Kelas : Manajemen 3C
NIM : 20200510277
Judul : Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor
BAB II
analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk
proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi
dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran
perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Menurut Assauri (1999) Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan,
membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai
Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan manajemen pemasaran adalah
melakukan rangkaian proses untuk menciptakan suatu nilai guna membantu pencapaian tujuan
merupakan suatu program untuk memasarkan atau mengenalkan produk yang siap akan diperjual
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.
Assauri, Sofjan (2004: 141) merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian
yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan
itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Schiffman dan Kanuk (2007) pada penelitian
Suri Amilia (2011) mendefinisikan keputusan pembelian adalah perilaku yang diperlihatkan
oleh Yenni Arfah dan Bincar Nasution, Kotler dan Armstrong menjelaskan bahwa keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-
benar membeli. Menurut Sangadji & Sopia (2013) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak
memilih harus memiliki alternatif. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian
konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi
dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah
sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor siatuasional. Oleh karena itu, preferensi dan
kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang
sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat
dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
Djasim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2012: 23) ada beberapa faktor yang
1. Sikap orang lain: keputusan membeli yang dipengaruhi oleh orang lain seperti teman,
2. Faktor-faktor yang dapat di duga: faktor situasional yang dapat di antisipasi oleh
konsumen.
3. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: yaitu faktor harga, pendapatan, keluarga dan
1 Kemantapan pada sebuah produk yaitu sebuah keyakinan yang dimiliki oleh konsumen
terhadap suatu produk dimana konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memenuhi
kebutuhannya.
2 Kebiasaan dalam membeli produk yaitu suatu perilaku dalam pembelian produk yang
Keputusan pembelian terdapat enam dimensi keputusan pembelian Kotler, P. dan K.,
1. Pilihan produk, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-
orang yang berniat membeli sebuah produk serta alternatifnya yang mereka
pertimbangkan.
2. Pilihan merek, konsumen harus menjatuhkan pilihan pada merek apa yang akan dibeli.
3. Pilihan penyalur, konsumen harus menentukan penyalur mana yang dipilih untuk
membeli produk.
4. Jumlah pembelian, konsumen dapat menentukan kuantitas barang yang akan dibeli.
5. Waktu pembelian, pada saar konsumen menentukan waktu pembelian dapat berbeda-
beda yaitu kesesuaian dengan kebutuhan, keuntungan yang dirasa, alasan pembelian.
digunakan pada saat transaksi pembelian. Konsumen mungkin akan menggunakan cara
pembayaran: biaya tunai, cek, kartu kredit, kartu debit, kartu ATM, kredut melalui
2.1.3 Harga
Tjiptono dan Diana (2016:218) harga sangat berperan penting dalam pemasaran.
Harga yang terlampau mahal tidak dapat terjangkau oleh pasar sasaran, yang ada gilirannya
membuat penjualan tersendat. Sebaliknya harga yang terlalu murah membuat perusahaan
sulit untuk menutup biasa atau mendapatkan laba. Harga, kualitas suatu produk maupun
merek merupakan hal penting yang dipikirkan oleh konsumen dalam mengambil suatu
keputusan untuk membeli suatu produk. Konsumen biasanya akan mencari tahu terlebih
dahulu mengenai produk yang ingin dibelinya. Bagaimana kualitas produk tersebut, apakah
mereknya sudah dikenal atau belum, apakah sudah sesuai dengan keinginan dan selera
pembeli. Setelah itu pembeli baru mempertimbangkan harga dari produk tersebut, apakah
harga yang ditawarkan sesuai dengan kepuasan yang akan diperoleh dari pembeli produk
tersebut.
Menurut Djasim Saladin, S.E., Yevis Marty Oesman (2002: 95) Kesesuaian harga
adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Kesesuaian
harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk di benak konsumen yang harus
dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi. Menurut Sutojo (2001: 62)
Kesesuaian harga menurut konsumen adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang
atau jasa. Kesesuaian harga bagi perusahaan adalah sejumlah uang yang ditentukan
perusahaan sebagai imbalan atas barang dan jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu
yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Sesuatu yang
lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang telah benar mereknya, jaminan
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau
jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena telah membeli
atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Armstrong, 2018, hlm. 151).
Dengan demikian, pada dasarnya harga adalah sejumlah nilai dibayarkan oleh pembeli
suatu produk barang/jasa kepada penjual atau penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pembeli. Definisi tersebut juga diperkuat oleh Tjiptono (2020, hlm. 150-
153) bahwa harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar
Maka berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kesesuaian
harga adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh konsumen yang dianggap layak untuk
memperoleh atau memilii produk dimana besamya ditetapkan oleh perusahaan atau
penjual.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga
Menurut Swasta dan Irawan (2008) pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan,
saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula
Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Dharmesta dan Irawan dalam Kamelia (2006) dikemukakan sebagai berikut:
1. Keadaan Perekonomian
periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat
yang lebih rendah dan ketika ada keputusan pemerintah tentang nilai tukar rupiah dengan
mata uang asing maka akan timbul reaksi-reaksi dari kalangan masyarakat, khususnya
masyarakat bisnis, reaksi spontan dari keputusan itu adalah adanya kenaikan hargaharga.
Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang
diminta lebih besar sedangkan harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan
lebih besar.
3. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sift permintaan pasar.
Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi
juga mempengaruhi volume yang dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang
ada. Banyaknya penjual dan pembeli in akan mempersulit penjual perseorangan untuk
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak
6. Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuantujuan yang akan
dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan
lainnya.
7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum
dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek- praktek lain yang mendorong atau
Mengacu pada Kertajaya (2006) indikator dari harga dapat dinyatakan dalam
penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan financial yang diberikan dalam kaitannya
dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Selain itu penilaian harga dapat dilihat dari
kesesuaian antara suatu pengorbanan dari dan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya
setelah melakukan pembelian, dari situlah konsumen akan mempersepsikan dari produk atau
jasa tersebut. Persepsi yang positif adalah hasil dari rasa pus akan suatu pembelian yang
dilakukannya, sedangkan persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan
Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan indikator dari harga dapat dinyatakan
dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan financial yang diberikan dalam
kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Indikator dari harga antara lain:
1. Keterjangkauan harga
1. Price List (Daftar harga), adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar
kepada konsumen.
3. Allowance (Potongan harga khusus), yaitu potongan harga yang diberikan oleh penjual
penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan
5. Credit Term (Syaratkredit), ialah sistem pembayaran secara kredit yang diberikan penjual
terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan pembayaran
stratejik harga berikut ini: (1) Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (astatement
of value), (2) Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli, (3) Harga
adalah determinan utama permintaan, (4) Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba,
(5) Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat, (6) Harga mempengaruhi citra
dan strategi positioning dan (7) Harga Merupakan masalah no.1 yang dihadapi para manajer.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), kualitas adalah karakteristik dari produk dalam
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten.
Sedangkan menurut Garvin dan Timpe (1990, dalam Alma, 2011) kualitas adalah keunggulan
yang dimiliki ole produk tersebut.Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang
mempunyai rang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen
Menurut Kotler (2009), kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang
dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun
yang tersirat. Sedangkan menurut Tjiptono (2012), kualitas merupakan perpaduan antara sifat
dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan
pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.
suatu produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai
suatu produk dan jasa tapa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan
menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi dari pelanggan.Untuk mencapai kualitas
produk yang dinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk
menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar
yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya
konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar
memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka
konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk (Kotler dan
Amstrong, 2008). Menurut Kotler and Amstrong (2008) arti dari kualitas produk adalah " the
ability of a product to perform its functions, it includes the product's overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes" yang artinya
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan
durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut
produk lainnya.
adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan keinginan konsumer yang secara
Kualitas merupakan sesuatu penilaian oleh pelanggan. Kualitas didasarkan pada pengalaman
pelanggan terhadap produk dan jasa yang diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut.
Assauri (2009), ada 9 faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang biasanya di kenal dengan
9M, yaitu Market(pasar), Money (uang), Management (manajemen), Man (manusia), Motivation
1. Faktor yang berkaitan dengan teknologi, yaitu : Mesin, Bahan dan Perusahaan.
2. Faktor yang berhubungan dengan human resource, yaitu : Operator, Mandor,dan Personal lain
dari perusahaan.
Faktor terpenting dari perusahaan adalah pada manusianya (sumber daya manusia), karena
dengan kualitas tinggi pada sumber daya manusia pada perusahaan dapat menciptakan suatu
produk yangberkualitas tinggi oleh karena itu perusahaan harus mengoptimalkan sumber daya
Produk (product) merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa
barang dan jasa. Produk adalah keseluruhan konsep objek atau konsep yang memberikan
sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah
konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari
Menurut Tjiptono (2012), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang
menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau
jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2012)
adalah:
A. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk.
B. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
memuaskan tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
G. g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
pelengkap.
C. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusaka atau gagal
pakai.
sebelumnya.
E. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
Menurut Kotler dan Keller (2009), ada sembilan dimensi kualitas produk yaitu:
A. Bentuk (Form) Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya bradasarkan
B. Ciri-ciri produk (Features) Karaktersistik sunder atau perlengkapan yang berguna untuk
tersebut.
E. Ketahanan (Durability) Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan.
barang berhasil menajalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu
produk jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika
rusak.
berdasarkan pendapat keller (2009) yaitu Bentuk (Form), Ciri-ciri produk (Features), Kinerja
2.1.5.1 Hubungan Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian sering dikaitkan dengan kualitas produk dan harga. Kualitas
produk selalu menjadi perhatian karena memiliki nilai jangka panjang terhadap daya tahan
produk tersebut.. Persepsi kualitas produk in erat kaitannya dengan harga. Kualitas baik pasti
harganya tinggi dan sebaliknya. Namun saat ini, para produsenberlomba-lomba menarik
perhatian konsumen dengan memberikan penawaran produk dengan harga yang terjangkau lebih
rendah dari produk lain namun memiliki kualitas yang sesuai harapan konsumen. Sehingga
mempertimbangan kualitas dan kemampuan keuangan. Maka kualitas dan harga menjadi
pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah
pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa
yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika konsumen mengalami perasaan positif
(positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut
memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu
perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli produk.
meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut
oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
konsumen.
3. Nila kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka pendek
4. Nilai fungsional adalah nilai yang diperoleh dari atribut produk yang memberikan
kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini berkaitan langsung dengan fungsi yang
keputusan pembelian merujuk pada dua faktor yaitu kualitas produk dan harga. Kedua faktor
tersebut yaitu kualitas produk dan harga memiliki hubungan dengan keputusan pembelian.
Artinya jika kualitas dan harga sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen akan
Menurut Amron (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Effects Of Product Quality,
Price, And Brand Image On The Buying Decision Of City Car Product menunjukkan bahwa
secara simultan kualitas produk, harga dan citra merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Sedangkan secara partial, variabel kualitas produk dan citra mere berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan variabel harga berpengaruh negatif dan
Harga merupakan salah satu faktor penting dari bauran pemasaran yang harus menjadi
perhatian perusahaan dalam menentukan harga. Harga akan identic dengan harapan konsumen
dan kualitas, sehingga harga akan menentukan keputusan pembelian konsumen Berkaitan dengan
hal tersebut, Tjiptono (2012) mengemukakan bahwa harga memiliki dua peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi:
A. Peranan alokasi dari kesesuaian harga, yaitu fungi kesesuaian harga dalam membantu
para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya kesesuaian harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada
berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan kesesuaian harga dari berbagai
B. Peranan informasi dari kesesuaian harga, yaitu fungsi kesesuaian harga dalam mendidik
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa kesesuaian harga
yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Harga merupakan salah satu faktor
penentu pembeli dalam menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk
maupun jasa.
Apabila produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan
sehari-hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan pokok lainnya, pembeli akan
ini, karena dalam persainangan usaha, kesesuaian harga yang ditawarkan oleh pesaing
bisa lebih rendah dengan kualitas yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih
baik. Sehingga dalam penentuan kesesuaian harga produk atau jasa yang dijual baik
perusahaan bear maupun usaha kecil sekalipun harus memperhatikan pembelinya dan
para pesaingnya.
Menurut Cindy Mega Puspita dan Agung Budiatmo (2020) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa harga berpengaruh dan signifikan terhadap minat beli, harga
dan signifikan terhadap minat beli, kualitas produk berpengaruh dan signifikan terhadap
pembelian, tidak terdapat pengaruh dan signifikan harga terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli, terdapat pengaruh dan signifikan kualitas produk terhadap keputusan
Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sangat eat kaintannya. Konsumen pasti
ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang
berkualitas yaitu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga akan
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk tersebut. Untuk mencapai kualitas
produk yang dinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk
menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar
yang tidakmemperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya
memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan kesesuaian harga yang wajar
maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk
(Kotler dan Amstrong, 2008). Kualitas dari sebuah produk merupakan salah satu pertimbangan
penting konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Memberikan kualitas produk yang
pembelian, namun jika kualitas produk tersebut jelek maka kemungkinan konsumen tidak akan
melakukan keputusan pembelian produk tersebut. Penjualan produk dengan kualitas yang bagus,
orisinil, resmi akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam hal keandalan produk. Dengan
Menurut Novera Kasanti dan Anderson Wijaya, Suandry (2019) kualitas produk
secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
produk safety merek Proguard pada PT AIM Safety Indonesia. Besarnya koefisien determinasi
dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,254. Hal ini berarti 25,4% bahwa keputusan
pembelian yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas harga dan kualitas produk sedangkan
sisanya sebesar 74,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini, seperti kualitas
Harga merupakan salah satu faktor penentudalam pemilihan merk yang berkaitan dengan
keputusan membeli konsumen. Menurut Kotler (2001), dalam menetapkan kesesuaian harga,
perusahaan sebaiknya menetapkan kesesuaian harga pada tingkat yang dapat meraih apa yang
dianggap pembeli merupakan nilai kesesuaian harga nilai bukan sekedar menurunkan produk
rekayasa operasi perusahaan untuk menjadi produsen berbiaya rendah tanpa mengorbankan
mutu. Selanjutnya konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal
ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala
spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan keputusan pembelian
terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang
diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk
yang ditawarkan. Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan hubungan antara bauran
Kualitas
H2
Produk (X1)
Keputusan
H3 Pembelian (Y1)
Harga (X2)
H1
Gambar 2.2
2.3 Hipotesis Penelitian
Paradigma Pemikiran
Hipotesis adalah praduga sementara atau pendapat yang mash perlu dibuktikan