Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

- Jurnal Tentang Branding

Sri Dewi Setiawati, Maya Retnasari, Diny Fitriawati, Strategi membangun branding bagi
pelaku usaha mikro kecil menengah, Vol. 2 No. 1 Februari 2019, Hal. 125-136, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat

Merek adalah kombinasi dari atribut atribut, dikomunikasikan melalui nama atau simbol,
yang dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu produk atau layanan di benak konsumen
(Rufaidah, Padjadjaran, & Rufaidah, 2015). Sedangkan menurut Susanto dan Wijanarko, merek
adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti
psikologis atau asosiasi sehingga dapat disimpulkan bahwa brand adalah identifikasi yang berupa
nama atau simbol yang mempengaruhi proses pemilihan suatu produk atau jasa yang
membedakannya dari produk pesaing serta mempunyai nilai bagi pembeli dan
penjualnya(Susanto&Wijanarko, 2004). Merek dapat diartikan sebagai sebuah nama yang
mewakili produk secara keseluruhan. Baik produk itu sendiri, jasa yang diberikan produk
tersebut, perusahaan yang memproduksi, dan hal-hal terkait lainnya. Semua itu merupakan
kesatuan yang diwakili oleh sebuah simbol yang bernama merek (Rowley, 2004).

Produk yang bagus tanpa kekuatan dari brandnya dan strategi pemasaran yang efektif,
akan sia-sia. Biasanya, kalau seseorang sudah cocok dengan suatu produk, mereka tidak akan
mudah berpaling dengan brand lainnya (Pages, 2001). Selain itu, brand juga sering dianggap
sebagai identitas dari produk itu sendiri. Akan tetapi, tidak hanya terpaku pada brand, kualitas
produk serta pelayanan yang memuaskan juga perlu diperhatikan. Semakin banyak konsumen
yang merasa puas dengan kualitas produk, maka semakin tinggi pula nilau jual dari produk itu
sendiri.

UMKM memiliki peran sangat signifikan dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi
jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, maupun kontribusi dalam produk domestik bruto
(PDB). Untuk sukses dalam strategi branding, sebelumya UMKM harus paham betul kebutuhan
dan keinginan dari pelanggan serta prospek UMKM yang tentukan. Sebuah brand juga
mempunyai manfaat dalam memberikan proteksi hukum terhadap segala fitur dan aspek dari
produk tersebut; suatu brand bisa memberikan suatu aset intelektual atau hak kepemilikan, serta
memberikan perlindungan hukum kepada pemilik brand dan juga bagi konsumen brand bisa
sangat memengaruhi keputusan untuk membeli (Horan, O’Dwyer, & Tiernan, 2011).

Hasil dan Pembahasan

Berikut ini adalah beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam membangun brand image
produk:
a. Buat Desain Logo Yang Sesuai Dengan Bisnis Buatlah logo yang sesuai dengan produk
dan brand produk. Logo ini bisa membantu brand yang diciptakan agar terkesan lebih
mewah dan istimewa. Melalui logo, UMKM bisa membentuk komunikasi melalui tanda
yang mudah dimengerti dan diingat oleh setiap orang. Inilah yang akan jadi identitas dari
bisnis UMKM.
b. Target Pasar Yang Tepat Target market merupakan sasaran utama dari bisnis UMKM.
Jika memilih target market menengah ke atas, maka image yang harus dibentuk adalah
sebuah brand yang mewah. Banyak pelaku usaha yang bingung menentukan target usaha.
Seringkali mereka terjebak, ingin memuaskan customer yang mewah, sekaligus ingin
melayai customer yang ekonomis dengan harga menengah. Kalau kasusnya seperti itu,
tidak akan bisa, karena kedua pasar ini sulit untuk digabungkan.\
c. Gunakan Partnership Untuk Membangun Brand Awareness Bekerjasama dengan partner
influencer dapat meningkatkan brand awareness. Partner yang memiliki jaringan yang
kuat biasanya memiliki banyak pelanggan yang loyal. Dengan menjalin hubungan baik
dengan partner, UMKM dapat bertukar pelanggan sehingga dapat menjadi win-win
solution bagi kedua belah pihak
d. Be consistent! UMKM harus konsisten dalam menggunakan setiap perlengkapan desain
untuk bisnisnya. Selama mereka konsisten dalam menggunakan logo atau desain, itu akan
menambah brand awareness terhadap produk mereka. Jika ada perubahan pada desain
logo/brand , maka bisa mempengaruhi brand sendiri di mata publik.

Jurnal tentang harga

Murni , Aida Vitria, Farida Yulianti, analisis strategi harga dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian pada toko kerajinan tangan radja banjar martapura, Fakultas
Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al Banjar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji :

(1) strategi harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian yang ada pada Toko
Kerajinan Tangan Radja Banjar Martapura,

(2) strategi harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian untuk meningkatkan
penjualan Radja Banjar Martapura.

Berdasarkan analisis hasil penelitian ini menyatakan bahwa

(1) strategi harga dan kualitas produk yang digunakan Toko Radja Banjar Martapura sudah baik
karena sesuai dengan harga beli produk mentah serta biaya saat pengolahan kerajinan dan untuk
kualitas produknya langsung di ambil dari Desa Dayak Kapuas yang memang terkenal dengan
batu yang berkualitas baik,

(2) Toko Radja Banjar Martapura untuk meningkatkan penjualanya mereka sudah menggunakan
trend penjualan saat ini dengan menggunakan media sosial.

Harga menjadi ukuran tentang mutu produk, terkadang besar kecilnya harga
merepresentasikan kualitas dari suatu barang. Konsumen mempunyai beberapa penilaian yang
berbeda tentang harga suatu produk. Harga yang ditetapkan diatas harga pasaran akan dipandang
sebagai harga yang terlalu mahal, sementara harga yang ditetapkan dibawah harga pasaran
terkadang dipandang sebagai produk yang murah atau dipandang sebagai produk yang
berkualitas rendah.

Harga merupakan salah satu faktor pemicu konsumen untuk membeli suatu produk dan
juga harga selalu menjadi tolok ukur dalam memberikan nilai pada suatu produk. Menurut
Handoko (2013) kualitas produk merupakan kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada
penilaian atas kesesuaiannya dengan standar ukur yang ditetapkan. Semakin sesuai standar yang
ditetapkan maka akan dinilai produk tersebut semakin berkualitas. Menurut (Kotler & Armstrong
2012 : 283) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya,
hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reabilitas, ketetapan, kemudahan, pengoprasian, dan
reparasi produk, juga atribut produk lainnya.

Kualitas memiliki arti yang sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen,
apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung akan melakukan
pembelian ulang terhadap produk tersebut, jika kualitas produk tidak sesuai dengan harapan,
maka konsumen dapat mengalihkan pembelian pada produk sejenis lainnya. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga
konsumen tidak kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan.

HASIL PENELITIAN

Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada toko Radja Banjar Martapura mengenai
strategi harga dan kualitas produk sudah cukup baik karena bahan baku yang dipilih berkualitas
dan tingkat kesulitan pembuatan produk kerajinan tangan itu sendiri yang membuat harga
semakin tinggi.

1. Tujuan Penetapan Strategi Harga 1


- Berorientasi terhadap laba/maksimal laba
- Berorientasi pada volume/volume pricing objektif yaitu harga ditetapkan sedemikian
rupa agar dapat mencapai target.
- Berorientasi citra-image yaitu perusahaan memungkinkan menetapkan nilai harga
tinggi untuk membentuk citra prestisius, sedangkan perusahaan menetapkan harga
rendah untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value).
- Stabilitas harga dilakukan dengan cara menetapkan harga agar dapat
mempertahankan adanya hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan harga
dipasaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (1994) menyatakan ada dua faktor yang dapat menjadi
pertimbangan dalam menetapkan nilai harga yaitu faktor internal perusahaan dan faktor
lingkungan eksternal :

1. Faktor internal mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan
organisasi.

2. Faktor lingkungan eksternal mencakup sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan unsur
lingkungan lainnya. Strategi penetapan harga menjadi hal yang perlu diperhatikan dan juga
berpengaruh pada perilaku konsumen ada tiga yaitu :

- Afeksi dan Kognisi Harga Selama ini dipercaya bahwa konsumen memandang adanya
hubungan yang kuat antara harga dan kualitas suatu produk atau jasa., tetapi ketika konsumen
mendapat informasi tambahan tentang produk hubungan harga dan kualitas ternyata semakin
menipis. Oleh karena itu tidak heran banyak didapati kesepakatan tentang isu-isu dasar
bagaimana harga dapat mempengaruhi proses pemilihan dan perilaku konsumen.
- Perilaku Harga
(1) Akses pendanaan Sebagian membawa sejumlah uang tunai untuk membayar pembelian
dalam jumlah kecil, sebagian membawa buku cek atau kartu kredit jika memerlukan
pembayaran uang yang cukup besar.
(2) Transaksi Pada tahap ini konsumen tidak sekedar mempertukarkan uang mereka dengan
barang atau jasa, mereka juga mempertukarkan waktu, dan kegiatan kognitif.
(3) Lingkungan Harga Lingkungan harga adalah sebuah tanda, sebuah label, beberapa simbol
tertentu disebuah toko atau ditelpon. Termasuk dalam variabel harga adalah kontrak
pembelian dan informasi persyaratan kredit juga harga referensi eksternal.

2. Faktor khusus yang mempengaruhi kualitas produk dapat diuraikan menurut (Yamit, 2005.
Dalam skripsi Sharah Arinda) yaitu : 1

- Pasar atau tingkatan persaingan Persaingan sering merupakan faktor penentu dalam
menetapkan tingkat kualitas output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat persaingan
akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Dalam era pasar bebas yang akan datang konsumenn dapat berharap
untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang lebih murah.
- Tujuan organisasi (organizational objectipe) Apakah perusahaan bertujuan untuk
menghasilkan volume output tinggi barang yang berharga rendah atau (low price
product) atau menghasilkan barang yang berharga mahal, eksklusif (exclusive
expensive product).
- Testing produk (product testing) Apabila percobaan produk yang kurang memadai
terhadap produk yang dihasilkan dapat berakibat kegagalan.
- Desain produk (product design) Mendesain produk merupakan proses yang akan
menentukan kualitas produk itu sendiri.
- Proses produksi (production process) Proses untuk memproduksi produk dapat juga
menentukan apakah kualitas produk itu baik atau buruk.
- Kualitas input (quality of input) Apabila bahan yang digunakan tidak memenuhi
standar, tenaga kerja tidak terlatih, atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat,
maka akan berakibat pada kualitas prosuk yang dihasilkan.
- Perawatan perlengkapan (equipment maintenance) Apabila perawatan tidak dirawat
secara tepat atau suku cadang tidak tersedia, maka kualitas produk akan kurang dari
semestinya.
- Standar kualitas (quality standart) Jika perhatian kualitas dalam organisasi tidak
tampak, tidak ada trial and error maupun inspeksi, maka output yang dihasilkan
berkualitas tinggi sulit dicapai.
- Umpan balik konsumen (customer feedback) Apabila perusahaan tidak sensitif
terhadap keluhan-keluhan dari konsumen, maka kualitas tidak akan meningkat secara
segnifikan.
2. Tahap pengambilan keputusan pembeliannya sendiri keputusan pembelian adalah
keputusan konsumen mengenai prefrensi atas merek-merek yang ada didalam pilihan.
Dalam pengambilan keputusan konsumen sangatlah berbeda-beda pembelian
yang melibatkan produk dengan harga yang mahal akan membutuhkan semakin banyak
pertimbangan. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan akhir yaitu membeli suatu produk, karena pada umumnya manusia sangat
rasional dan memanfaatkan secara sistematis akan informasi yang tersedia untuk mereka.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan mereka. Proses
tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada keinginan manusia
untuk membeli suatu barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhannya sendiri atau untuk
dikonsumsi.

Strategi Penetapan Harga Dalam Meningkatkan Minat Berkunjung Wisatawan di Villa Kancil
Kampoeng Soenda Majalaya

Villa Kancil Kampoeng Soenda merupakan wahana wisata outbound satusatunya yang berada di
daerah majalaya tepatnya berada di Jalan Raya Padamukti Kp. Bojong Bubu Kecamatan Solokan
Jeruk – Majalaya Kabupaten Bandung, dengan luas area 67.000 m2.. Villa Kancil Kampoeng
Soenda resmi didirikan oleh warga pribumi asli Majalaya pada tahun 2014, Villa kancil bergerak
dalam bidang jasa pariwisata yang berupa spesialis outtbound anak. Pemilik Villa Kancil
Kampoeng Soenda berharap penduduk sekitar ikut membangkitkan industri pertanian melalui
investasi pertanian yang berarah ke industri pariwisata. Adapun tujuan Villa Kancil Kampoeng
Soenda didirikan dengan tujuan mempekerjakan penduduk sekitar agar lebih berdaya.. Hal ini
dikarenakan Villa Kancil mengusung konsep wisata minat khusus yang sejauh ini belum banyak
ditawarkan oleh destinasi wisata lain di Majalaya. Produk wisata yang ditawarkan oleh Villa
Kancil siantaranya: paket outbound, kolam air panas, water boom, kolam pemancingan dan
wisata kuliner. Sarana dan prasarana di Villa Kancil diantaranya saung, gazebo, MCK, jalan
setapak, areal parker dan sarana lainnya. Harga yang diberikan oleh Villa Kancil disesuaikan
dengan paket yan dipilih. Hasil Analisis SWOT Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil
identifikasi factor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal
yang menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Melalui Matriks SWOT dapat dirumuskan beberapa alternatif strategi kebijakan harga
yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan minat berkunjung wisatawan di Villa
Kancil sebagai berikut:

(1) membuat varian harga paket yang kompetitif;

(2) membuat beberapa macam produk (paket) wisata tidak hanya bagi anak-anak usia sekolah
tetapi untuk wisatawan umum juga;

(3) Membangun dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai mitra;

(4) menjalin kerjasama dengan pesaing untuk meningkatkan kualitas layanan wisata dengan
harga yang kompetitif kepada wisatawan.

Strength:

1. Harga paket relatif murah

2. Produk wisata yang ditawarkan beragam

Weakness:

1. Harga tiket regular kurang terjangkau

2. Akses jalan menuju destinasi yang sempit

Oppportunity:

1.Peluang kerjasama dengan Sekolah/Perguruan Tinggi/ Perusahaan

2. Adanya Kegiatan Pengabdian Masyarakat dari Perguruan Tinggi Strategi S-O: 1.


Meningkatkan kerjasama (O1) dengan memberikan penawaran paket yang kompetitif 2.
Menerima masukan berkenaan dengan pengembangan destinasi dari Kegiatan Pengabdian yang
dilakukan Startegi W-O: 1. Membangun kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata
Threats:

1.Adanya destinasi wisata pesaing

2.Tren wisata yang tidak menentu Strategi S-T: 1. Membuat ragam paket wisata sesuai dengan
tren wisata yang berkembang Strategi W-T: 1. Membangun/menjalin kerjasama dengan pesaing
untuk meningkatkan kualitas layanan wisata Gambar 1. Matriks SWOT Villa Kancil Kampoeng
Soenda Majalaya

Simpulan dan Rekomendasi Dalam strategi penetapan harga produk wisata Villa Kancil
Kampoeng Soenda belum terlalu efektif dalam meningkatkan minat berkunjung wisatawan.
Penetapan harga harus sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan agar wisatawan tertarik
untuk membeli dan menggunakan produk wisata yang dijual dengan hal tersebut dapat
meningkatkan minat berkunjung wisatawan. Oleh karenanya Villa Kancil diharapkan dapat
membuat ragam paket wisata yang lebih menarik, unsur sunda pada produk wisata yang
ditawarkan lebih ditonjolkan dan mengikuti tren yang sedang berkembang serta dengan harga
yang kompetitif guna menarik minat berkunjung wisatawan, membangun kerjasama dengan Biro
Perjalanan Wisata/Perusahaan/Institusi Pendidikan/pesaing guna meningkatkan kualitas layanan
wisata yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai