Anda di halaman 1dari 7

1.

Dari soal nomor 1 :


a. Perilaku konsumen pada produk smartphone yang digunakan perusahaan untuk
mengembangkan strategi pemasaran adalah :
- Keputusan Pembelian. Kotler (2003), menyatakan bahwa keputusan pembelian
merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk. Sedangkan menurut Shiffman (2000), keputusan pembelian adalah
pemilihan dari dua atau lebih alternatif, artinya bahwa seseoirang dapat membuat
keputusan, bila tersedia beberapa alternative atau pilihan. Keputusan untuk membeli
dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan itu sendiri.
Proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen melalui beberapa
tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan evaluasi pembelian (Kotler, 2003). Tahapan pengenalan masalah, pada
tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan, keinginan, atau masalah. Kebutuhan
pada dasarnya dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Perusahaan
harus menentukan kebutuhan, keinginan, atau masalah mana yang mendorong
konsumen untuk memulai proses membeli suatu produk. Kemudian tahapan pencarian
informasi, yang berarti konsumen yang sudah mengetahui kebutuhannya akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Hal ini terus dilakukan jika
dorongan kebutuhan itu semakin kuat. Tahapan evaluasi alternatif atau pilihan, setelah
informasi sudah terkumpul, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap
beberapa merek lain atau merek pesaing yang menghasilkan produk yang sama dan hal
tersebut akan menambah pilihan diantara produk-produk alternatif tersebut untuk
kemudian bisa dipilih. Lalu tahapan keputusan pembelian, konsumen akan
mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan posisi tiap merek berdasarkan
masing-masing atribut yang ada pada masing-masing produk pilihan. Pada tahap ini
konsumen membeli produk yang diyakini terbaik diantara produk-produk pilihan yang
ada. Tahap terakhir, tahapan pasca membeli, setelah membeli, konsumen akan
mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah menggunakan produk yang
telah dibeli. Ketidakpuasan bisa terjadi apabila produk yang sudah dibeli tidak sesuai
dengan keinginan atau gambaran yang sudah didapatkan sebelumnya, dan lain
sebagainya.
- Persepsi harga. Bagi konsumen, harga merupakan faktor yang menentukan dalam
pengambilan keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk. Konsumen
menentukan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama
dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Konsumen yang beranggapan
bahwa produk tersebut mahal akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, di dalam hal ini
penghasilan yang tinggi biasanya akan diikuti dengan pembelian yang besar, sebaliknya
penghasilan konsumen yang rendah akan diikuti dengan jumlah pembelian atau
pengeluaran yang lebih kecil (Umar, 2000). Di dalam bisnis retail ada konsep mengenai
persepsi atau citra harga. Persepsi atau citra harga didefinisikan sebagai persepsi
konsumen atas tingkat harga yang diadposi toko atau pusat pertokoan (Zielke, 2008)
yang terdiri atas 5 dimensi untuk mengukur harga suatu produk yaitu:
 Price-level perception. Sebuah persepsi harga tanpa memasukkan faktor lain
seperti kualitas dalam menentukannya. Jadi dalam hal ini, sebuah persepsi yang
ditentukan tidak bergantung dari faktor lain kecuali harga itu sendiri. Sering juga
disebut reference price. Price level perception bisa diintegrasikan di dalam persepsi
tingkat harga suatu toko atau pusat pertokoan .
 Value for money. Dapat diartikan sebagai sebuah bentuk timbal balik dari sejumlah
uang yang dikeluarkan atas manfaat yang diperoleh konsumen yang dapar
diturunkan dari atribut-atribut produk dan toko.
 Price perceptibility. Kemudahan yang dapat diperoleh pelanggan saat pelanggan
mencari atau melihat harga pada sebuah produk. Hasil penelitian (Zielke, 2006)
menunjukkan pentingnya label harga untuk menciptakan persepsi pelanggan.
 Price processibility. Kemudahan pelanggan dalam memproses (membandinkan)
harga alternatif produk. Biasanya pelanggan membandingkan harga suatu produk
dengan produk alternatif lainnya pada satu titik penjualan. Hal ini sangat
bergantung pada penempatan produk, tata letak produk serta harga satuan yang
ditampilkan.
 Price evaluation certainty. Seberapa mudah pelanggan bisa mengevaluasi harga.
Bisa saja pelanggan akan kesulitan jika harus mengevaluasi harga tiap produk,
maupun harga produk yang ada di toko atau positioning dari toko itu sendiri.
- Kualitas produk. Kualitas yang diukur secara tidak langsung oleh konsumen dengan
mempertimbangkan beberapa penilaian seperti citra, merek, dan iklan. Nama besar
sebuah merek atau perusahaan menjadi hal yang dapat meningkatkan persepsi kualitas
oleh konsumen. Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk
untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan, kekuatan,
kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri ciri lainnya (Kotler dan
Amstrong, 2012). Dimensi kualitas produk yang dijelaskan oleh Kotler dan Amstrong
(2012), merupakan aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas suatu produk dalam
memberi suatu manfaat atau nilai bagi pembeli dan akan menjadi sebuah daya tarik
dari sebuah produk itu sendiri. Apabila suatu produk dibuat sesuai dengan delapan
dimensi kualitas produk maka akan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli
(Kotler, 2012). Menurut Molina-Castillo dan Munuera-Aleman (2008), kualitas produk
meliputi merek, dan negara atau daerah tempat produk dijual. Sedangkan kualitas
internal meliputi dua penjelasan yaitu kualitas produk objektif dan kualitas produk
subjektif. Kualitas internal yang meliputi kualitas produk objektif didasarkan pada
performa atau kinerja produk, fitur yang ada pada produk, dan kehandalan produk
dalam menjalankan fungsinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Carbonel,
Munuera, dan Rodriguez (2004) ditemukan bahwa produk yang memiliki kinerja yang
tinggi atau berfungsi sesuai ekspektasi konsumen cenderung memiliki pangsa pasar
yang lebih besar, kinerja keuangan, dan juga tingkat kepuasan konsumen yang tinggi.
Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya (Lemmink dan Kasper (1994) yang
menemukan bahwa jika suatu produk memiliki tingkat kemungkinan gagal dalam
menjalankan fungsinya rendah dalam satu periode tertentu, maka kepuasan pelanggan
akan tinggi juga. Sedangkan kualitas internal yang meliputi kualitas produk subjektif
didasarkan pada pandangan konsumen terhadap desain suatu produk tergantung dari
agaimana sudut pandangnya dalam melihatnya (Creusen & Schoormans, 2005).
Lemmink dan Kasper (1994) menemukan bahwa produk yang memiliki desain atau
tampilan yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kualitas produk subjektif memiliki pengaruh positing terhadap keseluruhan
kualitas produk. Menurut Molina-Castillo dan Munuera-Aleman (2008) indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur kualitas produk subjektif dan objektif seperti yang
diterangkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
 Produk berjalan atau berfungsi sebagaimana mestinya (Objektif)
 Produk memiliki fitur yang disukai oleh customer (Objektif)
 Peluang atas gagalnya produk menjalankan fungsinya sangat rendah (Objektif)
 Produk memiliki desain yang menarik (Subjektif)

Komalasari (2012) yang meneliti pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan


pembelian produk handphone Nokia E-series” menemukan bahwa bauran pemasaran
(produk, harga, distribusi/tempat, dan promosi secara simultan mempengaruhi
keputusan pembelian. Responden adalah orang yang pernah menggunakan atau sedang
menggunakan produk ponsel Nokia E-series sebanyak 100 orang. Susanto (2006) yang
meneliti pengaruh harga, produk, promosi, dan saluran distribusi terhadap keputusan
pembelian kosumen pengguna laptop merk HP di Semarang menemukan bahwa
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen baik secara parsial dan secara simultan. Responden yang pernah membeli
laptop merk HP sebanyak 100 orang. Yulianto (2008) menemukan bahwa kualitas
produk, harga, dan promosi berpengaruh posited dan signifikan terhadap keputusan
pembelian ponsel merek Nokia. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro di Semarang berjumlah 86 orang. Data diperoleh
melalui survey yang menggunakan kuesioner. Koefisien dterminasi sebesar 0,503
menunjukkan bahwa 50,3% keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh kualitas
produk, harga, dan promosi. Sedangkan sisanya sebesar 49,7% keputusan pembelian
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

b. Perilaku konsumen sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran produk wuiling. Faktor
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kendaraan produk wuiling adalah :
- Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen Mobil Wuling dikarenakan Mobil Wuling merupakan produk yang
mempunyai harga yang terjangkau dan telah sesuai dengan kualitasnya. Pada umumnya
konsumen cenderung akan membeli produk yang terjangkau tapi memiliki kualitas yang
baik, walaupun ada beberapa responden yang memberikan jawaban tidak setuju seperti
pada pernyataan harga mobil Wuling yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya,
menunjukkan bahwa responden tidak setuju bahwa harga mobil Wuling tidak sesuai
dengan kualitasnya. Menurut responden harga dari mobil Wuling memang lebih murah
tetapi dari segi kualitas responden masih merasa lebih memilih merek lain. Wuling
sendiri memiliki 4 jenis mobil MPV dan memang yang memiliki harga yang lebih murah
yaitu Wuling formo untuk kualitas yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, walaupun
begitu kebanyakan responden juga berpendapat bahwa harga dari mobil Wuling
terjangkau, hal ini tentunya menjadi nilai yang baik bagi Wuling sendiri karena dengan
harga yang terjangkau membuat pelanggan lebih memilih Wuling dibandingkan merek
lainnya, disamping itu juga kebanyakan konsumen dari mobil Wuling juga kebanyakan
masih konsumen yang keturunan cina yang tentunya lebih menghargai produk dari
mereka sendiri dan menjadi bentuk semangat nasionalis yang mana walaupun harganya
tinggi tidak menjadi masalah bagi konsumen tersebut.
- Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian mobil Wuling memiliki
akselerasi yang baik, menunjukkan bahwa responden setuju dengan pernyataan
tersebut. Wuling sendiri memang memiliki akselerasi yang baik dan sangat nyaman
ketika digunakan, hal ini dikarenakan mobil Wuling sendiri berfokus pada mobil
keluarga dan tentunya lebih mementingkan aspek kenyamanan begitu juga dengan
fitur-fitur dari mobil Wuling yang dirasa sudah lengkap. Namun untuk daya tahan mesin
responden merasa masih kurang baik begitu juga dengan daya tahan fisik dari mobil
yang dirasa masih kurang. Hal ini tentunya harus diperhatikan oleh Wuling, apalagi pada
pernyataan juga dikatakan bahwa penanganan keluhan masih kurang baik oleh Wuling.
Hal ini tentunya menjadi kendala bagi Wuling apalagi dengan banyaknya kompetitor
yang ada, seperti yang diketahui showroom dari Wuling pun masih belum tersebar
terlalu banyak sehingga menjadi masalah bagi responden ketika ingin melakukan
perbaikan. Peningkatan kualitas produk merupakan hal penting yang harus dilakukan
oleh Wuling, apalagi hasil penelitian menunjukkan dengan semakin baiknya kualitas
produk maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
- Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian iklan yang disampaikan di media
cetak menarik walaupun responden sendiri merasakan bahwa frekuensi penayangan
iklan mobil Wuling yang ada di media cetak dan elektronik masih sedikit,hal ini tentunya
harus diperhatikan oleh Wuling karena promosi sendiri berfungsi untuk menjangkau
banyak konsumen dengan memberikan informasi yang menarik. Semakin tinggi
frekuensi penayangan iklan yang diberikan Wuling maka akan membuat calon
pelanggan mengetahu mengenai Wuling. Apalagi Wuling sendiri memiliki banyak
competitor yang tentunya lebih gencar dalam melakukan promosi. Dalam hal ini Wuling
sendiri tidak boleh kalah dalam menayangkan iklannya dan lebih menunjukkan
keunggulannya sehingga konsumen tertarik untuk membeli mobil Wuling.
2. Dari soal nomor 2 :
a. Jika bisa memilih membuat barang berkualitas bagus atau berkualitas jelek, tentu China
akan membuat barang-barang berkualitas bagus. Negara tirai bambu tersebut memang
memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi barang yang bagus. Namun, tekanan
ekonomi akhirnya membuat mereka membuat barang-barang yang kurang berkualitas.
Kualitas barang terlihat dari bahan yang digunakan, semakin baik bahannya maka produk
tersebut semakin tahan lama. Ini juga persoalan modal jika menginginkan produk dengan
bahan yang berkualitas, maka barang tersebut akan semakin mahal. China bukan tidak bisa
membuat barang berkualitas, jika bukan karena konsumen yang tidak memiliki modal yang
memadai untuk membelinya. Coba kita pikirnya anggaplah China membuat barang dengan
bahan yang berkualitas, maka tentu harganya pasti naik. Permasalahannya adalah adakah
yang akan membelinya ? Ya tentu saja ada, tapi hanya segilintir. Sebagian besar masyarakat
di Asia masih hidup dalam kemiskinan, tidak seperti di Eropa sebagian besar masyarakatnya
yang hidup dalam kecukupan. Jadi jika tidak ingin barangmu cepat rusak, maka belilah
dengan modal yang cukup. China juga memiliki banyak produk berkualitas kok, contohnya :
 Elektronik : ( Huawei, XIAOMI, CHUWEI, SPLIT, Frank Wang )
 Mobil : ( Wuling dan DFSK )
 Sepatu : ( Newest China Trend Oxford Shoes )
b. Produk Cina melekat sebagai produk yang berkualitas rendah. Banyak kasus yang
mendukung anggapan miring tersebut. Dalam tulisan David Volodzko berjudul How 'Made
in China' Became a Stigma yang dimuat The Diplomat, ia memaparkan bagaimana produk
Cina awalnya selalu mendapat stigma buruk dari konsumen. Namun, Cina mulai
menjungkirbalikkan stigma tersebut sudah tak berlaku lagi untuk saat ini terutama untuk
produk ponsel pintar. Inovasi tentu menjadi kunci Cina dalam meraih kesuksesan saat ini.
Pada 2011, sekitar 70 persen penjualan ponsel pintar di pasar Cina dikuasai oleh Nokia,
Samsung, dan Apple. Namun berdasarkan laporan Statista, pada 2016 ponsel lokal Cina
seperti Huawei, OPPO, Vivo dan Xiomi menjadi ponsel paling laris mengalahkan Apple dan
Samsung. Kondisi itu terus berlanjut hingga 2017. Penjualan empat merek ponsel itu kian
meningkat dan berhasil menguasai 69 persen pasar ponsel pintar Cina pada kuartal II-2017.
Sedangkan Apple turun 0,3 persen dan Samsung terjun bebas dengan penurunan sebesar 4
persen dibandingkan kuartal yang sama di 2016. Secara Global, ponsel Cina memang belum
mampu mengalahkan Samsung dan Apple. Namun, tiga produk Cina yaitu Huawei, OPPO,
dan Vivo mulai menempel kedua produk internasional itu dengan berada tak tepat di posisi
ketiga, keempat dan kelima sebagai ponsel terlaris di dunia. Ada beberapa faktor mengapa
produk Cina dapat melawan stigma Made in China yang buruk. Di awal kemunculan, ponsel
Cina hanya menawarkan sebuah ponsel dengan konsep yang mirip bahkan dianggap meniru
konsep Samsung dan Apple. Begitu pun pada produk lainnya seperti fesyen yang meniru
desain Barat. Para vendor Cina mulai melakukan gebrakan dengan menghadirkan konsep
baru seperti OPPO dengan konsep roteting camera dengan lensa berlisensi Schneider
Kreuznach dan teknologi A.I Beauty Recognition untuk teknologi selfie. Menyediakan
produk canggih, mutakhir, berkualitas tinggi yang banyak dibutuhkan konsumen menjadi
landasan inovasi para vendor Cina saat ini. Inovasi dan perbaikan kualitas tak lepas dari
usaha Cina meningkatkan riset dan pengembangan di berbagai sektor termasuk pada
ponsel pintar. Menurut laporan Harvard Business Review, anggaran riset pemerintah juga
terus ditingkatkan dari 1,7 persen dari GDP di 2010 menjadi 2,5 persen dari GDP pada 2020.
Langkah ini juga membantu iklim inovasi bagi dunia usaha dalam berinovasi. Dalam laporan
McKinsey yang dikutip Forbes, sekitar 62 persen konsumen Cina kini mulai beralih ke merek
lokal dibandingkan merek impor bila memiliki kualitas serta harga yang sama.
3. Dari soal nomor 3 :
a. Segmentasi demografis produk otomotif ini cenderung menyasar para remaja dengan
tingkat ekonomi menengah karena harga jual yang terjangkau serta irit bahan bakar.
Segmentasi geografis produk ini ada di masyarakat perkotaan maupun perdesaaan yang
cenderung melintas di jalanan yang mudah, halus dan rata.Segmentasi psikografis produk
ini ditargetkan pada pengguna kendaraan roda 2 / 4 yang mengutamakan efisiensi, praktis,
nyaman dan tampilan yang trendy.
b. Segmentasi pasar adalah salah satu strategi dalam dunia bisnis dengan mengelompokkan
produk yang dimiliki sesuai dengan kesamaan, kemiripan, minat serta kebutuhan
pelanggan. Berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya pengelompokan pasar:
- Untuk memudahkan dalam membedakan pasar, dimana minat dan selera konsumen
sangat beragam dan akan terus berkembang. Dengan mengelompokkan konsumen
yang bersifat homogen, maka suatu bisnis akan lebih mudah dalam memahami
kebutuhan dan minat konsumen. Hasil akhirnya adalah suatu pasar akan lebih mudah
untuk dibedakan dengan kelompok pasar yang lainnya.
- Dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Dengan melakukan
market segmentation, maka suatu bisnis akan lebih mudah dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan segmentasinya.
- Strategi pemasaran menjadi lebih terarah, termasuk dalam menyusun bauran
pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Dengan adanya
pengelompokan pasar, maka suatu bisnis dapat mengarahkan dana dan usahanya ke
dalam market yang potensial dan lebih menguntungkan.
- Lebih mudah dalam mengenal kompetitor dengan segmen yang sama. Dengan begitu,
suatu bisnis dapat mempelajari dan meniru strategi pemasaran kompetitor sehingga
dapat merebut perhatian konsumen.
- Lebih mudah dalam mengevaluasi target dan rencana bisnis.
Contoh kasusnya adalah jika Anda memiliki perusahaan pakaian bayi. Segmentasi pasar
yang Anda pilih tentu saja para Ibu-Ibu. Kemudian segmentasi pasar tersebut dikerucutkan
lagi menjadi Ibu-Ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi. Segmentasi pasar tersebut bisa
dikerucutkan lagi dengan memilih Ibu-Ibu yang lebih suka berbelanja online atau tidak,
memiliki anak perempuan atau laki-laki, bahkan Ibu-ibu bekerja atau tidak. Pemilihan
segmentasi pasar ini menyesuaikan seperti apa produk yang dimiliki perusahaan.

4. Persamaan :
a. Keputusan pembelian. Kotler (2003), menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan
tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.
Sedangkan menurut Shiffman (2000), keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau
lebih alternatif, artinya bahwa seseoirang dapat membuat keputusan, bila tersedia
beberapa alternatif atau pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada
bagaimana proses dalam pengambilan keputusan itu sendiri. Proses pengambilan
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen melalui beberapa tahap, yaitu pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi
pembelian (Kotler, 2003). Tahapan pengenalan masalah, pada tahap ini konsumen
mengenali sebuah kebutuhan, keinginan, atau masalah.Kebutuhan pada dasarnya dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Perusahaan harus menentukan
kebutuhan, keinginan, atau masalah mana yang mendorong konsumen untuk memulai
proses membeli suatu produk
- Harga. Bagi konsumen, harga merupakan faktor yang menentukan dalam pengambilan
keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk. Konsumen menentukan
membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang
telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Konsumen yang beranggapan bahwa produk
tersebut mahal akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang. Keputusan
pembelian dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, di dalam hal ini penghasilan yang
tinggi biasanya akan diikuti dengan pembelian yang besar, sebaliknya penghasilan
konsumen yang rendah akan diikuti dengan jumlah pembelian atau pengeluaran yang
lebih kecil (Umar, 2000).
- Kualitas produk. Kualitas yang diukur secara tidak langsung oleh konsumen dengan
mempertimbangkan beberapa penilaian seperti citra, merek, dan iklan. Nama besar
sebuah merek atau perusahaan menjadi hal yang dapat meningkatkan persepsi kualitas
oleh konsumen. Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk
untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan, kekuatan,
kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri ciri lainnya (Kotler dan
Amstrong, 2012). Dimensi kualitas produk yang dijelaskan oleh Kotler dan Amstrong
(2012), merupakan aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas suatu produk dalam
memberi suatu manfaat atau nilai bagi pembeli dan akan menjadi sebuah daya tarik
dari sebuah produk itu sendiri. Apabila suatu produk dibuat sesuai dengan delapan
dimensi kualitas produk maka akan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli
(Kotler, 2012).
b. Perbedaan :
- Promosi. Promosi penjualan merupakan proses memberikan informasi, memberi
pengaruh, dan mengingatkan target pasar akan jasa atau produk agar bisa diterima dan
dibeli oleh pasar. Promosi merupakan salah satu dari strategi pemasaran. Sebagai
bagian dari strategi pemasaran, strategi promosi penjualan memiliki tiga sifat yaitu
komunikatif yang bertujuan memberi informasi dan menarik perhatian konsumen,
insentif yang bertujuan untuk mempengaruhi pelanggan dengan nilai dan keistimewaan
tertentu, dan mengundang agar pembelian terjadi saat atau setelah promosi dilakukan.
Strategi promosi penjualan memiliki klasifikasi dan dipisah menjadi 4 klasifikasi yaitu
sebagai berikut:
 Customer Promotion memiliki tujuan mengajak konsumen agar melakukan
pembelian produk atau jasa yang ditawarkan. Trade Promotion memiliki tujuan
untuk menitikberatkan distributor untuk menjualkan produk kembali perusahaan.
Sales-force Promotion merupakan langkah promo untuk memotivasi armada
penjual perusahaan agar penjualan meningkat. Business Promotion bertujuan
untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga interaksi dan komunikasi ke
pelanggan lama dan tetap agar penjualan lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai