Anda di halaman 1dari 8

HUKUM JAMINAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM KEBENDAAN

BILL YANSEN NADEAK


Email: billnadeak@gmail.com
Universitas Asahan

ABSTRACT
The guarantee agreement is an assessor agreement, namely an agreement attached to
the main agreement or also called a tail agreement, because this agreement cannot
stand alone. This is different from the meaning of Pawn as collateral for material in the
Civil Code which is accessoir, where the birth and termination of a pawn depends on
the main agreement, namely a loan-borrowing agreement. regulated in the Civil Code,
because it includes deposit services, appraisal services, and/or other services, including
those held based on sharia principles. In the practice of credit agreements and banking
guarantees, receivables can be used as collateral objects, the guarantee institutions that
regulate are pawn guarantee institutions and fiduciary guarantees. The object of pledge
and fiduciary guarantee includes tangible movable objects and intangible movable
objects which can be in the form of receivables. The definition of the guarantee also
includes the function of the guarantee, namely as a means of protection for the
creditor's security for the certainty of the performance of the debtor's performance.

Keywords : Agreement, Material Collateral, Borrowing, Pawn, Banking Guarantee

ABSTRAK
Perjanjian jaminan merupakan perjanjian asesor (acesoir), yaitu perjanjian yang melekat
pada perjanjian pokok atau juga dikatakan perjanjian buntut, karena perjianjian ini tidak
dapat berdiri sendiri. Hal ini berbeda dengan makna Gadai sebagai jaminan kebendaan
dalam KUHPerdata yang bersifat accessoir, dimana lahir dan hapusnya gadai
bergantung pada perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian pinjam-meminjam.1
Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 POJK Usaha Pergadaian, lingkup usaha pergadaian lebih
luas dari makna gadai sebagaimana diatur dalam KUHPerdata, karena meliputi pula jasa
titipan, jasa taksiran, dan/atau jasa lainnya termasuk yang diselenggarakan berdasarkan
prinsip syariah. Dalam praktek perjanjian kredit dan jaminan perbankan, piutang dapat
dijadikan sebagai obyek jaminan, lembaga jaminan yang mengatur adalah lembaga
jaminan gadai dan jaminan fidusia. Obyek jaminan gadai dan fidusia adalah meliputi
benda bergerak berwujud dan benda bergerak tidak berwujud yang dapat berupa
piutang. Pengertian jaminan tersebut mencakup juga fungsi dari jaminan yaitu sebagai
sarana perlindungan bagi keamanan kreditur akan kepastian pelaksanaan prestasi dari
debitur.

Kata Kunci : Perjanjian, Jaminan Kebendaan, Pinjam-meminjam, Gadai,Jaminan


Perbankan

I. PENDAHULUAN Adat sebagai salah satu jenis transaksi


Terbitnya Peraturan Otoritas tanah. Berbeda dengan Gadai sebagai
Jasa Keuangan Nomor: pranata jaminan benda bergerak, Gadai
31/POJK.05/2016 tentang Usaha tanah menurut hukum adat adalah
Pergadaian (POJK Usaha Pergadaian), perbuatan hukum melepaskan
telah mempengaruhi tatanan regulasi kepemilikan atas tanah untuk sementara
hukum jaminan, khususnya pranata waktu, dimana penjual gadai melepas
Gadai sebagai salah satu jaminan kepemilikan atas tanah dengan syarat
kebendaan di Indonesia. Selama ini, dapat menebusnya kembali sewaktu-
hukum positif yang mengatur tentang waktu. Dengan demikian, jual gadai
gadai sebagai jaminan dengan objek dalam hukum adat merupakan
benda bergerak diatur dalam Pasal perjanjian pokok, yaitu transaksi jual
1150- 1160 KUHPerdata. Selain Gadai tanah. Hal ini berbeda dengan makna
yang diatur dalam KUHPerdata, istilah Gadai sebagai jaminan kebendaan
Gadai ditemukan pula dalam hukum dalam KUHPerdata yang bersifat

1
accessoir, dimana lahir dan hapusnya
gadai bergantung pada perjanjian III. PEMBAHASAN
pokoknya, yaitu perjanjian pinjam-
meminjam.1 Berdasarkan Pasal 1 A. Perjanjian Jaminan Kebendaan
Angka 1 POJK Usaha Pergadaian, Sebagai Pengaman Kredit
lingkup usaha pergadaian lebih luas dari Pengertian jaminan tersebut
makna gadai sebagaimana diatur dalam mencakup juga fungsi dari jaminan
KUHPerdata, karena meliputi pula jasa yaitu sebagai sarana perlindungan bagi
titipan, jasa taksiran, dan/atau jasa keamanan kreditur akan kepastian
lainnya termasuk yang diselenggarakan pelaksanaan prestasi dari debitur. Pasal
berdasarkan prinsip syariah. Lembaga 1131 KUHPerdata mengatur tentang
Perbankan merupakan salah satu unsur jaminan bagi kreditur atas pelunasan
penting dalam berjalannya roda piutangnya oleh debitur yang
perekonomian di suatu negara, salah selengkapnya berbunyi:
satu bidang usaha perbankan tersebut “Segala kebendaan si berutang,
adalah jenis usaha kredit perbankan1. baik yang bergerak maupun
Dalam proses perjanjian kredit yang tidak bergerak, baik yang
dalam praktek selalu diikuti dengan sudah ada maupun yang baru
perjanjian jaminan dengan maksud akan ada dikemudian hari,
sebagai proteksi bagi bank bahwa menjadi tanggungan untuk
debitur akan melaksanakan prestasinya segala perikatan perseorangan”.
sesuai perjanjian. Perjanjian jaminan Ketentuan ini merupakan jaminan
merupakan perjanjian tambahan yang secara umum atau jaminan yang timbul
keberadaannya tergantung dari atau lahir dari undang-undang yang
perjanjian pokok yaitu perjanjian kredit. ditujukan untuk kepentingan kreditur
Dalam praktek perjanjian kredit dan dengan jaminan semua harta kekayaan
jaminan perbankan, piutang dapat debitur, tidak ditunjuk secara khusus
dijadikan sebagai obyek jaminan, benda yang dijaminkan. Jaminan secara
lembaga jaminan yang mengatur adalah umum tersebut dalam praktik perbankan
lembaga jaminan gadai dan jaminan tidak disukai karena kurang
fidusia. Obyek jaminan gadai dan memberikan rasa aman dan terjamin
fidusia adalah meliputi benda bergerak atas kredit yang disalurkan. Bank
berwujud dan benda bergerak tidak memerlukan jaminan secara khusus
berwujud yang dapat berupa piutang. yang khusus diperjanjikan baik berupa
jaminan kebendaan maupun jaminan
II. METODE PENELITIAN perorangan. Perjanjian jaminan dibuat
atas dasar kesepakatan antara pihak
Metode penelitian yang kreditur dengan pihak debitur atau
digunakan adalah Yuridis Normatif. dengan pihak ketiga yang menyatakan
Penulisan yang dilakukan sesuai dengan kesanggupan untuk menjamin debitur
prosedur ilmiah sehingga dapat dalam pelunasan utangnya kepada
menjawab permasalahan, memahami kreditur.
hukum yang terkandung dalam norma Perjanjian jaminan adalah jaminan
dan kaidah dari sudut pandang teori dan yang timbul karena adanya perjanjian
keilmuan hukum. Untuk mendukung pokok. Perjanjian jaminan merupakan
penggunaan tipe penelitian tersebut perjanjian asesor (acesoir), yaitu
pendekatan masalah digunakan perjanjian yang melekat pada perjanjian
pendekatan undang-undang. Pendekatan pokok atau juga dikatakan perjanjian
undang-undang digunakan dalam buntut, karena perjianjian ini tidak dapat
penulisan ini karena fokus dari berdiri sendiri. Perjanjian jaminan
penelitian adalah kajian terhadap timbul dan hapusnya tergantung kepada
norma/aturan hukum yang terkait perjanjian pokoknya. Perjanjian jaminan
dengan perjanjian jaminan perbankan. mengabdi kepada perjanjian pokok dan
diadakan untuk kepentingan perjanjian
1
Lastuti Abubakar,/ TELAAH YURIDIS pokok dan memberikan kedudukan kuat
PERKEMBANGAN REGULASI DAN USAHA dan aman bagi para kreditur. Yang
PERGADAIAN SEBAGAI PRANATA JAMINAN menjadi perjanjian pokok ini dapat
KEBENDAAN/, Jurnal Bina Mulia Hukum, Vol berupa perjanjian pinjam meminjam,
2, No 1, September 2017, hal 81-82.
perjanjian kredit atau juga dapat berupa

2
perjanjian pemborongan yang selalu melunasi hutangnya, maka si
meminta bank garansi.Suatu perjian kreditur mempunyai hak untuk
jaminan tidak mungkin ada apabila didahulukan pelunasan
tidak ada perjanjian pokoknya, karena piutangnya dari kreditur-
perjanjian jaminan tidak dapat berdiri kreditur lainya.
sendiri. Perjanjian jaminan ini e. Pada hak kebendaan,
merupakan perjanjian khusus yang kemungkinan mengadakan
dibuat oleh kreditur bersama debitur gugatan disebut dengagugat
dengan tujuan memberikan keamanan kebendaan. Pada hak kebendaan
dan kepastian hukum pelunasan piutang ini orang mempunyai macam-
kreditur. Bentuk perjanjian pada macam actie jika terdapat
dasarnya dibuat dalam bentuk akta ganguan atas haknya, misalnya
otentik yang kemudian harus berwujud penuntutan kembali,
didaftarkan ke instansi/kantor tertentu gugatan untuk menghilangkan
tergantung dari hak kebendaan tersebut gangguan-gangguan atas
untuk memenuhi asas publisitas. haknya, gugatan untuk
Namun khusus untuk gadai sendiri, pemulihan dalam keadaan
dalam undang-undang tidak semula, gugatan untuk
menentukan bentuknya harus dibuat penggantian kerugian dan
dengan akta otentik, bahkan secara lisan sebagainya. Dan gugatan-
pun dimungkinkan. Hak kebendaan gugatan ini dapat dilaksanakan
(zakelijkrecht) ialah hak mutlak atas terhadap siapapun yang
suatu benda di mana hak itu mengganggu haknya.
memberikan kekuasaan langsung atas f. Pada hak kebendaan,
suatu benda dan dapat dipertahankan kemungkinan untuk
terhadap siapapun juga Hak kebendaan memindahkan hak kebendaan
ini merupakan lawan dari hak dapat dilakukan secara penuh.
perorangan (persoonlijk) yaitu hak hak
yang timbul dari karena adanya B. Fungsi Jaminan Kebendaan
hubungan perikatan baik dari perjanjian Dalam Perjanjian Kredit
maupun dari undang-undang yang Perbankan
hanya dapat dipertahankan terhadap Kredit merupakan salah satu
orang tertentu. Menurut Sri Soedewi kegiatan usaha bank dalam penyaluran
Masjchoen Sofwan, hak kebendaan dana kepada masyarakat, sebagai
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: lembaga intermediasi (perantara) harus
a. Hak kebendaan merupakan hak dapat menjalankan fungsinya dengan
yang mutlak, yang dapat baik dan maksimal. Disamping itu
dipertahankan terhadap berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang
siapapun juga. Perbankan, perbankan Indonesia
b. Hak kebendaan mempunyai bertujuan menunjang pelaksanaan
zaaksgevolg atau droit de suite pembangunan nasional dalam rangka
(hak mengikuti). Artinya: hak meningkatkan pemerataan,
itu terus mengikuti bendanya pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
dimanapun juga (dalam tangan nasional kearah peningkatan
siapapun juga) barang itu kesejahteraan rakyat banyak.
berada. Hak itu terus saja Berdasarkan ketentuan Pasal 8 dan
mengikuti orang yang penjelasan Pasal UU Perbankan, Bank
mempunyainya. wajib memperhatikan syarat dalam
c. Selain itu sistem yang terdapat pemberian kredit, disamping memiliki
pada hak kebendaan ialah: keyakinan bahwa debitur beritikad baik
mana yang lebih dulu dan mempunyai kemampuan untuk
terjadinya, itu tingkatannya membayar, bank wajib memperhatikan
adalah lebih tinggi daripada syarat yang disebut “the 5 C’s analysis
yang terjadi kemudian. of credit”, antara lain collateral atau
d. Hak kebendaan mempunyai jaminan. Sebagaimana dijelaskan dalam
droit de preference (hak terlebih SK Direksi Bank Indonesia No:
dahulu). Misalnya seorang yang 23/69/Kep/dir tanggal 28 Februari 1991
menggandaikan suatu benda tentang jaminan dikemukakan bahwa
kemudian ia tidak dapat jaminan pemberian kredit adalah

3
keyakinan bank atas kesanggupan pengertian yuridis saja tetapi juga dalam
debitur untuk melunasi kredit sesuai pengertian ekonomi.
dengan yang diperjanjikan. Dari Jaminan dapat berupa jaminan
ketentuan tersebut dalam perjanjian yang sifatnya materiil dan immateriil.
kredit perbankan, jaminan yang Jaminan secara yuridis mengandung
dipersyaratkan atau diwajibkan makna sebagai agunan (collateral), yang
hanyalah jaminan pokok yakni yang mana jaminan ini sebagai upaya
menjadi objek jaminan adalah objek preventif dan untuk menjaga terhadap
yang dibiayai dengan kredit tersebut, kemungkinan kredit macet dengan
sedangkan jaminan tambahan tidak tujuan pelunasan utang. Berdasarkan
diwajibkan. analisis pemberian kredit terlihat bahwa
Istilah jaminan dalam ketentuan ketersediaan jaminan khususnya
perbankan berbeda dengan istilah jaminan kebendaan merupakan salah
didalam hukum jaminan yaitu jaminan satu faktor dalam menentukan layak
pokok dan jaminan tambahan. Jaminan tidaknya kredit dikucurkan. Jaminan
pokok maksudnya hal yang berkaitan merupakan alat yang ampuh untuk
langsung dgn kredit yang dimohon pengamanan kredit yang diberikan
misalnya dapat berupa barang, proyek, kepada nasabah jika terjadi kredit
hak tagih yang dibiayai kredit macet. Calon debitur umumnya diminta
bersangkutan. Sedangkan istilah untuk menyediakan jaminan berupa
jaminan tambahan adalah merupakan agunan yang berkualitas tinggi yang
jaminan berupa barang yang tidak nilainya minimal sebesar jumlah kredit
berkaitan dengan objek yang dibiayai atau pembiayaan yang diterimanya.
kredit yang bersangkutan, dalam hal ini Perangkat hukum jaminan yang
berupa jaminan khusus baik jaminan dipergunakan dalam praktik perbankan
perorangan maupun jaminan kebendaan ialah perangkat hukum jaminan yang
yaitu harta benda milik debitur. Jaminan diatur dalam Kitab Undang-undang
pokok lebih aman bagi bank dalam Hukum Perdata (KUHPerdata) dan
perjanjian kredit dengan tujuan membeli ketentuan lain yang mengatur tentang
suatu benda, misalnya Kredit jaminan. Lembaga jaminan kebendaan
Kepemilikan Rumah (KPR) dimana dalam praktik perbankan terdiri dari
rumah yang dibeli melalui kredit rumah beberapa macam yaitu gadai, hipotik,
itulah yang dijadikan jaminan, atau hak tanggungan dan fidusia. Jaminan
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). dalam bentuk gadai diatur dalam Pasal
Keyakinan saja bagi bank tidak 1150 sampai dengan 1160 KUHPerdata
mengandung aspek hukum sehingga adalah merupakan jaminan yang
harus jelas unsur mana sebagai titik pelaksanaannya dilakukan dengan cara
berat dalam penilaian, dengan demikian penyerahan benda bergerak yang
kriteria collateral atau jaminan, sebagai digadaikan tersebut kedalam kekuasaan
salah satu prinsip 5C yang sering kreditur. Benda bergerak dalam gadai
menjadi titik berat dalam penilaian terdiri dari benda bergerak yang
kredit. Secara yuridis materiil, jaminan berwujud dan yang tidak berwujud.
berarti suatu benda atau kesanggupan Hipotek diatur dalam Pasal 1162 sampai
pihak ketiga yang dapat menjadi dengan Pasal 1178 KUHPerdata yang
pegangan kreditur untuk adanya merupakan jaminan benda tidak
kepastian hukum pelaksanaan prestasi bergerak yang dibuat dengan akta
oleh debitur. Dalam praktek bank selalu hipotek, namun dengan berlakunya
meminta jaminan dalam hal ini jaminan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
kebendaan, peran jaminan sangat tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
menentukan, karena bank tidak berani Beserta Benda-benda yang Berkaitan
untuk menanggung risiko tinggi dengan Tanah (selanjutnya disebut
kehilangan dananya yang telah Undang-undang Hak Tanggungan).
disalurkan. Bank dalam memberikan Maka hipotek sebagai lembaga jaminan
kreditnya wajib mempunyai keyakinan atas kebendaan tidak bergerak, menjadi
akan kemampuan debitur untuk tidak berlaku lagi untuk kebendaan
mengembalikan kredit, sehingga berupa hak-hak atas tanah berikut
pengertian jaminan disini dalam arti benda-benda yang secara hukum
yang luas, karena yang dimaksud dianggap melekat atas bidang tanah
jaminan tersebut bukan dalam yang diberikan hak-hak atas tanah

4
tersebut, yang diatur dalam Undang- menjalankan atau melakukan kegiatan
undang Hak Tanggungan. Hipotek usaha yang dibiayai dari pinjaman
hanya berlaku untuk obyek jaminan dengan menggunakan jaminan fidusia
yang berupa kapal laut yang memiliki tersebut.
ukuran sekurang-kurangnya berbobot Perjanjian jaminan tidak berdiri
dua puluh meter kubik dan terdaftar sendiri melainkan harus didahului
sebagaimana diatur dalam Pasal 314 dengan adanya suatu perjanjian yang
sampai dengan Pasal 316 KUHDagang, mendasarinya yaitu perjanjian kredit
selain itu hipotek juga berlaku untuk atau utang piutang sebagai perjanjian
obyek jaminan berupa pesawat terbang. pokoknya kebendaan yang dijadikan
Hak Tanggungan berdasarkan jaminan untuk pelunasan utang tidak
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 dibatasi macam maupun bentuknya,
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah yang jelas kebendaan tersebut harus
Baserta Benda-benda yang Berkaitan mempunyai nilai secara ekonomis serta
dengan Tanah, mengatur mengenai memiliki sifat mudah dialihkan atau
penjaminan atas hak-hak atas tanah mudah diperdagangkan, sehingga
tertentu berikut kebendaan yang kebendaan tersebut tidak akan
dianggap melekat dan diperuntukan menjadikan beban bagi kreditur untuk
untuk dipergunakan secara bersama- menjual pada waktunya, yaitu saat
sama dengan bidang tanah yang debitur telah dinyatakan lalai memenuhi
diatasnya diatasnya terdapat hak-hak kewajibannya sesuai dengan ketentuan
atas tanah yang dapat dijaminkan dan syarat-syarat yang berlaku dalam
dengan Hak Tanggungan. Hak perjanjian pokok yang melahirkan utang
Tanggungan adalah jaminan atas tanah piutang tersebut, dengan demikian
untuk pelunasan hutang tertentu yang terdapat hubungan yang erat antara
memberikan kedudukan yang pemberian kredit dan jaminan
diutamakan kepada kreditur tertentu Perjanjian jaminan ini merupakan
terhadap kreditur-kreditur lain. perjanjian khusus yang dibuat oleh
Maksudnya apabila debitur tidak dapat Bank sebagai kreditur bersama debitur
melunasi hutangnya, maka kreditur dengan tujuan memberikan kedudukan
pemegang hak tanggungan berhak yang kuat, dan keamanan serta
menjual melalui pelelangan umum kepastian hukum pelunasan kredit
tanah yang dijadikan jaminan menurut kepada bank. Jaminan berfungsi baik
ketentuan yang berlaku dengan hak bagi debitur maupun kreditur, untuk
mendahulu daripada kreditur-kreditur kepentingan debitur adalah dapat
lain. Hak atas tanah yang dapat membantu perolehan kredit bagi debitur
dijadikan obyek hak tanggungan adalah: yang memerlukan tambahan modal atau
Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna untuk investasi. Khususnya jaminan
Bangunan dan Hak Pakai atas tanah sangat berfungsi bagi bank karena dapat
negara yang wajib didaftar dan menurut memberikan kepastian kepada bank
sifatnya dapat dipindah tangankan. sebagai kreditur, bahwa kredit yang
Jaminan fidusia menurut Undang- diberikan benar-benar terjamin
undang No.42 Tahun 1999 tentang pengembaliannya, sebagai antisipasi
Jaminan Fidusia, merupakan hak apabila terjadi kredit macet. Selain itu
jaminan atas benda bergerak baik yang memberikan kepastian bagi bank bahwa
berwujud maupun yang tidak berwujud barang jaminan setiap waktu tersedia
dan benda tidak bergerak, khususnya untuk dijual apabila perlu dilelang
bangunan yang tidak dapat dibebani hak untuk melunasi hutang. Jaminan
tanggungan sebagaimana dimaksud kebendaan bagi bank dapat memberikan
dalam Undang-undang No.4 Tahun hak dan kekuasaan kepada bank untuk
1996 tentang Hak Tanggungan yang mendapatkan pelunasan dari hasil lelang
tetap berada dalam penguasaan pemberi benda yang dijaminkan apabila debitur
fidusia, sebagai pelunasan utang tidak membayar kembali hutangnya
tertentu yang memberikan kedudukan tepat pada waktu yang telah ditentukan
diutamakan kepada penerima fidusia dalam perjanjian, sehingga dapat
terhadap kreditur lainnya. Adanya memperkecil risiko kerugian yang
jaminan fidusia memungkinkan kepada mungkin akan timbul apabila debitur
para pemberi fidusia untuk menguasai kreditnya macet.
kebendaan yang dijaminkan guna

5
Fungsi utama dari jaminan Agar seorang kreditur
adalah untuk meyakinkan bank atau mempunyai kedudukan yang lebih baik
kreditor, bahwa debitor mempunyai dibandingkan kreditur konkuren, utang
kemampuan untuk mengembalikan atau kreditur dapat diikat dengan hak
melunasi kredit yang diberikan jaminan yang bersifat khusus, sehingga
kepadanya sesuai dengan persyaratan krediturnya memiliki hak preferensi
dan perjanjian kredit yang telah dalam pelunasan piutangnya. Apabila
disepakati bersama. Jaminan kebendaan kita perhatikan klausul terakhir dari
selalu berarti alternatif terakhir dari ketentuan dalam Pasal 1132 KUH
sumber pelunasan kredit dalam hal Perdata, yaitu kata-kata “ ....., kecuali
kredit tidak dapat dilunasi oleh nasabah apabila di antara para berpiutang itu ada
debitur dari kegiatan usahanya karena alasan-alasan yang sah untuk
kegiatan usahanya itu mengalami didahulukan”maka memberikan
kesulitan untuk menghasilkan uang2. kemungkinan sebagai pengecualian
adanya kedudukan yang diutamakan
C. Berdasarkan ketentuan dalam kepada kreditur tertentu terhadap
Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUH kreditur-kreditur. Adapun kreditur yang
Perdata, dapat diketahui diutamakan tersebut, yaitu kreditur yang
pembedaan (lembaga hak) mempunyai hak jaminan yang bersifat
jaminan berdasarkan sifatnya khusus, dinamakan pula kreditur
preferent.
1) hak jaminan yang bersifat umum; Siapa saja yang menjadi kreditur
2) hak jaminan yang bersifat khusus. preferenttersebut dinyatakan dalam
Jaminan yang bersifat umum Pasal 1133 KUH Perdata yang
ditujukan kepada seluruh kreditur dan bunyinya:
mengenai segala kebendaan debitur. “Hal untuk didahulukan di antara orang-
Setiap kreditur mempunyai hak yang orang yang berpiutang terbit dari hak
sama untuk mendapatkan pelunasan istimewa, dari gadai dan dari hipotek.
utang dari hasil pendapatan penjualan Dari ketentuan dalam Pasal
segala kebendaan yang dipunyai 1133 KUH Perdata, diketahui bahwa
debitur. Dalam hak jaminan yang hakjaminan yang bersifat khusus itu
bersifat umum ini, semua krediturnya terjadi:
mempunyai kedudukan yang sama a) diberikan atau ditentukan oleh
terhadap kreditur lain undang-undang sebagai piutang
(kreditorkonkuren), tidak ada kreditur yang diistimewakan (Pasal 1134
yang diutamakan, diistimewakan dari KUH Perdata);
kreditur lain. Para kreditur tersebut b) diperjanjikan antara debitur dan
tidak mendapatkan hak kreditur, sehingga menimbulkan hak
preferensi.Karenanya pelunasan utang preferensi bagi kreditur atas benda
mereka dibagi secara “seimbang” tertentu yang diserahkan debitur
berdasarkan besar kecilnya jumlah (Pasal 1150 dan Pasal 1162 KUH
tagihan dari masing-masing kreditur Perdata, Pasal 1 angka 1 junctoPasal
dibandingkan dengan jumlah 20 sub 1 Undang-Undang Nomor 4
keseluruhan utang debitur. Hak jaminan Tahun 1996 dan Pasal 1 sub 2
yang bersifat umum ini dilahirkan atau junctoPasal 27 Undang-Undang
timbul karena undang-undang, sehingga Nomor 42 Tahun 1999 dan Pasal
hak jaminan yang bersifat umum tidak 1820 KUH Perdata).
perlu diperjanjikan sebelumnya. Ini Dengan demikian kedudukan
berarti, kreditur konkuren secara kreditur terhadap pelunasan piutangnya
bersamaan memperoleh hak jaminan tergantung dan ditentukan oleh hak
yang bersifat umum dikarenakan oleh jaminan yang dipegangnya. Kreditur
undang-undang. yang memegang hak jaminan yang
bersifat khusus akan jauh lebih baik
kedudukannya dibandingkan dengan
2
Etty Mulyatia,/ PRINSIP KEHATI-HATIAN kreditur yang memegang hak jaminan
DALAM MENGANALISIS JAMINAN yang bersifat umum. Kreditur yang
KEBENDAAN SEBAGAI PENGAMAN mempunyai hak jaminan yang bersifat
PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN/, ACTA khusus adalah kreditur yang piutangnya
DIURNAL. Vol 1, No 2, Juni 2018, HAL 41- ditentukan oleh undang-undang sebagai
46.

6
piutang yang diistimewakan dan Adapun hak jaminan perorangan
piutang yang diikat dengan kebendaan adalah hak yang memberikan kepada
tertentu atau dijamin oleh kreditur suatu kedudukan yang lebih
seseorang.Hak jaminan yang bersifat baik, karena adanya lebih dari
khusus ini timbul karena diperjanjikan seorangdebitur yang dapat ditagih.Kata
secara khusus antara debitur dan “lebih baik” di sini adalah lebih baik
kreditur. daripada kreditur yang tidak
Hak jaminan yang bersifat khusus dapat mempunyai hak jaminan (khusus) atau
berupa atau dibedakan atas: lebih baik dari jaminanumum. Adanya
1) hak jaminan yang bersifat lebih dari seorang debitur, bisa karena
kebendaan, yaitu adanya suatu ada debitur serta tanggung-menanggung
kebendaan tertentu yang dibebani atau karena adanya orang pihak ketiga
dengan utang; yang mengikatkan dirinya sebagai
2) hak jaminan yang bersifat orang.
perseorangan,yaitu adanya
seseorang tertentu atau badan
hukum yang bersediamenjamin IV. KESIMPULAN
pelunasan utang tertentu bila debitur Pengertian jaminan tersebut
wanprestasi. mencakup juga fungsi dari jaminan
yaitu sebagai sarana perlindungan bagi
Jaminan kebendaan mempunyai keamanan kreditur akan kepastian
ciri-ciri“kebendaan” dalam arti pelaksanaan prestasi dari debitur. Pasal
memberikan hak mendahulu di atas 1131 KUHPerdata mengatur tentang
benda-benda tertentu dan mempunyai jaminan bagi kreditur atas pelunasan
sifat melekat dan mengikuti benda- piutangnya oleh debitur. Perjanjian
benda yang bersangkutan. Adapun jaminan adalah jaminan yang timbul
jaminan perorangan tidak memberikan karena adanya perjanjian pokok.
hak mendahulu atas benda-benda Perjanjian jaminan merupakan
tertentu, tetapi hanyalah dijamin oleh perjanjian asesor (acesoir), yaitu
harta kekayaan seseorang lewat orang perjanjian yang melekat pada perjanjian
yang menjamin pemenuhan perikatan pokok atau juga dikatakan perjanjian
yang bersangkutan. Hak jaminan buntut, karena perjianjian ini tidak dapat
kebendaan adalah hak yang berdiri sendiri. Perjanjian jaminan
memberikan kepada seorang kreditur timbul dan hapusnya tergantung kepada
kedudukan yang lebih baik, karena: perjanjian pokoknya. Perjanjian jaminan
1) kreditur didahulukan dan mengabdi kepada perjanjian pokok dan
dimudahkan dalam mengambil diadakan untuk kepentingan perjanjian
pelunasan atas tagihannya atas hasil pokok dan memberikan kedudukan kuat
penjualan benda tertentu atau dan aman bagi para kreditur. Kredit
sekelompok benda tertentu milik merupakan salah satu kegiatan usaha
debitur dan/atau ada benda tertentu bank dalam penyaluran dana kepada
milik debitur yang dipegang oleh masyarakat, sebagai lembaga
kreditur atau terikatkepada hak intermediasi (perantara) harus dapat
kreditur, yang berharga bagi debitur menjalankan fungsinya dengan baik dan
dan dapat memberikan suatu maksimal. Disamping itu berdasarkan
tekanan psikologis terhadap debitur Pasal 4 Undang-Undang Perbankan,
untuk memenuhi perbankan Indonesia bertujuan
kewajibannyadengan baik terhadap menunjang pelaksanaan pembangunan
kreditur. Di sini adanya semacam nasional dalam rangka meningkatkan
tekanan psikologiskepada debitur pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan
untuk melunasi utang-utangnya stabilitas nasional kearah peningkatan
karena benda yang dipakai sebagai kesejahteraan rakyat banyak. Jaminan
jaminan umumnya merupakan dapat berupa jaminan yang sifatnya
barang yang berharga baginya. Sifat materiil dan immateriil. Jaminan secara
manusia untuk berusaha yuridis mengandung makna sebagai
mempertahankan apa yang berharga agunan (collateral), yang mana jaminan
dan telah dianggap atau diakui telah ini sebagai upaya preventif dan untuk
menjadi miliknya, menjadi dasar menjaga terhadap kemungkinan kredit
hukum jaminan. macet dengan tujuan pelunasan utang.

7
Berdasarkan analisis pemberian kredit
terlihat bahwa ketersediaan jaminan
khususnya jaminan kebendaan
merupakan salah satu faktor dalam
menentukan layak tidaknya kredit
dikucurkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dilva Muzdaliva Sawotong. (2014).


Jaminan Kebendaan Pada PT.
Pegadaian Terhadap Barang
Yang Digadaikan. Lex Privatum,
2(1), 37.

Hukum, P., Pembeli, T., Perjanjian, P.,


Beli, J., Online, S., & Noor, T.
(2021). Jurnal Hukum dan
Kemasyarakatan Al-Hikmah
Vol. 2, No. 1, Maret 2021 160.
2(1), 160–170.

Rochaeti, E. (1974). Dalam Perkawinan


Menurut Pandangan Hukum
Islam Dan Hukum Positif.
28(01).

Setiono, G. C. (2018). JAMINAN


KEBENDAAN DALAM
PROSES PERJANJIAN
KREDIT PERBANKAN
(Tinjauan Yuridis Terhadap
Jaminan Benda Bergerak Tidak
Berwujud). Transparansi
Hukum, 1(1), 1–18.

Anda mungkin juga menyukai