Anda di halaman 1dari 10

Hukum Jaminan

Oleh:
Dhaniar Eka Budiastanti, S.H., M.Kn.
• Hukum Jaminan (security law)
• Keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara
pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan
jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit.
Unsur-unsur:
1. Kaidah Hukum: tertulis dan tidak tertulis
2. Adanya pemberi dan penerima jaminan
3. Adanya jaminan: materiil dan immaterial
4. Adanya fasilitas kredit
Pengaturan Hukum Jaminan
Di dalam KUHPerdata
• Gadai (Pasal 1150-1161 KUH Perdata)
• Hipotek (Pasal 1162-1232 KUH Perdata)

Di luar KUHPerdata
• Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960
• Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
• Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999
• Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992
• Jaminan
• Agunan
Jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank
dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip Syariah.
• Pelunasan dengan jaminan di dasarkan pada pasal 1131 KUHPerdata
(jaminan Umum) dan Pasal 1132 KUH Perdata (jaminan Khusus).
• Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwa segala kebendaan debitur, baik
yang ada maupunyang akan ada, bail yang bergerak maupun tidak bergerak
merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang yang dibuatnya
• Padal 1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur menjadi
jaminan secara Bersama-sama bagi semua kreditur yang memberikan utag
kepadanya; pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut
keseimbangan, yakni menurut besar kecilnya piutang masing-
masing,kecuali jika diantara para berpiutang itu ada alasan-alas an sah
untuk didahulukan
• Selain itu, secara umum jaminan dapat dibedakan menjadi jaminan
perorangan (personal guarantee) dan jaminan kebendaan
• Jaminan perorangan adalah jaminan seseorang dari pihak ketiga yang
bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban debitur. Dengan perkataan
lain, jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang kreditur
dengan seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban debitur
• Jaminan kebendaan adalah jaminan berupa benda milik debitur atau pihak
ketiga, yang dibayar oleh debitur kepada krediitur untuk menjamin pelunasan
hutangnya
• Pemberian jaminan kebendaan ini memberikan kepada kreditur tersebut
suatu hak privilege (hak istimewa) terhadap kreditur lainnya
• Lembaga jaminan untuk benda tidak bergerak yaitu hak
tanggungan dan hipotik
• Lembaga jaminan untuk benda bergerak yaitu gadai dan
fidusia
Hak Tanggungan (UU 6/1996) adalah hak jaminan yang
dibebankan pada HAT berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu
terhadap kreditur-kreditur lain.
Gadai (pasal 1150 KUH Perdata) adalah suatu hak yang diperoleh
seseorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan
kepadanya oleh seorang yang berpiutang atau oleh seorang lain
atas Namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya,
terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang dan biaya yang telah
dikeluarkan utnuk memelihara benda itu dan biaya-biayanya harus
didahulukan.
Fidusia (UU Nomor 42 Tahun 1999) adalah merupakan
pengalihan hak kepemilikan sesuatu atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa hak
kepemilikannya dialihkan dan penguasaannya tetap ada
pada pemilik benda

Anda mungkin juga menyukai