undangan. Ini berlainan dengan jaminan khusus, seperti hak
tanggungan atas tanah, gadai, dan fidusia, lahirnya jaminan karena diperjanjikan. Berkaitan dengan hasil eksekusi kekayaan tersebut, Pasal 1132 KUHPerdata menentukan: “Die goederen strekken ton gemeenschappelijken waarborg voor zijne schuldeischers; derzelver opbrengst wordt onder hen, pondspondsgelijk, naar evenredigheid van eens ieders inschuld, verdeeld, ten ware er tusschen de schuldeischers wettige redenen van voorrang mogten bestaan” (Benda-benda tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya utang masing-masing, kecuali diantara para kreditor itu ada alasan yang sah untuk didahulukan.”
Berkaitan dengan haftung di atas, peraturan perundang-
undangan maupun para pihak dapat menyimpang dari asas tersebut, yaitu dalam hal:29 1. Schuld tanpa Haftung Schuld tanpa haftung dapat dijumpai dalam perikatan alamiah. Dalam perikatan alamiah sekalipun, debitor memiliki utang (schuld) kepada kreditor, tetapi jika debitor tidak mau memenuhi kewajibannya, kreditor tidak dapat menuntut pemenuhannya. Misalnya utang yang timbul dari perjudian. Sebaliknya, jika debitor memenuhi prestasinya, ia tidak dapat menuntut kembali apa yang telah ia bayarkan. 2. Schuld dengan Haftung Terbatas Dalam hal ini debitor tidak bertanggungjawab dengan seluruh harta kekayaannya, tetapi terbatas sampai jumlah tertentu atau atas barang tertentu. Contoh: Ahli waris yang menerima warisan dengan hak pendaftaran, wajib untuk membayar schuld pewaris sampai sejumlah harta kekayaan pewaris oleh ahli waris tersebut.