Anda di halaman 1dari 29

Nama : Muhamad Rizki

Kelas : Manajemen 3C

NIM : 20200510277

Judul : Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor

Sport di Dealer AS Putra Kuningan

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Pemasaran

Sunarmi dan Soeprihanto (2005: 261) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah

analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk

menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan

pembeli sasaran (Target Buyer) dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasinya.Sedangkan (Oentoro, 2012:13) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi

dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran

yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Menurut American Marketing Association Dalam Kotler dan Susanto (2000)

mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan dari

perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Menurut Assauri (1999) Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk,

membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai

tujuan organisasi dalam jangka panjang.

Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan manajemen pemasaran adalah

melakukan rangkaian proses untuk menciptakan suatu nilai guna membantu pencapaian tujuan

organisasi. Kegiatan pemasaran itu dilakukan melalui serangkaian proses perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, penetapan harga,promosi dan distribusi. Tujuan pemasaran

merupakan suatu program untuk memasarkan atau mengenalkan produk yang siap akan diperjual

belikan kepada konsumen untuk mencapai keuntungan dalam tujuan perusahaan.

2.1.2. Keputusan Pembelian

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler, P. and G. A. (2014) mendefinisikan bahwa Keputusan pembelian adalah

tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.

Assauri, Sofjan (2004: 141) merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian

yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan

itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Schiffman dan Kanuk (2007) pada penelitian

Suri Amilia (2011) mendefinisikan keputusan pembelian adalah perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, memberi, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan suatu

produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya.


Menurut Kotler dan Armstorng Disadur dari buku Keputusan Pembelian produk (2022)

oleh Yenni Arfah dan Bincar Nasution, Kotler dan Armstrong menjelaskan bahwa keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-

benar membeli. Menurut Sangadji & Sopia (2013) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai

pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak

memilih harus memiliki alternatif. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi

dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah

sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor siatuasional. Oleh karena itu, preferensi dan

niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Keputusan pembelian merupakan

kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang

sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat

dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.

2.1.2.2. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan pembelian

Djasim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2012: 23) ada beberapa faktor yang

menyebabkan timbulnya keputusan pembelian, yaitu:

1. Sikap orang lain: keputusan membeli yang dipengaruhi oleh orang lain seperti teman,

tetangga maupun kerabat.

2. Faktor-faktor yang dapat di duga: faktor situasional yang dapat di antisipasi oleh

konsumen.
3. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: yaitu faktor harga, pendapatan, keluarga dan

manfaat yang di harapkan dari produk tersebut.

2.1.2.3 Indikator dan Dimensi Keputusan Pembelian

Terdapat tiga indikator dari keputusan pembelian, Kotler, P. (2002) yaitu :

1 Kemantapan pada sebuah produk yaitu sebuah keyakinan yang dimiliki oleh konsumen

terhadap suatu produk dimana konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memenuhi

kebutuhannya.

2 Kebiasaan dalam membeli produk yaitu suatu perilaku dalam pembelian produk yang

dilakukan secara berulang-ulang.

3 Memberikan rekomendasi kepada orang lain.

Keputusan pembelian terdapat enam dimensi keputusan pembelian Kotler, P. dan K.,

(2012) yang terdiri dari:

1. Pilihan produk, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-

orang yang berniat membeli sebuah produk serta alternatifnya yang mereka

pertimbangkan.

2. Pilihan merek, konsumen harus menjatuhkan pilihan pada merek apa yang akan dibeli.

3. Pilihan penyalur, konsumen harus menentukan penyalur mana yang dipilih untuk

membeli produk.
4. Jumlah pembelian, konsumen dapat menentukan kuantitas barang yang akan dibeli.

5. Waktu pembelian, pada saar konsumen menentukan waktu pembelian dapat berbeda-

beda yaitu kesesuaian dengan kebutuhan, keuntungan yang dirasa, alasan pembelian.

6. Metode pembayaran, konsumen dapat menentukan metode pembayaran yang akan

digunakan pada saat transaksi pembelian. Konsumen mungkin akan menggunakan cara

pembayaran: biaya tunai, cek, kartu kredit, kartu debit, kartu ATM, kredut melalui

Lembaga keuangan dan kredit melalui toko.

2.1.3 Harga

2.1.3.1 Pengertian Harga

Tjiptono dan Diana (2016:218) harga sangat berperan penting dalam pemasaran.

Harga yang terlampau mahal tidak dapat terjangkau oleh pasar sasaran, yang ada gilirannya

membuat penjualan tersendat. Sebaliknya harga yang terlalu murah membuat perusahaan

sulit untuk menutup biasa atau mendapatkan laba. Harga, kualitas suatu produk maupun

merek merupakan hal penting yang dipikirkan oleh konsumen dalam mengambil suatu

keputusan untuk membeli suatu produk. Konsumen biasanya akan mencari tahu terlebih

dahulu mengenai produk yang ingin dibelinya. Bagaimana kualitas produk tersebut, apakah

mereknya sudah dikenal atau belum, apakah sudah sesuai dengan keinginan dan selera

pembeli. Setelah itu pembeli baru mempertimbangkan harga dari produk tersebut, apakah

harga yang ditawarkan sesuai dengan kepuasan yang akan diperoleh dari pembeli produk

tersebut.
Menurut Djasim Saladin, S.E., Yevis Marty Oesman (2002: 95) Kesesuaian harga

adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Kesesuaian

harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk di benak konsumen yang harus

dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi. Menurut Sutojo (2001: 62)

Kesesuaian harga menurut konsumen adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang

atau jasa. Kesesuaian harga bagi perusahaan adalah sejumlah uang yang ditentukan

perusahaan sebagai imbalan atas barang dan jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu

yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Sesuatu yang

lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang telah benar mereknya, jaminan

mutu perasaan aman karena memiliki produk tersebut.

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau

jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena telah membeli

atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Armstrong, 2018, hlm. 151).

Dengan demikian, pada dasarnya harga adalah sejumlah nilai dibayarkan oleh pembeli

suatu produk barang/jasa kepada penjual atau penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan pembeli. Definisi tersebut juga diperkuat oleh Tjiptono (2020, hlm. 150-

153) bahwa harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Maka berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kesesuaian

harga adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh konsumen yang dianggap layak untuk

memperoleh atau memilii produk dimana besamya ditetapkan oleh perusahaan atau

penjual.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga

Menurut Swasta dan Irawan (2008) pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan,

bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya,keuntungan, praktek

saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula

penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Dharmesta dan Irawan dalam Kamelia (2006) dikemukakan sebagai berikut:

1. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada

periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat

yang lebih rendah dan ketika ada keputusan pemerintah tentang nilai tukar rupiah dengan

mata uang asing maka akan timbul reaksi-reaksi dari kalangan masyarakat, khususnya

masyarakat bisnis, reaksi spontan dari keputusan itu adalah adanya kenaikan hargaharga.

2. Penawaran dan Permintaan

Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang

diminta lebih besar sedangkan harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan

lebih besar.
3. Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sift permintaan pasar.

Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi

juga mempengaruhi volume yang dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume

penjualan ini berbanding terbalik.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang

ada. Banyaknya penjual dan pembeli in akan mempersulit penjual perseorangan untuk

menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.

5. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak

dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian,

6. Tujuan Perusahaan

Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuantujuan yang akan

dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan

lainnya.

7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.

Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum

dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek- praktek lain yang mendorong atau

mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

2.1.3.3 Indikator dan Dimensi Harga

Mengacu pada Kertajaya (2006) indikator dari harga dapat dinyatakan dalam

penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan financial yang diberikan dalam kaitannya

dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Selain itu penilaian harga dapat dilihat dari

kesesuaian antara suatu pengorbanan dari dan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya

setelah melakukan pembelian, dari situlah konsumen akan mempersepsikan dari produk atau

jasa tersebut. Persepsi yang positif adalah hasil dari rasa pus akan suatu pembelian yang

dilakukannya, sedangkan persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan

konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya.

Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan indikator dari harga dapat dinyatakan

dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan financial yang diberikan dalam

kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Indikator dari harga antara lain:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat


Menurut Kotler dan Keller (2009), menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari:

1. Price List (Daftar harga), adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar

konsumen mempertimbangkan untuk membeli.

2. Discount (Rabat/Diskon), ialah tingkat diskon/potongan harga yang diberikan penjual

kepada konsumen.

3. Allowance (Potongan harga khusus), yaitu potongan harga yang diberikan oleh penjual

kepada konsumen pada saat event-event tertentu.

4. Payment Period (Periode pembayaran), adalah kemudahan pembayaran yang diberikan

penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan

konsumen dalam transaksi pembelian.

5. Credit Term (Syaratkredit), ialah sistem pembayaran secara kredit yang diberikan penjual

terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan pembayaran

berupa bunga yang harus dibayarkan.

Chandra (dalam Tjiptono,2014) menyatakan sebagai salah satu elemen bauran

pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat, sehubungan dengan sejumlah dimensi

stratejik harga berikut ini: (1) Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (astatement

of value), (2) Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli, (3) Harga

adalah determinan utama permintaan, (4) Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba,
(5) Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat, (6) Harga mempengaruhi citra

dan strategi positioning dan (7) Harga Merupakan masalah no.1 yang dihadapi para manajer.

2.1.4 Kualitas Produk

2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), kualitas adalah karakteristik dari produk dalam

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten.

Sedangkan menurut Garvin dan Timpe (1990, dalam Alma, 2011) kualitas adalah keunggulan

yang dimiliki ole produk tersebut.Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang

mempunyai rang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen

saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya.

Menurut Kotler (2009), kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang

dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun

yang tersirat. Sedangkan menurut Tjiptono (2012), kualitas merupakan perpaduan antara sifat

dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan

pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan

suatu produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai

suatu produk dan jasa tapa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan

menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi dari pelanggan.Untuk mencapai kualitas

produk yang dinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk

menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar

yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya

konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar

memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka

konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk (Kotler dan

Amstrong, 2008). Menurut Kotler and Amstrong (2008) arti dari kualitas produk adalah " the

ability of a product to perform its functions, it includes the product's overall durability,

reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes" yang artinya

kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan

durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut

produk lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kualitas produk

adalah keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan keinginan konsumer yang secara

keunggulan produk sudah layak diperjualkan sesuai harapan dari pelanggan.

2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Kualitas merupakan sesuatu penilaian oleh pelanggan. Kualitas didasarkan pada pengalaman

pelanggan terhadap produk dan jasa yang diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut.

Assauri (2009), ada 9 faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang biasanya di kenal dengan

9M, yaitu Market(pasar), Money (uang), Management (manajemen), Man (manusia), Motivation

(motivasi), Material, Machine dan Mecanization (bahan, mesin dan mekanisasi),Modern

Information Method (metode informasi modern), Mounting Product Requirement ( persyaratan


proses produksi). Secara umum faktor yang mempengaruhi kualitas produk tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Faktor yang berkaitan dengan teknologi, yaitu : Mesin, Bahan dan Perusahaan.

2. Faktor yang berhubungan dengan human resource, yaitu : Operator, Mandor,dan Personal lain

dari perusahaan.

Faktor terpenting dari perusahaan adalah pada manusianya (sumber daya manusia), karena

dengan kualitas tinggi pada sumber daya manusia pada perusahaan dapat menciptakan suatu

produk yangberkualitas tinggi oleh karena itu perusahaan harus mengoptimalkan sumber daya

yang ada pada perusahaan

2.1.4.3 Dimensi dan Indikator Kualitas Produk

Produk (product) merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa

barang dan jasa. Produk adalah keseluruhan konsep objek atau konsep yang memberikan

sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah

konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari

produk tersebut yang disebut the offer. (Rambat Lupiyoadi, 2001).

Menurut Tjiptono (2012), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang

menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau

jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2012)

adalah:
A. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk.

B. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan

bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian

konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.

C. C. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana

karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari

konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

D. d. Features (fitur),adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan

fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

E. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya

kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

F. f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

G. g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan

pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa

konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas

H. produk yang bersangkutan.


I. h. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi

dan keramahtamahan staf layanan.

Kemudian, menurut Vincent Gaspersz (2005) dalam Alma (2011) dimensi-dimensi

kualitas produk terdiri dari:

A. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operas pokok dari produk inti.

B. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap.

C. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusaka atau gagal

pakai.

D. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

E. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus

digunakan.

F. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,

penanganan keluhan yang memuaskan.

G. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

Menurut Kotler dan Keller (2009), ada sembilan dimensi kualitas produk yaitu:
A. Bentuk (Form) Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya bradasarkan

bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.

B. Ciri-ciri produk (Features) Karaktersistik sunder atau perlengkapan yang berguna untuk

menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

C. C. Kinerja (Performance) Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang

tersebut.

D. Ketepatan/kesesuaian (Conformance) Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan

spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian

mereflesikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik

kualitas standar yang telah ditetapkan.

E. Ketahanan (Durability) Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan.

F. f. Kehandalan (Reliability) Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu

barang berhasil menajalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu

tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

G. g. Kemudahan perbaikan (Repairbillity) Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas

produk jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika

rusak.

H. h. Gaya (Style) Penampilan produk atau kesan konsumen terhadap produk


I. Desain (Design) Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi

penampilan dan fungi produk terhadap keinginan konsumen.

Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, penelitian in menggunakanindikator kualitas produk

berdasarkan pendapat keller (2009) yaitu Bentuk (Form), Ciri-ciri produk (Features), Kinerja

(Performance), Ketepatan/kesesuaian (Conformance), Ketahanan (Durability), Kehandalan

(Reliabillity), Kemudahanperbaikan (Repairbillity), Gaya (Style), dan Desain (Design).

2.1.5 Hubungan Antara Variabel

2.1.5.1 Hubungan Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian sering dikaitkan dengan kualitas produk dan harga. Kualitas

produk selalu menjadi perhatian karena memiliki nilai jangka panjang terhadap daya tahan

produk tersebut.. Persepsi kualitas produk in erat kaitannya dengan harga. Kualitas baik pasti

harganya tinggi dan sebaliknya. Namun saat ini, para produsenberlomba-lomba menarik

perhatian konsumen dengan memberikan penawaran produk dengan harga yang terjangkau lebih

rendah dari produk lain namun memiliki kualitas yang sesuai harapan konsumen. Sehingga

dengan penawaran tersebut, konsumen memilih mengambil keputusan pembelian dengan

mempertimbangan kualitas dan kemampuan keuangan. Maka kualitas dan harga menjadi

pertimbangan utama bagi konsumen.

Menurut Tjiptono (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah

pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa

tersebut memberi nilai tambah. Dimensi nilai terdiri dari 4, yaitu:


1. Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif atau emosi positif

yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika konsumen mengalami perasaan positif

(positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut

memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu

perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli produk.

2. Nilai sosial, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk

meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut

oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh

konsumen.

3. Nila kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka pendek

dan biaya jangka panjang.

4. Nilai fungsional adalah nilai yang diperoleh dari atribut produk yang memberikan

kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini berkaitan langsung dengan fungsi yang

diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen.

Pertanyaan di atas menunjukkan bahwa keempat dimensi nilai yang mempengaruhi

keputusan pembelian merujuk pada dua faktor yaitu kualitas produk dan harga. Kedua faktor

tersebut yaitu kualitas produk dan harga memiliki hubungan dengan keputusan pembelian.

Artinya jika kualitas dan harga sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen akan

mengambil keputusan pembelian terhadap produk tersebut.

Menurut Amron (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Effects Of Product Quality,

Price, And Brand Image On The Buying Decision Of City Car Product menunjukkan bahwa

secara simultan kualitas produk, harga dan citra merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Sedangkan secara partial, variabel kualitas produk dan citra mere berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan variabel harga berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

2.1.5.2 Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Harga merupakan salah satu faktor penting dari bauran pemasaran yang harus menjadi

perhatian perusahaan dalam menentukan harga. Harga akan identic dengan harapan konsumen

dan kualitas, sehingga harga akan menentukan keputusan pembelian konsumen Berkaitan dengan

hal tersebut, Tjiptono (2012) mengemukakan bahwa harga memiliki dua peranan utama dalam

proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi:

A. Peranan alokasi dari kesesuaian harga, yaitu fungi kesesuaian harga dalam membantu

para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya kesesuaian harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada

berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan kesesuaian harga dari berbagai

alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

B. Peranan informasi dari kesesuaian harga, yaitu fungsi kesesuaian harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat

dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau

manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa kesesuaian harga

yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Harga merupakan salah satu faktor

penentu pembeli dalam menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk

maupun jasa.
Apabila produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan

sehari-hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan pokok lainnya, pembeli akan

sangat memperhatikan kesesuaian harganya. Pengusaha perlu untuk memperhatikan hal

ini, karena dalam persainangan usaha, kesesuaian harga yang ditawarkan oleh pesaing

bisa lebih rendah dengan kualitas yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih

baik. Sehingga dalam penentuan kesesuaian harga produk atau jasa yang dijual baik

perusahaan bear maupun usaha kecil sekalipun harus memperhatikan pembelinya dan

para pesaingnya.

Menurut Cindy Mega Puspita dan Agung Budiatmo (2020) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa harga berpengaruh dan signifikan terhadap minat beli, harga

berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian, kualitas produk berpengaruh

dan signifikan terhadap minat beli, kualitas produk berpengaruh dan signifikan terhadap

keputusan pembelian, minat beli berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan

pembelian, tidak terdapat pengaruh dan signifikan harga terhadap keputusan pembelian

melalui minat beli, terdapat pengaruh dan signifikan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian melalui minat beli.

2.1.5.3 Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sangat eat kaintannya. Konsumen pasti

ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang

berkualitas yaitu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga akan

mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk tersebut. Untuk mencapai kualitas

produk yang dinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk

menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar

yang tidakmemperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya

konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jikapemasar

memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan kesesuaian harga yang wajar

maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk

(Kotler dan Amstrong, 2008). Kualitas dari sebuah produk merupakan salah satu pertimbangan

penting konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Memberikan kualitas produk yang

tinggi merupakan kewajiban perusahaan untuk mengapai tujuannya.

Kualitas produk yang baik membuat konsumen cenderung melakukan keputusan

pembelian, namun jika kualitas produk tersebut jelek maka kemungkinan konsumen tidak akan

melakukan keputusan pembelian produk tersebut. Penjualan produk dengan kualitas yang bagus,

orisinil, resmi akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam hal keandalan produk. Dengan

demikian konsumen akan melakukan keputusan pembelian.

Menurut Novera Kasanti dan Anderson Wijaya, Suandry (2019) kualitas produk

secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

produk safety merek Proguard pada PT AIM Safety Indonesia. Besarnya koefisien determinasi

dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,254. Hal ini berarti 25,4% bahwa keputusan

pembelian yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas harga dan kualitas produk sedangkan

sisanya sebesar 74,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini, seperti kualitas

pelayanan, promosi penjualan, citra merek dan sebagainya

2.1.6 Penelitian Terdahulu


NO PENULIS DAN JUDUL, METODE HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
. TAHUN JURNAL, PENELITIAN PENELITIAN
ISSUE DAN
VOLUME
1. Iful Anwar aiful, Pengaruh kuantitatif Hasil Memiliki Objek
Budhi Satrio Harga Dan pengujian variabel x1x2 penelitian
(2015) Kualitas secara dan Y yang berbeda
Produk simultan sama
Terhadap dengan Memiliki
Keputusan menggunakan variabel
Pembelian. uji F keputusan
menunjukkan pembelian
Vol 4, No. 12 bahwa model
regresi linear
berganda
layak sebagai
model
penelitian.
Selanjutnya
dengan
menggunakan
uji t
menunjukkan
bahwa harga
berpengaruh
signifikan dan
negatif
terhadap
keputusan
pembelian,
sedangkan
kualitas
produk
berpengaruh
signifikan dan
positif
terhadap
keputusan
pembelian.
Selanjutnya
variabel
independen
yang dominan
terhadap
keputusan
pembelian
adalah
kualitas
produk
Firza Oktavia Pengaruh kuantitatif Hasil penelitian Memiliki Objek
2 Nurul Kumala, Harga Dan menunjukkan variabel x1,x2 penelitian
Moch. Khoirul Kualitas bahwa secara dan Y yang berbeda
Anwar (2020) Produk parsial dan sama
Terhadap simultan harga Memiliki
Keputusan dan kualitas variabel
Pembelian produk keputusan
Perumahan berpengaruh pembelian
Pt.Hasanah terhadap
Mulia keputusan
Investama pembelian pada
PT Hasanah
Vol 3, No. 2 Mulia Investama.
3. Cindy Mega Pengaruh kuantitatif Hasil penelitian Memiliki Objek
Puspita , Agung Harga Dan menunjukkan variabel x1,x2 penelitian yang
Budiatmo (2020) Kualitas bahwa harga dan y yang berbeda
Produk berpengaruh dan sama Tidak memiliki
Terhadap signifikan Memiliki variabel
Keputusan terhadap minat variabel intervening
Pembelian beli, harga keputusan minat beli
Dengan Minat berpengaruh dan pembelian
Beli Sebagai signifikan
Variabel terhadap
Intervening keputusan
pembelian,
Vol. IX, No. III kualitas produk
berpengaruh dan
signifikan
terhadap minat
beli, kualitas
produk
berpengaruh dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian, minat
beli berpengaruh
dan signifikan
terhadap
keputusan
pembelian, tidak
terdapat
pengaruh dan
signifikan harga
terhadap
keputusan
pembelian
melalui minat
beli, terdapat
pengaruh dan
signifikan
kualitas produk
terhadap
keputusan
pembelian
melalui minat
beli.
4 Novera Kasanti , Pengaruh kuantitatif Harga dan Memiliki Objek
Anderson Harga dan kualitas produk variabel x1,x2 penelitian yang
Wijaya, Suandry Kualitas secara parsial dan y yang berbeda.
(2019) Produk dan simultan sama,
Terhadap berpengaruh Memiliki
Keputusan positif dan variabel
Pembelian signifikan keputusan
Produk Safety terhadap pembelian
Merek keputusan
Proguard pada pembelian
PT AIM Safety produk safety
Indonesia merek Proguard
pada PT AIM
Vol. 04, Issue. Safety Indonesia.
01 Besarnya
koefisien
determinasi
dapat dilihat dari
nilai Adjusted R
Square sebesar
0,254. Hal ini
berarti 25,4%
bahwa keputusan
pembelian yang
dapat dijelaskan
oleh variabel
bebas harga dan
kualitas produk
sedangkan
sisanya sebesar
74,6% dijelaskan
oleh variabel lain
di luar dari
penelitian ini,
seperti kualitas
pelayanan,
promosi
penjualan, citra
merek dan
sebagainya
5. Rissa Mustika Pengaruh asosiatif Hasil penelitian Memiliki Objek
Sari, Prihart Harga Dan menunjukkan variabel x1,x2 penelitian yang
(2021) Kualitas bahwa pada saat dan y yang berbeda.
Produk yang sama dua sama,
Terhadap faktor bebas Memiliki
Keputusan yang variabel
Pembelian dipertimbangkan, keputusan
(Survey yakni harga serta pembelian
Pelanggan kualitas suatu
Produk Sprei produk
Rise) mempengaruhi
keputusan dari
Vol. 5 No.3 suatu pembelian
dengan koefisien
determinasi
yakni 46,1%,
sedangkan
53,9% lainnya
disebabkan oleh
beberapa faktor
lain yang tidak
dianali
6 Dr. Vahidreza A Study of Kuantitatif Berdasarkan Memiliki Objek
Mirabi, Hamid Factors hasil penelitian variabel penelitian yang
Akbariyeh, Affecting on ini, para pembelian berbeda.
Hamid Customers variabel kualitas Tidak ada
Tahmasebifard Purchase produk, dan iklan variabel harga
(2015) Intention the merek dan kualitas
Agencies of dan nama produk
Bono Brand memiliki dampak
Tile in Tehran tertinggi pada
(Kajian pelanggan
Faktor-Faktor niat beli, tapi dua
yang variabel
Mempengaruhi kemasan dan
pembeelian harga tidak
pelanggan pada memiliki
Agen Bono pengaruh yang
Brand Tile di signifikan
Tehran) berdampak pada
niat beli
Vol. 2 Issue 1 pelanggan
7 Ahmad Triyudi, Analysis Of kuantitatif kualitas produk, Memiliki Penelitian
Rizki The Influence harga dan daya variabel X yang dilakukan pada
Syahputra,Elvina Of Product tarik iklan secara sama (kualitas tahun yang
Elvina Quality, Price, simultan dan produk,Harga) berbeda
(2023) And parsial -variabel Y
Advertising berpengaruh yang berbeda
Attraction On terhadap -objek
Intention To keputusan penelitian
Buy Yamaha pembelian berbeda
Motorcycles sepeda motor
(Analisis Yamaha.
Pengaruh
Kualitas
Produk, Harga,
Dan Daya Tarik
Iklan Terhadap
Niat Beli
Sepeda Motor
Yamaha)
Vol. 12 No. 01
8 Naci Büyükdağ, The effect of kuantitatif Pola diskon Memiliki -Penelitian
Ayşe Nur specific khusus dalam variabel harga dilakukan pada
Soysal, Olgun discount pattern promosi harga yang sama (X) tahun yang
Ki̇ tapci in terms of berpengaruh berbeda
(2020) price signifikan -tidak memiliki
promotions on terhadap daya variabel
perceived price tarik harga yang kualitas
attractiveness dirasakan dan produk,
and purchase niat beli. -objek
intention: penelitian
Anexperimental berbeda
research
(Pengaruh pola
diskon tertentu
dalam hal
promosi harga
pada daya tarik
harga yang
dirasakan dan
niat beli:
Sebuah
penelitian
eksperimental
Volume 55
9 Iskandar Determining kualitatif Hasil penelitian Memiliki Penelitian
Ahmaddien Factors in menunjukkan variabel dilakukan pada
(2020) Purchasing bahwa harga keputusan tahun yang
Decisions merupakan pembelian berbeda
(Faktor Penentu penentu di -tidak memiliki
dalam konsumen variabel
Keputusan melakukan kualitas
Pembelian) pembelian. produk,
Temuan ini -objek
Volume 2, merupakan penelitian
Issue 4 kebaruan bahwa berbeda
harga
menentukan
konsumen dalam
melakukan
pembelian di PT
toko
pemberontak.
Sedangkan
produk dan
lokasi bukan
merupakan
penentu dalam
keputusan
pembelian.
10 Dewi Muliasari The Effect Of kuantitatif Hasil penelitian Memiliki -objek
(2019) Product Price ini menunjukkan variabel x1, x2, penelitian
And Product bahwa hasil uji t yang sama berbeda
Quality On variabel harga Memiliki -Penelitian
Purchasing diketahui variabel dilakukan pada
Decisions For mempengaruhi keputusan tahun yang
Samsung Brand secara signifikan pembelian berbeda
Handphones keputusan
Among Stie pembelian
Aas Surakarta variabel harga.
Students Itu
(Pengaruh hasil uji F
Harga Produk bersama variabel
Dan Kualitas harga (X1) dan
Produk kualitas produk
Terhadap (X2)
Pembelian memiliki efek
Keputusan bersama pada
Handphone keputusan
Merk Samsung pembelian. Hasil
Di Antara analisis R2 yang
Mahasiswa Stie diperoleh
Aas Surakarta) disesuaikan
R square (R2)
Vol.3 Issue 4 sebesar 0,0627
artinya variasi
perubahan
keputusan
pembelian
variabel dapat
dijelaskan oleh
variabel gizi
(X1) dan kualitas
produk (X2)
berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian
sebesar 62,8%.
Sementara,
sisanya
Nilai sebesar
37,2% dijelaskan
oleh variabel lain
di luar model.

2.2 Kerangka Berfikir

Harga merupakan salah satu faktor penentudalam pemilihan merk yang berkaitan dengan

keputusan membeli konsumen. Menurut Kotler (2001), dalam menetapkan kesesuaian harga,

perusahaan sebaiknya menetapkan kesesuaian harga pada tingkat yang dapat meraih apa yang

dianggap pembeli merupakan nilai kesesuaian harga nilai bukan sekedar menurunkan produk

tersebut. Penetapan kesesuaian harga dibandingkan pesaing-pesaingnya. Ini merupakan masalah

rekayasa operasi perusahaan untuk menjadi produsen berbiaya rendah tanpa mengorbankan

mutu. Selanjutnya konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal

ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala
spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan keputusan pembelian

terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang

diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk

yang ditawarkan. Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan hubungan antara bauran

pemasaran terhadap minat beli konsumen sebagai berikut:

Kualitas
H2
Produk (X1)

Keputusan
H3 Pembelian (Y1)

Harga (X2)

H1

Gambar 2.2
2.3 Hipotesis Penelitian
Paradigma Pemikiran

Hipotesis adalah praduga sementara atau pendapat yang mash perlu dibuktikan

kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian

H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

H3 :Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Anda mungkin juga menyukai