Anda di halaman 1dari 9

HUKUM JAMINAN

JAMINAN
• Perbuatan hukum ikutan
🡪 bukan perbuatan hukum yang pertama
• Bersifat accesoir (pelengkap)
🡪 hapus jika perikatan prinsipalnya hapus
note: Menurut Prof. M. Ali Mansyur, hukum jaminan merupakan aturan yang mengatur hubungan hukum
antara kreditor dan debitor terkait pembebanan jaminan dalam pemberian kredit. Pada intinya, pengertian hukum
jaminan adalah ketentuan hukum yang mengatur hubungan antara pemberi jaminan (debitur) dan penerima
jaminan (kreditur) sebagai akibat pembebanan suatu utang tertentu (kredit) dengan suatu jaminan (benda atau
orang tertentu). Dalam KUHPerdata dapat ditemukan undang-undang yang mengatur tentang jaminan secara
umum. Yaitu, Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata. Dalam Pasal 1131 KUHPerdata disebutkan "Segala
barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi
jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu." Dengan demikian menurut pasal ini, segala harta
kekayaan seseorang otomatis menjadi jaminan atas utang yang telah dibuat.

Dan dalam Pasal 1132 KUHPerdata menyebutkan barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditur
terhadapnya, hasil penjualan barang-barang itu dibagi menurut perbandingan utang masing-masing kecuali bila di
antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan
FUNGSI JAMINAN

🡪 Jika debitur kemungkinan terburuk tidak dapat memenuhi prestasinya, maka jaminan
itulah yang digunakan untuk pelunasan hutangnya.
MACAM JAMINAN
JAMINAN UMUM
� Segala kebendaan milik debitur, baik bergerak maupun tetap, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi ja-minan
pelunasan atas hutang-hutang debitur (Pasal 1131 KUHPerdata)
� Terjadi demi hukum

JAMINAN KHUSUS
• Jaminan yang diperjanjikan :
1. Jaminan Perorangan 🡪 penanggungan (Borgtocht, Tanggung renteng, Garansi Bank, Garansi Perusahaan) “Penanggungan
ialah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur,
bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.” (Pasal 1280 KUHPerdata)
2. Jaminan Kebendaan
a. benda tetap :
- tanah
- nontanah 🡪 hipotek
b. benda bergerak 🡪 gadai, fidusia
• Kredit dengan bank
• Agunan 🡪 jaminan khusus / jaminan yang diperjanjikan
JAMINAN KEBENDAAN untuk benda bergerak
1. Gadai (Pasal 1150 KUHPerdata)
• Berwujud 🡪 emas, sepeda motor, dll.
• Tidak berwujud 🡪 piutang atas nama
2. Fidusia (UU No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia serta peraturan-peraturan
pelaksananya)
• Pengertian fidusia Pasal 1 ayat (1) tidak sama dengan pengertian jaminan fidusia Pasal 1
ayat (2)
• Objek dari fidusia ini adalah benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud
serta benda tidak bergerak maupun bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani
hak tanggungan
PENANGGUNGAN

• Suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan kreditur,
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur manakala debitur tidak
memenuhinya.
• Siapa yang dapat melakukan penanggungan?
– Orang per orang (Jaminan kredit, kredit garansi, jaminan orang, personal quaranty)
– Bank (Bank garansi : jaminan penawaran/tender garansi, jaminan
pelaksanaan/performance bond, jaminan pemeliharaan)
– Perusahaan (corporate quaranty)
– Lembaga tertentu (contohnya, Lembaga Jaminan Kredit Koperasi)
– Pemerintah (Staatsgaransi)
SIFAT PENANGGUNGAN

• Terjadi jika terdapat perikatan pokok (prinsipal) yang sah.


• Seorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri lebih daripada perikatan yang dibuat debitur
(baik jumlah maupun syarat-syarat).
• Penanggungan hanya untuk sebagian hutang debitur.
• Jika penanggungan diadakan melebihi hutang debitur atau dengan syarat yang lebih berat, maka
tidak menyebabkan batal demi hukum, tetapi hanya sah untuk jumlah perikatan pokoknya
• Seseorang dapat mengajukan diri sebagai penanggung walaupun tidak diminta oleh debitur,
bahkan tanpa sepengetahuan debitur sekalipun
• Penanggung dapat menjadi penanggung debitur sekaligus penanggung yang lain.
• Perikatan-perikatan para penanggung berpindah kepada para ahli warisnya
• Penanggung harus cakap, mampu meme-nuhi perikatannya dan tinggal di wilayah Indonesia
• Jika penanggung berubah menjadi tidak mampu, maka harus ditunjuk penanggung baru
AKIBAT PENANGGUNGAN

• Penanggung wajib membayar kepada kreditur jika debitur wanprestasi dan harta debitur telah
dijual untuk melunasi hutang-nya tetapi belum mencukupi
• Penanggung tidak dapat menuntut agar harta debitur disita dan dijual terlebih dahulu untuk
melunasi hutangnya jika :
a. ia melepaskan hak istimewanya unt menuntut agar harta debitur dijual lebih dahulu
b. ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitur secara tanggung renteng
c. debitur dalam keadaan pailit
d. penanggungan terjadi karena diperintahkan oleh Hakim
• Penanggung yang telah membayar, menggantikan demi hukum segala hak kreditur terhadap
debitur
Expand Information

Bank garansi
○ Bank garansi adalah suatu jenis penanggungan dimana yg bertindak sebagai penanggung
adalah bank. Bank garansi bisa dikatakan sebagai perjanjian ikutan (accesoir) .Pada umumnya,
tujuan dari bank garansi adalah:
● Sebagai alat untuk menjadikan mudah atau menjadikan lancar suatu perdagangan barang dan
jasa
● Menghilangkan kekhawatiran karena penerima jaminan bahwa tidak akan mengalami
kerugian apabila pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi atau lalai terhadap kewajiban.
○ Lazim digunakan dalam perjanjian pemborongan bangunan seperti : jaminan penawaran/tender
garansi, jaminan pelaksanaan/performance bond, jaminan pemeliharaan. Juga pada pemberian
kredit untuk pembelian brg-brg dari luar negeri (import) yg dibayar secara mengangsur (mesin
pabrik, mobil dll)

Anda mungkin juga menyukai