar bunga atau ganti kerugian berupa apapun kepada Pemberi Fidusia.
3. Apabila ternyata uang pengganti kerugian dari perusahaan asuransi tersebut tidak mencukupi, maka Debitor
berkewajiban untuk membayar lunas sisa yang masih harus dibayar oleh Debitor kepada Penerima Fidusia.
4. Semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
5. Apabila Pemberi Fidusia atau Debitor lalai dan/atau tidak mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia, maka
Penerima Fidusia berhak (namun tidak berkewajiban) dan seberapa perlu dengan ini kepadanya oleh Pemberi
Fidusia telah diberi kuasa untuk mengasuransikan sendiri Objek Jaminan Fidusia, dengan ketentuan bahwa
premi asuransinya tetap harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
6. Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari serta kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut
harus diserahkan untuk disimpan oleh Penerima Fidusia segera setelah diperoleh Pemberi Fidusia dari
perusahaan asuransi tersebut.
--------------------------------------------------------Pasal 7----------------------------------------------------
1. Dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau Debitor tidak menjalankan atau memenuhi salah satu ketentuan dalam
akta ini dan/atau salah satu ketentuan dalam Perjanjian Kredit, terutama dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau
Debitor lalai, sedangkan kelalaian tersebut semata-mata terbukti dengan lewatnya waktu yang ditentukan,
tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka
Penerima Fidusia berhak :
18
(i) untuk menjual Objek Jaminan Fidusia atas dasar titel eksekutorial; atau melalui pelelangan di muka
umum; atau melalui penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi
Fidusia dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak;
(ii) untuk keperluan penjualan tersebut, Penerima Fidusia berhak menghadap dimana perlu, membuat
atau suruh membuat serta menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan,
menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa
yang dijual itu kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompesir uang harga penjualan
yang diterima itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, akan tetapi
dengan kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada
kepada Pemberi Fidusia, dengan tidak ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga
atau ganti kerugian berupa apapun juga kepada Pemberi Fidusia atau Debitor mengenai sisa harga
penjualan itu dan selanjutnya Penerima Fidusia juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan Objek Jaminan Fidusia dengan tidak satupun
yang dikecualikan.
2. Apabila hasil penjualan dari Objek Jaminan Fidusia tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, maka Debitor tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor.
--------------------------------------------------------Pasal 8----------------------------------------------------
Dalam hal Penerima Fidusia mempergunakan hak-hak yang diberikan kepadanya seperti tersebut dalam pasal 7 akta
ini, Pemberi Fidusia wajib dan mengikat diri sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari pada waktunya,
menyerahkan dalam keadaan terpelihara baik kepada Penerima Fidusia Objek Jaminan Fidusia atas pemberitahuan
atau teguran pertama dari Penerima Fidusia dan dalam hal Pemberi Fidusia tidak memenuhi ketentuan itu dalam
waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan atau teguran yang bersangkutan, maka Pemberi Fidusia adalah
lalai semata-mata karena lewatnya waktu yang telah ditentukan tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran
juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka Penerima Fidusia atau kuasanya yang sah berhak, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mengambil atau suruh mengambil Objek
Jaminan Fidusia dari tempat dimanapun Objek Jaminan Fidusia berada, baik dari tangan Pemberi Fidusia maupun dari
tangan pihak ketiga yang menguasainya, dengan ketentuan, bahwa semua biaya yang bertalian dengan itu menjadi
tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 9----------------------------------------------------
Pembebananan Jaminan Fidusia ini akan berakhir dengan sendirinya pada saat Debitor telah memenuhi/membayar
lunas semua kewajiban Debitor kepada Kreditor sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Kredit sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, dan dalam hal demikian, maka Objek jaminan Fidusia beralih dengan sendirinya
menurut hukum kepada Pemberi Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 10---------------------------------------------------
Penerima Fidusia atau kuasanya berwenang untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor
Pendaftaran Fidusia. Untuk keperluan tersebut menghadap di hadapan pejabat atau instansi yang berwenang,
memberikan keterangan, menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia
dengan melampirkan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia dan mengajukan permohonan perubahan dalam hal
terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam Sertipikat Jaminan Fidusia, selanjutnya menerima Sertipikat
Jaminan Fidusia dan/atau Pernyataan Perubahan serta dokumen-dokumen lain yang bertalian. Untuk keperluan itu
membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan
yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini
-------------------------------------------------------Pasal 11---------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk
melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan atau
penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang
Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kredit demikian pula
kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini,
tanpa adanya kuasa tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan diterima dan
dilangsungkan di antara para pihak yang bersangkutan, oleh karenanya kuasa tersebut tidak dapat ditarik
kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir
karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam pasal
1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
-------------------------------------------------------Pasal 12--------------------------------------------------

19
Pemberi Fidusia dengan ini menjamin bahwa pembebanan Objek Jaminan Fidusia ini tidak melanggar ketentuan dalam
pasal 35 Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan
Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 13---------------------------------------------------
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak mengenai akta ini yang tidak dapat
diselesaikan di antara kedua belah pihak sendiri, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang
tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ....
2. Pemilihan domisili tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak Penerima Fidusia untuk mengajukan
tuntutan hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas Objek jaminan Fidusia di hadapan
pengadilan Negeri lainnya dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan Negeri yang
mempunyai yuridiksi atas diri dari Pemberi Fidusia atau atas Objek jaminan Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 14---------------------------------------------------
Biaya akta ini dan biaya-biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan
ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor, demikian pula
biaya pendaftaran jaminan Fidusia ini di Kantor pendaftaran Fidusia.
Akta ini diselesaikan pukul ..... Waktu Indonesia Barat.
-------------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI-------------------------------------------
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di...... pada hari dan tanggal tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri
oleh
1.
2.
sebagai saksi-saksi.
Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.
Dilangsungkan ..........

20
(contoh untuk stock barang –barang dagangan /inventory yang sekarang ada dan yang akan diperoleh dikemudian
hari)

Nomor:

Pada hari ini


Pukul Waktu Indonesia Barat.
Menghadap kepada saya, Sarjana Hukum, Notaris di dengan dihadiri saksi saksi yang saya, notaris
kenal dan nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini :
I.
Selanjutnya disebut “Pihak Pertama” atau “Pemberi Fidusia”
II.
selanjutnya disebut “Pihak Kedua” atau “Penerima Fidusia”
Para penghadap saya, notaris, kenal.
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu:
A. Bahwa, di antara ....... selaku pihak yang menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut “Debitor”)
dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut “Kreditor”)
telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kredit tanggal ..... (untuk selanjutnya Perjanjian Kredit berikut
dengan semua pengubahan dan pembaharuannya disebut “Perjanjian Kredit”);
B. Bahwa, untuk lebih menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh
Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit, ..... diwajibkan untuk memberikan Jaminan Fidusia
atas ...... milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah
ini;
C. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia sebagaimana hendak dinyatakan dalam akta ini;
D. Bahwa untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena utang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian
Kredit, dengan jumlah utang pokok sebesar Rp. .... atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian Kredit, jumlah uang mana ternyata dari baki kredit Debitor pada Kreditor, maka para
penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut selaku Pemberi Fidusia dengan ini memberikan Jaminan Fidusia
kepada Penerima Fidusia untuk dan atas nama siapa dan para penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut
dan karenanya untuk dan atas nama Penerima Fidusia dengan ini menerima Jaminan Fidusia dari Pemberi
Fidusia sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp. .... atas objek jaminan fidusia berupa:
Stock barang barang dagangan /inventory milik Pemberi Fiducia yang terdapat di .... sebagaimana
diuraikan dalam daftar yang bermeterai cukup ditandatangani oleh para penghadap dilekatkan pada
minuta akta ini, dengan nilai barang jaminan pada saat ini sebesar Rp .... dan dalam daftar (daftar-
daftar) yang akan diserahkan dikemudian hari oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia dengan
ditandatangani oleh Pemberi Fidusia, daftar (daftar-daftar) mana merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini, dengan nilai barang jaminan dalam keseluruhannya sebesar Rp....
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan “Objek Jaminan Fidusia”).
Selanjutnya para penghadap bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan bahwa pembebanan Jaminan
Fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :
-------------------------------------------------------Pasal 1-----------------------------------------------------
1. Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia yang pada saat ini dimiliki oleh Pemberi Fidusia
terjadi pada saat penandatanganan akta ini, dan telah dilakukan ditempat dimana Objek Jaminan Fidusia
berada dan telah menjadi miliknya Penerima Fidusia, sedangkan Objek Jaminan Fidusia tetap berada pada dan
dalam kekuasaan Pemberi Fidusia selaku peminjam pengganti.
2. Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia yang pada setiap saat dikemudian hari akan dimiliki
oleh Pemberi Fidusia akan dianggap terjadi pada saat Pemberi Fidusia memperoleh Objek Jaminan Fidusia.
Pemberi Fidusia menyatakan sekarang untuk berlaku dikemudian hari bahwa Pemberi Fidusia menguasai Objek
Jaminan Fidusia termaksud sebagai peminjam pengganti dan bahwa Objek Jaminan Fidusia pada saat
termaksud dengan sendirinya menjadi milik Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 2----------------------------------------------------

21
1. Objek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia menurut sifat dan peruntukannya
secara pinjam pengganti dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi
berupa apapun untuk pinjam pengganti tersebut kepada Penerima Fidusia. Namun Pemberi Fiduca
berkewajiban untuk memelihara Objek Jaminan Fiducia dengan sebaik-baiknya dan melakukan semua tindakan
yang diperlukan untuk pemeliharaan Objek Jaminan Fidusia atas biaya dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri,
serta membayar pajak dan beban lainnya yang bersangkutan dengan itu.
2. Apabila untuk penggunaan Objek Jaminan Fidusial diperlukan suatu kuasa khusus, maka Penerima Fidusia
dengan ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
rangka pinjam pengganti Objek Jaminan Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 3----------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak dan berwenang pada jam kerja memeriksa
tentang adanya dan tentang keadaan Objek Jaminan Fidusia.
2. Tiap-tiap .... Pemberi Fidusia harus memberi laporan kepada Penerima Fidusia mengenai keadaan dan tempat
dimana Objek Jaminan Fidusia berada.
3. Penerima Fidusia atas biaya Pemberi Fidusia berhak namun tidak diwajibkan, untuk melakukan atau suruh
melakukan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh Pemberi Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia dalam
hal Pemberi Fidusia melalaikan kewajibannya untuk memelihara Objek Jaminan Fidusia dalam keadaan
terpelihara dengan baik, termasuk tetapi tidak terbatas untuk memasuki gedung, gudang, bangunan, ruang
dimana Objek Jaminan Fidusia disimpan atau berada.
4. Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak merupakan tindakan
memasuki tempat dan/atau bangunan tanpa izin.
5. Penerima Fidusia wajib pada tiap tiap triwulan yakni selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enampuluh) hari
terhitung sejak akhir sesuatu triwulan menyerahkan kepada Penerima Fidusia atau kuasanya, daftar mengenai
posisi Objek Jaminan Fidusia yang diberikan sebagai Jaminan Fidusia kepada Penerima Fidusia, dalam mana
wajib disebutkan jumlah dan macam dari Objek Jaminan Fidusia yang dimiliki oleh Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 4----------------------------------------------------
Apabila bagian dari Objek Jaminan Fidusia atau di antara Objek Jaminan Fidusia ada yang sudah terpakai/terjual,
maka Pemberi Fidusia dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengganti Objek Jaminan Fidusia yang
sudah terpakai/terjual itu dengan Objek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya setara dengan yang
digantikan serta yang dapat disetujui Penerima Fidusia, sedang pengganti Objek Jaminan Fidusia termasuk dalam
Jaminan Fidusia yang dinyatakan dalam akta ini.
--------------------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Objek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga
tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, menggadaikan atau menjual atau mengalihkan
dengan cara apapun Objek Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia.
2. Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan
dalam akta ini atau Debitor tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit, maka lewat waktu yang
ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran
atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Debitor dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia untuk meminjam ganti Objek Jaminan Fidusia menjadi berakhir dan Objek Jaminan Fidusia harus
diserahkan dengan segera oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia, setelah diberitahukan secara tertulis
oleh Penerima Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 6----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh Penerima Fidusia terhadap bahaya kebakaran serta
bahaya lainnya dan untuk suatu jumlah pertanggungan serta dengan persyaratan yang dipandang tepat oleh
Penerima Fidusia.
2. Pada polis asuransi tersebut harus dicantumkan klausula bahwa dalam hal terjadi kerugian, maka uang
pengganti kerugiannya harus dibayarkan kepada Kreditor, yang selanjutnya akan memperhitungkannya dengan
jumlah yang masih harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit, sedangkan
sisanya jika masih ada harus dikembalikan oleh Kreditor kepada Debitor dengan tidak ada kewajiban bagi
Kreditor untuk membayar bunga atau ganti kerugian berupa apapun kepada Pemberi Fidusia.
3. Apabila ternyata uang pengganti kerugian dari perusahaan asuransi tersebut tidak mencukupi, maka Debitor
berkewajiban untuk membayar lunas sisa yang masih harus dibayar oleh Debitor kepada Penerima Fidusia.
4. Semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
5. Apabila Pemberi Fidusia atau Debitor lalai dan/atau tidak mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia, maka
Penerima Fidusia berhak (namun tidak berkewajiban) dan seberapa perlu dengan ini kepadanya oleh Pemberi

22
Fidusia telah diberi kuasa untuk mengasuransikan sendiri Objek Jaminan Fidusia, dengan ketentuan bahwa
premi asuransinya tetap harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
6. Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari serta kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut
harus diserahkan untuk disimpan oleh Penerima Fidusia segera setelah diperoleh Pemberi Fidusia dari
perusahaan asuransi tersebut.
--------------------------------------------------------Pasal 7----------------------------------------------------
1. Dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau Debitor tidak menjalankan atau memenuhi salah satu ketentuan dalam
akta ini dan/atau salah satu ketentuan dalam Perjanjian Kredit, terutama dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau
Debitor lalai, sedangkan kelalaian tersebut semata-mata terbukti dengan lewatnya waktu yang ditentukan,
tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka
Penerima Fidusia berhak :
i. untuk menjual Objek Jaminan Fidusia atas dasar titel eksekutorial; atau melalui pelelangan di muka
umum; atau melalui penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi
Fidusia dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak;
ii. untuk keperluan penjualan tersebut, Penerima Fidusia berhak menghadap dimana perlu, membuat
atau suruh membuat serta menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan,
menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa
yang dijual itu kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompesir uang harga penjualan
yang diterima itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, akan tetapi
dengan kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada
kepada Pemberi Fidusia, dengan tidak ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga
atau ganti kerugian berupa apapun juga kepada Pemberi Fidusia atau Debitor mengenai sisa harga
penjualan itu dan selanjutnya Penerima Fidusia juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan Objek Jaminan Fidusia dengan tidak satupun
yang dikecualikan.
2. Apabila hasil penjualan dari Objek Jaminan Fidusia tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, maka Debitor tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor.
--------------------------------------------------------Pasal 8----------------------------------------------------
Dalam hal Penerima Fidusia mempergunakan hak-hak yang diberikan kepadanya seperti tersebut dalam pasal 7 akta
ini, Pemberi Fidusia wajib dan mengikat diri sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari pada waktunya,
menyerahkan dalam keadaan terpelihara baik kepada Penerima Fidusia Objek Jaminan Fidusia atas pemberitahuan
atau teguran pertama dari Penerima Fidusia dan dalam hal Pemberi Fidusia tidak memenuhi ketentuan itu dalam
waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan atau teguran yang bersangkutan, maka Pemberi Fidusia adalah
lalai semata-mata karena lewatnya waktu yang telah ditentukan tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran
juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka Penerima Fidusia atau kuasanya yang sah berhak, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mengambil atau suruh mengambil Objek
Jaminan Fidusia dari tempat dimanapun Objek Jaminan Fidusia berada, baik dari tangan Pemberi Fidusia maupun dari
tangan pihak ketiga yang menguasainya, dengan ketentuan, bahwa semua biaya yang bertalian dengan itu menjadi
tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 9----------------------------------------------------
Pembebananan Jaminan Fidusia ini akan berakhir dengan sendirinya pada saat Debitor telah memenuhi/membayar
lunas semua kewajiban Debitor kepada Kreditor sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Kredit sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, dan dalam hal demikian, maka Objek jaminan Fidusia beralih dengan sendirinya
menurut hukum kepada Pemberi Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 10---------------------------------------------------
Penerima Fidusia atau kuasanya berwenang untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor
Pendaftaran Fidusia. Untuk keperluan tersebut menghadap di hadapan pejabat atau instansi yang berwenang,
memberikan keterangan, menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia
dengan melampirkan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia dan mengajukan permohonan perubahan dalam hal
terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam Sertipikat Jaminan Fidusia, selanjutnya menerima Sertipikat
Jaminan Fidusia dan/atau Pernyataan Perubahan serta dokumen-dokumen lain yang bertalian. Untuk keperluan itu
membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan
yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini
-------------------------------------------------------Pasal 11---------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk
melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan atau
penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang
23
Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kredit demikian pula
kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini,
tanpa adanya kuasa tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan diterima dan
dilangsungkan di antara para pihak yang bersangkutan, oleh karenanya kuasa tersebut tidak dapat ditarik
kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir
karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam pasal
1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
-------------------------------------------------------Pasal 12---------------------------------------------------
Pemberi Fidusia dengan ini menjamin bahwa pembebanan Objek Jaminan Fidusia ini tidak melanggar ketentuan dalam
pasal 35 Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan
Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 13---------------------------------------------------
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak mengenai akta ini yang tidak dapat
diselesaikan di antara kedua belah pihak sendiri, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang
tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ....
2. Pemilihan domisili tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak Penerima Fidusia untuk mengajukan
tuntutan hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas Objek jaminan Fidusia di hadapan
pengadilan Negeri lainnya dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan Negeri yang
mempunyai yuridiksi atas diri dari Pemberi Fidusia atau atas Objek jaminan Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 14---------------------------------------------------
Biaya akta ini dan biaya-biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan
ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor, demikian pula
biaya pendaftaran jaminan Fidusia ini di Kantor pendaftaran Fidusia.
Akta ini diselesaikan pukul ..... Waktu Indonesia Barat.
-------------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI-------------------------------------------
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di...... pada hari dan tanggal tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri
oleh
1.
2.
sebagai saksi-saksi.
Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.
Dilangsungkan ..........

24
(Contoh untuk Mesin-mesin/Kendaraan)

AKTA JAMINAN FIDUSIA


Nomor:

Pada hari ini


Pukul Waktu Indonesia Barat.
Menghadap kepada saya, Sarjana Hukum, Notaris di dengan dihadiri saksi saksi yang saya, notaris
kenal dan nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini :
I.
Selanjutnya disebut “Pihak Pertama” atau “Pemberi Fidusia”
II.
selanjutnya disebut “Pihak Kedua” atau “Penerima Fidusia”
Para penghadap saya, notaris, kenal.
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu:
A. Bahwa, di antara ....... selaku pihak yang menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut “Debitor”)
dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut “Kreditor”)
telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kredit tanggal ..... (untuk selanjutnya Perjanjian Kredit berikut
dengan semua pengubahan dan pembaharuannya disebut “Perjanjian Kredit”);
B. Bahwa, untuk lebih menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh
Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit, ..... diwajibkan untuk memberikan Jaminan Fidusia
atas ...... milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah
ini;
C. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia sebagaimana hendak dinyatakan dalam akta ini;
D. Bahwa untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena utang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian
Kredit, dengan jumlah utang pokok sebesar Rp. .... atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian Kredit, jumlah uang mana ternyata dari baki kredit Debitor pada Kreditor, maka para
penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut selaku Pemberi Fidusia dengan ini memberikan Jaminan Fidusia
kepada Penerima Fidusia untuk dan atas nama siapa dan para penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut
dan karenanya untuk dan atas nama Penerima Fidusia dengan ini menerima Jaminan Fidusia dari Pemberi
Fidusia sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp. .... atas objek jaminan fidusia berupa:
Mesin-mesin milik Pemberi Fidusia yang terdapat di ..... berupa ...., satu dan lain menjadi milik
Pemberi Fidusia berdasarkan...., sebagaimana diuraikan dalam daftar yang bermaterai cukup dan
dilekatkan pada minuta akta ini, dengan nilai barang jaminan pada saat ini sebesar Rp..... (untuk
selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan “Objek Jaminan Fidusia”).
Selanjutnya para penghadap bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan bahwa pembebanan Jaminan
Fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :
-------------------------------------------------------Pasal 1-----------------------------------------------------
Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia telah dilakukan ditempat dimana Objek Jaminan Fidusia
berada dan telah menjadi miliknya Penerima Fidusia, sedangkan Objek Jaminan Fidusia tetap berada pada dan dalam
kekuasaan Pemberi Fidusia selaku peminjam pakai.
--------------------------------------------------------Pasal 2----------------------------------------------------
1. Objek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia menurut sifat dan peruntukannya
secara pinjam pakai, dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi berupa
apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada Penerima Fidusia.--
2. Namun Pemberi Fidusia berkewajiban untuk memelihara Objek Jaminan Fidusia dengan sebaik-baiknya dan
melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan atas Objek Jaminan Fidusia atas
biaya dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri, serta membayar pajak dan beban lainnya yang bersangkutan
dengan itu.
25
3. Apabila untuk penggunaan Objek Jaminan Fidusial diperlukan suatu kuasa khusus, maka Penerima Fidusia
dengan ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
rangka pinjam pakai Objek Jaminan Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 3----------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak dan berwenang pada jam kerja memeriksa
tentang adanya dan tentang keadaan Objek Jaminan Fidusia.
2. Tiap-tiap .... Pemberi Fidusia harus memberi laporan kepada Penerima Fidusia mengenai keadaan dan tempat
dimana Objek Jaminan Fidusia berada.
3. Penerima Fidusia atas biaya Pemberi Fidusia berhak namun tidak diwajibkan, untuk melakukan atau suruh
melakukan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh Pemberi Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia dalam
hal Pemberi Fidusia melalaikan kewajibannya untuk memelihara Objek Jaminan Fidusia dalam keadaan
terpelihara dengan baik, termasuk tetapi tidak terbatas untuk memasuki gedung, gudang, bangunan, ruang
dimana Objek Jaminan Fidusia disimpan atau berada.
4. Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak merupakan tindakan
memasuki tempat dan/atau bangunan tanpa izin.
5. Penerima Fidusia mempunyai hak (tetapi tidak diwajibkan) untuk menempatkan (atau menyuruh Pemberi
Fidusia untuk menempatkan) tanda-tanda identifikasi pada Objek Jaminan Fidusia yang memperlihatkan bahwa
Penerima Fidusia adalah pemilik dari Objek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia wajib memelihara tanda-tanda
sedemikian
--------------------------------------------------------Pasal 4----------------------------------------------------
Apabila bagian dari Objek Jaminan Fidusia atau di antara Objek Jaminan Fidusia ada yang tidak dapat dipergunakan
lagi, maka Pemberi Fidusia dengan ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengganti bagian dari atau Objek
Jaminan Fidusia yang tidak dapat dipergunakan itu dengan Objek Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya
setara dengan yang digantikan serta yang dapat disetujui Penerima Fidusia, sedang pengganti Objek Jaminan Fidusia
termasuk dalam Jaminan Fidusia yang dinyatakan dalam akta ini.
--------------------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Objek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga
tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, menggadaikan atau menjual atau mengalihkan
dengan cara apapun Objek Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia.
2. Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan
dalam akta ini atau Debitor tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit, maka lewat waktu yang
ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran
atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Debitor dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia untuk meminjam pakai Objek Jaminan Fidusia menjadi berakhir dan Objek Jaminan Fidusia harus
diserahkan dengan segera oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia, setelah diberitahukan secara tertulis
oleh Penerima Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 6----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia berjanji dan karenanya mengikat diri untuk mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh Penerima Fidusia terhadap bahaya kebakaran serta
bahaya lainnya dan untuk suatu jumlah pertanggungan serta dengan persyaratan yang dipandang tepat oleh
Penerima Fidusia.
2. Pada polis asuransi tersebut harus dicantumkan klausula bahwa dalam hal terjadi kerugian, maka uang
pengganti kerugiannya harus dibayarkan kepada Kreditor, yang selanjutnya akan memperhitungkannya dengan
jumlah yang masih harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor berdasarkan Perjanjian Kredit, sedangkan
sisanya jika masih ada harus dikembalikan oleh Kreditor kepada Debitor dengan tidak ada kewajiban bagi
Kreditor untuk membayar bunga atau ganti kerugian berupa apapun kepada Pemberi Fidusia.
3. Apabila ternyata uang pengganti kerugian dari perusahaan asuransi tersebut tidak mencukupi, maka Debitor
berkewajiban untuk membayar lunas sisa yang masih harus dibayar oleh Debitor kepada Penerima Fidusia.
4. Semua uang premi asuransi harus ditanggung dan dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
5. Apabila Pemberi Fidusia atau Debitor lalai dan/atau tidak mengasuransikan Objek Jaminan Fidusia, maka
Penerima Fidusia berhak (namun tidak berkewajiban) dan seberapa perlu dengan ini kepadanya oleh Pemberi
Fidusia telah diberi kuasa untuk mengasuransikan sendiri Objek Jaminan Fidusia, dengan ketentuan bahwa
premi asuransinya tetap harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor.
6. Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari serta kuitansi pembayaran premi asuransi tersebut
harus diserahkan untuk disimpan oleh Penerima Fidusia segera setelah diperoleh Pemberi Fidusia dari
perusahaan asuransi tersebut.
--------------------------------------------------------Pasal 7----------------------------------------------------

26
1. Dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau Debitor tidak menjalankan atau memenuhi salah satu ketentuan dalam
akta ini dan/atau salah satu ketentuan dalam Perjanjian Kredit, terutama dalam hal Pemberi Fidusia dan/atau
Debitor lalai, sedangkan kelalaian tersebut semata-mata terbukti dengan lewatnya waktu yang ditentukan,
tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka
Penerima Fidusia berhak :
(i) untuk menjual Objek Jaminan Fidusia atas dasar titel eksekutorial; atau melalui pelelangan di muka
umum; atau melalui penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi
Fidusia dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak;
(ii) untuk keperluan penjualan tersebut, Penerima Fidusia berhak menghadap dimana perlu, membuat
atau suruh membuat serta menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan,
menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan untuk itu, menyerahkan apa
yang dijual itu kepada pembelinya, memperhitungkan atau mengkompesir uang harga penjualan
yang diterima itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, akan tetapi
dengan kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika masih ada
kepada Pemberi Fidusia, dengan tidak ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga
atau ganti kerugian berupa apapun juga kepada Pemberi Fidusia atau Debitor mengenai sisa harga
penjualan itu dan selanjutnya Penerima Fidusia juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan Objek Jaminan Fidusia dengan tidak satupun
yang dikecualikan.
2. Apabila hasil penjualan dari Objek Jaminan Fidusia tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor, maka Debitor tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus
dibayar oleh Debitor kepada Kreditor.
--------------------------------------------------------Pasal 8----------------------------------------------------
Dalam hal Penerima Fidusia mempergunakan hak-hak yang diberikan kepadanya seperti tersebut dalam pasal 7 akta
ini, Pemberi Fidusia wajib dan mengikat diri sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari pada waktunya,
menyerahkan dalam keadaan terpelihara baik kepada Penerima Fidusia Objek Jaminan Fidusia atas pemberitahuan
atau teguran pertama dari Penerima Fidusia dan dalam hal Pemberi Fidusia tidak memenuhi ketentuan itu dalam
waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan atau teguran yang bersangkutan, maka Pemberi Fidusia adalah
lalai semata-mata karena lewatnya waktu yang telah ditentukan tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran
juru sita atau surat lain yang serupa dengan itu, maka Penerima Fidusia atau kuasanya yang sah berhak, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mengambil atau suruh mengambil Objek
Jaminan Fidusia dari tempat dimanapun Objek Jaminan Fidusia berada, baik dari tangan Pemberi Fidusia maupun dari
tangan pihak ketiga yang menguasainya, dengan ketentuan, bahwa semua biaya yang bertalian dengan itu menjadi
tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 9----------------------------------------------------
Pembebananan Jaminan Fidusia ini akan berakhir dengan sendirinya pada saat Debitor telah memenuhi/membayar
lunas semua kewajiban Debitor kepada Kreditor sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Kredit sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, dan dalam hal demikian, maka Objek jaminan Fidusia beralih dengan sendirinya
menurut hukum kepada Pemberi Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 10---------------------------------------------------
Penerima Fidusia atau kuasanya berwenang untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor
Pendaftaran Fidusia. Untuk keperluan tersebut menghadap di hadapan pejabat atau instansi yang berwenang,
memberikan keterangan, menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia
dengan melampirkan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia dan mengajukan permohonan perubahan dalam hal
terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam Sertipikat Jaminan Fidusia, selanjutnya menerima Sertipikat
Jaminan Fidusia dan/atau Pernyataan Perubahan serta dokumen-dokumen lain yang bertalian. Untuk keperluan itu
membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan
yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini
-------------------------------------------------------Pasal 11---------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk
melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan atau
penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang
Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kredit demikian pula
kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini,
tanpa adanya kuasa tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan diterima dan
dilangsungkan di antara para pihak yang bersangkutan, oleh karenanya kuasa tersebut tidak dapat ditarik
27
kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir
karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam pasal
1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
-------------------------------------------------------Pasal 12---------------------------------------------------
Pemberi Fidusia dengan ini menjamin bahwa pembebanan Objek Jaminan Fidusia ini tidak melanggar ketentuan dalam
pasal 35 Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan
Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 13--------------------------------------------------
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak mengenai akta ini yang tidak dapat
diselesaikan di antara kedua belah pihak sendiri, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang
tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ....
2. Pemilihan domisili tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak Penerima Fidusia untuk mengajukan
tuntutan hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas Objek jaminan Fidusia di hadapan
pengadilan Negeri lainnya dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan Negeri yang
mempunyai yuridiksi atas diri dari Pemberi Fidusia atau atas Objek jaminan Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 14---------------------------------------------------
Biaya akta ini dan biaya-biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan
ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor, demikian pula
biaya pendaftaran jaminan Fidusia ini di Kantor pendaftaran Fidusia.
Akta ini diselesaikan pukul ..... Waktu Indonesia Barat.
-------------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI-------------------------------------------
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di...... pada hari dan tanggal tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri
oleh
1.
2.
sebagai saksi-saksi.
Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.
Dilangsungkan ..........

(Contoh untuk tagihan tagihan/piutang dagang)

AKTA JAMINAN FIDUSIA


Nomor:

Pada hari ini


Pukul Waktu Indonesia Barat.
Menghadap kepada saya, Sarjana Hukum, Notaris di dengan dihadiri saksi saksi yang saya, notaris
kenal dan nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini :
I.
Selanjutnya disebut “Pihak Pertama” atau “Pemberi Fidusia”
II.
selanjutnya disebut “Pihak Kedua” atau “Penerima Fidusia”
Para penghadap saya, notaris, kenal.
Para penghadap dengan bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan terlebih dahulu:
A. Bahwa, di antara ....... selaku pihak yang menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut “Debitor”)
dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut “Kreditor”)
telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kredit tanggal ..... (untuk selanjutnya Perjanjian Kredit berikut
dengan semua pengubahan dan pembaharuannya disebut “Perjanjian Kredit”);
B. Bahwa, untuk lebih menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh
Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit, ..... diwajibkan untuk memberikan Jaminan Fidusia
atas ...... milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan di bawah
ini;
C. Bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju, dengan ini mengadakan perjanjian

28
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia sebagaimana hendak dinyatakan dalam akta ini;
D. Bahwa untuk menjamin terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayar oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena utang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian
Kredit, dengan jumlah utang pokok sebesar Rp. .... atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian Kredit, jumlah uang mana ternyata dari baki kredit Debitor pada Kreditor, maka para
penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut selaku Pemberi Fidusia dengan ini memberikan Jaminan Fidusia
kepada Penerima Fidusia untuk dan atas nama siapa dan para penghadap .... bertindak sebagaimana tersebut
dan karenanya untuk dan atas nama Penerima Fidusia dengan ini menerima Jaminan Fidusia dari Pemberi
Fidusia sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp. .... atas objek jaminan fidusia berupa:
Semua dan setiap hak, wewenang, tagihan tagihan serta klaim klaim yang sekarang telah dan/atau
dikemudian hari akan dimiliki, diperoleh dan dapat dijalankan oleh Pemberi Fidusia terhadap pihak
ketiga siapapun juga berdasarkan perjanjian perjanjian yang sekarang telah dan/atau dikemudian
hari akan dibuat oleh Pemberi Fidusia dengan pihak ketiga manapun juga, satu dan lain menjadi
milik Pemberi Fidusia berdasarkan...., sebagaimana diuraikan dalam daftar yang bermaterai cukup
dan dilekatkan pada minuta akta ini, dengan nilai barang jaminan pada saat ini sebesar Rp.....dan
dalam daftar (daftar-daftar) .... yang akan diserahkan dikemudian hari oleh Pemberi Fidusia kepada
Penerima Fidusia dengan ditandatangani oleh Pemberi Fidusia, daftar (daftar-daftar) mana
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini dengan nilai barang jaminan dalam
keseluruhannya sebesar Rp.... (untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan “Objek
Jaminan Fidusia”).
Selanjutnya para penghadap bertindak dalam kedudukannya tersebut menerangkan bahwa pembebanan Jaminan
Fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut :
-------------------------------------------------------Pasal 1-----------------------------------------------------
1. Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia yang pada saat ini dimiliki oleh Pemberi Fidusia terjadi
pada saat penandatangan akta ini dan telah menjadi miliknya Penerima Fidusia.
2. Pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia yang pada setiap saat di kemudian hari akan dimiliki
oleh Pemberi Fidusia akan dianggap terjadi pada saat Pemberi Fidusia memperoleh Objek Jaminan Fidusia.
3. Pemberi Fidusia menyatakan sekarang untuk berlaku dikemudian hari bahwa Objek Jaminan Fidusia dikuasai
oleh Pemberi Fidusia , tetapi hak kepemilikan atas Objek Jaminan menjadi milik Penerima Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 2----------------------------------------------------
1. Penagihan Objek Jaminan Fidusia tetap akan dilakukan oleh Pemberi Fidusia.--
2. Apabila untuk penagihan Objek Jaminan Fidusia diperlukan suatu kuasa khusus , maka Penerima Fidusia dengan
ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan tindakan yang diperlukan dalam rangka
penagihan Objek jaminan Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 3----------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak dan berwenang untuk pada jam kerja memeriksa
daftar tagihan Objek Jaminan Fidusia di tempat Pemberi Fidusia.
2. Pemberi Fidusia wajib pada tiap tiap triwulan yakni selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enampuluh) hari
terhitung sejak akhir sesuatu triwulan menyerahkan kepada Penerima Fidusia atau kuasanya, daftar tagihan
Objek Jaminan Fidusia yang diberikan sebagai Jaminan Fidusia oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia,
dalam mana wajib disebutkan jumlah dari pada Objek Jaminan Fidusia yang dimiliki oleh Pemberi Fidusia
terhadap pihak ketiga tersebut.
--------------------------------------------------------Pasal 4----------------------------------------------------
1. Debitor akan terbukti telah lalai dalam melaksanakan suatu kewajibannya kepada kreditor berdasarkan
Perjanjian Kredit, semata mata dengan lewatnya waktu yang ditentukan , tanpa untuk itu diperlukan lagi
sesuatu teguran juru sita ata surat lain yang serupa dengan itu.
2. Pemberi Fidusia dengan ini memberi kuasa kepada Penerima Fidusia atau kuasanya, baik bersama sama
dan/atau masing-masing dengan diberikan hak untuk memindahkan/mensubstitusikan kuasa ini kepada
orang/pihak lain, untuk pada setiap waktu yang dipandang baik oleh Penerima Fidusia atau kuasanya
melakukan segala tindakan apapun juga yang dipandang perlu atau diwajibkan untuk memberitahukan secara
resmi mengenai pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia oleh Pemberi Fidusia kepada
Penerima Fidusia yang termaktub dalam akta ini kepada pihak ketiga tersebut . Demikian itu untuk memperoleh
pengakuan dari Pihak Ketiga tersebut mengenai pembebenan Jaminan Fidusia yang termaktub dalam akta ini,
semua atas biaya biaya Debitor.
--------------------------------------------------------Pasal 5----------------------------------------------------
1. Selama pemberitahuan yang diuraikan dalam pasal 4 akta ini belum dilakukan, maka Pemberi Fidusia tetap
berhak untuk melakukan penagihan sendiri atas Objek Jaminan Fidusia.

29
2. Atas permintaan pertama Penerima Fidusia atau kuasanya . Pemberi Fidusia atau kuasanya, Pemberi Fidusia
berkewajiban untuk menyerahkan seluruh uang hasil Objek Jaminan Fidusia kepada Penerima Fidusia atau
kuasanya untuk membayar jumlah jumlah uang yang terutang dan wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor
berdasarkan Perjanjian Kredit , untuk keperluan mana Pemberi Fidusia dengan ini memberi kuasa kepada
Penerima Fidusia untuk mencairkan setiap jumlah uang dalam rekening Pemberi Fidusia yang berasal dari
penagihan Objek Jaminan Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 6----------------------------------------------------
1. Bilamana mengenai pembebanan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia telah diberitahukan secara resmi
oleh Penerima Fidusia atau kuasanya kepada pihak ketiga yang bersangkuan atau telah diakui secara tertulis
oleh pihak ketiga tersebut ,maka Pemberi Fidusia tidak berhak dan berwenang lagi untuk melakukan penagihan
atas Objek Jaminan Fidusia dan semua pembayaran atas Objek Jaminan Fidusia wajib dilakukan oleh pihak
ketiga termaksud langsung kepada Penerima Fidusia atau kuasanya.
2. Semua pembayaran yang diterima oleh Penerima Fidusia atau kuasanya sebagai pembayaran atas Objek
Jaminan Fidusia, setelah dikurangi dengan biaya biaya untuk penagihannya , akan dipergunakan oleh Penerima
Fidusia untuk pembayaran segala sesuatu yang terutang dan wajib dibayar oleh Debitor kepada Kreditor
berdasarkan Perjanjian Kredit , dan sisa hasil Objek Jaminan Fidusia itu jika ada akan dibayarkan oleh Penerima
Fidusia kepada Pemberi Fidusia tetapi tanpa kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga atas sisa
Objek Jaminan Fidusia.
3. Apabila hasil penagihan Objek Jaminan Fidusia tidak mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar
oleh Debitor kepada Kreditor, maka Debitor tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar
oleh Debitor kepada Kreditor.
--------------------------------------------------------Pasal 7----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia dengan ini menjamin Penerima Fidusia atau kuasanya bahwa Objek Jaminan Fidusia yang
diberikan sebagai Jaminan Fidusia kepada Penerima Fidusia dalam akta ini benar ada dan adalah hak
penuh/kepunyaan Pemberi Fidusia sendiri, tidak ada orang/phak lain yang turut mempunyai hak apapun juga
tidak tersangkut dalam perkara /sengketa dan tidak berada dalam sesuatu sitaan serta belum pernah diberikan
sebagai Jaminan Fidusia atau dijadikan jaminan pembayaran utang dengan cara bagaimanapun juga dan kepada
siapapun juga.
2. Pemberi Fidusia dengan ini pula membebaskan dan melepaskan Penerima Fidusia atau kuasanya dari semua
tuntutan/gugatan yang diajukan oleh orang/pihak siapapun juga mengenai atau berhubungan dengan hal-hal
yang dijamin oleh Pemberi Fidusia sebagaimana diuraikan di atas , dan atas permintaan pertama dari Penerima
Fidusia atau kuasanya, Pemberi Fidusia wajib mengurus, menyelesaikan dan membayar tuntutan, gugatan atau
tagihan tersebut atas biaya dan tanggung jawab Pemberi Fidusia sendiri.
--------------------------------------------------------Pasal 8----------------------------------------------------
1. Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang atas Objek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga
tidak diperkenankan untuk membebankan dengan cara apapun, atau mengalihkan dengan cara apapun Objek
Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia.
2. Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama kewajibannya menurut yang telah ditentukan
dalam akta ini atau Debitor tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit, maka lewat waktu yang
ditentukan untuk memenuhi kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya pelanggaran
atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Debitor dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia menjadi berakhir.
3. Sepanjang masih diperkukan , Pemberi Fidusia dengan ini pula memberi kuasa kepada Penerima Fidusia dengan
hak mensubstitusikan / memindahkan kuasa ini kepada orang /pihak lain, untuk melakukan dan mengerjakan
segala tindakan perbuatan apapun juga yang diwajibkan atau dipandang perlu oleh Penerima Fidusia atau
kuasanya untuk menagih pembayaran atas Objek Jaminan Fidusia yang diberikan sebagai Jaminan Fidusia
dengan akta ini terhadap pihak ketiga yang bersangkutan, dan sehubungan dengan itu Penerima Fidusia atau
kuasanya berhak menerima semua pembayaran atas Objek Jaminan Fidusia yang diberikan sebagai Jaminan
Fidusia dengan akta ini terhadap pihak ketiga yang bersangkutan serta selanjutnya melakukan segala sesuatu
yang diperlukan berkenaan dengan penagihan atas Objek Jaminan Fidusia , antara lain (tetapi tidak terbatas)
mengadakan perdamaian (dading) atau perjanjian perjanjian lainnya dengan pihak ketiga yang bersangkutan,
dan untuk melakukan dan mengerjakan perbuatan perbuatan dan tindakan tindakan mana penerima Fidusia
atau kuasanya tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Fidusia.
--------------------------------------------------------Pasal 9-------------------------------------------------
Pembebananan Jaminan Fidusia ini akan berakhir dengan sendirinya pada saat Debitor telah memenuhi/membayar
lunas semua kewajiban Debitor kepada Kreditor sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Kredit sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, dan dalam hal demikian, maka Objek jaminan Fidusia beralih dengan sendirinya
menurut hukum kepada Pemberi Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 10---------------------------------------------------
30
Penerima Fidusia atau kuasanya berwenang untuk melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kantor
Pendaftaran Fidusia. Untuk keperluan tersebut menghadap di hadapan pejabat atau instansi yang berwenang,
memberikan keterangan, menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Objek Jaminan Fidusia
dengan melampirkan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia dan mengajukan permohonan perubahan dalam hal
terjadi perubahan atas data yang tercantum dalam Sertipikat Jaminan Fidusia, selanjutnya menerima Sertipikat
Jaminan Fidusia dan/atau Pernyataan Perubahan serta dokumen-dokumen lain yang bertalian. Untuk keperluan itu
membayar semua biaya dan menerima kuitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya melakukan segala tindakan
yang perlu dan berguna untuk melaksanakan ketentuan dari akta ini
-------------------------------------------------------Pasal 11---------------------------------------------------
1. Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk
melakukan perubahan atau penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan atau
penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang
Pendaftaran Fidusia maupun ketentuan dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus
sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan Fidusia.
2. Akta ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kredit demikian pula
kuasa yang diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta tidak terpisahkan dari akta ini,
tanpa adanya kuasa tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan diterima dan
dilangsungkan di antara para pihak yang bersangkutan, oleh karenanya kuasa tersebut tidak dapat ditarik
kembali atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit dan kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir
karena sebab yang dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang disebutkan dalam pasal
1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
-------------------------------------------------------Pasal 12---------------------------------------------------
Pemberi Fidusia dengan ini menjamin bahwa pembebanan Objek Jaminan Fidusia ini tidak melanggar ketentuan dalam
pasal 35 Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 (seribu sembilanratus sembilanpuluh sembilan) tentang Jaminan
Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 13---------------------------------------------------
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak mengenai akta ini yang tidak dapat
diselesaikan di antara kedua belah pihak sendiri, maka kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang
tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ....
2. Pemilihan domisili tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak Penerima Fidusia untuk mengajukan
tuntutan hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas Objek jaminan Fidusia di hadapan
pengadilan Negeri lainnya dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan Negeri yang
mempunyai yuridiksi atas diri dari Pemberi Fidusia atau atas Objek jaminan Fidusia.
-------------------------------------------------------Pasal 14---------------------------------------------------
Biaya akta ini dan biaya-biaya lainnya yang berkenaan dengan pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan
ketentuan dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia atau Debitor, demikian pula
biaya pendaftaran jaminan Fidusia ini di Kantor pendaftaran Fidusia.
Akta ini diselesaikan pukul ..... Waktu Indonesia Barat.
-------------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI-------------------------------------------
Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di...... pada hari dan tanggal tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri
oleh
1.
2.
sebagai saksi-saksi.
Segera setelah akta ini saya, Notaris, bacakan kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi, dan saya, Notaris.
Dilangsungkan ..........

---0000-----

31

Anda mungkin juga menyukai